bab ii tinjauan pustaka a. kehamilan...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,
1998). Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari pertama haid terakhir. (Sarwono, 2002). Kehamilan
merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang
terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu,
dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin
sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kahamilan
(Muhimah dan Safe’I, 2010).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan
permulaan persalinan.
2. Etiologi Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida oleh kromosom radiata.
10
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat
bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan
ovum di tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
(Mochtar, 1998).
3. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda-tanda dugaan hamil
1) Amenorea (terlambat datang bulan)
a) Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus
Naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan.
b) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi.
11
2) Nausea (enek/mual) dan emesis (muntah)
a) Pengaruh ekstrogen dan progresteron terjadi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan.
b) Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan,
sering terjadi pada pagi hari (morning sickness).
c) Dalam batas yang fisiologisnkeadaan ini dapat diatasi.
d) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.
3) Sering buang air kecil
a) Trimester I : karena kandung kencing tertekan uterus
yang mulai membesar.
b) Trimester II dan III : karena janin mulai masuk ke ruang
panggul dan menekan kembali kandung kencing.
4) Pimentasi kulit
Terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid
plasenta yang merangsang melanosfor dan kulit.
a) Sekitat pipi : cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit pada kulit.
b) Dinding perut
(1) Striae lividae
(2) Striae nigra
(3) Linea alba makin hitam
12
c) Sekitar payudara
(1) Hiperpigmentasi areola mamae
(2) Putting susu makin menonjol
(3) Kelenjar Montgomery menonjol
(4) Pembuluh darah menifes sekitar payudara
5) Anoreksia (tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah
itu nafsu makan akan timbul lagi.
6) Payudara menjadi tegang dan membesar
a) Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli di mammae glandula
montgomerry tampak lebih jelas.
b) Payudara membesar dan menegang.
c) Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada
hamil pertama.
7) Obstipasi atau konstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid, sehingga menyebabkan kesulitan
untuk buang air besar.
8) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila
9) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
a) Karena pengaruh dari ekstrogen dan progesterone terjadi
13
penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka
yang mempunyai bakat.
b) Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia
eksterna, kaki dan betis, dan payudara.
c) Penampakan pembuluh darah ini dapat menghitung setelah
persalinan.
10) Mengidam
Wanita sering menginginkan makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam.
11) Sinkope atau pinsan
a) Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan sinkop atau pinsan.
b) Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu.
(Manuaba, 1998)
b. Tanda-tanda mungkin hamil
1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
a) Tanda hegar
Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang
lain.
b) Tanda piscasek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol
14
jelas ke jurusan pembesaran perut.
c) Tanda Chadwick
Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi kebiru-
biruan.
d) Tanda braxton-hicks
Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang.
e) Teraba ballottement
3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
Sebagian kemungkinan positif palsu (Manuaba, 1998).
c. Tanda-tanda Pasti
1) Terdengar Denyut Jantung Janin.
2) Terasa pergerakan janin dalam rahim
3) Pemeriksaan ultrasonografi
a) Terdapat kantong hamil, hamil 4 minggu
b) Terdapat fetal plate, hamil 4 minggu
c) Terdapat kerangka janin, hamil 12 minggu
d) Terdapat denyut jantung janin, hamil 6 minggu.
4) Pemeriksaan rontgen untuk melihat kerangka janin (Sarwono,
1999).
B. SENAM HAMIL
1. Pengertian
Olah raga yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil,
yang disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik seperti pada organ
15
genetal, perut kian membesar, dan lain-lain. Dengan mengikuti senam
hamil secara teratur dan intensif, ibu hamil dapat menjaga kesehatan tubuh
dan janin yang dikandung secara optimal (Arief, 2008).
Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman, dan spontan
(Arief, 2008). Senam hamil merupakan bagian dari perawatan antenatal
pada beberapa pusat pelayanan kesehatan tertentu, seperti rumah sakit,
puskesmas, klinik, ataupun pusat pelayanan kesehatan yang lainnya.
Senam hamil bermanfaat untuk mempertahankan dan mengoptimalkan
keseimbangan fisik, memelihara kesehatan kehamilan, menghilangkan
keluhan yang terjadi karena perubahan-perubahan akibat proses
kehamilan, dan mempermudah proses persalinan (Muhimah dan Safe’I,
2010).
Dapat dijelaskan bahwa kehamilan mempengaruhi perubahan fisik
dan emosi ibu hamil. Pada masa kehamilan, emosi mudah turun dan naik.
Muncul rasa cemas juga takut menghadapi persalinan dan kondisi bayi
dalam kandungan. Hal tersebut bisa diakibatkan perubahan hormon dalam
tubuh serta adanya keinginan ibu mendapat perhatian suami dan
lingkungannya. Karenanya, ibu hamil perlu memantau perkembangan
kesejahteraan janin dengan bertanya ke bidan atau dokter dan mengikuti
kursus persalinan. Selama hamil, aktivitas fisik seperti olahraga harus tetap
dilakukan (Muhimah dan Safe’I, 2010).
16
Latihan fisik pada ibu hamil akan meningkatkan proses
metabolisme tubuh. Peningkatan metabolisme ini akan meningkatkan
kebutuhan oksigen yang dibutuhkan selama proses metabolisme itu
sendiri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa latihan fisik pada senam
hamil akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan oksigen (Muhimah dan
Safe’I, 2010).
Selain manfaat di atas, gerakan-gerakanya disusun dalam senam
hamil dirancang untuk menghilangkan kecemasan yang timbul menjelang
persalinan karena mengandung unsur rileksasi yang dapat menstabilkan
kondisi emosi ibu hamil. Beberapa jenis rileksasi yang diterapkan dalam
senam hamil ada rileksasi pernafasan dan rileksasi otot. Relaksasi
pernafasan dilakukan dengan cara menaikkan perut saat menarik napas
dan mengempiskan perut saat membuang napas dari mulut secara
perlahan, sedangkan rileksasi otot dilakukan melalui penegangan otot-otot
tertentu selama beberapa detik untuk kemudian dilepaskan. Bila ibu hamil
melakukan latihan tersebut dengan benar, akan terasa efek rileksasi pada
diri ibu hamil yang akan berguna untuk mengatasi tekanan atau
ketegangan yang ia rasakan selama masa kehamilan berlangsung
(Muhimah dan Safe’I, 2010).
2. Metoda senam hamil
Saat ini ada beberapa metode yang digunakan dalam senam hamil.
Sebaiknya dalam memilih metode mana yang terbaik dan paling sesuai
dengan kondisi kehamilan terlebih dahulu mengkonsultasikannya kepada
17
dokter atau pusat pelayanan kesehatan yang tersedia. Metode dalam senam
hamil bermacam-macam menurut Muhimah dan Safe’i (2010), di
antaranya:
a. Metode Yoga
Metode yoga menjadi salah satu metode yang umum dilakukan
dalam senam hamil. Metode yoga dalam senam hamil didasarkan pada
gerakan-gerakan dasar dalam yoga sendiri, seperti pernafasan tafakkur
dan postur lainnya yang akan membantu ibu hamil dalam menghadapi
persalinan nanti selain juga berfungsi menjaga kesehatan si ibu selama
masa kehamilan. Namun, untuk melakukan senam dengan metode
yoga harus menggunakan pelatih yang ahli dalam bidang tersebut.
Kalau sembarangan, dikhawatirkan akan timbul ada efek negatifnya.
b. Metode Tari Perut (Dancing Belly)
Selain dengan metode gerakan yoga sekarang ini ada juga
senam hamil yang memanfaatkan tari perut (dancing belly) yang dari
Timur Tengah. Menurut beberapa sumber tari perut bagi para wanita
hamil akan membantu menjaga kesehatan ibu hamil dan lebih
memawaskan diri dalam menghadapi persalinan nantinya. Selain
membentuk kelenturan tubuh tarian ini juga berfungsi menguatkan
otot-ctot perut dan sekitarnya, serta menjaga aturan napas.
Menurut para ahli di bidang kesehatan ibu hamil senam
dengan metode tari perut untuk ibu hamil aman dipraktikkan.
18
Direkomendasikan senam hamil dengan metode ini sebaiknya dilatih
lima hingga tujuh kali dalam seminggu selama kehamilan berlangsung.
c. Metode Hypno Birthing
Hypno Birthing merupakan salah satu metode senam hamil
yang relatif baru. Metode ini adalah sebuah paradigma baru dalam
pelatihan persiapan melahirkan secara alami. Gerakan-gerakan dalam
senam hamil dengan metode ini melibatkan rileksasi yang mendalam
(relaksasi alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu menikmati
proses kelahiran yang aman, lembut, cepat, dan tanpa proses
pembedahan
d. Metode pilates
Metode senam hamil dengan metode pilates telah dikenal di
banyak negara dan terbukti mampu membantu ibu-ibu yang hamil
mempertahankan kebugarannya dan mempermudah proses persalinan
Gerakan-gerakan senam hamil dengan metode ini dipusatkan
pada otot-otot yang berfungsi pada proses persalinan. Manfaat dari
senam prenatal dengan metode pilates antara lain:
1) Membantu proses melahirkan.
2) Membuat ibu hamil lebih bugar
3) Mempertahankan bentuk tubuh baik selama kehamilan maupun
setelah melahirkan.
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-
otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal
19
dalam persalinan normal. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa
kelainan atau tidak terdapat penyakit yang disertai kehamilan, yaitu
penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan
perdarahan, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai
anemia. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 sampai
28 minggu (Manuaba, 1998).
3. Manfaat dan Tujuan
Tujuan dan manfaat senam hamil menurut Muhimah dan Safe’i
(2010) antara lain:
a. Tujuan senam hamil
Tujuan dari seluruh gerakan-gerakan dari latihan senam hamil yang
dilakukan adalah:
1) Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi
otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme
persalinan.
2) Melalui senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-otot
dan persendian yang berperan dalam mekanisme persalinan.
3) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding
perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan yang
berperan dalam mekanisme persalinan, melenturkan persendian
yang berhubungan dengan proses persalinan, membentuk sikap
tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-
keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak nafas, menguasai
20
teknik-teknik pernapasan dalam persalinan dan dapat mengatur
diri pada persalinan.
4) Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada
diri sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan.
5) Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.
6) Melonggarkan persendian, yaitu persendian yang berhubungan
dengan proses persalinan.
7) Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak
nafas.
8) Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan.
9) Dapat mengatur diri kepada ketenangan.
10) Penguatan otot-otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang
berat tubuh ibu yang makin lama makin berat seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan.
11) Latihan mengejan. Latihan ini khusus untuk menghadapi
persalinan, agar mengejan secara benar sehingga bayi dapat
lancar keluar dan tidak tertahan di jalan lahir.
b. Manfaat senam hamil
Manfaat dari latihan senam hamil antra lain:
1) Meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot.
2) Merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan otot dan sendi.
21
3) Secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh
terutama kemampuan untuk memproses dan menggunakan
oksigen.
4) Meningkatkan peredaran darah.
5) Meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot.
6) Meredangkan sakit punggung dan sembelit.
7) Memperlancar persalinan.
8) Mengurangi keletihan.
9) Menurunkan kecemasan saat persalianan.
10) Mempersingkat waktu persalianan.
11) Meningkatkan kesehatan ibu.
Eisenberg (1996), membagi senam hamil menjadi 4 tahap di mana
setiap tahapnya mempunyai manfaat tersendiri bagi ibu hamil. Tahap dan
manfaat dari senam hamil tersebut, yaitu:
b. Senam Aerobik
Merupakan aktivitas senam berirama, berulang, dan cukup
melelahkan, maka gerakan yan disarankan untuk ibu hamil adalah
jalan-jalan. Manfaatnya:
1) Meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot.
2) Merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan otot dan sendi.
3) Secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh
terutama kemampuan untu memproses dan menggunakan
oksigen.
22
4) Meningkatkan peredaran darah.
5) Meningkatkan kebugaran dun kekuatan otot.
6) Meredakan sakit punggung dan sembelit.
7) Memperlancar persalinan.
8) Membakar kalori (membuat ibu dapat lebih banyak makan
makanan sehat).
9) Mengurangi keletihan.
10) Menjanjikan bentuk tubuh yang baik setelah melahirkan.
c. Kalistenik
Latihan berupa gerakan-gerakan senam ringan berirama yang
dapat membuat lebih bugar dan mengembangkan otot-otot, serta dapat
memperbaiki bentuk postur tubuh. Manfaatnya:
1) Meredakan sakit punggung.
2) Meningkatkan kesiapan fisik dan mental terutama mempersiapkan
tubuh dalam menghadapi masa persalinan.
d. Rileksasi
Merupakan latihan pernafasan dan pemusatan perhatian.
Latihan ini bisa dikombinasikan dengan latihan kalistenik.
Manfaatnya:
1) Menenangkan pikiran dan tubuh
2) Membantu ibu menyimpan energi untuk ibu siap menghadapi
persalinan.
23
Sebaiknya sebelum memutuskan untuk melakukan senam hamil,
lakukan terlebih dahulu pemeriksaan kondisi kehamilan. kemungkinan ibu
hamil memiliki kondisi kesehatan yang akan mengakibatkan efek buruk
terhadap sang ibu dan tentunya janin jika memaksa untuk melakukan
senam hamil.
Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan sebelum
melakukan senam hamil menurut Muhimah dan Safe’I ( 2010) adalah:
1. Konsultasikan terlebih dahulu kondisi kandungan kepada dokter
kandungan.
2. Latihan senam hamil hanya dilakukan setelah kehamilan berusia 22
minggu.
3. Sebelum senam, sebaiknya konsultasikan dahulu ke dokter kandungan
apakah diperbolehkan senam atau tidak
4. Gunakan pakaian yang fleksibel dan cukup nyaman untuk gerakan-
gerakan senam.
5. Senam hamil bisa dimulai kapan saja sesuai petunjuk dokter, senam
yang paling nyaman dilakukan adalah setelah memasuki trimester
ketiga.
6. Senam hamil minimal dilakukan sekali dalam seminggu
7. Latihan harus sesuai dengan kemampuan fisik ibu hamil.
8. Latihan dilakukan harus secara teratur dan disiplin.
9. Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin di
bawah bimbingan seorang instruktur senam hamil.
24
Seluruh gerakan-gerakan dalam latihan senam hamil telah
disesuaikan dengan perkembangan kehamilan. Sedangkan waktu
pelaksanaan senam hamil hanya boleh dilakukan setelah sang janin dalam
kandungan telah memasuki usia lebih dari 3 bulan atau trimester pertama.
Alasannya adalah sebelum usia janin dalam kandungan menginjak masa
ini, perlekatan janin dalam uterus belum terlalu kuat. Oleh karena itu, hal
ini dimaksudkan agar tidak terjadi abortus atau kematian janin dalam
kandung (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Gejala-gejala untuk menghentikan senam hamil menurut Muhimah
dan Safe’i (2010) adalah:
a. Perdarahan pervaginam
b. Rasa sesak sewaktu senam
c. Sakit kepala
d. Sakit dada
e. Nyeri kelenjar otot-otot
f. Penurunan gerakan bayi intra uteri
Memasuki masa janin 6 bulan atau trimester kedua, intensitas
senam hamil boleh ditingkatkan. Pada fase ini, senam lebih ditekankan
untuk memperkuat tangan dan kaki. Setelah menginjak masa tiga bulan
terakhir masa kehamilan atau trimester ketiga, senam difokuskan pada
penguatan punggung dan otot dasar panggul. Seluruh gerakan-gerakan
yang dilakukan dalam senam hamil mulai dari trimester pertama sampai
ketiga bermanfaat bagi ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan dan
25
membantu kelancaran dan keamanan proses ini (Muhimah dan Safe’I,
2010).
Senam hamil dianjurkan untuk dilakukan tidak lebih dari 30 menit.
Dalam waktu seminggu seorang ibu hamil hanya membutuhkan 3-5 kali
senam hamil. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko cedera saat
hamil . (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan selama melakukan
senam hamil agar tidak menimbulkan gangguan pada kehamilan menurut
Muhimah dan Safe’I (2010). Hal tersebut antara lain:
a. Pakailah Sepatu Penyangga
Pemakaian sepatu harus memperhatikan permukaannya yang
dimaksudkan agar tidak terjadi kehilangan keseimbangan yang dapat
berisiko pada ibu hamil dan kandungannya.
b. Minumlah Air dalam Jumlah Memadai
Sebaiknya minum air dilakukan sebelum, selama, dan setelah
melakukan senam hamil. Hal ini untuk menghindari kehilangan cairan
tubuh yang berlebihan atau dehidrasi.
c. Carilah Tempat yang Nyaman untuk Melakukan Senam
Suasana dan kondisi tempat senam akan berpengaruh pada
keadaan psikologis dan tingkat kenyamanan wanita hamil selama
melakukan senam. Oleh karena itu dianjurkan untuk mencari tempat
yang senyaman mungkin untuk senam.
26
Kriteria berikut dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan
tempat senam yang nyaman:
1) Ruangan cukup luas, udara segar, terang dan bersih.
2) Lantai ditutup karpet supaya aman, tidak lembab dan cukup
hangat.
3) Dinding ruangan dalam dilapis cermin secukupnya agar membantu
ibu untuk konsentrasi dan memberi kesempatan untuk mengoreksi
gerakannya sendiri.
4) Alat dan perkakas di dalam ruangan berwarna muda untuk
memberi suasana tenang.
5) Ada iringan/alunan musik lembut untuk mengurangi ketegangan
emosi.
d. Penuhilah Kebutuhan Kalori Selama melakukan Senam
Tubuh wanita hamil membutuhkan kalori lebih banyak
dibandingkan wanita umumnya. Ketika melakukan senam, sebaiknya
mengonsumsi makanan sumber kalori untuk mengganti kalori yang
hilang selama melakukan senam. Bila latihan, ikuti pedoman umum
yang aman dan sehat program latihan.
4. Susunan Latihan Senam Hamil
a. Tahap Teori: Pemberian Materi dan Diskusi
Tahap ini berisi materi dan diskusi seputar masalah
kehamilan, persalinan, dan lebih umumnya tentang kesehatan wanita
hamil. Hal ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar
27
kehamilan dan proses alamiah lainnya yang berlangsung selama hamil
selain tentu saja tentang persalinan yang merupakan tujuan utama dari
dilakukannya senam hamil (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Pemberian materi dan pelaksanaan diskusi ini, kurang lebih
selama 15 menit sebelum senam dilakukan. Bagi wanita hamil yang
melakukan senam di rumah atau selain di pelayanan kesehatan tertentu
yang menyediakan instruktur senam. Anda bias memperoleh
pengetahuan ini dengan berkonsultasi kepada dokter kandungan atau
pusat informasi lainnya (Muhimah dan Safe’I, 2010).
b. Praktik
Setelah mendapatkan penjelasan umum mengenai kondisi
kehamilan, tahap selanjutnya adalah melakukan bentuk-bentuk latihan
senam hamil. Selama melakukan gerakan-gerakan senam hamil
sebaiknya diiringi dengan penjelasan mengenai tujuan dari gerakan
yang dilakukan. Penjelasan ini dimaksudkan agar wanita hamil
merasakan otot-otot yang terlibat dalam senam dilakukan (Muhimah
dan Safe’I, 2010).
Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil
diharapkan dapat menjalani persalinan dengan lancar, dapat
memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya, sehingga
proses persalinan normal berlangsung relatif cepat (Arief, 2008).
Beberapa gerakan dasar senam hamil antara lain sebagai berikut:
28
1) Duduk bersila dan tegak, kedua lengan mengarah ke depan dan
releks. Dilakukan sebanyak mungkin setiap hari.
2) Sikap merangkak, jarak antara kedua tangan sama dengan jarak
antara kedua bahu. Keempat anggota tubuh tegak lurus pada lantai
dan badan sejajar dengan lantai. Kemudian, lakukan gerakan
sebagai berikut: Tundukkan kepala, lihat perut bagian bawah dan
pingga diangkat sambil mengepiskan perut dan mengerutkan
lubang dubur. Kemudian, turunkan pinggang dengan mengangkat
kepala sambil melemaskan otot-otot dinding perut dan otot dasar
panggul. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali.
3) Sikap merangkak, letakkan kepala diantara kedua tangan lalu
menoleh ke samping kiri/kanan, kemudian turunkan badan
sehingga dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh
mungkin kesamping. Bertahanlah pada posisi tersebut selama 1
menit, kemudian ditingkatkan menjadi 5 hingga 10 menit sesuai
dengan kekuatan ibu hamil.
4) Berbaring miring ke kiri, lebih baik kearah punggung bayi. Lutut
kanan diletakkan di depan lutut kiri, lebih baik diganjal bantal.
Lengan kanan ditekuk di depan dan lengan kiri di belakang badan.
5) Berbaring miring, kedua lengan dan kedua lutut ditekuk, di bawah
kepala diberi bantal dan di bawah perut pun sebaiknya diberi bantal
agar perut tidak menggantung. Tutup mata, tenang, dan atur
pernafasan dengan teratur dan berirama.
29
6) Berbaring terlentang, kedua lutut dipegang kedua tangan dan
usahakan rileks. Kemudian, lakukan kegiatan seperti berikut: buka
mulut secukupnya, kemudian mulut ditutup. Lalu, mengejan seperti
gerakan membuang air besar. Gerakannya ke bawah badan dan ke
depan. Setelah tidak dapat menahan karena lelah, kembali keposisi
awal. Ulang latihan ini sebanyak 3-4 kali, dengan interval 2 menit
(Arief, 2008).
C. PENDIDIKAN
1. Pengertian
Pendidikan merupakan sistem proses perubahan menuju
pendewasaan, pencerdasan, dan pematangan diri. Dewasa dalam hal
perkembangan badan, cerdas dalam hal perkembngan jiwa dan matang
dalam hal berperilaku (Suhartono, 2006).
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
2. Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan adalah suatu pendidikanyang dikelompokkan
sesuai dengan sifat dan tujuannya. Jenis pendidikan dalam sistem
30
pendidikan nasional terdiri dari pendidikan sekolah dan pendidikan luar
sekolah (Ihsan, 2001).
a. Pendidikan Sekolah
Jenis pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang
berjenjang, berstuktur dan berkesinambungan, sampai dengan
pendidikan tinggi. Jenis pendidikan sekolah mencakup pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, pendidikan kedinasan, pendidikan
keagamaan, dan pendidikan Angkata Bersenjata Republik Indonesia.
b. Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah adalah jenis pendidikan yang tidak
selalu terikat oleh jenjang dan struktur persekolahan, tetapi dapat
berkesinambungan. Pendidikan luar sekolah menyediakan program
pendidikan yang memungkinkan terjadinya perkembangan perserta
didik dalam bidang sosial, keagamaan, budaya, ketrampilan, dan
keahlian (Ihsan, 2001).
3. Jenjang pendidikan formal menurut UU RI Tentang Pendidikan No
20 Th 2003 terdiri atas:
a. Pendidikan dasar, yaitu jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Contoh: SD, MI, SMP, dan MTs.
b. Pendidikan menengah, yaitu lanjutan pendidikan dasar yang terdiri
dari pendidikan menengah kejuruan. Contoh: SMA, MA, SMK, dan
MAK atau bentuk lain yang sederajat.
31
c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
Pendidikan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi,
institut atau universitas.
Pendidikan juga dapat dikategorikan menjadi pendidikan rendah
yaitu: tamat SLTP ke bawah dan pendidikan tinggi yaitu: tamat SLTA
ke atas (Riskesdas, 2007).
D. TINGKAT PENGETAHUAN
1. Pengertian pengetahuan
Menurut Depdiknas (2003), pengetahuan didefinisikan segala
sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan
hal. Sedangkan Notoadmodjo (2003) mendefinisikan pengetahuan sebagai
hasil dari tahu setelah seseorang seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu melalui indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasaan, dan perabaan. Pengetahuan juga dapat didefinisikan
sebagai kumpulan informasi yang diperbarui yang didapat dari proses
belajar selama hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat
penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri atau lingkungannya.
2. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam
domain mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
32
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi
atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun suatu
formula baru dan formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
33
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Sukmadinata (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah sebagai berikut :
a. Faktor internal
1) Jasmani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.
2) Rohani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,
psikomotor, serta kondisi afektif serta kognitif individu.
b. Faktor eksternal
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang
yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih
rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan
tersebut.
2) Paparan media massa
Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik,
berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga
seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio,
majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi lebih
banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar
34
informasi media. Hal ini berarti paparan media massa
mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
3) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun
kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik
akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status
ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang termasuk
kebutuhan sekunder.
4) Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan
saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang
dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar
informasi, sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi
kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan
menurut model komunikasi media.
5) Pengalaman
Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh
dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya,
misalnya seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik,
seperti seminar dan berorganisasi, sehingga dapat memperluas
pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut,
informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.
35
4. Cara memperoleh pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional (non ilmiah) dan cara
modern (ilmiah).
a. Cara tradisional (non ilmiah)
Cara ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan sebelum
ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis
dan logis.
Cara penentuan pengetahuan secara tradisional antara lain :
1) Coba-coba dan salah
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara ini dilakukan
dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah
dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil akan dicoba
dengan kemungkinan yang lain.
2) Cara kekuasaan (otoritas)
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat
yang diketemukan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa
menguji atau membuktikan kebenaran terlebih dahulu berdasarkan
fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri.
36
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada pada masa
lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali seseorang untuk
menarik kesimpulan dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari
pengalaman dengan benar diperlukan berpikir kritis dan logis.
4) Melalui jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.
b. Cara modern (ilmiah)
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat
ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan jalan mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan terhadap semua fakta sebelumnya dengan objek penelitian
(Notoadmodjo, 2005).
5. Sumber pengetahuan
Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh
dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik,
buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan
sebagainya. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin-pemimpin
37
masyarakat baik formal maupun informal ahli agama, pemegang
pemerintahan, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2005).
6. Pengukuran pengetahuan
Cara mengukur pengetahuan seseorang, menggunakan alat bantu
kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik, cukup dan
kurang. Pengetahuan dinyatakan baik bila 76 - 100 % pertanyaan dijawab
benar, cukup bila 60 - 75% pertanyaan dijawab benar, dan kurang bila
pertanyaan dijawab benar < 60 % (Arikunto, 2006).
38
E. KERANGKA TEORI
:
Gambar 3.2 Bagan Kerangka Teori Penelitian
Sumber : (modifikasi Sukmadinata, 2003)
Faktor Internal :
1. Jasmani : Keadaan indra
2. Rohani :
a. Kesehatan psikis
b. Intelektual
c. Psikomotor
d. Afektif
e. Kognitif
Faktor Eksternal
a. Pendidikan
b. Paparan media massa
c. Ekonomi
d. Hubungan sosial
e. Pengalaman
Pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil
39
F. KERANGKA KONSEP
Variabel bebas Variabel terikat
Gambar 3.2 Bagan Kerangka Konsep
G. HIPOTESIS PENELITIAN
Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang senam hamil.
Pendidikan Pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil