bab ii tinjauan pustakaeprints.umm.ac.id/44573/3/jiptummpp-gdl-arinisulis-53069...bengkel, konveksi...

28
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Wakaf 1.1.1 Pengertian Wakaf berasal dari kata waqafa,yaqifu, dan waqfan yang secara etimologi berarti berhenti,berdiam,menahan atau berdiam di tempat. Kata waqafa dalam bahasa arab adalah sinonim dari kata habasa ,yahbisu dan habsan yang menurut etimologi berarti menahan. 12 Selanjutnya definisi wakaf menurut ulama fiqh sebagai berikut : Pertama, menurut Mazhab Hanafi yaitu menahan benda wakif dan menyedekahkan manfaatnya untuk kebaikan. Kedua, menurut Mazhab Maliki yaitu menjadikan manfaat harta wakifbaik berupa sewa hasilnya untuk diberikan kepada yang berhak secara berjangka waktu sesuai kehendak wakif . Ketiga, menurut Mazhab Syafi’i yaitu menahan harta yang dapat diambil manfatnya dengan tetap utuhnya barang dan barang tersebut hilang kepemilikanya dari wakif. 13 Sedangkan menurut Undang – undang no 41 tahun 2004 wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari‟ah. 14 12 H.Bahdin Nur Tanjung, Wakaf dan Pemberdayaan Umat, (Jakarta: Sinar Grafika 2010) 3-4 13 Ibid , hal 5. 14 Direktorat Jenderal Masyarakat Islam,Peraturan Perundangan Perwakafan, (Jakarta:Direktorat Agama 2006 ) 2-4.

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.1 Wakaf

    1.1.1 Pengertian

    Wakaf berasal dari kata waqafa,yaqifu, dan waqfan yang secara etimologi

    berarti berhenti,berdiam,menahan atau berdiam di tempat. Kata waqafa dalam

    bahasa arab adalah sinonim dari kata habasa ,yahbisu dan habsan yang menurut

    etimologi berarti menahan.12Selanjutnya definisi wakaf menurut ulama fiqh

    sebagai berikut :

    Pertama, menurut Mazhab Hanafi yaitu menahan benda wakif dan

    menyedekahkan manfaatnya untuk kebaikan.

    Kedua, menurut Mazhab Maliki yaitu menjadikan manfaat harta wakifbaik

    berupa sewa hasilnya untuk diberikan kepada yang berhak secara berjangka waktu

    sesuai kehendak wakif .

    Ketiga, menurut Mazhab Syafi’i yaitu menahan harta yang dapat diambil

    manfatnya dengan tetap utuhnya barang dan barang tersebut hilang kepemilikanya

    dari wakif.13

    Sedangkan menurut Undang – undang no 41 tahun 2004 wakaf adalah

    perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta

    benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu

    sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan

    umum menurut syari‟ah.14

    12H.Bahdin Nur Tanjung, Wakaf dan Pemberdayaan Umat, (Jakarta: Sinar Grafika 2010) 3-4 13Ibid , hal 5. 14Direktorat Jenderal Masyarakat Islam,Peraturan Perundangan Perwakafan, (Jakarta:Direktorat Agama 2006 ) 2-4.

  • 12

    1.2 Dasar Hukum

    Terdapat beberapa nash al-Qur’an dan Hadits yang menjadi dasar hukum wakaf,

    yaitu ayat-ayat al-Qur’an dan hadits Nabi yang memerintahkan agar manusia selalu

    berbuat kebaikan, sedangkan wakaf termasuk salah satu perbuatan yang baik lagi

    terpuji. Dari beberapa ayat al-Qur’an yang dapat dijadikan dasar hukum adalah:

    َعِليمٌ ِبهِ ا�ََّ فَِإنَّ َشْيءٍ ِمنْ تـُْنِفُقوا َوَما ◌ۚ حتُِبُّونَ ِممَّا تـُْنِفُقوا َحىتَّٰ اْلِربَّ تـََناُلوا َلنْ

    “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”15

    ا �َ يـَُّه ينَ َأ وا الَِّذ ُن وا آَم ُع وا ارَْك ُد ُج وا َواْس ُد ُب مْ َواْع وا َربَُّك ُل َع فـْ رَ َوا اْخلَيـْ

    مْ لَُّك َع ونَ َل ُح ِل تـُْف“Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapatkemenangan”. 16

    ……�أيهاالذينآمنواأنفقوامنطيبامتاكسبتمومماأخرجنالكممناألرض

    “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik- baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu”17

    Adapun hadist yang membahas mengenai wakaf yaitu hadits Ibn Umar riwayat

    Bukhari dan Muslim. Lafalnya menurut Muslim. Dalam kitab Bulughul Maram

    karangan Ibnu Hajar Al-Asqalani, diterjemahkan oleh Achmad Sunarto18:

    بـََر أَْرًضا فَأََتى النَِّيبَّ فـََقاَل َأَصْبُت أَْرًضا ملَْ ُأِصْب َماًال َقطُّ أَنـَْفَس ِمْنُه َفَكْيَف َ�ُْمُرِين ِبِه َأَصاَب ُعَمُر ِخبَيـْ

    أَنَُّه َال يـَُباُع َأْصُلَها َوَال يُوَهُب َوَال ,فـََتَصدََّق ُعَمُر ,قَاَل ِإْن ِشْئَت َحبَّْسَت َأْصَلَها َوَتَصدَّْقَت ِ�َا 15Al Quran Surat Ali Imran (3):92. 16

    Al Quran Surat Al Hajj (22): 77. 17Al Quran Surat AL Baqarah (2): 267. 18Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalaniy, Fath al-Baariy, juz 8/350.

  • 13

    ِبيِل ِيف اْلُفَقرَ ,يُوَرُث اِء َواْلُقْرَىب َوالّرَِقاِب َوِيف َسِبيِل ا�َِّ َوالضَّْيِف َواْبِن السَّ َال ُجَناَح َعَلى َمْن َولِيَـَها ,

    َر ُمَتَموٍِّل ِفيهِ َها ِ�ْلَمْعُروِف أَْو ُيْطِعَم َصِديًقا َغيـْ َأْن َ�ُْكَل ِمنـْ

    “Dari Ibnu Umar RA. berkata, bahwa sahabat Umar RA memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian menghadap kepada Rasulullah untuk mohon petunjuk. Umar berkata: Ya Rasulullah! Saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah bersabda: bila kau suka, kau tahan tanah itu dan engkau shodaqohkan. Kemudian Umar melakukan shodaqah, tidak dijual, tidak diwarisi dan tidak juga dihibahkan. Berkata Ibnu Umar: Umar menyedekahkan kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, budak belian, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak dilarang bagi yang menguasai tanah wakaf itu (pengurusnya) makan dari hasilnya dengan cara yang baik dengan tidak bermaksud menumpuk harta” (Muttafaq ‘Alaih) susunan matan tersebut menurut riwayat Muslim. Dalam riwayat al-Bukhari: Beliau sedekahkan pokoknya, tidak dijual dan tidak dihibahkan, tetapi diinfakkan hasilnya.19

    ْنَسانُ َماتَ ِإَذا تَـَفعُ َوِعْلمٍ َجارِيَةٍ َصَدَقةٍ ِمنْ َثَالثَةٍ ِمنْ ِإالَّ َعَمُلهُ انْـَقَطعَ اْإلِ َلهُ َيْدُعو َصالِ حٍ َوَوَلدٍ ِبهِ يـُنـْ

    “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih” 20

    Ijma’ oleh Imam Tirmidzi ketika menjelaskan hadits Umar Radhiyallaahu‘anhu tentang wakaf sebagai berikut : “Ini adalah hadits hasan sahih”. Para ulama dari kalangan para sahabat Rasulullah SAW dan yang lainnya telah mengamalkan hadits ini. Di samping itu, kami tidak menjumpai adanya perbedaan pendapat di kalangan orang-orang yang terdahulu di antara mereka tentang dibolehkannya mewakafkan tanah dan yang lainnya.”21

    Di Indonesia peraturan yang mengatur wakaf selama ini tertuang dalam

    Undang-Undang Pokok Agraria nomor 5 Tahun 1960, Peraturan Pemerintah no 28

    tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik. Selain itu, juga tertuang dalam

    Kompilasi Hukum Islam berdasarkan instruksi Presiden no 1 Tahun 1991. Terakhir,

    peraturan perundang-undangan yang mengatur wakaf secara hukum mulai

    19HR.al-Bukhari no.2565,Muslim no 3085. 20HR. Muslim no. 1631. 21Jami’ al-Imam at-Tirmidzi dalam Cah Samin, http://www.artikelmateri.com/2017/04/wakaf-pengertian-tujuan-dasar-hukum-syarat-macam-fungsi.html, diakses 7-8-2017.

  • 14

    mendapatkan posisi yang lebih kuat, yakni diundangkannya Undang-Undang

    Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf.22

    1.3 Rukun dan Syarat Sah Wakaf

    Rukun artinya sudut, tiang penyangga yang merupakan sendi utama atau

    unsur pokok dalam pembentukan suatu hal. Tanpa rukun sesuatu itu tidak akan sah

    berdiri begitu pula syarat-syarat yang menentukan sah atau tidaknya suatu wakaf.23

    Menurut jumhur ulama dari Mazhab Syafii, Maliki dan Hanbali rukun

    wakaf tersebut ada 4 rukunnya yaitu :

    a. Adanya wakif (orang yang berwakaf )

    b. Maukuf Alaih (orang yang menerima wakaf)

    c. Maukuf (benda yang diwakafkan)

    d. Sighat (pernyataan wakif untuk mewakafkan)

    Sedangkan Syarat-syarat wakaf adalah sebagai berikut :

    a. Syarat wakif. Orang yang mewakafkan disyaratkan cakap

    bertindak dalam membelanjakan hartanya. Kecakapan bertindak

    meliputi:

    1) Merdeka

    2) Berakal

    3) Dewasa

    4) Tidak dibawah pengampuan

    b. Syarat Mauquf bih. Benda yang diwakafkan dipandang sah

    apabila memenuhi syarat :

    1) Benda tersebut memiliki nilai

    22Dr.Rozalinda,M.Ag, Manajemen Wakaf Produktif , (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2015 ) 21. 23Drs.H. Abdul Halim ,MA ,Hukum Perwakafan di Indonesia, (Jakarta: Ciputat press 2005) 16.

  • 15

    2) Benda bergerak atau tetap yang dibenarkan untuk diwakafkan

    3) Benda harus diketahui ketika diwakafkan

    4) Benda tersebut milik si wakif .

    c. Syarat Mauquf Alaih. Orang atau badan hukum yang berhak

    menerima wakaf memiliki syarat sebagai berikut :

    1) Harus dinyatakan secara tegas pada waktu mengikrarkan

    wakaf kepada siapa dan apa tujuan wakaf

    2) Tujuan wakaf harus untuk ibadah

    d. Syarat Sighat. Segala ucapan, tulisan,isyarat dan orang yang

    berakad untuk menyatakan kehendak dan menjelaskan yang

    diinginkan adapun syaratnya sebagai berikut:

    1) Harus Munjazah (terjadi seketika)

    2) Tidak diikuti syarat bathil

    3) Tidak diikuti batasan waktu tertentu

    4) Tidak mengandung suatu pengertian untuk mencabut kembali

    wakaf sesudah dilakukan. 24

    1.4 Macam-Macam Wakaf

    Berdasarkan substansi ekonominya wakaf dibagi menjadi dua yaitu:

    a. Wakaf Langsung yaitu wakaf yang memberikan pelayanan secara

    langsung terhadap orang-orang yang berhak contoh wakaf masjid

    disediakan untuk temapt sholat, wakaf sekolah untuk sarana belajar dan

    lain-lain.

    24Faisal haq, dan A. Saiful Anam , Hukum wakaf dan Perwakafan di Indonesia, (Pasuruan: Garuda Buana Indah 1993) 17.

  • 16

    b. Wakaf produktif yaitu wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan

    produksi baik dibidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa

    yang manfaatnya bukan dari benda secara langsung melainkan dari

    keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada

    orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf.25

    Perbedaan wakaf langsung dan wakaf produktif disini terletak pada pola

    manajemen dan pola pelestarian wakaf. Wakaf langsungmembutuhkan

    biaya perawatan yang diperoleh diluar benda wakaf karena wakaf jenis ini

    tidak menghasilkan sebaliknya wakaf produktif biaya perawatan diperoleh

    dari hasil pengelolaan benda wakaf dan selebihnya untuk kepentingan umat

    sesuai tujuan wakaf.

    1.5 Pengertian Wakaf Produktif

    Lazimnya, benda wakaf berupa tanah dan bangunan yang

    dimanfaatkan sebagai masjid,sekolah dan tanah kuburan. Hal ini

    menjadikan wakaf kurang termanfaatkan dengan baik bahkan menjadi

    beban tambahan misalnya untuk biaya pemeliharaan dan pembayaran

    pajak bumi dan bangunan. Agar harta wakaf tidak menimbulkan beban dan

    lebih bermanfaat bagi umat islam perlu dilakukan upaya memproduktifkan

    harta wakaf yang ada. Misalnya wakaf dalam bentuk bangunan yang tidak

    dimanfaatkan sebagai masjid dan sekolah diubah menjadi pertokoan,

    bengkel, konveksi dan lain-lain. Apabila wakaf tersebut berbentuk tanah

    dan berada di kawasan strategis dapat dibangun kegiatan produktif tetapi

    25Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta : PT.Khalifa 2005)22.

  • 17

    bila terletak di kawasan tidak strategis dapat dimanfaatkan untuk

    pembangunan agrobisnis,peternakan dan pekebunan.26

    Definisi untuk wakaf poduktif sendiri menurut Mundzir Qahaf adalah

    wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan produksi baik di bidang

    pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan

    pada benda wakaf secara langsung tetapi dari keuntungan bersih hasil

    pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang-orang yang berhak

    sesuai dengan tujuan wakaf. Dalam hal ini wakaf produktif diolah untuk

    dapat menghasilkan barang dan jasa yang kemudian hasilnya dipergunakan

    sesuai dengan tujuan wakaf. 27

    1.6 Pelaksanaan Wakaf Produktif

    Sebagai langkah riil yang bisa dilakukan dalam mengelola benda

    wakaf baik yang tidak bergerak maupun yang bergerak adalah dengan

    membuat sebuah studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Karena studi

    kelayakan merupakan kegiatan usaha yang direncanakan, potensi dan

    peluang yang tersedia dari berbagai aspek. Dengan demikian dalam

    menyusun studi kelayakan usaha yang dituangkan dalam bentuk proposal

    hasil meliputi aspek-aspek : a) Pendahuluan, b) Aspek Pasar dan

    Pemasaran, c) Aspek tekhnis dan tekhnologi, d) Aspek ekonomi dan

    keuangan, e)Kesimpulan dan rekomendasi.28

    a. Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah yang memberikan

    jawaban dari beberapa usaha pemberdayaan dan pengembangan wakaf

    26H. Bahdin Nur Tanjung dan Farid Wajdi , Wakaf dan Pemberdayaan Umat , ( Jakarta : Sinar Grafika 2010 ) 101-102. 27Mundzir Qahaf,Al Waqfu Al Islami dalam Jurnal Suhairi ,”Implementasi Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Wakaf produktif di Singapura”, Jurnal Pemikiran Islam, vol 20 no 1, (april 2015) 123-136 . 28Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Panduan Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif, (Direktorat Jenderal Bimbingan Departemen Agama RI 2008) 7-15.

  • 18

    yang akan direncanakan sebagai kegiatan usaha perekonomian, alasan-

    alasan dalam pemilihan gagasan usaha, serta manfaat dari gagasan

    usaha tersebut.

    b. Aspek pasar dan pemasaran sekurang-kurangnya harus meliputi

    peluang pasar,perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar dan

    langkah-langkah yang perlu dilakukan di samping kebijaksanaan yang

    diperlukan.

    c. Aspek teknis dan teknologi dibahas setelah usaha tersebut dinilai layak

    dari aspek pemasaran. Faktor-faktor yang perlu diuraikan adalah

    menyangkut lokasi usaha yang perlu direncanakan, sumber bahan baku,

    teknis teknologi yang digunakan disamping membuat rencana produksi

    selama umur ekonomi proyek.

    d. Aspek organisasi dan manajemen yang perlu diuraikan adalah bentuk

    kegiatan meliputi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian secara

    efisien. Apabila bentuk pengelolaan sudah dibuat makan dibuat struktur

    organisasi. Berdasarkan struktur organisasi yang telah dibuat kemudian

    ditetapkan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan.

    e. Aspek ekonomi dan keuangan antara lain menyangkut perkiraan biaya

    investasi, perkiraan biaya operasi dna pemeliharaan, kebutuhan modal

    kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan, dan perhitungan

    kritera invesatasi.

    f. Kesimpulan dan rekomendasi berisi tentang hasil pembahasan

    sebelumnya dan penyusunan hasil studi kelayakan.29

    29Dr.Rozalinda,M.Ag, Manajemen Wakaf Produktif , (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2015 ) 391-396.

  • 19

    1.7 Nazhir Wakaf Profesional

    Menurut UU no 41 tahun 2004 tentang wakaf, nazhir adalah pihak

    yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan

    dikembangkan sesuai peruntukkanya.30 Nazhir meliputi

    perorangan,organisasi dan hukum,31 sebagai berikut :

    a. Nazhir perorangan adalah suatu kelompok orang yang terdiri dari

    paling sedikit 3 orang.32 Syarat nashir perorangan yaitu : a)Warga

    negara Indonesia, b)beragama Islam, c)Dewasa, Amanah

    d)Mampu secara rohani dan jasmani, e)Tidak terhalang

    melakukan perbuatan hukum.33 Berdasarkan peraturan

    perwakafan nazhir perorangan yang ditunjuk oleh wakif wajib

    didaftarkan pada menteri dan BWI melalui Kantor Urusan Agama

    setempat. Salah satu nazhir harus bertempat tinggal di kecamatan

    tempat benda wakaf berada.34

    b. Nazhir organisasi adalah organisasi yang bergerak di bidang

    sosial, pendidikan, kemasyarakatan dan/atau keagamaan islam.

    Syarat nashir organisasi :a) pengurus organisasi harus memenuhi

    syarat nazhir perorangan b) salah satu pengurus organisasi harus

    berdomisili di kabupaten/kota letak benda wakaf c) memiliki

    salinan akta notaris tentang pendirian dan anggaran dasar, daftar

    susunan pengurus, anggaran rumah tangga, dan program kerja

    30Undang-undang nomor 41 tahun 2004 pasal 1. 31Undang-undang nomor 41 tahun 2004,pasal 7. 32Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006, pasal 4. 33Undang-undang nomor 41 tahun 2004, pasal 10. 34Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006, pasal 4.

  • 20

    dalam pengembangan wakaf, daftar kekayaan yang terpisah dari

    kekayaan lain, surat bersedia diaudit.35

    c. Nazhir badan hukum adalah badan hukum Indonesia yang

    dibentuk sesuai dengan peraturan perundangan-perundangan yang

    berlaku dan bergerak di bidang sosial, pendidikan,

    kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.36 Syarat yang harus

    dipenuhi sama halnya nazhir organisasi.

    Beberapa ciri nazhir profesional yaitu. Pertama, mempunyai

    keahlian dan keterampilan khusus untuk dapat menjalankan pekerjaan

    dengan baik. Kedua,adanya komitmen moral tinggi. Ketiga, orang yang

    profesional biasanya hidup dari profesi yang digelutinya. Keempat,

    pengabdian kepada masyarakat. Kelima, legalisasi.37

    Menurut Badan Wakaf Indonesia kota Malang Nadzir baik

    perorangan, organisasi atau badan hukum harus terdaftar pada kementerian

    yang menangani wakaf dan badan wakaf Indonesia. Dengan demikian,

    nadzir perorangan, organisasi maupun badan hukum diharuskan warga

    negara Indonesia. Oleh karena itu, warga negara asing, organisasi asing dan

    badan hukum asing tidak bisa menjadi nadzir wakaf di Indonesia.

    Menurut Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal

    Bimbingan Masyarakat Departemen Agama RI di dalam buku yang berjudul

    35Undang-undang nomor 41 tahun 2004, pasal 10, jo Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006 ,pasal 7. 36Undang-undang nomor 41 tahun 2004, pasal 10. 37Direktorat Agama RI Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,Nazhir Profesional dan Amanah, (Jakarta :Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, 2005) 75-78.

  • 21

    “Paradigama Baru Wakaf di Indonesia” membagi syarat-syarat untuk nadzir

    ketiga bagian.

    A. Syarat moral

    1) Paham tentang hukum wakaf dan ZIS, baik dalam tinjauan syari’ah

    maupun perundang-undangan negara RI.

    2) Jujur, amanah dan adil sehingga dapat dipercaya dalam proses

    pengelolaan wakaf.

    3) Tahan godaan, terutama menyangkut perkembangan usaha.

    4) Pilihan, sungguh-sungguh dan suka tantangan.

    5) Punya kecerdasan, baik emosional maupun spiritual.

    B. Syarat Manajemen

    1) Mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang baik dalam leadership.

    2) Visioner

    3) Mempunyai kecerdasan yang baik secara intelektual, sosial dan

    pemberdayaan.

    4) Profesional dalam bidang pengelolaan harta.

    5) Memiliki program kerja yang jelas.

    C. Syarat bisnis

    1) Mempunyai keinginan.

    2) Mempunyai pengalaman.

  • 22

    3) Punya ketajaman melihat peluang usaha sebagaimana layaknya

    entrerpreneur.

    4) Dari persyaratan diatas menunjukan bahwa nadzir menenpati pada

    pos yang sangat sentral dalam pola pengelolaan harta wakaf.

    Ditinjaun dari segi tugas nadzir, dimana nadzir berkewajiban untuk

    menjaga, mengembangkan dan melestarikan manfaat dari harta

    yang diwakafkan bagi orang-orang yang berhak menerimanya.

    Sebagai pelaksan hukum, nadzir memiliki tugas-tugas atau kewajiban dan

    hak. Tugas-tugas nadzir menurut undang-undang adalah:

    1) Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf.

    2) Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,

    fungsi dan peruntukannya.

    3) Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.

    4) Melaporkan pelaksaan tugas kepada badan wakaf Indonesia.

    Sedangkan hak nadzir ada dua, ialah:

    1) Nadzir berhak mendapat imbalan, upah atau bagian maksimal 10% dari

    keuntungan atas pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf.

    2) Nadzir berhak mendapat pembinaan dari menteri yang menangani wakaf

    dan badan wakaf Indonesia untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara

    baik dan benar.38

    38

    Badan Wakaf Indonesia Kota Malang, bwikotamalang.com/syaratnadzhir diakses 7-8-20017.

  • 23

    1.8 Manajemen

    1.8.1 Pengertian Manajemen

    Menurut Pandji Anoraga S.E., M.M pengertian manajemen adalah

    sebagai berikut :

    “Istilah manajemen berhubungan dengan usaha untuk tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia dalam organisasi dengan cara yang sebaik mungkin”39

    Dalam buku lain pengertian manajemen sebagai berikut :

    “Manajemen mengacu pada suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain”40

    Dari beberapa definisi diatas penuis dapat menyimpulkan adanya

    kesamaan bahwa manajemen merupakan proses atau usaha yang

    dilakukan oleh lebih dari 2 orang untuk mencapai tujuan tertentu

    dengan efektif dan efisien.

    Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang

    melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang kearah

    tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud nyata.41

    Manajemen menurut Mary Parker Follet dikutip oleh Ernie

    Tisnawati dan Kurniawan Saefullah sebagai seni dalam

    menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.42

    39Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis,(jakarta: PT Rineka Cipta, 1997) 109. 40Amirullah, Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002) 4. 41

    Terry, George R., Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) 1. 42Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Nazir...,( Jakarta: Departemen Agama RI, 2005) 98.

  • 24

    “Management is the art of getting things done through the

    people”.

    Pada umumnya, dalam pengelolaan unit bisnis terdapat 4 elemen

    perangkat manajemen yaitu :

    a) Manajemen Strategic merupakan suatu perangkat untuk

    merencanakan dan mengeksekusi suatu rencana bisnis baik

    jangka pendek maupun jangka panjang. Manajemen strategic

    mencakup strategi manajemen secara umum yaitu: keuangan,

    SDM, pemasaran, operasional dan sebagainya. Penerapan

    strategic manajemen bertujuan untuk menciptakan ke

    “khas”an yang dimiliki suatu unit usaha dalam menjalankan

    bisnisnya.

    b) Manajemen Kuangan dan portofolio merupakan perangkat

    manajemen yang mengelola masalah keuangan dan

    permodalan unit usaha yang mencakup: penganggaran,

    pelaporan serta rencana keuangan termasuk ekspansi atau

    pengembangan suatu unit usaha.

    c) Manajemen SDM merupakan perangkat manajemen yang

    mengatur masalah human capital atau modal tenaga kerja yang

    dimiliki unit bisnis. Bertujuan untuk mengelola tenaga kerja

    untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mencakup:

    pembinaan dan pengembangan skil tenaga kerja, penilaian

    kerja, sistem reward and punishment, sistem gaji dsb.

  • 25

    d) Manajemen pemasaran merupakan perangkat manajemen yang

    mengatur masalah pemasaran barang atau jasa yang dihasilkan

    oleh unit usaha yang bersangkutan. Penerapan manajemen

    pemasaran bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan

    barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit usaha selain itu

    manajemen pemasaran bertujuan untuk menjaga hubungan

    baik dengan pelanggan dari unit usaha customer care ,

    melakukan riset pasar untuk menggali apa yang dibutuhkan

    pelanggan karena mempertahankan pelanggan lama lebih

    murah daripada mencari pelanggan baru.43

    1.8.2 Manajemen Islami

    Menurut islam manajemen dianggap sebagai ilmu sekaligus

    teknik atau seni kepemimpinan. Kata manajemen dalam bahasa Arab

    berarti idara yaitu berkeliling atau lingkaran yang didalam bisnis berarti

    bahwa manajemen itu berjalan sesuai siklusnya, sehingga dapat di

    artikan bahwa manajemen adalah kemampuan manajer membuat bisnis

    berjalan sesuai rencana. Sedangkan menurut Amin, manajemen secara

    ilahiah adalah melaksanakan keridhaan Tuhan melalui orang. Sehingga

    perbedaan yang sangat mencolok antara manajemen konvensional

    dengan manajemen islami adalah sudut pandang tentang manusia. Jika

    dalam manajemen konvensional manusia dipandang sebagai obyek

    43Direktorat Pemberdayaan Wakaf Kementerian Agama RI ,Manajemen Pengelolaan Percontohan Wakaf Produktif,(Jakarta 2011) 7-9.

  • 26

    ekonomi maka dalam manajemen islami manusia dipandang sebagai

    makhluk ekonomi yang memiliki kebutuhan materi dan imaterial.44

    Dasar manajemen islami adalah karena Allah SWT menyukai

    hal-hal yang telah termanaj dengan baik, Allah Berfirman :

    مَّ ْرُصوصٌ بُنَيانٌ َكأَنـَُّهم َصف�ا َسِبيِلهِ ِيف يـَُقاتُِلونَ الَِّذينَ حيُِبُّ ا�ََّ ِإنَّ

    “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.45

    Bangunan yang kokoh disini berarti bahwa terdapat susunan yang rapi

    dan bersinergi satu sama lain.

    Terdapat 3 konsep manajemen syariah yaitu :46

    a) Perilaku

    Yang pertama adalah perilaku yang terkait dengan nilai-nilai

    keimanan dan ketauhidan. Jika semua perilaku manusia dilandasi

    nilai-nilai ketauhidan dan keimanan maka akan terhindar dari

    perbuatan yang tidak dibenarkan dalam islam karena merasa

    bahwa setiap yang dirinya lakukan akan diawasi oleh Yang Maha

    Tinggi. Setiap kegiatan dalam manajemen islami diharapkan

    mampu menjadi amal shaleh bukan hanya sekedar amal shaleh

    tetapi juga bernilai abadi dan dilandasi keimanan.

    44

    A. Riawan Amin dan Tim PEBS FEUI, Menggagas Manajemen Syariah Teori dan Praktik The Celestial Management, (Jakarta: Salemba Empat 2010) 66-68. 45Al Quran Surat Ash Shaff (61): 4 46

    Hafidhuddin, Didin & Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003) 5-10

  • 27

    b) Struktur Organisasi

    Adanya struktur organisasi dalam islam dijelaskan dalam surat Al

    Anam ayat 165 :

    وَ ي َوُه مْ الَِّذ ُك َل َع فَ َج ِئ َال عَ اْألَْرضِ َخ مْ َوَرَف ُك َض ْوقَ بـَْع بـَْعضٍ فـَ

    اتٍ َرَج مْ َد وَُك ُل بـْ يـَ ا ِيف ِل مْ َم ُك نَّ ◌ۗ آَ� رِيعُ َربَّكَ ِإ ابِ َس َق ِع ْل نَّهُ ا َوِإ

    ورٌ ُف َغ يمٌ َل َرِح

    “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”47 Dalam ayat diatas Allah SWT menjelaskan bahwa peranan

    manusia tidak sama, kepintaran dan jabatan tidak akan sama.

    Sesungguhnya struktur merupakan sunnatullah. Dengan

    organisasi yang rapi akan tercapai hasil yang lebih baik daripada

    yang dilakukan secara individual. Kelembagaan itu akan berjalan

    dengan baik apabila dikelola dengan baik. Organisasi apapun

    senantiasa membutuhkan manajemen yang baik.48

    c) Sistem

    Sistem adalah seluruh aturan kehidupan manusia yang berbentuk

    Al Quran dan As Sunnah Rasulullah. Aturan tersebut berbentuk

    keharusan dan larangan melakukan sesuatu. Aturan tersebut

    47Al Quran Surat Al Anam (6): 165 48

    Hafidhuddin, Didin & Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik,.... , 7-8

  • 28

    dikenal sebagai hukum lima yaitu wajib,sunnah,makruh,mubah,

    dan haram. Dalam ilmu manajemen,pelaksanaan sistem yang

    konsisten akan melahirkan sebuah tatanan yang rapi, yang disebut

    manajemen yang rapi.49

    2.8.3 Manajemen Wakaf

    Wakaf manajemen diperlukan sebagai upaya agar kegiatan

    pengelolaan wakaf dapat berjalan secara efektif dan efisien.

    Manajemen dalam islam menurut Ahmad al-Shabab dalam bukunya

    Mabadi’u al-Idarahmengemukakan bahwa unsur utama dari

    manajemen adalah perencanaan (Al-takhthith), pengorganisasian (al-

    tanzhim), kepemimpinan (Al-qiyadah), dan pengawasan (Al-riqabah).

    Ahmad Ibrahim Abu Sinn juga mengemukakan hal yang sama,

    manajemen memiliki 4 fungsi standar utama yaitu perencanaan (Al-

    takhthith), pengorganisasian (al-tanzhim), kepemimpinan (Al-qiyadah),

    dan pengawasan (Al-riqabah). Jadi, manajemen wakaf merupakan

    proses membuat perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan

    pengawasan berbagai usaha dari nazhir kemudian menggunakan

    sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran.50

    2.8.4 Fungsi Manajemen

    a. Al-Takthith (Perencanaan)

    Perencanaan berisi rumusan tindakan-tindakan yang penting

    untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan maksud

    dan tujuan yang ditetapkan. Ini berarti seorang manajer wakaf

    memikirkan terlebih dahulu sasaran dan tindakan berdasarkan

    49

    Ibid, 8-10. 50Dr.Rozalinda,M.Ag, Manajemen Wakaf Produktif , (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2015 ) 74.

  • 29

    metode, rencana dan logika. Karena, perencanaan akan

    mengarahkan tujuan organisasi wakaf dan menetapkan prosedur

    terbaik untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Perencanaan

    bukanlah peristiwa tunggal degan awal dan akhir yang jelas.

    Perencanaan merupakan proses berkesinambungan yang

    mencerminkan dan menyesuaikan dengna perubahan yang

    terjadi dilingkungan sekitar organisasi.

    b. Al Tanzhim (Pengorganisasian)

    Al Tanzhim atau pengorganisasian di dalam wakaf

    merupakan proses manajer wakaf atau ketua nazhir

    mengalokasikan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana

    yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi

    (struktur organisasi). Struktur organisasi merupakan desain

    organisasi dimana manajer wakaf melakukan alokasi sumber

    daya organisasi terkait dengan pembagian kerja dan sumber

    daya yang dimiliki organisasi serta bagaimana keseluruhan

    kerja tersebut dapat diorganisasikan dan dikomunikasikan. Jika

    dalam fungsi perencanaan, tujuan dan rencana ditetapkan dalam

    pengorganisasian rencana tersebut diturunkan dalam sebuah

    pembagian kerja tertentu dalam sebuah struktur dimana terdapat

    kejelasan bagaimana rencana organisasi akan dilaksanakan,

    dikoordinasikan, dan dikomunikasikan.

    Pengorganisasian dalam manajemen lembaga wakaf

    berfungsi untuk merumuskan dan menetapkan tugas, serta

  • 30

    menetapkan prosedur yang diperlukan. Kemudian menetapkan

    struktur organisasi dengan menunjukkan adanya garis

    kewenangan dan tanggungjawab masing-masing naszhir,

    kegiatan perekrurtan nazhir, penyeleksian, pelatihan,

    pengembangan SDM, dan kegiatan penempatan sumber daya

    manusia pada posisi paling tepat pada lembaga wakaf.

    c. Al Qiyadah (Kepemimpinan)

    Terkait dalam tahap kepemimpinan atau Al Qiyadah yang

    harus dilakukan adalah mengimplementasikan proses

    kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi,

    kepada nazhir yang direkrut agar dapat bekerja secara efektif

    dan efisien dalam memcapai tujuan wakaf. Kemudian

    memberikan tugas secara rutin mengenai pekerjaan dan

    kebijaksanaaan yang ditetapkan.

    d. Al Riqabah (Pengawasan)

    Berkaitan dengan pengawasan terhadap lembaga wakaf demi

    terciptanya pengelolaan wakaf yang efektif dan efisien tentu

    perlu ditopang dengan System Operation Procedure (SOP) yang

    dijadikan acuan dan pedoman bagi organisasi. SOP ini

    diperlukan karena disinilah nazhir dapat mengontrol kinerja

    organisasi dalam mencapai tujuan dan target wakaf serta

    melakukan tindakan evaluasi dan koreksi terhadap kekurangan

    dan penyimpangan yang terjadi.

  • 31

    2.8.4 Aplikasi Manajemen dalam Wakaf Produktif

    Sebelum menjalankan unit usaha hendaknya para nadzir

    menetapkan terlebih dahulu rumusan perencanaan secara menyeluruh

    dalam semua aspek manajemen. Langkah – langkah yang harus

    dilakukan adalah sebagai berikut:

    a) Lakukan analisis internal dan eksternal (SWOT)

    Pertama yang harus dilakukan dalam analisa SWOT adalah

    1) rumuskan kekuatan yang dimiliki oleh unit usaha

    2)rumuskan kelemahan – kelemahan organisasi yang dapat menjadi

    penghambat unit usaha dalam bersaing

    3) rumuskan peluang – peluang pasar yang dapat bermanfaat bagi

    unit usaha

    4) rumuskan ancaman – ancaman dari para pesaing yang dapat

    menjadi penghambat unit usaha.

    b) Rumuskan visi misi unit usaha

    Visi adalah kemampuan untuk melihat realitas yang kita alami

    saat ini untuk menemukan apa yang belum ada serta menjadikan

    organisasi dalam kondisi yang kita inginkan dimasa mendatang.

    Misi adalah tahap aksi dari visi yang sudah ada guna mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan.

    c) Canangkan target jangka pendek dan jangka panjang

    1) harus menetapkan target baik dari sisi profit, pangsa pasar,

    SDM, keadaan keuangan dan sebagainya.

    2) untuk mencapai target harus ditetapkan strategi usaha,

  • 32

    d) Rumuskan strategi usaha

    1) tentukan barang dan jasa yang akan dihasilkan, sebisa

    mungkin harus memilikimkeunikan baik dari bentuknya

    maupun pelayanannya yang berbeda dari yang pesaing

    tawarkan.

    2) rumuskan konsep pemasaran dari barang dan jasa.

    3) rumuskan rencana organisasi dan SDM

    4) rumuskan rencana keuangan dan investasi unit usaha.51

    2.9 Bagi Hasil

    2.9.1 Pengertian

    Perbedaan besar antara ekonomi syariah dan konvensional adalah

    ditiadakannya bunga dan diganti dengan bagi hasil. Bagi hasil menurut kamus

    ekonomi adalah pembagian laba. Laba tersebut dapat berupa bonus uang tunai

    tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh di tahun-tahun sebelumnya

    atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.52

    2.9.2 Bentuk-bentuk Akad Bagi Hasil

    a. Musyarakah

    Musyarakah adalah akad kerjasamaantara dua pihak atau lebih

    untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan

    kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan

    ditanggung bersama.53Jenis-jenis musyarakah sebagai berikut:54

    51Direktorat Pemberdayaan Wakaf Kementerian Agama RI ,Manajemen Pengelolaan Percontohan Wakaf Produktif,(Jakarta 2011) 16-17. 52Drs Muhamad,”Manajemen bank Syariah”, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,2002) 101. 53Muhammad Syafi’i Antonio, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”, (Jakarta : Gema Insani, 2001) 90. 54Ibid 92.

  • 33

    1) Musyarakah Pemilikan yaitu tercipta karena warisan, wasiat atau

    kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua

    orang atau lebih.

    2) Musyarakah Akad tercipta dengan cara kesepakatan dua orang atau

    lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal dan

    setuju pula untuk berbagi keuntungan dan kerugian. Musyarakah

    jenis ini terbagi lagi dalam beberapa jenis yaitu : syirkah al inan

    (porsi kerja maupun keuntungan boleh tidak sama asal disepakati),

    syirkah mufawadhah ( kesamaan dana kerja,tanggung jawab dan

    beban), syirkah a’maal/ abdan ( kerjasama dua orang atau lebih

    seprofesi), Syirkah Mudharabah.

    b. Mudharabah

    Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak dimana

    salah satu pihak merupakan penyedia dana 100% (Shahibul Maal) dan

    pihak selanjutnya menjadi pengelola (mudharib). Bagi hasil dalam akad

    ini dibagi menurut kesepakatan dan kerugian akan ditanggung oleh

    pemilik modal selama bukan karena kelalaian pengelola.55 Jenis-jenis

    Mudharabah ada dua yaitu mudharabah mutlaqah yaitu bentuk

    kerjasama yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi, yang kedua

    mudharabah muqayyadah yaitu bentuk kerjasama dimana si pengelola

    dibatasi bentuk usahanya.56

    c. Muzarah

    55Ibid 95. 56Muhammad Syafi’i Antonio, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani, 2001) 97.

  • 34

    Al Muzaraah adalah kerjasama pengolahan pertanian antara

    pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan

    pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan

    imbalan bagian tertentu dari hasil panen.57

    d. Musaqah

    Al Musaqah adalah btnuk sederhana dari muzaraah dimana si

    penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan

    dan nantinya akan penggarap akan mendapatkan bagian nisbah.58

    2.10 Pendistribusian Bagi Hasil Wakaf Produktif

    Melaksanakan tugas distribusi hasil wakaf dengan baik kepada

    tujuanwakaf yang telah ditentukan, baik berdasarkan pernyataan wakif

    dalamakta wakaf maupun berdasarkan pendapat fikih dalam kondisi

    wakafhilang aktanya dan tidak diketahui tujuannya, dan

    mengurangikemungkinan adanya penyimpangan dalam menyalurkan hasil-

    hasiltersebut. Karena itu, perlu diketahui kondisi orang-orang yang berhak

    atasmanfaat wakaf secara detail, baik itu perorangan ataupun umum

    yangberkenaan dengan kepentingan umat secara keseluruhan.

    Sebagaimanajuga dituntut untuk mengikuti perubahan sosial dan ekonomi

    yang terusberlangsung, dan mempunyai kemampuan administratif untuk

    mengambilkeputusan yang layak, guna mengatasi setiap perubahan situasi

    dankondisi.59

    Dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 pasal 22 dinyatakan

    57Ibid 99. 58Ibid 100. 59

    Mundzir Qahaf , Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta : PT Khalifa) 322.

  • 35

    bahwa: Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf , harta bendawakaf

    hanya dapat diperuntukan bagi:

    a) Sarana dan kegiatan ibadah

    b) Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan

    c) Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa

    d) Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat, dan/atau.60

    Ayat 2 Pasal 17 Peraturan BWI No. 1/2009 menyatakan bahwa:

    “Program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat untuk kemaslahatan

    umat, disalurkan dengan pola penyaluran secara langsung dan

    polapenyaluran tidak langsung yaitu:61

    a) Penyaluran pola langsung adalah program pembinaan

    danpemberdayaan masyarakat yang secara langsung dikelola oleh nazir.

    b) Penyaluran pola tidak langsung adalah program pembinaan

    danpemberdayaan masyarakat melalui kemitraan dengan

    lembagapemberdayaan lain yang memenuhi kriteria kelayakan

    kelembagaan danprofesional.

    Ayat 3 Pasal yang sama menjelaskan pola penyaluran tidak langsungsebagai

    berikut: Jenis lembaga yang menjalankan program pembinaan dan

    pemberdayaan masyarakat melalui pola tidak langsung adalah:

    a) Badan Amil Zakat Nasional

    b) Lembaga kemanusiaan nasional

    c)Lembaga pemberdayaan masyarakat nasional

    d) Yayasan atau oraganisasi kemasyarakatan 60Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Peraturan Perundangan Perwakafan, (Jakarta: Departemen Agama, 2006) 12-13. 61

    Muhyar Fanani, Berwakaf Tak Harus Kaya, (Semarang:Walisongo Press,2010) 178.

  • 36

    e) Perwakilan BWI dan/atau nazir yang telah disahkan oleh BWI

    f) LKS khususnya LKS-PWU, melalui program CSR (Corporate

    SocialResponsibility)

    g) Lembaga lain baik nasional maupun internasional yang

    melaksanakanprogram pembinaan dan pemberdayaan masyarakat

    sesuai dengansyariah.

    Ketentuan teknis penyaluran manfaat wakaf uang dapat dijumpaidalam

    Pasal 16 peraturan BWI No. 1/2009. Ayat 2 dari pasal inimenyatakan

    bahwa: “Pendayagunaan manfaat dana wakaf dapat disalurkandalam bentuk

    dana bergulir maupun non bergulir. Lebih lanjut ayat 4 pasaldan peraturan

    yang sama menyatakan: “Pendayagunaan dana wakaf dapatdisalurkan

    melalui lembaga-lembaga sosial yang memenuhi persyaratan:

    a) Diakui pemerintah.

    b) Lembaga telah beroperasi paling kurang 2 (dua) tahun.

    c) Bergerak di dalam kegiatan sosial, pendidikan, dakwah, kesehatan

    danekonomi yang dibuktikan dengan adanya aktivitas kegiatan yang

    nyatadi masyarakat.

    e) Memiliki pengurus yang berkarakter baik.

    f) Memiliki laporan audit dalam 2 (dua) tahun terakhir.

    Kemudian ayat 5 berbunyi: “Pendayagunaan manfaat dana wakaf disalurkan

    melalui proyek-proyek sosial dan umum yang disiapkan olehnazir dengan

    kriteria:

    a) Program yang sesuai dengan syariah Islam.

  • 37

    b) Disetujui oleh Komite Pendayagunaan dan Divisi Pengelolaan

    danPemberdayaan Wakaf62

    Metode penyaluran tidak boleh seperti badan amal selama ini. Badan

    amal masih memiliki beberapa kelemahan. Diantaranya:

    a) Badan amal tersebut biasanya didirikan secara sporadis dan kurang

    terkoordinasi meskipun sekarang sudah ada badan akreditasi nasional

    untuk lembaga penghimpunan dana sosial.

    b) Kurang sistematis dan kurang koordiatif dalam pendistribusian bantuan,

    antara badan amal satu dengan yang lain. Akibatnya, timbulketidakmerataan

    bantuan.

    c) Bersifat ad hoc (sementara) dan tidak berkelanjutan.

    d) Tidak bisa menyelesaikan persoalan secara tuntas.

    e) Kebanyakan berupa bantuan dalam jangka pendek saja, tetapi kurang

    terprogram untuk jangka panjang (long term).

    2.11Makna Produktif

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia makna produktifitas

    adalahbersifat atau mampu menghasilkan dalam jumlah besar ,

    mendatangkan, menghasilkan manfaat, menguntungkan, mampu

    menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur-

    unsur baru.63

    62Ibid , 179. 63

    KBBI.web.id/Produktifitas diakses 7-8-2017.

  • 38

    Pengertian lain dari produktifitas menurut Bambang Tri Cahyono

    yaitu sikap yang berkonsep bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin

    dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.64

    Dalam islam seluruh umat muslim dianjurkan untuk berifat produktif

    Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat At Taubah :

    لِ وا َوُق ُل َم َرى اْع يـَ َس ُكمْ ا�َُّ َف َل َم هُ َع ونَ َوَرُسوُل ُن ْؤِم ُم ◌ۖ َواْل

    َردُّونَ تـُ َىلٰ َوَس املِِ ِإ ْيبِ َع َغ ةِ اْل اَد َه مْ َوالشَّ ُك بُِّئ نـَ يـُ مْ ِمبَا فـَ ُت ْـ ن ونَ ُك ُل َم ْع تـَ

    “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya

    serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu

    akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib

    dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah

    kamu kerjakan.”

    Keharusan seorang muslim bersifat produktif dalam islam

    diibaratkan dengan filosofi air. Dalam fiqh ibadah air yang digunakan

    untuk beruwudhu harusnya air yang suci dan mensucikan. Air yang

    dimaksud disini adalah air yang mengalir,artinya air tersebut bergerak dan

    bukannya air yang tenang atau diam sehingga begitupun dengan manusia

    laksana air mereka harus bersifat produktif dengan bergerak dan

    melakukan amal shaleh.65

    64Bambang Tri Cahyono, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: IPWI, 1996) 283. 65Muslikhati, Makna Kerja Bagi Individu Muslim Pada Komunitas Pemulung dan Pemgemis di Jalan Muharto Kota Malang, Thesis : Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, 2012. 16.