bab ii tinjauan pustaka a. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/bab ii.pdf ·...

19
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian Marwati (2016) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan perusahaan di internet. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas, likuiditas, dan reputasi auditor berpengaruh positif signifikan terhadap internet financial reporting (IFR). Sedangkan, leverage tidak berpengaruh terhadap internet financial reporting (IFR). Penelitian Maharani dan Budiasih (2016) tentang pengaruh ukuran, umur perusahaan, struktur kepemilikan, dan profitabilitas pada pengungkapan wajib laporan tahunan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh pada pengungkapan wajib, sedangkan umur perusahaan dan struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap pengungkapan wajib laporan tahunan. Penelitian Oyelere et al. (2003) tentang determinants of internet financial reporting by New Zealand Companies. Penelitian ini menggunakan analisis multivariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, jenis industry berpengaruh signifikan internet financial reporting, sedangkan profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap internet financial reporting.

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Marwati (2016) tentang analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaporan keuangan perusahaan di internet. Penelitian ini

menggunakan metode regresi linier berganda. Berdasarkan penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa profitabilitas, likuiditas, dan reputasi auditor

berpengaruh positif signifikan terhadap internet financial reporting (IFR).

Sedangkan, leverage tidak berpengaruh terhadap internet financial reporting

(IFR).

Penelitian Maharani dan Budiasih (2016) tentang pengaruh ukuran, umur

perusahaan, struktur kepemilikan, dan profitabilitas pada pengungkapan wajib

laporan tahunan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan

profitabilitas tidak berpengaruh pada pengungkapan wajib, sedangkan umur

perusahaan dan struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap

pengungkapan wajib laporan tahunan.

Penelitian Oyelere et al. (2003) tentang determinants of internet financial

reporting by New Zealand Companies. Penelitian ini menggunakan analisis

multivariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,

likuiditas, jenis industry berpengaruh signifikan internet financial reporting,

sedangkan profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap internet

financial reporting.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

9

Penelitian Almilia (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan sukarela internet financial and sustainability reporting.

Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa variabel size perusahaan, profitabilitas, kepemilikan

mayoritas berpengaruh pada tingkat pengungkapan sukarela yang dilakukan

oleh perusahaan dengan diukur menggunakan indeks IFSR. Sedangkan,

leverage terbukti tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela

oleh perusahaan.

Penelitian Rozak (2012) tentang pengaruh tingkat profitabilitas, ukuran

perusahaan, kepemilikan saham oleh publik, dan kelompok industri terhadap

tingkat internet financial reporting. Penelitian ini menggunakan teknik analisis

regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan

ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat internet

financial reporting. Sedangkan, kepemilikan saham oleh publik, leverage, serta

kelompok industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat internet

financial reporting.

Penelitian Boubaker et al. (2012) tentang the determinants of web-based

corporate in France. Penelitian ini menggunakan metode analisis univariate.

Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa variabel terbukti berpengaruh secara

signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan di internet, seperti ukuran

perusahaan, ukuran auditor, owner dispersion, industri IT, dan equity offering.

Sedangkan, leverage dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan laporan perusahaan di internet.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

10

Penelitian Akbar dan Daljono (2014) tentang analisis faktor yang

mempengaruhi pengungkapan laporan perusahaan berbasis website. Penelitian

ini menggunakan teknik analisis linier berganda. Berdasarkan penelitian

tersebut, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan jenis

industri TIK berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan berbasis

website. Sedangkan, faktor lain seperti leverage, ukuran auditor, kepemilikan

publik, dan penawaran saham baru tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap pengungkapan laporan berbasis website.

Penelitian Lestari dan Chariri (2012) tentang analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaporan keuangan melalui internet. Penelitian ini

menggunakan metode analisis multivariate dengan menggunakan regresi

logistik. Penelitian ini melakukan pengukuran terhadap tujuh faktor yang

mempengaruhi pelaporan keuangan melalui internet, antara lain ukuran

perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri, leverage, reputasi auditor,

dan umur listing perusahaan. Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat lima

faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan melalui internet yaitu, ukuran

perusahaan, likuiditas, leverage, reputasi auditor, dan umur listing perusahaan,

sedangkan profitabilitas dan jenis industri tidak berpengaruh terhadap

pelaporan keuangan melalui internet.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa profitabilitas merupakan faktor yang sering muncul yang mempengaruhi

penerapan IFR. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian Marwati (2016),

Almilia (2008), Rozak (2012), serta Akbar dan Daljono (2014). Namun tidak

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

11

sesuai dengan penelitian Oyelere et al. (2003). Profitabilitas berpengaruh

positif signifikan terhadap IFR menurut Rozak (2012), sedangkan beberapa

penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap

IFR, seperti penelitian yang dilakukan oleh Suripto (2006), Oyelere et al.

(2006), Boubaker et al. (2012). Menurut Lestari dan Chariri (2012), leverage

berpengaruh positif terhadap pengungkapan pelaporan keuangan melalui

internet, namun menurut Boubaker et al. (2012) leverage tidak berpengaruh

positif terhadap pengungkapan IFR. Menurut Maharani dan Budiasih (2016),

kepemilikan saham oleh publik berpengaruh positif pada pengungkapan wajib

laporan tahunan, sedangkan menurut Keumala dan Muid (2013) membuktikan

kepemilikan saham oleh publik tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik

IFR Menurut Lestari dan Chariri (2012), reputasi auditor berpengaruh positif

signifikan terhadap pengungkapan IFR, sedangkan menurut Prasetya dan

Irwandi (2012) membuktikan tidak adanya pengaruh terhadap pengungkapan

IFR. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mencoba membuktikan kembali

pengaruh profitabilitas, leverage, kepemilikan saham oleh publik, dan reputasi

auditor.

B. Tinjauan Pustaka

1. Teori Sinyal

Dalam kerangka teori sinyal disebutkan bahwa dorongan perusahaan untuk

memberikan informasi lebih adalah karena terdapat asimetri informasi antara

manajer perusahaan dengan pihak luar. Hal ini disebabkan karena manajer

perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

12

prospek yang akan datang daripada pihak luar (Wolk et al., 2000). Laporan

keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan

kreditur untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan lainnya.

Kurangnya informasi pihak investor dan kreditur mengenai perusahaan

menyebabkan para investor melindungi diri mereka dengan memberikan harga

yang rendah untuk perusahaan sesuai dengan kualitas informasi yang diberikan

perusahaan kepada para investor. Perusahaan dapat meningkatkan nilai

perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri (Akbar dan Daljono, 2014).

Berdasarkan teori sinyal, perusahaan berusaha mengungkapkan informasi

yang lebih untuk membedakan diri dengan perusahaan lainnya. Perusahaan

dapat memanfaatkan kemajuan teknologi seperti website untuk melaporkan

informasi keuangan perusahaan secara tepat dan cepat, sehingga dapat

memperoleh hasil analisis laporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan

investor. Informasi yang disajikan tidak hanya yang bersifat kuantitatif, tetapi

juga informasi kualitatif lainnya. Berdasarkan salah satu hasil penelitian FASB

(2001) : Improving Business Reporting: Insight into Enhancement Voluntary

Disclosure ditemukan 2 hal penting. Pertama, banyak perusahaan besar yang

secara sukarela mengungkapkan informasinya secara luas yang berguna bagi

investor. Kedua, peran pentingnya voluntary disclosure akan terus meningkat

(Harahap, 2011).

Semakin besar perusahaan, akan memiliki insentif yang lebih besar untuk

memberi sinyal mengenai kualitas perusahaan melalui pengungkapan informasi

keuangan yang meningkat (Marston, 2003). Teori sinyal dapat digunakan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

13

untuk memprediksi kualitas pengungkapan pelaporan keuangan perusahaan,

yaitu dengan penggunaan internet sebagai media pengungkapan yang dapat

meningkatkan kualitas pengungkapan (Almilia, 2008).

2. Profitabilitas

Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik biasanya diukur

berdasarkan profitabilitasnya. Tingginya profitabilitas akan mendorong para

manajer untuk memberikan informasi yang lebih detail, karena sebagian besar

investor lebih menginginkan perusahaan yang memiliki profitabilitas yang

tinggi dengan harapan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian

yang tinggi (Maharani dan Budiasih, 2016). Para manajer pun ingin

meyakinkan investor terhadap informasi profitabilitas perusahaannya.

Perusahaan yang menghasilkan profitable juga akan melakukan pengungkapan

yang lebih banyak karena manajemen perusahaan ingin meyakinkan seluruh

pengguna laporan keuangan bahwa perusahaan berada pada posisi persaingan

yang kuat dan memperlihatkan bahwa kinerja perusahaan juga bagus

(Maharani dan Budiasih, 2016). Menurut Weston dan Brigham (1998:713)

perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, umumnya menggunakan

hutang dalam jumlah yang relatif sedikit. Hal ini disebabkan dengan

profitabilitas yang tinggi tersebut memungkinkan bagi perusahaan melakukan

permodalan dengan laba ditahan saja.

Dalam teori sinyal, ketika perusahaan menunjukkan performance yang

bagus maka manajemen memiliki dorongan yang kuat untuk menyebarluaskan

informasi perusahaan terutama informasi keuangan dalam rangka

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

14

meningkatkan kepercayaan investor (Oyelere et al., 2003). Semakin profitable

suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk

mengungkapkan informasi keuangan tambahan, termasuk melakukan praktik

IFR sebagai salah satu sarana untuk menyebarluaskan goodnews, dan

perusahaan yang memiliki kinerja buruk kemungkinan akan menghindari

teknik pengungkapan sukarela seperti IFR, karena berusaha untuk

menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam

mengakses informasi penting perusahaan, seperti laporan keuangan (Marston,

2003).

Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan menarik perhatian

investor dengan pelaporan kegiatan perusahaan yang lebih lengkap dan luas,

serta perusahaan dengan kinerja keuangan yang bagus akan berusaha

menyebarluaskan reputasi baik perusahaan, yaitu dengan menggunakan

internet sehingga informasi yang disampaikan dalam website perusahaan akan

lebih luas (Akbar dan Daljono, 2014). Menurut Hanafi dan Halim (2009:85)

terdapat tiga rasio yang dapat digunakan dalam rasio profitabilitas, yaitu rasio

profit margin, return on asset (ROA), dan return on equity (ROE).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

15

Tabel 2.1 Rasio Profitabilitas

RASIO RUMUS

Profit Margin

Laba Bersih

Penjualan

ROA

Laba Bersih

Total Aset

ROE

Laba Bersih

Ekuitas

Sumber : Hanafi dan Halim, 2009:85

3. Leverage

Menurut Purwandari dan Purwanto (2012), leverage merupakan istilah yang

sering digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

seluruh kewajian finansialnya apabila perusahaan dilikuidasi. Leverage

menunjukkan seberapa besar ekuitas yang tersedia untuk memberikan jaminan

terhadap hutang. Leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan

terhadap modal maupun aset serta menggambarkan seberapa jauh perusahaan

dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang

digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik semestinya memiliki

komposisi modal yang lebih besar dari utang (Harahap, 2007).

Para kreditur akan memperhatikan bagaimana perusahaan dapat mengelola

hutangnya dengan melihat informasi yang disediakan perusahaan, sehingga

perusahaan akan berusaha memberikan informasi bahwa perusahaan telah

mengelola hutangnya dengan baik dan dapat melakukan pengembalian hutang

perusahaan. Salah satu penyebarluasan informasi ini dapat dilakukan melalui

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

16

pelaporan perusahaan berbasis website (Akbar dan Daljono, 2014). Seiring

dengan meningkatnya leverage, manajer dapat menggunakan IFR untuk

membantu menyebarluaskan informasi-informasi positif perusahaan kepada

kreditur dan pemegang saham. Hal ini disebabkan pelaporan keuangan melalui

internet dapat memuat informasi perusahaan yang lebih banyak dibandingkan

melalui paperbased reporting (Lestari dan Chariri, 2012). Menurut Hanafi dan

Halim (2009:84) terdapat tiga rasio yang dapat digunakan dalam rasio

solvabilitas, yaitu rasio total utang terhadap total aset, rasio times interest

earned (TIE), dan rasio fixed charges coverage. Rasio total utang terhadap

total aset digunakan untuk mengukur seberapa jauh dana yang disediakan oleh

kreditur. Rasio yang tinggi berarti menunjukkan bahwa perusahaan

menggunakan financial leverage yang tinggi. Penggunaan financial leverage

yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham dengan cepat dan

akan menimbulkan risiko yang tinggi pula.

Tabel 2.2 Rasio Solvabilitas

RASIO RUMUS

Rasio Total Utang terhadap

Total Aset

Total KewajibanTotal Aset

Times Interest Earned EBIT

Biaya Bunga 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡

Fixed Charges Coverage EBIT + Biaya Bunga + Kewajiban Sewa

Biaya Bunga + Kewajiban Sewa

Sumber : Hanafi dan Halim, 2009:84

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

17

4. Kepemilikan Saham oleh Publik

Menurut Peraturan Bapepam No. IX.E.1, Keputusan Ketua Bapepam

tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu No. Kep-12/PM/1997, pasal

1 butir (e) menyebutkan bahwa klasifikasi pemegang saham adalah

berdasarkan jumlah kepemilikan sahamnya, maka dapat dikatakan golongan

perorangan atau badan hukum memiliki jumlah saham dibawah 20% yang

konteksnya tidak mengendalikan perseroan, sehingga dapat dikatakan bahwa

golongan ini adalah masyarakat umum (publik). Selain itu, yang termasuk

dalam kategori tersebut adalah pemegang saham independen, yaitu pemegang

saham yang tidak memiliki benturan kepentingan sehubungan dengan adanya

suatu transaksi tertentu. Semakin besar komposisi saham yang dimiliki oleh

publik, maka akan memicu pengungkapan informasi perusahaan secara lebih

luas, seperti pengungkapan laporan perusahaan di internet. Karena informasi

perusahaan bukan hanya digunakan oleh pihak internal saja, melainkan juga

diperlukan bagi pihak eksternal perusahaan (Akbar dan Daljono, 2014).

Menurut Rozak (2012) apabila kepemilikan saham publik semakin besar,

maka akan semakin besar pula mekanisme pengendalian terhadap perilaku

manajemen. Keberadaan komposisi pemegang saham publik akan

memudahkan monitoring, intervensi atau beberapa pengaruh kedisiplinan lain

pada manajer yang pada akhirnya akan membuat manajer bertindak sesuai

dengan kepentingan pemegang saham, diantaranya adalah tersedianya

kebutuhan informasi keuangan perusahaan. Setelah perusahaan membuat

website dan melakukan pelaporan keuangan internet, informasi keuangan akan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

18

menjadi barang publik dengan akses global yang tidak terbatas. Lebih banyak

proporsi saham perusahaan yang dimiliki oleh publik, maka akan lebih banyak

pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan. Salah satu

manfaat pelaporan keuangan internet adalah memungkinkan perusahaan untuk

menyebarkan informasi keuangan kepada audien yang lebih luas dibanding

yang dapat dicapai melalui metode pelaporan tradisonal (Suripto, 2006).

Rumus untuk menghitung kepemilikan saham oleh publik, yaitu :

𝐾𝑆𝑃 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛𝑥 100%

5. Reputasi Auditor

Menurut DeAngelo (1981), reputasi auditor adalah auditor yang memiliki

nama baik dan mempertahankan reputasinya dengan memberikan kualitas audit

yang tinggi dan digunakan sebagai petunjuk terhadap kualitas perusahaan.

Menurut Akbar dan Daljono (2014), penggunaan KAP yang berafiliasi dengan

KAP Big Four oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh publik sebagai

suatu perusahaan yang dapat dipercaya terutama yang berkaitan dengan kinerja

keuangan perusahaan. Dengan menggunakan KAP tersebut, maka perusahaan

akan cenderung melaporkan informasi perusahaan khususnya laporan

keuangan dengan setransparan mungkin guna menarik minat para kreditur dan

investor. Hal tersebut akan menaikkan citra perusahaan di kalangan publik.

Teori sinyal juga menyatakan bahwa penggunaan KAP yang bereputasi

merupakan sinyal positif dari perusahaan, karena publik akan menginterpretasi

bahwa perusahaan memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan telah

mengungkapkan informasi setransparan mungkin (Healy dan Palepu, 2001).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

19

Lestari dan Chariri (2012) menyatakan bahwa KAP yang berafiliasi dengan

KAP Big Four dianggap memiliki kemampuan yang lebih besar untuk bertahan

dari tekanan klien, lebih peduli pada reputasi mereka, memiliki sumber daya

yang lebih baik berkaitan dengan kompetensi individu dan teknologi maju yang

dimiliki, serta memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik. Menurut

Christiantie dan Christiawan (2013), KAP Big Four beserta afiliasinya adalah

antara lain Ernst & Young berafiliasi dengan KAP Purwantono, Suherman, dan

Surja; Deloitte Touche Tohmatsu berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio;

Klynveld, Peat, Marwick, Goerdele berafiliasi dengan KAP Sidharta; dan Price

Waterhouse Coopers berafiliasi dengan KAP Tanudiredja, Wibisana, dan

rekan. Dalam penelitian ini, reputasi auditor diukur dengan menggunakan

variabel Dummy dengan melihat apakah KAP tersebut berafiliasi dengan KAP

Big Four atau tidak. Kode 1 untuk KAP Big Four dan kode 0 untuk KAP Non

Big Four (Lestari dan Chariri, 2012).

6. Internet Financial Reporting (IFR)

Menurut Debreceny et al., (2002), penggunaan internet menyebabkan

pelaporan keuangan menjadi lebih cepat dan mudah, sehingga dapat diakses

oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Internet juga membuat penyajian

informasi keuangan lebih menghemat biaya, karena perusahaan tidak

mengeluarkan biaya untuk mencetak laporan keuangan maupun biaya untuk

distribusi laporan keuangan yang tidak berada dalam satu geografis.

Menurut Almilia (2009) indeks pengungkapan Internet Financial Reporting

menggunakan indeks pengungkapan yang dikembangkan oleh of Cheng et al.,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

20

(2000) dan Lyner et al., (1999). Indeks yang dikembangkan oleh Cheng et al.,

(2000) terdiri dari 4 komponen, dan empat komponen masing-masing diberi

bobot sebagai berikut : Isi (content) sebesar 40%, ketepatwaktuan sebesar 20%,

pemanfaatan teknologi sebesar 20%, dan dukungan pengguna sebesar 20%.

Adapun penjelasan untuk masing-masing komponen adalah sebagai berikut :

a. Isi (content), dalam kategori ini meliputi komponen informasi keuangan

seperti neraca, laba rugi, perubahan posisi keuangan, serta laporan

keberlanjutan perusahaan. Informasi keuangan yang diungkapkan dalam

bentuk html memiliki skor yang tinggi dibandingkan dalam format pdf,

karena informasi dalam bentuk html lebih memudahkan penggunan

informasi untuk mengakses informasi keuangan tersebut menjadi lebih

cepat.

Komponen yang dilihat, yaitu :

1. Statement of Financial Position

2. Statement of Financial Performance

3. Statement of Cahs Flows

4. Statement of Movement in Equity

5. Notes to the Financial Statement

6. Disclosures of Quarterly Results

7. Financial Highlight/Year-in-Review

8. Chairman’s Report

9. Auditor’s Report

10. Shareholder Information

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

21

11. Corporate Information

12. Social Responsibility

13. Number of years/Quarter shown

14. Annual Report

15. Quarterly Report

16. Past Information (HTML only)

17. Language

18. Company Address (HTML only)

b. Ketepatwaktuan, pengukurannya dengan cara melihat di website di

perusahaan. Ketika website perusahaan dapat menyajikan informasi yang

tepat waktu, maka akan semakin tinggi indeksnya.

Komponen yang dilihat, yaitu :

1. Press release dan updated berita pada minggu ini.

2. Unaudited latest quarterly report

3. Kutipan saham dan memperbarui kutipan saham dalam minggu ini.

4. Vision statements.

c. Pemanfaatan Teknologi, komponen ini terkait dengan pemanfaatan

teknologi yang tidak dapat disediakan oleh media laporan cetak serta

penggunaan media teknologi multimedia, analysis tools (contohnya, Excel’s

Pivot Table), fitur-fitur lanjutan seperti implementasi “Intelligent Agent”

atau XBRL. Ketika website perusahaan dapat memanfaatkan teknologi

tersebut, maka semakin tinggi indeks pengungkapan IFR perusahaan.

Komponen yang dilihat, yaitu :

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

22

1. Download plug-in On spot

2. Online feedback

3. Use of presentation slides

4. Use of multimedia

5. Analysis tools

6. Advance feature (XBRL)

d. Dukungan Pengguna, indeks website perusahaan semakin tinggi jika

perusahaan mengimplementasikan secara optimal semua sarana dalam

website perusahaan, seperti : media pencarian dan navigasi / search and

navigation tools (seperti FAQ, links to homepage, site man, site search).

Komponen yang dilihat, yaitu :

1. Help and frequently asked questions

2. Link to home page

3. Link to top

4. Site map

5. Site search

6. Number of click to get to financial info

7. Consistency of web design

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa penelitian Marwati (2016); Almilia (2008); Rozak (2012) membuktikan

bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan IFR, sedangkan

menurut Suripto (2006) dan Oyelere et al. (2006) profitabilitas tidak

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

23

berpengaruh terhadap IFR. Menurut Lestari dan Chariri (2012) leverage dan

reputasi auditor berpengaruh positif terhadap IFR, namun menurut Boubaker et

al. (2012) leverage berpengaruh negatif, serta menurut Prasetya dan Irwandi

(2012) reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap pengungkapan IFR.

Menurut Maharani dan Budiasih (2016) kepemilikan saham oleh publik

berpengaruh positif terhadap IFR, namun menurut Keumala dan Muid (2013)

kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap IFR. Oleh karena itu, peneliti

mencoba membuktikan kembali pengaruh profitabilitas, leverage, kepemilikan

saham oleh publik, dan reputasi auditor. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka

diperoleh kerangka pemikiran.

Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar di bawah

ini :

H1 (+)

Profitabilitas

(X1)

(IFR) Internet Financial

Reporting

(Y) Kepemilikan Publik

(X3)

Reputasi Auditor

(X4)

H2 (-)

H3 (+)

Leverage

(X2)

H4 (+)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

24

D. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tingkat Pengungkapan IFR

Teori sinyal menyatakan bahwa ketika perusahaan menunjukkan

performance yang bagus, manajemen memiliki dorongan yang kuat untuk

menyebarluaskan informasi perusahaan terutama informasi keuangan untuk

meningkatkan kepercayaan investor (Oyelere et al., 2003). Perusahaan dengan

profitabilitas yang tinggi akan dapat menarik perhatian investor dengan

pelaporan kegiatan perusahaan yang lebih lengkap dan lebih luas. Selain itu,

perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus akan berusaha untuk

menyebarluaskan reputasi baik perusahaan (Akbar dan Daljono, 2014).

Perusahaan yang menghasilkan profitable juga akan melakukan

pengungkapan yang lebih banyak, karena manajemen perusahaan ingin

meyakinkan semua pengguna laporan keuangan bahwa perusahaan berada pada

posisi persaingan yang kuat dan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan

tersebut bagus (Maharani dan Budiasih, 2016).

Hasil penelitian Debreceny et al. (2002) menunjukkan adanya hubungan

yang signifikan antara profitabilitas dengan IFR.

Dengan demikian hipotesis yang diajukan :

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR

2. Pengaruh Leverage terhadap Tingkat Pengungkapan IFR

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jika perusahaan tersebut dilikuidiasi. Perusahaan dengan tingkat leverage yang

tinggi menunjukkan bahwa aktivitas perusahaan yang didanai oleh hutang juga

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

25

tinggi. Semakin tinggi leverage, maka akan semakin tinggi pula resiko

perusahaan karena terdapat kemungkinan perusahaan tidak bisa melunasi

kewajibannya (Keumala dan Muid, 2013).

Para investor menginginkan nilai leverage yang rendah, karena leverage

yang rendah berarti kekayaan perusahaan yang ditransfer kepada investor akan

semakin besar. Perusahaan dengan nilai leverage yang rendah akan memilih

menggunakan praktik pengungkapan internet financial reporting untuk

menyebarluaskan goodnews yang menunjukkan kinerja baik perusahaan

tersebut (Handoko dan Fuad, 2013).

Hasil penelitian Oyelere et al. (2003) menunjukkan adanya hubungan

negatif antara leverage dengan IFR.

Dengan demikian hipotesis yang diajukan :

H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan IFR

3. Pengaruh Kepemilikan Saham oleh Publik terhadap Tingkat

Pengungkapan IFR

Kepemilikan publik adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki

oleh publik terhadap jumlah semua saham perusahan. Semakin besar komposisi

kepemilikan perusahaan oleh publik, maka akan memicu pengungkapan

informasi perusahaan secara lebih luas, seperti pengungkapan laporan di

internet. Hal ini disebabkan karena pengguna laporan keuangan bukan hanya

untuk pihak internal perusahaan saja, melainkan juga untuk publik (Akbar dan

Daljono, 2014).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38213/3/BAB II.pdf · menyembunyikan badnews dan memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses informasi penting

26

Menurut Kusumawardani (2011), kepemilikan publik memiliki pengaruh

yang positif terhadap pengungkapan laporan di internet.

Dengan demikian hipotesis yang diajukan :

H3 : Kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR

4. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Tingkat Pengungkapan IFR

Menurut Lestari dan Chariri (2012), penggunaan KAP yang berafiliasi

dengan KAP Big Four oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh publik

sebagai suatu perusahaan yang dapat dipercaya, salah satunya dalam hal

kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang diaudit oleh auditor big four

lebih transparan dalam menyediakan informasi di website perusahaan.

Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP yang

bereputasi tinggi, yaitu berafiliasi dengan The Big Four, akan cenderung

mengungkapkan laporan keuangannya, seperti pengungkapan internet financial

reporting, karena perusahaan ingin menunjukkan sinyal positif bahwa

perusahaan tersebut unggul (Handoko dan Fuad, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Chariri (2007) menunjukkan

adanya hubungan positif antara reputasi auditor dengan penerapan IFR.

Dengan demikian hipotesis yang diajukan :

H4 : Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR