bab ii tinjauan pustaka 2.1. biodiesel - sinta.unud.ac.id 2 landasa… · mesin diesel yang terbuat...
TRANSCRIPT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang diformulasikan khusus untuk
mesin diesel yang terbuat dari minyak nabati (bio-oil). Proses pembuatan
biodiesel adalah proses transesterifikasi antara minyak nabati dengan methanol
dan katalis pada suhu 60oC. Biodiesel memiliki keuntungan antara lain tidak
diperlukan modifikasi mesin, memiliki cetane number tinggi, ramah lingkungan,
memiliki daya pelumasan yang tinggi, aman dan tidak beracun.
Biodiesel juga merupakan bahan bakar alternatif dari bahan mentah
terbarukan (renewable) yang terbuat bukan dari minyak bumi. Biodiesel tersusun
dari berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak-
minyak tumbuhan seperti minyak sawit (palm oil), minyak kelapa, minyak jarak
pagar, minyak biji kapuk randu, minyak kemiri, minyak nyamplung dan masih
ada lebih dari 30 macam tumbuhan Indonesia yang potensial untuk dijadikan
sumber energi bentuk cair ini [7] dan dalam penelitian ini bahan bakar nabati
berasal dari minyak nyamplung.
Gambar. 2.1.
Biji dan minyak nyamplung [8]
6
Hasil pengujian menunjukkan, setelah mengalami beberapa proses seperti
ektraksi, transesterifikasi diperoleh metil ester (biodiesel) yang memiliki sifat sifat
fisika mendekati sama dengan solar, pemakaian biodiesel mengurangi pemakaian
bahan bakar solar serta mengurangi pemanasan global dan pencemaran udara,
karena biodiesel ramah lingkungan [8].
Secara kimia, transesterifikasi berarti mengambil molekul asam lemak
kompleks dari minyak nabati atau hewani, menetralkan asam lemak tak jenuh
minyak nabati atau hewani dan menghasilkan alcohol-ester. Karena komposisi
asam lemak tak jenuh pada minyak nyamplung sudah berkurang secara drastis,
maka pembuatan biodiesel dengan bahan baku minyak nyamplung diperkirakan
akan terjadi dengan lebih cepat. Prinsip proses transesterifikasi dapat dilihat pada
Gambar 2.2 berikut ini:
Gambar. 2.2.
Proses transesterifikasi secara kimia [4].
2.1.1. Density (Kerapatan Massa)
Adalah perbandingan antara massa bahan bakar dengan volume bahan
bakar. Density bahan bakar dipengaruhi oleh temperatur, dimana semakin tinggi
temperatur, maka density semakin turun dan sebaliknya.
+ C2H5OH
Alkohol
7
2.1.2 .Viskositas/kekentalan
Kekentalan suatu bahan bakar menunjukkan sifat menghambat terhadap
aliran, dan menunjukkan sifat pelumasannya pada permukaan benda yang
dilumasi. Kekentalan bisa didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan suatu bidang dengan luas tertentu pada jarak tertentu dan dalam
waktu yang tertentu pula. Viskositas bahan bakar mempunyai pengaruh yang besar
terhadap bentuk semprotan bahan bakar. Dimana untuk bahan bakar dengan
viskositas yang terlalu tinggi akan memberikan atomisasi yang rendah sehingga
mengakibatkan mesin sulit di start. Selain itu, gas buang yang dihasilkan juga
akan menjadi hitam dengan smoke density yang cukup tinggi. Jika viskositas
bahan bakar terlalu rendah maka akan terjadi kebocoran pada pompa bahan
bakarnya dan mempercepat keausan pada komponen pompa dan injektor bahan
bakar.
2.1.3. Titik Nyala (flash Point)
Flash point adalah temperatur pada keadaan dimana uap di atas
permukaan bahan bakar (biodiesel) akan terbakar dengan cepat (meledak). Flash
point menunjukan kemudahan bahan bakar untuk terbakar. Makin tinggi flash
point, maka bahan bakar semakin sulit terbakar. Makin mudah bahan bakar untuk
terbakar maka flash point-nya menurun dan bahan bakar lebih effisien.
2.1. 4 . Specific Gravity
Berat bahan bakar atau specific gravity memegang peranan yang sangat
penting dalam hal nilai kalor bahan bakar, flash point, dan sifat pelumasan pada
8
mesin. Makin tinggi specific gravity berarti bahan bakar akan semakin berat, dan
nilai kalor yang dihasilkan tiap volume akan semakin besar pula. Specific gravity
yang lebih tinggi juga menunjukkan sifat pelumasan yang lebih baik. Tetapi
specific gravity yang terlalu tinggi akan menyebabkan viskositas yang terlalu
tinggi, dan flash point yang terlalu tinggi.
Specific gravity terhadap air = ....……...…2.1
Tabel 2.1.
Specific gravity of various fuel [9].
Fuel oil type LDO (Light diesel oil) Furnace oil LSHS (Low sulphur
heavy stock)
Specific gravity 0,85 – 0,87 0,89 – 0,95 0,88 – 0,98
2.1.5. Nilai Kalor
Nilai kalor dari bahan bakar diesel diukur dengan oksigen bomb
kalorimeter. Untuk memperoleh perkiraan nilai kalornya, bisa dipakai rumus
empiris di bawah ini:
NK = 18,650 + 40 (API – 10) BTU/lb ................................................................2.2
API = API Gravity pada 60 oF = (141,5/specific gravity) – 131,5 .............. ….2.3
Untuk menghitung lower heating volue (LHV) dan higher heating value
digunakan persamaan sebagai berikut:
LHV= HHV- ……………………………………………..………2.4
2.2. Minyak Solar
Bahan bakar solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak
bumi mentah dengan warna kuning coklat yang jernih. Penggunaan solar pada
9
umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan
putaran tinggi (1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada
pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan
pembakaran yang bersih [9].
Tabel 2.2.
Spesifikasi bahan bakar solar [9].
Air Fuel Ratio ( AFR)
Air fuel ratio adalah perbandingan antara udara dan bahan bakar (proses
pencampuran udara dan bahan bakar), bahan bakar yang hendak dimasukkan ke
dalam ruang bakar haruslah dalam keadaan mudah terbakar, hal tersebut agar
didapatkan effisiensi tenaga motor yang maksimal. Campuran bahan bakar yang
belum sempurna akan sulit dibakar oleh percikan bunga api di dalam ruang bakar,
bahan bakar tidak dapat terbakar tanpa adanya udara (O2), tentunya dalam
keadaan yang homogen. Bahan bakar yang di gunakan dalam pembakaran sesuai
dengan ketentuan sebab bahan bakar yang melimpah pada ruang bakar justru tidak
meningkatkan tenaga dari motor tersebut, semakin banyak bahan bakar yang tidak
terbakar pada ruang bakar akan mengakibatkan filament pada dinding silinder.
10
Air fuel ratio adalah factor yang mempengaruhi kesempurnaan proses
pembakaran didalam ruang bakar. Merupakan komposisi campuran bahan bakar
dan udara idealnya AFR bernilai 14,7 (1 bahan bakar : 14,7 udara) stoichiometry,
berikut pengaruh AFR pada kinerja mesin:
AFR Terlalu kurus :
• Tenaga mesin menjadi sangat lemah
• Sering menimbulkan detonasi
• Mesin cepat panas
• Dapat membuat kerusakan pada sillinder ruang bakar
AFR Kurus :
• Tenaga mesin berkurang
• Terkadang terjadi detonasi
• Konsumsi bahan bakar irit
AFR Ideal :
• Kondisi paling ideal
AFR Kaya :
• Bensin agak boros
• Tidak terjadi detonasi
• Mesin lebih bertenaga
AFR Terlalu kaya :
• Bensin sangat boros
• Asap knalpot berwarna hitam
• Menimbulkan filament pada gesekan dinding sillinder dengan ring piston [10].
11
Perbandingan jumlah udara dengan bahan bakar disebut dengan Air Fuel
Ratio (AFR). Perbandingan ini dapat dibandingkan baik dalam jumlah massa
ataupun dalam jumlah volume.
��� = ����� : �� = ����� : ��……………………………………..………2.5
Besarnya AFR dapat diketahui dari uji coba reaksi pembakaran yang
benar-benar terjadi, nilai ini disebut AFR aktual. Sedangkan AFR lainnya adalah
AFR stoikiometri, merupakan AFR yang diperoleh dari persamaan reaksi
pembakaran. Dari perbandingan nilai AFR tersebut dapat diketahui nilai Rasio
Ekuivalen ( ) :
= ������ : �����…………………………………..………………..………2.6
Untuk dapat mengetahui nilai AFR , maka harus dihitung jumlah
keseimbangan atom C, H dan O dalam suatu reaksi pembakaran. Adapun rumus
umum reaksi pembakaran yang menggunakan oksigen adalah :
C55H104O6+78 O2→55 CO2+52 H2O…………………………………...………2.7
2.3. Motor Diesel
Motor diesel ditemukan oleh seorang insinyur Jerman benama Rudolf
Diesel pada tahun 1897 sebagai salah satu jenis motor pembakaran dalam
(Internal Combustion Engine). Konsep dari mesin ini adalah mesin dengan
pembakaran sendiri yaitu tanpa bantuan percikan api, dimana udara
dikompresikan dengan tekanan tinggi sehingga suhu dari udara ini tinggi dan
diakhir langkah kompresi bahan bakar diinjeksikan keruang bakar, bahan bakar
lalu bercampur dengan udara yang sudah panas dan akhirnya bahan bakar terbakar
dengan sendirinya.
12
Tipe- Tipe Motor Diesel :
• Tipe Motor Diesel Injeksi Langsung (Direct Injection Type)
Bahan bakar disemprotkan langsung ke ruang bakar utama, letak
ruang bakar utama ada di antara piston & silinder head bagian atas
piston dibuatkan ruang dengan desain khusus.
• Tipe Injeksi Tidak Langsung ( Indirect Injection Type)
Pada ruang bakar motor diesel injeksi tidak langsung, bahan bakar
disemprotkan ke dalam ruang bakar pendahuluan (pre chamber) yang
telah dipanaskan dan disinilah awal pembakaran terjadi untuk
mendapatkan campuran yang baik kemudian dilanjukan dengan
pembakaran utama diruang bakar utama [11].
Gambar 2.3.
Motor diesel injeksi langsung/ injeksi tidak langsung [11].
2.4. Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah
Pada motor diesel empat langkah, katup masuk dan katup buang digunakan
untuk mengontrol proses pemasukan udara murni dan pembuangan gas sisa
pembakaran dengan membuka dan menutup saluran masuk dan saluran buang.
13
Gambar 2.4.
Prinsip kerja motor diesel 4 langkah [11].
1. Langkah isap, yaitu waktu torak bergerak dari TMA ke TMB. Katup isap
terbuka dan katup buangmenutup, udara murni diisap melalui katup isap.
2. Langkah kompresi, yaitu torak bergerak dari TMB ke TMA dengan
memampatkan udara murni yang diisap, karena kedua katup isap dan katup
buang tertutup, sehingga tekanan dan suhu udara dalam silinder tersebut akan
naik.
3. Langkah usaha, katup isap dan katup buang tertutup, sebelum torak mencapai
titik mati atas bahan bakar disemprotkan keruang bakar kemudian bercampur
dengan udara dengan temperatur tinggi, sehingga terjadi pembakaran dengan
sendirinya. Pada langkah ini torak mulai bergerak dari TMA ke TMB karena
pembakaran berlangsung bertahap.
4. Langkah buang, katup isap tertutup dan katup buang terbuka, torak bergerak
dari TMB ke TMA sehingga gas bekas pembakaran terdorong keluar melewati
katup buang.
14
2.5. Siklus Motor Diesel
Siklus diesel adalah siklus teoritis untuk Compression Ignition Engine atau
motor diesel. Perbadaan siklus diesel dengan siklus otto adalah: pada motor diesel
penambahan panas terjadi pada tekanan tetap [12].
Gambar: 2.5.
Siklus diesel digram P-V dan T-S [12].
Prosesnya:
1-2 Kompresi isentropik (Reversibel Adiabatik)
2-3 Pembakaran isobarik
3-4 Ekspansi Isentropik (Reversibel Adiabatik)
4-1 Pembakaran kalor isochoric
Efisiensi teoritis siklus diesel :
� =1- ………………………..……………………………....……………………2.8
Efisiensi teoritis siklus dual:
� = 1- ……………………………………………………….….2.9
Dimana:
P3/P2 (Perbandingan tekanan pada volume konstan)
V4/V2 (Cut-off ratio/ perbandingan pemancuan)
K = 1,40
r= V1/V2
15
2.6. Komponen Bahan Bakar Motor Diesel.
Gambar 2.6.
Komponen bahan bakar motor diesel [12].
Adapun fungsi – fungsi komponen tersebut :
1. Fuel tank berfungsi untuk menyimpan bahan bakar sementara yang
akan digunakan dalam penyaluran bahan bakar yang dibutuhkan oleh
mesin;
2. Feed pump atau pompa penyalur berfungsi untuk mengalirkan bahan
bakar dengan cara memompa bahan bakar dari tangki dan
mengalirkannya ke pompa injeksi. Didalam feed pump juga terpasang
komponen yang bernama priming pump, yang berfungsi untuk
mengeluarkan udara palsu dari sistem bahan bakar;
3. Fuel filter biasanya terdapat 2 (dua) yaitu pada bagian sebelum feed
pump yang dilengkapi pula dengan water sedimenter yang berfungsi
untuk memisahkan air dalam sistem bahan bakar dan fuel filter
(saringan bahan bakar) yang berfungsi untuk menyaring kotoran
16
kotoran yang terdapat pada bahan bakar untuk menjaga kualitas bahan
bakar agar selalu bersih dan tidak menghambat aliran bahan bakar;
4. Injection pump yang berfungsi untuk menaikkan tekanan sehingga
bahan bakar solar dapat mudah dikabutkan oleh nosel. Didalam pompa
injeksi ada komponen yang bernama automatic timer dan governor
yang fungsinya ada dibawah ini ;
5. Automatic timer yang terpaang pada bagian depan pompa injeksi yang
berhubungan dengan timing gear berfungsi untuk memajukan saat
injeksi sesuai dengan putaran motor;
6. Governor terpasang pada bagian belakang pompa injeksi yang
berfungsi sebagai pengatur jumlah injeksi bahan bakar sesuai dengan
pembebanan motor;
7. Pengabut (nosel) berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar agar
mudah bercampur dengan oksigen sehingga mudah terbakar dalam
silinder;
8. Pipa tekanan tinggi terbuat dari bahan baja yang berfungsi untuk
mengalirkan bahan bakar bertekanan tinggi dari pompa injeksi ke
masing-masing pengabut;
9. Busi pijar atau busi pemanas (glow plug) berfungsi untuk memanaskan
ruangan pre chamber pada saat mulai start. Dengan merubah energi
listrik dari battery menjadi energi panas;
17
10. Battery (aki) berfungsi sebagai sumber energi listrik yang mensuplai
energi yang dibutuhkan oleh busi pijar untuk memanaskan ruangan pre
chamber;
11. Kunci kontak (ignition switch) berfungsi sebagai saklar utama pada
sistem kelistrikan kendaraan;
12. Relay yang berfungsi sebagai pengaman dan pengatur saat pemanasan
ruang pre chamber.
2.6.1. Tangki Bahan bakar
Tangki bahan bakar terbuat dari bahan yang tidak korosi atau terbuat dari
baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi bahan anti karat. Tangki bahan bakar
harus bebas dari kebocoran dan tahan terhadap tekanan minimal 0-3 bar, serta
tahan terhadap getaran mekanis yang ditimbulkan pada saat motor beroperasi,
dalam tangki bahan bakar terdapat fuel sender gauge yang berfungsi untuk
menujukan jumlah bahan bakar yang ada didalam tangki.
2.6.2. Filter Bahan Bakar
Umur komponen sistem aliran bahan bakar motor diesel sangat ditentukan oleh
mutu saringan/ filter serta perawantan berkala sistem bahan bakar. Tekanan bahan
bakar dapat dibangkitkan oleh pompa injektor melalui plunyer, barel serta nosel.
Hal ini mengharuskan bahan bakar yang selalu bersih dan tidak terkontaminasi
oleh material lain sebelum masuk ke pompa injektor dan nosel.
18
2.6.3.Pompa Injeksi
Berfungsi memberikan tekanan pada solar yang akan diinjeksikan /
disemprotkan oleh nosel.
Gambar.2.7.
Pompa injector [12].
2.6.4.Injektor /Nosel
Injektor/nosel adalah alat untuk memisahkan fluida atau minyak menjadi
tetesan kecil yang membutuhkan energi tertentu, energi yang diberikan melalui
pompa yang memiliki tekanan tinggi. Dengan pompa bertekanan tinggi akan
memecahkan minyak atau fluida dengan kecepatan tertentu, tekanan dan
kecepatan yang diberikan mencapai 100 psi sehingga memaksa fluida atau minyak
melalui lubang nosel.
Gambar 2.8.
Injektor/nosel [12].
19
Macam-macam injektor seperti disebutkan diatas dengan sifat
pengabutan dan karakteristik yang berbeda maka pemilihan untuk fungsi
pemakaiannya juga berbeda yang bergantung pada proses pembakarannya dan
proses pembakaran ini ditentukan oleh bentuk ruang bakarnya, untuk sifat-sifat
injector ini antara lain adalah seperti berikut:
a. Injector berlubang satu (Single Hole) proses pengabutannya sangat baik
akan tetapi mememrlkukan tekanan injektion pump yang tinggi.
b. Demikian halnya dengan Injektor berlubang banyak (Multi Hole)
pengabutannya sangat baik. Injector ini sangat tepat digunakan pada
direct injection (Injeksi Langsung).
c. Injektor dengan model pin, injektor model pin ini model trotle
maupun model pintle lebih tepat digunakan pada motor diesel dengan
ruang bakar yang memiliki combustion chamber, kamar muka maupun
kamar pusar (Turbulen).
Pada umunyan injector/Nozel yang digunakan dalam pengujian ini adalah
Injektor/Nozel mesin diesel tipe Broch,Injektor/Nozel dihubungkan dengan
Tester Injektor/nozel untuk memberi tekana berdasarkan kecepatan aliran
atau semprotan serta pengabutan yang diingginkan.
2.7. Penyemprotan (Spray)
Penyemprotan atau spray adalah aliran udara/gas yang mengandung droplet
atau droplet yang bergerak dalam aliran udara/gas, oleh karena itu dalam proses
pengabutan ini pada dasarnya adalah mencampur bahan bakar dengan oksigen,
20
untuk itu proses pengabutan untuk memperoleh gas bahan bakar yang sempurna
pada injektor dapat dilakukan dengan tiga sistem pengabutan yaitu:
2.7.1. Pengabutan Udara
Proses pengabutan udara terjadi pada saat bahan bakar yang bertekanan 60
sampai 85 kg/cm² mengakibatkan tekanan pada rumah pengabut sebesar 60
kg/cm² yang selalu berhubungan langsung dengan tabung udara dengan tekanan
bahan bakar dari pompa mencapai 70 kg/cm² pada volume tertentu akan
tertampung pada cincin pembagi dari pengabut tersebut.
2.7.2. Pengabutan tekan.
Pada proses pengabut tekan ini saluran bahan bakar dan ruangan dalam
rumah pengabut harus selalu terisi penuh oleh bahan bakar, dengan jarum
pengabut yang tertekan oleh pegas sehingga saluran akan tertutup. Namun ketika
bahan bakar dari injection pump yang beterkanan 250 kg/Cm² mengalir kebagian
takikan jarum pengabut, pengabut akan tertekan keatas sehingga saluran akan
terbuka. Dengan demikian, bahan bakar akan terdesak melalui celah di antara
jarum pengabut dalam bentuk gas.
2.7.3. Pengabutan gas.
Pengabut ini dikonstruksi dengan komponen-komponen yang terdiri atas
rumah pengabut, katup dan bak pengabut yang ditempatkan di bagian bawah dari
pengabut dan berada di dalam ruang bakar. Dalam proses pengabutan ini bahan
21
bakar telah berada dalam keadaan bertekanan tinggi dan katup injeksi sudah
terbuka sejak langkah pengisapan oleh torak dan pada kondisi demikan ini
sebagian bahan bakar telah menetes ke bak pengabut yang di bagian sisinya
terdapat lubang-lubang kecil [14].
Gambar 2.9.
Sistem peyemprotan ( spray) [14].
Untuk mesin diesel, penetrasi ujung semprot terlalu lama disebabkan oleh
injeksi tekanan tinggi juga memiliki efek yang merugikan pada kontrol akurasi
campuran dan kinerja emisi karena penguapan [ 15].
Berdasarkan pembahasan diatas sehingga untuk dapat mengetahui tingkat
penyemprotan dengan tekana atomisasi, dan dapat diukur sudut kerucut
berdasarkan jarak semprotan digunakan persamaan empirical dimana ,
jarak penetrasi L [16],
Gambar 2.10.
Penyemprotan tip penetrasi [16].
22
………………………………………………2.10
…………………..…………………………………………2.11
Dimana : L = jarak penetrasi (m);
= tekanan injeksi (bar);
= lubang nosel (m);
= break-up time;(s)
= densitas udara lingkungan (kg/m3);
= diameter nosel (m).
Diameter semprotan merupakan hasil rata – rata dari panjang
semprotan di sumbu vertikal dan sumbu horizontal. Berdasarkan data
diameter hasil semprotan, besarnya sudut semprotan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus [16] :
……………………………………………. 2.12
Dimana :
Ɵ = Sudut semprotan (deg)
∆p = Tekanan injector (bar)
= Diameter semprotan (µm)
= Velocity (m/s)
Panjang semprotan penetrasi ditentukan dengan mencari arah axial
semprotan yang terjauh dari nosel, sudut yang meliputi struktur semprotan dari
nosel hingga 1/3 dari penetrasi. Garis linear digunakan untuk mengukur sudut
yang dekat dan garis singgung kontur yang ada sampai ujung semprotan [17].
23
.l
Gambar 2.11.
Tip Penetrasi [17].
Untuk menganalisis sifat penetrasi seprotan diatas digunakan persamaan Hiroyasu
:
……………………………………...…..….……2.13
……………………………..…………2.14
………………………………….……..….2.15
……………………………………………...2.16
……………………………………………...…. 2.17
Dimana : = diameter nosel (m);
= penetrasi tip penyemprotan (m);
= waktu setelah mulai injeksi (s);
= break up time (s);
= kecepatan awal semprotan (m/s);
= discharge koofisen nosel;
= tekanan injeksi (bar);
= fuel density (kg/m3);
= density udara lingkungan (kg/m3);
24
= Volume fraction pengabutan dari semprotan (m3);
= sudut kerucut semprotan (deg).
Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) adalah menyatakan jumlah pemakaian
bahan bakar yang dikonsumsi oleh motor untuk menghasilkan daya (HP) dalam
kurun waktu tertentu. Semakin rendah nilai SFC maka semakin rendah pula
konsumsi bahan bakar yang digunakan. Berikut ini merupakan hasil dari
pengukuran konsumsi bahan bakar spesifik.
Rumus yang digunakan untuk menghitung SFC adalah :
…..……………..........................................................................…. 2.18
Dimana :
Sfc : specific fuel consumption (Kg/Hp.jam);
Mf : laju aliran bahan bakar (Kg/jam);
ρ : 0.00075 kg/cc;
v : 10 ml;
mf : laju aliran bahan bakar (Kg/jam) v x ρ;
P : daya yang dihasilkan oleh mesin (HP).
Sementara nilai diameter rata – rata dari semprotan yang terjadi ini dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan Sauter Mean Diameter (SMD) berikut
[18] :
…….. 2.19
Dimana :
σ = Tegangan permukaan minyak (N/m)
ρl = Massa jenis minyak (kg/m3)
Va = Kecepatan Udara (m/s)
25
µl = Viskositas minyak (mm2/s)
ρa = densitas udara lingkungan (kg/m3)
AFR = Rasio bahan bakar dengan udara
2.8. Camera .
Camera high divinition (HD) digunakan untuk mengambil proses gambar
semprotan dan sudut pengabutan pada saat penetrasi bahan bakar, untuk
menganalisis data tentang panjang penyemprotan, sudut penyemprotan, butiran
penyemprotan digunakan software.