bab ii tinjauan pustaka 2.1 iklan sebagai metode komunikasi …eprints.umm.ac.id/59515/3/bab...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Iklan sebagai Metode Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Wood (2013:3) Komunikasi (communication) merupakan Suatu
proses sistematis di mana orang berinteraksi dengan tanda untuk membuat dan
menafsirkan makna. Cara pesan atau teks berinteraksi dengan orang lain masuk
akal. Ini berarti bahwa pandangan ini sangat tertarik pada peran teks dalam budaya
kita.
Menurut Hovland, Janis, & Kelley Komunikasi adalah proses di mana seorang
individu (komunikator) mentransmisikan stimulus untuk mempengaruhi perilaku
orang lain. Anderson mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang dipahami
dan dipahami orang lain. Itu berubah secara konstan dan dinamis tergantung pada
situasinya (dalam Santoso,2010:6) bukunya “Teori Komunikasi”. Sedang Mary
B.Cassata dan Molefi K.Asante dikutip oleh Mulyana (2013:69) Komunikasi
adalah transmisi informasi yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak.
Dari sekian definisi komunikasi dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi yang berupa simbol- simbol,
kata-kata, gambar, grafik) yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan
untuk mempengaruhi, sehingga komunikator memiliki pemahaman informasi yang
sana dengan komunikan. Komunikasi juga merupakan proses di mana seseorang
(komunikator) mengkomunikasikan pesan kepada orang lain untuk
menginformasikan atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku mereka baik
10
secara langsung atau melalui media. Saat mendefinisikan tujuan, ubah sikap atau
bicara, pendapat atau tindakan.
2.1.2 Macam-Macam Metode Komunikasi
Studi komunikasi yang termasuk dalam penelitian ini dimasukkan dalam metode
komunikasi. Peneliti menjelaskan berbagai metode komunikasi. Metode komunikasi
meliputi kegiatan komunikasi yang sistematis. Semua ini berfokus pada hal yang sama,
komunikator menyampaikan pesan, ide, dan ide kepada komunikator, tetapi masing-
masing jenis menggunakan model yang berbeda..
Menurut Nurudin dalam buku “Komunikasi Propaganda” (2008:5) Metode
komunikasi, antara lain :
a. Jurnalistik : Metode yang mempelajari teknik mengelols sebuah informasi menjadi
nilai berita yang dapat disebarkan ke khalayak.
b. Hubungan Masyarakat : Kegiatan komunikasi dalam public relation yang
berfungsi menumbuhkan hubungan baik pada suatu lembaga dalam memberikan
pengertian, menumbuhkan motivasi.
c. Periklanan : salah satu alat untuk mengarahkan komunikasi persuasive pada
pembeli sasaran dan masyarakat.
d. Propaganda : rangkaian pesan untuk mempengaruhi pendapat sekelompok orang .
e. Publikasi : Suatu konten untuk disebar luaskan bagi public atau umum
f. Pameran/ Eksposisi
Sedangkan Menurut Nurhadi (2017: 22 ) Metode komunikasi, yakni :
11
a) Jurnalistik : Metode komunikasi ini merupakan kegiatan mecari atau meliput
berita, mengolah, mengedit, menuliskan, dll hingga menyebarkan informasi
melalui media massa.
b) Hubungan masyarakat : Kegiatan untuk menciptakan citra positif dari mitra
organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama.
c) Periklanan : Metode ini merupakan suatu bentuk kegiatan komunikasi non-
personal mengenai suatu organisasi, produk, jasa/ide. kegiatan iklan biasanya
melalui bermagai media.
d) Propaganda : Salah satu kegiatan komunikasi dalam bidang politik.
e) Peran urat syarat : Metode ini dilakukan secara terencana untuk mempengaruhi
pendapat, emosi, sikap, dan perilaku.
f) Penerangan
Bisa dirumuskan mengenai metode komunikasi yang diterapkan peneliti dalam
riset ini metode komunikasi periklanan yang merupakan suatu bentuk kegiatan non-
personal mengenai suatu organisasi, produk, jasa, ide atau gagasan. Kegiatan iklan
melalui berbagai mediayang bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct
mail, reklame luar ruangan.
2.1.3 Pengertian Iklan
Menurut Lovelock dan Wright (dalam Liliweri,2011:537) iklan adalah bentuk
nonpribadi yang dilakukan pemasar untuk menginformasikan, mendidik, atau
membujuk pasar sasaran.
Menurut Suyanto (dalam Fitriah,2018:12) mendefinisikan iklan adalah
penggunaan media bauran oleh penjual untuk mengkomunikasikan informasi
12
persuasif tentang produk, jasa ataupun organisasi dan merupakan alat promosi yang
kuat.
Menurut Kasali Iklan merupakan bagian dari sebuah bauran promosi, dan
bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran. Jadi iklan dapat didefinisikan
sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukan kepada masyarakat
melalui perantara atau suatu media (dalam Fitriah, 2018:13).
Menurut Kotler dan Kellen iklan adalah bentuk berbayar non personal
presentasi dan promosi tentang ide, barang atau jasa yang diidentifikasi sebagai
kegiatan promosi melalui media cetak (koran atau majalah), media penyiaran (radio
dan televise, media jaringan (telepon, kabel, satelit, nirkabel), electronic media
(audiotape, videotape, cdroom, halaman web) dan media display seperti billboard,
sistem tenda, dan poster (dalam Abdullah ma’rauf, 2016:7).
Dalam iklan terdapat beberapa komponen penyusun pesan pada iklan yang
akan disampaikan kepada audiens. Dalam merancang pesan iklan memerlukan
pemecahan atas atas empat masalah, yakni (dalam Janna, 2016:23) :
a. Isi pesan : konsep yang akan menentukan isi pesan, pada dasarnya pengiklan
terus mencari konsumen dengan cara menawarkan penjualan yang khas.
b. Struktur pesan : selain mengarah kepada isi pesan, keefektifan iklan juga
sudah terstruktur.
c. Format pesam : pengiklan memillih produk pesan yang kuat. misalnya, untuk
iklan cetak, pengiklan harus menentukan judul, teks iklan, ilutrasi dan warna,
dsb.
d. Sumber pesan : Peran pendukung, seperti penyanyi, model, dll., Dapat
digunakan untuk membuat pesan iklan lebih menarik.
13
Dapat disimpulkan iklan sebagai salah satu alat yang paling sering digunakan
perusahaan untuk menyampaikan pesan produk jasa ataupun ide–ide agar
mendapatkan perhatian dan mempengaruhi audiens. Melalui berbagai media,
bertujuan agar mendapat respon yang berdampak positif ataupun yang memberikan
keuntungan perusahaan, yaitu membuat pelanggan tertarik untuk membeli produk
tersebut, meningkatkan citra perusaaan.
2.1.4 Tujuan dan Fungsi Iklan
Menurut Kotler, Tujuan suatu iklan merupakan bentuk komunikasi spesifik
untuk meraih khalayak yang khusus sepanjang periode waktu tertentu. Tujuan
periklanan dikategorikan menjadi 3 yaitu :
a) Memberikan informasi (to inform) : Hal ini menyampaikan kepada konsumen
tentang suatu produk baru.
b) Membujuk (to persuade) : Hal ini mendorong calon konsumen untuk beralih
pada produk berbeda
c) Mengingatkan (to remind) : Hal ini mengingatkan pembeli dimana mereka
dapat memperoleh suatu produk (Hermawan, 2012:73).
Tujuan dari iklan bagi perusahaan adalah untuk mempengaruhi sikap,
persepsi dan pengetahuan dan perilaku konsumen sehingga konsumen dapat
bertindak atas pembelian dan penggunaan produk. Selain itu juga perusahaan dapat
meningkatkan penjualan produk barang atau jasa yang dipasarkan dan meningkat
keuntungan laba perusahaan.
Adapun tujuan iklan (dalam Janna, 2016:23-24) antara lain :
14
a. Iklan informasi, untuk membentuk atau menciptakan kesadaran atau
pengenalan dan pengetahuan tentang fitur-fitur produk baru atau yang sudah
ada.
b. Iklan persuasive, untuk menciptakan preferensi, keyakinan, preferensi yang
ingin dibeli konsumen dan menggunakan barang dan jasa
c. Iklan pemberitahuan, untuk mendorong konsumen membeli kembali suatu
produk atau layanan.
d. Dorong konsumen, untuk meyakinkan konsumen bahwa produk mereka
adalah pilihan yang tepat
Beda perihal yang dipaparkan oleh Liliweri dan Kotler, Durianto et. al (dalam
Asmawan 2013:11) beberapa tujuan menurutnya, antara lain :
a) Memberikan informasi seputar manfaat merek dan atribut
b) Menciptakan kesadaran merek
c) Mengembangkan dan mengubah citra merek
d) Dapat mempengaruhi perilaku konsumen
e) Mengolah informasi dengan perasaan dan emosi suatu merek
f) Menarik pelanggan supaya menjadi langganan dalam janka waktu tertentu
g) Menciptakan sikap positif dari konsumen supaya menjadi pelanggan yang
potensial.
Dapat dikaji menurut peneliti dari berbagai ahli tentang tujuan iklan dan fungsi
iklan memberi tahu audiens tentang produk baru, memengaruhi atau membujuk
audiens, mendorong konsumen untuk membeli atau membeli kembali,
mempertahankan loyalitas pelanggan, dan memastikan bahwa produk tersebut
memiliki citra positif di tengah masyarakat dan membangun kesadaran merek dan
memastikan pilihan produk yang tepat bagi konsumen.
15
Dari penjelasan tujuan iklan, Menurut Terence A. Shimp (Fitriah, 2018:14-15),
secara umum periklanan mempunyai fungsi komunikasi yang paling penting bagi
perusahaan bisnis dan organisasi lainnya yaitu :
a. Informing (memberi informasi) membuat konsumen sadar (aware) akan
merek-merek baru, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang posotif.
b. Persuading (mempersuasi) iklan yang berfungsi untuk membangkitkan
khalayak sesuai pesan yang diiklankan, hal ini meliputi daya tarik emosi,
menyampaikan informasi tentang ciri suatu produk. Dimana iklan yang efektif
akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk mencoba atau
membeli suatu produk atau jasa yang diiklankan.
c. reminding (mengingatkan) iklan menjaga agar merek perusahaan tetap
tertanam dalam benak atau ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif
juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan
pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya.
d. adding value (memberikan nilai tambah) periklanan memberikan nilai tambah
pada merek dengan mempengaruhi konsumen. Periklanan yang efektif
menyebabkan merek dipandang lebih elegan, bergaya. bergengsi dan lebih
unggul dari tawaran pesaing.
e. Assinting (mendampingi) peran utama periklanan sebagai pendamping yang
memfasilitasi upaya-upaya lain. contohnya periklanan mungkin digunakan
sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan
seperti kupon-kupon dan undian. peran penting dalam periklanan adalah
membantu perwakilan dari perusahaan
Kotler (2002:659) membagi menjadi empat fungsi iklan, antara lain:
16
a) Informatif dilakukan secara besar – besaran dari tahap awal untuk membentuk
permintaan pertama
b) Persuasif, guna membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu.
c) Perbandingan, iklan persuasive ataupun perbandingan yang bentuknya
membandingkan langsung suatu merek dengan merek lain.
d) Pengingat, untuk membujuk atau menginformasikan tetapi mengingatkan
tentang suatu produk.
Sedangkan Lee & Johnson (dalam Sudibyo,2018:25) membagi fungsi iklan
menjadi dua antara lain :
a. Informasi, iklan mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan
penjualannya. Memberi tahu kepada konsumen tentang produk baru.
b. Persuasif, iklan yang mencoba membujuk para konsumen agar membeli
merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau
perusahaan tersebut.
Jadi, peneliti menarik kesimpulan dari beberapa menurut para ahli dapat
dikatakan iklan juga mempunyai fungsi iklan, yang dimana iklan bisnis yang
teramat penting bagi perusahaan, sebagai bentuk komunikasi yang efektif dalam
memberikan informasi dan mempengaruhi benak konsumen sehingga melakukan
pembelian atas produk yang ditawarkan.
2.1.5 Jenis – jenis Iklan
Secara luas iklan adalah setiap bentuk komunikasi dimaksudkan untuk
motivasi dan mempromosikan produk dan jasa kepada calon konsumen atau
konsumen yang potensial. Tujuannya adalah mempengaruhi calon konsumen untuk
17
berfikir dan bertindak sesuai dengan keinginan pemasang iklan. Adapun Jenis Iklan
Menurut Morissan (2010:20-21) dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Iklan Nasional
Pemasang iklan adalah perusahan besaar dengan produk yang tersebar
secara nasional atau di sebagian besar wilayah suatu negara. Tujuan dari
pemasangan iklan berskla nasional adalah untuk menginformasikan atau
mengingatkan konsumen kepada perusahaan atau merek yang diiklankan
berbagai fitur atau kelengkapan yang dimiliki dan jyga keuntungan, manfaat,
penggunaan, serta menciptakan atau memperkuat citra produk bersangutan
sehingga konsumen akan cenderung membeli produk yang diiklankan itu.
b. Iklan Lokal
Pemasang iklan adalah perusahaan pengecer atau perusahaan dagang
tingkat lokal. Iklan lokal ini bertujuan untuk mendorong konsumen untuk
berbelanja pada toko-toko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau
mengunjungi suatu tempat atau institusi tertentu.
c. Iklan Primer dan Selektif
Iklan primer dan selektif ini dirancang untuk mendorong permintaan
terhadap suatujenis produk tertentu atau untuk keseluruhan industri. Pemasang
iklan ini lebih fokus menggunakan iklan primer, contohnya merek produk jasa
yang menghasilkannya telah mendominasi pasar dan akan mendapatkan
keuntungan paling besar jika permintaan terhadap jenis produk bersangkutan
secara umum meningkat. Sedangkan iklan selektif memusatkan perhatian
untuk menciptakan permintaan terhadap suatu merek tertentu. Iklan selektif
lebih menekankan pada alasan untuk membeli suatu merek produk tertentu.
18
d. Iklan Antar Bisnis
Iklan ini merupakan iklan satu atau lebih individu yang memengaruhi
pembelian atau jasa industri untuk kepentingan perusahaan dimana para
individu tersebut bekerja
e. Iklan Profesional
Iklan ini targetnya kepada para pekerja profesioal seperti dokter, pengacara,
dokter gigi, ahli tekni, dan sebagainya,tujuannya untuk menggunkan produk
perusahaan dalam bidang pekerjaan mereka.Nantinya iklan ini digunakan untuk
mendorong para professional untuk merekomendasikan penggunaan merek
produk tertentu kepada para konsumen.
f. Iklan Perdagangan
Iklan ini ditargetkan kepada agen penjualan atau distributor, tujuan iklan
ini untuk mendorong para anggota saluran untuk memiliki, promosikan, serta
menjual kembali merek produk tertentu kepda para konsumennya.
Menurut Jefkins (dalam Janna, 2016:24) iklan dapat di golongkan menjadi enam
kategori, antara lain :
a) Iklan Konsumen : Iklan yang mengiklankan produk yang sering dipakai
atau dikonsumsi oleh khalayak masyarakat dalam kesahariannya.
b) Iklan Antar Bisnis : Kegunaannya untuk mempromosikan barang dan
jasa non konsumen, artinya sama-sama perusahaan, bukan diperuntukan
bagi masyarakat.
c) Iklan perdagangan : Iklan ini memberikan informasi ditunjukan untuk
kalangan distributor, pedagang besar maupun pedagang yang tersedia
untuk dijual kembali.
19
d) Iklan Eceran : Iklan ini ditunjukkan untuk pengecer, perusahaan atau
pembuat produk, dan biasanya iklan ini bisanya ditempetkan disemua
lokasi yang menjual produk tersebut kepada konsumen.
e) Iklan Keuangan : Iklan ini meliputi untuk bank, jasa tabungan, asuransi,
dan investasi. Tujuan iklan keuangan untuk menghimpun dana pinjaman
dan menawarkan modal, baik dalam bentuk asuransi, penjualan saham,
dll.
f) Iklan Langsung : Iklan ini dengan langsung sampai kepada target dari
iklan tersebut, contohnya dengan mengoptimalkan surat elektronik
yakni, e-mail.
g) Iklan Rekruitmen : Iklan ini bertujuan merekrut calon pegawai dan
bentuknya antara lain iklan kolom yang menjanjikan kerahasian pelamar
atau iklan selebaran biasa.
Dari penjelasan jenis iklan diatas sangat berbeda yang dipaparkan. Menurut
Sandra Moriarty, Nacy, Mitchell, dan William Wells (dalam Febriansyah, 2013)
terdapat tujuh jenis iklan, yakni :
a. Brand Advertising
Jenis ini adalah iklan bermerek atau iklan konsumen nasional. Tipe ini
lebih fokus pada pengembangan identitas dan citra merek jangka
panjang.
b. Retail atau local Advertising
Banyak iklan muncul di toko atau pabrik yang menjual barang di
wilayah tertentu. Konten pesan dari iklan berlaku untuk produk yang
20
tersedia di toko lokal . Fokus dari jenis ini adalah untuk mendorong
pembelian toko dan menciptakan citra yang khas.
c. Direct-response Advertising
Jenis teks ini menggunakan semua media iklan, termasuk surat, tetapi
pesannya berbeda dari iklan negara dan ritel. Iklan ini mencoba
mengarahkan penjualan langsung. Oleh karena itu, konsumen dapat
merespons melalui telepon, internet, surat, dan barang dikirim melalui
layanan pengiriman.
d. Business-to-business Advertising
Iklan ini adalah komunikasi pemasaran yang dikirim dari satu bisnis ke
bisnis lainnya. Pengiklan ini menempatkan iklan bisnis ini dalam jurnal
yang diterbitkan atau profesional.
e. Institutional Advertising
Pesan iklan ini berfokus untuk membangun identitas korporat atau
menarik perhatian publik pada pendapat organisasi.
f. Nonprofit Advertising
Organisasi nirlaba, seperti badan aman, yayasan, asosiasi, dan rumah
sakit menggunakan iklan ini untuk konsumen seperti rumah sakit, dan
relawan dan dalam bentuk donasi atau program partisipasi lainnya.
g. Public Service Advertising
Iklan layanan masyarakat mengkomunikasikan pesan untuk kebaikan
bersama. Iklan ini bukan menawarkan produk melainkan menawarkan
informasi penting atau sebuah pesan yang perlu didengar.
21
Dari beberpa jenis iklan yang diterbitkan oleh beberapa pendahulu, peneliti
menemukan ada beberapa yang mempunyai persamaan meskipun beda
penyebutnya. Peneliti dapat mengatakan bahwa jenis iklan antara lain : iklan
nasional, iklan retail atau lokal, iklan konsumen, iklan antar bisnis, iklan primer dan
selektif, iklan perdagangan, iklan professional, iklan eceran, iklan keuangan, iklan
rekrutmen, dan iklan masyarakat. Peneliti menyimpulkan bahwa iklan layanan
masyarakat biasanya digunakan oleh pemerintah, namun tidak pada keuntungan
ekonomi, tetapi iklan layanan masyarakat lebih pada keuntungan sosial.
2.1.6 Macam Media Iklan
Menurut Jefkins (1997:86 ) Media iklan terbagi menjadi dua jenis. Pembagian
ini didasarkan cara pemasarannya yaitu, terdiri atas dalam iklan lini atas (above-
the-line) dan iklan lini bawah (below- the-line). Media yang digunakan untuk iklan
lini atas ialan di media cetak atau elektronik, dalam iklan lini atas lini menggunakan
media seperti media (surat kabar dan majalah), televisi, radio, agensi dan layanan
iklan luar ruang seperti teater dan promosi penjualan, pameran dan media lainnya.
Dan yang digunakan oleh iklan lini bawah menggunakan media non elektronik,
seperti pameratan, promosi penjualan, dan media lain seperti kalender.
Ada kelebihan dan kekurangan untuk masing-masing dari dua jenis media
iklan ini. Pilihan media periklanan dari garis atas dan bawah tergantung pada tujuan
iklan dan bentuk kampanye iklan yang akan dilakukan perusahaan. Media iklan
adalah sarana penyampaian atau penyampaian pesan, dan berkembang seiring
perkembangan teknologi informasi. Karena pesatnya perkembangan teknologi
informasi, munculnya media periklanan baru, pilihan media menjadi keputusan
penting yang harus dibuat perusahaan dalam penelitian. Dengan memilih media
22
yang tepat, perusahaan dapat mencapai target pasar mereka dan
mengkomunikasikan informasi secara efektif.
Bila dilihat berdasakan khalayak sasarannya media iklan terbagi menjadi
dua Etika Parwira Indonesia (dalam lestari, 2015: 38) antara lain:
a) Media Massa : Sasaran media menargetkan khalayak luas, selain antusiasme
lingkungan, industri, pekerjaan atau diri industri..
b) Media Non Massa : Media menargetkan pembaca terbatas untuk karier,
sektor industri atau semangat mereka sendiri.
Dapat dsimpulkan bahwa media iklan terdiri dari (above-the-line) media yang
digunakannya seperti elektronik, media cetak, media cetak, media out door, media
online Sedangkan (below-the-line) termasuk media alternative. Peneliti
menyimpulkan bahwa Shopee termasuk dalam perusahaan e-commerce yang
melakukan perdagangan yang menggunakan sebuah media elektronik maupun
media internet untuk melakukan transaksi bisnis.
2.1.7 Iklan Melalui Media Sosial
Menurut Sunil (dalam Sari,2018:13) Iklan media sosial merupakan
pengguna internet dan teknologi digital yang berhubungan untuk mencapai tujuan
pemasaran dan mendukung konsep pemasaran modern untuk tujuan pemasaran dan
mendukung konsep pemasaran modern merupakan seluruh aktivitas yang online
atau berbasis elektronik. Sedangkan Menurut S. Goya, Iklan media sosial adalah
cara untuk mendapatkan perhatian dari pengguna media sosial melalui situs. Ketika
pengguna berpikir tentang membeli sesuatu, pertama kali melihat internet, mencari
produk tersebut, membandingkan harga dengan merek lain dan mengambil
23
keputusan, yang salah satunya untu membeli. Adapun beberapa media sosial yang
digunakan untuk tempat memasarkan produk antara lain : facebook, twitter,
youtube, instagram,dll (dalam Viciana, 2014:19 )
Menurut Sulianta (dalam Makhin, 2016:33) instagram merupakan layanan
berbasis internet sekaligus jejaring sosial untuk berbagi cerita via gambar digital. Para
pengguna gadget sering menggunakan jejaring ini untuk langsung berbagi hasil jepretan
mereka. Instagram merupakan salah satu media jejaring sosial yang dapat dimanfaatkan
sebagai media pemasaran langsung. Melalui Instagram produk atau jasa ditawarkan
melalui iklan yang ada di fitur Instagram, sehingga para calon konsumen dapat melihat
jenis-jenis barang atau jasa yang ditawarkan.
2.2 Iklan sebagai Program Komunikasi Pemasaran
2.2.1 Komunikasi Pemasaran
Menurut Nickels komunikasi pemasaran adalah pertukaran informasi dua
arah dan persuasi yang menunjang proses pemasaran dapat berfungsi lebih efektif
dan efisien. Sedangkan Menurut Prof. Sasa Djuarsa komukasi pemasaran sebagai
suatu proses pengolahan ataupun produksi yang penyampaian pesan – pesan
melalui satu atau lebih saluran kepada khalayak sasaran yang dilakukan secara
berkesinambungan bertujuan agar menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran
suatu produk (Huseini,2008:216).
Menurut Fandy Tjiptono Komunikasi Pemasaran adalah aktivitas pemasaran
yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, atau membujuk, dan
kemudian mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
24
bersedia menerima, membeli, dan setia pada produk yang ditawarkan oleh
persahaan yang bersangkutan (dalam Fitriah, 2018:6).
Marketing communication sebagai Kemampuan komunikasi terpadu
digunakan untuk memasarkan produk menggunakan iklan, hubungan masyarakat,
penjualan respons langsung, promosi penjualan. Kegiatan pemasaran yang dimana
melibatkan aktivitas komunikasi antara lain : iklan, direct-mail, papan nama toko,
publisitas, dan alat- alat komunikasi lainnya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulakan, bahwa komunikasi
pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk sebuah
perusahaan kepada target pasar untuk menyampaikan pesan atau mengenalkan
produk, dan mempengaruhi target audiens agar audiens membeli produk, dengan
menggunakan berbagai saluran ataupun media seperti iklan. Oleh sebab itu, seorang
komunikator atau pemasar memberikan sebuah penawaran suatu produk yang
berupa barang atau jasa dengan membujuk sehingga konsumen memiliki minat
untuk membeli.
2.2.2 Macam – macam Program Komunikasi Pemasaran
Menurut Kennedy dan Soemanagara dalam buku (Fitriah 2018:7-8), ada lima
model komunikasi dalam pemasaran, yaitu :
a. Iklan (Advertising)
Iklan termasuk dalam komunikasi massa yang melalui media surat kabar,
televisi, majalah, radio, dan media lain atau komunikasi langsung yang
didesain khusus untuk pelanggan antar bisnis (business-to-bussiness).
b. Promosi penjualan (sales promotion)
25
Soemanagara promosi penjualan yang terdiri dari kegiatan pemasaran yang
mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau
suatu kegiatan pemasaraan yang pembeliannya dalam waktu singkat.
c. Hubungan Masyarakat (public relation)
Sesuatu yang keseluruhan komunikasi yang terencana baik itu ke dalam
maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayak untuk
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang belandas pada saling pengertian.
d. Penjualan Perorangan (personal selling)
Suatu bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon
pembelinya, dalam hal ini penjual berupaya membantu untuk membujuk calon
pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan.
e. Penjual Langsung (direct selling)
Perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi dengan calon pelanggan
sasaran dengan maksud menimbulkan tanggapan dan transaksi penjualan
secara langsung.
Sedangkan menurut Terrence (dalam Wibowo,2009:12) Jenis model
komunikasi pemasaran yang terlibat dalam kegiatan komunikasi pemasaran adalah
semua elemen dari bauran pemasaran merek, yaitu bentuk pemasaran sebagai
berikut :
a) Iklan : Iklan menggunakan media massa, atau komunikasi langsung yang
dirancang khusus untuk konsumen antar bisnis.
b) Penjualan persorangan : Komunikasi yang berlangsung antara perorangan
untuk memberikan informasi dapat mempengaruhi pembeli agar membeli
produk atau memakai jasa perusahaan.
26
c) Pemasaran sponsorship : pemasaran produk label dengan melalui
serangkaian kegiatan
d) Promosi penjualan : Kegiatan promosi penjualan merupakan pemasaran
yang mencoba memancing pembeli untuk melakukan transaksi jual beli
secara cepat.
e) Publisitas : Promosi ini umumnya berbentuk komentar berita atau editor
mengenai produk atau layanan perusahaan. Pers hanya dipromosikan jika
berita itu relevan dan ada informasi penting untuk dipublikasikan di media,
sehingga pers menyediakan ruang dan waktu secara gratis. Dalam promosi,
perusahaan tidak menanggung biaya sewa ruang dan waktu di media.
f) Komunikasi ditempat pembelian : Tampilan memainkan peran penting
dalam menarik pelanggan potensial, sehingga pelanggan potensial segera
membeli.
Komunikasi Pemasaran memiliki 8 jenis model utama yaitu (Hermawan, 2012
:33) yakni :
a. Iklan : susunan komunikasi non personal yang berbayar dan promosi jasa,
ide ataupun barang oleh sponsor yang melalui berbagai macam media
b. Promosi Penjualan : berbagai intensif jangka pendek untuk mendorong
percobaan atau pembelian produk atau jasa
c. Acara dan Pengalaman : pengembangan publisitas yang mengacu pada
kegiatan atau program sifatnya mendukung promosi yang dirancang untuk
menciptakan interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.
d. Hubungan masyarakat dan publisitas : program yang dirancang untuk
mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.
27
e. Pemasaran langsung : berkomunikasi secara langsung dengan meminta
respon atau dialog kepada konsumen ataupun calon konsumen melalui
penggunaan telepon, surat, internet, e-mail,faksimail.
f. Pemasaran interaktif : kegiatan dan program online yang dirancang untuk
melibatkan pelanggan dan secara langsung atau tidak langsung
meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, dan menciptakan penjualan
produk dan jasa.
g. Pemasaran mulut ke mulut : komunikasi lisan, tertulis, dan elektornik antar
masyarakat yang berhubungan langsung debgan keunggulan atau
pengalaman membeli dan menggunakan sebuah produk atau jasa.
h. Penjualan personal : interaksi tatap muka dengan para pembeli baik satu
atau lebih dari satu orang untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan
Dapat disimpulkan peneliti yang telah dijabarkan dari beberapa ahli macam
– macam program komunikasi pemasaran yakni iklan, promosi penjualan, acara dan
pengalaman, hubungan masyarakat, publisitas, pemasaran sponsorship, pemasaran
mulut ke mulut, pemasaran interaktif.
2.3 E-commerce dalam Komunikasi Pemasaran
2.3.1 Pengertian E-commerce
Menurut Laudon dalam buku Sarwono (2012), e-commerce adalah pemakaian
Internet dan web untuk transaksi bisnis, atau secara lebih formal e-commerce
didefinisikan sebagai transaksi perdagangan yang memungkinkan secara digital
oraganisai atau dengan individual serta antara individual dengan individual.
28
Menurut Jony Wong (dalam Aco dan Endang,2017:3) pengertian dari electronic
commerce adalah pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem
elekronik. Seperti radio, televise dan jarimgan computer atau internet.
Menurut Shely Cashman (dalam Aco dan Endang,2017:3) E-commerce atau
kependekan dari electronic commerce (perdagangan secara elektronik), merupakan
transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik, seperti internet. Siapapun
yang dapay mengakses computer, memiliki sambungan ke internet, dan memiliki
cara untuk membayar barang – barang atau jasa yang mereka beli, dapat
berpartisipasi dalam e-commerce.
Dapat simpulkan bahwa E-commerce merupakan aplikasi perdagangan yang
menggunakan sebuah media internet untuk melakukan transaksi online, dan untuk
belanja produk dan jasa.
2.3.2 Jenis – Jenis E-commerce
E-commerce pada umumnya dilakukan berdasarkan sifat transaksinya,
untuk membedakannya perlu dibagi dalam jenis – jenis e-commerce (dalam
Deriani, 2017), yakni :
a) Business to Business : transaksi yang terjadi pada perusahaan, dalam hal ini
pembeli maupun penjual adalah sebah perusahaan dan bukan untuk perorang.
b) Business to Consumer : transaksi antara perusahaan dengan konsumen
atau individu, biasanya sistem yang digunakan adalah sistem web.
c) Consumer to Consumer : transaksi jual beli yang terjadi antara individu
dengan individu yang saling menjual barang pada perusahaan.
d) Consumer to Business : transaksi memungkinkan individu menjual
barang pada perusahaan
29
e) Non-Business electronic Commerce
f) Intrabusiness (organizational) Electronic Commerce
sedangkan Menurut Laudon , jenis E-commerce dibedakan sebagai berikut
(Maulana, 2015:3) :
a. Busines to consumer (B2C)
E-commerce B2C merupakan proses perdagangan yang berlangsung dalam
skala kecil, memungkinkan tidak hanya organisasi tetapi juga individu untuk
melakukan transaksi.
b. Business to business (B2B)
E-commerce B2C ini Proses perdagangan ini mencakup perusahaan atau
organisasi yang dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual.
c. Cosumer to cosumer (C2C)
E-commerce C2C, Konsumen menjual produk atau layanan mereka langsung
ke konsumen lain.
d. Mobile commerce (M-Commerce)
M-commerce Merupakan ketika perdagangan dan aktivitas bisnis yang terjadi
terjadi melalui media jaringan nirkabel.
Peneliti menyimpulkan ada beberapa jenis – jenis e-commerce yaitu Business
to Consumer, Business to business, Cosumer to cosumer, Mobile commerce. E-
commerce yang dimaksud dalam penelitian ini termasuk golongan Mobile
commerce yang mencakup transaksi jual, beli, dan pemasaran kepada individu
pembeli yang terjadi dilakukan melaui media jaringan tanpa kabel pada penyedia
layanan e-commerce, seperti shopee, lazada, dll.
30
2.4 Terpaan Pesan Iklan
Terpaan menurut Shimp (dalam Abdillah,2018:19) Singkatnya, konsumen
berinteraksi dengan pesan dari pemasar (lihat majalah, iklan media sosial, iklan
radio, dll.).
Dalam hal ini, perusahaan yang ingin mempromosikan produk mereka perlu
melakukan bauran komunikasi pemasaran. Jika sebuah perusahaan ingin publik
mengetahui dan mengingat produk atau mereknya, salah satunya adalah iklan.
Terpaan terjadi ketika iklan ditampilkan sehingga calon pembeli dapat melihat,
mendengar, mendengar atau membaca iklan. Terpaan terjadi ketika dorongan yang
datang berada dalam capaian sensor penerima (Lestari, 2015). Tayangan dapat
ditentukan berdasarkan frekuensi (seberapa sering menonton atau membaca iklan),
intensitas (bagaimana audiens memahami pesan iklan), dan durasi (berapa lama
audiens memperhatikan iklan). Sesering dan selama apapun seseorang menonton
iklan dengan seksama dari awal hingga selesai, terlepas dari itu ia belum tentu ia
meliahat iklan itu secara seksama dari awal sampai akhir..
Semakin sering seseorang melihat iklan, semakin besar minat audiens. Seperti
yang Rakhmat katakan, jika beberapa perubahan disajikan beberapa kali, mereka
akan menarik perhatian untuk memengaruhi pikiran bawah sadar (Rakhmat, 2002 :
52-53).
Iklan ialah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan oleh
sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan didefiniskan pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media
(Kasali,2007:19).
31
Sedangkan pengertian dasar terapan iklan menurut Shimp (dalam Pratomo
8:2008) adalah interaksi antara konsumen dengan pesan yang ingin disampaikan
oleh pihak marketing. Sehingga terapan iklan merupakan tahapan awal untuk
menuju tahapan selanjutnya dari proses informasi sebuah produk.
Berdasarkan teori Advertesing Exposer yang disampaikan oleh Batra, myers
dan Aaker (dalam Pratomo 8:2008) jika konsumen terkena terapan iklan maka akan
muncul perasaan dan sikap tertentu terhadap suatu merek yang dapat membuat
konsumen tersebut mebeli sebuah produk tersebut. Maka dari itu pada teori
Advertesing Exposer menjelaskan efek terapan iklan sebagai berikut:
1. Terpaan iklan dapat membangun brand awarnes dalam fikiran
konsumen, lalu konsumen juga akan mengetahui keuntungan dan sifat
dari produk tersebut
2. Terpaan iklan dapat membangun citra dari produk tersebut
3. Terpaan iklan dapat membangun ingatan berupa pengalaman terhadap
suatu produk
4. Terpaan iklan juga dapat menciptakan kesan bahwasannya produk
disukai oleh lingkungan sekitar
Semua efek terapan iklan tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap
tertentu terhadap konsumen yang berakhir pada keputusan pembelian. Karena itu,
dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mempromosikan produk harus
melakukan bauran komunikasi pemasaran. Jika sebuah perusahaan ingin
mempublikasikan dan mengingat suatu produk atau merek, salah satunya akan
terkena pesan iklan.
32
2.5 Efektivitas Terpaan Iklan
Menurut Effendy (2002: 32-33) efektivitas iklan merupakan kondisi sejauh
mana pesan efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian,
dipahami, dimengerti, membangkitkan emosi dan menggerakan sasarannya untuk
memberikan tanggapan.
Salah satu cara mengetahui pengaruh terpaan iklan dengan menggunakan teori
AIDDA menurut Widjaja dalam buku “Komunikasi Dalam Perseptif Teori dan
Praktik” (2017:79). Adapun keterangan dari elemen – elemen tersebut adalah :
a. Perhatian (Attention) : Keinginan seseorang untuk mencari dan melihat
sesuatu
b. Kertarikan (Interest) : Perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang suatu
hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen.
c. Keinginan (Desire) : Kemauan yang timbul dari hati tentang suatu yang
menarik perhatian.
d. Keputusan (Decision) : Kepercayaan untuk melakukan suatu hal
e. Tindakan (Action) : Suatu kegiatan untuk merealisasikan keyakinan dan
ketertarikan terhadap sesuatu.
Konsep AIDDA menurut Canon (dalam Fani, 2016), antara lain sebagai berikut:
a. Mendapatkan perhatian (Attention)
Mendapatkan perhatian merupakan tujuan pertama sebuah iklan. Kata – kata
iklan sendiri guna untuk berkomunikasi secara jelas kepada pasar targetnya.
b. Mempertahankan ketertarikan (Interest)
Dalam nada dan bahasa dari sebuah iklan harus sesuai dengan pengalaman
serta sikap dari pelanggan dan kelompok referensi mereka. Iklan informative
33
perlu berbicara dalam bahasa target pelanggan untuk mempertahankan
ketertarikan.
c. Menumbuhkan keinginan (Desire)
Menumbuhkan keinginan membeli sebuah produk merupakan salah satu
tugas tersulit iklan. Dalam suatu iklan harus bisa meyakinkan pelanggan
bahwa produk yang diiklankannya dapat memenuhi kebutuhan mereka.
d. Keputusan ( Decision)
Dalam pesan yang baik maka harus dapat mempengaruhi konsumen untuk
memutuskan sesuatu.
e. Menghasilkan tindakan (Action)
Mengasilkan tindakan adalah tugas akhir sebuah iklan dan bukan merukan
sesuatu yang mudah.
Sebagaimana dijelaskan dalam Memahami Teori AIDDA di atas, peneliti
mencoba menggunakan teori AIDDA. Peneliti mempertimbangkan teori ini karena
dikaitkan dengan faktor penting dalam melihat proses periklanan yang menarik
perhatian, ketertarikan, keinginan, keputusan, dan tindakan. Secara umum, iklan
yang disengketakan mengarah ke perilaku konsumen dalam bentuk pembelian,
tetapi sebelum pembelian ada tahap yang disebut efek hierarkis (HOE). Hierarchy-
of-effect adalah tingkatan pengaruh iklan terhadap konsumen yang dimana iklan
sampai dengan memutuskan, konsumen selalu mengikuti alur proses yang teratur.
Teori hierarki efek yang paling dikenal adalah AIDDA (perhatian, ketertarikan,
keinginan, keputusan, tindakan) (Pahlawati, 2017: 37). Oleh karena itu, peneliti
berasumsi bahwa teori ini konsisten dengan penelitian yang akan dilakukan.
34
Dengan kata lain, melihat pengaruh terpaan iklan shopee di Instagram terhadap
keputusan pembelian
2.6 Keputusan Pembelian
2.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen, suatu produk mencakup perilaku konsumen.
Perilaku konsumen penting untuk mengekspor dalam kegiatan pemasaran suatu
produk yang perlu diketahui perusahaan. Pada dasarnya, perusahaan tidak tahu apa
yang ada dalam benak konsumen sebelum atau setelah membeli suatu produk.
Ketika mempertimbangkan dampak iklan atau slogan pada keputusan
pembelian konsumen, ini berarti bahwa perusahaan harus mempertimbangkan
perilaku konsumen, khususnya proses pengambilan keputusan pembelian.
Menurut Assauri (dalam Aisyah,2017:17) Keputusan pembelian adalah suatu
proses pengambilan keputusan pembelian yang mencakup penetuan apa yang akan
dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-
kegiantan sebelumnya.
Kotler dan Amstrong (dalam Fani 2016) adalah tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar – benar membeli.
Pengambilan keputusan adalah suatu kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Sedangkan Salusu berpendapat bahwa pengambilan keputusan adalah proses
memilih suatu alternative cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi
(2003:47). Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (dalam sunarti, 2017) setiap
keputusan membeli mempunyai 7 komponen dalam struktur pembelian, yaitu :
35
a) Penentuan jenis produk: Konsumen dapat memutuskan untuk membeli
produk tertentu atau mengeluarkan uang untuk tujuan lain.
b) Keputusan mengenai bentuk produk: konsumen dapat memutuskan untuk
membeli bentuk produk
c) Keputusan merek: Konsumen harus memilih merek yang akan dibeli, dan
setiap merek akan memiliki perbedaan.
d) Keputusan penjual: Konsumen harus memutuskan ke mana harus
membeli produk.
e) Keputusan jumlah produk: Konsumen dapat membuat keputusan tentang
jumlah produk yang akan dibeli.
f) Keputusan kapan membeli: Konsumen dapat membuat keputusan tentang
kapan membeli.
g) Penentuan metode pembayaran: Konsumen harus membuat keputusan
tentang metode pembayaran atau metode pembayaran produk yang akan
dibeli secara tunai atau cicilan
Dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan serangkaian
proses yang dilakukan oleh konsumen apakah membeli atau tidaknya pembelian
sebuah produk tersebut yang diawali dengan kesadaran atas pemenuhan atau
keinginan. Keputusan pembelian juga bisa muncul setelah melihat suatu media
iklan, dimana tindakan konsumen setalah melihat suatu iklan berupa keputusan
untuk membeli atau tidaknya konsumen membeli.
36
2.6.2 Tahapan dalam Keputusan Pembelian
Sebelum seorang calon pembeli melakukan pembelian terhadap suatu produk,
biasanya calon pembeli tersebut melalui proses-proses, proses tersebut dikenal
dengan proses keputusan pembelian. Adapun Tahapan dalam keputusan pembelian
(Morissan, 2010:86) :
a. Pengenalan masalah, dalam tahapan ini dimana pembeli atau konsumen
menyadari suatu masalah yang menimbulakan kebutuhan dan ia termotivasi
untuk menyelesaikan masalah atau memenuhi kebutuhan itu. Penangan
masalah terjadi karena adanya perbedaan antara kondisi yang diharapkan
dengan kondisi yang sesungguhnya
b. Pencarian informasi, Ketika konsumen menginginkan suatu produk atau
adanya kebutuhan yang mereka perlukan, maka mereka mulai mencari
informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan pembelian. Dalam tahap
awal biasanya konsumen berupaya menggali informasi yang ada dalam ingatan
yaitu pengalaman sebelumnya atau pengetahuan yang sudah dimiliki terkait
dengan prusahaan tersebut. Konsumen yang membeli suatu produk secara
berulang- ulang (pemakai rutin), maka informasi yang sudah tersimpan diotak
sudak cukup menghasilkan keputusan pembelian.
c. Evaluasi alternatif, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan, serta
mencari manfaat tertentu dari solusi produk. konsumen melihat masing-
masing produk sebagai kelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk
menghantarkan manfaat yang diperlukan serta memuaskan kebutuhan yang
konsumen butuhkan.
37
d. Keputusan pembelian, dalam tahap ini konsumen membentuk minal pembelian
untuk membeli merek yang paling disukai. Keinginan membeli didasarkan paa
upaya mencocokan motif pembelian dengan atribut atau karakteristik merek
yang tengah dipertimbangkan dengan melibatkan aspek psikologi, seperti
motivasi, persepsi, sikap, integrasi.
e. Perilaku pasca pembelian, Setelah pembelian konsumen mungkin memeliki
konflik dikarenakan melihat hal – hal yang menghawatirkan atau mendengar
hal- hal yang menyenangkan tentang merk lain dan waspada terhadap
informasi yang mendukung keputusan .Dan juga konsumen akan merasakan
tingkat kepuasaan atau ketidak puasaan tertentu
Berbeda yang dijelankan Morissan, menurut Kotler (dalam Ritonga, 2010)
Terdapat 5 dalam keputusan pembelian :
a) Pencetus ide : Seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli
suatu produk atau jasa tertentu.
b) Pengambil pengaruh : Seseorang yang pendapat atau pandangannya
mempengaruhi keputusan pembelian
c) Pengambilan keputusan : Seseorang yang memutuskan langkah dalam
keputusan pembelian , apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana
membeli, atau dimana membeli.
d) Pembeli : Seseorang yang sudah melakukan pembelian.
e) Pemakai : Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau
jasa tersebut.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa dalam pembelian
suatu produk yang dimana sebelum pelanggan mau membeli, pembeli harus melalui
38
beberapa tahapan yakni : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi,
aternatif, keputusan membeli atau tidak, perilaku pasca membeli. Bahwa tindakan
yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Proses
pemilihan salah satu dari beberapa alternative penyelesaian masalah dengan
mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Setelah itu konsumen dapat melakukan
evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap akan diambil selanjutnya.
2.6.3 Faktor – faktor penyebab Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika
memutuskan apa yang akan dibeli, di mana untuk membeli, di mana dan bagaimana
untuk membeli. Setiap pembelian konsumen dibuat karena kebutuhan atau
permintaan atau campuran keduanya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Saat Membuat Keputusan
Pembelian (dalam Aisyah, 2017) :
a. Faktor Lingkungan yang terdiri atas:
Faktor budaya meliputi nilai-nilai yaitu norma yang dianut masyarakat,
persepsi yaitu cara pandang sesuatu, Preferensi yaitu rasa suka pada satu
produk dibandingkan produk lain, Behaviour yaitu kebiasaan.
b. Faktor Sosial meliputi :
Faktor ini merupakan kelompok yang mempengaruhi anggota komunitas
dalam membuat keputusan terhadap pembelian suatu barang atau jasa. Faktor
ini juga penting pengaruhnya bagi seseorang dalam memilih suatu barang atau
jasa. Peran dan status seseorang dimasyarakat atau perusahaan akan
mempengaruhi pola tindakannya dalam membeli barang atau jasa.
39
c. Faktor teknologi yang meliputi :
Transportasi pribadi, alat rumah tangga. Audio visual, internet dan seluler.
d. Faktor Pribadi dari :
1. aspek pribadi yang berbeda dari konsumen lain karena faktor pribadi
seperti usia, pekerjaan, status keuangan, gaya hidup, kepribadian, konsep
diri, dll.
2. Aspek psikologis adalah faktor psikologis atau psikologis yang
mempengaruhi perilaku pembelian barang / jasa yang terdiri dari motivasi,
persepsi, kepercayaan dan perilaku
Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian, yakni faktor harga, kepercayaan dan kualitas pelayanan.
Dapat dilihat dari aspek psikologi menjelaskan bahwa kepercayaan mempunyai
pengaruh dalam proses pengambilan keputusan konsumen di pasar konsumen.
Tanpa adanya kepercayaan antara pelanggan dan pemilik usaha tidak akan pernah
terjadi transaksi jual beli.
2.6.4 Pengaruh iklan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Bagi konsumen iklan adalah suatu jendela informasi sebagai panduan dalam
memlih produk. Dalam pembeliaan produk bisa dipengaruhi oleh informasi produk
yang diiklankan, tampilan iklan yang menarik dan model yang ada diiklan. Hal ini
menunjukkan bahwa iklan mempunyai peran yang sangat kuat dalam membujuk
konsumen yang terjaring dalam lingkarannya.
Pada dasarnya perusahaan mengiklankan produk-produknya untuk
mendapatkan perhatian konsumen yang kemudian melakukan pembelian, oleh
40
karena itu perusahaan harus membuat iklan yang dapat menginformasikan,
membujuk serta mengingatkan konsumen secara baik dan menarik agar konsumen
mendapatkan rangsangan dari iklan. Agar iklan yang disebarkan pada khalayak
dapat mendorong konsumen melakukan tindakan membeli.
Untuk menumbuhkan suatu keputusan pembelian yakni diperlukan adanya suatu
rangsangan, kesadaran, dan informasi. Sedangkan kelima tujuan periklanan yang sudah
dijelaskan diatas yakni informing (memberikan informasi), persuading (mempersuasi),
remainding (mengingatkan), adding value (memberikan nilai tambah), dan assisting
(mendampingi) tersebut mewakili bahwa untuk mendorong keputusan pembelian
konsumen dapat dilakukan dengan cara periklanan
2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan pertanyaan yang masih lemah kebenarannya dan masih
perlu dibuktikan kenyataannya (Ahmadi, 2007:28). Berdasarkan rumusan masalah
diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat pengaruh iklan shopee di intagram terhadap keputusan
pembelian produk pada mahasiswa universitas muhammadiyah malang
Ha : Terdapat pengaruh iklan shopee di intagram terhadap keputusan
pembelian produk pada mahasiswa universitas muhammadiyah malang
41
2.8 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Penelitian dan
Tahun
Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Ahmad Riyadi (2014)
Pengaruh Iklan OLX.CO.ID Di televise
Terhadap Minat Jual Beli Online (studi pada
mahasiswa jurusan ilmu komunikasi fakultas
dakwah dan komunikasi UIN Alauddin Makassar)
Mengguakan metode
kuantitatif
Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa iklan olx.co.id di
televise secara signifikan
mempengaruhi minat jual beli
online.
Ayu Muchlisul Amalia
Pengaruh Terpaan Tayangan Iklan di
Blibli.com terhadap Keputusan Membeli studi
dikalangan mahasiswa jurusan komunikasi fisip
unversitas muhammadiyah malang
Mengguakan metode
kuantitatif
Dari hasil penelitian
diketetahui ada pengaruh antara terpaan melayari
Blibli.com, dan adanya pengaruh
positif anatara keterapan melayari
Blibli.com terhadap
keputusan membeli.
2.9 Definisi Konsep
2.9.1 Pengaruh Terpaan Iklan (X)
Menurut Hamidi, definisi konseptual (2010: 141) adalah batasan pada
definisi variabel peneliti dalam penelitian. Dalam penelitian ini, variabel x adalah
Terpaan iklan "Gratis Ongkir" di Instagram E-commerce Shopee. Terpaan menurut
effendi (putri 2014: 113), adalah suatu kondisi ketika publik terpapar pesan yang
disebarkan melalui media massa. Sumur Menurur, Burnet dan Moriarty memiliki
42
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur aktivitas terpaan (Sudibyo, 2018:
13-14) sebagai berikut :
a. Frekuensi
Frekuensi ialah seberapa sering iklan dilihat, dibaca dan didengarkan.
Semakin tinggi tingkat frekuensinya semakin pesan tersebut menempel
dalam benak konsumen dan mendapat perhatian dari konsumen.
b. Intensitas
Intensitas ialah seberapa jauh khalayak mengerti tentang isi pesan iklan.
c. Durasi
Durasi yakni seberapa besar lama iklan dilihat,dibaca, dan didengarkan.
Pemilihan pola durasi tergantung pada beberapa faktor, yaitu anggaran
periklanan, siklus konsumen, dan strategi bersaing.
Iklan yang bertujuan untuk dapat mudah diingat oleh pelanggan. Selain itu juga
“Gratis Ongkir” bisa disebut juga slogan, jargon, tagline, ataupun pesan-pesan iklan yang
berada didalam iklan shopee. Iklan “Gratis Ongkir” Digunakan untuk meningkatkan
eksekusi iklan (mencapai tujuan), yaitu untuk mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan produk.
2.9.2 Keputusan Pembelian (Y)
Pada penelitian ini adalah keputusan pembelian. Keputusan pembelian ialah
tahap membeli suatu produk barang ataupun jasa yang disukai atau dibutuhkan oleh
konsumen setelah terbentuknya niat atau keinginan membeli. Dalam pembelian
suatu produk yang dimana nanti konsumen menentukan untuk membeli, biasanya
konsumen melalui beberapa tahapan yakni Pengenalan masalah, pengambilan
informasi, keputusan pembelian. Bahwa tindakan yang dilakukan konsumen untuk
43
melakukan pembelian sebuah produk. Proses pemilihan salah satu dari beberapa
alternative penyelesaian masalah dengan mencari manfaat tertentu dari solusi
produk. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian
dapat menentukan keputusan yang akan diambil selanjutnya.
Keputusan pembelian yang disebutkan dalam penelitian ini adalah agar
orang membeli melakukan pembayaran untuk suatu produk melalui pasar online
seperti Shopee.
2.10 Definisi Operasional
Menurut Hamdi dan Bahruddin (2014:24), definisi operasional ialah definisi
yang didasarkan atas sifat-sifat dari yang didefinisikan yang dapat diobservasi.
Tabel 2.2
Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator
Terpaan Iklan
Shopee “Gratis
Ongkir”
(X)
Terpaan Iklan merupakan
dampak pesan yang
disebarkan melalui media
yang ditujukan kepada
khalayak. Terpaan Iklan
diukur dengan melihat
Frekuensi, Intensitas,
Durasi. Dalam
mengkonsumsi iklan
1. Audiens sering melihat
iklan shopee
2. Audiens sering melihat
slogan ataupun tagline
“Gratis Ongkir” dalam
iklan shopee
3. Audiens sering melihat
iklan shopee “Gratis
Ongkir” melalui Instagram
4. Seberapa lama audiens
melihat iklan
Keputusan
Pembelian
Produk
(Y)
Keputusan Pembelian
terdapat serangkaian
proses yang dilalui calon
konsumen diaantaranya
pengenalan masalah
pencarian informan
sebagai bentuk
ketertarikan calon
konsumen dan keputusan
pembelian
1. Menyadari adanya
kebutuhan produk
2. Mencari Informasi terkait
harga dan kualitas produk
3. Memutuskan untuk
membeli produk