bab ii tinjauan pustaka a. pengertian bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/bab ii.pdf · 2017....

25
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Menurut UU RI No.10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, sedangkan menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002: 68), bank adalah lembaga yang usaha pokoknya menghimpun dana dan meyalurkan kembali dana tersebut pada masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Secara spesifik, menurut Susilo (2006) fungsi bank dibagi menjadi: Agent of trust adalah dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpun dana maupun penyaluran dana. Yang kedua Agent of Development yakni dimana sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat meliputi sektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan dan saling berintegrasi. Sektor riil tidak tidak dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Yang ketiga Agent of Service , yakni penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat secara umum berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank

Menurut UU RI No.10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998

tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, sedangkan menurut Kuncoro dan

Suhardjono (2002: 68), bank adalah lembaga yang usaha pokoknya

menghimpun dana dan meyalurkan kembali dana tersebut pada masyarakat

dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas

pembayaran dan peredaran uang.

Secara spesifik, menurut Susilo (2006) fungsi bank dibagi menjadi:

Agent of trust adalah dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau

kepercayaan, baik dalam hal penghimpun dana maupun penyaluran dana.

Yang kedua Agent of Development yakni dimana sektor dalam kegiatan

perekonomian masyarakat meliputi sektor moneter dan sektor riil tidak

dapat dipisahkan dan saling berintegrasi. Sektor riil tidak tidak dapat

berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik.

Yang ketiga Agent of Service , yakni penawaran jasa perbankan yang lain

kepada masyarakat secara umum berupa jasa pengiriman uang, penitipan

barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

9

Berdasarkan UU Pokok Perbankan lama No.14 tahun 1967, yang

telah diperbaharui dengan UU Pokok Perbankan No. 7 tahun 1992, dan

telah direvisi dengan UU No.10 tahun 1998, bank dapat dikelompokkan

sebagai berikut, dilihat dari berbagai aspek (Latumaerissa, 2011):

1) Aspek Fungsi:

(1) Bank Sentral, adalah bank yang merupakan badan hukum milik

negara yang tugas pokoknya membantu pemerintah.

(2) Bank Umum, adalah bank yang sumber utama dananya berasal

dari simpanan pihak ketiga, serta pemberian kredit jangka pendek

dalam penyaluran dana.

(3) Bank Pembangunan, adalah bank yang dalam pengumpulan

dananya berasal dari penerimaan simpanan deposito serta

commercial paper.

(4) Bank Desa, adalah kantor bank di suatu desa yang tugas

utamanya adalah melaksanakan fungsi perkreditan dan

penghimpunan dana dalam rangka program pemerintah

memajukan pembangunan desa.

(5) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), adalah kantor bank di kota

kecamatan yang merupakan unsur penghimpun dana masyarakat

maupun menyalurkan dananya di sektor pertanian dan pedesaan.

2) Status Kepemilikan:

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

10

(1) Bank Milik Negara, adalah bank yang seluruh modalnya

berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dan pendiriannya

di bawah UU tersendiri.

(2) Bank Milik Swasta Nasional, adalah bank milik swasta yang

didirikan dalam bentuk hukum perseroan terbatas, dimana

seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI dan/atau badan-badan

hukum di Indonesia.

(3) Bank Swasta Asing, adalah bank yang didirikan dalam bentuk

cabang bank yang sudah ada di luar negeri atau dalam bentuk

campuran antara bank asing dan bank nasional yang ada di

Indonesia.

(4) Bank Pembangunan Daerah, adalah bank yang pendiriannya

berdasarkan peraturan daerah propinsi dan sebagian besar

sahamnya dimiliki oleh pemerintah kota dan pemerintah

kabupaten, di wilayah yang bersangkutan dan modalnya

merupakan harta kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan.

(5) Bank Campuran, adalah bank yang sebagian besar sahamnya

dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.

3) Kegiatan Operasional:

(1) Bank Devisa, adalah bank yang mempunyai hak dan wewenang

yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk melaksanakan

transaksi valuta asing dan lau-lintas devisa serta hubungan

koresponden dengan bank asing di luar negeri.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

11

(2) Bank Nondevisa, adalah bank yang dalam operasionalnya

hanya melaksanakan transaksi di dalam negeri, tidak

melakukan hubungan dengan bank asing di luar negeri.

4) Dilihat dari Aspek Cara menentukan Harga (Kasmir, 2002):

(1) Bank Konvensional

Dalam operasinya, jenis bank ini menggunakan dua metode:

1.Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk

simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian

pula untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan

berdasarkan tingkat bunga tertentu. Penetuan harga ini

dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku bunga

simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman maka

dikenal dengan nama negative spreed. Hal ini telah terjadi di

akhir tahun 1998 dan sepanjang tahun 1999.

2.Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank menggunakan atau

menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau presentase

tertentu. Sisitem penetapan biaya ini disebut fee based.

(2) Bank Syariah

Bank Syariah (bank bagi hasil) merupakan bank yang

beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Dalam

operasinya, baik dalam kegiatan penghimpunan dana dari

masyarakat maupun dalam penyaluran dana kepada masyarakat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

12

bank syariah menetapkan harga produk yang ditawarkan

berdasarkan prinsip jual beli dan bagi hasil.

B. Resiko dalam usaha perbankan

Risiko-risiko usaha bank menurut Latumaerissa (2011) antara lain:

1) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko bank yang timbul karena bank

tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendek pada masyarakat

saat dibutuhkan, yang disebabkan karena bank kekurangan likuiditas.

Likuiditas merupakan unsur penting bagi bank karena dengan

likuiditas yang cukup maka bank akan mampu untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek dari setiap nasabah, sehingga akan

menambah kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan bank

dalam menjamin dana masyarakat yang dititipkan ke bank.

2) Risiko Tingkat Bunga

Risiko tingkat bunga adalah risiko yang timbul akibat

perubahan tingkat bunga, sebagai akibat dari mismatch position yang

dilakukan oleh bank. Disamping itu juga bisa desebabkan oleh

perbedaan bunga antara Resource of Fund dan Uses of Funds.

3) Risiko Kredit

Risiko kredit (credit risk) adalah risiko yang timbul karena

debitur tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjam dan bunga

yang harus dibayar kepada bank. Risiko ini tentu harus diantisipasi

oleh bank melalui suatu proses penilaian serta analisis kredit yang

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

13

benar dan tepat yang disesuaikan dengan prudential banking legal

lending limit.

4) Risiko Manajemen

Risiko Manajemen adalah risiko yang ditimbulkan oleh

internal bank yang bersangkutan, yang disebabkan oleh

mismanagement dan faktor mentalitas pegawai bank. Risiko ini

sangat penting untuk diperhatikan sebuah bank, karena jika lengah

maka terjadinya kerjasama antar nasabah dengan pegawai bank

untuk membobol bank melalui bentuk-bentuk transaksi fiktif

mungkin saja terjadi.

5) Risiko Investasi

Risiko investasi adalah risiko yang timbul karena bank

mengalami kerugian berupa penurunan nilai surat berharga yang

dimiliki seperti saham dan obligasi. Hal ini sering terjadi dimana

bank-bank yang memiliki kelebihan likuiditas seringkali

mengalokasikan dana yang diterima dari pihak ketiga untuk kegiatan

investasi serat berharga di pasar modal atau pasar uang.

6) Risiko Operasi

Risiko operasi yang dihadapi oleh bank berkaitan dengan

masalah penghimpunan dan penggunaan dana seperti perubahan

dalam komposisi biaya operasional dan lain sebagainya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

14

7) Risiko Fidusia

Risiko fidusia yang timbul karena bank memberikan jasa

perwaliamanatan sehingga menimbulkan kerugian bagi nasabah

karena ketidakjujuran atau adanya unsur penipuan.

8) Risiko Keamanan

Risiko keamanan yang timbul akibat ketidakstabilan politik

dan keamanan.

9) Risiko Pendapatan

Risiko pendapatan adalah risiko yang timbul akibat gagalnya

penyaluran kredit bank. Pendapatan bank diperoleh dari pendapatan

bunga pinjaman dan pendapatan selain bunga.

10) Risko Pasar

Risiko pasar adalah risiko yang timbul akibat perubahan

tingkat bunga pasar, tingkat kurs valuta asing, tingkat inflasi, dan

sebagainya. Likuidasi atau bangkrutnya suatu bank yang besar dapat

menyebabkan bangkrutnya bank yang lain (efek domino) – sebagai

akibat penarikan dan secara tiba-tiba. Setiap saat bank harus

mengevaluasi perkembangan tingkat suku bunga pasar untuk

menetapkan tingkat suku bunga simpanan dan kredit. Bank harus

melakukan evaluasi secara berkala terhadap kualitas portofolio aset

produktifnya dengan kurs terakhir, termasuk transaksi derivatifnya.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

15

C. Kinerja Bank

Menurut Setyowati dan Hartono dalam Ikatan Akuntansi Indonesia

(1996), kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan

mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja

keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk

memprediksi posisi keuangan dan kinerja keuangann di masa depan dan

hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran

deviden, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap

perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari

kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber

dayanya. Selain itu, tujuan pokok kinerja adalah untuk memotivasi

karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematui standar

perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan

dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan

manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran

(Setyowati dan Hartono, 2008).

Penilaian terhadap kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan

dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan

keuangan yang berupa neraca dan laba rugi dapat menggambarkan posisi

keuangan perusahaan yang bersangkutan (Kuncoro dan Suhardjono, 2002)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

16

D. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai

pihak (stakeHolders) seperti investor, kreditur, analisis, konsultan keuangan,

pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa

neraca dan laporan laba rugi suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan

akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau

prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu.

Keadaan inilah yang akan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan.

Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank memiliki beberapa tujuan,

yaitu:

1. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama

kondisi likuiditas, kecukupan modal, dan profitabilitas yang dicapai

dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

2. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua aset

yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

E. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan media yang dapat dipakai untuk

meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri atas neraca, perhitungan

laba rugi, ikhtisar laba yang ditahan dan dilaporkan dan di laporan posisi

keuangan. Laporan keuangan pada prinsipnya merupakan salah satu

pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

kepadanya. Laporan keuangan adalah produk atau hasil akhir dari suatu

proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi

bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

17

keputusan. Dengan demikian, laporan keuangan dapat dijadikan sebagai

sumber informasi utama oleh berbagai pihak untuk menilai kinerja

manajemen sekaligus kinerja ekonomi perusahaan. Evaluasi terhadap laporan

keuangan dilakukan oleh para pemakainya untuk pengambilan keputusan

sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing. Di samping sebagai

informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban dan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya

(Sawir, 2005:02). Menurut Sofyan Harahap, laporan keuangan adalah media

informasi yang mencakup semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini

disajikan dengan benar maka informasi tersebut sangat berguna bagi siapa

saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan

tersebut. Laporan keuangan yang umum dikenal yaitu :

a. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada

satu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang, dan

modal pada tanggal tertentu. Harta (aset) yang disebut juga aktiva adalah

merupakan harta produktif yang dikelola dalam perusahaan tersebut, dan

aset ini diperoleh dari sumber utang atau modal. Sumber pendanaan aset

adalah utang jangka panjang, jangka pendek, atau berasal dari modal

pemilik.

b. Perhitungan laba-rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan

laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba rugi

menggambarkan hasil yang diterima selama satu periode tertentu serta

biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

18

dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Jika hasil lebih besar dari

biaya berarti laba, sebaliknya jika hasil lebih kecil dari biaya berarti rugi.

c. Laporan sumber dan penggunaan dana. Di sini dimuat sumber dana dan

pengeluaran perusahaan selama satu periode

d. Laporan arus kas Di sini disajikan informasi tentang dari mana sumber

kas diperoleh dan untuk ke mana kas dipergunakan. Disamping itu, ada

lagi laporan tambahan (supporting statement) seperti harga pokok

produksi, laporan perubahan modal, laporan laba ditahan. Kemudian

dilengkapi lagi dengan catatan dan penjelasan laporan keuangan yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan utama

(Harahap, 2002). Perkembangan suatu perusahaan sangat perlu untuk

megetahui kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan yang terdiri

atas neraca, laporan perhitungan laba rugi, serta laporan-laporan keuangan

lainnya. Dengan mengadakan analisis laporan keuangan terhadap pos-pos

neraca akan dapat diketahui atau diperoleh gambaran kinerja posisi

keuangannya, sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi, labanya akan

memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha

perusahaan yang bersangkutan.

F. Metode Camels

Bank Indonesia dalam menilai tingkat kesehatan suatu bank pada

dasarnya menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang

berpengaruh terhadap kondisi suatu bank. Metode atau cara penilaian

tingkat kesehatan bank tersebut dikenal dengan metode CAMELS (untuk

saat ini yang diberlakukan di Indonesia menurut Peraturan Gubernur Bank

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

19

Indonesia Nomor 6/10/2004 Tahun 2004). CAMELS merupakan aspek

yang banyak berpengaruh terhadap kondisi suatu bank, yang

mempengaruhi pula kesehatan bank. Setelah dilakukan pengukuran dengan

cara CAMELS, dilanjutkan dengan penilaian tingkat kepatuhan bank pada

beberapa ketentuan khusus. Metode CAMELS berisikan langkah-langkah

yang dinilai dengan menghitung besarnya masing-masing rasio pada

komponen-komponen. Metode CAMELS mencakup kompomen-

komponen sebagai berikut (Rivai, dkk, 2013):

1) Permodalan (Capital)

Merupakan kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan

bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan

manajemen bank dalam mengindentifikasi, mengukur, mengawasi, dan

mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap

bsesarnya modal bank. Perhitungan capital adequacy ini didasarkan

atas prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus

disediakan jumlah modal sebesar presentase tertentu (risk margin)

terhadap jumlah penanamannya (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

Dalam penelitian ini permodalan (capital) sesuai dengan Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP/2004 Perihal Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum diproksikan dengan

menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). Semakin rendah nilai

CAR maka keadaan bank tersebut semakin tidak baik. Matriks kriteria

peringkat komponen Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah :

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

20

Tabel 2.1:

Matriks Kriteria Peringkat Komponen Capital Adequacy Ratio

(CAR)

Peringkat Rasio

1 CAR ≥ 12%

2 9% ≤ CAR ≤ 12%

3 8% ≤ CAR ≤ 9%

4 6% ≤ CAR ≤ 8%

5 CAR ≤ 6%

(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)

2) Kualitas Asset (Asset Quality)

Kualitas aset produktif menunjukkan kualitas aset

sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat

pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang

berbeda. Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai

kualitasnya dengan menentukan tingkat kolektibilitasnya., yaitu

apakah Lancar, Kurang Lancar, Diragukan atau Macet. Pembedaan

tingkat kolektibilitas tersebut diperlukan untuk mengetahui besarnya

cadangan minimum penghapusan aktiva produktif yang harus

disediakan oleh bank untuk menutup risiko kemungkinan kerugian

yang terjadi (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

21

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

6/23/DPNP/2004 Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum, Asset Quality diproksikan dengan menggunakan Non

Performing Loan Ratio (NPL). Rasio ini mengindikasikan bahwa

semakin besar rasio NPL, menunjukkan semakin menurun kualitas

aktiva produktif. Matriks kriteria penetapan peringkat komponen

NPL adalah:

Tabel 2.2:

Matriks Kriteria Peringkat Komponen NPL (Non Performing

Loan Ratio)

Peringkat Rasio

1 NPL ≤ 2%

2 2% ≤ NPL ≤ 5%

3 5% ≤ NPL ≤ 8%

4 8% ≤ NPL ≤ 11%

5 NPL ≤ 11%

(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)

3) Manajemen (Management)

Kualitas Manajemen menunjukkan kemampuan manajemen

bank untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol

risiko-risiko yang timbul melalui kebijakan-kebijakan dan strategi

bisnisnya untuk mencapai target (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

22

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

6/23/DPNP/2004 dalam melakukan penilaian pendekatan kuantitatif

dan kualitatif faktor manajemen (management) antara lain dilakukan

melalui penilaian terhadap komponen - komponen sebagai berikut :

(1) Manajemen umum;

(2) Penerapan sistem manajemen risiko; dan

(3) Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta

komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.

4) Rentabilitas (Earning)

Pada aspek rentabilitas ini yang dilihat adalah kemampuan

bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai.

Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang

terus meningkat (Martono, 2002).

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

6/23/DPNP/2004 Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum, rentabilitas diproksikan dengan menggunakan Return On

Assets Ratio (ROA) dan Return On Equity Ratio (ROE). Semakin

besar ROA dan ROE, semakin meningkatnya rentabilitas bank maka

semakin sehat bank tersebut. Matriks kriteria penetapan peringkat

komponen Return On Assets Ratio (ROA) dan Return On Equity

Ratio (ROE) adalah:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

23

Tabel 2.3:

Matriks Kriteria Peringkat Komponen Return On Assets Ratio

(ROA)

Peringkat Rasio

1 ROA ≤ 1,5%

2 1,25% ≤ ROA ≤ 1,5%

3 0,5% ≤ ROA ≤ 1,25%

4 0 % ≤ ROA ≤ 0,5%

5 ROA ≤ 0%

(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)

Tabel 2.4:

Matriks Kriteria Peringkat Komponen Return On Equity Ratio

(ROE)

Peringkat Rasio

1 ROE ˃ 15%

2 12,5% ˂ ROE ≤ 15%

3 5% ˂ ROE ≤ 12,5%

4 0 % ˂ ROE ≤ 5%

5 ROE ≤ 0%

(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

24

5) Likuiditas (Liquidity)

Likuiditas menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana

bank pada saat ini dan masa yang akan datang. Pengaturan likuiditas

bank terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi

kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar (Kuncoro dan

Suhardjono, 2002). Selain itu, menurut Martono (2002), penilaian

likuiditas didasarkan atas kemampuan bank dalam membayar semua

hutang-hutangnya terutama simpanan, tabungan, giro dan deposito

pada saat ditagih dan dapat memenuhi semua permohonan kredit

yang layak untuk disetujui.

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

6/23/DPNP/2004 Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum, likuiditas diproksikan dengan menggunakan Loan to Deposit

Ratio (LDR). Semakin tinggi LDR, semakin rendahnya kemampuan

likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank

dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Matriks kriteria

penetapan peringkat komponen Loan To Deposit Ratio (LDR)

adalah:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

25

Tabel 2.5:

Matriks Kriteria Peringkat Komponen Loan To Deposit Ratio

(LDR)

Peringkat Rasio

1 50% < LDR ≤ 75%

2 75% < LDR ≤ 85%

3 85% < LDR ≤ 100% atau LDR ≤ 50%

4 100% < LDR ≤ 120%

5 LDR > 120%

(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)

6) Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk.

Penilaian sensitivitas atas risiko pasar digunkan untuk

menganalisis kemampuan bank dalam mengantisipasi perubahan

risiko pasar yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar. Penilaian

sensitivitas atas risiko pasar dilakukan dengan menilai besarnya

kelebihan modal yang digunakan untuk menutup risiko bank

dibandingkan dengan besarnya risiko kerugian yang timbul dari

pengaruh perubahan risiko pasar (Kusumo, 2008).

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

6/23/DPNP/2004 dalam melakukan penilaian pendekatan kuantitatif

dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to

market risk) antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap

komponen - komponen sebagai berikut:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

26

(1) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi

suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat

fluktuasi (adverse movement) suku bunga;

(2) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi

nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat

fluktuasi (adverse movement) nilai tukar; dan Kecukupan

penerapan sistem manajemen risiko pasar.

G. Peringkat Komposit

Peringkat komposit (composit rating) adalah peringkat akhir hasil

penilaian tingkat kesehatan bank. Penentuan peringkat komposit ini

dilakukan dengan menetapkan peringkat setiap komponen berdasarkan

perhitungan dan analisis yang dilakukan dengan mempertimbangkan

indikator pendukung dan atau pembanding yang relevan. (Siamat, 2005).

Kemudian berdasarkan hasil penetapan peringkat setiap faktor ditetapkan

peringkat komposit (composit rating). Peringkat komposit (composit

rating) berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004

ditetapkan sebagai berikut:

1) Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan bahwa bank tergolong

sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi

perekonomian dan industri keuangan.

2) Peringkat Komposit 2 (PK-2), mencerminkan bahwa bank tergolong

baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

27

dan industri keuangan, namun bank masih memiliki kelemahan-

kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin.

3) Peringkat Komposit 3 (PK-3), mencerminkan bank tergolong cukup

baik, namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan

peringkat kompositnya memburuk, yang dpaat terjadi apabila bank

tidak segera melakukan tindakan korektif.

4) Peringkat Komposit 4 (PK-4), mencerminkan bahwa bank tergolong

kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi

perekonomian dan industri keuangan; atau bank memiliki kelemahan

keuangan yang serius; atau kombinasi dari beberapa faktor yang

tidak memuaskan. Apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang

efektif, baik berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan

kelangsungan usahanya.

5) Peringkat Komposit 5 (PK-5), mencerminkan bahwa bank tergolong

tidak baik dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi

perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang

membahayakan kelangsungan usahanya.

H. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional

Perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah

diantaranya, bank syariah hanya melakukan investasi yang halal saja,

sedangkan bank konvensional melakukan investasi yang halal dan haram.

Bank syariah berlandaskan pada prinsip bagi hasil, sedangkan bank

konvensional memakai perangkat bunga. Bank syariah berorientasi pada

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

28

profit dan falah (kebahagiaan dunia dan akhirat), sedangkan bank

konvensional hanya profit oriented. Selain itu, dalam bank syariah

hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan, sedangkan bank

konvensional hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditur dan debitur

(Antonio, 2001).

Dalam system pembagian hasil dan bunga: 1. Penentuan bunga

dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung, 2. Besarnya

persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan, 3.

Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan

apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi, 4.

Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan

berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”, 5. Eksistensi bunga

diragukan (kalau tidak dikecam) oleh beberapa kalangan.Sedangkan

sistem bagi hasil: 1. Penentuan besarnya rasio/ nisbah bagi hasil dibuat

pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi, 2.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang

diperoleh, 3. tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila

usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak,

4. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah

pendapatan, 5. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.

I. Penelitian Terdahulu

Adapun Penelitian Terdahulu dapat dijabarkan sebagai berikut :

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

29

1. Rubitoh (2013) melakukan penelitian tentang Perbandingan kinerja

keuangan PT. Bank Muammalat, Tbk dan bank konvensional, Hasil

dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara umum kinerja

keuangan bank syariah lebih baik, walaupun ada juga kinerja bank syariah

dibawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah

mencapai 53 persen,sedang bank konvensional

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2012), yang bertujuan untuk

melakukan perbandingan kinerja keuangan Bank Umum Syariah

dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia pada periode 2006-

2010 dengan menggunakan rasio keuangan, terdiri dari CAR, LDR,

NPL, BOPO, dan ROA. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan untuk masing-masing rasio keuangan antara Bank

Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia. Bank

Umum Syariah lebih baik kinerjanya dari segi rasio LDR dan ROA,

sedangkan Bank Umum Konvensional lebih baik kinerjanya dari segi

rasio CAR, NPL, dan BOPO.

3. Kiki Maharani (2010) tentang perbedaan kinerja keuangan bank

konvensional dan bank syariah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara bank yang sehat (berkinerja

baik) dengan bank yang tidak sehat (berkinerja tidak baik) terutama

variabel ROA yang menghasilkan nilai F terbesar 60,314 dan nilai

Wilk’s Lambda terkecil 0,142 serta memiliki tingkat signifikansi < dari

5% dan LDR yang menghasilkan nilai F terkecil 11,930 dan nilai

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

30

Wilk’s Lamda terbesar 0,456 serta memiliki nilai tingkat signifikansi

<5%. Tingkat ketepatan yang dihasilkan oleh persamaan diskriminan

dalam melihat bank sehat (berkinerja baik) atau tidak (berkinerja tidak

baik) sebesar 100%, dan kinerja keuangan Perbankan syariah berbeda

(tidak sama) dengan kinerja keuangan perbankan konvensional.

J. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang

dibedakan berdasarkan cara penentuan harga:

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional.

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kedua jenis bank tersebut

tentunya memiliki laporan keuangan masing-masing. Dari laporan

keuangan tersebut maka dapat dilakukan analisis laporan keuangan

dengan menggunakan rasio keuangan (CAR, NPL, ROA, BOPO, dan

LDR). Setelah analisis dilakukan maka akan dapat diketahui kinerja

keuangan bank tersebut. Berikut digambarkan secara skematis kerangka

pikir penelitian.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

31

K. Hipotesis

Dari Rumusan masalah dan kerangka teori diatas didapat hipotesis sebagai

berikut.

H1 : Ada perbedaan nilai CAR yang signifikan antara PT. Bank Rakyat

Indonesia dengan PT. Bank Muammalat, Tbk.

H2 : Ada perbedaan nilai NPL yang signifikan antara PT. Bank Rakyat

Indonesia dengan PT. Bank Muammalat, Tbk.

H3 : Ada perbedaan nilai ROA yang signifikan antara PT. Bank Rakyat

Indonesia dengan PT. Bank Muammalat, Tbk.

H4 : Ada perbedaan nilai ROE yang signifikan antara PT. Bank Rakyat

Indonesia dengan PT. Bank Muammalat, Tbk.

Bank Rakyat

Indonesia

Bank

Muammalat

LaporanKeuangan

Aspek

Permodalan:

CAR

Aspek KAP:

NPL

Aspek

Rentabilitas:

ROA dan

ROE

1.

Aspek

Likuiditas:

LDR

Kinerja Keuangan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/310/3/BAB II.pdf · 2017. 8. 15. · koresponden dengan bank asing di luar negeri. 11 (2) Bank Nondevisa,

32

H5 : Ada perbedaan nilai LDR yang signifikan antara PT. PT. Bank

Rakyat Indonesia dengan PT. Bank Muammalat, Tbk.