bab ii tinjauan pustaka a. landasan teori 1. laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/bab...

36
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Kieso, dkk (2007) pengertian laporan keuangan adalah laporan keuangan merupakan sarana yang bisa digunakan oleh entitas untuk mengkomunikasikan keadaan terkait dengan kondisi keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik yang berasal dari internal entitas maupun eksternal entitas. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian internal dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. b. Pemakai dan Kebutuhan Informasi 1) Investor Investor adalah mereka yang membeli saham atau bahkan komisaris perusahaan. Seorang investor berkewajiban untuk mengetahui secara dalam kondisi perusahaan dimana ia akan berinvestasi, karena dengan memahami

Upload: trinhtuyen

Post on 24-Jul-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang

mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam

periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Kieso, dkk (2007) pengertian laporan keuangan adalah

laporan keuangan merupakan sarana yang bisa digunakan oleh entitas untuk

mengkomunikasikan keadaan terkait dengan kondisi keuangannya kepada

pihak-pihak yang berkepentingan baik yang berasal dari internal entitas

maupun eksternal entitas.

Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah

laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba

rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam

berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

internal dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan

informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya

informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan

pengaruh perubahan harga.

b. Pemakai dan Kebutuhan Informasi

1) Investor

Investor adalah mereka yang membeli saham atau bahkan komisaris

perusahaan. Seorang investor berkewajiban untuk mengetahui secara dalam

kondisi perusahaan dimana ia akan berinvestasi, karena dengan memahami

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

11

laporan keuangan perusahaan tersebut artinya ia akan mengetahui berbagai

informasi keuangan perusahaan.

2) Akuntan Publik

Akuntan publik adalah mereka yang ditugaskan untuk melakukan audit

pada sebuah perusahaan. Dan yang menjadi bahan audit seorang akuntan

publik adalah laporan keuangan perusahaan, untuk selanjutnya pada hasil

audit ia akan melaporkan dan memberikan penilaian dalam bentuk

rekomendasi.

3) Karyawan Perusahaan

Karyawan merupakan mereka yang terlibat secara penuh disuatu

perusahaan. Dan secara ekonomis mereka mempunyai ketergantungan yang

besar yaitu pekerjaan dan penghasilan yang diterima dari perusahaan tempat

bekerja telah berperan dalam membantu kehidupannya. Dengan begitu

posisi perusahaan yang tergambarkan dalam laporan keuangan menjadi

bahan kajian bagi para karyawan memosisikan keputusan nantinya.

4) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas jasa keuangan (OJK) merupakan lembaga negara yang dibentuk

berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi

menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintergrasi

terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor

perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti

asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan

lainnya. Tugas pengawasan industri keuangan non-bank dan pasar modal

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

12

secara resmi beralih dari Kementrian Keuangan dan Bapepam-LK ke OJK

pada 31 Desember 2012, dan telah tercantum dalam peraturan Otoritas Jasa

Keuangan nomor 29/POJK.04/2016, pada pasal 7 yang mengatakan

“Emitan dan Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan tahunan

kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada akhir bulan keempat

setelah tahun buku berakhir.

5) Akademis dan Peneliti

Pihak akademis dan peneliti adalah mereka yang melakukan research

terhadap sebuah perusahaan. Sehingga dengan begitu kebutuhan akan

informasi sebuah laporan keuangan yang dapat dipercaya dan

dipertanggungjawabkan adalah mutlak, apalagi jika nanti penelitian tersebut

dipublikasikan ke berbagai jurnal dan media masa baik nasional maupun

internasional.

6) Konsumen

Konsumen adalah pihak yang menikmati produk dan jasa yang dihasilkan

oleh sebuah perusahaan. Dari sudut marketing konsumen dibagi menjadi

dua yaitu konsumen aktual dan konsumen potensial. Konsumen aktual

adalah konsumen yang loyal terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh

perusahaan. Sedangkan konsumen potensial adalah konsumen yang

berpotensi untuk menjadi konsumen aktual. Sehingga konsumen atau publik

yang loyal terhadap produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan adalah

memiliki ketergantungan yang tinggi pada perusahaan tersebut.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

13

c. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak

yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka

dalam satuan moneter. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntansi

Indonesia) laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian

besar kalangan pengguna laporan keungan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas

penggunaan sumber daya yang dipercayakan mereka.

d. Karakteristik kualitatif laporan keuangan

Menurut SAK ETAP (2009) karakteristik kualitatif informasi dalam laporan

keuangan adalah sebagai berikut:

1) Dapat dipahami

Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya

untuk dapat dipahami oleh pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki

pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,

akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan

yang wajar.

2) Relevan

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses

pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas yang relevan apabila

dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, dengan membantu

mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

14

3) Materialitas

Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau

kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.

4) Keandalan

Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika

bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat

diandalkan penggunaannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful

representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar

diharapkan dapat disajikan.

5) Pertimbangan Sehat

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan

pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset

atau penghasilan tidak sajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak

disajikan lebih rendah.

6) Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap

dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak

mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar dan

menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi

ditinjau dari segi relevansi.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

15

7) Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar

periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan

kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan

keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja,

serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

8) Tepat waktu

Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka

waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak

semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan

kehilangan relevansinya.

9) Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat informasi seharusnya melebihi

biaya penyediaannya.

2. Auditing (Pengauditan)

a. Definisi Auditing

Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan,

pelaksanaan dan kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan

suatu pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor.

Pengertian audit semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan yang meningkat

akan hasil pelaksanaan auditing. Berikut ini pengertian auditing menurut pendapat

ahli akuntansi.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

16

Menurut Agoes (2004) pengertian audit adalah :

“Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan

sistematis, oleh pihak independen, terhadap laporan keuangan yang telah

disusun manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut.”

Menurut Mulyadi (2008) ditinjau dari sudut profesi akuntan publik adalah :

“Pemeriksaan (Examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu

perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah

laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang

material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi

tersebut”

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa auditing merupakan

proses pemeriksaan yang dilakukan seseorang yang independen dan komponen

terhadap laporan keuangan, pengawasan intern, dan catatan akuntansi suatu

perusahaan yang bertujuan mengevaluasi dan menilai sistem kerja manajemen dan

menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

b. Tujuan Audit

Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan

pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang telah diperiksa menyajikan

secara wajar, dalam segala hal yang bersifat materiil, sesuai dengan prinsip

akuntansi yang lazim (Tri Diana, 2014). Dalam hal ini manajemen peusahaan

membutuhkan jasa pihak ketiga untuk pertanggungjawabkan keuangan yang

disajikan kepada pihak luar dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan

memerlukan jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan

keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar

pengambilan keputusan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

17

c. Manfaat Audit

Manfaat audit dikelompokkan menjadi tiga kelompok dasar, yaitu :

1) Manfaat audit bagi pihak yang diaudit :

a) Menambah kredibilitas laporan keuangan sehingga laporan tersebut

dapat dipercaya untuk kepentingan pihak luar entitas seperti

pemegang saham, kreditor, pemerintah dan lain-lain.

b) Memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan surat

pemberitahuan pajak yang diserahkan kepada pemerintah.

c) Menyingkap kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan

laporan keuangan.

d) Membuka pintu masuknya sumber pembiayaan dari luar.

2) Bagi anggota lain dalam dunia usaha :

a) Memberikan dasar yang lebih menyakinkan para kreditur atau para

peranan untuk mengambil keputusan kredit.

b) Memberikan dasar yang lebih menyakinkan kepada perusahaan

asuransi untuk menyelesaikan klaim atas kerugian yang

diasuransikan.

c) Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon

investor untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan

manajemen.

d) Memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun

penjual untuk menentukan syarat penjualan, pembelian atau

penggabungan perusahaan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

18

e) Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh dan pihak

yang diaudit untuk menyelesaikan sengketa mengenai upah dan

tunjangan.

f) Memberikan dasar yang lebih baik, menyakinkan kepada para

langganan atau klien untuk menilai profitabilitas atau rentabilitas

perusahaan itu efisiensi operasionalnya dan keadaan

kekurangannya.

3) Bagi badan pemerintah dan orang-orang yang bergerak dibidang hukum :

a) Memberikan tambahan kepastian yang independen tentang

kecermatan dan keandalan laporan keuangan.

b) Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak

dibidang hukum untuk mengurus harta warisan dan harta titipan,

menyelesaikan masalah dalam kebangkrutan dan insolvensi, dan

menentukan pelaksanaan perjanjian persekutuan dengan cara

semestinya.

c) Memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan

Undang-undang Keamanan Sosial.

d. Jenis-jenis Audit

Menurut Mulyadi (2002), audit umumnya digolongkan menjadi 5 yaitu :

1) Financial Audit (Pemeriksaan Laporan Keuangan)

Financial Audit adalah suatu review atas kelayakan penyajian laporan

keuangan yang dibuat oleh manajemen. Pemeriksaan ini tidak dilaksanakan

secara detail, dan didalam melakukan pemeriksaan keuangan ini hal yang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

19

terpenting adalah pemeriksaannya harus dilakukan sesuai dengan norma

atau prosedur pemeriksaan audit.

2) Compliance Audit (Pemerikasaan Kepatuhan Tata Tertib Peraturan)

Pengertian compliance audit adalah pemeriksaan terhadap tingkat

kepatuhan para pelaksana operasional perusahaan dalam menjalankan

setiap prosedur dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

3) Operational Audit (Pemeriksaan Operasional)

Pengertian Operational Audit adalah suatu pemeriksaan yang mencakup

suatu hal atau operasi tertentu yang biasanya diluar juridiksi controller atau

treasurer dalam suatu perusahaan atau operasi. Jadi tujuan penting dari

pemeriksaan operasional adalah menilai efisiensi dan efektivitas dari

aktivitas operasi perusahaan dengan cara melakukan review terhadap

prosedur-prosedur dan metode-metode yang dijalankan dalam perusahaan,

dimana hasil penilaiannya dapat diajukan kepada manajemen yang akan

bermanfaat untuk menyempurnakan operasi yang telah ada.

4) Special Audit (Pemeriksaaan Khusus)

Special review / Special Audit / Investigation adalah pemeriksaan yang

dilakukan apabila diketahui adanya indikasi kecurangan yang dilakukan

oleh manajemen (fraud audit), atau apabila pemeriksaan tersebut diluar dari

pada golongan pemeriksaan keuangan, pemeriksaan operasional dan

pemeriksaan kepatuhan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

20

5) Information Systems Audit (Pemeriksaan Sistem Informasi)

Yaitu pemeriksaan sistem yang mengatur pengembangan, pengoperasian,

pemeliharaan, dan keamanan sistem aplikasi dalam lingkungan tertentu.

Jenis pemeriksaan ini melibatkan pusat data (data center), sistem operasi,

perangkat lunak yang digunakan, dsb.

e. Jenis-jenis Auditor

Para profesional yang ditugaskan untuk melakukan audit atas kegiatan dan

peristiwa ekonomi bagi perorangan dan entitas resmi, pada umumnya dibagi ke

dalam tiga kelompok, yaitu (Boynton, dkk 2003) :

1) Auditor Independen

Auditor Independen sering disebut juga sebagai Auditor Eksternal. Karena

pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh serta pengalaman yang

mereka miliki, Auditor independen memiliki kualifikasi untuk

melaksanakan setiap jenis audit yang telah diuraikan sebelumnya,

sedangkan klien para auditor independen tersebut dapat berasal dari

perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba, kantor

pemerintah, atau perorangan. Sebagaimana halnya dengan profesi medis

dan hukum, auditor independen bekerja berdasarkan suatu imbalan (fee).

2) Auditor Internal

Auditor Internal (Internal Auditors) adalah pegawai dari organisasi yang

diaudit. Auditor jenis ini, melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian

independen, yang dinamakan audit internal, dalam lingkungan organisasi

sebagai suatu bentuk jasa bagi organisasi. Tujuan audit internal adalah

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

21

untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan

pertanggungjawaban yang efektif. Lingkup fungsi audit internal meliputi

semua tahap dalam kegiatan organisasi. Para auditor internal terutama

melibatkan diri pada audit kepatuhan (compliance audit). Akan tetapi,

pekerjaan auditor internal ini juga dapat melengkapi pekerjaan auditor

independen dalam melakukan audit laporan keuangan.

3) Auditor Pemerintah

Auditor Pemerintah (Goverment Auditors) dipekerjakan oleh berbagai

kantor pemerintah untuk kepentingan lembaga-lembaga pemerintahan yang

bersangkutan.

3. Internasional Standards on Auditing (ISA)

International standards on Auditing merupakan standar audit yang berbasis

pada resiko. Indonesia sendiri mulai menggunakan ISA pada awal tahun 2013.

Dalam audit berbasis risiko, auditor menggunakan kearifan profesional dalam

pelaksanaan audit dan lebih menekankan pada professional judgement (Tuanakotta,

2012). Pendekatan ini mendapatkan perhatian yang luas dan dianggap sebagai

pendekatan yang paling efektif karena terbukti cocok diterapkan unutk kondisi

lingkungan bisnis yang selalu berubah-ubah seperti sekarang ini.

Based Internal Audit (RBIA) atau Audit Berbasis Risiko merupakan

metodologi yang memastikan bahwa manajemen risiko sudah dilakukan sesuai

dengan risk appetite yang dimiliki oleh organisasi. Pendekatan audit ini berfokus

dalam mengevaluasi risiko-risiko baik strategis, financial, operasional, regulasi dan

lainnya. Audit berbasis risiko lebih berupa perubahan pola pandang dari pada

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

22

sebuah teknik. Dalam audit berbasis risiko auditor harus menilai kemampuan

manajemen dalam mengukur risiko, merespon risiko dan melaporkan risiko.

Penentuan prioritas berdasarkan analisa risiko ini dianggap paling tepat

dalam upaya mengalokasikan waktu dan staff auditor yang terbatas. Audit

menggunakan sampling, dan selama ini metodologi audit mengatur bagaimana

pengambilan sampling yang paling efektif dan efisien. Efektif dalam arti sample

yang diambil tersebut haruslah mewakili populasi yang akan diperiksa. Audit

berbasis risiko adalah metodologi pemeriksaan yang dipergunakan untuk

memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola di dalam batasan risiko yang telah

ditetapkan manajemen pada tingkatan korporasi.

4. Proses Audit Berbasis Risiko (Auditing berbasis ISA)

Proses audit ini didasarkan ISA atau International Standards on Auditing.

ISA menekankan berbagai kewajiban entitas dan manajemen, berbagai kewajiban

entitas dapat disebut pihak-pihak yang berkepentingan atau TCWG “Those

Charged With Governance”. Proses audit berbasis ISA merupakan proses audit

berbasis risiko yang mengandung tiga langkah kunci yaitu Risk Assessment

(penilaian risiko), Risk Response (merespon risiko), dan Report (pelaporan), tiga

langkah Audit Berbasis Risiko yaitu :

a. Tahap Penjelasan Risk Assessment

Penilaian risiko untuk mengindentifikasi dan menilai risiko salah saji

material dalam laporan keuangan, merancang dan melaksanakan prosedur

audit selanjutnya untuk menanggapi risiko salah saji.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

23

b. Risk Response

Merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya untuk

menanggapi risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan dan

asersi.

c. Reporting

Merumuskan pendapat berdasarkan bukti yang diperoleh yaitu membuat

dan menerbitkan laporan yang tepat sesuai kesimpulan audit. Jika semua

prosedur sudah dilaksanakan dan kesimpulan tercapai maka temuan audit

dilaporkan kepada manajemen dan TCWG Opini audit dirumuskan dan

keputusan mengenai redaksi yang tepat untuk laporan auditor dibuat.

a. Jenis-jenis Standar Auditing

Standar auditing terbagi menjadi 3 bagian diantaranya yaitu :

1) Standar Umum

Standar umum berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya

sehingga bersifat pribadi. Standar ini mencakup tiga bagian diantaranya :

a) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai

keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.

b) Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang

berhubungan dengan perikatan, independensi.

c) Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam

melaksanakan pelaksanaan audit dan pelaporan dengan cermat dan

seksama.

2) Standar Pekerjaan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

24

Standar ini terdiri dari 3 point diantaranya :

a) Sebagai tenaga profesional maka seharusnya seluruh pekerjaan

dapat direncanakan dengan sebaik-baiknya dan apabila

menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan semestinya.

b) Tidak hanya memperhatikan standar auditing saja, pemahaman yang

memadai atas pengendalian intern sangat dibutuhkan untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat.

c) Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi

pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar

yang memadai untuk dapat memberikan pernyataan pendapat atas

laporan keuangan yang diaudit.

3) Standar Pelaporan

Standar pelaporan ini terdiri dari 4 point diantaranya :

a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b) Hasil laporan auditor harus menunjukkan, apabila ada

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan

laporan keuangan periode berjalan dengan penerapan pada periode

sebelumnya.

c) Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

25

d) Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu aseri bahwa

pernyatan yang demikian tidak bisa diberikan.

5. Audit Delay

Menurut penelitian Wirakusuma (2004), Audit delay adalah lamanya waktu

penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit

dikeluarkan. Faktor terjadinya audit delay dikarenakan suatu laporan keuangan

yang dipublikasikan oleh emiten harus melalui tahap audit terlebih dahulu oleh

akuntan yang independen.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 paragraf 38

(2007:1.7), disebutkan bahwa manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika

laporan keuangan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan

sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan yang paling lama 4 bulan setelah

tanggal neraca. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup

menjadi pembenaran atas ketidakmampuan perusahaan menyediakan laporan

keuangan tepat waktu.

Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan

perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan

informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. informasi laba

yang dihasilkan perusahaan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan

keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor.

Artinya, informasi yang dipublikasikan tersebut akan menyebabkan kenaikan atau

penurunan harga saham.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

26

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay

a. Ukuran Perusahaan

Menurut Halim (2000) perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu

dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya.

Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka

semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan

menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar

cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan

perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas

permodalan dari pemerintah. Selain itu juga disebabkan oleh sistem pengendalian

internal yang baik pada perusahaan besar, sehingga mempermudah auditor untuk

menyelesaikan proses auditnya.

Menurut Clapham dan Setiyadi (2007), ukuran perusahaan yang biasa

dipakai untuk menentukan tingkatan perusahaan adalah :

1) Tenaga Kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan honorer yang terdaftar

atau bekerja di perusahaan pada suatu saat tertentu.

2) Tingkat Penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada

suatu periode tertentu.

3) Total Utang, merupakan jumlah hutang perusahaan pada periode tertentu.

4) Total Aktiva, merupakan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan pada

saat tertentu.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

27

Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor: 46/M-Dag/per/9/2009

mengelompokkan perusahaan dengan didasarkan pada nilai total aset yang dimiliki

perusahaan seperti yang diatur dalam pasal 3 ayat 1, 2 dan 3 yang menyatakan

bahwa:

1) Klasifikasi perusahaan kecil, adalah untuk perusahaan dengan kekayaan

bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan maksimum Rp 500 juta.

2) Klasifikasi perusahaan menengah, adalah untuk perusahaan dengan

kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai dengan maksimum Rp 10

milyar.

3) Klasifikasi perusahaan besar, adalah untuk perusahaan dengan kekayaan

bersih lebih dari Rp 10 milyar.

Manajemen dengan skala besar cenderung diberikan insentif untuk

mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan disebabkan perusahaan berskala

besar dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah

sehingga cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk

mengumumkan laporan keuangan auditan lebih awal. Penelitian ini menggunakan

logaritma natural total aset yang dimiliki perusahaan sebagai ukuran perusahaan.

Secara sistematis dapat diformulasikan sebagai berikut :

Rumus : Firm size = Ln TA (Total Assets)

Dimana, Firm size = Ukuran perusahaan

Ln TA = Logaritma natural dari Total Asset

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

28

b. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen

dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan.

Perusahaan akan mengukur kemampuan dalam menghasilkan keuntungan

(profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun saham tertentu.

Dalam rasio profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari

keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Menurut

Kasmir (2012:197), menerangkan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan rasio

profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yaitu:

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam

satu periode tertentu.

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan. Maka tingkat profitabilitas rendah ditengarai berpengaruh terhadap

audit delay. Hal tersebut berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan pasar

terhadap pengumuman rugi oleh perusahaan. Menurut Che-Ahmad dalam jurnal

yang ditulis Silvia Angruningrum dan Made Gede Wirakusuma (2013), apabila

profitabilitas perusahaan rendah maka auditor akan melakukan tugas auditnya

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

29

dengan lebih hati-hati karena adanya risiko bisnis yang lebih tinggi sehingga akan

memperlambat proses audit dan menyebabkan penerbitan auditan yang lebih

panjang. Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu

perusahaan dalam penelitian ini adalah retun on assets (ROA), raiso yang

mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya alam oleh perusahaan.

ROA (return on assets) merupakan rasio antara saldo laba bersih sebelum

pajak dengan jumlah aset perusahaan secara keseluruhan. ROA juga

menggambarkan sejauh mana tingkat pengembalian dari seluruh aset yang dimiliki

perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi

semua investor. Hasil perhitungan rasio ini menunjukkan efektivitas dari

manajemen dalam menghasilkan profit yang berkaitan dengan ketersediaan aset

perusahaan. Hasil dari perhitungan ROA jika nilainya mendekati angka 1, berarti

semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat

menghasilkan laba.

Rumus ROA (return on assets) = Net Income (laba bersih sebelum pajak)

Total assets (Total aset)

c. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

Kualitas auditor sangatlah menentukan kredibilitas laporan keuangan,

dimana dalam hal ini kualitas auditor berdampak pada audit delay. Sebagian besar

auditor berpengalaman umumnya mempunyai intuisi yang lebih baik dalam

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

30

mendeteksi suatu ketidakwajaran. Perusahaan klien dalam melakukan audit laporan

keuangannya akan memilih kantor akuntan publik (KAP) yang memiliki reputasi

baik, yang dapat diandalkan dalam segi service, kualitas dan kecepatan dalam

mengaudit laporan keuangan. Akan tetapi, pada dasarnya seluruh KAP di Indonesia

melaksanakan prosedur audit yang hampir sama, yaitu berdasarkan pada standar

audit, serta mematuhi ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

Kantor akuntan publik yang bereputasi baik, diperkirakan dapat melakukan

audit lebih efisien dan memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk menyelesaikan

audit sesuai jadwal. Sehingga informasi dapat lebih cepat diterima pengguna

laporan keuangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi. Besarnya perusahaan

audit yang melaksanakan pengauditan laporan keungan tahunan, bersandar pada

apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) berafiliasi dengan the big four atau tidak.

The big four yang pada awalnya the big five, merupakan penciutan dari the big eight,

yang terdiri atas :

1) Peat Marwick Mitchell dengan Klynveld Main Goerdeller menjadi KPMG

dalam tahun 1989.

2) Arthur Young dengan Ernst & Whinney menjadi Ernst & Young (E&Y)

dalam tahun 1989.

3) Deloitte Haskins & Sells dengan Touche Ross menjadi Deloitte Ross

Tohmatsu dalam tahun 1989, kemudian diubah namanya menjadi Deloitte

Touche Tohmatsu.

4) Price Waterhouse dengan Coopers & Lybrand menjadi Price Waterhouse

Coopers dalam tahun 1998.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

31

5) Andersen, yang akhirnya tersingkir sejak lahirnya Sarbanes-Oxley Act

dalam tahun 2002.

KAP the big four dianggap telah melaksanakan auditnya secara efisien dan

memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada

waktunya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi KAP besar untuk

mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat

maka tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya. Adapun Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Indonesia yang berafiliasi dengan the big four adalah

sebagai berikut:

1) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan KAP Price

Waterhouse Coopers (PWC).

2) KAP Osman Bing Satrio berafiliasi dengan KAP Deloitte Tohce Tomatsu

Limited (Deloitte).

3) KAP Purwantono, Suherman & Surja berafiliasi dengan KAP Ernst&Young

(EY).

4) KAP Sidharta dan Widjaja berafiliasi dengan KAP Klynveld Peat Main

Goerdeler (KPMG).

Kantor akuntan publik the big four lebih menginginkan untuk mengambil

sikap yang tepat dan mengeluarkan pendapat yang sesuai standar dan memiliki

kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan, kantor akuntan

publik besar cenderung menyajikan audit lebih cepat dibandingkan dengan kantor

akuntan publik non the big four karena mereka memiliki nama baik yang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

32

dipertaruhkan. Perusahaan audit yang lebih besar dapat menyelesaikan audit tepat

waktu karena mereka memiliki lebih banyak sumber dan tenaga audit yang lebih

berkualitas.

d. Opini Auditor

Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan

keuangan suatu perusahaan, akan memberikan pendapat atas kewajaran laporan

keuangan yang diauditnya. Ada 5 kemungkinan pernyataan pendapat auditor

independen (Mulyadi, 2002) yaitu:

1) Pendapatan wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan

hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia jika memenuhi kondisi berikut ini:

a) Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia hanya digunakan

untuk menyusun laporan keuangan.

b) Perubahan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.

c) Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah

digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan,

sesuai dengan akuntansi yang berlaku umum.

2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan

(Unqualified Opinion Report With Explanatory Language).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

33

Dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan klien, auditor dapat

menambahkan laporan hasil auditnya dengan menggunakan bahasa

penjelas.

Beberapa penyebab penting adanya tambahan bahasa penjelas :

a) Adanya ketidakpastian yang material.

b) Adanya keraguan atas keberlangsungan hidup perusahaan.

c) Auditor setuju dengan penyimpanan terhadap prinsip akutansi yang

berlaku umum di Indonesia.

3) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian akan diberikan oleh auditor jika

dijumpai hal-hal sebagai berikut:

a) Lingkup audit dibatasi oleh klien.

b) Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak

dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang

berada di luar kekuasaan klien maupun auditor.

c) Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia.

d) Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang digunakan

dalam penyususnan laporan keuangan tidak diterapkan secara

konsisten.

4) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Auditor akan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan

keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

34

umum di Indonesia sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi

keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien.

Selain auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi

lingkup auditnya, sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten

yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi

pendapat tidak wajar, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam

laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat

dipakai oleh pemakai informasi untuk pengambilan keputusan.

5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion)

Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no

opinion report). Kondisi yang menyebabkan auditor tidak memberikan

pendapat adalah :

a) Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.

b) Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan

pendapat tidak wajar adalah pendapat tidak wajar diberikan dalam keadaan

auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan keuangan pendapat

karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan

keuangan yang diaudit.

e. Solvabilitas

Menurut Kasmir (2012 : 151) Rasio Solvabilitas atau leverage ratio adalah

rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

35

mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa

besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.

Aryaningsih dan Budiartha (2014), solvabilitas dapat diartikan sebagai

perbandingan antara jumlah utang dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan.

Ketika perusahaan memiliki jumlah proporsi hutang yang lebih banyak daripada

jumlah aset, maka auditor akan memerlukan waktu yang lebih banyak dalam

mengaudit laporan keuangan perusahaan karena rumitnya prosedur audit akan

hutang serta penemuan bukti-bukti audit yang lebih kompleks terhadap pihak-pihak

kreditur perusahaan.

Tingginya rasio solvabilitas mencerminkan tingginya risiko keuangan

perusahaan. Tingginya risiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa

perusahaan tidak dapat melunasi hutangnya, baik berupa pokok maupun bunga.

Risiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami

kesulitan keuangan, yang merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi

kondisi perusahaan di mata stakeholder. Berita buruk berupa tingginya rasio

solvabilitas akan membuat perusahaan untuk menunda sampainya kabar tersebut

kepada stakeholder, sehingga perusahaan otomatis menunda publikasi laporan

keuangannya.

Untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah

menggunakan beberapa pertimbangan. Seperti diketahui bahwa penggunaan modal

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

36

sendiri atau dari modal pinjaman akan memberikan dampak tertentu bagi

perusahaan. Pihak manajemen harus pandai mengatur rasio kedua modal tersebut.

Pengaturan rasio yang baik akan banyak memberikan manfaat bagi perusahaan

guna menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.

Menurut Kasmir (2012 : 153) beberapa tujuan perusahaan dengan

menggunakan rasio solvabilitas adalah :

1) Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak

lainnya (kreditor).

2) Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang

bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

3) Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap

dengan modal.

4) Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

5) Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap

pengelolaan aktiva.

6) Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

7) Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih terdapat

sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.

f. Laba Rugi Operasi

laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari

suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Informasi tentang kinerja suatu

perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

37

keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di

masa depan. Laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam melakukan

kegiatan usahanya untuk mencari keuntungan dan perusahaan lebih menyukai

mengumumkan laba dibanding rugi.

Andi Kartika (2009), ada dua alasan mengapa perusahaan yang menderita

kerugian cenderung mengalami audit delay yang lebih panjang. Pertama, ketika

kerugian terjadi perusahaan ingin menunda bad news sehingga perusahaan akan

meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit. Kedua, auditor akan

lebih berhati-hati selama proses audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin

disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan dan kecurangan manajemen

informasi tentang laba perusahaan. Laba rugi operasi merupakan indikator berita

baik atau berita buruk atas kinerja manajerial perusahaan dalam setahun. Jika

perusahaan mengalami rugi, manajemen akan berharap untuk menunda publikasi

laporan keuangan dengan tujuan untuk menghindari ketidaknyamanan, dan

mengkomunikasikan hal tersebut karena merupakan suatu berita buruk (Subagyo,

2009).

B. Penelitian Terdahulu (Tinjauan Pustaka)

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan untuk meneliti faktor-faktor

yang mempengaruhi audit delay, adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Oviek Dewi Saputri (2012)

Penelitian ini mengambil judul “Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi audit delay” (Studi empiris pada perusahaan-perusahaan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

38

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009). Penelitian ini

dimaksudkan untuk menguji ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, jenis

opini auditor, reputasi KAP, jenis industri, dan kompleksitas operasi

perusahaan terhadap audit delay. Hasil penelitian menunjukkan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan, laba/rugi berpengaruh

positif signifikan, opini auditor berpengaruh positif, reputasi KAP

berpengaruh negatif signifikan, jenis industri berpengaruh negatif tidak

signifikan dan faktor kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif

terhadap audit delay.

2. Penelitian Andi Kartika (2009)

Penelitian ini mengambil judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi

audit delay di Indonesia” pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEJ

tahun 2001-2005, variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan,

laba/rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas dan reputasi auditor.

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa faktor total asset, laba rugi

operasi, mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay

perusahaan. Opini dari auditor yang pengaruh positif dan signifikan

terhadap audit delay perusahaan. Faktor profit dan reputasi auditor tidak

mempunyai pengaruh terhadap audit delay perusahaan.

3. Penelitian Ani Yulianti (2011)

Penelitian ini mengambil judul “Faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007-2008”. Penelitian ini menggunakan lima

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

39

variabel yaitu ukuran perusahaan, opini auditor, ukuran kantor akuntan

publik, solvabilitas, dan profitabilitas. Hasil penelitian multivariate

menunjukkan bahwa kelima faktor tersebut secara serentak bersama-sama

berpengaruh terhadap audit delay. Solvabilitas, profitabilitas, opini auditor

tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sedangkan ukuran

perusahaan dan ukuran kantor akuntan publik berpengaruh signifikan

terhadap audit delay dan kelima variabel tersebut berpengaruh bersama-

sama terhadap audit delay.

4. Penelitian Dewi Lestari (2010)

Penelitian ini mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Audit Delay : Studi Empiris pada Perusahaan Consumer

Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian tersebut

menggunakan 5 variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan,

profitabilitas perusahaan, solvabilitas perusahaan, kualitas auditor dan opini

auditor. Hasil dari penelitian tersebut adalah variabel profitabilitas

perusahaan, solvabilitas perusahaan, dan kualitas auditor mempunyai

pengaruh yanng signifikan terhadap audit delay, sedangkan variabel ukuran

perusahaan dan opini auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap audit delay.

5. Penelitian Shinta Altia Widosari, Rahadja (2012)

Penelitian ini mengambil judul “Analisis Faktor-faktor yang

Berpengaruh Terhadap Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2008-2010”. Penelitian ini menggunakan variabel

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

40

independen kualitas auditor, jenis opini, ukuran perusahaan, jumlah komite

audit, dan kompleksitas operasi dengan variabel dependennya yaitu audit

delay. Penelitian dilakukan selama tahun 2008-2010, dengan sampel

seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan dipilih

menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kualitas auditor dan jenis opini berpengaruh terhadap audit delay,

sedangkan ketiga variabel lainnya menunjukkan hasil tidak berpengaruh

signifikan.

6. Penelitian Puspitasari & Sari (2012)

Hasil penelitian Puspitasari & Sari (2012) yang berjudul “Pengaruh

karakteristik perusahaan terhadap lamanya waktu penyelesaian audit (audit

delay)” pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-

2010 dengan variabel penelitian ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi

perusahaan dan ukuran KAP. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

dengan jumlah sampel 69 perusahaan rata-rata audit delay perusahaan

sampel di BEI sepanjang thun 2007-2010 adalah 72,8551 hari. Hasil uji

statistik menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas yaitu ukuran

perusahaan, solvabilitas, laba/rugi perusahaan, dan ukuran KAP

berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hasil pengujian secara

simultan terhadap audit delay menunjukkan secara bersama-sama variabel

ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi perusahaan dan ukuran KAP

berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

41

C. Hipotesis

Dari berbagai penelitian sebelumnya, dihasilkan penelitian yang belum

konsisten, oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian lanjutan dengan

menggunakan variabel dari beberapa penelitian sebelumnya untuk membuktikan

apakah variabel berikut ini berpengaruh terhadap audit delay. Dalam penelitian ini,

penulis mencoba menguji kembali beberapa variabel yaitu ukuran perusahaan,

profitabilitas, dan kantor akuntan publik.

1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay.

Ukuran perusahaan merupakan besar atau kecilnya suatu perusahaan

yang dapat diukur berdasarkan ukuran nominalnya seperti dengan

menggunakan jumlah kekayaan (total asset), jumlah penjualan dalam satu

tahun periode penjualan, jumlah tenaga kerja, dan total nilai buku

perusahaan. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur berdasarkan

besar kecilnya total asset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan Arifatun (2013) menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay

sehingga semakin besar ukuran perusahaan maka audit delay akan semakin

kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Yulianti (2011) juga

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi audit delay karena

perusahaan besar cenderung memiliki ketersediaan sumber daya yang besar,

tenaga kerja yang kompeten, peralatan teknologi yang canggih, dan

pengendalian internal yang lebih baik sehingga hal tersebut dapat

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

42

mengurangi audit delay. Oleh karena itu, ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap audit delay.

Maka, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.

2. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

memperoleh laba atau keuntungan. Perusahaan yang mengalami tingkat

profitabilitas rendah (bad news) akan menunda penerbitan laporan

keuangan dan meminta auditor untuk menjadwalkan pengauditan lebih

lambat dari biasanya. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang

mengumumkan tingkat profitabilitas rendah akan membawa reaksi negatif

dari pasar dan penilaian kinerja perusahaan tersebut akan menurun.

Perusahaan yang mengalami tingkat profitabilitas tinggi (good news)

cenderung mengharapkan penyelesaian audit secepat mungkin dan tidak

akan menunda penerbitan laporan keuangan mereka.

Saemargani (2015) menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay, perusahaan

dengan profitabilitas yang tinggi waktu delay-nya cenderung singkat dan

profitabilitas yang tinggi merupakan kabar baik sehingga perusahaan tidak

akan menunda untuk mempublikasikan laporan keuangan perusahaan

tersebut. Namun, hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh kartika (2009) yang menunjukkan bahwa profitabilitas

mempunyai pengaruh yang negatif, tetapi pengaruh tersebut tidak

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

43

signifikan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan maka

semakin cepat proses audit dilakukan, tetapi perubahan tingkat keuntungan

tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay perusahaan.

Perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi cenderung akan

menyampaikan laporan keuangan lebih cepat dibandingkan dengan

perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih rendah.

Maka, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H2 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit delay

3. Pengaruh ukuran kantor akuntan publik terhadap audit delay.

Hasan (2012) menyatakan bahwa laporan audit perusahaan yang

diaudit oleh KAP the big four lebih pendek dibanding dengan perusahaan

yang diaudit oleh KAP non-the big four. Hal ini dikarenakan KAP the big

four memiliki kinerja dalam mengaudit yang lebih baik, dan standar audit

yang lebih tinggi, serta jumlah klien yang lebih banyak dari pada KAP non-

the big four.

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puspitasari &

Sari (2012) mendapatkan hasil bahwa ukuran KAP berpengaruh secara

signifikan terhadap audit delay. Apabila seorang auditor yang berasal dari

KAP the big four maka akan menghasilkan auditor yang lebih berkualitas

dari pada auditor yang berasal selain dari KAP the big four, apabila

mendapatkan auditor yang berkualitas maka seorang auditor akan lebih

berpengalaman sehingga akan mengurangi terjadinya audit delay.

Maka, hipotesis yang dapat dirumuskan :

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

44

H3 : Ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap audit delay.

4. Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan ukuran kantor akuntan

publik secara bersama-sama terhadap audit delay.

Perusahaan yang lebih besar cenderung mempunyai pengendalian

internal yang lebih baik sehingga hal tersebut mempermudah auditor dalam

menyelesaikan pekerjaan auditnya secara tepat waktu. Perusahaan

mengalami tingkat profitabilitas rendah (bad news) cenderung akan

menunda pelaporan laporan keuangan auditnya karena informasi bad news

akan memberikan reaksi negatif dari pasar dan investor akan menilai rendah

kinerja perusahaan, berbeda dengan perusahaan yang mengalami tingkat

profitabilitas tinggi (good news) tidak akan menunda pelaporan dan akan

melaporkan laporan keuangannya secara tepat waktu. Menurut Hossain dan

Taylor dalam Rachmawati (2008) menunjukkan adanya korelasi positif

antara ukuran KAP dengan audit delay. Literatur yang ada memaparkan

bahwa KAP besar, dalam hal ini the big four, cenderung lebih cepat

menyelesaikan audit yang mereka terima bila dibandingkan dengan non the

big four.

Maka, hipotesis yang dirumuskan :

H4 : Ukuran perusahaan, profitabilitas dan ukuran kantor akuntan publik

secara bersama-sama berpengaruh terhadap audit delay.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2234/3/BAB II.pdf · Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2015:2) adalah laporan keuangan

45

D. Kerangka Konseptual

Audit delay dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu

ukuran perusahaan, profitablitias, dan kantor akuntan publik. Dari landasan teori di

atas, dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Keterangan :

Berpengaruh secara simultan

Berpengaruh secara parsial

Audit Delay (Y)

Ukuran Perusahaan

(X1)

Profitabilitas

(X2)

Ukuran Kantor

Akuntan Publik (X3)