bab ii tinjauan · pdf fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ......

20
Input Tranformation (production processes) Output (product) Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Sistem Produksi Sistem Produksi dapat diartikan sebagai sistem yang terdiri atas elemen produksi (perangkat keras produksi) dan informasi tentang produksi [1]. Sistem ini menggabungkan teknologi produksi dengan sistem informasi desain produk, sistem informasi desain proses pembuatan, sistem informasi pengendalian produksi, manajemen perusahaan dan sebagainya berkaitan dengan kegiatan sebelumnya selama dan setelah kegiatan produksi. Gambar 2.1 menerangkan input yang berupa material akan mengalami proses transformasi (proses produksi) yang hasil keluarannya merupakan produk yang siap dipasarkan. Gambar 2.1. Diagram Umum Proses Produksi [1] Pada awalnya sistem produksi bertujuan untuk mengoptimalkan kegiatan produksi dalam perusahaan sehingga waktu pengerjaan produksi dapat ditekan serendah mungkin. Pengerjaan produk yang lebih cepat mengakibatkan makin banyak produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan dalam satuan waktu tertentu, sehingga makin banyak produk yang dapat dijual ke pasar. Dengan berjalannya waktu telah memaksa sistem produksi untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan pendukung produksi ke dalam sistemnya karena perusahaan harus meningkatkan fleksibilitas kegiatan. Fleksibilitas suatu perusahaan akan menjadi sangat penting karena kompetisi dengan perusahaan lain terus meningkat, perusahaan dituntut untuk lebih berorientasi dengan pasar, kompleksitas dan

Upload: phungnguyet

Post on 08-Mar-2018

227 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

Input Tranformation(production processes)

Output (product)

Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1 Sistem Produksi

Sistem Produksi dapat diartikan sebagai sistem yang terdiri atas elemen

produksi (perangkat keras produksi) dan informasi tentang produksi [1]. Sistem

ini menggabungkan teknologi produksi dengan sistem informasi desain produk,

sistem informasi desain proses pembuatan, sistem informasi pengendalian

produksi, manajemen perusahaan dan sebagainya berkaitan dengan kegiatan

sebelumnya selama dan setelah kegiatan produksi. Gambar 2.1 menerangkan input

yang berupa material akan mengalami proses transformasi (proses produksi) yang

hasil keluarannya merupakan produk yang siap dipasarkan.

Gambar 2.1. Diagram Umum Proses Produksi [1]

Pada awalnya sistem produksi bertujuan untuk mengoptimalkan kegiatan

produksi dalam perusahaan sehingga waktu pengerjaan produksi dapat ditekan

serendah mungkin. Pengerjaan produk yang lebih cepat mengakibatkan makin

banyak produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan dalam satuan waktu

tertentu, sehingga makin banyak produk yang dapat dijual ke pasar. Dengan

berjalannya waktu telah memaksa sistem produksi untuk mengintegrasikan

berbagai kegiatan pendukung produksi ke dalam sistemnya karena perusahaan

harus meningkatkan fleksibilitas kegiatan. Fleksibilitas suatu perusahaan akan

menjadi sangat penting karena kompetisi dengan perusahaan lain terus meningkat,

perusahaan dituntut untuk lebih berorientasi dengan pasar, kompleksitas dan

Page 2: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

5

ketidaktentuan desain produk akibat pasar makin cerdas dalam memilih produk

yang dibutuhkan, serta umur pakai produk makin singkat.

Computer Integrated Manufacturing (CIM) adalah upaya untuk

mengintegrasikan kegiatan produksi dengan bantuan komputer. Kegiatan desain

dan perencanaan proses terintegrasi dengan kegiatan produksi sehingga

pertukaran informasi dapat terjadi dengan lebih baik dan lebih cepat antara

berbagai perangkat lunak dan perangkat keras yang dimanfaatkan dalam sistem

produksi pada perusahaan.

2.2 Sistem Produksi Terdistribusi Mandiri (SPTM)

Sistem Produksi Terdistribusi Mandiri (SPTM) merupakan sistem

produksi dimana lini masing-masing bagian operasi produksi memiliki

kemandirian untuk melakukan fungsi otonom termasuk pengambilan keputusan

pengendalian, pendistribusian masalah dan tugas serta koordinasi dalam

pengambilan keputusan. Secara ringkas dapat dilihat pada penjelasan berikut [1]:

- Pemberian otonomi produksi, dimana masing-masing elemen produksi

diberi otonomi untuk melakukan fungsi monitoring, pengambilan

keputusan, pengendalian dan fungsi komunikasi. Fungsi monitoring

digunakan untuk mengetahui status dirinya. Fungsi pengambilan

keputusan digunakan untuk menentukan proses produksi yang paling

sesuai dilakukan berdasarkan kriteria yang dimiliki dan status dirinya.

Fungsi pengedalian digunakan untuk mengendalikan dirinya sendiri dalam

melaksanakan operasi produksi. Sedangkan fungsi komunikasi digunakan

untuk menginformasikan data pada elemen produksi lainnya tentang status

dan hasil pengambilan keputusan.

- Pendistribusian tugas pada elemen produksi, penyelesaian masalah

yang dihadapi oleh sistem produksi dilakukan secara terdistribusi oleh

elemen-elemen produksi yang masing-masing memiliki otonom.

Sedemikian tidak terdapat pengaturan terpusat atau pengendali yang

mengatur secara langsung aktivitas elemen-elemen produksi.

- Pengkoordinasian hasil pengambilan keputusan, dalam hal ini kasus

elemen produksi harus dapat melakukan pengambilan keputusan secara

Page 3: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

6

mandiri. Pada kenyataan akan mungkin terjadi konflik sedemikian akan

dibutuhkan suatu mekanisme negosiasi untuk pengkoordinasian hasil

pengambilan keputusan oleh masing-masing elemen produksi.

2.3 Pemodelan Sistem Produksi dan SPTM

Model merupakan representasi logis yang paling sederhana dalam

menganalisa suatu sistem sebelum diterapkan pada kondisi sebenarnya. Konsep

pemodelan sudah sangat berkembang demikian luas dalam berbagai bidang ilmu

termasuk dunia mesin dan manufaktur. Sistem produksi dalam perusahaan dalam

hal ini dapat juga dimodelkan sebagai simulasi perangkat lunak pada komputer.

Pada proses pemodelan ini berbagai kondisi yang mungkin terjadi pada sistem

dianalisa diperkirakan dan diantisipasi.

Pada SPTM industri dimodelkan sebagai suatu virtual factory yang

dianalisis pada komputer. Sistem yang dimodelkan berdasarkan konsep SPTM

berangkat dari sel terkecil yang membutuhkan pemodelan mulai dari produk,

operator hingga keseluruhan perusahaan. Sebagai suatu kesatuan oleh karena itu

terdapat metoda tersendiri dalam proses pemodelan perangkat lunak untuk

mengembangkan konsep SPTM.

2.4 Konsep Pemodelan

2.4.1 Definisi Model

Model is an abstract representation of a sistem from the modeler's

viewpoint.[2] Model didefenisikan sebagai suatu representasi (perwakilan) yang

memadai dari suatu masalah dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah

dikerjakan. Semakin banyak variabel yang dimasukkan dalam model, semakin

dekat pula model terhadap keadaan sebenarnya, tetapi semakin rumit pula model

tersebut.

Page 4: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

7

2.4.2 Kegunaan Model

Model mempunyai banyak kegunaan, antara lain [3]:

1. Mempermudah dalam menjelaskan sesuatu. Contoh: lebih mudah

menjelaskan sususan molekul dengan model daripada dengan kata-

kata.

2. Membuat perkiraan. Contoh: model matematik laju pertumbuhan

penduduk.

3. Tidak mungkin menggunakan objek aslinya, karena alasan biaya atau

keselamatan. Contoh: pengujian tabrakan kendaraan bermotor.

2.4.3 Jenis Model

Model dapat mempunyai beberapa wujud, antara lain [3]:

1. Model Ikonis

Adalah model yang berbentuk benda tiruan atau gambar dari masalah

yang sebenarnya, baik dalam skala yang diperbesar ataupun diperkecil.

Sebagai contoh: model kapal, model mobil, model rumah, dan

sebagainya.

2. Model Analog

Dalam pemodelan jenis ini, masalah yang dihadapi

diterjemahkan/dianalogikan ke dalam bentuk baru yang lebih efisien

berdasarkan sifat dan kelakuan benda yang sebenarnya masih dimiliki.

Contohnya: model rangkaian listrik untuk memodelkan perpindahan

panas

3. Model Simbolis/Matematik

Suatu permasalahan dimodelkan dengan menggunakan pendekatan

secara matematis. Contohnya: model pertambahan penduduk,

persamaan matematis untuk gerak terjun bebas dan sebagainya.

2.4.4 Pemodelan dengan UML

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah

menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan

mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar

Page 5: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

8

untuk merancang model sebuah sistem. UML memiliki standar internasional yaitu

ISO/IEC 19501:2005 Information technology -- Open Distributed Processing --

Unified Modeling Language (UML) Version 1.4.2. [4]

UML dikembangkan oleh Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivan

Jacobson. Pengembangan UML dimulai pada tahun 1994 dan sejak tahun 1996,

pengembangan tersebut dikoordinasikan oleh Object Management Group (OMG –

http://www.omg.org). Tahun 1997, UML versi 1.1 muncul dan saat ini versi

terbaru 2.0 dan sekaramg sedang dikembangkan ke versi 2.1.

UML merupakan metode pemodelan secara visual atau menggunakan

notasi grafis yang telah disepakati sebelumnya. Pemodelan tersebut disajikan

dalam bentuk diagram-diagram, antara lain [5]:

1. Use Case Diagram

Menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang

ditekankan adalah “apa” yang dibuat sistem, bukan “bagaimana”. Sebuah

use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem.

Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem,

membuat sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor

adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem

untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Contoh Use Case Diagram:

Page 6: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

9

Gambar 2.2 Contoh Use Case Diagram

2. Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan

sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain

berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu

sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan

tersebut (metoda/fungsi).Class Diagram menggambarkan struktur dan

deskripsi classs, package dan objek beserta hubungannya satu sama lain

seperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain.

Contoh Class Diagram:

Page 7: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

10

Gambar 2.3 Contoh Class Diagram

3. Statechart Diagram

Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari

satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari

stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan

class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart

diagram).

Contoh Statechart Diagram:

Gambar 2.4 Contoh Statechart Diagram

Page 8: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

11

4. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir (flow) aktivitas dalam

sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal,

decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity

diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi

pada beberapa eksekusi.

Contoh Activity Diagram:

Gambar 2.5 Contoh Activity Diagram

5. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di

sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa

message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas

Page 9: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

12

dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang

terkait).

Contoh Sequence Diagram:

Gambar 2.6 Contoh Sequence Diagram

6. Collaboration Diagram

Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti

sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing

objek dan bukan pada waktu penyampaian message. Setiap message

memiliki sequence number, di mana message dari level tertinggi memiliki

nomor 1. Messages dari level yang sama memiliki prefiks yang sama.

Contoh Collaboration Diagram:

Page 10: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

13

Gambar 2.7 Contoh Collaboration Diagram

7. Component Diagram

Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar

komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di

antaranya. Komponen piranti lunak adalah modul berisi code, baik berisi

source code maupun binary code, baik library maupun executable, baik

yang muncul pada compile time, link time, maupun run time. Umumnya

komponen terbentuk dari beberapa class dan/atau package, tapi dapat juga

dari komponen-komponen yang lebih kecil. Komponen dapat juga berupa

interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen

untuk komponen lain.

Contoh Component Diagram:

Page 11: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

14

Gambar 2.8 Contoh Component Diagram

8. Deployment Diagram

Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana

komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan

terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana

kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal

lain yang bersifat fisikal.

Contoh Deployment Diagram:

Page 12: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

15

Gambar 2.9 Contoh Deploymant Diagram

Secara Umum.terdapat tiga model utama dalam pengembangan sistem

dalam UML [4]:

− Model Fungsional, yang menunjukkan fungsional sistem dari sudut

pandang pengguna (user). Contohnya adalah Use Case Diagram.

− Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur dari sistem

dengangan menggunakan objek, sifat (attribute), operasi, dan hubungan

(association). Misalnya adalah Class Diagram.

− Model Dinamik, yang menunjukkan tingkah laku (behaviour) dari sistem.

Misalnnya adalah Sequence Diagram, Activity Diagram, Statechart

Diagram.

Page 13: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

16

2.5 Spesifikasi Geometri[6]

Ketidaksempurnaan proses produksi menyebabkan proses duplikasi

produk tidak akan sempurna dicapai melainkan akan dihasilkan produk yang

berbeda-beda karakterisitiknya. Hal tersebut menyebabkan produk yang

dihasilkan beragam dan bervariasi. Perbedaan karakteristik yang kecil bisa sangat

berarti dan sebaliknya perbedaan yang besar belum tentu menunjukkan proses

produksi yang dilakukan tidak berguna, tergantung sejauh mana masalah ini

dinilai. Hal ini menuntut kesadaran perancang produk untuk memberikan suatu

harga toleransi pada waktu spesifikasi produk ditetapkan. Pemberian toleransi

berarti menentukan batas-batas maksimum dan minimum untuk letak

penyimpangan karakteristik produk, yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan

proses produksi.

Sesuai dengan jenis karakteristiknya, spesifikasi tersebut bisa menyangkut

material, fisik maupun geometri/geometrik. Spesifikasi geometrik mencakup

ukuran/dimensi (dimension), posisi (posisition) serta kekasaran/kehalusan

permukaan (surface roughness/smoothness) dari produk. Spesifikasi geometrik

biasanya berupa gambar teknik. Pada suatu produk, tidak semua ukuran, bentuk

dan kekasaran dianggap penting, hanya bagian-bagian tertentu saja yang dianggap

penting/kritis. Hal ini tergantung pada fungsi bagian/elemen tersebut. Bagian/

elemen geometrik yang tidak kritis, sebaiknya tidak perlu diberikan toleransi

geometrik, tetapi bukan berarti elemen geometrik tersebut harus sempurna atau

boleh menyimpang terlalu besar terhadap harga pada spesifikasi yang ditetapkan.

Jika suatu elemen geometrik tidak diberi toleransi atau bertoleransi bebas/ terbuka

(open tolerance) berarti elemen geometrik tersebut diperbolehkan menyimpang

secara wajar (sesuai dengan kemampuan mesin dan operator).

Elemen-elemen yang kritis / penting dari suatu produk, harus memiliki

toleransi yang pasti. Hal ini bisa ditinjau dari beberapa aspek :

1. Aspek fungsi komponen, seperti :

• Ketelitian gerakan dan kecepatan yang diperlukan oleh komponen-

komponen mesin yang melakukan gerakan-gerakan kinematik,

misalnya : kem, roda gigi, ulir penggerak, dan sebagainya.

Page 14: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

17

• Berat, volume atau momen inersia komponen yang berputar

dengan kecepatan tinggi yang memerlukan penyeimbangan secara

dinamik.

• Kekuatan dan ketahan lelah bagi komponen dengan beban dinamik.

• Kemudahan bergerak dan umur komponen.

2. Aspek perakitan,

Pada proses perakitan, geometri elemen-elemen yang menempel harus

direncanakan sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu kondisi

pasangan atau suaian (fits) seperti yang dikehendaki. Suaian (fits) tersebut

dapat berupa :

• Suaian longgar (Clearance fit)

Yaitu suaian yang selalu akan menghasilkan kelonggaran

(clearance) karena daerah toleransi lubang selalu terletak di atas

daerah toleransi poros.

• Suaian pas (Transition fit)

Yaitu suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun

kerapatan karena daerah toleransi lubang dan daerah toleransi

poros saling berpotongan.

• Suaian paksa (interference fit)

Yaitu suaian yang selalu menghasilkan kerapatan karena daerah

toleransi lubang selau terletak di bawah daerah toleransi poros.

3. Aspek pembuatan

Pemberian toleransi pada bagian-bagian yang akan dicekam dengan alat

bantu cekam (fixture), yang mana bagian tersebut akan digunakan sebagai

acuan pemosisi untuk bagian-bagian yang lain.

2.6 Alat Ukur dan Metode Pengukuran

2.6.1 Alat Ukur

Untuk menjamin suatu produk telah sesuai dengan spesifikasi geometrik

yang ditentukan sebelumnya, maka diperlukan suatu pemeriksaan (inspection)

atau dengan kontrol kualitas (quality control) pada produk tersebut. Pemeriksaan

Page 15: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

18

dan kontrol kualitas dilakukan dengan cara mengukur setiap bagian dari produk

sesuai spesifikasi geometriknya.

Untuk melakukan pengukuran terhadap spesifikasi geometrik, diperlukan

alat ukur geometrik. Alat ukur geometrik dapat diklasifikasikan menurut prinsip

kerja, kegunaan, atau sifatnya. Dari cara klasifikasi ini yang lebih sederhana

adalah klasifikasi menurut sifatnya, yang mana alat ukur geometrik dapat dibagi

menjadi 5 jenis dasar dan 2 jenis turunan, yaitu [6] :

• Jenis dasar

1. Alat ukur langsung; hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada

skala alat ukur tersebut. Kecermatannya rendah s.d. menengah,

yaitu dari 1 s.d. 0,002 mm.

2. Alat ukur pembanding / komparator; diguanakan untuk pembacaan

besarnya selisih suatu dimensi terhadap ukuran standar. Umumnya

memiliki kecermatan menengah (kurang dari 0,01 mm) sampai

dengan kermatan tinggi (kurang dari 0,001 mm), tetapi memiliki

kapasitas ukur yang terbatas.

3. Alat ukur acuan / standar; mampu memberikan suatu harga ukuran

tertentu. Digunakan bersama-sama dengan alat ukur pembanding

untuk mementukan dimensi suatu objek ukur. Dapat mempunyai

skala yang dimiliki alat ukur standar yang dapat diatur harganya

atau tidak memiliki skala karena hanya mempunyai satu harga

nominal.

4. Alat ukur batas (kaliber); mampu menunjukkan apakah suatu

dimensi, bentuk, dan posisi, terletak di dalam atau di luar daerah

toleransinya. Dapat memiliki skala, tetapi pada umumnya tidak

mempunyai skala karena memang dirancang untuk pemeriksaan

toleransi suatu objek ukur yang tertentu (spesifik).

5. Alat ukur bantu; sebenarnya tidak termasuk alat ukur dalam arti

yang sesungguhnya, akan tetapi memiliki peranan penting dalam

pelaksanaan suatu proses pengukuran geometrik.

Page 16: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

19

• Jenis turunan :

Dua jenis turunan berikut, dapat merupakan salah satu dari tiga jenis

pertama diatas atau gabungannya, yaitu :

1. Alat ukur khas (khusus, spesifik); dibuat khusus untuk mengukur

geometri yang khas, misalnya kekasaran permukaan, kebulatan,

profil gigi suatu roda gigi , dan sebagainya.

2. Alat ukur koordinat; Memiliki sensor yang dapat digerakkan dan

dibaca dalam tiga arah koordinat kartesian (X,Y,Z), dapat memiliki

sumbu putar (koordinat polar), memerlukan penganalisis data titik-

titik koordinat untuk diproses menjadi informasi yang lebih jelas

(diameter lubang, jarak sumbu, dan sebagainya).

2.6.2 Metode Pengukuran

Method a particular procedure for accomplishing or approaching

something [7]. Metode adalah suatu prosedur tertentu untuk menyelesaikan atau

mencapai suatu hal. Dapat disimpulkan, metode pengukuran adalah suatu

prosedur untuk melakukan suatu proses pengukuran, yaitu membandingkan suatu

besaran dengan besaran acuan/pembanding/referensi.

Metode pengukuran mencakup prosedur pemakaian alat ukur dalam

melakukan proses pengukuran terhadap suatu objek ukur dari benda ukur maupun

perlakuan terhadap benda ukur sebelum dilakukan pengukuran. Yang dimaksud

objek ukur adalah bagian-bagian tertentu dari benda ukur yang dilakukan suatu

proses pengukuran. Suatu benda ukur dapat mempunyai lebih dari satu objek

ukur.

Proses pengukuran dapat diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi alat ukur

menurut sifatnya, yaitu sebagai berikut [6]:

1. Pengukuran langsung

Adalah pengukuran dengan memakai alat ukur yang mana hasil

pengukuran dapat langsung terbaca pada skala yang telah dikalibrasi pada

alat ukur tersebut. Merupakan cara yang dipilih seandainya

memungkinkan. Proses pengukuran dapat cepat diselesaikan. Alat ukur

Page 17: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

20

langsung pada umumnya memiliki kecermatan yang rendah dan

pemakaiannya dibatasi , yaitu :

− Karena daerah toleransi lebih kecil dari kecermatan alat ukur

− Karena kondisi fisik objek ukur tidak memungkinkan untuk

digunakan alat ukur langsung

− Karena tidak cocok dengan imajinasi ragam daerah toleransi (tidak

sesuai dengan jenis toleransi yang diberikan pada objek ukur

misalnya toleransi bentuk dan posisi sehingga memerlukan proses

pengukuran khusus)

2. Pengukuran tak langsung

Merupakan proses pengukuran yang dilaksanakan dengan memakai

berbagai jenis alat ukur pembanding/komparator, standar, dan bantu.

Perbedaan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur pembanding sewaktu

objek ukur dibandingkan dengan ukuran standar (pada alat ukur standar)

dapat digunakan untuk menentukan dimensi objek ukur. Alat ukur

pembanding pada umumnya memiliki kecermatan yang tinggi, sedangkan

alat ukur standar memiliki kualitas (ketelitian) yang dapat diandalkan,

maka proses pengukuran tak langsung dapat dilaksanakan sebaik mungkin

untuk menghasilkan harga yang cermat serta dapat

dipertanggungjawabkan (teliti dan tepat). Proses pengukuran tak langsung

umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif lama.

3. Pemeriksaan dengan kaliber batas

Dinamakan sebagai proses pemeriksaan karena tidak menghasilkan data

angka (numerik) seperti halnya proses pengukuran. Pemeriksaan dilakukan

untuk memastikan apakah objek ukur (objek pemeriksaan) memiliki harga

yang terletak di dalam atau di luar daearah toleransi ukuran, bentuk, dan

atau posisi. Objek ukur dianggap baik jika terletak di dalam daerah

toleransi dan di katakan jelek bila batas materialnya (permukaannya)

berada di luar daerah toleransi yang dimaksud. Proses pemeriksaan

berlangsug cepat dan cocok untuk menangani pemeriksaan kualitas

geometrik produk hasil proses produksi massal.

Page 18: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

21

4. Perbandingan dengan bentuk acuan

Pada prinsipnya, pemeriksaan dilakukan bukan untuk menentukan dimensi

atau toleransi suatu benda ukur secara langsung, akan tetapi lebih kepada

kebenarannya bila dibandingkan dengan bentuk standar.

5. Pengukuran geometri khusus

Berbeda dengan pemeriksaan secara perbandingan, pengukuran geometri

khusus benar-benar mengukur geometri benda ukur tersebut. Dengan

memperhatikan imajinasi daerah toleransinya, alat ukur, dan prosedur

pengukuran dirancang dan dilaksanakan secara khusus. Berbagai masalah

pengukuran geometri umumnya ditangani dengan cara ini, misalnya

kekasaran permukaan, kebulatan poros atau lubang, geometri ulir, dan

geometri roda gigi.

6. Pengukuran dengan mesin ukur koordinat

Merupakan alat ukur yang memiliki tiga sumbu gerak yang membentuk

sumbu koordinat kartesian (X,Y,Z). MUK (CMM; Coordinate Measuring

Machine) merupakan alat ukur geometrik modern dengan memanfaatkan

komputer untuk mengontrol gerakan sensor relatif terhadap benda ukur

serta menganalisis data pengukuran.

Beberapa contoh dari proses pengukuran dapat dilihat pada gambar 2.10.

Page 19: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

22

Gambar 2.10 Contoh Proses Pengukuran [6]

2.6.3 Pemilihan Alat Ukur dan Metode Pengukuran

Dalam menentukan alat ukur beserta metodenya yang akan digunakan

untuk mengukur benda ukur, beberapa faktor perlu dipertimbangkan antara lain:

1. Bentuk objek ukur [6].

Pemilihan alat ukur dan metode pengukurannya didasarkan pada mungkin

tidaknya suatu bentuk objek ukur diukur dengan alat ukur yang ada.

Bentuk objek ukur tertentu mungkin membutuhkan alat ukur yang harus

dirancang secara khusus.

2. Kuantitas atau jumlah produk yang akan diukur [8].

Jumlah part tiap batch atau jumlah total dalam periode waktu tertentu

sangat berpengaruh terhadap pemilihan alat ukur dan metode

pengukurannya, akan tetapi seberapa besar jumlahnya tergantung pada tipe

produknya. Jika jumlah produk kecil, mungkin tidak dibutuhkan alat ukur

Page 20: Bab II Tinjauan · PDF fileseperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. ... Contohnya adalah Use Case Diagram. − Model Objek, yang menunjukkan struktur dan sub-struktur

23

khusus untuk melakukan pengukuran, kemungkinan semua informasi

dapat didapatkan dengan alat ukur sederhana. Akan tetapi, jika jumlah

produk besar, jika menggunakan alat ukur dasar akan memakan waktu

yang cukup lama, katakanlah 10% dari waktu kerja yang tersedia. Hal ini

akan membutuhkan alternatif lain, salah satunya menggunakan alat ukur

khusus yang didesain dan dibuat untuk tujuan khusus atau dapat pula

menggunakan alat ukur multi-axis yang didesain dengan perangkat lunak

untuk melakukan tugas tertentu. Keputusan alternatif yang mana yang

akan dipilih, akan sangat dipengaruhi oleh keekonomisannya. Dalam hal

ini, ongkos kerja alat ukur akan berbanding terbalik dengan penghematan

waktu pengukuran.

3. Kecermatan yang dibutuhkan dalam proses pengukuran [8].

Kecermatan adalah salah satu sifat yang dimiliki alat ukur. Kecermatan

alat ukur yang dipilih sebaiknya sekitar 10% dari daerah toleransi objek

ukur. Jika dipilih alat ukur yang lebih baik kecermatannya , maka akan

berpengaruh terhadap ongkos pengukuran dan waktu pengukuran,

walaupun hal ini mungkin dan lebih disarankan untuk menggunakan alat

ukur yang lebih baik kecermatannya dengan konsekuensi yang telah

disebutkan sebelumnya.