bab ii tinjauan pustaka 2.1 motivasi 2.1.1 pengertian motivasiii.pdf · donalld dalam sardiman...

26
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi sering disebut penggerak perilaku (the energizer of behavior), ada juga yang menyatakan bahwa motivasi adalah penentu perilaku (Irwanto dkk, 2004). Menurut Purwanto (2004), motivasi merupakan suatu usaha yang disadari seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Ahmadi (2002), motivasi adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan. Menurut MC. Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya “feelingyang didahului dengan adanya tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Djamarah (2002), motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Upload: dinhdan

Post on 19-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi

2.1.1 Pengertian Motivasi

Motivasi sering disebut penggerak perilaku (the energizer of

behavior), ada juga yang menyatakan bahwa motivasi adalah penentu perilaku

(Irwanto dkk, 2004). Menurut Purwanto (2004), motivasi merupakan suatu

usaha yang disadari seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak

melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut

Ahmadi (2002), motivasi adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu

tujuan. Menurut MC. Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya “feeling”

yang didahului dengan adanya tanggapan terhadap adanya tujuan.

Menurut Djamarah (2002), motivasi adalah gejala psikologis dalam

bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk

melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam

bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan

sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat

kepuasan dengan perbuatannya.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

2

Motivasi berhubungn erat dengan motif. Motif adalah alasan atau

dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu atau melakukan

tindakan bersikap tertentu. Motif mempunyai dua unsur pokok, yaitu

dorongan/kebutuhan dan unsur tujuan, dimana proses interaksi timbal balik

antara kedua unsur tersebut terjadi dalam diri manusia (Handoko, 1992).

Motivasi adalah suatu faktor yang terdapat di dalam diri manusia

yang menimbulkan, menyerahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya.

Motivasi dipengaruhi pula oleh faktor-faktor seperti pengalaman masa lalu,

taraf intelegensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan dan cita-cita ke

depannya (Handoko, 1992). Motivasi merupakan daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Daya penggerak tersebut berasal dari

dalam dan dari luar subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2005).

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di

dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi

mencapai suatu tujuan (Winkel, 1999). Motivasi dalam belajar dapat dilihat

dari karakteristik dan tingkah laku peserta didik yang menyangkut persepsi,

ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan (Purwanto, 2004). Semakin

tinggi motif tingkah laku itu disadari, semakin orang dapat dituntut

pertanggungjawabannya. Dapat disimpulkan bahwa motivasi berhubungan

erat dengan motif, yaitu alasan atau dorongan seseorang agar timbul keinginan

8

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

3

dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau

mencapai tujuan tertentu.

2.1.2 Tujuan Motivasi

Motivasi berkaitan erat dengan tujuan. Secara umum dapat

dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau

menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk

melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan

tertentu (Purwanto, 2004). Sudah jelas bahwa setiap tindakan motivasi

mempunyai tujuan. Semakin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan

dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan motivasi dilakukan.

2.1.3 Fungsi Motivasi

Sardiman (2003) menyebutkan ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah suatu yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

4

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut.

2.1.4 Teori-teori Motivasi

Motivasi sebenarnya memiliki beberapa teori dari beberapa

pendapat tokoh seperti: A. Maslow; Herzberg’s two factor theory oleh

Frederick Herzberg; teori Motivasi Claude S. Geogre. Pada tulisan ini,

peneliti mengacu pada teori A. Maslow.

a. Teori Motivasi menurut A. Maslow

Setiap manusia mempunyai needs (kebutuhan, dorongan, intrinsic

dan extrinsic factor), yang pemunculannya sangat tergantung dari

kepentingan individu. Dengan kenyataan ini, kemudian A. Maslow

(Siagian, 1996: 149) membuat needs hierarchy theory untuk menjawab

tentang tingkatan kebutuhan manusia tersebut. Kebutuhan manusia

diklasifikasi menjadi lima hierarki kebutuhan yaitu :

1) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Perwujudan dari kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan pokok

manusia yaitu sandang, pangan, papan, dan kesejahteraan individu.

Kebutuhan ini dipandang sebagai kebutuhan yang paling mendasar,

karena tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut, seseorang tidak dapat

dikatakan hidup normal. Meningkatnya kemampuan seseorang cenderung

mereka berusaha meningkatkan pemuas kebutuhan dengan pergeseran

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

5

dari kuntitatif ke kualitatif. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang

amat primer, karena kebutuhan ini telah ada dan terasa sejak manusia

dilahirkan. Misalnya dalam hal sandang. Apabila tingkat kemampuan

seseorang masih rendah, kebutuhan akan sandang akan dipuaskan

sekedarnya saja. Jumlahnya terbatas dan mutunya pun belum mendapat

perhatian utama karena kemampuan untuk itu memang masih terbatas.

Akan tetapi bila kemampuan seseorang meningkat, pemuas akan

kebutuhan sandang pun akan ditingkatkan, baik sisi jumlah maupun

mutunya. Demikian pula dengan pangan, seseorang dalam hal ini guru

yang ekonominya masih rendah, kebutuhan pangan biasanya masih

sangat sederhana. Akan tetapi jika kemampuan ekonominya meningkat,

maka pemuas kebutuhan akan pangan pun akan meningkat. Hal serupa

dengan kebutuhan akan papan/perumahan. Kemampuan ekonomi

seseorang akan mendorongnya untuk memikirkan pemuas kebutuhan

perumahan dengan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif sekaligus.

2) Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)

Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya

diartikan dalam arti keamanan fisik semata, tetapi juga keamanan

psikologis dan perlakuan yang adil dalam pekerjaan.Karena pemuas

kebutuhan ini terutama dikaitkan dengan kekaryaan seseorang, artinya

keamanan dalam arti fisik termasuk keamanan seseorang didaerah tempat

tinggal, dalam perjalanan menuju ke tempat bekerja, dan keamanan di

tempat kerja.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

6

3) Kebutuhan Sosial (Social Needs)

Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial, tidak dapat

memenuhi kebutuhan sendiri dan pasti memerlukan bantuan orang lain,

sehingga mereka harus berinteraksi dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Kebutuhan sosial tercermin dalam empat bentuk perasaan yaitu:

a) Kebutuhan akan perasaaan diterima orang lain dengan siapa ia

bergaul dan berinteraksi dalam organisasi dan demikian ia

memiliki sense of belonging yang tinggi.

b) Harus diterima sebagai kenyataan bahwa setiap orang

mempunyai jati diri yang khas dengan segala kelebihan dan

kekurangannya. Dengan jati dirinya itu, setiap manusia merasa

dirinya penting, artinya ia memiliki sense of importance.

c) Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak akan gagal sering

disebut sense of accomplishment. Tidak ada orang yang merasa

senang apabila ia menemui kegagalan, sebaliknya, ia senang

apabila ia menemui keberhasilan.

d) Kebutuhan akan perasaan diikutsertakan (Sense of

Participation). Kebutuhan ini sangat terasa dalam hal

pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan tugas sendiri.

Sudah barang tentu bentuk dari partisipasi itu dapat beraneka

ragam seperti dikonsultasikan, diminta memberikan informasi,

didorong memberikan saran.

4) Kebutuhan akan Harga Diri (Esteem Need )

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

7

Semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan statusnya

oleh orang lain. Situasi yang ideal adalah apabila prestise itu timbul akan

menjadikan prestasi seseorang. Akan tetapi tidak selalu demikian, karena

dalam hal ini semakin tinggi kedudukan seseorang, maka akan semakin

banyak hal yang digunakan sebagai symbol statusnya itu. Dalam

kehidupan organisasi banyak fasilitas yang diperoleh seseorang dari

organisasi untuk menunjukkan kedudukan statusnya dalam organisasi.

Pengalaman menunjukkan bahwa baik dimasyarakat yang masih

tradisional maupun di lingkungan masyarakat yang sudah maju, simbol –

simbol status tersebut tetap mempunyai makna penting dalam kehidupan

berorganisasi.

5) Aktualisasi Diri (Self Actualization)

Hal ini dapat diartikan bahwa dalam diri seseorang terdapat

kemampuan yang perlu dikembangkan, sehingga dapat memberikan

sumbangsih yang besar terhadap kepentingan organisasi. Melalui

kemampuan kerja yang semakin meningkat akan semakin mampu

memuaskan berbagai kebutuhannya dan pada tingkatan ini orang

cenderung untuk selalu mengembangkan diri serta berbuat yang lebih

baik.

Motivasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik

dan motivasi ekstrinsik. Menurut Djamarah (2002), motivasi intrinsik

adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

8

doronagn untuk melakukan sesuatu. Menurut Winkel (1999), yang

termasuk dalam motivasi intinsik antara lain karena menyenangkan, etos

belajar/kerja, managemen waktu, tantangan, harapan masa datang,

peningkatan status. Sedangkan faktor ekstrinsik, motivasi adalah motif-

motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Jadi

motivasi ini muncul bukan berasal dari kesadaran diri sendiri. Yang

termasuk dalam motivasi eksternal antara lain reward/gaji,

pengakuan/penghargaan, rekan kerja, keinginan orang lain, peningkatan

jenjang/golongan, kebanggaan terhadap profesi/lembaga.

Menurut Petri (1981), motivasi merupakan suatu konsep yang

dipakai untuk mendeskripsikan daya-daya dalam diri seseorang yang

menyebabkan timbulnya serta mengarahkan tingkah laku. Motivasi

seseorang ditandai oleh tiga aspek, yakni: 1) Energi, yakni apa yang

memberikan kekuatan pada tingkah laku, sehingga intensitas perilaku

dapat dipertahankan. Disini perilaku yang dimaksud adalah perilaku

belajar, 2) Arah, yakni apa yang memberikan arah pada tingkah laku dan

3) Keajegan, yakni bagaimana tingkah laku itu dipertahankan. Aspek

energi atau intensitas dari motivasi menunjukkan kesungguhan atau

keseriusan orang bertingkah laku. Aspek arah dari motivasi

menggambarkan mengapa orang mengarahkan usahanya pada satu hal

tertentu dan bukan pada hal lain. Aspek keajegan menunjukkan keajegan

suatu tingkah laku atau kesinambungan dari kegiatan yang dilakukannya.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

9

Menurut Syah (2005), belajar dapat dipahami sebagai tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai

hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan

proses kognitif. Sedangkan menurut Winkel (2004), belajar adalah suatu

aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dsalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-

pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Dari pengertian belajar, maka

motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan

kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar itu demi

mencapai suatu tujuan. Motivasi belejar memegang peranan pentin,

perhating dalam mmemberikan gairah atau semangat dalam belajar,

sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk

melakukan kegiatan belajar. Peserta didik yang termotivasi akan hal-hal

seperti ketekunan tinggi, perhatian terhadap berbagai tugas, aktivitas dan

partisipasi dalam kegiatan belajar tinggi dan dapat membangkitkan

semangat dan kreativitas (Winkel, 2004).

Mengukur motivasi umumnya terdapat dua cara, yaitu : (1)

mengukur faktor-faktor dalam tertentu, yang diduga menimbulkan

dorongan dalam diri seseorang dan (2) mengukur aspek tingkah laku

tertentu yang mungkin menjadi ungkapan dan motif tertentu (Sabit 1997,

diacu dalam Ngadimin 1998).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

10

Kriteria yang digunakan untuk hasil pengukuran adalah factor

motivasi itu sendiri yaitu factor intrinsik atau factor ekstrinsik. Faktor

intrinsik mempunyai indikator:

a. Indikator sikap; dapat dilihat dari bagaimana mahasiswa

keperawatan dapat bersikap baik pada saat menjalankan praktek

klinik keperawatan. Baik dalam hal ini dapat dilihat dari ketepatan

waktu datang ke tempat praktek klinik, mahasiswa juga menaati

aturan dan kebijakan di tempat mereka praktek.

b. Indikator kebutuhan; mahasiswa yang merasa membutuhkan ilmu

pengetahuan di lahan tempat mereka praktek tentunya akan

bersungguh-sungguh dalam melaksanakan setiap tindakan dan

memperhatikan bimbingan dari pihak rumah sakit dan juga dari

dosen pembimbing mereka selama menjalani praktek klinik

keperawatan.

c. Indikator emosi; mahasiswa yang sedang menjalani praktek klinik

biasanya rentan terlibat dalam emosi baik karena masalah dari

rekan sesama di tempat praktek maupun masalah dari luar tempat

praktek. Dalam hal ini mahasiswa dilihat keprofesionalannya

dalam menjalankan profesinya untuk tidak membawa masalah atau

emosi pada saat sedang berada di depan pasien.

d. Indikator kemampuan; termasuk didalamnya kepuasan pribadi saat

berhasil menyelesaikan suatu kompetensi. Yaitu saat mahasiswa

melihat kemampuannya dalam melaksanakan suatu kompetensi,

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

11

melihat hasil kerjanya serta bagaimana mahasiswa melihat

kemampuan mahasiswa lainnya dalam melaksanakan suatu

kompetensi sehingga baik atau buruk dapat memotivasi mahasiswa

dalam pengembangan kemampuannya.

2.2 Perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di

dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

yang berlaku. Berdasarkan Musyawarah Nasional PPNI (1999), mengatakan

bahwa perawat adalah seorang yang telah lulus pendidikan formal dalam

bidang keperawatan yang program pendidikannya telah disahkan oleh

pemerintah. Dewan pimpinan pusat PPNI (1999), mempertegas yang

dikatakan perawat profesional yaitu perawat yang mengikuti pendidikan

keperawatan pada jenjang pendidikan tinggi sekurang-kurangnya DIII

Keperawatan.

Keperawatan sebagai pelayanan/asuhan profesional bersifat

humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu

dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objek klien, mengacu

pada standar professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan

sebagai tuntutan utama. Demikianlah secara umum tentang keperawatan

profesional yang merupakan tanggung jawab seorang perawat profesional

yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan. Perawat dituntut

untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar atau rasional

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

12

dan baik atau etikal (Nursalam, 2002). Effendy (1995), menjelaskan

keperawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap

individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan.

Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan

semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan

kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan

menggunakan proses keperawatan.

Perawat profesional adalah seorang yang mengenal kebutuhan

kesehatan dasar manusia yang sakit maupun yang sehat serta mengetahui

bagaimana kebutuhan ini dapat terpenuhi, perawat harus menguasai suatu ilmu

pengetahuan keperawatan berdasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan

pada umumnya dan dia mempunyai kemampuan untuk memelihara seseorang

atau masyarakat.

Karakteristik perawat profesional adalah sebagai berikut (Nursalam,

2002).

a. Dalam melakukan tindakannya berdasarkan pada proses intelektual,

mempunyai kualitas dalam membuat keputusan.

b. Menerapkan ilmu yang dipelajari dalam melaksanakan prakteknya

sebagai perawat dalam penerapannya selalu memperhatikan

kepentingan masyarakat.

c. Selalu mengikuti perkembangan keperawatan maupun kesehatan.

d. Mempunyai ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bidangnya dan

informasi yang dipunyai kepada teman sejawatnya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

13

e. Memperhatikan faktor kemanusiaan dalam keperawatan.

f. Menjadi anggota dan turut berpartisipasi dalam organisasi profesi.

g. Meyakini atau mempercayai keperawatan sebagai profesi yang hidup

atau dan memikirkan idealisme keperawatan dari pada uang yang

diperoleh.

Dalam upaya mencapai profesionalisme dalam bidang keperawatan

diperlukan pendidikan dan latihan yang terus menerus, yang dilakukan melalui

pendidikan formal khusus untuk keperawatan atau melalui inservice training.

Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak

saja membutuhkan kesabaran. Kemampuan untuk itu mengatasi masalah-

masalah kesehatan tentu harus bisa diandalkan.Untuk mewujudkan

keperawatan sebagai profesi yang utuh, ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi. Setiap perawat harus mempunyai ”body of knowledge” yang

spesifik, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik

keprofesian yang didasari motivasi altruistik, mempunyai standar kompetensi,

dan kode etik profesi (Kamarulla, 2005).

Harlley dalam ANA (2000), menjelaskan pengertian dasar seorang

perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,

membantu, dan melindungi seseorang karena sakit, injuri dan proses penuaan,

dan perawat profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan

berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau

berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan

kewenanganya(DepKes RI, 2002).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

14

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional

yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, berdasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-kultur-

spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan

masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan

manusia (DPP PPNI, 2001).

Kerangka kerja Internal Council Of Nurse (ICN) menjelaskan

kerangka kerja kompetensi bagi perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu

bidang profesional dan legal practice, bidang care profesional management

dan bidang professional development. Kerangka kerja ini, sekarang menjadi

acuan dalam menyusun standar kompetensi perawat Indonesia.

2.3 System pendidikan keperawatan di Indonesia

Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan

keperawatan di Indonesia mencakup:

a. Pendidikan Vokasional, yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan

jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang

diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.

b. Pendidikan Akademik, yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan

pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu

pengetahuan tertentu

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

15

c. Pendidikan Profesi, yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana

yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan

persyaratan keahlian khusus.

Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup program

pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor.

Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tersebut

Organisasi Profesi yaitu PPNI dan AIPNI, bersama dukungan dari

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan

memperbaharui kelengkapan sebagai suatu profesi.

Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang

dengan berbagai dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak

tahun 1983 saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan

indonesia yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh seluruh komponen

keperawatan Indonesia, serta dukungan penuh dari Kemendiknas dan Kemkes

saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu,

sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan profesi

dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang tinggi dan sejak itu

pulalah mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan

Indonesia yang pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program

pertamannya dibuka tahun 1985.

Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan

Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality (HPEQ),

menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

16

Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar

Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. dan

semua standar tersebut mengacu pada Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012

tentang KKNI dan sat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang

berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan

Indonesia. Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada

perkembangan keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu

berubah.

2.3.1 Perkembangan kurikulum Pendidikan Keperawatan

Perkembangan keperawatan sebagai pelayanan profesional

didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari

pendidikan dan pelatihan yang terarah dan terencana.

Di Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang sangat

bermakna bahkan merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini

bermula dari dicapainya kesepakatan bersama pada Lokakarya Nasional

Keperawatan pada bulan Januari 1983 yang menerima keperawatan

sebagai pelayanan profesional (profesional service) dan pendidikan

keperawatan sebagai pendidikan profesi (professional education).

Tenaga keperawatan yang merupakan jumlah tenaga kesehatan

terbesar seyogyanya dapat memberikan kontribusi essensial dalam

keberhasilan pembangunan kesehatan. Untuk itu tenaga keperawatan

dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya agar

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

17

mampu berperan aktif dalam pembangunan kesehatan khususnya dalam

pelayanan keperawatan profesional.

Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat

dipisahkan dengan pendidikan profesional keperawatan. Pendidikan

keperawatan bukan lagi merupakan pendidikan vokasional/kejuruan akan

tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang menguasai

ilmu keperawatan yang siap dan mempu melaksanakan pelayanan/asuhan

keperawatan profesional kepada masyarakan. Jenjang pendidikan

keperawatan bahkan telah mencapai tingkat Doktoral.

Keyakinan inilah yang merupakan faktor penggerak

perkembangan pendidikan keperawatan di Indonesia pada jenjang

pendidikan tinggi, yang sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1962 yaitu

dengan dibukanya Akademi Keperawatan yang pertama di Jakarta. Proses

ini berkembang terus sejalan dengan hakikat profesionalisme

keperawatan.

Dalam Lokakarya Keperawatan tahun 1983, telah dirumuskan

dan disusun dasar-dasar pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan.

Sebagai realisasinya disusun kurikulum program pendidikan D-III

Keperawatan, dan dilanjutkan dengan penyusunan kurikulum pendidikan

Sarjana (S1) Keperawatan.

Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga

keperawatan profesional yang mampu mengadakan pembaruan dan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

18

perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan

perkembangan kehidupan profesi keperawatan.

Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga

keperawatan professional yang mampu mengadakan pembaharuan dan

perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan

perkembangan kehidupan profesi keperawatan.

Keperawatan sebagai suatu profesi, dalam melaksanakan tugas

dan tanggungjawab pengembanggannya harus mampu mandiri. Untuk itu

memerlukan suatu wadah yang mempunyai fungsi utama untuk

menetapkan, mengatur serta mengendalikan berbagai hal yang berkaitan

dengan profesi seperti pengaturan hak dan batas kewenangan, standar

praktek, standar pendidikan, legislasi, kode etik profesi dan peraturan lain

yang berkaitan dengan profesi keperawatan.

Diperkirakan bahwa dimasa datang tuntutan kebutuhann

pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan akan terus

meningkat baik dalam aspek mutu maupun keterjangkauan serta cakupan

pelayanan. Hal ini disebabkan meningkatkan kesadaran masyarakat akan

kesehatan yang diakibatkan meningkatnya kesadaran masyarakat secara

umum, dan peningkatan daya emban ekonomi masyarakat serta

meningkatnya komplesitas masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat.

Masyarakat semakin sadar akan hukum sehingga mendorong adanya

tuntutan tersedianya pelayanan kesehatan termasuk pelayanan

keperawatan dengan mutu yang dapat dijangkau seluruh lapisan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

19

masyarakat. Dengan demikian keperawatan perlu terus mengalami

perubahan dan perkembangan sejalan dengan perubahan yang terjadi

diberbagai bidang lainnya.

Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran

masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga adanya tekanan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan serta

perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi era globalisasi.

Dalam memnghadapi tuntutan kebutuhan dimasa datang maka

langkah konkrit yang harus dilakukan antara lain adalah penataan standar

praktek dan standar pelayanan/asuhan keperawatan sebagai landasan

pengendalian mutu pelayanan keperawatan secara professional, penataan

sistem pemberdayagunaan tenaga keperawatan sesuai dengan

kepakarannya, pengelolaan sistem pendidikan keperawatan yang mampu

menghasilkan keperawatan professional serta penataan sistem legilasi

keperawatan untuk mengatur hak dan batas kewenangan, kewajiban,

tanggung jawab tenaga keperawatan dalam melakukan praktek

keperawatan.

2.4 Praktek Klinik Keperawatan

2.4.1 Pengertian Praktek Klinik Keperawatan

Pembelajaran klinik adalah serangkaian pembelajaran yang

dilaksanakan dalam tatanan pelayanan kesehatan/keperawatan nyata

dimana peserta didik dihadapkan langsung dengan klien maupun situasi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

20

nyata (Relly dan Obermann, 1999). Pembelajaran klinik juga dapat

diartikan sebagai bentuk pengalaman belajar (learning experience) dimana

peserta didik berkesempatan melatih diri melaksanakan praktek

keparawatan profesional (professional nursing practice) di tatanan nyata

pelayanan kesehatan (real setting) dimana terdapat praktek leperawatan

klinik. (White dan Ewan, 1991).

Dari pengertian tersebut terkandung pemahaman bahwa

pembelajaran klinik dimaksudkan agar peserta didik memperoleh

kemampuan dalam membuat pertimbangan dan pengambilan keputusan

klinik secara mandiri didasari oleh teori, hukum dan etika profesi,

menggunakan berbagai ketrampilan profesional meliputi ketrampilan

teknikal dan interpersonal, memahami klien sebagai manusia yang

mempunyai otonomi dan hak asasi. (FIK UI, 2000) Kemampuan yang

akan diperoleh peserta didik dalam pembelajaran klinik diantaranya adalah

pendalaman pemahaman ilmu dan masalah keperawatan, penumbuhan

sikap profesional, cara pandang, berfikir dan bertindak dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab di bidang profesinya yaitu

peningkatan ketrampilan profesional dalam melakukan asuhan

keperawatan, peningkatan kemampuan dalam pemecahan masalah ilmiah

keperawatan. (Reilly dan Obermann, 1999). Menurut Akemat, (2003)

bahwa proses pembelajaran klinik disetting melalui proses pentahapan

yaitu tahap persiapan rancangan pembelajaran yang meliputi perencanaan

pembelajaran dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

21

ketersediaan kemudahan memperoleh sumber belajar, tahap pelaksanaan

dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran klinik yang ada serta

tahap evaluasi yaitu penilaian terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

2.4.2 Metode Praktek Klinik Keperawatan

Metode pembelajaran klinik yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran klinik diklasifikasikan sesuai dengan kegunaan utama setiap

strategi. Metode pembelajaran klinik tersebut meliputi eksperiential,

pemecahan masalah, konferensi, obeservasi, self directed, perceptorship

dan model yang dipusatkan pada praktek.(White & Ewan, 1991).

Metode eksperiential memberikan pengalaman langsung dari

kejadian baik praktek klinik yang melibatkan interaksi dengan klien yang

nyata dan orang lain di lapangan atau melalui pengalaman yang seperti

kenyataan misalnya simulasi atau bermain peran. Metode ini meliputi

penugasan klinik, tugas tertulis serta simulasi dan permainan.

Metode pemecahan masalah membantu peserta didik dalam

menganalisa situasi klinis yang membantu peserta didik menganalisa

situasi klinis yang bertujuan menjelaskan masalah yang akan diselesaikan,

memutuskan tindakan yang diambil, menerapkan pengetahuan pada suatu

masalah klinik dan memperjelas keyakinan dan nilai sesorang. Metode

pembelajaran klinik yang sesuai dengan praktek klinik antara lain situasi

pemecahan masalah, situasi pembuatan keputusan dan insiden kritis.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

22

Metode konferensi merupakan bentuk diskusi kelompok mengenai

beberapa aspek parktek klinis. Dengan metode ini peserta didik dapat

berbicara saat proses pemecahan masalah dan menerima umpan balik

langsung dari rekan sejawat dan pembimbing. Metode ini juga memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penilaian rekan

sejawat, diskusi mengenai keprihatinan dan analisis terhadap isu – isu

yang berkaitan dengan praktek klinis.

Metode pembelajaran observasi yaitu melakukan pengamatan

terhadap pengalaman aktual di lapangan atau terhadap peragaan yang

diperlukan untuk belajar melalui modeling. Metode pembelajaran

observasi meliputi obeservasi di lingkungan klinik, kunjungan lapangan,

ronde keperawatan dan peragaan.

Metode pembelajaran self directed didasarkan pada konsep

pembelajaran fenomenologik yang menyadari pembelajaran sebagai proses

individu yang memerlukan keterlibatan aktif peserta didik. Melalui metode

ini tanggung jawab pembelajaran berada di pihak peserta didik.

Perceptorship dan model praktek terkonsentrasi didasarkan pada konsep

modeling. Pendidik klinis merupakan staf perawat dan praktisi

keperawatan dalam lingkungan klinis yang berfungsi sebagai model peran

dan pengajar untuk peserta didik melalui hubungan interpersonal. Pada

metode ini diharapkan peserta didik memperoleh dan atau memodifikasi

perilaku dengan cara mengobeservasi sendiri model yang memiliki

perilaku yang dibutuhkan peserta didik dan mereka juga memiliki

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

23

kesempatan untuk mempraktekkan perilaku tersebut. Dalam proses

bimbingan klinik keperawatan kita tidak dapat hanya memilih salah satu

metode saja. Metode konseptual bimbingan klinik keperawatan

menggunakan kombinasi dari berbagai metode yang ada.

2.4.3 Strategi praktek klinik keperawatan

Penugasan Klinik: Pembimbing memberikan data kasus sebelum

praktek, peserta didik memberikan asuhan keperawatan pada klien, peserta

didik mendokumentasikan asuhan keperawatan dalam bentuk laporan

kasus, pembimbing mengobservasi kegiatan peserta didik pada setiap

tahapan proses keperawatan klien, status medis dan keperawatan (rekam

medis).

Pra dan Pasca Konferen: Pembimbing berperan sebagai fasilitator

dan nara sumber, Peserta didik mendiskusikan asuhan keperawatan yang

dikelola Laporan pendahuluan dan laporan asuhan keperawatan

Ronde Keperawatan: Pembimbing berperan sebagai fasilitator dan

narasumber, Peserta didik memarkan kasus kelolaan, Peserta didik

mendiskusikan kasus kelolaan secara bergantian Klien, status medis dan

keperawatan

Bed Side Teaching: Pembimbing memberikan ketrampilan klinik

secara langsung pada klien, Peserta didik memperhatikan ketrampilan

klinik yang dilakukan pembimbing Klien, alat yang disesuaikan dengan

ketrampilan klinik yang dilakukan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

24

Demontrasi: Pembimbing melakukan demontrasi prosedur tindakan

keperawatan dihadapan peserta didik, Peserta didik memperhatikan dan

diberi keempatan untuk mencoba secara mandiri Klien, alat yang

disesuaikan dengan ketrampilan klinik yang dilakukan.

Belajar mandiri: Peserta didik melakukan kegiatan belajar di klinik

saat pembimbing tidak di tempat Klien, status medis dan keperawatan.

2.4.4 Kompetensi praktek klinik keperawatan

Kompetensi merupakan pengetahuan dan kemampuan yang dikuasai

oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat

melakukan perilaku – perilaku kognitif, afektif dan psikomotor dengan sebaik

– baiknya. (Mulyasa,2006). Sedangkan menurut Elliot dan Dweck (2005),

kompetensi didefinisikan sebagai suatu kondisi atau kualitas dari keefektifan,

kemampuan , kecukupan (sufficiency) atau keberhasilan. Menurut Gordon

seperti dikutip oleh Mulyasa (2006), menjelaskan beberapa aspek yang

terkandung dalam konsep kompetensi yaitu :

1. Pengetahuan (knowledge)

2. Pemahaman (understanding)

3. Kemampuan (skill)

4. Nilai (value)

5. Sikap (attitude)

6. Minat (interest)

Pengetahuan dapat dibagi menjadi pengetahuan umum dan

pengetahuan displiner yang spesifik. Sementara itu nilai merupakan suatu

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

25

prinsip abstrak mengenai perilaku di mana anggota kelompok merupakan

sebuah komitmen poitif yang kuat dan memberikan standar dalam menilai

tindakan atau tujuan tertentu. Nilai menciptakan konteks bagi penggunaan

kemampuan dan aplikasi pengatahuan. Dari beberapa pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,

ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan

beritindak. Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan

mahsiswa memiliki penguasaan terhadap materi pembelajaran yang dalam ini

dalam praktek klinik keperawatan untuk mencapai tujuan. Pemberian tekanan

penguasaan meteri akibat perubahan dalam diri siswa setelah proses belajar

diberikan yang didefinisikan sebagai hasil belajar merupakan tingkat

penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar

adalah kompetensi siswa terhadap proses belajar sebagai akibat dari perubahan

perilaku setelah mengikuti pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai. Hasil belajar ini akan diukur dengan sebuah tes. Berarti

belajar itu menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berbeda seperti

pengetahuan, sikap, ketrampilan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah

laku inilah yang disebut sebagai kapabilitas belajar. Menurut Sudjana (2002),

ada 5 kategori kapabilitas hasil belajar yang meliputi :

1. ketrampilan intelektual

2. strategi kognitif

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian MotivasiII.pdf · Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya

26

3. informasi verbal

4. ketrampilan motorik

5. sikap