bab ii tinjauan pustaka a. 1. dalam mengambil kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/bayu f. bab...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Keputusan Dalam Mengambil Kredit
a. Pengertian keputusan
Keputusan menjadi suatu hal yang sangat penting karena
dapat menenentukan seseorang dalam mencapai tujuan tertentu.
Menurut Salusu (2010) keputusan merupakan pilihan dari dua atau
lebih kemungkinan. Keputusan sebenarnya bukan pilihan antara
benar atau salah melainkan pilihan yang hampir benar dan
mungkin salah. Seseorang sebelum mengambil keputusan akan
terlebih dahulu melakukan pertimbangan dalam upaya menyadari
dan memahami situasi yang ada disekitarnya. Keputusan juga
dapat didefinisikan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau
lebih pilihan alternatif ( Sumarwan 2010). Adapun menurut Ralph
C. Davis (2010) keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang
dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban
yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat
menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam
hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa
tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari
rencana semula. Berbeda dengan Atmosudirjo (2010) yang
menjelaskan bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada
proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
7
menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi
masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu
alternatif.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa keputusan adalah aktivitas atau tindakan untuk memilih
diantara beberapa alternatif sebagai proses pemecahan suatu
masalah. Pertimbangan sebelum mengambil keputusan merupakan
suatu hal yang sangat penting untuk mencegah adanya
penyimpangan dari rencana semula.
b. Pengertian Kredit
Fungsi sebuah lembaga keuangan misalnya bank atau
koperasi, selain menghimpun dana, lembaga tersebut juga dapat
menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk kredit. Menurut
Suyatno (2016) kredit adalah penyediaan uang atau yang
disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak peminjam. Pihak peminjam
berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga yang telah ditentukan. Menurut batubara
(2010) kredit adalah kemampuan untuk melakukan suatu
pembelian atau suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya
akan dilakukan, ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang
disepakati. Sementara dalam Undang-undang Perbankan nomor 10
tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
8
dipersamakan dengan itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga. Adapun Rachmat Firdaus (2010)
mengatakan bahwa kredit merupakan suatu kepercayaan dari
seseorang atau badan yang diberikan kepada seseorang atau badan
lainnya yaitu bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan
datang akan memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah
diperjanjikan terlebih dahulu.
Dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan kegiatan
penyediaan atau penyaluran dana dengan asas kepercayaan yang
diiring dengan kesepakatan bahwa yang bersangkutan akan
memenuhi kewajiban dalam jangka waktu tertentu. Kewajiban
tersebut tidak terlepas dari jumlah bunga yang harus dipenuhi.
c. Pengertian keputusan dalam mengambil kredit
Keputusan anggota dalam mengambil kredit dapat
didefinisikan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih
pilihan alternatif (Schiffman dan Kanuk 2014). Peter-Olson (2013)
mendefinisikan keputusan anggota dalam mengambil kredit
sebagai suatu pilihan diantara dua atau lebih tindakan. Inti dari
keputusan anggota dalam mengambil kredit adalah proses integrasi
dalam mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua
perilaku alternatif atau memilih satu diantaranya (Peter-Olson,
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
9
2013). Lebih lanjut dijelaskan oleh Peter Olson (2012) bahwa
keputusan anggota dalam mengambil kredit merupakan proses
interaksi antara sikap afektif, sikap kognitif, sikap behavioral
dengan faktor lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran
dalam semua aspek hidupnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keputusan
anggota dalam mengambil kredit merupakan suatu tindakan atau
perilaku yang didasari oleh sikap afektif, sikap kognitif, dan sikap
behavioral dalam mengevaluasi alternatif dan memilih satu
alternatif diantaranya. Perilaku tersebut sebagai bentuk evaluasi
atas dua atau lebih alternatif.
d. Lembaga Kredit Informal
Pengertian lembaga keuangan menurut undang-undang nomor
14 tahun 1967 disebutkan: “Lembaga keuangan adalah semua
badan yang melalui kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan
menarik dan menyalurkan dalam masyarakat”. Lembaga keuangan
menyalurkan kredit kepada nasabah atau menginvestasikan
dananya dalam surat berharga di pasar keuangan.
Secara umum, lembaga keuangan dibagi menjadi 2:
1. Lembaga Keuangan Bank. Misalnya; Bank Umum, Bank
koperasi, Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank. Seperti: Dana Pensiun,
leasing, Asuransi dan Kreditur
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
10
Sementara itu ada pula penggolongan lembaga-lembaga kredit
( kasmir 2014) yaitu:
a. Lembaga Kredit Formal. Seperti BRI, Bukopin, Danamon
dan koperasi kredit. Lembaga kredit formal utama yang
disponsori oleh pemerintah adalah BRI yang mempunyai
jaringan cukup luas
b. Lembaga kredit Informal. Seperti:
a. Mindring
Mindring adalah pengusaha perorangan yang memberi
kredit konsumsi berupa alat-alat kebutuhan rumah tangga
dengan cara bayar cicilan. Modal mindring biasanya dari tauke-
tauke cina dan sebagian dari modal mereka sendiri. Tidak ada
ketentuan minimal atau maksimal jumlah pinjaman, dan kredit
diberikan tanpa jaminan prosedur pemberian pinjaman modal
dimana biasanya tukang kredit mendatangi rumah-rumah untuk
menawarkan barang. ( Nurmanaf 2007).
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mengambil Kredit
1. Menurut Engel dalam Saladin (2013). terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi keputusan anggota dalam mengambil kredit
yaitu:
a. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial,
keluarga, dan situasi.
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
11
b. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup,
dan demografi
c. Proses psikologi, terdiri dari pengolahan informasi,
pembelajaran, perubahan sikap, dan perilaku.
2. Menurut Kotler (2012) keputusan mengambil kredit
dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya:
a. Faktor budaya meliputi kultur, sub kultur, dan kelas sosial.
b. Faktor sosial meliputi kelompok acuan, keluarga, serta
peran dan status.
c. Faktor pribadi meliputi usia dan tahap siklus hidup,
pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep
diri, serta gaya hidup dan nilai.
d. Suku bunga meliputi tingkat suku bunga,jangka waktu dan
target bunga.
2. Budaya
Budaya atau kultur adalah kerangka dan makna mental yang dianut
bersama oleh kebanyakan orang pada golongan sosial (Peter dan
Olson, 2014). Dalam arti luas, makna budaya meliputi perspektif
umum, kognisi tipikal dan reaksi afektif serta pola perilaku yang khas.
Adapun menurut Ujang Sumarwan (2011) budaya merupakan segala
nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap,
kepercayaan, dan kebiasaan seseorang atau masyarakat.
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
12
Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya adalah keseluruhan
kepercayaan, nilai-nilai, pemikiran, simbol, kebiasaan, dan perilaku
dalam suatu masyarakat. Budaya dianut bersama oleh masyarakat dan
berkembang secara turun-temurun. Faktor-faktor dalam budaya
berdasarkan Kotler (2012) yakni sebagai berikut:
a. Kultur
Kultur atau budaya merupakan faktor penentu keinginan
dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Pada umumnya
berawal dari kegiatan atau pemikiran yang dianggap wajar hingga
membentuk kebiasaan yang sulit diubah. Kebudayaan berkembang
menjadi bentuk umum dari masyarakat berupa nilai, norma,
persepsi, preferensi dan perilaku yang diperoleh seseorang dari
keluarga atau lembaga penting lainnya.
b. Subkultur
Subkultur atau sub budaya adalah bagian dari budaya yang
cakupannya lebih sempit karena terpisah oleh sistem nilai. Setiap
budaya memiliki sub budaya tersendiri yang merupakan
identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.
Sub budaya meliputi kelompok keagamaan, kelompok ras, dan
wilayah geografis.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan bagian-bagian dari masyarakat
yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
13
yang tersusun secara hierarkis. Di dalam kelas sosial yang sama,
nilai, minat, dan tingkah laku anggotanya juga akan sama.
3. Faktor Sosial
Faktor sosial merupakan faktor yang dihasilkan dari interaksi sosial
antara individu dengan individu lainnya dalam suatu masyarakat.
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor sosial. Faktor sosial
berdasarkan Kotler (2012) meliputi:
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi merupakan kelompok yang dapat
mempengaruhi sikap atau perilaku seseorang secara langsung
maupun tidak langsung. Kelompok yang memberikan pengaruh
langsung disebut kelompok keanggotaan dan kelompok yang
mmeberikan pengaruh tidak langsung disebut kelompok aspirasi.
Kelompok referensi yang paling mempengaruhi seseorang adalah
keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja.
b. Keluarga
Keluarga merupakan kelompok terkecil dari masyarakat.
Keluarga memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap perilaku
seseorang. Seseorang dapat dipengaruhi oleh keterlibatan orangtua,
anak atau keluarga terdekat dalam melakukan pembelian berbagai
produk dan jasa. Keluarga dibedakan menjadi dua macam yakni
keluarga sebagai sumber orientasi misalnya orangtua dan keluarga
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
14
sebagai sumber keturunan yang terdiri dari pasangan suami-istri
beserta anak-anaknya
c. Peran dan Status
Peran merupakan pembuktian posisi atau kedudukan
seseorang dalam kelas sosialnya, sehingga dapat membawa status
sebagai cerminan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Peran dan status dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
4. Tingkat suku bunga
Pengertian Teori Tingkat Suku Bunga. pembayaran atas modal
yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Bunga yang
dinyatakan sebagai persentase dari modal dinamakan tingkat suku
bunga. Berarti tingkat bunga adalah persentase pembayaran modal
yang dipinjam dari lain pihak Sukirno (2010).
Tipe-tipe Suku Bunga Ada 2 tipe suku bunga, yaitu :
a. Real interest rate
Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai
nominal interest rate dikurangi dengan tingkat inflasi.
Real rate = Nominal rate – Rate of inflation
b. Nominal interest rate.
Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran
dimana mereka memberikan tingkat pengembalian untuk
setiap investasi yang dilakukan.
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
15
5. Literasi ekonomi
Literasi ekonomi adalah kemampuan untuk menggunakan konsep
dasar ekonomi dan cara berpikir kritis dalam pembuatan keputusan
ekonomi. Dengan kata lain, tingkat literasi ekonomi merupakan
gambaran atas kemampuan mahasiswa dalam memahami dan
menguasai kecakapan, keterampilan dan pengetahuan yang terkandung
di dalam pembelajaran konsep dasar ekonomi baik secara mikro
ataupun makro.
Jappelli (2010) menyatakan bahwa literasi ekonomi penting untuk
membuat keputusan tentang bagaimana berinvestasi yang tepat, berapa
banyak meminjam yang tepat di pasar uang, dan bagaimana
memahami konsekuensi atas stabilitas keseluruhan ekonomi.
6. Pedagang Kaki Lima
Pedagang kaki lima atau PKL adalah suatu istilah yang untuk
menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersil yang
biasa menggunakan temapat di bahu jalan. Pedagang kaki lima adalah
sebuah profesi yang terjadi akibat sempitnya lapangan pekerjaan di
sektor formal sehingga sebagian masyakat beralih ke sektor informal
demi kelangsungan hidup.
Bisnis kaki lima merupakan salah satu cara wirausaha untuk
mengentaskan pengangguran. Bisnis kaki lima juga salah satu jalan
menuju kekayaan. Mungkin pendapat ini tidak cukup populer, tapi
berbeda bagi pengusaha kaki lima yang pernah merasakan nikmatnya
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
16
dari omset penjualan yang di dapatkan oleh usaha yang di lakukan
Suharno (2010).
Kelebihan dari usaha ini adalah mudah di jalankan dan tidak
membutuhkan modal yang cukup besar, hanya saja pedagang kaki lima
harus memliki ketekunan, kesabaran dan kreatifitas yang tinggi.
Pedagang kaki lima memliki produk yang beraneka ragam. Mulai dari
makanan, kerajinan tangan, pakaian jadi, voecer hp, hingga tiket bus
antar pulau atau pesawat terbang Nugroho (2007).
a. Pengertian Pedagang Kaki Lima
Menurut Benjamin (2013) Pedagang kaki lima adalah penjual
barang dan atau jasa yang secara perorangan berusaha dalam kegiatan
ekonomi yang monggunakan daerah milik jalan atau fasilitas umum
dan bersifat sementara/tidak menetap dengan menggunakan peralatan
bergerak maupun tidak bergerak. Namun secara garis besar bahwa
Pedagang Kaki Lima adalah setiap orang yang melakukan kegiatan
usaha perdagangan atau jasa, yaitu melayani kebutuhan barang-barang
atau makanan yang dikonsumsi langsung oleh konsumen, yang
dilakukan cenderung berpindah-pindah dengan kemampuan modal
yang kecil atau terbatas, dalam melakukan usaha tersebut menggunakan
peralatan sederhana dan memiliki lokasi di tempat-tempat umum
(terutama di atas trotoar atau sebagian badan jalan), dengan tidak
mempunyai legalitas formal.
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
17
b. Karakteristik Pedagang Kaki Lima
Ada beberapa karakteristik dalam sistem pedagang kaki lima
menurut Susilo(2011) karakteristit pedagang kaki lima disebutkan
sebagai berikut :
1. Pada umumnya pada PKL,pedagang kaki lima adalah mata
pencaharian utama
2. PKL pada umumnya termasuk pada umur yang produktif
3. Tingkat pendidikan relatif rendah
4. Mereka berdagang sudah cukup lama
5. Sebelum menjadi PKL pada umunya mereka menjadi petani
atau buruh
6. Permodalan mereka sangat lemah dan omset penjualan sangat
kecil
Dari gambaran karakteristik pedagang kaki lima di atas
dapat di simpulakan bahwa pedagang kaki lima adalah pedagang
yang memiliki modal dan omset yang kecil dengan latar belakang
pendidikan yang rendah, cenderung menempati ruang publik (bahu
jalan, trotoal, pasar, taman) untuk berdagang. Usia mereka
umumnya berada pada usia yang produktif.
7. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, hasil penelitian terdahulu digunakan untuk
membantu mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka pemikiran
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
18
mengenai penelitian ini, disamping itu juga dapat mengembangkan
wawasan penelitian :
Tabel 2.1 penelitian terdahulu
Tahun Penulis Judul Hasil
2011 Setyani sri haryanti Analisis perilaku
konsumen terhadap
permintaan kredit pada
koprerasi jati di
kabupaten semarang
Secara individual
menunjukkan bahwa
variabel pribadi
berpengaruh
negative dalam
permintaan
kredit.sosial,
psikologi dan
pengalaman
berpengaruh positif
dan signifikan dalam
taraf signifikan
terhadap keputusan
nasabah dalam
mengambil kredit di
koprasi, sedangkan
variabel prosedur
penyaluran kredit
signifikan
berpengaruh
terhadap keputusan
nasabah dalam
mengambil kredit
pada koprasi.
2016 Anlina Tsastila Analisis Pengaruh
Literalis Keuangan dan
Faktor Demografi
Terhadap Pengambilan
Kredit
Literasi keuangan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
pengambilan kredit.
Pengaruh positif
tersebut menandakan
bahwa semakin
tinggi tingkat literasi
keuangan yang
dimiliki seseorang
maka semakin tinggi
pengambilan kredit
dan begitu pula
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
19
sebaliknya.
2016 Mardan Nafali Analisis pengaruh
factor-faktor perilaku
konsumen terhadap
keputusan pembelian
makanan mie instan
Terdapat perbedaan
factor social
berpengaruh
negative dalam
keputusan
pemebelian
sedangkan factor
budaya, pribadi dan
psikologi
berpengaruh positif
terhadap keputusan
pembelian. Secara
simultan variabel
Budaya (X1), Sosial
(X2), Pribadi (X3),
dan Psikologis (X4),
berpengaruh
terhadap
Keputusan
Pembelian
2014 Nuraeni Pengaruh LITERASI
Ekonomi, Kelompok
Teman Sebaya Dan
Kontrol Diri Terhadap
Perilaku Pembelian
Literasi ekonomi,
kelompok teman
sebaya dan kontrol
diri secara
bersama-sama
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
perilaku
pembelian impulsif
untuk produk
fashion pada
mahasiswa Fakultas
Ekonomi UNY
2015 Supriyono Pengaruh factor budaya
, sosial, individu dan
psikologi dalam
keputusan pembelian di
indomaret
Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa Kebudayaan
tidak mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
Keputusan
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
20
Pembelian
indomaret. Sosial
tidak mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
Keputusan
Pembelian
indomaret. individu
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
Keputusan
Pembelian
indomaret.
Psikologis
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
Keputusan
Pembelian
indomaret. Adapun
Kebudayaan,
Sosial, individu,
dan Psikologis
secara simultan
mempunyai
pengaruh
yang signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian
indomaret.
2014 Andre budi Pengaruh tingkat suku
bunga kredit, tingkat
efisiensi bank dan
tingkat kecukupan
modal terhadap jumlah
kredit yang disalurkan
pada BPR Buleleng 45
dan BPR kanaya.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa suku bunga
kredit, tingkat
efisiensi bank, dan
kecukupan modal
secara
simultan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Keputusan
Pengambilan Kredit
pada BPR buleleng
45 dan BPR kanaya.
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
21
2013 Darmayati masyaroh Analisis Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Keputusan Nasabah
dalam Memilih Bank
Syariah
Jadi dapat
disimpulkan bahwa
Faktor Sosial,
Faktor Pribadi,
Produk, Pelayanan,
Fasilitas tidak
berpengaruh
terhadap Keputusan
Nasabah dalam
Memilih
Bank Syariah.
Sedangkan Faktor
Budaya, Psikologis,
Lokasi, Promosi
25
terbukti
berpengaruh
terhadap Keputusan
Nasabah dalam
Memilih Bank
Syariah.
8. Kerangka Pemikiran
a. Budaya dengan pengambilan keputusan kredit informal
Faktor budaya memberikan pengaruh yang sangat kuat
terhadap perilaku konsumen dan sangat mendalam, serta dijadikan
pertimbangan oleh konsumen untuk mengambil keputusan pembelian.
Atau dapat diartikan bahwa kebudayaan adalah determinan paling
fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang dalam mengambil
kredit informal J.supranto (2007).
Menurut penelitian Ghoni (2011) Faktor budaya berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pengambilan kredit. Hal ini berarti
bahwa apabila faktor budaya lebih ditingkatkan maka pengambilan
kredit akan mengalami peningkatan.
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
22
b. Faktor sosial dengan pengambilan keputusan kredit informal
Menurut J. Supranto (2007) kelas sosial adalah pembagian
masyarakat yang terdiri dari individu individu yang berbagai nilai,
minat, dan perilaku yang sama.
Penelitian dilakukan Bodoasrtuti (2011) Faktor sosial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen dalam
pengambilan kredit. Hal ini berarti bahwa apabila faktor sosial lebih
ditingkatkan maka perilaku konsumen dalam mengambil kredit akan
mengalami peningkatan.
c. Suku bunga berpengaruh dengan pengambilan keputusan di
lembaga kredit informal
Menurut Kasmir (2010) Bunga bank dapat diartikan sebagai
balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip
konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya.
Menurut penelitaian Sari (2014) berdasarkan analisis data
dalam penelitian ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut
yakni adanya pengaruh positif antara tingkat suku bunga dalam
pengambilan kredit informal.
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
23
d. Literlisasi berpengaruh dengan pengambilan kredit informal
Otoritas Jasa Keuangan mendefinisikan bahwa literasi
keuangan adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk
meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan
keyakinan (confidence) konsumen dan masyarakat luas sehingga
mereka mampu mengelola keuangan pribadi lebih baik.
Menurut penelitaian Wicaksono (2016) berdasarkan analisis
data dalam penelitian ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut
yakni adanya pengaruh positif antara literasi dalam pengambilan
kredit informal.
Berdasarkan teori, tinjauan pustaka serta mengacu pada
penelitian terdahulu yang relevan secara garis besar maka kerangka
pemikiran teorotis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
24
1.2 Gambar kerangka pemikiran
9. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian serta telaah pustaka sesuai yang diuraikan di atas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 = Faktor budaya berpengaruh positif terhadap keputusan pengambilan
modal pada lembaga kredit informal
H2 = Faktor sosial berpengaruh positif terhadap pengambilan modal pada
lembaga kredit informal
H3 = Tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap keputusan
pengambilan modal pada lembaga kredit informal
Budaya (X1) (+)
Faktor sosial (X2) (+) Pengambilan
keputusan kredit
informal
(Y)
Suku Bunga (X3) (+)
Literasi (X4) (+)
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
25
H4 = Literasi berpengaruh positif terhadap keputusan pengambilan modal
pada lembaga kredit informal
H5 = budaya, sosial, suku bunga dan literasi berpengaruh secara simultan
terhadap keputusan pengambilan kredit
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017