bab ii tinjauan pustakaeprints.umm.ac.id/44573/3/jiptummpp-gdl-arinisulis-53069...bengkel, konveksi...
TRANSCRIPT
-
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Wakaf
1.1.1 Pengertian
Wakaf berasal dari kata waqafa,yaqifu, dan waqfan yang secara etimologi
berarti berhenti,berdiam,menahan atau berdiam di tempat. Kata waqafa dalam
bahasa arab adalah sinonim dari kata habasa ,yahbisu dan habsan yang menurut
etimologi berarti menahan.12Selanjutnya definisi wakaf menurut ulama fiqh
sebagai berikut :
Pertama, menurut Mazhab Hanafi yaitu menahan benda wakif dan
menyedekahkan manfaatnya untuk kebaikan.
Kedua, menurut Mazhab Maliki yaitu menjadikan manfaat harta wakifbaik
berupa sewa hasilnya untuk diberikan kepada yang berhak secara berjangka waktu
sesuai kehendak wakif .
Ketiga, menurut Mazhab Syafi’i yaitu menahan harta yang dapat diambil
manfatnya dengan tetap utuhnya barang dan barang tersebut hilang kepemilikanya
dari wakif.13
Sedangkan menurut Undang – undang no 41 tahun 2004 wakaf adalah
perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta
benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan
umum menurut syari‟ah.14
12H.Bahdin Nur Tanjung, Wakaf dan Pemberdayaan Umat, (Jakarta: Sinar Grafika 2010) 3-4 13Ibid , hal 5. 14Direktorat Jenderal Masyarakat Islam,Peraturan Perundangan Perwakafan, (Jakarta:Direktorat Agama 2006 ) 2-4.
-
12
1.2 Dasar Hukum
Terdapat beberapa nash al-Qur’an dan Hadits yang menjadi dasar hukum wakaf,
yaitu ayat-ayat al-Qur’an dan hadits Nabi yang memerintahkan agar manusia selalu
berbuat kebaikan, sedangkan wakaf termasuk salah satu perbuatan yang baik lagi
terpuji. Dari beberapa ayat al-Qur’an yang dapat dijadikan dasar hukum adalah:
َعِليمٌ ِبهِ ا�ََّ فَِإنَّ َشْيءٍ ِمنْ تـُْنِفُقوا َوَما ◌ۚ حتُِبُّونَ ِممَّا تـُْنِفُقوا َحىتَّٰ اْلِربَّ تـََناُلوا َلنْ
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”15
ا �َ يـَُّه ينَ َأ وا الَِّذ ُن وا آَم ُع وا ارَْك ُد ُج وا َواْس ُد ُب مْ َواْع وا َربَُّك ُل َع فـْ رَ َوا اْخلَيـْ
مْ لَُّك َع ونَ َل ُح ِل تـُْف“Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapatkemenangan”. 16
……�أيهاالذينآمنواأنفقوامنطيبامتاكسبتمومماأخرجنالكممناألرض
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik- baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu”17
Adapun hadist yang membahas mengenai wakaf yaitu hadits Ibn Umar riwayat
Bukhari dan Muslim. Lafalnya menurut Muslim. Dalam kitab Bulughul Maram
karangan Ibnu Hajar Al-Asqalani, diterjemahkan oleh Achmad Sunarto18:
بـََر أَْرًضا فَأََتى النَِّيبَّ فـََقاَل َأَصْبُت أَْرًضا ملَْ ُأِصْب َماًال َقطُّ أَنـَْفَس ِمْنُه َفَكْيَف َ�ُْمُرِين ِبِه َأَصاَب ُعَمُر ِخبَيـْ
أَنَُّه َال يـَُباُع َأْصُلَها َوَال يُوَهُب َوَال ,فـََتَصدََّق ُعَمُر ,قَاَل ِإْن ِشْئَت َحبَّْسَت َأْصَلَها َوَتَصدَّْقَت ِ�َا 15Al Quran Surat Ali Imran (3):92. 16
Al Quran Surat Al Hajj (22): 77. 17Al Quran Surat AL Baqarah (2): 267. 18Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalaniy, Fath al-Baariy, juz 8/350.
-
13
ِبيِل ِيف اْلُفَقرَ ,يُوَرُث اِء َواْلُقْرَىب َوالّرَِقاِب َوِيف َسِبيِل ا�َِّ َوالضَّْيِف َواْبِن السَّ َال ُجَناَح َعَلى َمْن َولِيَـَها ,
َر ُمَتَموٍِّل ِفيهِ َها ِ�ْلَمْعُروِف أَْو ُيْطِعَم َصِديًقا َغيـْ َأْن َ�ُْكَل ِمنـْ
“Dari Ibnu Umar RA. berkata, bahwa sahabat Umar RA memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian menghadap kepada Rasulullah untuk mohon petunjuk. Umar berkata: Ya Rasulullah! Saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah bersabda: bila kau suka, kau tahan tanah itu dan engkau shodaqohkan. Kemudian Umar melakukan shodaqah, tidak dijual, tidak diwarisi dan tidak juga dihibahkan. Berkata Ibnu Umar: Umar menyedekahkan kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, budak belian, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak dilarang bagi yang menguasai tanah wakaf itu (pengurusnya) makan dari hasilnya dengan cara yang baik dengan tidak bermaksud menumpuk harta” (Muttafaq ‘Alaih) susunan matan tersebut menurut riwayat Muslim. Dalam riwayat al-Bukhari: Beliau sedekahkan pokoknya, tidak dijual dan tidak dihibahkan, tetapi diinfakkan hasilnya.19
ْنَسانُ َماتَ ِإَذا تَـَفعُ َوِعْلمٍ َجارِيَةٍ َصَدَقةٍ ِمنْ َثَالثَةٍ ِمنْ ِإالَّ َعَمُلهُ انْـَقَطعَ اْإلِ َلهُ َيْدُعو َصالِ حٍ َوَوَلدٍ ِبهِ يـُنـْ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih” 20
Ijma’ oleh Imam Tirmidzi ketika menjelaskan hadits Umar Radhiyallaahu‘anhu tentang wakaf sebagai berikut : “Ini adalah hadits hasan sahih”. Para ulama dari kalangan para sahabat Rasulullah SAW dan yang lainnya telah mengamalkan hadits ini. Di samping itu, kami tidak menjumpai adanya perbedaan pendapat di kalangan orang-orang yang terdahulu di antara mereka tentang dibolehkannya mewakafkan tanah dan yang lainnya.”21
Di Indonesia peraturan yang mengatur wakaf selama ini tertuang dalam
Undang-Undang Pokok Agraria nomor 5 Tahun 1960, Peraturan Pemerintah no 28
tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik. Selain itu, juga tertuang dalam
Kompilasi Hukum Islam berdasarkan instruksi Presiden no 1 Tahun 1991. Terakhir,
peraturan perundang-undangan yang mengatur wakaf secara hukum mulai
19HR.al-Bukhari no.2565,Muslim no 3085. 20HR. Muslim no. 1631. 21Jami’ al-Imam at-Tirmidzi dalam Cah Samin, http://www.artikelmateri.com/2017/04/wakaf-pengertian-tujuan-dasar-hukum-syarat-macam-fungsi.html, diakses 7-8-2017.
-
14
mendapatkan posisi yang lebih kuat, yakni diundangkannya Undang-Undang
Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf.22
1.3 Rukun dan Syarat Sah Wakaf
Rukun artinya sudut, tiang penyangga yang merupakan sendi utama atau
unsur pokok dalam pembentukan suatu hal. Tanpa rukun sesuatu itu tidak akan sah
berdiri begitu pula syarat-syarat yang menentukan sah atau tidaknya suatu wakaf.23
Menurut jumhur ulama dari Mazhab Syafii, Maliki dan Hanbali rukun
wakaf tersebut ada 4 rukunnya yaitu :
a. Adanya wakif (orang yang berwakaf )
b. Maukuf Alaih (orang yang menerima wakaf)
c. Maukuf (benda yang diwakafkan)
d. Sighat (pernyataan wakif untuk mewakafkan)
Sedangkan Syarat-syarat wakaf adalah sebagai berikut :
a. Syarat wakif. Orang yang mewakafkan disyaratkan cakap
bertindak dalam membelanjakan hartanya. Kecakapan bertindak
meliputi:
1) Merdeka
2) Berakal
3) Dewasa
4) Tidak dibawah pengampuan
b. Syarat Mauquf bih. Benda yang diwakafkan dipandang sah
apabila memenuhi syarat :
1) Benda tersebut memiliki nilai
22Dr.Rozalinda,M.Ag, Manajemen Wakaf Produktif , (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2015 ) 21. 23Drs.H. Abdul Halim ,MA ,Hukum Perwakafan di Indonesia, (Jakarta: Ciputat press 2005) 16.
-
15
2) Benda bergerak atau tetap yang dibenarkan untuk diwakafkan
3) Benda harus diketahui ketika diwakafkan
4) Benda tersebut milik si wakif .
c. Syarat Mauquf Alaih. Orang atau badan hukum yang berhak
menerima wakaf memiliki syarat sebagai berikut :
1) Harus dinyatakan secara tegas pada waktu mengikrarkan
wakaf kepada siapa dan apa tujuan wakaf
2) Tujuan wakaf harus untuk ibadah
d. Syarat Sighat. Segala ucapan, tulisan,isyarat dan orang yang
berakad untuk menyatakan kehendak dan menjelaskan yang
diinginkan adapun syaratnya sebagai berikut:
1) Harus Munjazah (terjadi seketika)
2) Tidak diikuti syarat bathil
3) Tidak diikuti batasan waktu tertentu
4) Tidak mengandung suatu pengertian untuk mencabut kembali
wakaf sesudah dilakukan. 24
1.4 Macam-Macam Wakaf
Berdasarkan substansi ekonominya wakaf dibagi menjadi dua yaitu:
a. Wakaf Langsung yaitu wakaf yang memberikan pelayanan secara
langsung terhadap orang-orang yang berhak contoh wakaf masjid
disediakan untuk temapt sholat, wakaf sekolah untuk sarana belajar dan
lain-lain.
24Faisal haq, dan A. Saiful Anam , Hukum wakaf dan Perwakafan di Indonesia, (Pasuruan: Garuda Buana Indah 1993) 17.
-
16
b. Wakaf produktif yaitu wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan
produksi baik dibidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa
yang manfaatnya bukan dari benda secara langsung melainkan dari
keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada
orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf.25
Perbedaan wakaf langsung dan wakaf produktif disini terletak pada pola
manajemen dan pola pelestarian wakaf. Wakaf langsungmembutuhkan
biaya perawatan yang diperoleh diluar benda wakaf karena wakaf jenis ini
tidak menghasilkan sebaliknya wakaf produktif biaya perawatan diperoleh
dari hasil pengelolaan benda wakaf dan selebihnya untuk kepentingan umat
sesuai tujuan wakaf.
1.5 Pengertian Wakaf Produktif
Lazimnya, benda wakaf berupa tanah dan bangunan yang
dimanfaatkan sebagai masjid,sekolah dan tanah kuburan. Hal ini
menjadikan wakaf kurang termanfaatkan dengan baik bahkan menjadi
beban tambahan misalnya untuk biaya pemeliharaan dan pembayaran
pajak bumi dan bangunan. Agar harta wakaf tidak menimbulkan beban dan
lebih bermanfaat bagi umat islam perlu dilakukan upaya memproduktifkan
harta wakaf yang ada. Misalnya wakaf dalam bentuk bangunan yang tidak
dimanfaatkan sebagai masjid dan sekolah diubah menjadi pertokoan,
bengkel, konveksi dan lain-lain. Apabila wakaf tersebut berbentuk tanah
dan berada di kawasan strategis dapat dibangun kegiatan produktif tetapi
25Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta : PT.Khalifa 2005)22.
-
17
bila terletak di kawasan tidak strategis dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan agrobisnis,peternakan dan pekebunan.26
Definisi untuk wakaf poduktif sendiri menurut Mundzir Qahaf adalah
wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan produksi baik di bidang
pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan
pada benda wakaf secara langsung tetapi dari keuntungan bersih hasil
pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang-orang yang berhak
sesuai dengan tujuan wakaf. Dalam hal ini wakaf produktif diolah untuk
dapat menghasilkan barang dan jasa yang kemudian hasilnya dipergunakan
sesuai dengan tujuan wakaf. 27
1.6 Pelaksanaan Wakaf Produktif
Sebagai langkah riil yang bisa dilakukan dalam mengelola benda
wakaf baik yang tidak bergerak maupun yang bergerak adalah dengan
membuat sebuah studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Karena studi
kelayakan merupakan kegiatan usaha yang direncanakan, potensi dan
peluang yang tersedia dari berbagai aspek. Dengan demikian dalam
menyusun studi kelayakan usaha yang dituangkan dalam bentuk proposal
hasil meliputi aspek-aspek : a) Pendahuluan, b) Aspek Pasar dan
Pemasaran, c) Aspek tekhnis dan tekhnologi, d) Aspek ekonomi dan
keuangan, e)Kesimpulan dan rekomendasi.28
a. Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah yang memberikan
jawaban dari beberapa usaha pemberdayaan dan pengembangan wakaf
26H. Bahdin Nur Tanjung dan Farid Wajdi , Wakaf dan Pemberdayaan Umat , ( Jakarta : Sinar Grafika 2010 ) 101-102. 27Mundzir Qahaf,Al Waqfu Al Islami dalam Jurnal Suhairi ,”Implementasi Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Wakaf produktif di Singapura”, Jurnal Pemikiran Islam, vol 20 no 1, (april 2015) 123-136 . 28Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Panduan Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif, (Direktorat Jenderal Bimbingan Departemen Agama RI 2008) 7-15.
-
18
yang akan direncanakan sebagai kegiatan usaha perekonomian, alasan-
alasan dalam pemilihan gagasan usaha, serta manfaat dari gagasan
usaha tersebut.
b. Aspek pasar dan pemasaran sekurang-kurangnya harus meliputi
peluang pasar,perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar dan
langkah-langkah yang perlu dilakukan di samping kebijaksanaan yang
diperlukan.
c. Aspek teknis dan teknologi dibahas setelah usaha tersebut dinilai layak
dari aspek pemasaran. Faktor-faktor yang perlu diuraikan adalah
menyangkut lokasi usaha yang perlu direncanakan, sumber bahan baku,
teknis teknologi yang digunakan disamping membuat rencana produksi
selama umur ekonomi proyek.
d. Aspek organisasi dan manajemen yang perlu diuraikan adalah bentuk
kegiatan meliputi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian secara
efisien. Apabila bentuk pengelolaan sudah dibuat makan dibuat struktur
organisasi. Berdasarkan struktur organisasi yang telah dibuat kemudian
ditetapkan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan.
e. Aspek ekonomi dan keuangan antara lain menyangkut perkiraan biaya
investasi, perkiraan biaya operasi dna pemeliharaan, kebutuhan modal
kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan, dan perhitungan
kritera invesatasi.
f. Kesimpulan dan rekomendasi berisi tentang hasil pembahasan
sebelumnya dan penyusunan hasil studi kelayakan.29
29Dr.Rozalinda,M.Ag, Manajemen Wakaf Produktif , (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2015 ) 391-396.
-
19
1.7 Nazhir Wakaf Profesional
Menurut UU no 41 tahun 2004 tentang wakaf, nazhir adalah pihak
yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan
dikembangkan sesuai peruntukkanya.30 Nazhir meliputi
perorangan,organisasi dan hukum,31 sebagai berikut :
a. Nazhir perorangan adalah suatu kelompok orang yang terdiri dari
paling sedikit 3 orang.32 Syarat nashir perorangan yaitu : a)Warga
negara Indonesia, b)beragama Islam, c)Dewasa, Amanah
d)Mampu secara rohani dan jasmani, e)Tidak terhalang
melakukan perbuatan hukum.33 Berdasarkan peraturan
perwakafan nazhir perorangan yang ditunjuk oleh wakif wajib
didaftarkan pada menteri dan BWI melalui Kantor Urusan Agama
setempat. Salah satu nazhir harus bertempat tinggal di kecamatan
tempat benda wakaf berada.34
b. Nazhir organisasi adalah organisasi yang bergerak di bidang
sosial, pendidikan, kemasyarakatan dan/atau keagamaan islam.
Syarat nashir organisasi :a) pengurus organisasi harus memenuhi
syarat nazhir perorangan b) salah satu pengurus organisasi harus
berdomisili di kabupaten/kota letak benda wakaf c) memiliki
salinan akta notaris tentang pendirian dan anggaran dasar, daftar
susunan pengurus, anggaran rumah tangga, dan program kerja
30Undang-undang nomor 41 tahun 2004 pasal 1. 31Undang-undang nomor 41 tahun 2004,pasal 7. 32Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006, pasal 4. 33Undang-undang nomor 41 tahun 2004, pasal 10. 34Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006, pasal 4.
-
20
dalam pengembangan wakaf, daftar kekayaan yang terpisah dari
kekayaan lain, surat bersedia diaudit.35
c. Nazhir badan hukum adalah badan hukum Indonesia yang
dibentuk sesuai dengan peraturan perundangan-perundangan yang
berlaku dan bergerak di bidang sosial, pendidikan,
kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.36 Syarat yang harus
dipenuhi sama halnya nazhir organisasi.
Beberapa ciri nazhir profesional yaitu. Pertama, mempunyai
keahlian dan keterampilan khusus untuk dapat menjalankan pekerjaan
dengan baik. Kedua,adanya komitmen moral tinggi. Ketiga, orang yang
profesional biasanya hidup dari profesi yang digelutinya. Keempat,
pengabdian kepada masyarakat. Kelima, legalisasi.37
Menurut Badan Wakaf Indonesia kota Malang Nadzir baik
perorangan, organisasi atau badan hukum harus terdaftar pada kementerian
yang menangani wakaf dan badan wakaf Indonesia. Dengan demikian,
nadzir perorangan, organisasi maupun badan hukum diharuskan warga
negara Indonesia. Oleh karena itu, warga negara asing, organisasi asing dan
badan hukum asing tidak bisa menjadi nadzir wakaf di Indonesia.
Menurut Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Departemen Agama RI di dalam buku yang berjudul
35Undang-undang nomor 41 tahun 2004, pasal 10, jo Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006 ,pasal 7. 36Undang-undang nomor 41 tahun 2004, pasal 10. 37Direktorat Agama RI Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,Nazhir Profesional dan Amanah, (Jakarta :Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, 2005) 75-78.
-
21
“Paradigama Baru Wakaf di Indonesia” membagi syarat-syarat untuk nadzir
ketiga bagian.
A. Syarat moral
1) Paham tentang hukum wakaf dan ZIS, baik dalam tinjauan syari’ah
maupun perundang-undangan negara RI.
2) Jujur, amanah dan adil sehingga dapat dipercaya dalam proses
pengelolaan wakaf.
3) Tahan godaan, terutama menyangkut perkembangan usaha.
4) Pilihan, sungguh-sungguh dan suka tantangan.
5) Punya kecerdasan, baik emosional maupun spiritual.
B. Syarat Manajemen
1) Mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang baik dalam leadership.
2) Visioner
3) Mempunyai kecerdasan yang baik secara intelektual, sosial dan
pemberdayaan.
4) Profesional dalam bidang pengelolaan harta.
5) Memiliki program kerja yang jelas.
C. Syarat bisnis
1) Mempunyai keinginan.
2) Mempunyai pengalaman.
-
22
3) Punya ketajaman melihat peluang usaha sebagaimana layaknya
entrerpreneur.
4) Dari persyaratan diatas menunjukan bahwa nadzir menenpati pada
pos yang sangat sentral dalam pola pengelolaan harta wakaf.
Ditinjaun dari segi tugas nadzir, dimana nadzir berkewajiban untuk
menjaga, mengembangkan dan melestarikan manfaat dari harta
yang diwakafkan bagi orang-orang yang berhak menerimanya.
Sebagai pelaksan hukum, nadzir memiliki tugas-tugas atau kewajiban dan
hak. Tugas-tugas nadzir menurut undang-undang adalah:
1) Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf.
2) Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,
fungsi dan peruntukannya.
3) Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.
4) Melaporkan pelaksaan tugas kepada badan wakaf Indonesia.
Sedangkan hak nadzir ada dua, ialah:
1) Nadzir berhak mendapat imbalan, upah atau bagian maksimal 10% dari
keuntungan atas pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf.
2) Nadzir berhak mendapat pembinaan dari menteri yang menangani wakaf
dan badan wakaf Indonesia untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara
baik dan benar.38
38
Badan Wakaf Indonesia Kota Malang, bwikotamalang.com/syaratnadzhir diakses 7-8-20017.
-
23
1.8 Manajemen
1.8.1 Pengertian Manajemen
Menurut Pandji Anoraga S.E., M.M pengertian manajemen adalah
sebagai berikut :
“Istilah manajemen berhubungan dengan usaha untuk tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia dalam organisasi dengan cara yang sebaik mungkin”39
Dalam buku lain pengertian manajemen sebagai berikut :
“Manajemen mengacu pada suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain”40
Dari beberapa definisi diatas penuis dapat menyimpulkan adanya
kesamaan bahwa manajemen merupakan proses atau usaha yang
dilakukan oleh lebih dari 2 orang untuk mencapai tujuan tertentu
dengan efektif dan efisien.
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang kearah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud nyata.41
Manajemen menurut Mary Parker Follet dikutip oleh Ernie
Tisnawati dan Kurniawan Saefullah sebagai seni dalam
menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.42
39Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis,(jakarta: PT Rineka Cipta, 1997) 109. 40Amirullah, Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002) 4. 41
Terry, George R., Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) 1. 42Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Nazir...,( Jakarta: Departemen Agama RI, 2005) 98.
-
24
“Management is the art of getting things done through the
people”.
Pada umumnya, dalam pengelolaan unit bisnis terdapat 4 elemen
perangkat manajemen yaitu :
a) Manajemen Strategic merupakan suatu perangkat untuk
merencanakan dan mengeksekusi suatu rencana bisnis baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Manajemen strategic
mencakup strategi manajemen secara umum yaitu: keuangan,
SDM, pemasaran, operasional dan sebagainya. Penerapan
strategic manajemen bertujuan untuk menciptakan ke
“khas”an yang dimiliki suatu unit usaha dalam menjalankan
bisnisnya.
b) Manajemen Kuangan dan portofolio merupakan perangkat
manajemen yang mengelola masalah keuangan dan
permodalan unit usaha yang mencakup: penganggaran,
pelaporan serta rencana keuangan termasuk ekspansi atau
pengembangan suatu unit usaha.
c) Manajemen SDM merupakan perangkat manajemen yang
mengatur masalah human capital atau modal tenaga kerja yang
dimiliki unit bisnis. Bertujuan untuk mengelola tenaga kerja
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mencakup:
pembinaan dan pengembangan skil tenaga kerja, penilaian
kerja, sistem reward and punishment, sistem gaji dsb.
-
25
d) Manajemen pemasaran merupakan perangkat manajemen yang
mengatur masalah pemasaran barang atau jasa yang dihasilkan
oleh unit usaha yang bersangkutan. Penerapan manajemen
pemasaran bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit usaha selain itu
manajemen pemasaran bertujuan untuk menjaga hubungan
baik dengan pelanggan dari unit usaha customer care ,
melakukan riset pasar untuk menggali apa yang dibutuhkan
pelanggan karena mempertahankan pelanggan lama lebih
murah daripada mencari pelanggan baru.43
1.8.2 Manajemen Islami
Menurut islam manajemen dianggap sebagai ilmu sekaligus
teknik atau seni kepemimpinan. Kata manajemen dalam bahasa Arab
berarti idara yaitu berkeliling atau lingkaran yang didalam bisnis berarti
bahwa manajemen itu berjalan sesuai siklusnya, sehingga dapat di
artikan bahwa manajemen adalah kemampuan manajer membuat bisnis
berjalan sesuai rencana. Sedangkan menurut Amin, manajemen secara
ilahiah adalah melaksanakan keridhaan Tuhan melalui orang. Sehingga
perbedaan yang sangat mencolok antara manajemen konvensional
dengan manajemen islami adalah sudut pandang tentang manusia. Jika
dalam manajemen konvensional manusia dipandang sebagai obyek
43Direktorat Pemberdayaan Wakaf Kementerian Agama RI ,Manajemen Pengelolaan Percontohan Wakaf Produktif,(Jakarta 2011) 7-9.
-
26
ekonomi maka dalam manajemen islami manusia dipandang sebagai
makhluk ekonomi yang memiliki kebutuhan materi dan imaterial.44
Dasar manajemen islami adalah karena Allah SWT menyukai
hal-hal yang telah termanaj dengan baik, Allah Berfirman :
مَّ ْرُصوصٌ بُنَيانٌ َكأَنـَُّهم َصف�ا َسِبيِلهِ ِيف يـَُقاتُِلونَ الَِّذينَ حيُِبُّ ا�ََّ ِإنَّ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.45
Bangunan yang kokoh disini berarti bahwa terdapat susunan yang rapi
dan bersinergi satu sama lain.
Terdapat 3 konsep manajemen syariah yaitu :46
a) Perilaku
Yang pertama adalah perilaku yang terkait dengan nilai-nilai
keimanan dan ketauhidan. Jika semua perilaku manusia dilandasi
nilai-nilai ketauhidan dan keimanan maka akan terhindar dari
perbuatan yang tidak dibenarkan dalam islam karena merasa
bahwa setiap yang dirinya lakukan akan diawasi oleh Yang Maha
Tinggi. Setiap kegiatan dalam manajemen islami diharapkan
mampu menjadi amal shaleh bukan hanya sekedar amal shaleh
tetapi juga bernilai abadi dan dilandasi keimanan.
44
A. Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen Syariah Teori dan Praktik The Celestial Management, (Jakarta: Salemba Empat 2010) 66-68. 45Al Quran Surat Ash Shaff (61): 4 46
Hafidhuddin, Didin & Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003) 5-10
-
27
b) Struktur Organisasi
Adanya struktur organisasi dalam islam dijelaskan dalam surat Al
Anam ayat 165 :
وَ ي َوُه مْ الَِّذ ُك َل َع فَ َج ِئ َال عَ اْألَْرضِ َخ مْ َوَرَف ُك َض ْوقَ بـَْع بـَْعضٍ فـَ
اتٍ َرَج مْ َد وَُك ُل بـْ يـَ ا ِيف ِل مْ َم ُك نَّ ◌ۗ آَ� رِيعُ َربَّكَ ِإ ابِ َس َق ِع ْل نَّهُ ا َوِإ
ورٌ ُف َغ يمٌ َل َرِح
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”47 Dalam ayat diatas Allah SWT menjelaskan bahwa peranan
manusia tidak sama, kepintaran dan jabatan tidak akan sama.
Sesungguhnya struktur merupakan sunnatullah. Dengan
organisasi yang rapi akan tercapai hasil yang lebih baik daripada
yang dilakukan secara individual. Kelembagaan itu akan berjalan
dengan baik apabila dikelola dengan baik. Organisasi apapun
senantiasa membutuhkan manajemen yang baik.48
c) Sistem
Sistem adalah seluruh aturan kehidupan manusia yang berbentuk
Al Quran dan As Sunnah Rasulullah. Aturan tersebut berbentuk
keharusan dan larangan melakukan sesuatu. Aturan tersebut
47Al Quran Surat Al Anam (6): 165 48
Hafidhuddin, Didin & Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik,.... , 7-8
-
28
dikenal sebagai hukum lima yaitu wajib,sunnah,makruh,mubah,
dan haram. Dalam ilmu manajemen,pelaksanaan sistem yang
konsisten akan melahirkan sebuah tatanan yang rapi, yang disebut
manajemen yang rapi.49
2.8.3 Manajemen Wakaf
Wakaf manajemen diperlukan sebagai upaya agar kegiatan
pengelolaan wakaf dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Manajemen dalam islam menurut Ahmad al-Shabab dalam bukunya
Mabadi’u al-Idarahmengemukakan bahwa unsur utama dari
manajemen adalah perencanaan (Al-takhthith), pengorganisasian (al-
tanzhim), kepemimpinan (Al-qiyadah), dan pengawasan (Al-riqabah).
Ahmad Ibrahim Abu Sinn juga mengemukakan hal yang sama,
manajemen memiliki 4 fungsi standar utama yaitu perencanaan (Al-
takhthith), pengorganisasian (al-tanzhim), kepemimpinan (Al-qiyadah),
dan pengawasan (Al-riqabah). Jadi, manajemen wakaf merupakan
proses membuat perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan berbagai usaha dari nazhir kemudian menggunakan
sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran.50
2.8.4 Fungsi Manajemen
a. Al-Takthith (Perencanaan)
Perencanaan berisi rumusan tindakan-tindakan yang penting
untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan maksud
dan tujuan yang ditetapkan. Ini berarti seorang manajer wakaf
memikirkan terlebih dahulu sasaran dan tindakan berdasarkan
49
Ibid, 8-10. 50Dr.Rozalinda,M.Ag, Manajemen Wakaf Produktif , (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2015 ) 74.
-
29
metode, rencana dan logika. Karena, perencanaan akan
mengarahkan tujuan organisasi wakaf dan menetapkan prosedur
terbaik untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Perencanaan
bukanlah peristiwa tunggal degan awal dan akhir yang jelas.
Perencanaan merupakan proses berkesinambungan yang
mencerminkan dan menyesuaikan dengna perubahan yang
terjadi dilingkungan sekitar organisasi.
b. Al Tanzhim (Pengorganisasian)
Al Tanzhim atau pengorganisasian di dalam wakaf
merupakan proses manajer wakaf atau ketua nazhir
mengalokasikan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana
yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi
(struktur organisasi). Struktur organisasi merupakan desain
organisasi dimana manajer wakaf melakukan alokasi sumber
daya organisasi terkait dengan pembagian kerja dan sumber
daya yang dimiliki organisasi serta bagaimana keseluruhan
kerja tersebut dapat diorganisasikan dan dikomunikasikan. Jika
dalam fungsi perencanaan, tujuan dan rencana ditetapkan dalam
pengorganisasian rencana tersebut diturunkan dalam sebuah
pembagian kerja tertentu dalam sebuah struktur dimana terdapat
kejelasan bagaimana rencana organisasi akan dilaksanakan,
dikoordinasikan, dan dikomunikasikan.
Pengorganisasian dalam manajemen lembaga wakaf
berfungsi untuk merumuskan dan menetapkan tugas, serta
-
30
menetapkan prosedur yang diperlukan. Kemudian menetapkan
struktur organisasi dengan menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggungjawab masing-masing naszhir,
kegiatan perekrurtan nazhir, penyeleksian, pelatihan,
pengembangan SDM, dan kegiatan penempatan sumber daya
manusia pada posisi paling tepat pada lembaga wakaf.
c. Al Qiyadah (Kepemimpinan)
Terkait dalam tahap kepemimpinan atau Al Qiyadah yang
harus dilakukan adalah mengimplementasikan proses
kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi,
kepada nazhir yang direkrut agar dapat bekerja secara efektif
dan efisien dalam memcapai tujuan wakaf. Kemudian
memberikan tugas secara rutin mengenai pekerjaan dan
kebijaksanaaan yang ditetapkan.
d. Al Riqabah (Pengawasan)
Berkaitan dengan pengawasan terhadap lembaga wakaf demi
terciptanya pengelolaan wakaf yang efektif dan efisien tentu
perlu ditopang dengan System Operation Procedure (SOP) yang
dijadikan acuan dan pedoman bagi organisasi. SOP ini
diperlukan karena disinilah nazhir dapat mengontrol kinerja
organisasi dalam mencapai tujuan dan target wakaf serta
melakukan tindakan evaluasi dan koreksi terhadap kekurangan
dan penyimpangan yang terjadi.
-
31
2.8.4 Aplikasi Manajemen dalam Wakaf Produktif
Sebelum menjalankan unit usaha hendaknya para nadzir
menetapkan terlebih dahulu rumusan perencanaan secara menyeluruh
dalam semua aspek manajemen. Langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Lakukan analisis internal dan eksternal (SWOT)
Pertama yang harus dilakukan dalam analisa SWOT adalah
1) rumuskan kekuatan yang dimiliki oleh unit usaha
2)rumuskan kelemahan – kelemahan organisasi yang dapat menjadi
penghambat unit usaha dalam bersaing
3) rumuskan peluang – peluang pasar yang dapat bermanfaat bagi
unit usaha
4) rumuskan ancaman – ancaman dari para pesaing yang dapat
menjadi penghambat unit usaha.
b) Rumuskan visi misi unit usaha
Visi adalah kemampuan untuk melihat realitas yang kita alami
saat ini untuk menemukan apa yang belum ada serta menjadikan
organisasi dalam kondisi yang kita inginkan dimasa mendatang.
Misi adalah tahap aksi dari visi yang sudah ada guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
c) Canangkan target jangka pendek dan jangka panjang
1) harus menetapkan target baik dari sisi profit, pangsa pasar,
SDM, keadaan keuangan dan sebagainya.
2) untuk mencapai target harus ditetapkan strategi usaha,
-
32
d) Rumuskan strategi usaha
1) tentukan barang dan jasa yang akan dihasilkan, sebisa
mungkin harus memilikimkeunikan baik dari bentuknya
maupun pelayanannya yang berbeda dari yang pesaing
tawarkan.
2) rumuskan konsep pemasaran dari barang dan jasa.
3) rumuskan rencana organisasi dan SDM
4) rumuskan rencana keuangan dan investasi unit usaha.51
2.9 Bagi Hasil
2.9.1 Pengertian
Perbedaan besar antara ekonomi syariah dan konvensional adalah
ditiadakannya bunga dan diganti dengan bagi hasil. Bagi hasil menurut kamus
ekonomi adalah pembagian laba. Laba tersebut dapat berupa bonus uang tunai
tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh di tahun-tahun sebelumnya
atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.52
2.9.2 Bentuk-bentuk Akad Bagi Hasil
a. Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasamaantara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama.53Jenis-jenis musyarakah sebagai berikut:54
51Direktorat Pemberdayaan Wakaf Kementerian Agama RI ,Manajemen Pengelolaan Percontohan Wakaf Produktif,(Jakarta 2011) 16-17. 52Drs Muhamad,”Manajemen bank Syariah”, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,2002) 101. 53Muhammad Syafi’i Antonio, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”, (Jakarta : Gema Insani, 2001) 90. 54Ibid 92.
-
33
1) Musyarakah Pemilikan yaitu tercipta karena warisan, wasiat atau
kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua
orang atau lebih.
2) Musyarakah Akad tercipta dengan cara kesepakatan dua orang atau
lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal dan
setuju pula untuk berbagi keuntungan dan kerugian. Musyarakah
jenis ini terbagi lagi dalam beberapa jenis yaitu : syirkah al inan
(porsi kerja maupun keuntungan boleh tidak sama asal disepakati),
syirkah mufawadhah ( kesamaan dana kerja,tanggung jawab dan
beban), syirkah a’maal/ abdan ( kerjasama dua orang atau lebih
seprofesi), Syirkah Mudharabah.
b. Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak dimana
salah satu pihak merupakan penyedia dana 100% (Shahibul Maal) dan
pihak selanjutnya menjadi pengelola (mudharib). Bagi hasil dalam akad
ini dibagi menurut kesepakatan dan kerugian akan ditanggung oleh
pemilik modal selama bukan karena kelalaian pengelola.55 Jenis-jenis
Mudharabah ada dua yaitu mudharabah mutlaqah yaitu bentuk
kerjasama yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi, yang kedua
mudharabah muqayyadah yaitu bentuk kerjasama dimana si pengelola
dibatasi bentuk usahanya.56
c. Muzarah
55Ibid 95. 56Muhammad Syafi’i Antonio, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani, 2001) 97.
-
34
Al Muzaraah adalah kerjasama pengolahan pertanian antara
pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan
pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan
imbalan bagian tertentu dari hasil panen.57
d. Musaqah
Al Musaqah adalah btnuk sederhana dari muzaraah dimana si
penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan
dan nantinya akan penggarap akan mendapatkan bagian nisbah.58
2.10 Pendistribusian Bagi Hasil Wakaf Produktif
Melaksanakan tugas distribusi hasil wakaf dengan baik kepada
tujuanwakaf yang telah ditentukan, baik berdasarkan pernyataan wakif
dalamakta wakaf maupun berdasarkan pendapat fikih dalam kondisi
wakafhilang aktanya dan tidak diketahui tujuannya, dan
mengurangikemungkinan adanya penyimpangan dalam menyalurkan hasil-
hasiltersebut. Karena itu, perlu diketahui kondisi orang-orang yang berhak
atasmanfaat wakaf secara detail, baik itu perorangan ataupun umum
yangberkenaan dengan kepentingan umat secara keseluruhan.
Sebagaimanajuga dituntut untuk mengikuti perubahan sosial dan ekonomi
yang terusberlangsung, dan mempunyai kemampuan administratif untuk
mengambilkeputusan yang layak, guna mengatasi setiap perubahan situasi
dankondisi.59
Dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 pasal 22 dinyatakan
57Ibid 99. 58Ibid 100. 59
Mundzir Qahaf , Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta : PT Khalifa) 322.
-
35
bahwa: Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf , harta bendawakaf
hanya dapat diperuntukan bagi:
a) Sarana dan kegiatan ibadah
b) Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan
c) Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa
d) Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat, dan/atau.60
Ayat 2 Pasal 17 Peraturan BWI No. 1/2009 menyatakan bahwa:
“Program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat untuk kemaslahatan
umat, disalurkan dengan pola penyaluran secara langsung dan
polapenyaluran tidak langsung yaitu:61
a) Penyaluran pola langsung adalah program pembinaan
danpemberdayaan masyarakat yang secara langsung dikelola oleh nazir.
b) Penyaluran pola tidak langsung adalah program pembinaan
danpemberdayaan masyarakat melalui kemitraan dengan
lembagapemberdayaan lain yang memenuhi kriteria kelayakan
kelembagaan danprofesional.
Ayat 3 Pasal yang sama menjelaskan pola penyaluran tidak langsungsebagai
berikut: Jenis lembaga yang menjalankan program pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat melalui pola tidak langsung adalah:
a) Badan Amil Zakat Nasional
b) Lembaga kemanusiaan nasional
c)Lembaga pemberdayaan masyarakat nasional
d) Yayasan atau oraganisasi kemasyarakatan 60Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Peraturan Perundangan Perwakafan, (Jakarta: Departemen Agama, 2006) 12-13. 61
Muhyar Fanani, Berwakaf Tak Harus Kaya, (Semarang:Walisongo Press,2010) 178.
-
36
e) Perwakilan BWI dan/atau nazir yang telah disahkan oleh BWI
f) LKS khususnya LKS-PWU, melalui program CSR (Corporate
SocialResponsibility)
g) Lembaga lain baik nasional maupun internasional yang
melaksanakanprogram pembinaan dan pemberdayaan masyarakat
sesuai dengansyariah.
Ketentuan teknis penyaluran manfaat wakaf uang dapat dijumpaidalam
Pasal 16 peraturan BWI No. 1/2009. Ayat 2 dari pasal inimenyatakan
bahwa: “Pendayagunaan manfaat dana wakaf dapat disalurkandalam bentuk
dana bergulir maupun non bergulir. Lebih lanjut ayat 4 pasaldan peraturan
yang sama menyatakan: “Pendayagunaan dana wakaf dapatdisalurkan
melalui lembaga-lembaga sosial yang memenuhi persyaratan:
a) Diakui pemerintah.
b) Lembaga telah beroperasi paling kurang 2 (dua) tahun.
c) Bergerak di dalam kegiatan sosial, pendidikan, dakwah, kesehatan
danekonomi yang dibuktikan dengan adanya aktivitas kegiatan yang
nyatadi masyarakat.
e) Memiliki pengurus yang berkarakter baik.
f) Memiliki laporan audit dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Kemudian ayat 5 berbunyi: “Pendayagunaan manfaat dana wakaf disalurkan
melalui proyek-proyek sosial dan umum yang disiapkan olehnazir dengan
kriteria:
a) Program yang sesuai dengan syariah Islam.
-
37
b) Disetujui oleh Komite Pendayagunaan dan Divisi Pengelolaan
danPemberdayaan Wakaf62
Metode penyaluran tidak boleh seperti badan amal selama ini. Badan
amal masih memiliki beberapa kelemahan. Diantaranya:
a) Badan amal tersebut biasanya didirikan secara sporadis dan kurang
terkoordinasi meskipun sekarang sudah ada badan akreditasi nasional
untuk lembaga penghimpunan dana sosial.
b) Kurang sistematis dan kurang koordiatif dalam pendistribusian bantuan,
antara badan amal satu dengan yang lain. Akibatnya, timbulketidakmerataan
bantuan.
c) Bersifat ad hoc (sementara) dan tidak berkelanjutan.
d) Tidak bisa menyelesaikan persoalan secara tuntas.
e) Kebanyakan berupa bantuan dalam jangka pendek saja, tetapi kurang
terprogram untuk jangka panjang (long term).
2.11Makna Produktif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia makna produktifitas
adalahbersifat atau mampu menghasilkan dalam jumlah besar ,
mendatangkan, menghasilkan manfaat, menguntungkan, mampu
menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur-
unsur baru.63
62Ibid , 179. 63
KBBI.web.id/Produktifitas diakses 7-8-2017.
-
38
Pengertian lain dari produktifitas menurut Bambang Tri Cahyono
yaitu sikap yang berkonsep bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin
dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.64
Dalam islam seluruh umat muslim dianjurkan untuk berifat produktif
Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat At Taubah :
لِ وا َوُق ُل َم َرى اْع يـَ َس ُكمْ ا�َُّ َف َل َم هُ َع ونَ َوَرُسوُل ُن ْؤِم ُم ◌ۖ َواْل
َردُّونَ تـُ َىلٰ َوَس املِِ ِإ ْيبِ َع َغ ةِ اْل اَد َه مْ َوالشَّ ُك بُِّئ نـَ يـُ مْ ِمبَا فـَ ُت ْـ ن ونَ ُك ُل َم ْع تـَ
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib
dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan.”
Keharusan seorang muslim bersifat produktif dalam islam
diibaratkan dengan filosofi air. Dalam fiqh ibadah air yang digunakan
untuk beruwudhu harusnya air yang suci dan mensucikan. Air yang
dimaksud disini adalah air yang mengalir,artinya air tersebut bergerak dan
bukannya air yang tenang atau diam sehingga begitupun dengan manusia
laksana air mereka harus bersifat produktif dengan bergerak dan
melakukan amal shaleh.65
64Bambang Tri Cahyono, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: IPWI, 1996) 283. 65Muslikhati, Makna Kerja Bagi Individu Muslim Pada Komunitas Pemulung dan Pemgemis di Jalan Muharto Kota Malang, Thesis : Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, 2012. 16.