bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep internet 2.1.1 definisi
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Internet
2.1.1 Definisi Intensitas Akses Internet
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2008), intensitas merupakan
keadaan tingkatan atau ukuran intensnya, sedangkan akses internet adalah jalan
masuk untuk bisa terhubung atau terkoneksi dengan jaringan komputer. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa definisi intensitas akses internet adalah seberapa sering
dan seberapa lama seseorang dalam menggunakan atau mengakses sebuah koneksi
atau jaringan yang menghubungkan antara komputer-komputer dan jaringan
komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data dan informasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2008) Internet adalah jaringan
komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas
komputer dan fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon
atau satelit. Sedangkan menurut Arief, (2007) internet adalah singkatan dari
Interconnected Network. Internet merupakan sebuah sistem komunikasi yang mampu
menghubungkan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Berbagai jenis
komputer dengan spesifikasi yang berbeda-beda dapat saling berkomuikasi melalui
internet. Beberapa bentuk jaringan yang berbeda-beda dapat saling bertukar
informasi dan data melalui internet menggunakan seperangkat aturan yang disebut
(transmission control protocol ) TCP/(Internet Protocol) IP. Untuk membedakan setiaap
komputer atau jaringan yang terhubung ke internet maka digunakan sebuah
12
identitas tertentu yang disebut alamat IP (IP Address). Alamat IP merupakan
kombinasi angka-angka yang menunjukkan identitas sebuah komputer atau jaringan
di internet.
Supriyanto, (2009) menyatakan bahwa di internet, ada dua tipe komputer, yaitu
komputer server (server computer) dan komputer klien (client computer). Informasi dan
layanan yang ada di internet disediakan oleh computer server, sedangkan komputer
client hanya dapat mengakses informasi atau layanan di komputer server tersebut.
Komputer client tidak menyediakan informasi atau layanan apapun yang dapat
diakses oleh komputer lain di internet. Komputer server di internet menyediakan
beragam informasi seperti ensiklopedia, pengetahuan, pendidikan, berita, dan
hiburan. Informasi-informasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk teks dan
multimedia.
2.1.2 Perangkat untuk Mengakses Internet
Perangkat yang diperlukan untuk mengakses internet meliputi perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), dan perangkat LAN (Andi, 2010)
1. Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras yang digunakan untuk mengakses internet, tergantung
jenis akses internet yang dipilih. Dalam hal ini seperti koneksi dial-up dengan
menggunakan komputer untuk bisa mengakses internet (Supriyanto, 2009)
a. Komputer
Komputer merupakan syarat mutlak untuk mengakses internet. Secara
umum, hardware komputer yang diperlukan dalam mengakses internet hampir
sama dengan computer biasa. Spesifikasi komputer yang digunakan dan
13
koneksinya melalui ISP sangat menentukan cepat atau lambatnya proses kinerja
komputer dalam mengakses internet (Andi, 2010). Supriyanto, (2009)
mengatakaan bahwa pemilihan spesifikasi komputer disesuaikan dengan
kebutuhan, namun semakin cepat prosesor yang digunakan dalam komputer
tersebut, maka makin baik kecepatan mengakses internet. Spesifikasi komputer
tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Komputer minimal menggunakan processor 80486 DX.
b. RAM (Random Access Memory), kapasitas yang bisa digunakan kurang
lebih 32 MB (Megabyte). RAM tersebut digunakan untuk menyimpan
data, gambar, suara, atau program aplikasi di mana penyimpanannya
bersifat sementara.
c. Harddisk, berfungsi sebagai media penyimpanan data secara magnetic.
d. VGA (Video Graphics Array) card, berfungsi untuk mengubah data
yang ditampilkan pada monitor.
e. Monitor, merupakan perangkat keluaran yang berfungsi untuk
menampilkan proses kerja dari komputer.
Selain hardware komputer yang umum, juga diperlukan beberapa hardware
tambahan sehingga memungkinkan mengakses internet melalui komputer.
Hardware tersebut diantaranya adalah modem, kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
dan STP (Shielded Twisted Pair), konektor RJ45, kabel koaksial, wireless adapter, switch,
router, dan Ethernet card (LAN card) (Andi, 2010)
b. Modem
Modem adalah singkatan dari modulator-demodulator. Modem adalah alat untuk
mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital dan sebaliknya. Modem digunakan
14
untuk mentransmisikan data dalam bentuk gelombang elektromagnetik dari satu
komputer ke computer lain. Cara kerja modem adalah sebagai berikut. Data dari
komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk diubah
menjadi sinyal analog. Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa
media telekomunikasi seperti telpon dan radio. Setibanya di modem tujuan, sinyal
analog tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan dikirimkan kepada
komputer (Andi, 2010). Modem terdiri dari dua jenis, yaitu modem internal dan
modem eksternal. Modem internal dipasang di dalam CPU, sedangkan modem
eksternal dipasang di luar CPU. Jadi, modem adalah perangkat hardware tambahan
(peripheral) untuk komputer baik jenis card/internal, maupun eksternal
(Supriyanto, 2009)
c. Telepon
Modem memerlukan saluran telepon untuk melakukan tugasnya. Pada
dasarnya, proses saat modem terhubung dengan telepon dan saat memulai
hubungan dengan Internet Service Provider (ISP) sama dengan proses menelepon. Jika
ada yang meneleponmu saat kamu menggunakan modem, maka dia akan menerima
nada sibuk dan tidak bisa menghubungi kamu. Kecepatan modem juga sangat
berpengaruh terhadap rekening telepon yang harus dibayar setiap bulan. Modem
yang cepat akan lebih menghemat uang daripada modem yang lambat (Supriyanto,
2009)
d. Ethernet Card (LAN Card)
Ethernet card (LAN card) digunakan sebagai kartu antarmuka jaringan untuk
transmisi data antar komputer yang terkoneksi. Ethernet card yang disebut juga
dengan Network Interface Card (NIC) dapat dibeli sesuai dengan kebutuhan. Jika
15
menggunakan kabel UTP, maka diperlukan Ethernet card dengan interface UTP. Jika
menggunakan kabel BNC, maka diperlukan Ethernet card dengan interface BNC.
Ethernet card yang terdapat dipasaran saat ini adalah interface UTP dan BNC yang
disebut dengan network card combo. Ethernet card bekerja dengan menggunakan
kecepatan transfer data dalam satuan bit per second (bps). Kecepatan transfer data
tersebut dimlai dari 10 bps, 100 bps, 1000 bps. Jenis-jenis Ethernet card antara lain:
Ethernet, fast Ethernet dan gigabit Ethernet. Perbedaan jenis-jenis Ethernet card terdapat
pada kecepatan transfer data sebesar 10 bps. Jenis fast Ethernet mempunyai
kemampuan transfer data sebesar 1000 bps. Di pasaran saat ini terdapat network
interface card (NIC) dengan kemampuan bekerja (10/100/1000 bps). NIC tersebut
disebut juga dengan combo adapter (Andi, 2010)
2. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak untuk mengakses internet antara lain meliputi system operasi, web
browser, e-mail client (mail user agent), dan instant messaging client (Andi, 2010)
a. Sistem operasi
Sistem operasi yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan perangkat keras
yang digunakan. Perhatikan keterangan minimum hardware requirement pada boks
perangkat lunak system operasi yang akan digunakan. Komputer dengan
perangkat keras terbaru biasanya telah mampu menjalankan sistem operasi windows
XP atau Windows Vista. Selain menggunakan windows XP atau Fista, bisa juga
menggunakan sistem operasi gratis seperti Ubuntu Linux, OpenSuSE, dan Mandriva.
Untuk pengguna Macintosh biasanya telah terinstal sistem operasi Mac OS (Andi,
2010)
16
b. Web Browser
Web browser adalah perangkat lunak yang berfungsi menampilkan dan
melakukan interaksi dengan dokumen-dokumen yang disediakan oleh server web.
Web sendiri adalah kumpulan jaringan berisi dokumen dan tersambung satu
dengan yang lain, yang dikenal dengan World Wide Web. Contoh web browser antara
lain Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera dan Safari. Internet Explorer biasanya
hanya pada system operasi Windows, dari sejak Windows 98 sampai dengan Windows
Vista. Sebaliknya, Mozilla Firefox dan Opera tersedia pada Windows, Mac OS,
maupun Linux (Andi, 2010). Menurut Supriyanto, (2009) mengatakan bahwa
penggunaan browser sekarang ini sudah menjadi kewajiban bagi para pengguna
internet.
c. E-mail Client
E-mail client berfungsi untuk mengelola e-mail. Contoh e-mail client antara lain
Microsoft Express, Microssoft Office Outlook, dan Mozilla Thunderbird (Andi, 2010)
d. Instant Messaging Client
Instant messaging client sebagai saran chatting, yaitu melakukan percakapan
dengan saling mengirim dan menerima pesan berupa teks. Contoh instant messaging
client adalah ICQ, Yahoo! Messenger, iChat, dan Pidgin (Andi, 2010)
c. Social media
Menurut Haris, (2008) Social media atau media sosial adalah sebuah media untuk
bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan
manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Sosial media
dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar yaitu:
17
1. Social network, media sosial untuk bersosialisasi dan berinteraksi (facebook, line,
whatsapp, myspace, hi5, linked in, bebo, dll)
2. Discuss, media sosial yang memfasilitasi sekelompok orang untuk melakukan
obrolan dan diskusi (google talk, yahoo!M, skype, phorum, dll)
3. Share, media sosial yang memfasilitasi kita untuk saling berbagi file, video, music,
dll (youtube, slideshare, feedback, flickr, crowdstrom, dll)
4. Publish, (wordpress, wikipedia, blog. Wikia, digg, dll)
5. Social game, media sosial berupa game yang dapat dilakukan atau dimainkan
bersama-sama (koongregate, doof, pogo, dll)
6. MMO (kartrider, warcraft, neopets, conan, dll)
7. Virtual worlds (habbo, imvu, starday, dll)
8. Micro blog (twitter, plurk, pownce, twirxr, plazes, tweetpeek, dll)
2.1.3 Cara Mengakses Internet
Layanan akses internet disediakan oleh ISP (Internet Service Provider). ISP
disebut juga sebagai Penyelenggara Jasa Internet (PJI). ISP merupakan sebuah
badan atau perusahaan yang menghubungkan komputer melalui saluran komuikasi
ke server ISP yang telah terhubung ke internet atau bisa dikatakan sebagai penyedia
layanan jasa internet. Perusahaan ISP terhubung ke internet menggunakan jasa ISP
lain, biasanya ISP Amerika, ISP Singapura, atau ISP Hongkong. Cara yang
digunakan agar dapat mengakses internet dan terhubung dengan jaringan telepon
melalui modem, maka dapat langsung mendaftar ke salah satu ISP (provider) yang
ada di lokasi masing-masing atau skala nasional. Selain itu, juga terdapat Telkomnet
instan yang man pengguna internet tidak perlu membayar dan mendaftar biaya
langganan (abnomen) melainkan melalui pulsa telepon dan langsung ditagih melalui
tagihan rekening telepon masing-masing. Saat ini koneksi internet bisa juga
18
dilakukan secara mobile, yakni bisa diakses di mana saja. Caranya dengan
memanfatkan laptop dan modem portable atau fasilitas GPRS pada ponsel. Serta bisa
juga mengakses internet pada wilayah hotspot dengan menggunakan perangkat Wi-Fi
(Andi, 2010)
2.1.4 Internet di Indonesia
Menurut lembaga riset pasar e-Marketer, populasi netter Indonesia mencapai
83,7 juta orang pada 2014. Angka yang berlaku untuk setiap orang yang mengakses
internet setidaknya satu kali setiap bulan itu mendudukkan Indonesia di peringkat
ke-6 di dunia dalam hal jumlah pengguna internet. Pada 2017, e-Marketer
memperkirakan netter Indonesia bakal mencapai 112 juta orang, mengalahkan
Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih
lamban. Secara keseluruhan, jumlah pengguna internet di seluruh dunia
diproyeksikan bakal mencapai 3 miliar orang pada 2015. Tiga tahun setelahnya, pada
2018, diperkirakan sebanyak 3,6 miliar manusia di bumi bakal mengakses internet
setidaknya sekali tiap satu bulan.
Gambar 2.1 Ranking pengguna internet di 25 Negara,
pada tahun 2013-2018
Sumber: eMarketter, Nov 2014
19
Sedangkan survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan
Internet Indonesia (APJII) mengungkap bahwa lebih dari setengah penduduk
Indonesia kini telah terhubung ke internet. Survei yang dilakukan sepanjang 2016
menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet. Adapun
total penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta orang. Hal ini
mengindikasikan kenaikan 51,8% dibandingkan jumlah pengguna internet pada
2014 lalu. Survei yang dilakukan APJII pada 2014 hanya ada 88 juta pengguna
internet.
2.1.5 Dampak Positif Penggunaan Internet
1. Bidang Pendidikan
Internet merupakan alat komunikasi yang murah dengan fasilitas yang
banyak. Internet juga memungkinkan terjadinya dialog seseorang dengan
orang lain (one-to-one communication) dan dialog seseorang dengan banyak orang
(one-to-many communication). Hal ini memungkinkan terjadinya diskusi antara
dua orang dan diskusi antara banyak orang. Selain itu, internet juga
memungkinkan terjadinya komunikasi dengan tatap muka melalui
teleconference. Kemampuan dan karakteristik internet tersebut
memungkinkan internet dimanfaatkan sebagai media belajar jarak jauh.
Pemanfaatan internet akan membuat proses elajar jarak jauh menjadi lebih
efektif. Hasil yang diperoleh pun menjadi lebih baik (Sunarto, 2010)
2. Kesehatan
Informasi kesehatan dapat ditemukan di beberapa situs internet
mulai dari olahraga, makanan sehat, obat tradisional, obat modern, konsultasi
dokter, serta alamat rumah sakit bahkan pengobatan alternatif pun terdapat
20
pada internet, sehingga dengan adanya situs-situs tersebut akan
mempermudah masyarakat untuk bisa mendapatkan informasi yang
diinginkan(Sunarto, 2010)
3. Sosial
Penelitian Li, O’Brien, & Susan M. Synder (2015) menyatakan bahwa
tersedianya internet secara substansial dapat bermanfaat untuk meningkatkan
akses mereka terhadap berbagai macam informasi dan komunikasi sosial
serta hiburan. Dengan demikian, akan mempermudah untuk penyelesaian
tugas dengan mudah, serta dengan internet juga bisa mengekpresikan karya
melalui media sosial. Sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan
internet tidak dapat dipungkiri lagi. Kini internet semakin dibutuhkan dan
digunakan sebagian besar masyarakat. Secara tidak sadar, sebagian orang
menganggap internet sebagai kebutuhan primer bagi hidupnya.
2.1.6 Dampak Negatif internet
1. Kecanduan
Penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi
masalah yang serius bagi peningkatan jumlah pemakai internet tersebut,
sampai pada tingkat Pathological Penggunaan Internet (PIU) atau kecanduan
internet (IA), dan membawa konsekuensi negatif serupa dengan perilaku
kecanduan atau ketergantungan. Kecanduan internet hampir sama dengan
penggunaan narkoba dan perjudian, ketidakmampuan untuk menekan
penggunaan internet akan mengakibatkan efek yang merugikan bagi
psikososialnya (Li, O’Brien, & Susan M. Synder, 2015).
21
2. Kualitas Tidur yang Buruk
Penelitian Yafei et al, (2016) menyatakan bahwa, kecanduan internet
dan perilaku pemakaian internet yang lama memiliki pengaruh buruk yang
signifikan pada jadwal tidur, studi tersebut menemukan bukti bahwa waktu
yang dihabiskan untuk mengakses internet dan menunda waktu tidur dapat
menyebabkan pola tidur tidak teratur dan mempengaruhi kualitas tidurnya.
3. Gangguan Psikologis
Penelitian Bruni et al, (2015) dalam National Sleep Foundation America
menjelaskan bahwa seseorang yang menggunakan media elektronik untuk
mengakses internet, selama 1 jam sebelum tidur mengakibatkan gangguan
kognitif, emosional dan fisiologis. Gangguan yang dialami pengguna internet
tersebut menyebabkan ketidakseimbangan dalam kehidupan sehari-hari
serta kecenderungan untuk selalu mencurahkan permasalahannya ke dalam
jejaring sosial. Hal ini memiliki dampak terhadap psikologisnya.
4. Sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Karin et al, (2015) menjelaskan bahwa
pada individu yang menggunakan media sosial di internet dalam jangka waktu
yang lama, yaitu 85% menghabiskan 9,8 jam perminggu dan 15%
menghabiskan 30 jam perminggu, di sisi lain mengatakan bahwa terdapat
dampak positif dimana kontak sosial cenderung lebih banyak, namun di sisi
lain terdapat dampak negatif dimana terjadi penurunan interaksi sosial di
masyarakat.
22
2.1.7 Intensitas Akses Internet
Penelitian yang dilakukan oleh Mustafa, KOC (2011) mengatakan
bahwa individu dikatakan individu yang mengakses internet 0-1 jam dalam
sehari memiliki kecenderungan terhindar dari gejala depresi, sedangkan
individu yang mengakses internet lebih lama yaitu 6 jam atau lebih cenderung
mengalami masalah depresi dan kecemasan karena kebiasaan mengakses
internet yang lama. Orang dengan penggunaan internet yang terlalu sering
cenderung mengalami masalah dengan interaksi sosial, dimana setiap harinya
hanya dihabiskan untuk menjelajah dunia maya, sehingga waktunya akan
terbuang untuk berinteraksi sosial dengan masyarakat.
Surya, (2008) menyatakan bahwa berdasarkan hasil temuannya pada
1.100 orang pengguna internet, menggolongkan tipe-tipe pengguna internet
berdasarkan lama waktu yang digunakan, ialah sebagai berikut:
a. Pengguna berat (heavy users), yaitu individu yang menggunakan internet
selama lebih dari 40 jam per bulan.
b. Pengguna sedang (medium users), yaitu individu yang menggunakan internet
10-40 jam per bulan.
c. Pengguna ringan (Light users), yaitu individu yang menggunakan internet tidak
lebih dari 10 jam perbulan.
23
Tabel 2.1 Intensitas Penggunaan Internet
Intensitas Penggunaan Internet
Minggu Bulan Keterangan
Pengguna Berat >10 jam 40 jam Tinggi
Pengguna Sedang 2,5 jam-10 jam
10-40 jam Sedang
Pengguna Ringan <2,5 jam <10 jam Rendah
Sumber: SWA-Mark Plus & Co, 2008
Menurut hasil survey yang dilakukan oleh Seattle Goodwill dalam Internet Access
& Technology Usage pada Oktober 2014, yang dilaksanakan di Departemen Pendidikan
dan Pelatihan kerja menyebutkan bahwa akses internet yang di lakukan oleh mahasiswa
lebih tinggi dari yang diasumsikan, dengan persentase yang tinggi 83%, dari siswa yang
mengakses internet di rumah dan smarphone. Yaitu diantaranya: 94% mengakses
internet di beberapa lokasi, 75% mengakses internet di rumah, 4% tidak mengakses
internet di semua tempat, 67% mengakses internet setiap hari lebih dari satu tempat.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Latifah (2011) tentang pengguna
internet, mengungkapkan bahwa perilaku individu untuk mengakses internet yaiu:
1. Log-on lebih dari lima kali sebulan, antara pukul 12-18 WIB selama 91-120 menit,
menghabiskan Rp. 5000,- hingga Rp. 10.000,- untuk tiap kali on-line. Log-on lebih
sering seorang diri untuk mencari informasi atau hiburan, rela tidak
makan/minum ketika sedang log-on.
2. Fasilitas searching (dimanfaatkan untuk mencari tugas sekolah/kuliah) dan
browsing paling sering digunakan. Menggunakan e-mail tiga sampai enam (3-6)
kali per bulan dengan kurang dari 10 buah surat masuk tiap harinya.
3. Di kehidupan sehari-hari meluangkan waktu unuk sahabat dan lingkungan
kampusnya.
24
2.2 Konsep Tidur
2.2.1 Definisi Tidur
Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar di mana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai (Guyton, 1986 dalam Aziz,
2008). Dengan perkataan lain, tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri
yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih
kepada suatu urutan siklus yang berulang. Tidur memiliki ciri, yaitu adanya aktivitas
yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapatnya proses fisiologis, dan
terjadinya penurunan respons terhadap rangsangan dari luar (Aziz, 2008)
Pada waktu tidur terjadi perubahan tingkat kesadaran yang berfluktuasi.
Tingkat kesadaran pada organ-organ pengindraan berbeda-beda. Organ
pengindraan yang mengalami penurunan kesadaran yang paling dalam selama tidur
adalah indra pencium. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kasus kebakaran
yang terjadi pada malam hari tanpa disadari oleh penghuninya yang sedang tidur.
Organ pengindraan yang mengalami penurunan tingkat kesadaran yang paling kecil
adalah indra pendengaran dan rasa sakit. Ini menjelaskan mengapa orang-orang
yang sakit dan berada dalam lingkungan yang bising acap kali tidak dapat tidur
(Asmadi, 2008)
2.2.2 Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan
hubungan mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan
pusat otak untuk dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh
sistem pengaktivasi retikularis. Sistem tersebut mengatur seluruh tingkatan kegiatan
25
susunan saraf pusat, termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan
aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons.
Dalam keadaan sadar, neuron dalam reticular activating system (RAS) akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. Selain itu, RAS yang dapat memberikan rangsangan
visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan, juga dapat menerima stimulasi dari korteks
serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Pada saat tidur, terdapat
pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah,
yaitu bulbar synchronizing regional (BSR). Sedangkan saat bangun bergantung pada
keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan sistem limbic. Dengan
demikian, system pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur
adalah RAS dan BSR (Aziz, 2008). Tidur diatur oleh tiga proses, yaitu: mekanisme
homeostatis, irama sirkardian dan irama ultradian (Harkreader, 2007)
1. Mekanisme homeostatis
Sebuah mekanisme menyebabkan seseorang terjaga dan yang lain
menyebabkan tertidur. Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur
adalah reticular activating system (RAS) dan bulbar synchronizing regional (BSR) yang
terletak pada batang otak. RAS merupakan system yang mengatur seluruh
tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur. RAS
terletak dalam mesenfalon dan bagian atas pons. Selain itu RAS dapat memberi
rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi
dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses piker. Dalam keadaan
sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin.
Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel
26
khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter & Perry,
2010)
2. Ritme Sirkardian
Makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Bioritme pada
manusia dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (cahaya,
kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling
umum adalah ritme sirkardian yang melengkapi siklus selama 24 jam (Kunert,
2007). Fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature, sekresi hormone,
metabolism, dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme
sirkardiannya (Potter & Perry, 2010)
3. Ritme Ultradian
Ritme ultradian merupakan kejadian berulang pada jam biologis yang kurang
dari 24 jam. Siklus ultradian pada tahap tidur terdapat dua tahapan, yaitu tidur rapid
eye movement (REM) dan tidur non rapid eye movement (NREM). Urutan siklik dari tidur
REM dan NREM atau yang disebut irama ultradian adalah tahap yang sangat khas
dari tidur (Kishi, et al. 2011)
2.2.3 Fungsi dan Tujuan Tidur
Fungsi dan tujuan tidur masih belum diketahui secara jelas, Meskipun
demikian, tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional,
dan kesehatan. Selain itu, stress pada paru-paru, sistem kardiovaskuler, endokrin, dan
lain-lainnya juga menurun aktivitasnya. Energi yang tersimpan selam tidur diarahkan
untuk fungsi-fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis
tidur, pertama pada sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan
normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf. Kedua, efek pada
27
struktur tubuh yang dapat memulihkan kesegaran dan fungsi organ dalam tubuh,
karena selam tidur telah terjadi penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut
(Aziz, 2008)
2.2.4 Tahapan dan Siklus Tidur
2.2.4.1 Tahapan Tidur
Berdasarkan prosesnya, terdapat dua jenis tidur. Pertama, jenis tidur yang
disebabkan oleh menurunnya kegiatan di dalam sistem pengaktivasi retikularis. Jenis
tidur tersebut disebut dengan tidur gelombang lambat karena gelombang otaknya
sangat lambat, atau disebut dengan tidur nonrapid eye movement (NREM). Kedua,
jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam
otak, meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara berarti. Jenis tidur
yang kedua disebut dengan jenis tidur paradoks atau tidur rapid eye movement (REM)
(Aziz, 2008)
1. Tidur gelombang lambat (slow wave sleep)/ nonrapid eye movement (NREM).
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM
gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur
(Asmadi, 2008). Ciri-ciri tidur nyenyak adalah individu berada dalam keadaan
istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan
bola mata melambat, mimpi berkurang, dan metabolisme menurun. Perubahan
selama proses NREM tampak melalui elektroensefalografi dengan memperlihatkan
gelombang otak berada pada setiap tahap tidur NREM. Tahaap tersebut, yaitu:
kewaspadaan penuh dengan gelombang beta yang berfrekuensi tinggi dan
bervoltase rendah; tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis
28
beta atau delta yang bervoltase rendah; dan tidur nyenyak gelombang lambat
dengan gelombang delta bervoltase tinggi dan berkecepatan 1-2 per detik (Aziz,
2008)
Tahapan tidur jenis NREM:
a. Tahap 1
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri khas
sebagai berikut: rileks, masih sadara dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola
mata bergerak dari samping ke samping, frekusensi nadi dan napas sedikit menurun
(Aziz, 2008). Pada EEG terlihat terjadi penurunan voltasi gelombang-gelombang
alfa. Seseorang yang tidur pada tahap I ini dapat dibangunkan dengan mudah
(Asmadi, 2008)
b. Tahap II
Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun
(Aziz, 2008). Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu
tubuh menurun, tonus otot perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan
pernapasan turun dengan jelas. Pada EEG timbul gelombang beta yang
berfrekuensi 14-18 siklus/detik. Gelombang-gelombang ini disebut dengan
gelombang tidur. Tahap II ini berlangsung sekitar 10-15 menit (Asmadi, 2008)
c. Tahap III
Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara
menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh berlanjut
mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis. Pada EEG
29
memperlihatkan perubahan gelombang beta menjadi 1-2 siklus/detik. Seseorang
yang tidur pada tahap III ini sulit untuk dibangunkan (Asmadi, 2008).
d. Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan
pernapasan turun, jarag bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi
lambung menurun, dan tonus otot menurun (Aziz, 2008). Pada EEG, tampak
hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekuensi 1-2 siklus/detik.
Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30%. Pada tahap ini dapat
terjadi mimpi. Selain itu, tahap IV ini dapat memulihkan keadaan tubuh (Asmadi,
2008)
2. Tahap paradox/tidur rapid eye movement (REM)
Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20
menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit.
Namun apabila kondisi orang sangat lemah, maka awal tidur sangat cepat bahkan
jenis tidur ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah sebagai berikut:
a. Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
b. Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM
c. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat
proyeksi spinal atas system pengaktivasi retikularis.
d. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak tertaur.
e. Pada otot perifer, terjadi beberapa gerakan otot yang tidak tertaur.
30
f. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolism
meningkat.
g. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam
belajar, memori dan adaptasi (Aziz, 2008)
2.2.4.2 Siklus Tidur
Asmadi, (2008) menyatakan bahwa, Selama tidur malam sekitar 7-8 jam,
seseorang mengalami REM dan NREM bergantian sekitar 4-6 kali. Apabila
seseorang mengalamia kehilangan tidur NREM maka akan menunjukkan gejala-
gejala sebagai berikut:
a. Menarik diri, apatis, dan respon menurun.
b. Merasa tidak enak badan.
c. Ekspresi wajah kuyu.
d. Malas bicara.
e. Kantuk yang berlebihan
Sedangkan apabila seseorang kehilangan tidur kedua-duanya, yakni tidur
REM dan NREM, maka akan menunjukkan manifestasi sebagai berikut:
a. Kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan menurun.
b. Tidak mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian).
c. Terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual, dan
pusing.
d. Sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
31
e. Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan
atau pendengaran (Asmadi, 2008)
Tabel 2.2 Siklus Tidur
Usia sekolah
Remaja
Dewasa muda
Dewasa pertengahan
Dewasa tua
-Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu
tidur relatif konstan
-Tidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20% tidur REM
-Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10%
tidur tahap I, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III-
IV
-Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin
mengalami insomnia dan sulit untuk dapat tidur
-Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap
IV nyata berkurang dan sering terbangun sewaktu tidur
malam hari
Sumber: Asmadi, 2008
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas
tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan
memperoleh jumlah Istirahat sesuai dengan kebutuhannya (Aziz, 2008). Asmadi,
(2008) mengatakan bahwa, pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang
berbeda-beda. Ada yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Ada pula yang
mengalami gangguan. Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, berikut ini merupakan faktor yang dapat memengaruhi pemenuhan
kebutuhan tidur, antara lain:
1. Penyakit
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur
dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan
istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur
nyenyak (Asmadi, 2008). Sakit memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak
32
penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang
disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkatan dengan
keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk
mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur,
bahkan tidak bisa tidur (Aziz, 2008)
2. Latihan dan kelelahan
Kelelahan dapat memengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat
menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang
berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek (Asmadi, 2008).
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk
menjaga keseimbangan energy yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada
seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Dengan
demikian, orang tersebut akaan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur
gelombang lambatnya (NREM) diperpendek (Aziz, 2008)
3. Stres psikologis
Kondisi stress pssikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan
jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan
sehingga sulit untuk tidur (Aziz, 2008). Cemas dan depresi akan menyebabkan
gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan
meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan
mengurangi tahap IV NREM dan REM (Asmadi, 2008)
33
4. Obat
Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan
tidur, ada pula yang sebaliknya mengganggu tidur (Asmadi, 2008). Beberapa jenis
obat yang memengaruhi proses tidur, seperti jeni golongan obat deuretik yang dapat
menyebabkan insomnia; antidepresan yang dapat menekan REM; kafein yang dapat
menigkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur; golongan
beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia; dan golongan narkotik dapat
menekan REM sehingga mudah mengantuk (Aziz, 2008)
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat prooses tidur.
Konsumsi protein yang tinggi menyebabkan individu tersebut akan mempercepat
proses terjadinya tidur karena dihasilkan triptofan. Triptofan merupakan asam amino
hasil pencernaan protein yang dapat membantu kemudahan dalam tidur. Demikian
sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi proses tidur,
bahkan terkadang sulit untuk tidur (Aziz, 2008). Makanan yang banyak mengandung
L-Triptofan seperti keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang
mudah tidur. Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun alcohol akan
mengganggu tidur (Asmadi, 2008)
6. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungan yang tidak aman dan
nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga
memengaruhi prooses tidur (Aziz, 2008)
34
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
sehingga dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak
tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur (Aziz, 2008)
Tidur yang tidak adekuat dan berkualitas buruk dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan fisiologis dan psikologis (Indrawati, 2012). Dampak yang
muncul akibat buruknya kualitas tidur diantaranya:
d. Dampak fisiologis: penurunan aktivitas sehari-hari, rasa lelah, kondisi
neuromuscular yang buruk, daya tahan tubuh menurun, dan ketidakstabilan
tanda vital (Bukit, 2005)
e. Dampak psikologis: stress, depresi, cemas, tidak konsentrasi, dan koping
tidak efektif (Bukit, 2005)
2.2.6 Gangguan Tidur
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari
ketiga masalah berikut: insomnia, gerakan atau sensasi abnormal di kala tidur atau
ketika terjaga di tengah malam, atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari
(Potter & Perry, 2010)
1. Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan
untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur. Bahkan seseorang yang terbangun
dari tidur, tetapi merasa belum cukup tidur dapat disebut mengalami insomnia
(japardi, 2002 dalam Asmadi, 2008). Dengan demikian, insomnia merupakan
35
ketidakmampuan untuk mecukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun
kuantitas. Kenyataannya, insomnia bukan berarti sama sekali seseorang tidak dapat
tidur atau kurang tidur, karena orang yang menderita insomnia sering tidur lebih
lama dari mereka perkirakan, tetapi kualitasnya kurang (Asmadi, 2008).
Insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak
mampu mendapatkan tidur yang adekuat, sehingga individu tersebut hanya tidur
sebentar atau susah tidur. Insomnia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu inisial
insomnia, intermitten insomnia, dan terminal insomnia. Inisial insomnia merupakan
ketidakmampuan individu untuk jatuh tidur atau mengawali tidur. Intermiten
insomnia merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun pada
malam hari. Sedangkan terminal insomnia merupakan ketidakmampuan untuk
tidur kembali setelah bangun tidur malam hari. Proses gangguan tidur ini
kemungkinan besar disebabkan adanya rasa khawatir dan tekanan jiwa (Aziz, 2008)
2. Mengigau
Mengigau merupakan suatu gangguan tidur bila terjadi terlalu sering dan di
luar kebiasaan menyebabkan kualitas dan keutuhan tidur berkurang sehingga dapat
menganggu fungsi organ dalam tubuh (perbaikan sel) dan dapat mudah
menyebabkan masalah psikologis. Hasil pengamatan dapat menunjukkan bahwa
hampir semua orang pernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM (Aziz, 2008)
3. Gangguan pola tidur secara umum
Suatu keadaan ketika individu mengalami atau mempunyai resiko
perubahan jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan
atau menganggu gaya hidup yang diinginkan (Carpernito, 1995 dalam Aziz, 2008).
36
Gangguan ini terlihat pada pasien menunjukkan perasaan lelah, mudah terangsang
dan gelisah, lesu, dan apatis, kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata
bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala,
serta sering menguap atau mengantuk. Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara
lain adalah kerusakan transport oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan
eliminasi, pengaruh obat, immobilitas, nyeri pada kaki, takut operasi, terganggu oleh
kawan sekamar, dan lain-lain (Aziz, 2008)
2.2.7 Penilaian Kualitas Tidur
Kualitas tidur individu dapat dianalisa melalui pemeriksaan laboratorium
yaitu electroencephalography (EEG) yang merupakan rekaman arus listrik dari otak.
Perekaman listrik dari permukaan otak ataupun permukaan luar kepala dapat
menunjukkan adanya aktivitas listrik yang terus menerus timbul dalam otak. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh derajat eksitasi otak sebagai akibat dari keadaan tidur,
keadaan siaga atau penyakit lain yang diderita. Tipe gelombang EEG diklasifikasikan
sebagai gelombang alfa, betha, tetha dan delta (Guyton & Hall, 2007)
Tidur adalah pengalaman subjektif. Closs menyatakan bahwa salah satu
metode yang singkat dan efektif untuk mengkaji kualitas tidur adalah dengan
menggunakan skala analog visual. Perawat membuat sebuah garis horizontal kurang
lebih 10 cm, setelah itu menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang berlawanan pada
setiap ujung garis, seperti tidur malam terbaik dan tidur malam terburuk. Kemudian
diminta untuk memberi tanda titik pada garis yang menandakan persepsi mereka
terhadap tidur malam. Jarak tanda tersebut diukur dengan satuan millimeter dan
diberi nilai angka untuk kepuasan tidur. Skala ini dapat diberikan berulang-ulang
untuk menunjukkan adanya perubahan dari waktu ke waktu (Potter & Perry, 2010)
37
Buysee et al (1998) juga mengemukakan alat ukur terhadap kualitas tidur,
yaitu Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kualitas tidur dievaluasi menggunakan
standar Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), yang merupakan ukuran yang digunakan
untuk mengetahui kualitas tidur seseorang (Kai Lu et al, 2017), PSQI adalah
kuesioner yang di dalamnya terdapat 19 item pertanyaan untuk mengevaluasi
kualitas tidur secara subjektif yang di gabungkan menjadi 7 komponen meliputi
kualitas individu dalam tidur, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan tidur,
gangguan tidur, penggunaan obat tidur dan disfungsi tidur di siang hari, yang
masing-masing memiliki skala 0-3. Ketujuh komponen skor tersebut kemudian
dijumlahkan untuk menghasilkan skor global dari PSQI yang memiliki jangkauan
skor 0-21. PSQI secara resmi telah dievaluasi oleh beberapa penelitian dan memiliki
sensitivitas 89.6% dan spesifisitas 86.5% untuk mengidentifikasi tentang masalah
gangguan tidur (Buysee et al, 2007)
1. Efisiensi tidur
Efisiensi tidur adalah rasio presentase antara jumlah total jam tidur dibagi
dengan jumlah jam yang dihabiskan di tempat tidur. Seseorang dikatakan
mempunyai kualitas tidur yang baik apabila efisiensi kebiasaan tidurnya lebih dari
80% (Buysse et al. 1989 dalam Modjod, 2007)
2. Durasi tidur
Durasi tidur dihitung dari waktu seseorang tidur sampai terbangun di pagi
hari tanpa menyebutkan terbangun pada tengah malam. Orang dewasa yang dapat
tidur selama lebh dari 7 jam setiap malam dapat dikatakan memiliki kualitas tidur
yang baik (Buysse et al. 1989 dalam Modjod, 2007)
38
3. Latensi tidur
Latensi tidur adalah durasi mulai dari berangkat tidur hingga tertidur.
Seseorang dengan kualitas tidur baik menghabiskan waktu kurang dari 15 menit
untuk dapat memasuki tahap tidur selanjutnya secara lengkap. Sebaliknya, lebih dari
20 menit menandakan level insomnia yaitu seseorang yang mengalami kesulitan
dalam memasuki tahap tidur selanjutnya (Buysse et al. 1989 dalam Modjod, 2007)
4. Gangguan tidur
Gangguan tidur merupakan kondisi terputusnya tidur yang mana pola tidur-
bangun seseorang berubah dari pola kebiasaannya, hal ini menyebabkan penurunan
baik kuantitas maupun kualitas tidur seseorang (Buysse et al. 1989 dalam Modjod,
2007)
5. Penggunaan obat tidur
Penggunaan obat-obatan yang mengandung sedative mengindikasikan
adanya masalah tidur. Obat-obatan mempunyai efek terhadap terganggunya tidur
pada tahap REM. Oleh karena itu, setelah mengkonsumsi obat yang mengandung
sedative, seseorang akan dihadapkan pada kesulitan untuk tidur yang disertai dengan
frekuensi terbangun ditengah malam dan kesulitan untuk kembali tertidur, semuanya
akan berdampak langsung terhadap kualitas tidurnya (Buysse et al. 1989 dalam
Modjod, 2007)
6. Disfungsi pada siang hari
Seseorang dengan kualitas tidur yang buruk menunjukkan keadaan
mengantuk ketika beraktivitas di siang hari, kurang antusias atau perhatian, tidur
39
sepanjang siang, kelelahan, depresi, mudah mengalami distress, dan penurunan
kemampuan beraktivitas (Buysse et al. 1989 dalam Modjod, 2007)
7. Kuantitas tidur secara subjektif
Kuantitas tidur secara subjektif merupakan evaluasi singkat terhadap tidur
seseorang tentang apakah tidurnya sangat baik atau sangat buruk (Buysse et al. 1989
dalam Modjod, 2007)