bab ii teori mengenai tawakal dan kecerdasan …
TRANSCRIPT
16
BAB II
TEORI MENGENAI TAWAKAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL
A. Teori Tawakal
1. Pengertin tawakal
Secara etimologi, kata tawakal berasal dari kata “al-wakaalah” yang
memiliki arti menyerahkan atau menyandarkan suatu urusan kepada orang
lain. Tawakal adalah bentuk menyandarkan hati kepada yang mewakili.1
Dalam KBBI arti tawakal yaitu berserah (Kepada kehendak Allah SWT)
dengan sepenuh hati percaya kepada Allah SWT. dalam segala penderitaan,
ujian, setelah berikhtiar barulah berserah kepada Allah SWT. dan pengalaman
pahit di hadapi dengan penuh kesabaran.2
Sedangkan menurut terminologi, terdapat berbagai macam rumusan
tentang tawakal, hal ini sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Hasyim
Muhammad di dalam bukunya yang bertemakan “Dialog Tasawuf dan
Psikologi” ada sekian banyak pendapat mengenai tawakal. Diantaranya yaitu
pandangan yang menyatakan bahwasannya tawakal adalah memotong
hubungan hati dengan selain Allah. Hasyim Muhammad menambahkan
bahwasannya, seorang yang tawakal akan senantiasa konsisten atau tetap pada
1 Saad Riyadh, Jiwa Dalam Bimbingan rasulullah,(Jakarta : Gema Insani Press,2007),.121. 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka,
1990),.908.
17
kecenderungan dasarnya yaitu kebenaran. Semua sesuatu yang menimpa
dirinya akan diterima secara lapang dada, apa adanya, wajar, senang hati dan
tidak mengeluh. Kebaikan serta keburukan yang ia alami akan diterimanya
sebagai wujud kecintaan Tuhan terhadap hamba-Nya. Semua dihadapi dengan
rasa syukur dan perasaan bahagia yang tak terhingga.3 Di lain sisi sikap
tawakal juga memiliki arti, perasaan nyaman, dan penuh kebahagiaan yang
senantiasa segar dan berkelanjutan, jauh dari rasa bosan dan jenuh terhadap
situasi yang sedang ia alami ataupun sesuatu yang ia miliki. Mempunyai daya
tahan yang luar biasa terhadap pengaruh dari lingkungan dan budaya yang ada
disekelilingnya. Menjadikan pribadi yang otonom dan mandiri, serta memiliki
gagasan-gagasan yang bebas tanpa terpengaruh oleh kepentingan-kepentingan
atau tendensi-tendensi yang berasal dari luar dirinya. 4
Berbagai definisi lain mengenai makna tawakal juga dikemukakan
dibawah ini :
a. Menurut Amin Syukur dalam karyanya yang berjudul “Tasawuf
Konstektual Solusi Problem Manusia Modern” dijelaskan
bahwasannya, tawakal adalah menggantungkan diri secara rohani
kepada Allah, merasa tenang dengan apa yang ia miliki, bersyukur
3 Hasyim Muhammad, Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi ( Telaah Atas Pemikiran Psikologi
Humanistik Abraham Maslow),( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002),.45-46. 4 Muhammad, Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi,.46.
18
ketika diberi dan sabar ketika terhalangi. Namun secara dohir tetap
berusaha.5
b. Ibnu Qayyim al-Jauziyah, dalam kitabnya Madarij as-Salikin berkata
bahwasannya tawakal itu merupakan amalan dan penghambaan hati
dengan menyandarkan segala sesuatu itu hanya kepada Allah semata,
percaya terhadap-Nya, berlindung kepada-Nya dan ridha atas semua
yang menimpa dirinya, berdasarkan keyakinan bahwa Allah akan
memberikan semua kecukupan bagi dirinya, dengan selalu melaksana-
kan sebab-sebab serta berusaha keras untuk mencapai sesuatu.
Tawakal merupakan separuh dari agama dan separuh lagi adalah
inabah. Agama itu terdiri dari permohonan pertolongan dan ibadah,
tawakal merupakan permohonan pertolongan sedang inabah adalah
ibadah.6
c. Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, tawakal dari makna dasarnya yaitu
menyerahkan dengan seutuhnya. Sehingga seorang yang telah
berserah seutuhnya kepada Allah, tidak ada keraguan sedikitpun
tentang apapun yang menjadikan keputusan Allah. 7
5 Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual-Solusi Problem Manusia Modern ( Yogyakarta :Pustaka
Pelajar,2003),.23. 6 Abdul Aziz Ajhari,Aliyah Siti Nurlathifah,dkk, jalan Menggapai Ridho Ilahi ( Bahasa dan Sastra
Arab, UIN Sunan Gunung Djati),.79. 7 Muhammad, Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi,.45.
19
d. Menurut Amr Khaled, merupakan seorang motivator dunia dalam
bukunya yang berjudulkan “Buku Pintar Akhlak” beliau mengatakan
bahwasannya, tawakal ialah bentuk kepasrahan hati kepada Allah
dengan tetap menjalankan berbagai usaha. Doa adalah bagian dari
usaha tersebut.8 Tawakal adalah berusaha di dunia dengan
mengerahkan seluruh kekuatan badan, namun hati tetap yakin bahwa
tidak ada yang berkuasa memberikan manfaat dan mudharat keculi
Allah.9
e. Menurut Hamka, tawakal yaitu memasrahkan keputusan dan segala
perkara, ikhtiar serta usaha hanya kepada Allah.10
Dari beberapa arti yang telah dikemukakan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwasannya tawakal itu sendiri adalah suatu bentuk
penyerahan segala macam perkara, ikhtiar,yang dilakukan seorang hamba
kepada Allah SWT. serta berserah diri hanya kepada-Nya.
2. Dasar tawakal dalam al-qur’an
Tawakal sangat disarankan oleh agama Islam, adapun beberapa dalil yang
mensyariatkan kita agar bersikap tawakal diantaranya sebagai berikut: Q.S Al
Maidah ayat 23 :
8 Amr Khaled, Buku Pintar Akhlak : Memandu Anda Berkepribadian Muslim Dengan Lebih Asyik, Lebih
Autentik,( Jakarta : Zaman,2010),.327. 9 Ibid,.331. 10 Hamka, Tasawuf Modern, ( Jakarta : Pustaka Panjimas,1990),.232-233.
20
تم مؤمنين لوا إن كن وعلى الله ف ت وك
Artinya : “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu
benar-benar orang yang beriman”.11
Q.S Al Anfal ayat 2 :
يماناا إ إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت ق لوب هم وإذا تليت عليهم آياته زادت هم
لون وعلى ربه م ي ت وك
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-
ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan
mereka bertawakal”.12
Q.S Ali Imron ayat 160 :
إن ي نصركم الله فلا غالب لكم وإن يخذلكم فمن ذا الذي ي نصركم من ب عده
ل المؤمنون وعلى الله ف لي ت وك
11 QS. Al Maidah (5) : 23 12 QS. Al Anfal (8) : 2
21
Artinya : “Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkan
kamu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka
siapa yang dapat menolongmu setelah itu ? Karena itu, hendaklah kepada Allah
saja orang-orang beriman bertawakal”.13
3. Bentuk-bentuk tawakal
Setengah dari agama yaitu tawakal, setengahnya lagi merupakan
kepasrahan. Tawakal yaitu permintaan tolong, sedangkan kepasrahan meru-
pakan ibadah. Tawakal diumpamakan sebagai rumah dengan desain yang sangat
luas dan dipenuhi oleh bermacam-macam makhluk. Cakupan “rumah” tawakal
yang sangat luas ini membuatnya dapat menampung orang beriman, orang
ingkar, orang baik, orang jahat, binatang buas, dan lain sebagainya. Inti dari
semuanya yaitu, seluruh makhluk baik dilangit dan di bumi pasti bertawakal,
dengan objek yang berbeda-beda.
Ada empat kategori yang termasuk golongan orang yang bertawakal
diantaranya yaitu :
a) Orang yang bertawakal dalam mewujudkan perbuatan dosa dan
tindak kejahatan.
b) Orang yang bertawakal supaya mendapatkan kebutuhannya, seperti
rezeki, jodoh, kesehatan, pertolongan menghadapi musuh, anak dan
sebagainya.
13 QS. Ali Imron (3) : 160
22
c) Orang yang bertawakal supaya dapat beristikamah, terpelihara
hubungan baiknya dengan Allah dan tidak mengantungkan urusan
kepada manusia.
d) Orang yang bertawakal dalam mengukuhkan keimanan, menegakkan
agama Allah, meninggikan kalimat-Nya, memerangi musuh-musuh
Nya, mencintai-Nya, serta melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangannya. Mereka adalah para Wali Allah dan orang-orang pilihan.14
Golongan yang pertama ini merupakan golongan yang tidak akan mampu
mewujudkan aksi kebejatannya mereka tanpa seizin dari Allah SWT. dan
tawakal mereka kepada-Nya. Bahkan, tak jarang juga tawakal orang-orang
tersebut lebih kuat dari pada dengan tawakal orang-orang taat. Mereka tanpa
sadar menjerumuskan dirinya dalam kehancuran sambil selalu berharap agar
Allah SWT. menyelamatkan dan menyukseskan aksi mereka dalam tercapainya
keinginan mereka.15
Tawakal yang paling utama yaitu tawakal dalam melakukan kewajiban,
yaitu kewajiban terhadap Allah SWT. kepada makhluk dan kepada dirinya
sendiri. Tawakal dalam memurnikan agama, melindungi keyakinan dari semua
bentuk perusak, dan memerangi para pembuat kerusakan di muka bumi
merupakan bentuk tawakal para nabi. Beda halnya dengan bentuk tawakal yang
14 Ibnu Qayyim al-Jauziyah, dkk, Terapi Tawakal,.21. 15 Ibid,. 21-22.
23
dilakukan manusia. Ada yang bertawakal dengan tujuan memperoleh
kekuasaan, dan ada pula yang bertawakal dengan harapan memperoleh
kekuasaan.
Jika kita bertawakal kepada Allah dengan sungguh-sungguh maka kita
akan mendapatkan apa yang kita upayakan. Jika upaya kita disukai dan di ridhai
oleh-Nya maka kita akan mendapatkan hasil yang terpuji. Begitu juga dengan
sebaliknya. Dan apabila upaya tersebut bersifat mubah, maka kita akan
mendapatkan nilai kebaikan dari tawakal. Sementara hasil dari tawakal itu
sendiri kita sendiri tidak akan bernilai jika ia tidak menambah ketaatan kita
terhadap Allah SWT.16
4. Tingkatan tawakal
Secara sederhananya, tawakal terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu :
(1) Tawakal dengan meminta dan berusaha menyibukkan diri, yang
berawal dari rasa takut yang positif, sembari tanpa rasa pamrih untuk
menebar manfaat kepada orang lain. Orang yang berada pada derajat ini
bertawakal kepada Allah tanpa meninggalkan usaha, bahkan ada yang
giat bekerja karena menyibukkan diri. Karena ia khawatir jika tidak
menyibukkan diri dengan melakukan kebaikan maka ia akan terjebak
dalam kegiatan yang buruk.
16 Al-Jauziyah, dkk, Terapi Mensucikan Jiwa.,23.
24
(2) Bertawakal tanpa meminta, tidak bergantung pada pekerjaan, berusaha
memperbaiki tawakal, meredam rasa bangga, serta berkonsentrasi
melakukan kewajiban. Maksud dari kata “tanpa meminta” yaitu tidak
meminta kepada selain Allah SWT. karena meminta kepada manusia
bisa menjadi makruh, namun bisa menjadi mubah ketika dalam keadaan
terpaksa, sama halnya dengan diperbolehkannya makan bangkai bagi
orang yang sangat kelaparan.
(3) Tawakal sambil memahami penyebab yang bisa menodainya. Caranya
yaitu dengan menyadari bahwasannya kekuasaan Allah SWT. terhadap
segala sesuatunya bersifat mutlak dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Inilah
yang disebut dengan penghambaan yang sejati dan hakiki, menyadari
bahwa Allah SWT. lah yang merupakan satu-satunya Dzat yang
menguasai segala sesuatu.17
5. Cara Meraih Tawakal
Ada delapan cara untuk meraih tawakal, adapun kedelapan ciri tersebut
adalah sebagai berikut:
(a) Mengetahui Allah SWT. beserta sifat-sifat-Nya. Sebagaimana yang
tertuang dalam Asmaul Husna yang 99. Pengetahuan inilah yang
merupakan pijakan pertama yang harus dipijaki dalam mendaki tangga
tawakal.
17 Al-Jauziyah, dkk, Terapi Mensucikan Jiwa.,23-28.
25
(b) Meyakini adanya hukum sebab dan akibat. Jika seorang masih belum
mengimani adanya hukum sebab akibat, maka tawakalnya belum
sempurna. Karena tawakal merupakan sebab terkuat yang dapat
membuat kita meraih apa yang kita inginkan. Sama halnya dengan doa,
yaitu sebab untuk mendapatkan segala yang kita harapkan.
(c) Mengukuhkan hati pada tauhid, artinya semakin murni tauhid seseorang
maka semakin benar tawakalnya. Tawakal akan sempurna jika tauhid
tertanam kuat dalam hati. Bahkan hakikat dari tawakal itu sendiri
merupakan bentuk pengesaan kepada Allah SWT. jika seseorang masih
bergantung dan berpaling kepada selain Allah SWT. maka ada ruang
dalam hatinya yang tidak terisi oleh Allah SWT. itu artinya tawakal
seorang tersebut masih sangat lemah.18
(d) Menyandarkan hati hanya kepada Allah SWT. serta merasa nyaman
dan aman bergantung kepada-Nya. Hilangkanlah ketergantungan
kepada “sebab”, kemudian tentramkan hati dengan bersandar kepada-
Nya. Dengan begitu kita tidak akan cemas dengan apa yang ada atau
yang tidak adanya “sebab”. Tidak akan ada kecemasan ketika
kehilangan sesuatu yang kita cintai, ataupun membenci sesuatu yang
tidak kita sukai.
18 Al-Jauziyah, dkk, Terapi Mensucikan Jiwa.,32.
26
(e) Khusnudzon atau berbaik sangka kepada Allah SWT. semakin kita
berbaik sangka kepada-Nya, semakin sempurnalah tawakal kita. Tidak
ada tawakal jika kita masih mempunyai sikap buruk sangka kepada-
Nya. Begitu juga tak akan ada tawakal bila kita tidak pernah berharap
dari-Nya.
(f) Menyerahkan hati hanya kepada Allah SWT. sepenuhnya dan tidak
membangkang kepada-Nya.
(g) Pasrah merupakan ruh dan hakikat tawakal. Menyerahkan segala urusan
kepada Allah SWT. seraya tetap memohon dan berusaha tanpa ada rasa
dipaksa ataupun terpaksa.
(h) Yang terakhir ridha yaitu merupakan buah dari tawakal. Sejatinya
seorang yang telah sampai pada tangga ini mengartikan bahwasannya
tawakal merupakan buah dengan manfaat yang sangat besar. Itu artinya
jika seorang telah bertawakal dengan benar maka ia pasti rela terhadap
semua kehendak-Nya.19
6. Keutamaan Tawakal
Adapun diantara hikmah atau keutamaan dari tawakal yaitu :
a . Ketenangan batin
Sikap tawakal begitu bermanfaat guna mendapatkan ketenangan batin,
karena apabila seseorang telah mengusahakan dengan sungguh-sungguh
19Al-Jauziyah, dkk, Terapi Mensucikan Jiwa.,35.
27
atas segala keinginannya, mengerahkan seluruh tenaga dan dana, membuat
planning dengan sangat cermat serta detail, melaksanakan dengan penuh
tanggung jawab dan disiplin yang tinggi, serta melakukan pengawasan
secara ketat, sekalipun belum berhasil ia akan tetap optimis. Dia menerima
semua sesuatu baik yang berupa musibah ataupun ujian datangnya dari
Allah SWT. yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Adapun apabila
menemukan keberhasilan dan keberuntungan ia tak akan lupa untuk selalu
bersyukur kepada Allah SWT. tidak sombong serta membanggakan
dirinya, karena ia yakin bahwa semua usahanya tidak akan berhasil kecuali
atas kehendak-Nya. Sangat berbeda dengan orang yang tidak memiliki
konsep tawakal pada dirinya. Kegagalan dalam hidupnya bisa
mengakibatkan stress dan putus asa, sedangkan keberhasilan juga akan
membuatnya sombong serta lupa daratan.20
Menurut Hasyim Muhammad dalam bukunya dengan judul
“Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi” mengatakan, bahwa seseorang
yang ada pada maqam tawakal akan merasakan ketenangan serta
ketentraman, selalu merasa yakin dan optimis dalam beribadah maupun
bertindak. Di samping itu pula ia akan mendapatkan kekuatan spiritual,
dan keperkasaan yang luar biasa, yang mampu mengalahkan segala
kekuatan yang bersifat material. Inilah yang dirasakan oleh orang yang
20 Ilyas, Kuliah Akhlak, ( Surakarta : LPII,2000),. 43.
28
menerapkan sikap tawakal dalam dirinya yaitu penuh kerelaan atas segala
sesuatu yang ia terima, dan selanjutnya akan senantiasa mempunyai
keinginan atau segala sesuatu yang dikehendaki serta cita-citanya.21
b. Sebagai hamba yang istimewa yang tercukupi hidupnya oleh Allah
Allah akan menjanjikan utamanya pada orang yang bertawakal
sebagai kekasih-Nya. Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang
yang bertawakal serta memberinya kecukupan. Bertawakal (mutawakil)
merupakan sosok hamba Allah SWT. yang penyayang, hamba yang
diistimewakan serta dijamin segala kebutuhannya.22 Allah SWT berfirman:
ل على ٱلله ف هو حسبه ومن ي ت وكArtinya : “ Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan
mecukupkan (keperluan) nya”.23
c. Memberikan kepercayaan diri
Sikap tawakal memberikan kepercayaan diri pada diri seseorang
dalam menghadapi masa yang akan datang tanpa rasa takut dan rasa
cemas. Karena yang terpenting adalah berusaha sekuat tenaga, dan segala
hasilnya Allah SWT. yang menentukan.24
21 10 ulama Klasik, Terapi tawakal, (Ahsan Books,2011) 45-46 22 Ilyas ,Kuliah Akhlak,. 43-44. 23 Q.S Al Thalaq (65) : 3 24 Ilyas , Kuliah Akhlak., 49-50
29
d. Mentalnya senantiasa sehat
Karena dalam fikirannya tidak terbebani oleh kekhawatiran buruk
mengenai apa yang akan terjadi dikemudian hari.25
e. Setan tidak mampu menguasainya
Orang yang menerapkan tawakal dalam dirinya tidak akan mampu di
goda oleh setan karena apa, bagaimana mungkin setan bisa menggoda orang-
orang yang memiliki kedekatan dengan Allah SWT. sebagaimana disebutkan
dalam firman Allah SWT :
لون إنه ليس له سلطان على الذين آمنوا وعلى ربهم ي ت وك
Artinya : “Sesungguhnya setan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang
yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya”.26
B. Kecerdasan Spiritual
1. Pengertian kecerdasan spiritual
Kecerdasan berawal dari kata cerdas, menurut KBBI yang memiliki
arti sempurnanya akal budinya dalam berfikir,memahami, serta tajam fikiran.
Sedangkan Spiritual adalah suatu yang berhubungan dengan kejiwaan, rohani
25 Imam Kanafi, Ilmu Tasawuf : Penguatan Mental Spiritual dan Akhlaq, (Pekalongan : PT. Nasya
Expending Management,2019),.62. 26 QS. An-Nahl : 99
30
dan batin. Kecerdasan merupakan anugerah terbesar yang berasal dari Tuhan
kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia
dibandingkan dengan makhluk ciptaan yang lainnya. Dengan kecerdasan
manusia dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Kecerdasan menurut tokoh Anita E.Woolfolk (1975), kecerdasan menurutnya
terdapat tiga pengertian yaitu, kemampuan dalam belajar, keseluruhan
pengetahuan yang pernah ia peroleh, dan kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan baru.27
Sedangkan SQ memungkinkan manusia untuk dapat berpikir secara
kreatif, dan dapat mengubah aturan serta situasi. SQ secara harfiah beroperasi
dari pusat otak, yaitu dari fungsi-fungsi penyatu otak. SQ menggabungkan
semua kecerdasan yang kita miliki. Dengan SQ menjadikan kita makhluk
yang benar-benar utuh baik secara intelektual, emosional maupun spiritual. 28
a. Kecerdasan Spiritual Menurut Para Tokoh
Bersumber dari beberapa literatur yang telah ditemukan oleh penulis
dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan spiritual yaitu suatu yang
tidak nampak, tidak nyata, immaterial. Adapun beberapa pendapat tokoh
mengenai kecerdaan spiritual yaitu sebagaimana berikut :
27 Dwi Sunar P, Edisi Lengkap Tes IQ,EQ,Dan SQ, ( Jogyakarta : Flashbooks,2010),20. 28Rahmani Astuti, SQ: Kecerdasan Spiritual diterjemahkan dari SQ; Spiritual Intelligence – The
Ultimate Intelligence karya Danah Zohar dan Ian Marshall,( Bandung : Mizan Media
Utama,2001),3-4.
31
1) Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, pengertian dari kecerdasan
spiritual yaitu suatu kecerdasan yang berguna untuk menghadapi
dan memecahkan persoalan akan makna dan nilai, yaitu suatu
bentuk kecerdasan untuk memperoleh perilaku dan hidup dalam
makna yang luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwasannya
tindakan ataupun jalan hidup seseorang lebih bermakna dari pada
lainnya.29 Kecerdasan spiritual merupakan suatu cara bagi kita
untuk menggunakan nilai, makna, serta tujuan yang terdalam dan
motivasi paling tinggi di kehidupan dalam proses berfikir, dalam
keputusan-keputusan yang kita ambil dan segala bentuk sesuatu
yang kita rasa patut untuk dilakukan. Kecerdasan spiritual yaitu
suatu bentuk kecerdasan yang kita gunakan dalam hal kebaikan,
keindahan, kebenaran serta kasih sayang dalam hidup. Ia
merupakan kecerdasan jiwa, apabila kita memaknai jiwa sebagai
kapasitas dalam diri seseorang yang menyalurkan berbagai sesuatu
dari dimensi-dimensi imajinasi serta kejiwaan yang lebih dalam
serta lebih kaya dalam kehidupan kita sehari-hari, intuisi, keluarga,
serta organisasi.30
29 Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ:Kecerdasan Spiritual, Op cit,.4. 30 Idem, Spiritual Capital,(Bandung : PT Mizan Pustaka,2005),.140.
32
2) Taufik Pasiak, mengartikan kecerdasan spiritual adalah sebuah
kecerdasan yang berkaitan dengan hal-hal transenden, hal-hal yang
“mengatasi“ waktu. Ia melampaui kekinian dan pengalaman
manusia.31
3) Tony Buzan pakar mengenai otak dari Amerika mengemukakan
bahwa kecerdasan spiritual adalah suatu perbuatan yang senang
dengan kebaikan, suka membantu dengan makhluk lain, bisa
menemukan tujuan akan hidupnya, mengemban sebuah misi yang
mulia, dan merasa terkonektivitas dengan dengan sumber kekuatan
di dalam alam raya yakni Tuhan, serta memiliki sense of humor
yang baik.32
Pada permulaan abad ke-20, sempat terjadi isu besar mengenai SQ.
Kecerdasan intelektual hanya bisa digunakan dalam menyelesaikan
masalah seputar logika saja. Para ahli merancang berbagai tes untuk
mengukurnya. Dan dari tes-tes inilah yang menjadikan alat pemilih lavel
kecerdasan. Teori ini mengatakan bahwa semakin tinggi IQ seseorang
maka semakin tinggi pula tingkat kecerdasan yang ia miliki.
Selanjutnya pada masa 1990-an seorang tokoh bernama Daniel
Golman mempopulerkan mengenai penelitiannya dari berbagai neurolog
31 Taufik Pasiak, Revolusi IQ/ EQ/ SQ Antara Neurosains dan Al-Qur’an,(Bandung Mizan: Pustaka,
2003), Cet. Ke 3,.37. 32 Imas Kurniasih, Mendidik SQ Anak, (Yogyakarta : Pustaka Mawar,2010).,40.
33
dan psikologi yang membuktikan bahwasannya kecerdasan emosional di
singkat dengan EQ sama-sama penting dengan kecerdasan spiritual. EQ
memberikan kita akan rasa empati, rasa cinta, motivasi, dan kemampuan
menanggapi situasi secara tepat. Namun pada akhir abad ke-20,
serangkaian data ilmiah yang selama ini belum banyak di ungkap
menunjukkan adanya “Q” jenis ketiga atau yang sekarang dikenal dengan
sebutan SQ.33
2. Manusia dengan kecerdasan spiritual
Manusia memiliki kecerdasan sejak ia dilahirkan. Manusia mampu
mengenal dirinya, menyadari siapa dirinya, dari mana dia berasal, dimana ia
tinggal serta kemana ia pergi. Bahkan anak kecil juga telah memiliki kecerdasan
spiritual hal itu nampak dari keluguan, kejernihan, serta kesucian seorang anak
saat berfikir, berkata serta bertindak. Pengabaian atas kecerdasan spiritual serta
melakukan tindak penekanan pada jenis kecerdasan lainnya berakibat pada
kegagalan dalam hidup dikemudian hari.
Seseorang menjadi sukses memiliki banyak harta, banyak pengetahuan,
serta banyak kerabat. Namun itu semua bukan menjadi jaminan bahwa seseorang
dikatakan telah mencapai suatu kepuasan serta damai lahir batin. Tidak menutup
kemungkinan bahwa ia menemukan kegersangan dan kegelisahan dalam
33 Zohar,Marshall, SQ:Kecerdasan Spiritual,.3.
34
kehidupan sehari-hari karena terlalu banyak yang ia kerjakan selama ini dan tidak
sesuai dengan hati nuraninya.
Agama banyak memberikan perhatiannya mengenai bagaimana upaya
meningkatkan dan mendayagunakan IQ serta EQ melalui pelajaran agama,
manusia mendapat pengetahuan dan pemahaman atas keberadaan diri serta
tujuannya. Sesungguhnya agama tidak hanya menghendaki mengenai batas
pengetahuan dan pemahaman saja, melainkan kecerdasan dan aktualisasi diri
dalam berbagai perilaku sebagai tindakan yang lebih lanjut. Melakukan ibadah
merupakan kewajiban bagi para pemeluknya. Namun tidak semata-mata hanya
sebagai rutinitas yang tidak memiliki makna karena tidak berdasarkan pada
kesadaran bahwa ibadah itu dilakukan dalam konteks hubungan antara manusia
dengan penciptanya.34
Melakukan kebaikan serta membantu terhadap sesama sangat
dianjurkan oleh suatu agama. Membantu orang lain memiliki makna spiritual
apabila didasari bukan semata-mata karena anjuran, namun karena kesadaran
bahwa orang lain adalah sama dengan dirinya sendiri, memiliki asal serta tujuan
yang sama, memiliki hak serta kewajiban yang sama pula. Dengan kesadaran
itulah semua manusia adalah bersaudara serta setiap perbuatan bisa diartikan
sebagai mampu mengasihi Tuhan melebihi mengasihi dirinya sendiri dan
34 Imas Kurniasih, Mendidik SQ Anak, (Yogyakarta : Pustaka Mawar,2010).,41.
35
mengasihi sesama makhluk sama halnya ia mengasihi dirinya sendiri. Mengasihi
juga tidak ada unsur untuk melecehkan atau merendahkan seseorang.35
Pengalaman spiritual merupakan puncak paling tinggi yang bisa dicapai
oleh manusia dan merupakan peneguhan dari keberadaannya sebagai makhluk
spiritual. Dalam membantu manusia mencapai pengalaman spiritual ini, agama
membantu dengan mengajarkan keimanan atau tauhid, berdoa dalam usaha
memperoleh ketenangan batin, berpuasa, beramal, bersyukur serta penyerahan
diri secara totalitas kepada Tuhannya.36
3. Kecerdasan spiritual menurut danah zohar dan ian marshall
Danah Zohar dan Ian Marshall memakai model teratai diri dengan
enam kelopak teratai. Lebih jauh lagi setiap kelopak mempunyai lapisan
proses primer, alam tak sadar, serta asosiasi bagian tubuh, yang menjadikan
suatu model kecerdasan spiritual yang sebenarnya merupakan gabungan
antara psikologi dari barat dan modern, filsafat timur serta pemikiran
tentang abad modern. Dalam filsafat dari timur teratai diri atau yang kita
kenal dengan sebutan lotus merupakan lambang “integritas” (kesatuan)
simbol-simbol tertinggi dan “Wholeness”. Sedangkan teratai diri dalam
bentuk filsafat barat melambangkan “integritas” (penyatuan) dan dalam
ilmu sains terbaik abad ini adalah “Holism” (keutuhan). Kunci dari
kecerdasan spiritual yaitu mengetahui nilai dan tujuannya.
35 Imas Kurniasih, Mendidik SQ Anak, (Yogyakarta : Pustaka Mawar,2010).,41. 36 Ibid,.42.
36
Teratai diri merupakan suatu peta, suatu gambaran dimana lapisan-
lapisan jiwa manusia yang berawal dari ego rasional yang menempati
posisi bagian paling luar selanjutnya melewati bagian yang tengah asosiatif
tak sadar dan menuju ke dalam pusat dengan energi jiwa pengubahannya.
Sri Haryanto mengatakan bahwasannya dalam upaya memper-
mudah pembahasan mengenai self atau diri ini, Danah Zohar dan Ian
Marshall membagi diri ke dalam tiga bagian atau lebih sering disebut
dengan mandala lotus yang mereka sebut-sebut sebagai konsepsi dari
kecerdasan spiritual yaitu37:
a) Lapisan paling luar dari diri atau self, ia mengidentifikasikan
berdasarkan dari pemahaman barat modern yaitu dalam prespektif
ego sadar atau conscius ego. Cara pandang ego bersifat rasional
dikaitkan dengan track-track neural otak dan pada program-program
yang bersifat serial. Pada lapisan paling luar ini mereka
identifikasikan dengan intitude dan funcions psikologi analitik milik
Jung beserta enam tipe kepribadian dari psikologi Amerika J.L
Holland,yaitu sebagai berikut :
a. Konvensional
b. Sosial
c. Investigatif
37 Zohar,Marshall, SQ:Kecerdasan Spiritual, Op cit,.107..
37
d. Artistik
e. Realistis
f. Pengusaha.38
b) Lotus tengah (lapisan transisi) merupakan association unconscius
yang dikaitkan dengan pemikiran Jung tentang personal dan
collective unconscius. Mereka mengaitkan aspek ini dengan geometri
paralel yang berasal dari jaringan neural otak. Merupakan suatu
bentuk proses pemahaman yang tidak berfikir secara rasional. Adapun
penghubung antara lapisan terluar self dengan associative midlle
sendiri yaitu motivasi. Ego tidak dapat memperbaiki dan mengubah
dirinya sendiri, ego merupakan sumber daya bagi lapisan terdalam
ketidaksadaran. Baginya transformasi ego terbentuk karena melewati
energi psikis dimana energi ini terkait dengan konsentrasi energi di
cakra-cakra tubuh seseorang. Dalam konsep yoga kundalini Hindu
energi psikis yang seperti ini merespon motivasi-motivasi personal.
Maka motif-motif ,energi-energi, citra-citra, asosiasi-asosiasi dan
arketipe-arketipe39yang bisa mempengaruhi pola pikir, tingkah laku
dari arah dalam dan kepribadian seseorang. Bagi mereka lingkup ego
berhubungan dengan IQ dan bagaimana cara kita mengidentifikasi
38 Ibid,.111. 39 Menurut kamus ilmiah arketipe berarti pola dasar, Pius A Partanto, M.Dahlan al Barry, Kamus Ilmiah
Populer, (Surabaya : Arloka,2001),.222.
38
sesuatu. Adapun lingkup associative midlle berhubungan dengan EQ
dan bagaimana cara kita dapat merasakan sesuatu.
c) Bagian pusat dari lotus,pusat dari self ini merupakan pusat yang utama
dari kontruksi SQ ,karena berkaitan dengan pengalaman-pengalaman
mengenai realitas-realitas. Pengala- man-pengalaman tersebut
menurut Zohar dan Marshall, berhubungan dengan datangnya
stimultan 40 Hz yang melintasi neural-neural otak.40 Dimana isolasi
dan frekuensi ini berguna untuk menyatukan beberpa pikiran-pikiran,
simbol-simbol, asosiasi-asosiasi,serta presepsi-presepsi sehingga self
dalam kondisi yang terintegritasi. Menurut mereka berdasarkan dari
seluruh tradisi-tradisi mistik timur dan barat bahwasannya di dalam
aspek self yang berada diposisi luar lingkup bentuk-bentuk ini disebut
dengan sumber atau Tuhan. Segala yang berbentuk di self SQ baik
itu bentuk fisiknya maupun psikis yang tanpa disadari berasal dari
sumber yang terdapat di balik semua yang manifest. Sumber ini dalam
sains pada abad kedua puluh dikaitkan dengan cuantum vacum yang
merupakan grand styate dari energi alam semesta secara fisika
kuantum. Self merupakan sumber dari segala bentuk direalitas fisik.41
40Danah Zohar, SQ,.134. 41Sari Har yanto, Konsep Spiritual Intelligence danah Zohar dan Ian Marshall Sebagai Pencegahan
Stress, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo,2004,53.
39
Ketidaktahuan bahwasannya diri kita mempunyai pusat otak,
merupakan penyebab utama terjadinya kebodohan spiritual.
Dari penjelasan Sri Haryanto tadi dapat kita pahami bahwa
sebenarnya apa yang disebut Danah Zohar dan Ian Marshall mengenai
kecerdasan spiritual adalah status dimana kecerdasan manusia ketika ketiga
aspek yaitu self tersebut, ego, unconsciousness (ketidaksadaran) dan center
(pusat) mengalami integrasi secara psikis. Menurutnya pengetahuan
tentang self atau diri merupakan suatu kunci untuk membangkitkan dan
menggunakan kecerdasan spiritual dengan optimal. Namun sebaliknya jika
ketidaktahuan mengenai pusat ini merupakan sebab utama terjadinya
kebodohan spiritual.42
Sedangkan dasar ataupun landasan dari kecerdasan spiritual
menurut Danah Zohar dan Ian Marshall adalah adanya God Spot ( titik
tuhan) yang menempati lobus temporal otak manusia. Ditemukan oleh
Ramanchandran dan Micheal Pasinger. Daerah lobus temporal menurutnya
berkaitan dengan sistem limbik, pusat emosi dan memorial otak. Namun
lebih lanjut kata mereka pengalaman spiritual di bagian lobus temporal
hanya berlangsung beberapa detik saja akan memiliki pengaruh yang amat
kuat bagi pelakunya dan dapat merubah sikap dan perilaku diri seseorang.
Pendapat ini didukung oleh penelitian tentang aktivitas otak manusia dari
42 Pasiak, Taufik,Revolusi IQ/EQ/SQ, Opcit,.157.
40
Universitas California San Diego yang menemukan daerah temporal
sebagai salah satu tempat yang memiliki peranan penting dalam perasaan
mistis dan spiritual pada manusia.43
4. Indikasi-indikasi Kecerdasan Spiritual
Adapun indikasi bahwa seseorang memiliki kecerdasan spiritual
yang berkembang dengan baik yaitu sebagaimana berikut :
1) Kemampuan untuk bersifat fleksibel
2) Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi
3) Kacakapan dalam menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) Kemampuan untuk manghadapi dan melawan rasa takut
5) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai
6) Kesukaran untuk menyebabkan kerugian yang tidak penting
7) Kecenderungan untuk melihat hubungan antara berbagai hal
( berwawasan luas kedepan)
8) Kecenderungan yang nyata untuk bertanya mengapa ? serta
bagaimana ? guna mencari jawaban yang mendasar
9) Menjadi apa yang disebut dengan “bidang mandiri” seperti halnya
menjadi seorang pemimpin yang penuh dengan pengabdian dan
rasa bertanggung jawab.44
43 Pasiak, Taufik,Revolusi IQ/EQ/SQ, Opcit,157. 44 Zohar,Marshall, SQ:Kecerdasan Spiritual, Op cit,.14.
41
Dalam bukunya yang berjudul “SQ : Spiritual Quotient” Danah
Zohar dan Ian Marshal mengutarakan bahwa ciri-ciri mengenai orang yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi terdapat sembilan ciri, namun dalam
Spiritual Capital, mereka menambahkan bahwasannya secara total
keseluruhan ada dua belas ciri seseorang memiliki kecerdasan spiritual.
Adapun keduabelas ciri tersebut yaitu :
1. Kesadaran yang tinggi, mengetahui apa yang saat ini kita yakini serta
mengetahui nilai dan hal apa yang sebenarnya memotivasi kita. Kita
menyadari akan tujuan hidup kita yang terdalam.
2. Spontanitas, merespon serta menghayati setiap kejadian yang kita
alami dan mengambil hikmah dari setiap kejadian tersebut.
3. Terbimbing oleh nilai dan visi, melakukan suatu tindakan berdasarkan
pada prinsip dan keyakinan yang dalam hidup kita sesuai dengannya.
4. Holisme (kesadaran akan sistem atau konektivitas), kesanggupan
untuk melihat hubungan-hubungan serta pola-pola dan keterkaitan-
keterkaitan yang lebih luas.
5. Kepedulian, merupakan sifat yang ikut merasakan empati yang
sedalam dalamnya terhadap lingkungan.45
6. Merayakan keberagaman, yaitu dapat menghargai perbedaan orang
lain dan situasi-situasi yang asing dan tidak pernah menggunjingnya.
45 Zohar,Marshall, SQ:Kecerdasan Spiritual, Op cit,.14.
42
7. Independensi terhadap lingkungan atau field independence merupakan
suatu kesanggupan untuk berbeda serta mempertahankan akan
keyakinan kita sendiri.
8. Kecenderungan dalam mengajukan sebuah pertanyaan fundamental,
mengapa? kebutuhan dalam memahami segala sesuatu dan mengeta-
hui intinya. Dasar dalam mengkritik apa yang telah ada.
9. Kemampuan dalam membingkai ulang, berpijak pada suatu problem
atau situasi yang ada guna mencari gambaran yang lebih besar serta
konteks yang lebih luas lagi.46
10. Mampu memanfaatkan kemalangan secara positif. Kemampuan dalam
menghadapi serta mengambil ibrah atau pelajaan dari kesalahan-
kesalahan, untuk melihat kesalahan-kesalahan sebagai kesempatan.
11. Senantiasa rendah hati, mengetahui tempat kita yang sesungguhnya di
dunia ini. Dasar bagi kritik diri serta penilaian yang kritis.
12. Rasa keterpanggilan, terpanggil untuk mengutamakan sesuatu yang
lebih besar dari kita. Mengucapkan terimakasih kepada mereka yang
telah menolong kita dan berharap bisa membalas atas jasanya.47
46 Zohar,Marshall, SQ:Kecerdasan Spiritual, Op cit,.14. 47 Asy’ari Ikhwan, “Konsep Tawakkal Menurut M. Quraish Shihab Dan Relevansinya Dengan
Kecerdasan Spiritual”,(Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang),.29-30.
43
5. Langkah-langkah dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
Danah Zohar dan Ian Marshal di dalam bukunya menjelaskan tentang
uapaya-upaya dalam meningkatkan kecerdasan spiritual, yang terbagi dalam
enam jalan, adapun jalan-jalan tersebut adalah :
1. Tugas
Jalan ini berkaitan dengan rasa memiliki, keamanan, suka bergaul,
saling kerja sama, memberikan sumbangan dan diasuh oleh suatu
komunitas. Menurutnya Danah Zohar dan Ian Marshal terdapat dua
jalan untuk mendapatkan SQ yang tinggi dijalan tugas ini. Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengenali diri sendiri dan
menjalani hidup dengan lebih kreatif lagi. Langkah kedua yaitu dengan
mengungkapkan motif atau tujuan yang menjadi dasar langkah kita serta
membersihkan motif tersebut dari dari hal yang dirasa kurang baik.
Motif atau niat menurutnya adalah kekuatan yang paling dalam yang
ada pada diri seseorang. Dengan motif inilah kiranya seseorang dapat
melakukan aktivitasnya di dunia ini dengan rasa penuh semangat dalam
mengupayakan perbaikan serta perubahan dalam hidupnya.48 Adapun
48 Danah Zohar, SQ.,201.
44
cara yang terbodoh secara spiritual untuk melangkah dijalan ini yaitu
dengan melakukan sesuatu berdasarkan motivasi bayang-bayang
narsisisme, motivasi untuk menarik diri sepenuhnya dari suatu
kelompok dan dari keterlibatan hubungan dengan orang lain, menarik
diri dari hubungan kreatif bersama lingkungan serta terbenam keselu-
ruhannya dengan dirinya sendiri. Dan cara lain yang bodoh secara
spiritual di jalan tugas ini adalah mengikuti aturan dan ketentuan
kelompok semata-mata karena rasa takut, kebiasaan, rasa malas atau
hanya ikut-ikutan orang banyak atau berdasarkan motif kepentingan diri
atau perasaan bersalah.49
2. Pengasuhan
Jalan ini sangat erat hubungannya dengan kasih sayang, perlindungan,
penyuburan serta pengasuhan. Guna menjadi cerdas secara spiritual
melalui jalan pengasuhan menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
melewati beberapa step yang harus dilakukan guna meningkatkan
kecerdasan spiritual di jalan pengasuhan ini yaitu sifat keterbukaan
terhadap orang lain terkhusus untuk orang yang tengah menjalin
hubungan kasih dengan kita sehingga menciptakan hubungan yang
harmonis, belajar untuk saling menerima dan mendengarkan pendapat
orang lain dengan baik, kecakapan untuk membuka diri dalam
49 Ibid,.202.
45
berinteraksi dengan orang lain, keberanian dalam mengambil resiko
serta keberanian mengungkapkan siapakah diri kita yang sebenarnya
kepada orang lain.50 Contoh yang paling cerdas secara spiritual di jalan
ini, menurut pandangan Danah Zohar dan Ian Marshal yaitu Putri Diana,
ia merupakan seseorang yang tidak takut mengungkapkan kelemahan
yang ada di dirinya sendiri, sangat welcom dengan orang lain, mencintai
dan membutuhkan cinta dan ia sangat spontan. Ciri kecerdasan inilah
yang dianggap oleh Danah Zohar dan Ian Marshal sebagai kategori
cerdas secara spiritual.
3. Pengetahuan
Danah Zohar dan Ian Marshal menyatakan jalan ke tiga ini yaitu jalan
pengetahuan bersumber dari pemahaman masalah umum, praktis,
pencarian filosofis yang terdalam akan kebenaran hingga sampai pada
pencarian spiritual akan pengetahuan Tuhan dan keseluruhan cara dan
penyatuan dengan-Nya terakhir dengan melalui pengetahuan.51 Dalam
menuju kecerdasan spiritual yang tinggi dijalan ini, mereka
menjelaskan harus melalui proses atau langkah-langkah yang berawal
dari sebuah renungan, melalui pemahaman, hingga pada akhirnya
menuju pada kearifan. Jalan pengetahuan ini merupakan jalan yang
sederhana dan cukup praktis, merupakan jalan yang ditempuh oleh
50 Ibid,. 205 51 Zohar,Marshal, SQ.,210.
46
intelek, para sarjana dan ilmuan yaitu orang-orang yang memiliki
motivasi akan kecintaan mereka pada suatu proses belajar atau
kebutuhan yang besar dalam rangka memahami sesuatu. Adapun jalan
yang terbodoh dalam spiritual yaitu menjadi sesosok orang yang sok
ilmiah, mereka terlalu asyik dan bangga atas secuil pengetahuan atau
masalah intelektual. Adapun jalan terbodoh lainnya yaitu cita-cita yang
begitu besar untuk memiliki kekuasaan yang dijanjikan pengetahuan,
bahkan untuk dapat memilikinya ia rela menjual jiwanya kepada setan.
4. Perubahan pribadi
Jalan yang erat kaitannya dengan “Titik Tuhan” di dalam otak manusia.
Dengan berbekal kepribadian yang terbuka untuk menerima semua
pengalaman mistis, emosi yang ekstrim dengan mereka yang eksentrik
(berbeda dengan kebanyakan orang) menurut Danah Zohar dan Ian
Marshal orang yang melangkah di jalan tersebut merupakan seseorang
yang mengarungi ketinggian serta kedalaman pada dirinya sendiri serta
menggabungkan bagian-bagian yang tercecer sehingga menjadi satu
figure / orang yang mandiri serta tangguh.52 Lanjut kata mereka suatu
yang cerdas dijalan ini merupakan perjalanan ke pusat segala sesuatu,
jalan yang mengerikan lagi menakutkan yang membuat kemauan serta
keyakinan yang kuat. Jalan pengasuhan inilah yang merupakan jalan
52 Zohar,Marshal, SQ.,215.
47
penuh pengorbanan. Adapun cara terbodoh dalam jalan ini adalah hasrat
mereka untuk menguasai dan memajang.53
5. Persaudaraan
Jiwa yang dikembangkan dalam jalan persaudaraan merupakan jiwa
yang dipenuh dengan pengabdian serta tulus abadi, yang mampu
menjalin sisi yang lebih dalam dari semua manusia, dari semua makhluk
tempat diri ego mereka berasal. Danah Zohar dan Ian Marshal
menyatakan bahwa jalan persaudaraan adalah jalan pelayanan
transpersonal yang bersumber pada realitas personal dari bagian jiwa
yang tidak pernah mati dan dari bagian-bagian diri yang melampaui ego
pribadi. Orang yang mampu memusatkan diri dalam tingkatan ini maka
kecerdasan spiritualnya akan bersinar. Langkah untuk mendapatkan
kecerdasan spiritual di jalan ini yaitu dengan tidak mudah merasa puas
dengan keadaan yang ada. Sedangkan cara terbodoh secara spiritual
dalam jalan ini adalah orang yang tidak mempercayai akan kemampuan
dirinya, orang yang lebih memilih diasingkan dari ligkungan tempat ia
tinggal, tidak mengusahakan adanya komunikasi dengan sekitarnya,
tidak memiliki rasa empati atau belas kasiahan dengan orang lain, ia
hanya tertarik pada urusannya pribadi tanpa menghiraukan orang lain
yang ada disekitarnya. Ia menilai kekuasaan demi keuntungan pribadi,
53 Zohar,Marshall, SQ:Kecerdasan Spiritual, Op cit,.215
48
tidak mengenal akan kerjasama. Dan hanya suka beteman dengan
orang-orang yang sefrekuensi dengan dirinya.54
6. Kepemimpinan yang penuh pengabdian
Keseluruhan dari kelompok manusia membutuhkan seorang pemimpin
yang mampu memberikan fokus, strategi, tujuan, dan menunjukkan
arah. Menjadi seorang pemimpin harus bersikap ramah serta percaya
diri, dia dituntut untuk memiliki hubungan yang baik dengan anggota
kelompoknya,tidak diperkenankan seorang pemimpin untuk mengede-
pankan kepentingan pribadi. Pemimpin yang hebat tidak akan mengabdi
kepada suatu apapun kecuali Tuhan. Yang terpenting menjadi seorang
pemimpin yaitu dapat menciptakan atau membangkitkan dalam diri
pengikutnya semacam makna yang membimbing mereka, menyadarkan
mereka bahwa kita semua makhluk Tuhan, seorang abdi dari begitu
banyak potensialitas didalam inti eksistensi. Pemimpin yang sadar akan
jabatan mereka sebagai seorang abdi, dalam hal ini mampu mengetahui
bahwa mereka mengabdi tidak hanya pada keluarganya, bisnis,
komunitas, kelompok, serta bangsa, bahkan bukan hanya inti dan nilai-
nilai sebagaimana dipahami pada kebanyakan orang. Pemimpin
mengabdi pada kerinduannya yang terdalam yang tersimpan dalam
jiwanya. Penyelewengan kekuasaan sangat menentukan diri apakah
54 Zohar,Marshall, SQ:Kecerdasan Spiritual, Op cit,.225.
49
seorang individu akan berjalan di jalan yang cerdas secara spiritual atau
kebalikannya yaitu bodoh .55
Seorang pemimpin yang penuh dengan dedikasi yang tinggi
akan membuat inovasi mengenai visi dan misinya, seorang pemimpin
yang bertanggungjawab serta rela berkorban untuk masyarakatnya.
Inilah sosok pemimpin yang dapat dikatakan cerdas secara spiritual di
jalan kepemimpinan. Adapun cara yang secara spiritual bodoh untuk
melangkah dijalan ini adalah yaitu memanfaatkan kekuasaan untuk
kepentingan pribadi demi tercapainya tujuan dan cita-citanya sendiri.
Politisi yang korup serta penguasa yang berhati picik merupakan bukti
nyata yang ada pada jalan ini. Serta pemimpin yang mementingkan
kepentingan pribadi dan melakukan korupsi merupakan pemimpin yang
paling terbodoh di jalan ini.56
55 Zohar,Marshall, Op.cit.,225. 56 Zohar,Marshall, Op.cit. h.,221.