bab ii tinjauan pustaka a. penelitian terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/bab ii_fajar...

24
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca diantaranya : 1. Judul skripsi Yunita Setyaningrum tahun 2012, dengan judul : “Keluarga Sebagai Promotor Terbentuknya Kepribadian Muslim Anak”. Pada penelitian tersebut dijelaskan bagaimana penerapan pembelajaran pendidikan Islam melalui keluarga agar tercipta kepribadian anak melalui peran keluarga, dengan berbagai metode pembiasaan dan teladan untuk membentuk kepribadian anak. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa keluarga dalam hal ini orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk kepribadian anak, karena keluarga merupakan lembaga pendidikan anak yang pertama dan utama. Proses pendidikan anak melalui teladan dan pembiasaan sangat efektif dalam membentuk pribadi anak. 2. Judul skripsi Mahyudin tahun 2011, dengan judul : “Konsep Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut Islam”. Pada penelitian tersebut diterangkan bahwa bagaimana mendidik akhlak dalam keluarga dan tujuan pendidikan akhlak dalam keluarga. Menjaga diri dan keluarga dari api neraka, hidup Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Upload: lamnhan

Post on 26-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis

baca diantaranya :

1. Judul skripsi Yunita Setyaningrum tahun 2012, dengan judul :

“Keluarga Sebagai Promotor Terbentuknya Kepribadian Muslim

Anak”.

Pada penelitian tersebut dijelaskan bagaimana penerapan

pembelajaran pendidikan Islam melalui keluarga agar tercipta

kepribadian anak melalui peran keluarga, dengan berbagai metode

pembiasaan dan teladan untuk membentuk kepribadian anak. Dalam

penelitian tersebut ditemukan bahwa keluarga dalam hal ini orang tua

memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk kepribadian anak,

karena keluarga merupakan lembaga pendidikan anak yang pertama dan

utama. Proses pendidikan anak melalui teladan dan pembiasaan sangat

efektif dalam membentuk pribadi anak.

2. Judul skripsi Mahyudin tahun 2011, dengan judul : “Konsep

Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut Islam”.

Pada penelitian tersebut diterangkan bahwa bagaimana

mendidik akhlak dalam keluarga dan tujuan pendidikan akhlak dalam

keluarga. Menjaga diri dan keluarga dari api neraka, hidup

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

9

dipertanggung jawabkan dihadapan Alloh SWT, begitu juga amanat,

kita harus dapat menjaganya dengan cara memeliharanya melalui

pendidikan. Agar tidak meninggalkan generasi yang lemah baik

ekonomi maupun Akidah. Diharapkan pendidikan akhlak mampu

mengajarkan dan membentuk sikap keberagamaan yang memiliki

akidah dan tingkat keimanan yang tinggi. Membentuk Akhlak dan

sopan santun anak. Penelitan mengungkap bahwa pendidikan anak

dalam islam sangat dianjurkan bahkan diwajibkan, anak sebagai

amanah dan juga aset orang tua di dunia. Peran orang tua dalam

mengajarkan agama dan mendidik anak agar dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik sesuai dengan fitrah yang suci.

3. Skripsi Ahmad Sobari tahun 2012 dengan judul: “Pendidikan Karakter

Bagi Remaja dalam Perspektif Islam”.

Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui

bagaimana mendidik karakter pada remaja yang sedang mengalami

masa labil dengan berbagai kenakalan remaja. Proses dan peran

berbagai lembaga untuk menerapkan dan menanamkan pendidikan

karakter pada remaja. Hasil penelitian adalah remaja dalam masa

peralihan dan mencari jati diri memerlukan bantuan dan bimbingan dari

semua elemen masyarakat; baik orang tua, pendidik lembaga

pendidikan islam dalam rangka menemukan karakter agar tidak

menyimpang dan memiliki akhlak atau karakter yang mulia. Sehingga

karakter remaja akan tumbuh dan berkembang dengan baik.

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

10

4. Artikel Yan Indra Pratama dan Indra Lukita 2012 dengan judul ;

” Realisasi Pendidikan Karakter di SMK Wiworotomo Purwokerto”

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi dan hambatan

dalam menanamkan nilai pancasila dan norma-norma kemasyarakatan

dengan tujuan pendidikan karakter terhadap siswa SMK. Bagaimana

peran pendidik dan kebijakan sekolah sangat berpengaruh terhadap

proses internalisasi nilai pancasila dan etika terhadap siswa SMK yang

masih remaja, hambatan lingkungan yang kurang baik dan juga arus

globalisasi saat ini sangat mempengaruhi tingkah siswa yang

menjadikan banyak terjadi kenakalan pada siswa SMK Wiwirotomo

Purwokerto.

Penelitian dari Yunita Setyaningrum, Mahyudin tentang pendidikan

akhlaq pada anak dalam keluarga menurut Islam sangat berhubungan dengan

judul skripsi yang sedang penulis teliti. Serta skripsi Ahmad Sobari tentang

pendidikan karakter bagi remaja, bagaimana mendidik remaja yang mulai

menunjukkan kenakalan-kenakalan. Namun yang perlu dicari benang merah

bahwa penelitian sekarang bermaksud untuk mencari bagaimana pendidikan

karakter bagi anak usia dini dalam perspektif pendidikan Islam, dengan

menanamkan karakter sejak masa anak usia dini maka diyakini anak akan

terbentuk karakter sejak dini dan saat remaja ia telah memiliki mentalitas dan

budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

samping itu pendidikan anak juga tidak hanya dilakukan oleh lembaga keluarga

saja, tetapi perlu sistem yang komperhensif dan saling mendukung antar

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

11

berbagai elemen masyarakat yaitu: keluarga, sekolah, lingkungan serta

berbagai lembaga terkait yang menjadikan pendidikan karakter harus dilakukan

mulai kecil dan dilakukan secara komperhensif oleh semua elemen masyarakat,

sehingga tujuan pendidikan karakter akan tercapai.

B. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan

Arti pendidikan secara etimologi dari kata paedagogike berasal dari

bahasa Yunani, terdiri dari kata “PAES”, artinya anak, dan “Ago”,

diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang

diberikan kepada anak (Ahmadi, Uhbiyati. 2001:70)

Secara sederhana pendidikan sebagai usaha manusia untuk

menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik

jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat

dan kebudayaan. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan

kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan

sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang

sejalan dangan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia

menurut pandangan hidup mereka (Ikhsan, 2005 : 2).

Definisi pendidikan juga dikemukakan oleh para ahli sebagaimana

dikutip oleh Ihsan (2005 : 4-5) antara lain;

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

12

a. Drikaraya

“ Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda.

Pengangkatan manusia ketaraf insani”

b. Ki Hajar Dewantara

“ Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan

bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek)

dan tubuh anak”.

c. GBHN tahun 1973 :

“ Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

sekolah dan berlangsung seumur hidup”.

Jadi dari uraian diatas, maka pendidikan dapat diartikan sebagai:

a. Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan dan

berlangsung terus sampai anak didik mencapai dewasa.

b. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam

pertumbuhannya dan merupakan perbuatan manusia.

c. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi

tertentu yang dikehendaki masyarakat.

d. Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju

kedewasaan guna mencapai tujuan tertentu.

2. Pengertian Karakter

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Aqib (2011 : 2)

karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

13

membedakan seseorang dari yang lain; tabiat, watak. Penulis paparkan

tentang beberapa pengertian karakter itu dari beberapa sumber literatur

yang dikemukakan oleh para ilmuwan, diantaranya sebagai berikut :

a. Rutland dalam Hidayatullah ( 2010 : 10) mengemukakan karakter

adalah gabungan dari kebajikan dan nilai-nilai yang dipahat di dalam

kehidupan seseorang.

b. Karakter adalah mengacu pada serangkaian sikap ( attitudes), perilaku

(behaviors), motivasi (motivations), dan ketrampilan ( skill ). Musfiroh

dalam ( Aunillah, 2011 :19)

c. Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau

budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang

menjadi pengiring dan penggerak, serta yang membedakan dengan

individu lain (Hidayatullah, 2010 :13)

d. Secara bahasa, karakter berasal dari bahasa Yunani, Charassein, yang

berarti mengukir (Munir, 2010 : 2)

e. Nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena

pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang

membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari (Samani dan Hariyanto, 2011

: 43)

Dari beberapa pengertian karakter di atas sebenarnya dapat

disimpulkan bahwa karakter ini tidak berbeda jauh dengan pengertian budi

pekerti dan juga akhlak, bahkan dapat diartikan sama antara karakter, budi

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

14

pekerti dan akhlak. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Sa’aduddin dalam

Hidayatullah (2010 : 11), yang mengemukakan bahwa akhlak mengandung

beberapa arti, antara lain; tabi’at, yaitu sifat dalam diri yang terbentuk oleh

manusia tanpa dikehendaki dan tanpa diupayakan, dapat berarti adat, yaitu

sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui latihan, yakni

berdasarkan keinginannya, dan dapat juga diartikan watak, cakupannya

meliputi hal-hal yang menjadi tabiat dan hal-hal yang diupayakan hingga

menjadi adat.

Dengan kata lain pengertian karakter, akhlak, moral, dan budi

pekerti tidak memiliki perbedaan yang signifikan, sehingga menurut munir

(2010 :5), karakter itu dapat dibentuk, jika karakter bukan merupakan

seratus persen turunan dari orang tuanya, namun jika gen hanyalah salah

satu faktor pembentuk karakter, kita akan meyakini bahwa karakter dapat

dibentuk semenjak lahir, jadi di sini peran orang tua dan pendidik sangat

besar dalam pembentukan karakter.

3. Pengertian Pendidikan karakter

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab 2 Pasal 3

menyatakan bahwa :

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

15

Lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3)

menyebutkan bahwa pendidikan dasar, bertujuan membangun landasan bagi

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan

berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c)

sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan

bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan

di setiap jenjang, sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik

Dalam INPRES Nomor 1 Tahun 2010. Bidang Pendidikan: Penguatan

metodologi dan Kurikulum, menyebutkan:

1. Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan

nilai nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter

bangsa.

2. Terimplementasinya uji coba kurikulum dan metode pembelajaran aktif

berdasarkan nilai nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan

karakter bangsa.

Dari dasar hukum dan tujuan pendidikan tersebut maka pendidikan

juga berfungsi untuk membentuk karakter bangsa karena banyak pilar

karakter yang harus dikembangkan dari subyek pendidikan yaitu anak bangsa.

Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai

karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan,

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

16

kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk

menjalankan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,

sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud insan

kamil (aunillah, 2011 :18).

Pendidikan karakter juga berarti proses pemberian tuntunan kepada

peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam

dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Sebagai pendidikan nilai budi

pekerti, moral, watak yang bertujuan mengembangkan kemampuaan peserta

didik dalam mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. ( Munir,

2010 : 20)

Pendidikan karakter adalah sebuah bantuan sosial agar individu dapat

bertumbuh dalam menghayati kebebasannya dalam hidup bersama dengan

orang lain dalam dunia, dan membentuk setiap pribadi menjadi insan yang

berkeutamaan (Aqib, 2011 : 38)

Berdasarkan pengertian di atas, maka pendidikan karakter merupakan

sesuatu yang sangat penting dan menjadi kebutuhan mendesak. Hal ini

mengingat demoralisasi dan degradasi pengetahuan sudah sedemikian akut

menjangkit bangsa ini disemua lapisan masyarakat (Asmani, 2011 :47).

Sebab lain juga karena bangsa kita telah lama memiliki kebiasaan-kebiasaan

yang kurang kondusif untuk membangun bangsa yang unggul (Hidayatullah,

2010 :15)

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

17

Pendapat lain menjelaskan faktor penyebab rendahnya pendidikan

karakter adalah: pertama, sistem pendidikan yang kurang menekankan

pembentukan karakter, tetapi lebih menekankan pengembangan intelektual.

Kedua, kondisi lingkungan yang kurang mendukung pembangunan karakter

yang baik (Hidayatullah, 2010 : 15).

C. Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Usia

dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan sehingga disebut

the golden age ( usia emas). ( Suyadi, 2010 : 8 )

Anak Usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun

( UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS). Anak usia dini menurut pakar

pendidikan anak adalah kelompok manusia berumun 0-8 tahun, sehingga anak

usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan ( koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi ( daya fikir,

daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdaasan spiritual), sosial emosional (

sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai

dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak ( Mansur, 2009 : 88)

Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak

membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan

kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

18

orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal.

Menurut John Locke anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap

rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.

Augustinus dalam Suryabrata (2000 : 14), yang dipandang sebagai

peletak dasar permulaan psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah

sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk

menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan

pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih

mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang

bersifat memaksa. Pengertian anak juga mencakup masa anak itu exist (ada).

Hal ini untuk menghindari keracunan mengenai pengertian anak dalam

hubugannya dengan orang tua dan pengertian anak itu sendiri setelah menjadi

orang tua. Anak adalah makhluk yang sedang dalam taraf perkembangan yang

mempunyai perasaan, pikiran, kehendak sendiri, yang kesemuannya itu

merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta struktur yang berlainan pada

tiap-tiap fase perkembangannya. Filsafat tentang perkembangan dan

pertumbuhan itu di samping memperhatikan individualitas anak juga harus

memperhatikan masyarakat anak tempat diasuh dan didewasakan Kartono (cet

keeenam, 2007 :42), hal ini memberikan pengertian bahwa sikap bawaan dan

lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan dan

pembentukan pribadi anak.

http://pgribanjarsari. wordpress.com /2010/01/11/perkembangan-anak-pada-masa-sekolah/ (13 /9/ 2012)

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

19

2. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pengertian lebih lengkap tentang pendidikan anak usia dini adalah

sebagai berikut :

a) Menurut mansur ( 2009 : 88-89)

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu proses pembinaan

tumbuh kembang anak usia lahir hingga 6 tahun secara menyeluruh, yang

mencangkup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan

bagi perkembangan jasmani, rohani ( moral dan spiritual) motorik, akal

pikiran, emosional dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal. Upaya yang dilakukan mencangkup

stimulasi intelektual, pemeliharaan kesehatan, penberian nutrisi, dan

penyediaan kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi dan belajar

secara aktif.

b) Menurut UU NO.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab, Pasal 1,

butir 1, menyatakan:

“ Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepda anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkenbangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”

3. Fase Perkembangan Anak Usia Dini

Menurut Kohlberg yang dikutip Wibowo (2012 : 108-109), bahwa

perkembangan anak dibagi tahapan-tahapan, diantaranya:

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

20

a) Tingkatan 1. Pada tahap ini orientasi anak kepada hukuman dan

kepatuhan, dimana kesan fisik sangat menentukan mana yang baik dan

buruk.

b) Tingkatan 2. Pada tingkatan ini orientasi anak kepada individu atau

instrumen, dimana apa yang dapat memuaskan diri sendiri dan saling

memuaskan antara satu dengan yang lain dianggap baik.

c) Tingkatan 3. Pada tingkatan ini orientasi anak adalah pada apa yang

baik dan yang tidak baik, anak-anak sudah memperhatikan orientasi

perlakuan-perlakuan yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh orang

lain.

d) Tingkatan 4. Pada tingkatan ini orientasi anak adalah mempertahankan

norma sosial dan otokrasi. Pada tingkatan ini perbuatan baik yang

diperlihatkan oleh seseorang bukan hanya bertujuan agar ia dapat

diterima oleh masyarakat, akan tetapi bertujuan untuk mempertahankan

norma-norma sosialnya.

e) Tingkatan 5. Pada tingkatan ini orientasi pada nilai-nilai yang diterima

dan disetujui oleh masyarakat yang mencangkup hak-hak pribadi dan

kelompok, serta segala peraturan yang menentukan mana yang benar.

Menurut Suyadi ( 2010 : 67 ) mengemukakan beberapa aspek

perkembangan anak usia dini, diantaranya :

a) Perkembangan fisik-motorik

Perkembangan fisik-motorik adalah perkembangan jasmani melalui

kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Gerak

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

21

tersebut berasal dari perkembangan refleks dan kegiatan yang ada sejak

lahir.

b) Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif pada anak-anak bermula dari perhatian mereka

terhadap lingkungan sekitarnya. Pada usia empat bulan anak sudah dapat

melakukan sesuatu agar apa yang diinginkannya terpenuhi.

c) Perkembangan bahasa

Perkembangan bahasa sudah mulai terlihat pada akhir masa dininya, rata-

rata anak telah menyimpan lebih dari empat belas ribu kata.

d) Perkembangan sosial emosional

Perkembangan sosial adalah adalah tingkat jaringan interaksi anak

dengan orang lain, mulai dari orang tua saudara, teman bermain, hingga

masyarakat secara luas. Sementara perkembangan emosional adalah

luapan ketika anak berinteraksi dengan orang lain. Dengan

demikian,perkembangan sosial-emosional adalah kepekaan anak untuk

memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan

sehari-hari.

e) Perkembangan nilai-nilai moral keagamaan

Perkembangan nilai-nilai moral keagamaan pada anak lebih berupa

doktrin teologis yang disampaikan oleh orang tuanya, orang tuanya terus

menanamkan dogma-dogma agama sehingga muncul rasa beragama

dalam dirinya, walaupun belum dipahami oleh anak karena tahap

perkembangan anak belum sampai menerima dogma agama

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

22

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Dini

Secara umum perkembangan anak selama masa perkembangannya

akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terangkum dalam dua faktor

yakni faktor internal dan faktor eksternal. Keduanya memiliko pengaruh

dalam perkembangan anak, yaitu”

1) Faktor Internal

Yang dimaksud dengan faktor internal adalah segala sesuatu

yang ada dalam diri individu yang keberadaannya mempengaruhi

dinamika perkembangan. Termasuk ke dalam faktor-faktor internal

tersebut adalah faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor

kematangan fisik dan psikis.

2) Faktor Eskternal

Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri

individu. yang keberadaannya mempengaruhi terhadap dinamika

perkembangan. Yang termasuk faktor eksternal antara lain : faktor sosial,

faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan non fisik.

Pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya menyangkut masalah

fisik atau jasmani saja, tetapi juga menyangkut masalah rohani. Faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap individu terdapat beberapa macam,

antara lain :

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

23

a) Faktor Pembawaan

Pada waktu anak lahir, membawa berbagai kemungkinan potensi

yang ada pada dirinya. Secara umum kemungkinan-kemungkinan

potensi yang ada pada anak yang baru lahir adalah :

(1) Kecerdasan

(2) Bakat-bakat khusus

(3) Jenis kelamin

(4) Jenis ras

(5) Sifat-sifat fisik

(6) Sifat-sifat kepribadian

(7) Dorongan-dorongan

Pada waktu dilahirkan anak telah merupakan satu kesatuan

psycho-physis sebagai hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu

sewaktu dalam kandungan ibu. Selama perkembangannya individu-

individu itu tidak statis, melainkan dinamis, dan pengalaman belajar

yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat-sifat khasnya

yang sesuai dengan perkembangannya itu.

Jenis kelamin dan jenis ras merupakan faktor bawaan yang

dibawa oleh individu sejak lahir. Perkembangan atau fase selanjutnya

tiap individu akan berbeda-beda baik dari segi fisik/jasmani maupun

perkembangan rohaninya.

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

24

Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang

penuh ketergantungan. Masa anak-anak awal dimulai ketika anak

berusia antara 2 sampai 6 tahun. Pada masa anak awal perkembangan

fisik anak akan terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada

masa bayi. Pada anak usia ini faktor pembawaan anak akan mulai

terlihat dan orangtua atau orang yang lebih tua darinya akan

memperoleh gambaran tentang kebiasaan dan kemampuan anak.

b) Faktor Lingkungan

Kehidupan manusia khususnya anak-anak dibutuhkan banyak

berinteraksi dengan individu lainnya. Lingkungan fisik (phiysical

envirenment) banyak mempengaruhi perkembangan individu. Faktor

lingkungan seperti halnya alam sekitar disebut sebagai faktor exogen.

Pada anak usia ini anak anak sudah siap memasuki dunianya yakni

masuk dunia kanak-kanak. Kemampuan berbicara, mobilitas,

keikutsersertaan sosial yang cepat, kesemuanya mempercepat

pertumbuhan intelektual anak. Pada masa anak usia seperti ini telah

mendapat sebagian besar perkembangan berbahasa mereka sebagai

salah satu tugas belajar mereka yang penting. Kemampuan berbahasa

yang dicapai akan memudahkan mereka belajar lebih lanjut.

Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap

perkembangan anak usia dini adalah orang tua. Orang tua sebagai guru

alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta menanggapi kemauan

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

25

anak. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan orang tua

akan terbentuk sikap, kebiasaan dan kepribadian seorang anak, selain

itu ada pula faktor lingkungan yang secara tidak langsung

mempengaruhi perkembangan anak, seperti halnya dengan kebudayan.

Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi,

kondisi ataupun corak interaksi di mana anak itu berada. Selain faktor-

faktor di atas, faktor agama juga sangat berpengaruh terhadap

perkembangan pribadi dan kebiasaan anak. Salah satunya adalah anak

mulai tahu tentang kebersihan, yakni dengan melakukan buang air di

tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.

http://pgribanjarsari.wordpress.com/2010/01/11/perkembangan-anak-

pada-masa-sekolah/ (13/ 9/ 2012)

3. Pendidikan Islam

a. Pengertian Pendidikan Islam

Marimba dalam Ahmadi (2003 : 110) menerangkan bahwa

pendidikan islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan

hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama

menurut ukuran-ukuran Islam.

Mujib (2006 :10-21) mengungkapkan bahwa Dalam khasanah

pendidikan Islam, pengertian kata pendidikan pada umumnya mengacu

pada term al-tarbiyah, al-ta’dib, al-ta’lim, riyadhah. masing-masing

istilah tersebut memiliki keunikan makna sendiri-sendiri yaitu:

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

26

1) Istilah al-tarbiyah

Penggunaan istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb yang

berarti tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan

menjaga kelestarian dan eksistensinya.

Jika ditinjau dari katanya, dapat dilihat dalam tiga bentuk:

a) Raba-yarbu-tarbiyah,yang berarti bertambah dan berkembang.

b) Rabiya-yarba-tarbiyah, yang bermakna tumbuh dan

berkembang.

c) Rabba-yarubbu-tarbiyah, yang bermakna memperbaiki,

menguasai, memelihara, dan merawat, memperindah dan

menjaga kelestariannya.

2) Istilah al-Ta’lim

Penggunaan istilah al-ta’lim bersumber dari ‘allama, berarti

pengajaran yang bersifat pemberian, penyampaian, pengetahuan

dan ketrampilan.

Kata ta’lim menurut tinjauan bahasanya mempunyai asal

kata berikut:

a) ‘allama-ya’lamu, yang berarti mengecap atau memberi tanda.

b) ‘alima-ya’lamu, yang berarti mengerti atau memberi tanda.

3) Istilah al-Tadrib

Kata al-ta’dib merupakan masdar dari kata addaba,

mempunyai kata dan makna dasar sebagai berikut:

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

27

a) Ta’dib, berasal dari kata dasar ‘aduba-ya’dubu, yang berarti

melatih, mendisiplinkan diri untuk berperilaku yang baik dan

sopan santun.

b) Berasal dari kata ‘adaba-ya’dibu, yang berarti mengadakan

pesta atau perjamuan yang berbuat dan berperilaku sopan.

c) Kata ‘addaba, sebagai bentuk kerja ta’dib, mengandung

pengertian mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplinkan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ta’dib

berarti usaha menciptakan situasi dan kondisi sedemikian rupa,

sehingga anak didik terdorong untuk berperilaku sopan santun sesuai

dengan yang diharapkan.

4) Istilah Riyadah

Riyadah secara bahasa diartikan dengan pengajaran dan

pelatihan. Menurut Al Bastani, riyadah dalam konteks pendidikan

berarti mendidik jiwa anak dengan akhlak mulia.

Di bawah ini pengertian pendidikan islam oleh para ahli yang dikutip

Mujib (2006 : 25-26) :

a) Muhammad SA. Ibrahim, pendidikan Islam adalah suatu sistem

pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan

kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam.

b) Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani, pendidikan Islam adalah

proses mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi,

masyarakat dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

28

suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi diantara profesi-profesi asasi

dalam masyarakat.

c) Hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960,

merumuskan pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap

pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan

hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan

mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.

b. Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam

Menurut ibnu Taimiyah yang dikutip Mujib (2006 : 51) bahwa tugas

pendidikan Islam pada hakikatnya tertumpu pada dua aspek, yaitu pendidikan

tauhid dan pendidikan pengembangan tabiat peserta didik. Sedangkan fungsi

pendidikan Islam adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat

memungkinkan tugas-tugas pendidikan agama Islam tersebut tercapai dan

berjalan dengan lancar.

Lebih lanjut lagi Mujib (2006 : 52) mengatakan bahwa pendidikan

Islam berfungsi menumbuhkembangkan potensi, dimana manusia memiliki

sejumlah potensi atau kemampuan, sedangkan pendidikan merupakan proses

untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi tersebut yang dimiliki peserta

didik.

c. Sumber Pendidikan Islam

Mujib (2006 :29) mengungkapkan bahwa sumber pendidikan islam

adalah:

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

29

1) Al Quran

Secara harfiah al-Quran berarti bacaan atau yang dibaca. Hal

ini sesuai dengan tujuan kehadirannya, antara lain agar menjadi bahan

bacaan untuk dipahami, dihayati dan diamalkan kandungannya. Adapun

secara istilah al-Quran adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada

Rasul-Nya, Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, dianggap

ibadah bagi yang membacanya.

2) As Sunnah

Secara harfiah as-Sunnah adalah sesuatu yang didapatkan dari

Nabi SAW baik perkataan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik atau budi,

atau biografi baik sebelum maupun setelah masa kenabian. Sunnah

menurut ahli hadis sama dengan pengertian hadits.

3) Kata-kata sahabat (madzhab shahabi)

Sahabat adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi SAW,

dalam keadaan beriman dan mati dalam keadaan beriman juga. Fazhrul

Rahman yang dikutip Mujib (2006 :40) berpendapat bahwa karakteristik

sahabat adalah:

a) Tradisi yang dilakukan para sahabat secara konsepsional tidak terpisah

dari Sunnah Nabi SAW.

b) Kandungan yang khusus dan aktual tradisi sahabat sebagian besar

adalah produk sendiri.

c) Unsur kreatif dari kandungan merupakan ijtihad personal yang telah

mengalami kristalisasi dalam ijma, yang disebut madzhab shahabi

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

30

d) Praktik amaliah sahabat identik dengan ijma (kuosesus umum)

4) Kemashalatan umat/sosial (mashalil al-mursalah)

Adalah menetapkan undang-undang, peraturan dan hukum

tentang pendidikan dalam hal-hal yang sama sekali tidak disebutkan

dalam nash, demi pertimbangan kemashalatan bersama.

5) Kebiasaan masyarakat (‘uruf)

Tradisi atau adat (‘uruf) adalah kebiasaan masyarakat, baik

perkataan atau perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-

akan merupakan hukum tersendiri, sehingga jiwa merasa tenang dalam

melakukan karena sejalan dengan akal dan diterima oleh tabiat yang

sejahtera.

6) Hasil pemikiran para ahli dalam Islam (ijtihad)

Ijtihad adalam pengerahan segala kesanggupan dan kekuatan

untuk memperoleh apa yang dituju sampai batas puncaknya. Hasil

ijtihad berupa rumusan operasional tentang pendidikan Islam yang

digunakan dalam melihat masalah-masalah kependidikan.

4. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam

Dalam islam tidak ada disiplin ilmu yang terpisah dari etika-etika

Islam, dan pentingnya komparasi akal dan wahyu dalam menentukan nilai-

nilai moral terbuka untuk diperdebatkan. Akhlak merujuk kepada tugas dan

tanggungjawab selain syariat. Keteladanan merujuk kepada kualitas karakter

seorang muslim yang baik yang mengikuti keteladanan Nabi Muhammad

SAW (Majid, 2012 :58)

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/5134/3/BAB II_FAJAR MUZAKI_PAI'13.pdf · budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di

31

Nyatalah bahwa pendidikan individu dalam Islam mempunyai tujuan

yang jelas dan tertentu, yaitu: menyiapkan individu untuk dapat beribadah

kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan tak perlu dinyatakan lagi bahwa

totalitas agama Islam tidak membatasi pengertian ibadah pada shalat, shaum

dan haji; tetapi setiap karya yang dilakukan seorang muslim dengan niat untuk

Allah semata merupakan ibadah.

(Aisyah Abdurrahman Al Jalal) Maktabah Abu Salma al-Atsari

http://dear.to/abusalma. (13/ 9/ 2012)

Sebagai usaha yang identik dengan ajaran agama, pendidikan karakter

dalam islam memiliki keunikan dan perbedaan dengan pendidikan karakter di

dunia Barat. Perbedaan-perbedaan tersebut mencangkup penekanan terhadap

prinsip-prinsip agama yang abadi, aturan dan hukum dalam memperkuat

moralitas, perbedaan pemahaman tentang kebenaran, penolakan terhadap

otonomi moral sebagai tujuan pendidikan moral, dan penekanan pahala di

akhirat sebagai motivasi perilaku bermoral. Intinya adalah wahyu Ilahi sebagai

sumber dan rambu-rambu pendidikan karakter dalam Islam. Akibatnya

karakter dalam Islam sering dilakukan dalam doktriner dan dogmatis, tidak

secara demokratis dan logis (Majid 2012 :58-59).

Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013