bab ii tinjauan pustakarepository.upnvj.ac.id/3555/3/bab ii.pdfmaka pada gaya-gaya tersebut...

13
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Karakteristik Kapal Sarana angkutan laut berupa kapal mempunyai tugas masing-masing sesuai jenis dan fungsinya. Sehingga kapal tersebut dibuat dengan konstruksi dan penggunaan yang khusus untuk kegiatan pelayaran tersebut. Kapal barang termasuk kepada golongan kelompok kapal niaga, dan kapal barang dapat dikelompokan sesuai jenis barang yang diangkut, antara lain : a. Kapal Barang Umum (General Cargo Ship) b. Kapal Barang Curah (Bulk Carrier Ship) c. Kapal Barang Cair (Tanker Ship) d. Kapal Peti Kemas (Container Ship) e. Kapal LNG (Liquefied Natural Gas) dan LPG (Liquefied Pressure Gas) Pada perancangan kapal ini yaitu merancang kapal general cargo 6833 DWT dengan kecepatan dinas 12.25 knot. Dan kapal general cargo menurut jenis muatannya dapat di bagi menjadi 4 jenis kapal cargo, diantaranya : 1. General Cargo Vessels Kapal General Cargo membawa barang dikemas seperti bahan kimia, makanan, mebel, mesin, kendaraan bermotor, alas kaki, pakaian, dll. 2. Tankers Kapal tanker membawa produk minyak bumi atau barang cair lainnya. 3. Dry-bulk Carriers Dry Bulk Carriers mengangkut batubara, biji-bijian, bijih dan produk sejenis lainnya in loose from. 4. Multipurpose Vessels Kapal Multi-purpose, seperti namanya, carry different classes of cargo e.g. liquid and general cargo at the same time. Menurut sejarahnya, kapal jenis ini yang mula-mula beroperasi sebagai kapal angkut serbaguna sebelum ada kapal petikemas dan kapal-kapal lain yang dibuat demi efesiensi. Kapal general cargo tidak memerlukan terminal khusus UPN "VETERAN" JAKARTA

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Karakteristik Kapal

Sarana angkutan laut berupa kapal mempunyai tugas masing-masing

sesuai jenis dan fungsinya. Sehingga kapal tersebut dibuat dengan konstruksi dan

penggunaan yang khusus untuk kegiatan pelayaran tersebut. Kapal barang

termasuk kepada golongan kelompok kapal niaga, dan kapal barang dapat

dikelompokan sesuai jenis barang yang diangkut, antara lain :

a. Kapal Barang Umum (General Cargo Ship)

b. Kapal Barang Curah (Bulk Carrier Ship)

c. Kapal Barang Cair (Tanker Ship)

d. Kapal Peti Kemas (Container Ship)

e. Kapal LNG (Liquefied Natural Gas) dan LPG (Liquefied Pressure Gas)

Pada perancangan kapal ini yaitu merancang kapal general cargo 6833

DWT dengan kecepatan dinas 12.25 knot. Dan kapal general cargo menurut jenis

muatannya dapat di bagi menjadi 4 jenis kapal cargo, diantaranya :

1. General Cargo Vessels

Kapal General Cargo membawa barang dikemas seperti bahan kimia,

makanan, mebel, mesin, kendaraan bermotor, alas kaki, pakaian, dll.

2. Tankers

Kapal tanker membawa produk minyak bumi atau barang cair lainnya.

3. Dry-bulk Carriers

Dry Bulk Carriers mengangkut batubara, biji-bijian, bijih dan produk

sejenis lainnya in loose from.

4. Multipurpose Vessels

Kapal Multi-purpose, seperti namanya, carry different classes of cargo –

e.g. liquid and general cargo – at the same time.

Menurut sejarahnya, kapal jenis ini yang mula-mula beroperasi sebagai

kapal angkut serbaguna sebelum ada kapal petikemas dan kapal-kapal lain yang

dibuat demi efesiensi. Kapal general cargo tidak memerlukan terminal khusus

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

6

untuk bongkar muat. Kapal ini banyak berfungsi sebagai tramper karena harganya

murah dan dapat mengangkut muatan kesegala penjuru dunia.

II.2 Tinjauan Perencanaan Kapal dan Trayek Pelayaran

Sesuai tujuan dari perancangan kapal general cargo 6833 DWT dengan

kecepatan 12.25 knot ini adalah digunakan untuk mengangkut barang umum

seperti biji kopi, biji coklat atau sayuran berupa jagung dan lain-lain dalam bentuk

yang sudah di kemas atau pak.

Pada Perencanaan kapal general cargo ini pengoperasiannya direncanakan

beroperasi dalam negeri, dengan rute pelayaran Makassar – Surabaya dengan

jarak yang di tempuh ± 461 nm (Nautical Miles). Seperti pada gambar 1 dibawah

ini.

Gambar 2.1 Trayek Pelayaran Perencanaan

II.3 Pengaruh dan Perkembangan Biji Coklat di Indonesia

Data luas lahan tanaman kakao di Indonesia baru mencapai 1.732.641

hektar. Indonesia merupakan produsen terbesar ketiga di dunia untuk kakao.

Makassar, yang terletak di Sulawesi, adalah pelabuhan ekspor penting di

Indonesia. Sulawesi Selatan adalah produsen kakao terbesar. Sebanyak 170.000

ton kakao dipanen di Sulawesi Selatan dari lahan seluas total 230.000 hektar.

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

7

Kementerian Perindustrian RI di era pemerintahan Presiden Joko Widodo,

Kementerian itu menetapkan industri pengolahan kakao sebagai salah satu industri

prioritas. Industri tersebut akan dikembangkan melalui program hilirisasi. Terkait

dengan program pengembangan perkakaoan nasional tersebut pemerintah

memberikan berbagai fasilitas melalui paket kebijakan. Dengan berbagai fasilitas

itu telah memberikan dampak yang cukup signifikan dalam mendorong

perkembangan industri pengolahan kakao di tanah air.

Di luar target milik pemerintah, terjadi persaingan yang cukup sengit di

ranah industri dalam mendapatkan bahan baku biji kakao, jumlah perusahaan

kakao pada tahun 2015 sebanyak 16 perusahaan. Dikarenakan investasi industri

pengolahan kakao juga makin bertambah.

Terdapat perusahaan asal Amerika Serikat yang membangun proses dan

pengolahan kakao di Jawa Timur yaitu perusahaan Cargill Cocoa dan Chocolate.

Tidak hanya perusahaan itu saja yang berdiri di Jawa Timur, perusahaan dalam

negeripun banyak yang berdiri dalam hal kakao atau coklat.

Rencana Induk Percepatan Pembangunan dan Perluasan Ekonomi

Indonesia 2025 telah menetapkan kerangka kebijakan koridor ekonomi wilayah

yang mengarahkan Sulawesi sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil

pertanian, perkebunan, perikanan dan pertambangan nikel nasional dan perlunya

dukungan infrastruktur transportasi, termasuk pelabuhan dan jalan raya serta

kereta api.

Salah satu solusi dari masalah itu dengan pasokan bahan baku biji kakao

tersebut di luar wilayah Jawa timur. Sebagian besar biji kakao yang diproses di

perusahaan tersebut akan di pasok dari Sulawesi. Dan biji kakao dari Sulawesi

merupakan tempat pengadaan kakao bagi perusahaan besar Cargill Cocoa dan

Chocolate. Maka dari itu memerlukan pengadaan transportasi yang bisa

mengangkut banyak bahan baku biji kakao tersebut, dan pada perancangan ini di

rencanakan kapal general cargo 6833 DWT.

II.4 Pemilihan Mesin Induk

Pemilihan mesin induk ini dapat dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang di

perlukan untuk kelancaran selama pelayaran sebagai tenaga dorong yang

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

8

dihasilkan oleh mesin tersebut, dan harus sesuai dengan kriteria persyaratan pada

mesin induk yang sudah diperhitungkan.

Pada pemilihan mesin induk ini harus sesuai dengan memenuhi kriteria

persyaratannya seperti kemampuan mendorong kapal hingga bergerak sampai

kecepatan maksimum pada saat kapal kosong sampai penuh dengan muatan,

efisiensi dalam operasi serta ekonomis dan ruang lingkuo penempatan mesin

dengan memperhatikan dimensinya.

II.5 Kontruksi Rancangan

Beban – beban yang bekerja pada bagian konstruksi kapal pada saat

konstruksi itu dibangun sangat tergantung pada susunan kontruksi, cara dan

urutan pembuatan, serta cara dan pemindahan barang. Dalam tahap pembuatan

bagian-bagian konstruksi akan menerima beban-beban yang harus diperhitungkan

sehingga bagian-bagian konstruksi tersebut tidak mengalami deformasi.

Pada saat kapal berlayar akan mendapat moment lentur (Bending Moment)

yang diakibatkan oleh adanya perbedaan antara distribusi berat kapal sendiri

dengan daya apung yang dideritanya, atau mendapatkan dynamic force akibat

efek gelombang seperti rolling, yawing, pitching, heaving, surging, dan swaying.

Maka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan

berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) untuk kapal yang panjangnya

lebih dari 90 m memakai kontruksi memanjang dengan seluruh ukuran kontruksi

dari struktur memanjang kapal harus ditentukan berdasarkan perhitungan

kekuatan memanjang.

II.6 Data Pelabuhan

II.6.1 Pelabuhan Soekarno Hatta Makasar

Pelabuhan Makassar berlokasi di tepi perairan Selat Makassar yang

merupakan perairan dalam dan telah ditetapkan sebagai Alur LautKepulauan

Indonesia. Letaknya yang strategis kawasan ini dan didukung oleh sumber daya

alam serta sumber daya manusia yang terampil memungkinkan kawasan ini

tumbuh berkembang setara dengan propinsi-propinsi lain di Indonesia.

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

9

Alamat Pelabuhan

1. Alamat Pelabuhan

Kelurahan : Ujung Tanah

Kecamatan : Wajo

Kabupaten : -

Propinsi : Sulawesi Selatan

2. Status Pelabuhan : Pelabuhan Diusahakan

3. Jenis Pelabuhan : Pelabuhan Umum

4. Alamat : Jl. Soekarno No I Makassar

5. Kode Pos : 90173

6. Telepon : 0411-316549,316966,320941

7. Faximile : 0411-313513

8. Telex/VHF : -

9. S S B

- Nama Stasiun : -

- Frequensi )KHZ/MHZ( : -

10. Kelas Pelabuhan : Utama

11. Kepanduan

- Status Pemanduan : Pelabuhan Wajib Pandu

- Koordinat Perairan Pandu : Tunggu Pandu di Bouy pada

posisi 05° 07' 25” LS/

119° 22' 20 ” BT

- Sarana Pemanduan : Kapal Tunda 3 Unit

Kapal Pandu 3 Unit

8(delapan )orang Pandu

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

10

Tata Letak Fasilitas Pelabuhan

Gambar 2.2 Layout Pelabuhan Makassar

Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan

Pangkalan Soekarno

Dermaga I

Nama : Dermaga 100 Pangkalan Soekarno

Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum

Panjang : 100 M'

Lebar : 14 M'

Kedalaman : 12 M

Konstruksi : Caison & lantai beton

Kapasitas : 1.100 T/M2

Tahun Pembuatan : 1917

Pemilik :PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

11

Dermaga II

Nama : Dermaga 101 Pangkalan Soekarno

Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum

Panjang : 330 M'

Lebar : 14 M'

Kedalaman : 12 M

Konstruksi : Caison & lantai beton

Kapasitas : 3.630 T/M2

Tahun Pembuatan : 1917

Pemilik : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Dermaga III

Nama : Dermaga 102 Pangkalan Soekarno

Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum

Panjang : 230 M'

Lebar : 14 M'

Kedalaman : 12 M

Konstruksi : Caison & lantai beton

Kapasitas : 2.530 T/M2

Tahun Pembuatan : 1917

Pemilik : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Dermaga IV

Nama : Dermaga 103 Pangkalan Soekarno

Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum

Panjang : 290 M'

Lebar : 14 M'

Kedalaman : 12 M

Konstruksi : Caison & lantai beton

Kapasitas : 3.190 T/M2

Tahun Pembuatan : 1917

Pemilik : Pelindo IV

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

12

Dermaga V

Nama : Dermaga 104 Pangakalan Soekarno

Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum

Panjang : 180 M'

Lebar : 14 M'

Kedalaman : 12 M

Konstruksi : Caison & lantai beton

Kapasitas : 1.980 M²

Tahun Pembuatan : 1917

Pemilik : Pelindo IV

Dermaga VI

Nama : Dermaga 105 Pangakalan Soekarno

Fungsi / Kegunaan : Dermaga Umum

Panjang : 180 M'

Lebar : 14 M'

Kedalaman : 12 M

Konstruksi : Caison & lantai beton

Kapasitas : 1.980 M²

Tahun Pembuatan : 1917

Pemilik : Pelindo IV

Pinggiran/Talud

Panjang : 1.581 M'

Pembuatan tahun : 1921

Alur Pelayaran

Panjang : 2,5 mil

Lebar : 150 Meter

Kedalaman : 10 M

Pasang tertinggi : 1,8 M LWS

Pasang terendah : 0,9 M LWS

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

13

Kolam Pelabuhan

Luas : 315,20 Ha

Kedalaman : 9,7 M

Pasang tertinggi : 1,8 M LWS

Pasang terendah : 0,9 M LWS

Rumah Dinas

Jumlah : 73 unit

Luas : 6.623,84 M2

Tahun Pembuatan : 1950,1975

Pemilik : Pelindo IV

Konstruksi : Lantai Terasso, dinding batu bata, atap seng

Kondisi : 40, 60 dan 80 %

Listrik

PLN : 993 kW

Air

PAM : 175 T/jam

Peralatan Bongkar Muat

Crane 40 ton, 25 ton, 5 ton & 3 ton masing-masing 1 Unit

Container Crane 2 Unit;

Transtainer;

Reach stacker;

Top Laoder;

Forklift;

Head truck;

Chasis;

Reefer.

Letak Geografis

Posisi titik koordinat Pelabuhan Makassar berada di tengah bentangan

Nusantara pada posisi 05: 08’08” BT dan 119: 24’ 02” LS. Kondisi pantai di

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

14

sekitar pelabuhan pada umumnya landai, dasar laut terdiri dari lumpur dan pasir.

Alur pelayaran sepanjang 25 mil (Bouy terluar) dengan lebar ± 1 mil, kedalaman

rata-rata -16 m. Pintu masuk (acces channel ) lebar ± 200 m dengan panjang 2 mil,

kedalaman rata-rata -10 s/d -14 m. kelengkapan keselamatan bernavigasi dapat

dilihat pada peta laut Indonesia No.139 dan No.176 dan buku tabel lampu suar

DSI (Daftar Suar Indonesia), berikut gambarnya.

Gambar 2.3 Letak Geografis Pelabuhan Makassar

II.6.2 Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di

Indonesia. Sebagai pelabuhan pintu gerbang, maka Tanjung Perak telah menjadi

pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia, khususnya

untuk Propinsi Jawa Timur.

Pelabuhan Tanjung Perak adalah Pelabuhan Surabaya yang terletak pada

posisi 112o43'22" garis Bujur Timur dan 07o11'54" Lintang Selatan. Tepatnya di

Selat Madura sebelah Utara kota Surabaya yang meliputi daerah perairan seluas

1.574,3 ha dan daerah daratan seluas 574,7 ha.

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

15

Tabel 2.1 Daftar Dermaga Pelabuhan Tanjung Perak

Dermaga Panjang

(m) Lebar (m)

Kedalaman Kolam

(M LWS)

A Dermaga Jamrud Utara 1.200 15 9

B Dermaga Jamrud Barat 217 15 6

C Dermaga Jamrud Selatan 800 15 7

D Dermaga Kalimas 2.270 15 2,5

E Dermaga Mirah 640 15 7

F Dermaga Berlian Timur 780 15 9,7

G Dermaga Berlian Utara 140 15 7

H Dermaga Berlian Barat 700 15 8,2

I Dermaga Nilam Timur 920 15 8

J Dermaga Domestik TPS 450 45 7,5

K Dermaga Internasional TPS 1.000 50 10,5

L Dermaga Internasional TTL 500 50 10,5

M Dermaga Domestik TTL 450 30 9

Sumber : www.pelindo.co.id

Berikut gambar dari penjelasan Tabel 1 mengenai peta pelabuhan tanjung perak :

Gambar 2.4 Peta Pelabuhan Tanjung Perak

Fasilitas dan Peralatan

Terminal Jamrud

6 Unit Harbour Mobile Crane Kapasitas 100 Ton

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

16

Gudang seluas 9.744 M2

Lapangan penumpukan 43,1 Ha

Terminal penumpang 13.000 M2

Terminal Mirah

2 Unit Rubber Tyred Gantry Kapasitas 40 Ton

Gudang seluas 13.440 M

Crane

Forklift

Terminal Nilam

3 Unit Ship to Shore Crane Kapasitas 35 Ton

5 Unit Rubber Tyred Gantry Kapasitas 40 Ton

17 Unit Truk

Lapangan penumpukan 3,4 Ha

Terminal Kalimas

Gudang seluas 6.060 M2

Lapangan penumpukan 3.520 M2

Terminal Berlian

16 Unit Harbour Mobile Crane Kapasitas 100 Ton

7 Unit Rubber Tyred Gantry Kapasitas 40 Ton

4 Unit Reach Stacker Kapasitas 40 Ton

Lapangan penumpukan 7,5 Ha

12 Unit Truk

Terminal Petikemas Surabaya

11 Unit Ship to Shore Crane Kapasitas 35 Ton

1 Unit Harbour Mobile Crane Kapasitas 100 Ton

33 Unit Rubber Tyred Gantry Kapasitas 35 Ton

6 Unit Reach Stacker Kapasitas 35 Ton

Lapangan penumpukan 45 Ha

Container Freight Station 1 Ha

75 Unit Truk

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.upnvj.ac.id/3555/3/BAB II.pdfMaka pada gaya-gaya tersebut berpengaruh pada kekuatan kapal, dengan berdasarkan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

17

Terminal Teluk Lamong

5 Unit Ship to Shore Crane Kapasitas 40 Ton

10 Unit Automated Stacking Crane Kapasitas 40 Ton

50 Unit Automatic Terminal Trailer

5 Unit Straddle Carrier

Lapangan penumpukan petikemas 15,86 Ha

Lapangan penumpukan curah kering 10 Ha

Sistem Manajemen

ISPS Code Compliant

Manajemen Mutu ISO 9001 2008

Manajemen Lingkungan ISO 14001 2004

Manajemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3)

II.7 Tinjauan Peraturan dan Software Yang Dipakai

Peraturan-peraturan yang dipakai dalam perencanaan kapal ini antara lain :

a. International Convention foe the Safety not Life at Sea (SOLAS) 1992

b. Internasional Convention on Load Line (ILLC) 1996

c. Internasional Convention on Tonnage Measurement of Ships (Tonnage)

1969.

d. Biro Klasifikasi Indonesia 2006, 2014

e. Peraturan Perundang-undangan Pemerintah Republik Indonesia Tentang

Perkapalan.

f. Keputusan Menteri No 3 Tahun 2005 Tentang Lambung Timbul Kapal

Dan Software yang dipakai pada perencanaan perancangan kapal general

cargo 6833 DWT ini dengan kecepatan 12.25 knot bersumber dari :

a. Software Maxsurf

b. Software Hullspeed

c. Software AutoCAD

d. Software Hydromax

UPN "VETERAN" JAKARTA