bab ii tinjauan pustaka a. pengertian sistemeprints.unpam.ac.id/546/3/ta. akuntansi d3. bab...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi (2001:1), menyatakan bahwa sistem pada dasarnya
adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya
yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem berasal dari bahasa yunani “system” yang artinya adalah
himpunan bagian yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai
suatu tujuan.
Menurut Widjajanto (2001:1), Sistem adalah sesuatu yang memiliki
bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan Sistem adalah sesuatu yang saling berinteraksi
atau berhubungan erat satu dengan yang lainnya yang berfungsi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
B. Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem Akuntansi (accounting sytem) adalah organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan.
8
9
Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi
pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku
pembantu, serta laporan. Berikut ini di uraikan lebih lanjut pengertian masing-
masing unsur sistem akuntansi tersebut menurut Mulyadi (2000:3-5)
1. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadi
transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan
formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam
(didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut
dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat
peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan formulir
ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya
sebagai dasar pencatatan dalam catatan.
Contoh : faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek.
2. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data
lainnya. Seperti telah disebutkan diatas, sumber informasi pencatatan
dalam jurnal ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data keuangan untuk
pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai
dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam
jurnal ini pula terdapat kegiatan peringkasan data yang hasil
10
peringkasannya (berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian
diposting kerekening yang bersangkutan dalam buku besar.
3. Buku Besar
Buku Besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang
digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya
dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai
dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan
keuangan. Rekening buku besar ini disatu pihak dapat dipandang sebagai
wadah untuk menggolongkan data keuangan, dipihak lain dapat dipandang
pula sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan
keuangan.
4. Buku Pembantu
Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan
rinciannya lebih lanjut dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger).
Buku Pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci
data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.
Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir (books
of final entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah
data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan
buku pembantu. Buku besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan
akuntansi akhir juga karena setelah data akuntansi keuangan dicatat dalam
buku-buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan
keuangan, bukan pencatatan lagi ke dalam catatan akuntansi.
11
5. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa
neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan
harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok
penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar
saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang
merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak
computer dan tayangan pada layar monitor kumputer.
C. Pengertian Kas
Menurut Munawir (2000:157), Kas adalah uang tunai yang dapat
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan uang tunai yang dimiliki
perusahaan tetapi sudah di tentukan penggunaannya (misalnya, uang kas yang
disisihkan untuk tujuan pelunasan obligasi, pembelian aktiva tetap untuk
tujuan-tujuan lain) dapat dimasukan. Kas adalah seluruh bentuk uang baik
dalam bentuk tunai atau bentuk lainnya (simpanan di bank atau kertas
berharga) yang segera dapat diuangkan apabila perusahaan membutuhkan dan
diterima sebagai alat pembayaran atau alat tukar oleh semua pihak termasuk
bank.
Menurut Kusnadi (2000:60), Kas merupakan suatu alat pembayaran
yang mudah dipindah tangankan antara pihak yang melakukan transaksi
dengan yang menerima transaksi. Dalam hal ini kas sendiri mempunyai
12
kegunaan yang universal yaitu merupakan kertas kecil yang mempunyai nilai
yang cukup tinggi.
Sedangkan menurut Soemarso (2004:296), Kas dari sudut pandang
akuntansi adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang
dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban
pada nilai nominalnya.
Berdasarkan dari 3 (tiga) definisi kas diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan Kas adalah segala sesuatu baik yang berbentuk
uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat
pelunasan kewajiban pada nilai nominal tertentu yang dimiliki perusahaan
tetapi sudah ditentukan penggunaannya.
D. Golongan Kas
1. Menurut Robert Libby (2007:297), maka yang dapat digolongkan sebagai
kas apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Merupakan alat pembayaran yang sah
b. Dapat digunakan setiap saat
c. Termasuk aktiva lancar yang sifatnya sering berubah
2. Menurut Robert Libby (2007:297), elemen yang termasuk kas meliputi :
a. Uang Logam
Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan
perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien.
b. Uang Kertas
13
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan
cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang
dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang
terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang
kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai
tukar. Ada 2 (dua) macam uang kertas :
1) Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah
dengan jumlah yang terbatas dan ditandatangani menteri keuangan.
2) Uang kertas Bank yaitu uang yang di keluarkan oleh bank sentral.
c. Simpanan Giro
Simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran
lainnya atau dengan pemindah bukuan.
d. Traveller Checks
Cek yang dikeluarkan untuk kepentingan turis (traveler) guna
membayar pengeluaran.
e. Chasiers Checks
Sebuah cek kasir (kasir cek, cek bank, cek resmi, demand draft, cek
kasir, bank draft atau cek bendahara) adalah pemeriksaan dijamin oleh
bank. Mereka diperlakukan sebagai dana dijamin dan biasanya
14
dibersihkan pada hari berikutnya. Ini adalah hak pelanggan untuk
meminta "hari berikutnya ketersediaan" ketika menyerahkan cek kasir
secara pribadi. Sebagian besar bank tidak jelas mereka langsung.
Namun, bank diijinkan untuk mengambil kembali uang dari
"membersihkan" cek satu atau dua minggu kemudian jika pengolahan
selanjutnya menemukan itu menjadi penipuan. Karena pelanggan
percaya bahwa cek telah ditemukan valid dan telah dikonversi menjadi
kas di tangan, pelanggan mudah ditipu oleh skema yang meminta
mereka untuk berpisah dengan barang atau sebagian dari uang itu jika
dibersihkan pada waktu yang tepat.
f. Bank Draft
Rancangan bank tradisional cek digambar pada dana bank, seperti cek
kasir. Ketika membayar tagihan, draft bank jangka kadang-kadang
digunakan untuk merujuk kepada transfer otomatis dari rekening bank
anda ke operator selular anda.
g. Money Order
Keuangan instrumen, yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga lain,
yang memungkinkan individu bernama pada perintah untuk menerima
sejumlah tertentu uang tunai pada permintaan. Sering digunakan oleh
orang-orang yang tidak memiliki rekening giro. Salah satu manfaat
utama dari tatanan uang adalah bahwa ia lebih dipercaya dari cek
pribadi, karena prabayar. Wesel dapat diperoleh di banyak lokasi,
15
termasuk kantor pos, toko kelontong, atau bank, dan mungkin
memerlukan biaya yang kecil.
E. Pengertian Sistem Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2001:500), Sistem akuntansi penerimaan kas adalah
suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari
penjualan tunai atau piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan
umum perusahaan.
Dalam buku analisa laporan keuangan Munawir (2007:159), sumber
penerimaan kas dalam suatu perusahaan dapat berasal :
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud
maupun tidak berwujud (intangible asset).
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal
oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang jangka pendek (wesel) maupun hutang
jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik atau hutang jangka panjang
lainnya) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dalam penerimaan kas.
4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancer selain kas yang
diimbangi dengan adanya penerimaan kas, misalnya berkurangnya
persediaan dengan adanya penjualan secara tunai dan sebagainya.
5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya,
sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan
pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
16
F. Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan
pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang
diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh
perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi
penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Menurut Mulyadi (2001 :
462) Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan
kas dari penjualan tunai mengharuskan :
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam
jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk
melakukan Internal checks.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui kartu kredit, yang
melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi
penerimaan kas.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi dua
prosedur berikut ini :
1. Penerimaan Kas dari Over The Counter Sale
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan
pemilihan barang atau produk yang akan di beli, melakukan pembayaran
ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam over the
counter sale ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal
check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card
sebelum barang di serahkan kepada pembeli. Menurut Mulyadi (2001:456)
17
Penerimaan kas dari over the counter sales dilaksanakan oleh produk
berikut ini :
a. Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di
bagian penjualan.
b. Bagian kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa
uang tunai, cek pribadi (personal check), atau kartu kredit.
c. Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk
menyerahkan barang kepada pembeli.
d. Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
e. Bagian kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.
f. Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal
penjualan.
g. Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam
jurnal penerimaan kas.
Jika kas yang diterima berupa cek pribadi, bank penjual (bank yang
penjual memiliki rekening giro di dalamnya) kemudian akan mengurus check
clearing tersebut kepada bank pembeli (bank yang pembeli memiliki rekening
giro didalamnya). Jika kas yang diterima berupa kartu kredit, bank penjual
yang merupakan penerbit kartu kredit langsung menambah saldo rekening giro
penjual setelah di kurangi dengan credit card fee (yang berkisar 2,5 % sampai
dengan 4%). Bank penerbit kartu kredit inilah yang secara periodik melakukan
penagihan kepada pemegang kartu kredit.
18
Menurut (Mulyadi, 2001:457), Prosedur Over the Counter Sales, yaitu :
Pembeli memesan barang
( 1 )
( 2 )
( 3 ) ( 4 )
( 5)
( 6 )
( 7 )
Sumber : mulyadi, 2001:457
Gambar 2.1
Prosedur Over the Counter Sales
Bagian Penjualan
Bagian penerimaan
barang
Pembeli
Bank
Bagian kasa
Bagian akuntansi
19
Bagian jurnal melakukan pencatatan transaksi Over The Counter Sales
sebanyak dua kali, yaitu :
1. Berdasarkan faktur penjualan tunai yang dilampiri pita register kas, bagian
jurnal mencatat transaksi Over The Counter Sales kedalam jurnal
penjualan dengan jurnal sebagai berikut :
Penjualan Tunai xx
Pendapatan Penjualan xx
2. Berdasarkan Bukti Setor Bank yang diterima dari bagian kasa, bagian
jurnal mencatat penerimaan kas dari Over The Counter Sales didalam
jurnal penerimaan kas dengan jurnal sebagai berikut :
Kas xx
Penjualan Tunai xx
Penggunaan rekening performa penjualan tunai dilakukan karena Over The
Counter Sales dicatat dalam dua jurnal khusus :
a. Jurnal penjualan
b. Jurnal penerimaan kas
Pengunaan rekening performa ini untuk menghindari pencatatan ganda.
Menurut (Mulyadi 2001:476), Sistem Penerimaan Kas dari Over the Counter Sales , yaitu :
20
Bagian Order Penjualan Bagiankasa
Sumber : Mulyadi, 2001:476
Gambar 2.2
Sistem Penerimaan Kas dari Over the Counter Sales
Mulai
Menerima order
pembelian
Mengisi faktur penj
tunai
FPT
1
1
FPT
Menerima uang dari pembeli
Mengoperasikan register
PRK
1 FPT
3
2
1
N
Mengisi bukti setor bank
Bukti setor bank 1
Menyetor kas ke bank
Bukti setor bank 1
5
6
21
Menurut (Mulyadi 2001 : 476 ), Sistem Penerimaan Kas dari Over the Counter
Sales, yaitu :
Bagian Gudang Bagian Penerimaan Sumber : Mulyadi, 2001:476
Gambar 2.3
Sistem Penerimaan Kas dari Over the Counter Sales
2
Kartu gudang
Menyerahka
n barang
FPT 2
Bersama barang
PRK
FPT 1
FPT 2
FPT 2
Membandinkan FPT 1b, 1 dan 2
Menyerahkan
barang kepada
2 FPT 1
PRK
4
6
Bersama barang sebagai
slip
22
Menurut (Mulyadi 2001 : 477 ), Sistem Penerimaan Kasdari Over the Counter
Sales , yaitu :
Bagian Jurnal Bagan Kartu Persediaan
Sumber : Mulyadi, 2001:477
Gambar 2.4
Sistem Penerimaan Kas dari Over The Counter Sales
Jurnal penjualan
6 4 8 7
PRK FPT 1
Kartu Persediaan
N
Membuat Rekapitulasi
HPP
RHPP
Membuat bukti
memorial
RHPP Bukti
memorial
8
PRK FPT 1
Bukti setor bank
Jurnal Penerimaan
RHPP FPT 1
Jurnal umum
N
Selesai
T 7
23
2. Penerimaan Kas dari COD Sale
Cash on delivery sale (COD sale) adalah transaksi penjualan yang
melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri
dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan.
COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan
untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan
penerimaan kas bagi perusahaan penjual.
COD sales melalui pos belum merupakan sistem penjualan yang umum
berlaku di indonesia. COD sales melalui pos di laksanakan dengan
prosedur berikut ini Mulyadi (2001:456) :
a. Pembeli memesan barang lewat surat yang di kirim melalui kantor pos.
b. Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim dengan cara
mengisi formulir COD sales di kantor.
c. Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales sesuai
dengan instruksi penjual kepada kantor pos penerima.
d. Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD
sales, memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman
barang COD sales.
e. Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan
melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalm formulir COD
sales. Kantor pos penerima menyerahkan barang kepada pembeli,
dengan diterimanya kas dari pembeli.
24
f. Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD
sales telah dilaksanakan.
g. Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD sales telah
selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang
diterima dari pembeli.
Jika lokasi pembeli berada di kota yang sama dengan lokasi perusahaan,
penyerahaan barang biasanya dilaksanakan sendiri oleh fungsi pengiriman
perusahaan. pencatatan COD sales dilakukan dalam 2 jurnal sebagai berikut :
Jurnal Penjualan :
Pada saat barang dikirim, Bagian jurnal membuat jurnal sebagai
berikut:
Penjualan Tunai xx
Pendapatan penjualan COD sales xx
PPN Keluaran* xx
Jurnal Penerimaan Kas :
Pada saat kas diterima oleh Bagian Kasa. Bagian Jurnal membuat jurnal
dalam jurnal kas sebagai berikut :
Kas xx
Penjualan Tunai xx
Jika COD sales dilakukan oleh perusahaan kepada pembeli luar kota
atau luar pulau, pengiriman dan penagihan harga barang dapat dilakukan lewat
kantor pos atau perusahaan angkutan umum. Pencatatan COD sales dilakukan
25
pada saat barang di serahkan kepada kantor pos atau perusahaan angkutan
umum, dengan jurnal sebagai berikut :
Piutang COD xx
PPN Keluaran xx
Penjualan COD xx
Biaya angkutan** xx
Pada saat kas diterima dari pembeli melalui kantor pos atau perusahaan
angkutan umum, jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :
Kas xx
Piutang COD xx
3. Penerimaan Kas dari Card Sale
Sebenarnya credit card bukan merupakan suatu tipe penjualan namun
merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan
bagi penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli, baik dalam
over the counter sale maupun dalam penjualan yang pengiriman
barangnya dilaksankan melalui jasa pos atau angkutan umum. Dalam over
the counter the sale pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan
barang atau produk yang akan di beli, melakukan pembayaran ke kasir
dengan menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang
melibatkan pos atau angkutan umum, pembeli tidak perlu datang ke
perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis penggunaan
kartu kredit dalam pembayaran harga barang, sehingga memungkinkan
26
perusahaan penjual melakukan penagihan kepada bank atau perusahaan
penerbit kartu kredit.
Menurut Mulyadi (2001: 462) fungsi yang terkait dalam sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
a. Fungsi penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur
penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
b. Fungsi kas
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
c. Fungsi Gudang
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,fungsi ini
bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang di pesan oleh
pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
d. Fungsi Pengiriman
Dalam transaksi kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar
harganya kepada pembeli.
e. Fungsi Akuntansi
27
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,fungsi ini
bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan dan penerimaan
kas dan pembuat laporan penjualan.
Menurut Mulyadi (2001:469) catatan akuntansi yang digunakan
dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
a. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan
meringkas data penjualan. Contoh:
Penjualan Tunai xx
Pendapatan Penjualan xx
b. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari penjualan
contoh:
Kas xx
Penjualan Tunai xx
c. Jurnal Umum
Jurnal umum digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga
pokok produk yang dijual.Contoh :
Perlengkapan kantor xx
Kas xx
28
d. Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produksi yang akan di jual
e. Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya
berisi data kuantitas persediaan yang di simpan di gudang. Dalam
transaksi penjualan tunai, kartu gudang digunakan untuk mencatat
berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
G. Sistem Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2001:493-498), penerimaan kas dari piutang dapat
dilakukan melalui 3 cara:
1. Sistem penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan
a. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih
kepada bagian penagih.
b. Bagian penagih mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan
perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
c. Bagian penagih menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari
debitur.
d. Bagian penagih menyerahkan cek kepada bagian kasa
e. Bagian penagih menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
29
f. Bagian kas mengirimkan kwitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada
debitur.
g. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut
dilakukan endorsment oleh pejabat yang berwenang.
h. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.
2. Sistem penerimaan dari piutang melalui pos
Jika penerimaan dari piutang dilksanakan melaui pos, maka yang
bertanggung jawab menerima surat beserta cek adalah bagian sekretariat.
Bagian ini membuat daftar pemberitahuan dan menyerahkan cek dan
dilampiri dengan daftar surat pemberitahuan kepada bagian kas dan
menyerahkan daftar surat pemberitahuan kepada bagian piutang. Bagian
kas melakukan endorsment atas cek dan menyerahkan cek ke bank. Bagian
piutang mencatat pengurangan piutang ke dalam kartu piutang berdasarkan
surat pemberitahuan kepada debitur. Bagian jurnal mencatat penerimaan
kas dari piutang didalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor
piutang.
3. Sistem penerimaan dari piutang melalui Lock-Box Collection Plan
Dalam sistem penerimaan kas ini perusahaan membuka Pos Office box (Po
Box) dikota yang jumlah debiturnya banyak. Perusahaan membuka
rekening giro di bank yang terletak dikota yang sama dengan PO Box
tersebut. Para debitur diminta untuk melakukan pembayaran utang mereka
dengan cara mengirimkan cek ke PO Box perusahaan yang terletak dikota
30
terdekat. Penerimaan cek dikreditkan oleh bank kedalam rekening giro
perusahaan.
.
H. Pengertian Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Menurut Depdiknas (2003:535), Sistem akuntasi pengeluaran kas
adalah suatu proses, cara, pembuatan, mengeluarkan alat pertukaran yang
diterima untuk pelunasan hutang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke
bank dengan jumlah sebesar jumlah nominalnya, juga simpanan dalam bank
atau tempat-tempat lainnya yang dapat diambil sewaktu-waktu.
Menurut Munawir (2007:160) penggunaan atau pengeluaran kas dapat
disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:
1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun
jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas
perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang.
4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya
operasi yang meliputi upah atau gaji, pembelian supplies kantor,
pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi dan adanya persekot-
persekot biaya maupun persekot pembelian.
5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden (bentuk pembagian laba
lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dan lain sebagainya.
31
Aliran kas masuk dan aliran kas keluar akan terjadi secara terus menerus
dalam perusahaan atau akan berlangsung terus selama berlangsungnya
perusahaan.