bab ii tinjauan pustaka 2.1 2.1.1. a
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Pemasaran
a. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial (Manullang dan Hutabarat, 2016:3).
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi,
penentuan harga, promosi dan distribusi ide-ide, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler 1997
dalam Manullang dan Hutabarat 2016:3).
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada
pihak lain (Kotler dan Keller 2009 dalam Limakrisna dan Purba 2017:5).
Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
dilakukan oleh perusahaan untuk mengenalkan, menawarkan produk yang dibuat
oleh perusahaan kepada konsumen guna memenuhi kebutuhan konsumen serta
memberikan keuntungan bagi perusahaan terkait.
12
13
b. Konsep Pemasaran
Perusahaan harus menyeimbangkan tiga macam perhatian saat menetapkan
strategi perusahaan yaitu tingkat keuntungan perusahaan, keinginan konsumen, dan
kepentingan masyarakat. Konsep pemasaran yang menyeimbangkan antara
keinginan konsumen akan produk serta tujuan perusahaan membuat
produk,sehinggan nantinya antara produsen dan konsumen saling diuntungkan
(Setiyaningrum dkk 2015:17).
Konsep inti dari pemasaran menurut Kotler dan Keller (2008:19-20) adalah :
1) Konsep produksi
Konsep produksi adalah salah satu konsep tertua dalam bisnis. Konsep ini
menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang tersedia dalam
jumlah banyak dan tidak mahal.
2) Konsep produk
Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang
menawarkan kualitas, kinerja, atau fitur inovatif terbaik.
3) Konsep penjualan
Konsep penjualan beranggapan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan
tidak akan membeli cukup banyak produk organisasi. Karenanya, organisasi
tersebut harus melakukan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4) Konsep pemasaran
Konsep pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam menciptakan,
14
menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang lebih baik
kepada pasar sasaran yang dipilih.
5) Konsep pemasaran holistik
Konsep pemasaran holistik adalah suatu pendekatan yang berusaha menyadari
dan mendamaikan ruang lingkup dan kompleksitas aktivitas pemasaran.
Konsep inti pemasaran, pada dasarnya meliputi Kebutuhan, Keinginan, dan
Permintaan. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Bila kebutuhan-
kebutuhan ini menjadi keinginan ketika diarahkan ke obyek tertentu yang dapat
memuaskan kebutuhan tersebut. Permintaan adalah keinginan akan produk-
produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar (Kotler dan
Keller, 2008:12)
Dari uraian di atas dapat disimpulkam bahwa konsep pemasaran yaitu
memfokuskan pada kebutuhan, keinginan, dan penilaian dari pasar yang menjadi
sasaran. Karena pemasaran lebih memuaskan kebutuhan akan pelanggan melalui
produk yang diinginkan secara efisien dan efektif dari pada pesaingnya.
c. Stategi Pemasaran
Strategi pemasaran dapat dikatakan sebagai rencana permainan dalam tujuan
perusahaan, seorang manajer pemasaran dapat mengarahkan dengan apa cara
mencapai suatu tujuan, perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis
secara menyeluruh (Comprehensive) terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan
internal dan eksternal perusahaan yang setiap saat mengalami perubahan cepat,
sehingga timbulnya peluang dan ancaman dari luar perusahaan itu sendiri
(Manullang dan Hutabarat, 2016:14:15).
15
Strategi perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan
dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan
kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci
jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan (Kenneth R. Andrews dalam
Manap, 2016:89)
d. Fungsi Pemasaran
Manap (2016:24-25) menyatakan dalam rangka memperlancar cara
penyampaian barang atau jasa konsumen, maka perusahaan memperhatikan fungsi-
fungsi pemasaran yang mencangkup seluruh bidang dalam kegiatan pemasaran,
karena berhasil atau tidaknya program pemasaran suatu perusahaan dipengaruhi
oleh efektifitas dari masing - masing fungsi tersebut. Adapun fungsi fungsi
pemasaran dibagi atas sepuluh (10) macam yaitu :
1) Fungsi perencanaan barang (merchandising function)
Merupakan perencanaan yang berkenaan dengan pemasaran barang atau jasa
yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dan waktu serta harga yang tepat.
2) Pembelian (buyying function)
Merupakan fungsi yang menyangkut bagaimana cara memperoleh bahan –
bahan dan peluang bisnis yang ada dan banyak diminati pasar nantinya. buyying
artinya membeli dalam arti yang efektif, dimana pihak konsumen tidak
menunggu sampai barang atau jasa disodorkan untuk ditawarkan, melainkan
memilih sesuai selera dan kebutuhan konsumen.
3) Fungsi Penjualan (selling function)
16
Merupakan Suatu kegiatan yang berusaha mengerahkan atau mempengaruhi
secara efektif calon-calon konsumen untuk dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan, sumber pendapatan yang diperlukan untuk mendapatkan
keuntungan dalam perusahaan.
4) Standarisasi (standarization and grading)
Merupakan Usaha untuk menetapkan suatu barang atau ciri ciri tertentu yang
dianggap sama seperti kualitas, ukuran, jumlah, dan yang dianggap penting
lainnya disebut standarisasi. Sedangkan grading adalah usaha memilih
sekumpulan barang-barang dari berbagai standar atau mutu dan
menggabungkannya ke dalam beberapa grade (mutu) tertentu. Jadi dengan
adanya standarisasi dan mutu barang tersebut dapat dibeli dari penjualan
dimana saja, serta mempermudah proses pertukaran melalui pengurangan
pemeriksaan akan contoh barang .
5) Fungsi penyimpanan (storage function)
Storage perlu dilakukan mengingat permintaan atas berbagai macam barang
yang mengandung sifat teratur. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan selera
konsumen tersebut, sehingga peran storage dalam menjaga mutu dan
meningkatkan mutu akan barang-barang yang disimpan.
6) Fungsi pengangkutan (transport function)
Transportasi yaitu suatu proses pemindahan barang dan jasa dari tempat satu
ketempat lain, dimana proses ini menciptakan kegunaan tempat (place utility)
dan kegunaan waktu (time utility), sehingga fungsi pengangkutan jelas
merupakan suatu usaha yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran.
17
7) Fungsi pembelanjaan (financing)
Merupakan fungsi untuk mencari dan mengusahakan modal dalam bentuk uang
ataupun lainnya guna mengalirnya arus barang atau jasa. Fungsi financing ini
dapat dipenuhi dari modal sendiri, kredit, dari lembaga keuangan atau pihak
luar. Dalam pemasaran fungsi financing ini sangat diperlukan untuk memulai
suatu usaha produksi utama dalam perusahaan, karena apabila fungsi ini macet
maka produksi juga akan macet.
8) Fungsi kemasan (packaging function) pengemasan mencangkup aktivitas
mengembangkan sebuah desain grafis bagi suatu produk. Kemasan merupakan
bagian vital dari sebuah produk, karena kemasan dapat mempengaruhi
keputusan pembelian mereka.
9) Fungsi komunikasi (communication function)
Dalam fungsi ini dapat kita masukan segala yang dapat memperlancar
hubungan keluar seperti: informasi, riset, surat kabar, dan publikasi.
10) Fungsi pengurangan risiko (risk bearing function)
Dalam pemasaran fungsi risiko dapat bermacam – macam seperti: barang –
barang rusak ditengah jalan, kemungkinan terjadi pencurian, barang – barang
tersebut dapat terbakar.
e. Manajemen Pemasaran
18
Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan
membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan pasar tersebut (Kotler
dan Armstrong 2006 dalam Setiyaningrum dkk, 2015:11).
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan kontrol
dari putusan-putusan tentang pemasaran di dalam bidang-bidang penawaran
produk, distribusi, promosi, dan penetuan harga (pricing). Maksudnya adalah untuk
mendorong dan memudahkan terjadinya pertukaran-pertukaran yang saling
memuaskan dan yang memenuhi sasaran organisasi (Kinnear dan Kenneth 1990
dalam Setiyaningrum dkk, 2015:11).
Bahwa manjemen pemasaran seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,
mempertahankan, serta menumbuhkan konsumen baru dengan menciptakan,
menghantarkan, serta mengomunikasikan nilai konsumen yang unggul ( Philip dan
Keller 2012 dalam Priansa, 2017:32).
Dari pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwasannya manajemen pemasaran merupakan segala tindakan yang dilakukan
perusahaan untuk menentukan strategi terhadap produk atau jasa yang dapat
memungkinkan terjadinya pertukaran yang dinginkan guna mencapai tujuan
perusahaan.
f. Fungsi Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran bertujuan memberi layanan yang baik kepada para
pelanggan atau konsumen karena hanya dengan layanan yang baik, konsumen akan
puas menggunakan produk atau jasa perusahaan, sehingga ia akan selalu membeli
kembali produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
19
perlu membangun sebuah strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai tujuan
tersebut. Secara historis, pengembangan strategi pemasaran merupakan sebuah
pilihan diantara bermacam filsafat pemasaran (Setiyaningrum dkk, 2015:11)
Fungsi manajemen pemasaran yakni mengidentifikasikan adanya lima fungsi
yaitu : planning, organizing, actuating, commanding, coordinating, dan controlling
(Henri Fayol dalam Manap, 2016:86).) Sedangkan menurut Luther Gulick dalam
Manap (2016:86) menyatakan adanya tujuan unsur yang dihimpun dalam kata –
kata POSDCORB, yaitu planning, organizing, staffing, directing, coordinating,
reporting,budgetting.
2.1.2 Bauran Promosi
Bauran promosi adalah alat komunikasi yang terdiri dari kombinasi berbagai
alat promosi yang digunakan oleh organisasi bisnis, Bauran promosi juga
merupakan sekumpulan alat yang saling melengkapi dan saling mendukung yang
digunakan untuk kegiatan promosi perusahaan bisnis, berbagai alat promosi yang
digunakan mencangkup : iklan, hubungan masyarakat, penjualan pribadi, dan
promosi penjualan (Somad dan Priansa, 2014:23).
Bauran promosi adalah bauran spesifik dari iklan, penjualan pribadi, promosi
penjualan, dan hubungan masyarakat yang digunakan oleh perusahaan (Kotler &
Amstrong 2009 dalam Somad dan Priansa, 2014:239)
Menurut Tjiptono (2015:399-400), unsur dari bauran promosi adalah sebagai
berikut :
1) Advertising
20
Segala bentuk presentasi dan promosi gagasan, barang atau jasa yang dibayar
oleh sponsor.
2) Sales promotion
Berbagai macam insentif jangka pendek yang dimaksudkan untuk mendorong
percobaan atau pembelian produk atau jasa.
3) Public relations
berbagai macam progam yang dirancang untuk mempromosikan atau
melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
4) Personal selling
Interaksi tatap muka dengan satu atau kebih calon pembeli untuk melakukan
presentasi, menjawab pertanyaan, dan mendapatkan pesanan.
5) Direct dan online marketing
Penggunaan surat, telepon, fax, e-mail atau internet untuk berkomunikasi secara
langsung dengan pelanggan untuk mendapatkan respon langsung dari
pelanggan dan calon pelanggan spesifik.
2.1.3 Advertising
a. Pengertian Advertising
Advertising menyampaikan pesan -pesan penjualan yang diarahkan kepada
masyarakat melalui cara – cara yang persuasif yang bertujuan menjual barang jasa
atau ide (Manap, 2016:304).
Advertising adalah segala bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide,
barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran, iklan dapat
disajikan melalui berbagai macam media seperti surat kabar, majalah, tv, radio,
21
papan reklame, dan lain sebagainya (Kotler dan Keller 2012 dalam Priansa,
2017:175).
Menyatakan iklan terdiri atas segala bentuk komunikasi nonpribadi mengenai
organisasi, produk, atau ide yang dibayar oleh sponsor tertentu. Sponsor melakukan
pembayaran untuk komunikasi melalui satu atau lebih bentuk media (Kotler dan
Keller, 2012 dalam Priansa, 2017:175).
Dwyer dan Tanner dalam Priansa (2017:175) menyatakan pemasaran dalam
bisnis menggunakan iklan untuk berkomunikasi dengan kelompok yang luas, tidak
hanya kepada pembeli potensial. Iklan dapat digunakan untuk menciptakan sikap
baik dipasar keuangan, diantara penyalur potensial, dengan kantor pemerintahan,
dan dengan kelompok penting lainnya.
Berdasarkan pendapat dari beberapa peneliti diatas dapat disimpulkan iklan
adalah kegiatan mengkomunikasikan perusahaan ataupun produk yang dihasilakan
perusahaan kepada calon konsumen dengan berbagai media yang digunakan dengan
tujuan mengenalkan produk agar dapat dijadikan reverensi konsumen terhadap
pemakain produk.
b. Tujuan Advertising
Menurut Manullang & Hutabarat (2016:68) advertising adalah setiap bentuk
persentasi dan promotion ide, barang atau jasa yang dibayarkan oleh sponsor yang
dikenal bersifat tidak pribadi, tujuan dari advertising adalah :
1) Membangun citra perusahaan dalam jangka panjang (iklan organisasi)
2) Membangun merek tertentu dalam jangka panjang (iklan merek)
3) Penyebaran informasi tentang pejualan, jasa atau peristiwa (iklan khusus)
22
4) Pengumuman penjualan spesialis (iklan obral)
5) Menganjurkan maksud – maksud khusus (iklan anjuran)
Menurut Manullang & Hutabarat (2016:68) tujuan iklan diklasifikasikan
berdasarkan maksud yang diinginkan apakah untuk :
1) Memberi informasi
a) Menjelaskan ke pasar tentang sebuah produk
b) Mengyakinkan sebuah pengguna baru terhadap produk tersebut
c) Menginformasikan pasar tentang perubahan harga
d) Menjelaskan bagaimana produk berfungsi
2) Menyakinkan
Membangun prefensi merek dengan mengyakinkan pelanggan untuk membeli
saat ini
3) Memberi peringatan
a) Mengingatkan konsumen, bahwa produk dapat diperoleh pada waktu yang
tidak lama lagi
b) Mengingatkan konsumen dimana membeli atau mendapatkan produk itu
Shimp 2010 dalam Priansa (2017:178) secara umum, iklan dihargai karena
dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi
perusahaan dan organisasi lainnya. Adapun fungsi komunikasi sebagai berikut:
1) Memberi informasi (informing)
Iklan membuat konsumen sadar akan brand-brand baru, mendidik mereka
tentang berbagai fitur dan manfaat, serta menfasilitasi penciptaan merek yang
positif. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif, berkemampuan
23
menjangkau secara luas dengan biaya per kontrak yang relatif rendah. Iklan
memfasilitasi pengenalan (introduction) brand baru dengan peningkatan jumlah
permintaan pada brand-brand yang telah ada, dan meningkatkan puncak
kesadaran dalam benak konsumen.
2) Mempersuasi (persuading)
Iklan yang efektif akan mampu menarik pelanggan untuk mencoba memakai
produk atau jasa yang diiklankan.
3) Mengingatkan (reminding)
Iklan memberi dampak kepada konsumen agar merek perusahaan selalu berada
dalam ingatan konsumen.
4) Memberi nilai tambah (adding value)
Iklan memberikan pengaru positif pada merek dengan mempengaruhi persepsi
konsumen akan suatu produk.
5) Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan iklan berfungsi sebagai media
pendamping yang memfasilitasi hal hal lain dari perusahaan dalam proses
komunikasi pemasaran.
c. Sifat - sifat Advertising
Kotler dan Keller 2012 dalam Priansa (2017:180) iklan mempunyai beberapa
sifat tertentu yakni :
1) Public presentation
Iklan memberikan kesan penawaran baku pembeli mengetahui bahwa perihal
mereka untuk membeli prodak tersebut dapat dimengerti secara umum.
2) Mudah menyebar
24
Iklan adalah media yang mudah menyebar ke konsumen. Iklan memberikan
gambaran positif tentang ukuran, kekuatan, dan keberhasilan perusahaan atau
pemasar tersebut.
3) Menguatkan daya ekspresi
Iklan mempunyai kemampuan untuk menggambarkan detail perusahaan atau
pemasar dan produknya melalui penggunaan media cetak yang baik.
4) Impersonality
Iiklan memberikan dorongan sebagaimana perwakilan penjualan perusahaan.
d. Tipe-tipe Advertising
Alma 2014 dalam Priansa (2017:181) menyatakan tipe – tipe yang terkait
dengan iklan :
1) Price advertising
Iklan yang menonjolkan harga yang menarik.
2) Brand advertising
Iklan yang memberikan impresa tantang nama merek kepada pembaca.
3) Quality advertising
Iklan yang menciptakan dampak bahwa produk yang di iklan mempunyai mutu
yang tinggi.
4) Produk advertising
Iklan yang mempengaruhi konsumen dengan manfaat dari pemakai suatu
produk.
5) Institusional advertising
25
Iklan yang menonjolkan nama perusahaan dengan harapan konsumen punya
kesan mendalam tentang nama perusahaan.
6) Prestige advertising
Iklan yang memberikan gambaran suatu produk.
Priansa (2017:182) iklan memiliki berbagai yang spesifik, tipe iklan tersebut
adalah :
1) Iklan produk, yaitu iklan yang bersifat konvensional
2) Iklan eceran, yaitu iklan yang bersifat lokal dan berfokus pada tempat, harga,
jam, dan ketersediannya di tempat tersebut
3) Iklan perusahaan, yaitu iklan yang berfokus pada identitas perusahaan agar
memunculkan karakteristik sebuah perusahaan
4) Iklan bisnis ke bisnis, yaitu iklan ini ditujukan kepada perusahaan lain dengan
tujuan membina hubungan dengan perusahaan lain.
5) Iklan politik, yaitu iklan untuk meningkatkan kesadaran tentang tokoh atau
partai politik tertentu.
6) Iklan direktori, yaitu iklan yang digunkan pada bentuk direktori tertentu yang
dirancang untuk segemen yang lebih terbatas.
7) Iklan langsung, yaitu iklan yang melibatkan komunikasi dua arah antara
pengiklan dan konsumen dengan bantuan media, yang mampu memberikan
respon secara langsung
8) Iklan pelayanan masyarakat, yaitu iklan yang ditujukan bagi kepentingan
masyarakat, iklan ini dirancang bebas biaya karena untuk kepentingan sosial.
26
e. Indikator Advertising
Menurut Kotler dan Keller (2009:202) Advertising didefinisikan sebagai segala
bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu
sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran, dalam membuat program
periklanan manajemen pemasaran selalu memulai dengan mengidentifikasi pasar
sasaran dan motif pembeli. Kemudian membuat lima keputusan utama dalam
pembuatan program periklanan yang dapat disebut 5M, yakni
1) Apa tujuan periklanan (mission).
2) Berapa dana yang digunakan (money).
3) Apakah pesan yang ingin disampaikan (message).
4) Apakah media yang akan digunakan (media).
5) Bagaimana mengevaluasi hasilnya (measurement.)
Dari indikator terkait advertising, peneliti memakai tiga indikator saja yaitu
mission, message, dan media. Tidak menggunakan indikator money dan
measurement karena dari data advertising perusahaan, indikator money dan
measurement tidak dilakukan perusahaan dalam menggunakan promosi
advertising. Berikut adalah definisi dari indikator-indikator advertising menurut
Menurut Kotler & Keller (2009:202) :
1) Tujuan (mission) yaitu menetapkan tujuan periklanan yang merujuk pada
keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan pasar sasaran,
penentuan posisi pasar, dan bauran promosi. Strategi penentuan posisi
pemasaran dan strategi bauran pemasaran mengidentifikasikan tugas yang harus
dilaksanakan advertising dalam pelaksanaan program pemasaran keseluruhan.
27
2) Pesan (message) , idealnya suatu pesan harus mendapat perhatian, menarik,
membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan.
3) Media yang digunakan (media), pada dasarnya pemilihan media adalah mencari
cara dengan biaya yang paling efektif untuk menyampaikan sejumlah
pemberitahuan yang dikehendaki kepada pasar sasaran. Pengaruh
pemberitahuan advertising terhadap kesadaran khalayak sasaran tergantung
kepada jangkauan, frekuensi dan dampak advertising.
2.1.4 Sales Promotion
a. Pengertian Sales Promotion
Mullin dalam Priansa (2017:122) sales promotion adalah sekumpulan teknik
jangka pendek yang digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemasaran yang
efektif, melalui pemberian nilai tambah pada produk atau jasa, baik pada pasar
perantara maupun kepada pemakai langsung, biasanya tidak dibatasi dalam jangka
waktu tertentu.
Peter dan Donnelly dalam Priansa (2017:122) sales promotion merupakan
dorongan yang tekah dirancang sebelumnya, baik melalui media maupun non
media, yang dibatasi dalam batas waktu tertentu. Ditujukan untuk
pelanggan,pengecer ataupun pedagang besar, dalam rangka mendorong untuk
memakai produk, meningkatkan, permintaan, dan meningkatkan ketersediaan
produk.
Griffin dan Ebert 2007 dalam Priansa (2017:122) sales promotion adalah
Aktifitas promosi jangka pendek yang dirancang untuk menarik pembelian
28
pelanggan atau korporasi dari distributor, agen penjualan, atau anggota
perdagangan lainnya.
Cravens dan Piercy 2013 dalam Priansa (2017:122) sales promotion terdiri atas
berbagai kegiatan promosi yang beragam, termasuk penampilan perdagangan,
kontes, sampel, contoh melalui display ditempat pembelian, insentif perdagangan,
dan kupon.
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan sales
promotion strategi insentif dan berbagai ketertarikan yang diberikan oleh
perusahaan atau pemasar, baik untuk pelanggan langsung ataupun pasar perantara,
yang ditujukan bagi peningkatan penggunaan produk dan transaksi produk.
Kepentingan perusahaan dan pemasar untuk melaksakan sales promotion
tergantung pada kesiapan perusahaan, tersedianya dana yang dimiliki oleh
perusahaan, serta akses dan jaringan pemasaran yang dikuasai oleh perusahaan dan
pemasar.
b. Tujuan Sales Promotion
Priansa (2017:123) sales promotion pada dasarnya memiliki tujuan mendorong
pembelian, baik yang dilakukan oleh konsumen perantara maupun konsumen akhir,
memperbaiki kinerja pemasaran dari pemasok sebagai pelengkap bauran promosi
lainnya, misalnya iklan, penjualan langsung, hubungan masyarakat, dan penjualan
tatap muka.
Alma 2004 dalam Priansa (2017:123) mengemukakan bahwa secara
keseluruhan tujuan promosi penjualan adalah menarik konsumen baru, memberikan
hadian atau penghargaan bagi pelanggan, meningkatkan upaya pembelian ulang
29
dari pelanggan, menghindarkan konsumen menggunkan produk merek lain,
memperkenalkan merek atau meningkatkanloyalitas serta meningkatkan volume
penjualan, baik jangka pendek maupun dalam rangka memperlebar pasar jangka
panjang.
Sales promotion memiliki tujuan spesifik yakni : meningkatkan volume
penjualan, meningkatkan pembelian ulang, meningkatkan loyalitas, memperluas
kegunaan, menciptakan ketertarikan, menciptakan kesadaran, mengalihkan
perhatian dari harga, mendapatkan dukungan dari perantara, melakukan
diskriminasi para pengguna (Cummins dan Mullin, 2004 dalam Priansa, 2017:123).
c. Karakteristik Sales Promotion
Kotler dan Keller, 2014 dalam Priansa (2017:125) Memaparkan bahwa sales
promotion memiliki sejumlah karakteristik berikut :
1) Komunikasi , penjualan promosi bermaksud menarik perhatian dan biasanya
memberikan informasi yang dapat mempengaruhi pelanggan kepada produk.
2) Insentif, promosi penjualan memberikan pelanggan dorongan atau ikut serta
dalam memberikan nilai bagi pembeli.
3) Ajakan, promosi penjualan mengarahkan pelanggan untuk melakukan
pembelian sekarang.
d. Indikator Sales Promotion
Indikator sales promotion dalam penelitian ini dijabarkan Kotler dan Keller,
(2009:222) yaitu :
30
1) Frekuensi penjualan adalah jumlah promosi yang dilakukandalam suatu waktu
melalui mediapromosi penjualan.
2) Kualitas promosi adalah tolak ukur seberapa baik promosi yang dilakukan.
3) Ketepatan waktu atau kesesuaian sasaran merupakan faktor yang diperlukan
untuk mencapai target yang diinginkan perusahaan.
2.1.5 Public Relation
a. Pengertian Public Relation
Boone dan Kurtz 2010 dalam Priansa (2017:142) memaparkan bahwa
hubungan masyarakat memfokuskan pada koordinasi komunikasi organisasi
bisnis yang tidak dibayar langsung, yang melibatkan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap organisasi bisnis, misalnya pelanggan, penjual, media
berita/pers, pegawai, pemegang saham, dan pemerintah
Grifin dan Ebert 2007 dalam Priansa (2017:142) menyatakan bahwa
hubungan masyarakat terkait dengan publikasi pengaruh organisasi bisnis yang
ditujukan juga untuk membangun hubungan baik dengan masyarakat atau
berhadapan dengan peristiwa yang kurang begitu baik.
Public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus menerus dengan
sengaja, guna membangun dan mempertahankan timbal balik antara organisasi
dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukan bahwa public relations dianggap
sebagai proses atau aktivitas yang bertujuan menjalin komunikasi antara
organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-thomas 2002 dalam Priansa,
2017:142).
b. Fungsi Public Relations
31
Menurut Priansa, (2017:154) fungsi dari public relations yakni :
1) Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling
pengertian, dan citra yang baik dari public pada umumnya.
2) Mempunyai sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa ditrima dan
menguntungkan semua pihak
3) Unsur penting dalam manajemen guna mendapatkan tujuan yang khusus, yakni
sesuai harapan publik, tetapi suatu kekhasan dalam organisasi bisnis.
4) Untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi bisnis dan
publiknya, sekaligus menciptakan opini public sebagai efeknya, yang sangat
berguna sebagai input organisasi yang bersangkutan.
c. Proses Public Relations
Cutlip dan Center 2015 dalam Priansa (2017:159) menyatakan bahwa proses
perencanaan program kerja hubungan masyarakat meliputi hal berikut:
1) Mendefinisikan masalah, langkah ini melibatkan pengkjian dan pemantauan
pengetahuan, opini, sikap, dan perilaku yang terkait dengan tindakan atau
kebijakan organisasi.
2) Merencanakan dan memprogram, langkah ini digunakan untuk membuat
keputusan mengenai publik, sasaran, tindakan dan strategi komunikasi,taktik
dan tujuan program.
3) Mengambil aksi dan mengomunikasikannya, langkah ini melibatkan
implementasi program dari tindakan dan komunikasi yang telah didesain untuk
mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik untuk mendapatkan sasaran
program.
32
4) Mengevaluasi program, langkah ini melibatkan kesiapan penilaian,
implementasi, dan hasil program tersebut.
d. Indikator Public Relation
Indikator public relations dalam penelitian ini dijabarkan Kotler dan Keller,
(2009:234) Yaitu :
1) Berita, berisikan informasi berita iktikat baik perusahaan perusahaan.
2) Kegiatan pelayanan masyarakat. Adanya pelayanan yang dilakukan memiliki
peran penting terhadap citra perusahaan.
3) Identitas, perusahaan yang unik berbeda dari yang lainnya. Identitas mencirikan
citra perusahaan yang baik terhadap konsumennya.
2.1.6 Keputusan Menabung
a. Pengertian Keputusan Pembelian Pelanggan
Keputusan pembelian pelanggan, sebernarnya pembelian bukan hanya
merupakan satu tindakan saja (misalnya karena produk), melainkan bisa terdiri dari
beberapa tindakan yang satu sama lainnya saling berkaitan (Kotler dan Amstrong
2009, dalam Somad dan Priansa 2014:100).
Keputusan pembelian pelanggan sebenarnya merupakan dari sejumlah
keputusan (Basu Swastha dan Hani Handoko 2000, dalam Somad dan Priansa
2014:103).
b. Indikator Keputusan Pembelian
Kotler dan Amstrong dalam Manap (2016:249) menyatakan ukuran keputusan
pelanggan dalam melakukan pembelian ada lima cara dan tahapan yaitu :
1) Pengenalan masalah (need recogminition)
33
cara pembelian diawali dengan adanya suatu barang yang dibutuhkan, misal
seseorang merasakan ingim makan, orang yang lapar hendak segera membeli
makanan seandainya dirumahnya tidak ada makanan.
2) Pencarian informasi (informasi search)
Sebelum melakasanakan pembelian, seseorang hendak mencari informasi
tentang produk yang hendak dibeli, harganya berapa, dan bagaimana cara
mendapatkannya.
3) Evaluasi alternatif (evaluation of alternatives)
Dalam hal ini, pelanggan sangat berbeda penilaiannya karena tergantung dari
keinginan masing masing konsumen. Konsumen hendak menilai barang dari
merek mana yang lebik bagus, bagaimana kekuatan, keuntungan, manfaat, dan
sebagainya.
4) Keputusan pembelian (purchase decision)
Sesudah melaksanakan penilaian, maka pelanggan akan melakukan keputusan
membeli atau tidak membeli. Andaikan membeli maka perlu ditetapkan, toko
mana, beli berapa, jumlah uang yang ada, merek apa, buatan mana, warna,
ukurannya.
5) Perilaku pasca pembelian (postpurchase behavior)
Sesudah membeli, maka akan tampak perilaku pada tiap pelanggan. seandainya
pelanggan merasa bahagia atau puas, mereka akan membeli ulang produk
tersebut, sebaliknya andaikan pelanggan merasa tidak puas, maka sikapnya
akan sangat berhati-hati di lain waktu.
2.1.7 Hubungan Antar Variabel
34
a. Hubungan Advertising Terhadap Keputusan Menabung
Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Somad dan Priansa,
(2014:240) iklan adalah semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan,
mempromosikan, ide, barang, atau jasa secara non personal oleh sponsor yang jelas,
sedangkan yang dimaksud dengan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi
penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan.
Penelitian yang dilakukan oleh Maisya (2013), Haris dan Irham (2012), Fadli
(2017). Periklanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan menabung,
artinya semakin baik baik periklanan maka hubungan perusahaan dengan konsumen
akan semakin baik dan berdampak meningkatkan jumlah nasabah.
Dari teori dan penelitian terdahulu diatas maka dapat disimpulkan bahwa
advertising memiliki hubungan terhadap keputusan menabung di PT. BPR Sentral
Arta Asia Lumajang.
b. Hubungan Sales Promotion Terhadap Keputusan Menabung
Menurut American Marketing Association (dalam Somad dan Priansa,
2014:245) promosi penjualan merupakan dorongan pemasaran yang dilakukan
melalui media maupun bukan media, dimana pelaksanaanya berbatas waktu
tertentu yang memiliki tujuan merangsang percobaan pelanggan, meningkatkan
permintaan pelanggan, membuktikan kualitas produk.
Indratama dan Artanti (2014), Darna dan Wardani (2013). Promosi penjualan
secara signnifikan bepengaruh terhadap keputusan nasabah dalam menabung.
35
Berdasarkan Teori dan penelitian terdahulu tersebut maka memang terdapat
hubungan antara sales promotion dengan keputusan pembelian. Dan dalam
penelitian ini keputusan pembelian sebagai keputusan menabung.
c. Hubungan Public Relations Terhadap Keputusan Menabung
Peran hubungan masyarakat akan mampu memberi kesan jangka panjang
kepada masyarakat atau pelanggan hal ini merupakan timbal balik yang baik yang
merupakan investasi jangka panjang, jika aktivitas hubungan masyarakat yang
dilakukan perusahaan bisnis mampu dilaksanakan dengan baik, maka dalam jangka
pendek citra perusahaan itu akan baik dimata pelanggan, dan jika pelanggan merasa
puas maka kepuasan pelanggan akan menjadi media promosi yang positif karena
kemungkinan pelanggan akan memberitakan kepada yang lainnya (Somad dan
Priansa, 2014:206).
Kurniawan (2017), Maisya (2013) variabel hubungan masyarakat berpengaruh
positif signifikan terhadap minat menabung.
Dari teori dan hasil penelitian diatas dapat disipulkan bahwasannya public
relation memiliki hubungan dengan keputusan menabung.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini memfokuskan pada variable dependen yaitu keputusan
menabung, serta memfokuskan pada variable independen yaitu advertising, sales
36
promotion, dan public relations. Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian
ini adalah :
Maisya (2013) tentang “Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan dan
Hubungan Masyarakat terhadap Keputusan Menabung di PT. Bank Negara
Indonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi” hasilnya periklanan dan hubungan masyarakat
mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan menabung, artinya semakin
baik baik periklanan maka hubungan perusahaan dengan konsumen akan semakin
baik dan berdampak meningkatkan jumlah nasabah.
Haris dan Irham (2012) tentang “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan
Periklanan Terhadap Keputusan Nasabah dalam Menabung pada bank syariah
(Studi Kasus pada BTN Syariah Surakarta”. Hasilnya menunjukan bahwa bahwa
secara statistik membuktikan bahwa periklanan berpengaruh terhadap keputusan
menabung nasabah BTN Syariah Surakarta.
Darna dan Wardani (2013) meneliti tentang “Pengaruh Bauran Promosi
Terhadap Keputusan Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum Ib Pada
Bank Syariah Cabang Harmoni Jakarta” hasilnya secara Parsial hanya variabel
promosi penjualan dan publisitas yang memiliki pengaruh signufikan terhadap
keputusan pembelian produk pembiayaan KPR patinum, dalam penelitian ini
keputusan pembelian adalah keputusan nasabah untuk menabung .
Indratama dan Artanti (2014) meneliti tentang “Pengaruh Citra Merek Dan
Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Nasabah Memilih Tabungan Bank Syariah
Mandiri” hasilnya Variabel independent yang meliputi citra merek dan promosi
37
penjualan secara simultan bepengaruh terhadap keputusan nasabah memilih
tabungan Bank Syariah Mandiri.
Sa’adah dan Mawardi (2018) tentang “Analisis Variabel Kualitas Pelayanan,
Promosi Dan Produk Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Menabung
Di PT BPR Artha Kanjuruhan” hasilnya promosi berpengaruh positif signifikan
terhadap keputusan menabung nasabah BPR Artha Kanjuruhan. Dengan kata lain
bahwa semakin gencar promosi yang dilakukan maka keputusan nasabah untuk
menabung di BPR Artha Kanjuruhan juga akan semakin besar.
Tambunan dan Nasution (2013) tentang “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menabung di bank BCA kota Medan (studi
kasus etnis cina)” hasilnya Secara simultan diketahui bahwa variabel produk,
promosi, lokasi, dan kredibilitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan
nasabah etnis Cina menabung di Bank BCA Kota Medan.
Kurniawan (2017) tentang “Pengaruh Periklanan, Kualitas Pelayanan,
Jaminan Rasa Aman, Dan Hubungan Masyarakat Terhadap Minat Menabung pada
nasabah BMT Al Ikhwan kantor cabang Condong Catur” hasilnya menunjukkan
bahwa variabel periklanan dan hubungan masyarakat berpengaruh positif signifikan
terhadap minat menabung, sementara kualitas layanan dan jaminan rasa aman tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap minat menabung.
Fadli (2017) tentang “Pengaruh Pengetahuan Dan Iklan Terhadap Minat
Menabung Di Bank Syariah Studi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Iain Padangsidimpuan Angkatan 2014” hasil menunjukan berdasarkan hal di atas
dapat disimpulkan bahwa, idealnya dilihat dari sudut pandang statistik
38
pengetahuan dan iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat
mahasiswa Fakutas Ekonomi dan Bisnis Islam menabung di bank syariah.
Chakrabortty dkk (2013) tentang “Analysing The Effects Of Sales Promotion
And Advertising On Consumer’s Purchase Behaviour”hasil menunjukan, promosi
penjualan dan periklanan jauh lebih efektif dalam produk dengan kategori
keterlibatan rendah di mana sinyal promosi yang sederhana dapat mengarahkan
konsumen untuk membeli suatu produk.
Alireza Aghighi (2015) tentang “Analyzing the Influence of Sales Promotion
on Customer Purchasing Behavior” hasil menunjukan bahwa promosi penjualan
memiliki dampak langsung pada perilaku pembelian konsumen, yang merupakan
tindakan yang mempromosikan fokus kesempatan.
Tabel 2.1. Ringkasan penelitian
No. Nama &
Tahun
Judul Variabel Hasil
1. Maisya (2013)
Pengaruh periklanan,
X1= Periklanan X2= Promosi
Hasilnya Periklanan dan hubungan masyarakat
promosi penjualan mempunyai pengaruh penjualan dan X3= Hubungan signifikan terhadap
39
Hubungan masyarakat keputusan menabung, Masyarakat Y= Keputusan artinya semakin baik baik terhadap menabung periklanan maka keputusan hubungan perusahaan Menabung di dengan konsumen akan PT.Bank Negara semakin baik dan Indonesia, berdampak meningkatkan Tbk.Cabang jumlah Bukittinggi nasabah..
2. Haris dan
Irham (2012)
Pengaruh kualitas
pelayanan dan
X1=Kualitas
pelayanan
Hasilnya menunjukan
bahwa secara periklanan X2=Periklanan Statistic membuktikan terhadap Y=Keputusan bahwa periklanan Keputusan menabung berpengaruh terhadap nasabah keputusan menabung dalam Menabung nasabah pada BTN Syariah Bank Syariah Surakarta. (Studi Kasus
pada BTN
Syariah
Surakarta
3. Darna dan Wardani (2013)
4. Indratama dan
Artanti
(2014)
5. Sa’adah dan Mawardi (2018)
Pengaruh Bauran Promosi terhadap
Keputusan
Pengambilan
Produk
Pembiayaan KPR
Platinum ib pada
Bank Syariah
Cabang Harmoni
Jakarta
Pengaruh citra
Merek dan
Promosi
Penjualan
terhadap
keputusan
Nasabah memilih
Tabungan bank
Syariah mandiri
Analisis variable
Kualitas
pelayanan,
Promosi dan
Produk yang
Mempengaruhi
keputusan
Nasabah dalam
X1=Periklanan X2=Promosi
penjualan
X3=Perssonal
selling
X4=Publisitas
Y=Keputusan
pembelian
X1=Citra merek
X2=Promosi
penjualan
Y=keputusan
menabung
X1= Kualitas
pelayanan
X2=Promosi
Y=Keputusan
menabung
Hasilnya secara parsial hanya variabel
promosi penjualan dan
publisitas yang
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
keputusan pembelian
produk pembiayaan
KPR patinum, dalam
Penelitian ini
keputusan
pembelian adalah
keputusan nasabah
untuk menabung.
Hasilnya Variabel
independent yang meliputi
citra merek dan promosi
penjualan secara simultan
bepengaruh terhadap
keputusan nasabah
memilih tabungan Bank
Syariah Mandiri
Hasilnya promosi
berpengaruh positif
signifikan terhadap
keputusan menabung
nasabah BPR Artha
Kanjuruhan. Dengan
Semakin gencar promosi
yang dilakukan maka
40
Menabung di PT
BPR Artha
Kanjuruhan
keputusan nasabah
untuk menabung di
BPR Artha
Kanjuruhan juga akan semakin besar.
6. Tambunan Analisis faktor- X1=Produk Hasilnya Secara simultan
dam Nasution faktor yang X2=Pelayanan diketahui bahwa variable
(2013) mempengaruhi
keputusan
nasabah
menabung di
bank BCA kota
Medan (studi kasus etnis cina)
X3=Promosi
X4=Lokasi
X5=Kredibilitas
Y=Keputusan
menabung
produk, promosi, lokasi,
dan kredibilitas
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
nasabah etnis Cina
menabung di Bank BCA Kota Medan.
7. Kurniawan Pengaruh X1=Periklanan Hasilnya menunjukkan
(2017) periklanan,
Kualitas
pelayanan,
Jaminan Rasa
Aman, dan
Hubungan
Masyarakat
Terhadap minat
Menabung pada
Nasabah Bmt Al
Ikhwan kantor
Cabang Condong Catur
X2=Kualitas
pelayanan
X3=Jaminan rasa
Aman
X4=Hubungan
masyarakat
Y=Keputusan
menabung
bahwa variabel periklanan
dan hubungan masyarakat
berpengaruh positif
signifikan terhadap minat
menabung, sementara
kualitas layanan dan
jaminan rasa aman tidak
berpengaruh positif
signifikan terhadap minat
menabung.
8. Fadli Pengaruh X1=Pengetahuan Hasil menunjukan
(2017) Pengetahuan
dan Iklan
terhadap
Minat Menabung
di Bank Syariah
Studi Mahasiswa
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis Islam Iain Padangsidimpuan
X2=Iklan
Y1=Minat
menabung
Berdasarkan hal di atas
dapat disimpulkan bahwa,
idealnya dilihat dari sudut
pandang statistic
pengetahuan dan iklan
mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
minat mahasiswa Fakutas
Ekonomi dan Bisnis Islam menabung di bank Syariah
9. Chakrabortty Analysing The X1=Sales hasil menunjukan
dkk (2013) Effects Of Sales
Promotion And
Advertising On
Consumer’s
Purchase
Behaviour
promotion
X2=Advertising on
Y=Consumer’s
purchase
promosi penjualan dan
periklanan jauh lebih
efektif dalam produk
dengan kategori
keterlibatan rendah di
mana sinyal promosi
yang sederhana dapat
mengarahkan konsumen
untuk membeli suatu
produk.
10 Alireza Analyzing the X1=Sales hasil menunjukan bahwa
Aghighi Influence of promotion promosi penjualan
(2015) Sales promotion on Customer
Y=Customer purchasing
memiliki dampak
41
Purchasing
Behavior
Sumber data : Penelitian Terdahulu
2.3 Kerangka Pemikiran
langsung pada perilaku
pembelian konsumen,
yang merupakan
tindakan yang
mempromosikan fokus
kesempatan.
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual mengenai bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
terpenting (Uma Sekaran dalam Sugiyono, 2015:117).
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti, jadi secara teoritis memerlukan kejelasan hubungan
antar variabel independen dan dependen, bila dalam penelitian ada variabel
moderator dan intervening, maka juga memerlukan penjelasan, mengapa variabel
itu ikut dijabarkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya
dirumuskan kedalam bentuk hubungan antar variabel penelitian, dengan kata lain
pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus berdasarkan pada kerangka
berpikir (Sugiyono, 2015:117) .
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya
dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena
itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun
komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berfikir yang selanjutnya perlu
dinyatakan dalam bentuk paradigma penelitian. Seorang peneliti harus menguasai
teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka
pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan
penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan
42
(Suriasumantri dalam Sugiyono, 2015:128). Berdasarkan landasan teori yang
dideskripsikan diatas, maka kerangka pemikiran penelitian ini dimulai dari
landasan teoritis yang berasal dari buku-buku dari sumber terpercaya dan dari
landasan empiris dari penelitian terdahulu yang menghasilkan hipotesi kemudian
akan di uji instrumen,uji asumsi klasik dan uji statistik dan akan menghasilkan
penelitian menyatakan dalam bentuk paradigma penelitian sebagai berikut :
43
UJI INSTRUMEN UJI ASUMSI KLASIK UJI STATISTIK
HASIL PENELITIAN
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Sumber : Literatur dan penelitian terdahulu
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan paradigma
penelitian dari penelitian ini.
HIPOTESIS
Landasan Empiris
1. Maisya (2013) tentang “pengaruh periklanan, promosi
penjualan dan hubungan masyarakat terhadap keputusan
menabung di PT. Bank Negara Indonesia, tbk. cabang
Bukittinggi”
2. Haris & Irham (2012) tentang “Pengaruh kualitas
pelayanan dan periklanan terhadap keputusan nasabah
dalam menabung pada bank syariah (Studi Kasus pada BTN
Syariah Surakarta”.
3. Darna & Wardani (2013) meneliti tentang “Pengaruh
bauran promosi terhadap keputusan pengambilan produk
pembiayaan KPR platinum iB pada Bank Syariah Cabang
Harmoni jakarta”.
Landasan Teoritis
1. Pemasaran
Manullang dan Esterlina Hu
tabarat (2016)
Nandan Limakrisna dan Togi
Parulian Purba (2017:5)
2. Manajemen Pemasaran
Ari Setyaningrum Dkk (2015:11)
Donni Juni Priansa (2017:32)
3. Manajemen Pemasaran Jasa
Abdul Manap (2016:345)
4. Bauran Promosi
Somad dan Priansa (2014:239)
44
Sales Promotion
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Sumber data : Manap (2016), Priansa (2017), Somad dan Priansa (2014)
Apabila suatu variabel memiliki satu indikator maka bentuk kerangka
konseptualnya berbentuk kotak, sedangkan jika varibelnya memiliki lebih dari satu
indikator maka bentuk kerangka konseptualnya berbentuk elips (Ferdinand,
2014:18).Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
advertising, sales promotion, dan public relations terhadap keputusan menabung di
PT. BPR Sentral Arta Asia Lumajang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel advertising
(X1), sales promotion (X2) dan public relations (X3), terhadap keputusan
Advertising
Keputusan
Menabung
Public Relations
Titik Persentase Distribusi t (df = 161 –200)
Menabung di Bank Sentral Arta Asia Lumajang. Baik secara parsial maupun secara
simultan. Oleh karena itu dari kerangka pemikiran diatas, maka dapat ditentukan
hipotesis dalam penelitian ini yang nantinya akan dilakukan pengujian terhadap
hipotesis tersebut.
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan langkah ketiga dalam sebuah penelitian, setelah peneliti
menjabarkan landasan teori dan kerangka penelitian. Hipotesis ini merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah diakui dalam bentuk kalimat pertanyaan. Bisa dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru berlandaskan teori yang relevan, belum berlandaskan
pada fakta–fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban empirik (Sugiyono 2015: 134).
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dalam penelitian ini, maka hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Advertising berpengaruh signifikan terhadap keputusan menabung di PT.
BPR Sentral Arta Asia Lumajang.
H2 : Sales promotion berpengaruh signifikan terhadap keputusan menabung di PT. BPR
Sentral Arta Asia Lumajang.
H3 : Public relations berpengaruh signifikan terhadap keputusan menabung di PT. BPR
Sentral Arta Asia Lumajang.