bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/5216/3/fitri nur...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Family Control
Perusahaan dengan family control didalamnya adalah perusahaan
yang salah satu cirinya lebih dari setengah jumlah saham yang beredar
dimiliki oleh satu atau dua keluarga. Perusahaan jenis ini pada umumnya
didirikan, dipimpin dan dikelola oleh anggota keluarga, walaupun sebagian
dari perusahaan telah dikelola oleh para profesional yang berasal dari luar
keluarga. Perusahaan dengan family control didalamnya sering disebut
sebagai family business atau family owned business atau family company
(Marpa, 2012).
Sementara itu menurut Sukamdani (2013) perusahaan yang
memiliki family control merupakan unsur yang memiliki kontribusi penting
bagi perekonomian sebuah negara, termasuk di Indonesia. Namun,
perusahaan ini tidak bisa berperan maksimal karena tidak memiliki tata
kelola perusahaan yang baik. Bisnis keluarga banyak dilanda permasalahan
serius yang bisa mengancam eksistensinya, sebab kebanyakan bisnis
keluarga dipegang oleh generasi pertama. Ketika bisnis akan ditransfer pada
generasi kedua dan ketiga, akan muncul permasalahan pelik. Dalam hal ini
terlihat pentingnya tata kelola perusahaan yang baik agar tata kelola
perusahaan lebih transparan dengan peran tanggung jawab kepada manajer
9 Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
10
dan pemilik usaha, terutama kemampuan dalam mengidentifikasi
permasalahan sehingga perusahaan berlanjut dan menyerap lapangan
pekerjaan.
Penyelarasan kepentingan keluarga dengan kepentingan bisnis
dapat dilakukan dengan matching process, yaitu penyelarasan antara
keinginan keluarga dan business requirement. Hal tersebut bertujuan agar
proses-proses yang ada dalam operasi perusahaan berjalan lancar. Kunci
utama dalam penyelarasan dua kepentingan tersebut terletak pada upaya
penggabungan antara company values dan family values. Perusahaan
keluarga memerlukan manajemen terbuka, artinya manajemen dikelola
secara profesional. Menurut Sukamdani (2013) praktik manajemen bisnis
keluarga yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Merangsang pemikiran dan pemahaman strategis bisnis yang baru.
2) Merekrut dan mempertahankan manajer non keluarga yang baik.
3) Menciptakan organisasi yang fleksibel dan inovatif.
4) Menciptakan dan melindungi modal.
5) Menyiapkan pengganti pemimpin.
Perusahaan dengan family control didalamnya memiliki
fleksibilitas yang tinggi, sehingga lebih reaktif dan lebih lentur dalam
kecepatan perubahan lingkungan. Hierarki dan birokrasi yang pendek
membuat perusahaan akan lebih cepat dalam mengambil keputusan dan
bergerak sesuai dengan perkembangan dan dinamika lingkungan dunia
usaha. Menurut Ernesto Poza (dalam Sukamdani, 2013) dinamika bisnis
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
11
keluarga pada umumnya ditentukan oleh tiga faktor yang saling tumpang
tindih, yaitu keluarga (family), bisnis (business), dan kepemilikan
(ownerhsip) yang sering menyebabkan keputusan manajemen menjadi lebih
rumit. Pada satu pihak, masalah keluarga dan kepemilikan haruslah
diutamakan. Namun, masalah bisnis perusahaan juga harus tetap
dilaksanakan pertimbangannya.
Selain memiliki fleksibilitas yang tinggi, perusahaan dengan family
control juga memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi pula
dibandingkan dengan perusahaan non family control. Hal ini disebabkan
pada perusahaan dengan family control memiliki pihak-pihak yang terlibat
lebih banyak. Mereka memiliki kepentingan masing-masing yang harus
diperhatikan dan dikelola. Penyelarasan kepentingan keluarga dan bisnis
yang dilakukan dengan cara matching process tujuannya adalah untuk
menyelaraskan seluruh kepentingan perusahaan dan keluarga menjadi satu
sinergi yang menuju kearah yang sama (Marpa, 2012).
Oleh karenanya sistem pengelolaan perusahaan (business system)
yang merupakan fungsi dari sistem organisasi, pengendalian dan
pelaksanaan serta kepemimpinan, harus berjalan dengan baik. Pada
perusahaan dengan family control didalamnya, business system dipengaruhi
oleh pola kepemilikan saham yaitu bagaimana saham-saham tersebut
terdistribusi, baik kepada anggota keluarga maupun kepada pihak-pihak lain
di luar keluarga (ownership distribution) serta bagaimana keluarga
mengendalikan kepemilikan saham (ownership control). Semakin banyak
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
12
saham yang terdistribusi kepada anggota keluarga maka semakin tinggi
kendali keluarga terhadap kepemilikan saham dan dengan demikian semakin
tinggi juga kendali keluarga kepada perusahaan. Begitu pula sebaliknya.
Sementara itu menurut Sukamdani (2013) ciri negatif yang harus
dihindari oleh perusahaan dengan family control di antaranya kurang
mengedepankan formalitas, pemisahan urusan personal bisnis yang tidak
jelas, serta kepemimpinan ganda. Pada perusahaan ini, sikap jujur, ulet dan
tidak serakah akan membawa perusahaan pada perkembangan yang baik.
Marpa (2012) menyebutkan bahwa pengembangan perusahaan yang
memiliki family control akan sangat bergantung pada kepedulian
anggotanya untuk tetap melakukan inovasi dan alignment antara pemegang
saham beserta manajemen perusahaan.
2.1.2 Pengertian Profitability (Profitabilitas)
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba (profit) pada periode tertentu pada umumnya selama setahun (Sujoko
dan Soebiantoro, 2007). Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba
merupakan suatu ukuran dalam presentase yang digunakan untuk menilai
sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat
diterima. Nilai profitabilitas menjadi ukuran bagi kesehatan perusahaan.
Apabila tingkat profitabilitas mengalami kenaikan maka citra dari
perusahaan juga akan meningkat.
Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para
investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
13
menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan
dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang
rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi
perusahaan, profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas
pengelolaan perusahaan tersebut. Profitabilitas merupakan salah satu dasar
penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu digunakan suatu alat analisis
untuk bisa menilainya.
Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang,
karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai
prospek yang baik di masa yang akan datang atau tidak. Dengan demikian
setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya,
karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka
kelangsungan hidup perusahaan tersebut akan lebih terjamin dan nilai
perusahaan juga semakin meningkat. Penilaian profitabilitas adalah proses
untuk menentukan seberapa baik aktivitas-aktivitas bisnis yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosan-
pemborosan, dan menyajikan informasi tepat waktu untuk melaksanakan
penyempurnaan berkesinambungan.
Profitabilitas perusahaan dideskripsikan dalam bentuk laporan laba
rugi yang merupakan bagian dari laporan keuangan korporasi, yang dapat
digunakan oleh semua pihak yang berkepentingan untuk membuat
keputusan ekonomi. Profitabilitas perusahaan sudah tentu merupakan
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
14
kinerja perusahaan yang ditinjau dari kondisi keuangan perusahaan.
Profitabilitas perusahaan tercermin dari laporan keuangannya, oleh sebab itu
untuk mengukur profitabilitas perusahaan diperlukan analisis terhadap
laporan keuangannya.
Profitabilitas sangat cocok untuk mengukur efektivitas manajemen
dan pengevaluasian kinerja manajemen dalam menjalankan bisnis dan
produktivitasnya dalam mengelola aktiva-aktiva perusahaan secara
keseluruhan seperti tampak pada pengembalian yang dihasilkan oleh
penjualan dan investasi, serta untuk mengevaluasi kinerja ekonomi dari
bisnis. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan
untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin
dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas
perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk
merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber
daya (Mardiyanto, 2009).
Menurut Mardiyanto (2009) profitabilitas merupakan pengukuran
kesanggupan perusahaan untuk menghasilkan laba. Menurut Mardiyanto
(2009), rasio profitabilitas dapat diukur dengan:
1) Rasio Margin Laba (Net Profit Margin)
2) Rasio kemampuan dasar menghasilkan laba (basic earning power ratio/
operating return on total asset/OROA)
3) Tingkat pengembalian atas total aktiva (Return On Assets/ROA)
4) Tingkat pengembalian atas total ekuitas (Return On Equity/ROE)
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
15
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun
bagi pihak luar perusahaan, yaitu:
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu.
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik pinjaman maupun modal sendiri.
Sementara itu manfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio
profitabilitas yaitu:
1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode.
2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3) Mengetahui besarnya laba sesudah pajak dengan modal sendiri.
4) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Pada penelitian ini, profitabilitas dari perusahaan dihitung dengan
menggunakan Return On Assets (ROA), yaitu laba bersih setelah pajak
dibagi dengan total aktiva perusahaan. Penggunaan ROA dalam penelitian
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
16
ini adalah karena ROA memiliki beberapa keunggulan, dimana ROA
merupakan indikator pengukuran yang komprehensif untuk melihat keadaan
perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang ada meliputi Balance Sheet
dan Income Statement. Dimana semakin tinggi angka dari rasio Return On
Assets, maka perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi dan sebaliknya.
ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu
ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aktiva yang
dimiliki perusahaan. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva
yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi
perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif menunjukkan total aktiva yang
dipergunakan tidak memberikan keuntungan atau pun kerugian.
2.1.3 Pengertian Institutional Ownership (Kepemilikan Institusi)
Institutional Ownership (kepemilikan institusi) adalah kepemilikan
saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti
perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi
lain menurut Permanasari (2010). Kepemilikan institusional memiliki arti
penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan
oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih
optimal. Hal tersebut berarti kepemilikan institusional dapat meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
Kepemilikan institusional memiliki kelebihan antara lain:
1) Menguji profesionalisme dalam menganalisis informasi sehingga dapat
menguji keandalan informasi.
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
17
2) Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan yang
lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
Monitoring yang dilakukan oleh pihak institusi tersebut tentunya
akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh kepemilikan
institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang
cukup besar dalam pasar modal. Tingkat kepemilikan institusional yang
tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak
investor institusi sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic
manajer. Semakin besar kepemilikan oleh institusi maka semakin besar pula
kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
2.1.4 Pengertian Firm Growth (Pertumbuhan Perusahaan)
Pertumbuhan perusahaan dinyatakan sebagai pertumbuhan total
aktiva dimana pertumbuhan masa lalu akan menggambarkan profitabilitas
yang akan datang dan pertumbuhan yang akan datang. Growth adalah
perubahan (penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan. Pertumbuhan aktiva dihitung sebagai presentase perubahan
aktiva pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya. Berdasarkan definisi
diatas dapat dijelaskan bahwa growth merupakan perubahan total aktivabaik
berupa peningkatan maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan
selama satu periode (satu tahun).
Pertumbuhan aktiva menggambarkan pertumbuhan aktiva
perusahaan yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang
meyakini bahwa presentase perubahan total aktiva merupakan indikator
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
18
yang lebih baik dalam mengukur growth perusahaan. Ukuran yang
digunakan adalah dengan menghitung proporsi kenaikan atau penurunan
aktiva.Pada penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diukur dari proporsi
perubahan aktiva, untuk membandingkan kenaikan atau penurunan atas total
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai
seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber
pembiayaannya. Dalam hubungannya dengan leverage, perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai
sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost)
antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya
menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaan karena penggunaan
hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara
teratur.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi
memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa
yang akandatang dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga memungkinkan
perusahaan untuk memiliki biaya modal rendah. Pertumbuhan perusahaan
diukur dengan menggunakan perubahan total aktiva. Perubahan total aktiva
adalah selisih total aktiva yang dimiliki perusahaan pada periode sekarang
dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya.
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
19
2.1.5. Pengertian Firm Size dan Leverage
Firm size (ukuran perusahaan) adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar atau kecilnya suatu perusahaan menurut berbagai
cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, jumlah tenaga
kerja, dan lain-lain. Semakin besar item-item tersebut, semakin besar pula
ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan menjadi patokan oleh investor
dalam berinvestasi. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total aktiva
yang dimiliki perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi
perusahaan. Jumlah aktiva yang besar akan menurunkan nilai perusahaan
jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Sementara itu jika dilihat dari sisi
manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan
akan meningkatkan nilai perusahaan. Pada penelitian ini ukuran perusahaan
dihitung dengan logaritma natural (Ln) terhadap total aktiva perusahaan
(Harmono, 2011).
Pada dasarnya firm size hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu
perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan
perusahaan kecil (small firm). Sementara itu firm size merupakan fungsi dari
kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka
perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit
semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan
memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik.
Leverage merupakan salah satu faktor penting dalam unsur
pendanaan. Solvabilitas (leverage) digambarkan untuk melihat sejauh mana
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
20
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri.
Leverage digambarkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar
hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya. Leverage dapat
dipahami sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu perusahaan.
Artinya, leverage yang semakin besar menunjukkan risiko investasi yang
semakin besar pula.
Perusahaan dengan rasio leverage yang rendah memiliki risiko
leverage yang lebih kecil. Dengan tingginya rasio leverage menunjukkan
bahwa perusahaan tidak solvable, artinya total hutangnya lebih besar
dibandingkan dengan total aktivanya.
2.1.6 Pengertian Nilai Perusahaan (Firm Value)
Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai persepsi investor terhadap
tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham,
dimana harga saham yang tinggi akan membuat nilai perusahaan juga tinggi
(Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Tujuan utama perusahaan menurut theory
of the firm adalah untuk memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan
(Servin dan Juniarti, 2014). Semakin tinggi harga saham, semakin tinggi
pula kemakmuran pemegang saham, serta semakin bernilai sebuah
perusahaan. Perusahaan dikatakan bernilai apabila dapat memberikan
kemakmuran kepada pemegang saham secara maksimum.
Pengukuran nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan
Tobin’s Q karena rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik,
karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
21
saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas
perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aktiva perusahaan (Sukamulja,
2004). Dengan memasukkan seluruh aktiva perusahaan berarti perusahaan
tidak hanya terfokus pada satu investor saja yaitu investor dalam bentuk
saham namun juga kreditur karena sumber pembiayaan operasional
perusahaan bukan hanya dari ekuitas saja tetapi juga dari pinjaman yang
diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004).
Nilai perusahaan pada dasarnya diukur dari beberapa aspek, salah
satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham
perusahaan mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang
dimiliki. Nilai perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para
pemegang saham menyerahkan urusan pengelolaan perusahaan kepada
orang-orang yang berkompeten dalam pekerjaannya, seperti manajer dan
komisaris.
Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai
pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi
manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan di
masa lampau dan prospeknya di masa depan. Rasio yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rasio Tobin’s Q. Rasio tersebut dinilai bisa
memberikan informasi paling baik, karena rasio ini menjelaskan berbagai
fenomena dalam kegiatan perusahaan, seperti terjadinya cross-sectional
dalam pengambilan keputusan investasi dan diversifikasi. Jadi, semakin
besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
22
pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai
pasar aktiva perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aktiva perusahaan
maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan
yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan family control,
profitability, firm growth, institutional ownership, firm size dan leverage
adalah:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Liany Gunawan dan
Juniarti (2014) dengan menggunakan variabel penelitian berupa family
control, firm risk, size, age, profitabilitas dan nilai perusahaan. Penelitian
tersebut memberikan hasil penelitian berupa: 1) Family control berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas namun berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. 2) Firm risk berpengaruh tidak signifikan
terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. 3) Size berpengaruh positif
terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. 4) Age berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap profitabilitas namun berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Putu Yunita Saputri Dewi,
Gede Adi Yuniatra dkk., (2014) yang menggunakan variabel penelitian
berupa struktur modal, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan nilai
perusahaan. Penelitian tersebut memberikan hasil berupa: 1) Struktur modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 2)
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
23
Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. 3) Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sukirni (2012) yang
menggunakan variabel penelitian berupa kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, kebijakan dividen, kebijakan hutang dan nilai
perusahaan. Penelitian tersebut memberikan hasil berupa: 1) Kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. 2)
Kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan. 3) Kebijakan dividen berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. 4) Kebijakan hutang berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Verawati Hansen dan
Juniarti (2014) dengan menggunakan variabel penelitian berupa family
control, size, sales growth, leverage, profitabilitas dan nilai perusahaan.
Penelitian tersebut memberikan hasil penelitian berupa: 1) Family control
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas namun tidak memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan. 2) Size berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. 3) Sales growth tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. 4) Leverage tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas namun berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
24
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian teoritis di atas yang menguji pengaruh family
control, profitability, firm growth, institutional ownership, firm size dan
leverage terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menganalisis tentang
pengaruh variabel dependen yaitu nilai perusahaan terhadap variabel
independen yang meliputi family control, profitability, firm growth,
institutional ownership, firm size dan leverage. Maka peneliti
mendeskripsikan kerangka pemikiran sebagai berikut:
2.3.1 Pengaruh Family Control terhadap Nilai Perusahaan
Kerangka pemikiran yang pertama yaitu pengaruh family control
terhadap nilai perusahaan. Perusahaan keluarga memiliki visi dan komitmen
yang kuat dari pemilik dan anggota keluarga terkait kelangsungan hidup
perusahaan. Visi dan komitmen itulah yang menjadikan semua elemen
keluarga melakukan upaya apapun untuk menyelamatkan perusahaan dari
goncangan atau kebangkrutan agar perusahaan tetap berada pada kondisi
profit yang stabil dan nilai perusahaan yang baik.
Perusahaan keluarga cenderung memiliki komitmen untuk
mempertahankan pengaruh kontrol keluarga ke generasi berikutnya.
Komitmen ini akan mendorong perusahaan berorientasi pada investasi yang
tidak terlalu berisiko. Hal tersebut akan membuat perusahaan dinilai positif
oleh investor karena memiliki risiko yang lebih rendah karena tidak
mengorbankan hidup perusahaannya.
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
25
Selain memiliki komitmen yang tinggi, perusahaan keluarga juga
memiliki fleksibilitas yang tinggi pula. Fleksibilitas yang tinggi itulah yang
mampu membuat perusahaan keluarga memiliki kemampuan beradaptasi
serta berubah menyesuaikan dinamika lingkungan (agility) yang tinggi
dalam rangka mempertahankan citra perusahaan yang baik. Oleh karena itu
family control dapat memberi pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Kerangka pemikiran ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Liany
Gunawan dan Juniarti (2014) yang memberikan hasil bahwa family control
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.3.2 Pengaruh Profitability terhadap Nilai Perusahaan
Kerangka pemikiran yang kedua yaitu pengaruh profitability
terhadap nilai perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna
memperluas usahanya. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar
penilaian kondisi suatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan yang diciptakan oleh
perusahaan.
Penilaian profitabilitas adalah proses untuk menentukan seberapa
baik aktivitas-aktivitas bisnis yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan
strategis, mengeliminasi pemborosan-pemborosan, dan menyajikan
informasi tepat waktu untuk melaksanakan penyempurnaan
berkesinambungan. Oleh karena itu tingkat profitabilitas yang baik mampu
memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai suatu perusahaan. Hal ini
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
26
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putu Yunita Saputri Dewi dan
Gede Adi Yuniarta dkk., (2014) yang memberikan hasil bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.3.3 Pengaruh Firm Growth terhadap Nilai Perusahaan
Kerangka pemikiran yang ketiga yaitu pengaruh firm growth
terhadap nilai perusahaan. Salah satu cara pengukuran kinerja perusahaan
dapat dilihat dari tingkat profitabilitas. Firm growth mempengaruhi nilai
perusahaan melalui aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika pertumbuhan
suatu perusahaan mengalami kenaikan maka profitabilitas pun akan
meningkat sehingga nilai perusahaan akan mempengaruhi citra perusahaan
dimata para investor. Pertumbuhan perusahaan yang baik ditandai dengan
meningkatnya produktivitas dan efisiensi operasional perusahaan.
Produktivitas yang tinggi akan meningkatkan profit perusahaan yang akan
berdampak positif pada nilai perusahaan.
Sementara itu, pertumbuhan perusahaan juga merupakan dampak
atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau penurunan volume usaha (DKO Kusumajaya, 2011).
Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun
eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi
perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan
perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang
menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat
pengembalian (rate of return) dari investasi yang dilakukan menunjukkan
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
27
perkembangan yang baik. Semakin potensial pertumbuhan perusahaan maka
semakin dipandang positif oleh para investor sehingga dapat mempengaruhi
nilai perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Putu Yunita Saputri Dewi dan Gede Adi Yuniarta dkk, (2014) yang
memberikan hasil bahwa firm growth berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
2.3.4 Pengaruh Institutional Ownership terhadap Nilai Perusahaan
Kerangka pemikiran yang keempat yaitu pengaruh institutional
ownership terhadap nilai perusahaan. Institutional ownership memiliki arti
penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya pihak institusi
di dalam sebuah perusahaan maka akan dapat mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal dalam pengelolaan operasional perusahaan
serta perencanaan-perencanaan strategis perusahaan. Peningkatan
pengawasan tersebut akan mengurangi kecurangan yang mungkin terjadi di
dalam manajemen perusahaan. Hal tersebut berarti kepemilikan institusi
dapat memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena adanya
pihak institusi yang mengawasi jalannya kinerja operasional perusahaan.
Kepemilikan saham institusional dapat membantu untuk melakukan
monitoring perusahaan. Dengan demikian, kemungkinan manajer atau pihak
lain di dalam perusahaan untuk mencapai kepentingan pribadi akan
berkurang. Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan
pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan oleh institusi diharapkan
dapat mendorong manajer untuk dapat meningkatkan kinerjanya sebagai
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
28
pengelola perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat tersebut
diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sukirni (2012) yang
memberikan hasil bahwa kepemilikan institusi berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
2.3.5 Pengaruh Firm Size terhadap Nilai Perusahaan
Kerangka pemikiran yang kelima yaitu pengaruh firm size terhadap
nilai perusahaan. Firm size merupakan ukuran besar kecilnya sebuah
perusahaan yang dapat dilihat dari total aktiva perusahaan pada neraca akhir
tahun. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan
karena semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan semakin mudah
pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan, baik yang bersifat
eksternal maupun internal. Perusahaan yang berukuran besar juga akan
memiliki market power sehingga dapat menjual produknya lebih mahal dan
mendapat laba lebih tinggi (Pervin dan Visic, 2012). Laba yang tinggi
menunjukkan nilai perusahaan yang baik.
Pada umumnya perusahaan yang berukuran besar akan
menjalankan operasional perusahaan yang lebih efisien sehingga berpeluang
besar dalam meningkatkan laba (profit) yang lebih optimal. Perusahaan
besar dengan citra perusahaan yang baik akan lebih mudah dalam
memperoleh sumber pendanaan sehingga memiliki kesempatan berinvestasi
yang lebih luas. Kemudahan dalam mendapatkan pendanaan memberikan
keyakinan pada para investor bahwa perusahaan yang akan dijadikan
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
29
tempat berinvestasi adalah perusahaan dengan nilai perusahaan yang tinggi.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Liany Gunawan dan
Juniarti (2014) yang memberikan hasil penelitian bahwa firm size
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.3.6 Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Kerangka pemikiran yang keenam yaitu pengaruh leverage
terhadap nilai perusahaan. Struktur hutang (leverage) merupakan gambaran
dari besar atau kecilnya pemakaian hutang oleh suatu perusahaan yang
digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Penggunaan
leverage yang semakin besar menunjukkan hutang yang semakin besar pula.
Hutang yang tinggi akan menyebabkan perusahaan memiliki beban bunga
yang semakin tinggi. Jika hal tersebut berjalan terus menerus dan beban
bunga semakin meningkat, maka dapat menurunkan profitabilitas sehingga
akan pula mempengaruhi tingkat nilai perusahaan. Akan tetapi dalam hal ini
perusahaan harus mampu memanfaatkan hutangnya secara efektif agar
hutang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan menghasilkan
pengembalian yang positif bagi perusahaan.
Tingkat leverage yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tidak
solvable, artinya total hutang lebih besar dibandingkan dengan total asetnya.
Hal tersebut menujukkan bahwa kemungkinan bahwa perusahaan tidak
mampu dalam melunasi hutang-hutangnya. Namun, perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang relatif rendah lebih banyak menggunakan hutang
untuk membiayai operasional perusahaannya. Hutang yang dimilikinya
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
30
tersebut akan membuat perusahaan membayar beban bunga secara teratur
sehingga membuat perusahaan untuk bekerja lebih maksimal dan
menggunakan hutang secara efektif, dalam rangka mendapatkan laba dan
untuk membayar hutangnya tersebut. Dengan demikian leverage juga
mampu memberikan pengaruh yang positif bagi perusahaan apabila dikelola
secara efektif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Verawati Hansen dan Juniarti (2014) yang memberikan hasil bahwa
leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikiran penelitian ini
dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
H1 (+)
H2 (+)
H3 (+)
H4 (+)
H5 (+)
H6 (+)
Family Control
Profitability
Firm Growth
Institutional Ownership
Firm Size
Leverage
Nilai Perusahaan
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016
31
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan teori-teori yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen yang meliputi family control,
profitability, firm growth, institutional ownership, firm size dan leverage
terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Maka penelitian ini
mengambil hipotesis sebagai berikut:
H1 : Family control berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
H2 : Profitability berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
H3 : Firm growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
H4 : Institutional ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
H5 : Firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
H6 : Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Pengaruh Family Control..., Fitri Nur Khasanah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2016