bab ii. tari tradisional umbul

36
6 BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL I.1. Pentas Tari Pentas tari Umbul diartikan sebagai kegiatan mempertunjukkan karya-karya di depan penonton, rangkaian kegiatan pementasan adalah latihan dan pagelaran. Latihan adalah merupakan cara terbaik untuk melihat implementasi visual dari ide dan tujuan dari pentas tari (Blacking, 2018). Gambar I.1, adalah contoh acara kegiatan latihan tari Umbul dalam rangka persiapan pentas untuk penyambutan tamu peserta atelit manca negara Paragliding Championship & Culture Festival 2009. Dalam acara latihan, koreografer dapat memastikan implementasi unsur verbal yang di tuliskan (diskenariokan) ke dalam unsur visual dalam tari Umbul. Pada Gambar I.2, adalah kelompok para penari Umbul Kabupaten Sumedang yang telah mengikuti rangkaian pelatihan untuk persiapan pentas. Gambar I.1 Latihan Tari Umbul Sebelum Pentas dalam Acara Paragliding Championship & Culture Festival di Sumedang Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019) Dalam satu pagelaran tari Umbul, merupakan adegan-adegan tari yang tersusun dengan suatu cerita, dalam satu adegan menceritakan satu susunan gerak tari yang bermakna. Satu adegan merupakan satu irama dalam gerak tempo yang bervariasi atau tetap. Perpindahan irama dari irama satu ke irama berikutnya, dapat dilakukan

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

6

BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL I. Insert 2

I.1. Pentas Tari

Pentas tari Umbul diartikan sebagai kegiatan mempertunjukkan karya-karya di

depan penonton, rangkaian kegiatan pementasan adalah latihan dan pagelaran.

Latihan adalah merupakan cara terbaik untuk melihat implementasi visual dari ide

dan tujuan dari pentas tari (Blacking, 2018). Gambar I.1, adalah contoh acara

kegiatan latihan tari Umbul dalam rangka persiapan pentas untuk penyambutan

tamu peserta atelit manca negara Paragliding Championship & Culture Festival

2009. Dalam acara latihan, koreografer dapat memastikan implementasi unsur

verbal yang di tuliskan (diskenariokan) ke dalam unsur visual dalam tari Umbul.

Pada Gambar I.2, adalah kelompok para penari Umbul Kabupaten Sumedang yang

telah mengikuti rangkaian pelatihan untuk persiapan pentas.

Gambar I.1 Latihan Tari Umbul Sebelum Pentas dalam Acara Paragliding Championship

& Culture Festival di Sumedang

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

Dalam satu pagelaran tari Umbul, merupakan adegan-adegan tari yang tersusun

dengan suatu cerita, dalam satu adegan menceritakan satu susunan gerak tari yang

bermakna. Satu adegan merupakan satu irama dalam gerak tempo yang bervariasi

atau tetap. Perpindahan irama dari irama satu ke irama berikutnya, dapat dilakukan

Page 2: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

7

dengan mengubah tingkat tari dari satu tingkat atau dua tingkat. Tingkat tari dalam

tari Umbul diartikan untuk tingkat rendah menari sambil duduk atau jongkok,

tingkat menengah menari sambil berdiri dan tingkat tinggi menari sambil loncat.

Gambar I.2 Penari Umbul dalam Acara Paragliding Championship & Culture Festival di

Sumedang Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

Pagelaran merupakan gabungan dari rangkaian gerak tari yang ditampilkan dan

dipertontonkan kepada khalayak dalam suatu pertunjukkan. Tari Umbul merupakan

perpaduan dari berbagai unsur, diantaranya seni tari, seni musik, seni sastra dan

seni rupa. Unsur tari dari tari Umbul adalah merupakan pola gerak diantaranya silat,

bangreng, dan ketuk tilu. Seni sastra dan seni rupa terwujud dalam menggunakan

lagu pengiring dan busana yang digunakan. Tata rias dan busana pada tari Umbul

sangat sederhana yaitu kacamata hitam, baju kebaya, kain panjang atau samping,

dan sampur atau selendang. Sedangkan rias yang dipergunakan secara sederhana

yaitu rias cantik.

I.1.1. Unsur-Unsur Tari

Pagelaran pada dasarnya adalah suatu kegiatan konsumsi secara tidak langsung

antara pemain dengan penonton untuk mencapai kepuasan masing-masing. Menari

adalah gerakan yang mengekspresikan dari ide, perasaan, dan keyakinan melalui

gerakan. Gerakan dalam tari Umbul memiliki pengertian sebagai pagelaran tari

Page 3: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

8

yang melibatkan berbagai unsur tari, meliput gerakan tubuh, waktu, ruang, energi

dan bentuk komunikasi (Barker, 2007).

I.1.1.1. Gerak Tubuh

Secara umum, tubuh dalam tarian terdiri dari tubuh penari yang bergerak (menari),

berjalan, berlari, melompat, bergeser, gerakan kelompok berderet lurus,

melengkung dan melingkar. Gambar I.3, adalah contoh perpaduan gerak tari Umbul

dalam pentas.

Gambar I.3 Perpaduan Unsur Gerak Tari Umbul

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

Tari umbul merupakan tari tradisional yang telah memiliki susunan gerak,

diantaranya seperti sembah, olah bahu, tolak pinggang, sabetan, oray-orayan yang

merupakan bagian tari dari seni tradisional lainnya. Sedangkan gerak tari yang

menjadi ciri khas dari tari Umbul adalah yang disebut dengan goyang pare seperti

di tunjukkan pada Gambar I.23. Pola gerak yang ada pada tari Umbul bersifat

sederhana, di dalam susunan geraknya merupakan pengulangan dari gerak-gerak

khusus.

Page 4: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

9

I.1.1.1.1. Sembah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016), sembah adalah pernyataan

hormat dan khidmat yang menyatakan dengan menangkupkan kedua belah tangan,

lalu mengangkatnya hingga ke bawah dagu, seperti ditunjukkan pada Gambar I.4.

Pada gambar tersebut, sembah dalam bentuk denotatif. Fakta di lapangan sering

kali sembah dibentuk dalam arti konotatif, seperti hal pada tari Umbul yaitu dengan

menggunakan simbol bendera Umbul yang digerakkan dari atas ke bawah beberapa

kali seperti ditunjukkan dalam Gambar I.5.

Gambar I.4 Gerak Sembah dalam Tari (Denotatif)

Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

Pada tari Umbul, biasanya sembah jika diperankan oleh penari perempuan maka

bentuk sembah menggunakan bentuk denotatif. Tetapi jika sembah diperankan oleh

laki-laki maka sembah diperankan dalam bentuk konotatif. Bentuk sembah dalam

arti konotatif, dapat diwujudkan oleh sekelompok penari dengan membawa bendera

umbul secara berderet lurus atau melingkar. Sembah biasa dilakukan pada

rangkaian adegan di awal pentas. Kemudian diikuti dengan adegan-adegan lainnya

yang menceritakan dalam bentuk visual maksud dan tujuannya pentas tari Umbul.

Posisi penari ketika memperagakan gerakan sembah, yang baik adalah pada posisi

di mana pandangan mata penonton pemangku kepentingan (seperti pimpinan

Pemerintah Daerah) dapat melihat secara lurus, tidak dalam posisi sudut miring.

Page 5: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

10

Gambar I.5 Gerak Sembah dalam Tari Umbul (Konotatif)

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

I.1.1.1.2. Olah Bahu

Gerak tari olah bahu dalam tari ditunjukkan seperti pada Gambar I.6. Gerak olah

bahu adalah gerakan dasar yang paling pokok digunakan dalam tari, termasuk gerak

tari Umbul. Bahu bergerak ke muka dan ke belakang bergantian, memutar arah kiri

dan arah kanan, terus dilakukan berulang-ulang dalam irama dan tempo yang

ditentukan. Gerak bahu dalam tari Umbul seperti ditunjukkan pada Gambar I.7,

digerakkan secara santai (rileks), bersamaan dengan mengangkat kaki kiri dan

kanan secara bergantian. Gerak bahu selalu dikombinasi dengan gerak tangan,

gerak kepala, gerak pinggul dan gerak kaki atau dikombinasikan dari beberapa

gerak. Gerak bahu sangat mempengaruhi kepada mimik muka seorang penari,

seperti menampilkan emosi sedih, gembira atau bahkan marah. Tentunya sesuai

dengan alur cerita dalam tari yang digunakan. Misalnya gerak bahu pada tari Umbul

dalam memerankan keceriaan bermain tari rakyat di halaman rumah, seperti tari

oray-orayan maka gerak bahu dikombinasikan dengan seluruh gerakan kepala,

tangan, pinggul dan kaki dengan mimik muka tersenyum, rileks dan tidak kaku.

Page 6: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

11

Gambar I.6 Olah Bahu dalam Tari Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

Gambar I.7 Olah Bahu dalam Tari Umbul

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

I.1.1.1.3. Tolak Pinggang

Dalam Gambar I.8, adalah gerak tari dasar tolak pinggang dari tari Umbul. Gerakan

tersebut selalu diulang-ulang dan bergantian tangan atau diletakkan secara bersama

antara tangan kiri dan kanan. Sebelah kiri adalah gerak tolak pinggang dengan

Page 7: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

12

tempo yang relatif cepat bergantian dari tangan kiri kemudian tangan kanan dan

sebaliknya. Sedangkan gambar sebelah kanan, adalah irama dengan tempo yang

lambat sebagai salah satu tanda untuk pergantian adegan tari pada tingkat tari

rendah ke tingkat tari tinggi atau masih dalam satu tingkat untuk memerankan tari

dalam satu atau lebih adegan.

Gambar I.8 Tolak Pinggang dalam Tari Umbul

Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

I.1.1.1.4. Sabetan

Pada tari Umbul, sabetan adalah bagian dari tari pencak silat yang merupakan salah

satu unsur tari dalam satu atau lebih adegan. Gerak sabetan dalam tari Umbul

dimainkan dengan tempo gerakan yang cepat, unsur lelucon biasanya

dipertahankan (tetapi tidak mutlak). Gambar I.9, menunjukkan gerak sabetan dalam

tari Umbul. Unsur lelucon dalam gerakan ini dikonotasikan dengan busana yang

dipakai, yakni tidak menggunakan busana seperti pakaian adat dalam pencak silat.

Tetapi secara denotatif gerakan yang dimainkan adalah salah satu bentuk

penguasaan dari seorang penari Umbul dari gerakan pencak silat.

Page 8: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

13

Gambar I.9 Sabetan dalam Tari Umbul

Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

I.1.1.1.5. Oray-Orayan

Oray-orayan adalah salah satu permainan rakyat yang dimainkan oleh anak-anak

desa baik laki-laki ataupun perempuan.

Gambar I.10 Gerak Tari Oray-Orayan dalam Tari Umbul

Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

Gerak tari di permainan oray-orayan dalam tari Umbul, ditunjukkan seperti pada

Gambar I.10, gambar A adalah dua penari berhadap-hadapan yang merupakan salah

satu unsur tari dari tari oray-orayan, kedua cara berjalan (gambar B), penari

berbaris dan berjalan mengikuti pola melengkung, dan pada gambar C, di mana

gerakan tangan ke belakang, ke atas secara bergantian.

Page 9: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

14

I.1.1.2. Waktu (Time)

I.1.1.2.1. Tempo Gerak Tari

Tempo dalam gerak tari adalah tingkat kecepatan yang digunakan dalam

melakukan serangkaikan gerakan tari. Tingkat kecepatan lambat, sedang, cepat atau

sekaligus (bersamaan).

Gambar I.11 Tempo Gerakan Tari dalam Berbalik Arah

Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

Gambar I.11 adalah contoh tempo dari gerakan balik kelompok penari dalam

membalik arah, dari arah lain ke arah sebaliknya tetapi masih dalam posisi adegan

tari yang sama. Tempo dalam gerakan tari harus dipetakan ke dalam irama tempo

yang serasi, dari setiap gerakan tari Umbul. Kapan tempo harus cepat, kapan harus

lambat, kapan harus berganti, tetapi pada keseluruhan pentas harus merupakan

irama yang teratur dengan baik. Baik dalam arti mengikuti cerita atau pesan yang

ingin disampaikan kepada penonton.

I.1.1.2.2. Irama Tari

Irama adalah waktu yang dipakai dalam tempo dan dinamika untuk menuntaskan

satu rangkaian tari (adegan). Kaitan tempo dengan irama dalam tari ialah berapa

lama menari dalam kecepatan lambat atau cepat dari mulai sampai dengan selesai

dalam satu adegan. Dalam pentas tari Umbul, satu adegan memiliki irama yang

bervariasi. Irama, dalam pagelaran tari Umbul harus merupakan penekanan dalam

menceritakan karya seni tari, dari adegan pertama, adegan kedua dan sampai

Page 10: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

15

adegan paling akhir. Penyusunan irama dalam adegan satu cerita tari Umbul dapat

dianalogikan dengan irama dalam sebuah sinetron atau film pendek yang memiliki

irama dalam bentuk tangga dramatik. Tangga dramatik yang baik adalah dari mulai

aksi pembukaan, aksi pertengahan atau aksi menuju klimaks dan aksi akhir atau

antiklimaks, dengan komposisi antara 25%, 50% dan 25% (Mabruri, 2018).

Gambar I.12 Perubahan Irama Tari dari Tingkat Menengah ke Tingkat Rendah

Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

I.1.1.2.3. Durasi Pagelaran Tari Umbul

Durasi menunjukkan lamanya pagelaran, bisa lama atau pendek. Pagelaran tari

Umbul biasanya hanya dimainkan dalam durasi waktu antara 30-40 menit. Pada

Gambar I.13, adegan awal dimulai dari penari Umbul laki-laki memasuki ruang tari

dengan membawa bendera (umbul-umbul), kemudian terjadi pergantian tari dengan

penari inti, sebagai tanda adegan awal berakhir dan adegan berikutnya mengganti,

Page 11: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

16

pada akhir adegan penari laki-laki masuk kembali dengan membawa umbul-umbul

sebagai tanda antiklimaks.

Gambar I.13 Durasi Pentas Tari Umbul

Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

I.1.1.3. Ruang Tari

Ruang adalah area tak terbatas di mana alam semesta ada. Dalam tari Umbul ruang

diartikan sebagai hubungan tubuh dan lingkungan yang membentuk desain

(Briginshaw, 2001). Gambar I.14 adalah ruang tari pada pentas tari Umbul Word

Class Pariwisata Jatigede 2019.

Gambar I.14 Ruang Tari Umbul pada Pentas World Class Pariwisata Jatigede

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

Page 12: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

17

Tari Umbul dengan jumlah penari yang sedikit di antara 5 sampai 20 penari, ruang

tari yang digunakan bisa di gedung atau di panggung halaman. Ini berbeda ketika

jumlah penari sampai dengan ribuan. Tari Umbul harus pentas pada ruangan

terbuka seperti pentas tari Umbul dalam acara world class Pariwisata Jatigede 2019,

dengan jumlah penari lebih dari 5000 penari.

I.1.1.3.1. Bentuk Tari

Bentuk tari merupakan bentuk desain dalam ruang, dimulai dari penari masuk ke

ruang tari, pagelaran sampai dengan penutup. Bentuk adalah aspek elemen ruang

yang merupakan komponen visual terkuat dalam tarian (Sanyoto, 2009). Bentuk

dalam istilah dapat merujuk pada bentuk tubuh individu penari dan bentuk

kelompok. Bentuk tubuh hadir dalam semua aksi dalam tarian yang menyampaikan

pesan atau makna. Bentuk dalam formasi tari dengan garis dan sudut lurus,

melengkung atau organik, terbuka dan tertutup, simetris dan tidak simetris,

harmonis dan kontras, terpusat dan tidak terpusat akan memiliki arti dan makna

yang berbeda-beda.

Gambar I.15 Bentuk Tari Umbul

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

Gambar I.15, penari membuat bentuk tubuh berderet mengikuti garis lurus

imajinatif pada lantai dan sudut, kelurusan tubuh disatukan. Bentuk dan tindakan

Page 13: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

18

sudut dapat dimaknai sebagai unsur pesan yang disampaikan. Kurva alami dalam

tubuh penari dalam kemampuan tubuh melenturkan pada berbagai tingkatan yang

lebih lembut, lebih melengkung dapat dimaknai, seperti bentuk dan tindakan

melengkung dapat mengkomunikasikan berbagai emosi kepada khalayak.

Demikian juga dalam bentuk kelompok, dengan kurva alami dapat memberikan

makna yang sama dengan kurva alami dalam tubuh satu penari, namun pada bentuk

kelompok memiliki penekanan yang lebih tinggi.

I.1.1.3.2. Tingkat Penari

Dalam tari ada tiga tingkat yang dilakukan oleh penari yaitu tingkat menari sambil

duduk adalah pada tingkat rendah, tingkat menengah menari berdiri atau sedikit

bungkuk, dan tingkat tari tinggi adalah menari sambil melompat (Hackney, 2002).

Ketiga tingkat dilakukan oleh penari sebagai gerak tari yang merupakan komposisi

tingkat rendah, sedang dan tinggi. Sedangkan gerakan untuk tingkat tinggi seperti

melompat, dalam tari Umbul masih jarang tampil. Gambar I.16 adalah tingkat

penari dari tari Umbul, tingkat rendah ketika penari berjongkok, sedang ketika

penari membungkuk atau berdiri dan tingkat tinggi ketika penari meloncat atau

posisi kaki di atas lantai tari.

Gambar I.16 Tingkat Penari

Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

Page 14: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

19

I.1.1.3.3. Arah Tari

Tari umbul selalu dimainkan dengan arah dalam formasi arah maju, mundur,

menyamping, melingkar dan zigzag. Arah merupakan variasi dari tari Umbul.

Dalam pagelaran selama durasi pertunjukkan tari Umbul, pengulangan arah bisa

berkali-kali tergantung dari kreasi tari yang diciptakan. Arah lurus maju, lurus

mundur, lengkung, melingkar ataupun zigzag, dalam ilmu komunikasi visual dapat

dimaknai sebagai visualisasi pesan yang disampaikan (Irawan & Tamara, 2013).

Arah dalam suatu kelompok tari terdiri dari beberapa penari, di mana penari paling

depan dan paling belakang merupakan penari yang diberi tugas untuk membawa

anggotanya (leader) berjalan sesuai dengan arah yang ditentukan. Di sini

diperlukan tanda atau simbol komunikasi visual yang harus diketahui oleh

kelompok penari. Kapan penari harus duduk, kapan penari harus berdiri, berbalik,

membentuk formasi, semuanya di gerakan oleh leader.

Gambar I.17 Arah Geometris

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

Gambar I.17, adalah kelompok tari yang membentuk arah geometri. Penari

kelompok A yaitu penari dengan busana merah bergerak melingkar dan kelompok

B dengan busana hitam bergerak mengubah adegan dari tingkat menengah ke

rendah.

Page 15: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

20

I.1.1.3.4. Rentang Penari

Tari Umbul memerlukan ukuran gerak yang dapat dibuat oleh tubuh, ukuran kecil,

ukuran sedang, ukuran besar atau kombinasi dari ketiganya (Hackney, 2002).

Rentang penari antara satu dengan yang lainnya, secara pengalaman yang baik

adalah tersedia ruang kosong antara 30% sampai dengan 50% dari ruang tari yang

digunakan penari. Penyediaan ruang tari kosong dimaksudkan untuk membentuk

tarian menjadi lebih leluasa dan yang paling penting adalah faktor keamanan bagi

penari, tidak terjadi tubrukan atau terlalu berdesakan sehingga penari tidak tampil

secara maksimal. Misalnya satu orang penari berdiri menempati ruang kurang lebih

1.5 m3 (diukur dengan penari berdiri sambil mengangkat tangan sebahu, dan

berputar, luas lantai tari x tinggi badan penari). Gambar I.18, menunjukkan rentang

tari dari susunan penari dalam ruang.

Gambar I.18 Rentang Penari

Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

Tinggi rentang penari menjadi tidak terbatas ketika penari menggunakan ruang

terbuka, pada ruangan tertutup dibatasi dengan pelindung atap dalam (celling).

Untuk jarak ke samping, antara penari dengan penari lainnya harus dibentuk secara

jarak proporsional dengan tinggi penari, keindahan jarak yang baik. Jadi semakin

banyak penari, dibutuhkan ruang tari yang luas.

Jarak dari rentang tari pada prinsipnya ditentukan dengan pola tari, seperti arah dan

variasi dari arah yang ditentukan, gerakan arah lurus, melintang, zigzag atau

Page 16: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

21

kombinasi ketiganya. Dalam pola gerak di tari Umbul, rentang tari belum ada

ketentuan yang mengikat, tergantung dari kesesuaian dan kenyamanan penari itu

sendiri.

I.1.1.3.5. Lantai Tari

Kondisi saat ini, tari Umbul masih pentas di ruang terbuka dengan lantai alami,

kecuali untuk tari Umbul dalam upacara adat pengantin atau jumlah penari yang

dibatasi (antara 5 sampai 20 penari) dapat didesain dengan mengikuti pola

pergerakan tari itu sendiri. Lantai alami seperti di lapangan rumput dan jalan

beraspal sering digunakan untuk pentas tari Umbul. Pola lantai (garis imajinasi

yang harus diketahui oleh penari) bisa berbentuk persegi, bentuk lurus atau

melengkung. Oleh karena hal tersebut, desain pentas tari Umbul harus

diperhitungkan dengan penyesuaian lantai yang tersedia, antara garis imajinasi

dengan tekstur dan bentuk lantai yang nyata.

Gambar I.19 Lantai Tari

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2020)

Tekstur dari ruang tari menentukan juga kepada properti penari yang harus

digunakan, misalnya penari harus menggunakan alas kaki atau tidak, karena alas

kaki telanjang bisa merupakan satu bentuk keindahan dan kenyamanan bagi penari.

Page 17: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

22

Gambar I.19 adalah contoh lantai tari yang sering digunakan untuk pentas tari

Umbul yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Lantai

tersebut berupa jalan raya dan alun-alun Sumedang, yang tepat berada di depan

gedung pemerintahan Kabupaten Sumedang. Tekstur lantai adalah aspal terbuka

dengan tambahan ornamen bahu jalan dan tiang-tiang penghias. Terdiri dari dua

tingkat lantai tari, yang berbeda dengan tingkat ketinggian sekitar 10 cm. Kapasitas

ruang efektif untuk pentas tari Umbul antara 150 sampai dengan 200 orang.

I.1.1.3.6. Fokus Penari

Penari harus selalu di posisi pandangan mata yang baik, karena penari harus selalu

berkoordinasi dengan sesama penari dan utamanya dengan “leader” dalam

kelompok tari. Leader diartikan sebagai penari kelompok pada urutan terdepan

yang dibantu oleh penari pada urutan paling belakang. Dalam pentas tari Umbul

dengan jumlah yang kecil, fungsi leader diganti dengan bunyi seperti bunyi kecrek.

Fokus dalam tari adalah hal yang sangat penting dan memberikan dampak yang luar

biasa terhadap penampilan tari (Peh, Chowa & Davids, 2011).

Gambar I.20 Fokus dalam Kelompok Tari

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

Gambar I.20 adalah bentuk pagelaran tari Umbul yang terdiri dari banyak

kelompok, setiap kelompok satu sama lain harus mengetahui apa yang harus

dilakukan selama pentas. Keseragaman bentuk (penari) dalam hal, antara lain

Page 18: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

23

warna busana, pola tari, variasi tempo dalam perubahan tinggi tari, arah gerak,

tinggi tari dan rentang tari berpengaruh besar terhadap pandangan mata yang baik

untuk leader ataupun penonton. Ketika pandangan mata antara leader dan

anggotanya “putus”, maka kemungkinan besar momentum penampilan tari menjadi

tidak maksimal.

I.1.1.3.7. Permukaan Tari

Dalam ilmu komunikasi visual, permukaan tari dianalogikan sebagai bentuk yang

mengisi ruang. Jika bentuk diletakkan dalam ruang tentunya harus tampak memiliki

permukaan atas yang indah, dipandang dari berbagai sudut tiga dimensi.

Gambar I.21 Permukaan Tari bentuk Horizontal, Vertikal dan Diagonal

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

Gambar I.21, adalah contoh bentuk permukaan dari pagelaran tari Umbul. Bentuk

juga berbeda jika dilihat pada jarak pandangan mata jauh atau dekat, miring atau

lurus (Rose, 2001). Sekelompok penari dapat dilihat dari kerataan permukaan

penari dari arah 3 dimensi yaitu horizontal, vertikal, diagonal dan atau kombinasi

ketiganya. Permukaan yang rata atau bertangga dari tinggi ke rendah atau

sebaliknya memberikan nuansa yang sangat berbeda bagi penonton. Permukaan tari

dalam pagelaran tari Umbul, perlu diperhitungkan dengan baik, antara lain dengan

menata tinggi dari para penari dari setiap kelompok, menyusun penari dari yang

Page 19: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

24

tinggi ke rendah, atau sebaliknya dari rendah ke tinggi. Masing-masing kelompok

dapat diberi label dalam bentuk warna atau tinggi bentuk. Hal ini memudahkan bagi

perancang dalam memainkan peran dalam desain.

I.1.1.4. Kekuatan Energi Penari

Kekuatan energi adalah energi yang dikeluarkan oleh seorang penari dalam

pagelaran. Ketika penari melakukan gerakan tempo lambat, berbeda energi yang

dikeluarkan seorang penari dari pada gerakan dalam tempo lebih cepat. Sebagai

contoh dalam Gambar I.22, gerak tari yang memerlukan energi yang cukup untuk

mengangkat seorang penari dalam tempo yang sedang.

Gambar I.22 Gerakan Tari yang Memerlukan Energi

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

Contoh lain, misalnya dalam tari Umbul gerakan sedang goyang pare dengan

gerakan cepat pencak silat yang di mainkan penari memerlukan energi yang

berbeda. Penari umbul harus memiliki kekuatan fisik yang prima dalam setiap

pagelaran, kebutuhan untuk menyesuaikan tempo dan irama yang dibutuhkan

dalam suatu adegan tari. Kadang-kadang harus bergerak dengan cepat dan

melompat. Faktor lain yang menguras energi dalam tari Umbul adalah ruang tari

yang terbuka, di bawah sinar matahari yang terik. Jika energi penari terkuras, maka

performansi dari tari dipastikan tidak tampil dengan baik.

Page 20: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

25

I.1.1.5. Bentuk Komunikasi

Tari Umbul memiliki sejarah, tercipta karena keinginan masyarakat khususnya di

wilayah pasundan yang tidak mau di jajah oleh Belanda di sekitar tahun 1900-an.

Muncul sebuah tarian yang saat ini dinamakan tari “Umbul”. Tari Umbul di jadikan

suatu tempat untuk berkomunikasi masyarakat dalam berjuang untuk menghadapi

para penjajah. Terlepas dari konotasi negatif dalam perkembangannya, tetapi

dasarnya tari Umbul adalah suatu alat komunikasi yang digunakan masyarakat

Sunda saat dulu sampai sekarang.

Tarian adalah salah satu metode komunikasi yang tidak terikat dengan suatu verbal

atau akuisisi bahasa lisan. Tarian adalah komunikasi melalui gerakan fisik tidak

bergantung pada elemen vokal atau linguistik, dan sangat penting untuk komunikasi

manusia (Rounds, 2016).

Pada tahun 2005, ketika itu tari Umbul muncul dalam peringatan hari ulang tahun

PGRI di halaman Kantor Bupati Sumedang, dengan tema memajukan pendidikan

nasional (Jelita Foto, 2005). Ini artinya tari Umbul sudah lama digunakan oleh

Pemerintah Kabupaten Sumedang sebagai alat komunikasi publik.

Tari Umbul adalah waktu yang didedikasikan untuk gerakan bermakna yang

berasal dari berbagai tari tradisional yang ada sebelumnya. Arti ini merupakan

aspek tari sebagai bentuk komunikasi, bukan hanya sekadar hiburan. Tari Umbul

melibatkan seluruh tubuh penari untuk menjadi agen komunikasi yang kuat. Tari

Umbul juga merupakan alat komunikasi pengikat gender, tali kasih sayang dan

membangun kehidupan bersama dalam masyarakat untuk mencapai satu tujuan.

I.1.2. Aksen Tari Umbul

Aksen tari Umbul adalah sesuatu gerak yang ditonjolkan, berbeda dengan yang lain

atau dengan kata lain unik. Tari Umbul memiliki keunikan tersendiri antara lain

goyang pare, selendang sarung, dan busana kacamata hitam. Gambar I.23 adalah

salah satu gerak tari Umbul yang dapat dikonotasikan sebagai ajakan untuk

berkumpul dan berdiskusi bersama, suatu makna positif untuk menjalin

silahturahmi, kasih sayang, silih asah dan silih asuh.

Page 21: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

26

Gambar I.23 Goyang Pare

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

I.1.3. Properti Tari Umbul

I.1.3.1. Busana Tari

Fakta di lapangan dari cerita mulut ke mulut, penari daerah seperti ronggeng pada

umumnya selalu memiliki konotasi negatif terutama pada busana ketika manggung.

Pada tahun 2005, Pemerintah Kabupaten Sumedang menggelar pentas tari Umbul

dengan busana yang menarik dan warna-warni, seolah-olah pandangan masyarakat

yang semula negatif berubah perlahan menjadi lebih baik. Dengan adanya

kemajuan teknologi pewarnaan pada busana, jenis kain, dan kemudahan dalam

memproduksi, busana tari Umbul menjadi lebih trendy mengikuti mode masa kini.

Busana tari Umbul penulis mengklasifikasikan menjadi tiga jenis busana yaitu

busana modern, klasik dan bergaya lama (old style). Ketiga busana ini adalah

busana tari Umbul yang digunakan dalam pentas besar Pemerintah Kabupaten

Sumedang di tahun 2019 dalam acara Paragliding Championship & Culture

Festival dan World Class Pariwisata Jatigede.

Page 22: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

27

I.1.3.1.1. Busana Tari Umbul Modern

Gambar I.24 adalah model busana tari Umbul modern dan ciri-cirinya. Busana

modern adalah busa yang dibuat lebih fleksibel, mengikuti kemajuan mode dan

futuristik, namun tetap dirancang sesuai dengan karakteristik budaya tradisional.

Gambar I.24 Busana Tari Umbul Kreasi (Modern) Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

Tabel I-1, adalah ciri-ciri dari busana modern yang terdiri dari sedikitnya 10 jenis

bagian busana, dengan bahan dan warna serta sifatnya. Optional diartikan sebagai

pilihan untuk pengembangan kreasi tari Umbul dan mandatory adalah busana wajib

yang harus ada. Hal terebut dimaksudkan untuk menjaga ciri tradisional tari Umbul

dalam aspek berbusana. Menentukan material busana harus memperhitungkan

faktor keselamatan dalam menari.

Page 23: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

28

Tabel I-1 Ciri-Ciri Busana Modern Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

No. Busana Bahan Warna Sifat

1. Mahkota Bunga hidup, frame plastik lentur (soft) Disesuaikan Optional

2. Kacamata Plastik (soft) Hitam Mandatory 3. Kerudung Sejenis Ceruti Disesuaikan Mandatory 4. Selendang/Karembong Sejenis Ceruti Disesuaikan Mandatory 5. Pakaian Atas Katun Disesuaikan Mandatory 6. Ikat Pinggang Penguat Kain Elastis Disesuaikan Optional

7. Ikat Pinggang (Variasi) Katun Disesuaikan Mandatory

8. Kebaya Katun Motif Mandatory 9. Alas Kaki Karet Anti Selip Disesuaikan Optional 10. Aksesoris busana Plastik (soft) Disesuaikan Optional

I.1.3.1.2. Busana Tari Umbul Klasik

Gambar I.25 adalah model busana tari Umbul klasik, di mana busana tetap terlihat

trend bagi para generasi muda, tidak kaku dan sederhana namun berkesan mewah

dan memiliki kepribadian.

Gambar I.25 Busana Tari Umbul (Klasik) Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

Page 24: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

29

Rancangan busana tetap tidak menghilangkan karakteristik dan nilai budaya

tradisional. Pola pemakaian kerudung tidak diletakkan di luar badan tetapi

dimasukkan ke dalam kerah baju, tetapi tetap dijaga sedikit longgar (tidak kaku atau

di ikat kuat). Aksesories seperti gelang yang terbuka dari bahan plastik merupakan

variasi keindahan dari busana tari Umbul klasik.

Tabel I-2 Ciri-Ciri Busana Klasik Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

No. Busana Bahan Warna Sifat

1. Mahkota - - - 2. Kacamata Plastik (Soft) Hitam Mandatory 3. Kerudung Sejenis Ceruti Disesuaikan Mandatory 4. Selendang/Karembong Sejenis Ceruti Disesuaikan Mandatory 5. Pakaian Atas Katun/Saten Disesuaikan Mandatory 6. Ikat Pinggang Penguat Kain Elastis Disesuaikan Mandatori

7. Ikat Pinggang (Variasi) Katun Disesuaikan Optional

8. Kebaya Katun Motif Mandatory

9. Alas Kaki Karet Anti Selip Disesuaikan Optional

10. Aksesoris busana Plastik (soft) Disesuaikan Optional

Tabel I-2 adalah ciri-ciri dari busana klasik, busana ini tidak dilengkapi dengan

mahkota, seperti halnya pada busana modern. Sedangkan unsur busana lainnya

adalah relatif sama. Busana klasik lebih dirancang untuk dipakai oleh penari anak-

anak muda yang lincah dan semangat. Faktor pelindung tubuh lebih ditonjolkan,

dengan cara mengikat tubuh yang lebih kokoh dibanding dengan kostum modern.

Penggunaan aksesoris dari bahan plastik lentur membuat busana menjadi indah,

trendy dan kekinian.

I.1.3.1.3. Busana Tari Umbul Old Style

Gambar I.26 dan Tabel I-3 adalah busana model pria yang mempertahankan model

lama, tetapi tetap elegan. Busana dirancang dengan tetap mempertahankan

karakteristik dan nilai budaya tradisional yang kental.

Page 25: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

30

Gambar I.26 Busana Tari Umbul (Old Style) Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

Tabel I-3 Ciri-Ciri Busana Old Style Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

No. Busana Bahan Warna Sifat

1. Ikat Kepala Katun Disesuaikan Mandatory 2. Pakaian Atas Saten Disesuaikan Mandatory

3. Ikat Pinggang Penguat Kain Elastis Disesuaikan Optional

4. Ikat Pinggang (Variasi) Katun Disesuaikan Mandatory

5. Celana Panjang Saten Disesuaikan Mandatory 6. Alas Kaki Karet Anti Selip Disesuaikan Optional 7. Aksesoris busana Plastik (soft) Disesuaikan Optional 8. Umbul-Umbul Bambu/Saten/Katun Disesuaikan Mandatory

I.1.3.2. Gamelan

Pada Gambar I.27, adalah panggung nayaga sebagai musik pengiring dari tari

Umbul. Pentas tari Umbul menggunakan seperangkat alat musik yang disebut

dengan gamelan. Gamelan tersebut terdiri dari dog-dog besar, bonang (ketuk),

Page 26: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

31

kecrek, terompet dan goong. Namun saat sekarang, beberapa jenis gamelan sudah

tidak digunakan lagi. Alat-alat pengiring musik dalam pentas tari Umbul sudah

tidak sama lagi dengan alat musik yang dimainkan sebelum tahun 2005. Secara

tabulasi, perangkat yang digunakan baik sebelum dan sesudah 2005 ditunjukkan

pada Tabel I-4.

Gambar I.27 Gamelan Tari Umbul

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)

Tabel I-4 Gamelan Pengiring Tari Umbul Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

No Nama Gamelan Bahan Mandatory

Tari Umbul*) Sifat Sebelum

(2005) Sesudah (2005)

1. Kendang Kayu+Kulit x x Mandatory

2. Dogdog Kayu+Kulit x - Mandatory**)

3. Terompet Bambu x - Mandatory**)

4. Ketuk/Bonang Logam x x Mandatory

5. Goong Logam x x Mandatory

6. Kecrek Logam x - Mandatory**)

7. Rebab Kayu dan Benang Gesek

- x Mandatory

8. Sinden - x x Mandatory

9. Elekton/Rekaman - - x Untuk latihan

*) Diambil sejak pentas tari Umbul pada hari ulang tahun PGRI 2005

**) Perlu di kreasi kembali

Jenis gamelan kendang, bonang dan goong masih tetap dipertahankan, tetapi

dogdog dan terompet dihilangkan dan fungsinya ada yang diganti dengan electone.

Page 27: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

32

Sedangkan sinden, sebelumnya berfungsi juga sebagai penari, saat ini sinden

memiliki fungsi sendiri sebagai juru kawih dan tidak disertakan sebagai penari

Umbul. Penari Umbul bisa dimainkan oleh penari profesional atau penari biasa.

Pada konteks pagelaran tari Umbul, siapa saja dapat ikut menari baik yang

profesional atau penari biasa. Namun dalam pengaturan pentas dikombinasikan

antara penari biasa dan yang profesional sehingga tetap dapat menarik dan indah

dilihat. Ini salah satu fungsi dari tari Umbul adalah kebersamaan.

I.1.4. Arti dan Pemaknaan Tari Umbul

I.1.4.1. Makna Gerak Tari Umbul

Tari umbul memiliki gerak tari yang merupakan perpaduan unsur gerak dari

beberapa seni tradisional lainnya. Di samping memiliki gerak tersendiri yang

menjadi kunci pembeda dari tarian lainnya seperti gerak goyang pare. Tari umbul

merupakan tari tradisional yang telah memiliki susunan gerak, yang telah dibahas

pada paragraf I.1.1.1 diantaranya sembah, olah bahu, tolak pinggang, sabetan, dan

oray-orayan.

Goyang pare memaknai sebagai ajakan untuk berkumpul dan berdiskusi bersama,

suatu makna positif untuk menjalin silahturahmi, kasih sayang, silih asah dan silih

asuh. Silaturahmi dapat diartikan dalam adat Sunda adalah tradisi saling

mengunjungi atau berkunjung kepada saudara, kerabat, atau sahabat agar hubungan

kekeluargaan, kekerabatan dan persahabatan tidak terputus. Kasih sayang

merupakan sikap saling menghormati dan mengasihi kepada semua ciptaan Tuhan

baik mahluk hidup maupun benda mati seperti menyayangi diri sendiri berlandasan

hati nurani yang luhur. Silih asuh saling membimbing dan mengingatkan pada hal-

hal yang positif, silih asah sama-sama belajar dan mengaca diri dari setiap perilaku

atau perbuatan dalam kehidupan, silih asih saling mencintai dan menghargai satau

sama lain.

Sembah merupakan bentuk tari penghormatan kepada yang lebih dituakan seperti

orang tua sendiri, para pemimpin dan tokoh-tokoh masyarakat. Sembah memiliki

arti dan makna yang positif di mana dalam kehidupan bermasyarakat di tanah Sunda

Page 28: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

33

yang menjunjung tinggi sopan, santun dan adab kepada yang lebih tua. Secara

denotatif orang yang dituakan adalah orang yang sudah berumur lebih tua dan

secara konotatif adalah orang yang memiliki pengetahuan, memiliki wawasan luas

dan arif serta bijaksana.

Hampir seluruh tarian di dunia, memiliki dasar gerak pada bahu. Bagaimana bahu

bergerak bersamaan dengan kepala dan pandangan serta mata yang melirik, dengan

mimik muka yang ramah, menarik dan indah dipandang oleh siapapun yang

melihatnya. Suatu arti dan makna berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan.

Setiap olah bahu selalu memberikan arti keriangan ketika bahu memutar, mengajak

kebajikan ketika bahu bersama kepala melirik ke kanan, ketika bahu bersama

kepala menunduk berarti patuh pada adat-adat positif dalam kehidupan. Bahu

bergerak dengan geleng-geleng kepala berarti tidak boleh berbuat yang tidak baik.

Bahu bergerak dengan melihat ke langit berarti melihat keagungan sang pencipta.

Olah bahu memberikan banyak arti dan makna, dengan adanya dukungan gerak

tangan, leher dan kepala memberikan banyak pemaknaan di dalam gerakannya.

Dalam adat Sunda tolak pinggang secara konotatif merupakan bentuk yang kurang

baik, tidak sopan, angkuh, lebih banyak diartikan hal-hal yang negatif. Dalam tari

Umbul, gerakan tolak pinggang diikuti dengan gerakan bahu dengan kepala

menghadap ke atas, memberikan arti dan makna sebagai peringatan kepada yang

sombong dan angkuh untuk ingat bahwa manusia tidak ada yang perkasa kecuali

yang maha pencipta yang ada di atas langit.

Sabetan adalah gerak tari yang ada di pencak silat, kemudian di “klip” (klip di sini

diartikan sebagai cuplikan atau pengambilan bagian dari adegan) dalam adegan tari

Umbul perempuan, yang memaknai bahwa perempuan wajib memiliki seni bela

diri sebagai alat untuk mempertahankan kehormatan diri dari berbagai serangan

fisik dari pihak lain. Adegan silat di klip ke dalam tari Umbul suatu arti dalam

sejarah, bahwa tari Umbul muncul karena ingin menumpas penjajahan, kala itu

adalah Belanda. Makna dan arti yang serupa, ketika tari Umbul laki-laki membawa

umbul dengan menggunakan sepotong bambu dengan umbul-umbul suatu arti dan

makna sebagai laki-laki siap untuk melawan penjajah, sekalipun hanya

menggunakan bambu runcing.

Page 29: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

34

Dari cerita rakyat, tari oray-orayan adalah salah satu ritual pencucian jiwa

keagamaan di jaman dulu yang tidak tahu kapan dimulainya, kemudian gerakan

tarinya di klip dalam adegan tarian tradisional lainnya yang pada akhirnya di klip

lagi oleh gerak tari Umbul. Arti dan pemaknaan dari gerak tari Umbul ini adalah

tentang kehidupan, di mana harus dijalani dengan sabar dan ikhlas supaya mendapat

Ridho dari yang maha pencipta.

I.1.4.2. Makna Kostum Tari Umbul

I.1.4.2.1. Busana Modern

Kostum tari yang memiliki aksesori mahkota berbunga hidup, melambangkan

seorang permaisuri raja yang dihormati dan disegani oleh masyarakatnya, anggun

dan cantik sebagai pemikat hati yang melihatnya, mengajak untuk mengikuti petuah

dari raja sebagai pimpinan tertinggi di Kabupaten Sumedang. Selendang kuning

berkibar di lengan kiri dan kanan yang diangkat ke atas, mengajak kepada

masyarakat untuk selalu mendukung program-program pemerintah.

Pakaian atas, berwarna merah menandakan penuh semangat, kuat dalam mencapai

tujuan dan cita-cita dengan berjiwa muda dan elegan yang dikonotasikan dengan

warna hitam. Perpaduan dua warna merah dan hitam, perpaduan yang serasi dan

dilengkapi dengan mahkota sebagai bentuk model komunikasi visual semangat

mengajak membangun mewujudkan cita-cita seluruh masyarakat Sumedang.

Dua ikat pinggang yang memiliki fungsi dan warna berbeda satu merah dan satunya

hijau, dimaknai sebagai pengikat keseimbangan dengan konotasi warna hijau, alam

yang penuh dengan kesegaran sebagai tempat wisata pelepas lelah.

Pakaian bawah, kebaya merah dengan motif batik bertekstur warna hitam dan putih,

suatu arti dan makna keberanian dalam mengikat kesatuan dan persatuan anak

muda dan orang tua saling bahu membahu dalam mewujudkan cita-cita masyarakat

Sumedang. Alas kaki berwarna merah, berani melangkah untuk maju, pantang

mundur, berani karena benar, tetap semangat untuk melangkah membangun negeri.

Page 30: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

35

Secara keseluruhan, pemaknaan dalam kostum adalah maju bersama, semangat

pantang mundur dalam mewujudkan cita-cita masyarakat Sumedang dalam meraih

sukses visi dan misi yang telah ditetapkan bersama. Pariwisata merupakan salah

satu wujud kendaraan dalam meraih sukses.

I.1.4.2.2. Busana Klasik

Pada busana klasik tidak dilengkapi dengan mahkota, suatu bentuk tari Umbul yang

dimaknai sebagai tari rakyat, terbuka siapa saja dapat menari, bergabung bersama.

Kerudung sebagai penutup rambut, memaknai sebagai jiwa yang agamis punya

keyakinan dan mandiri. Kerudung dan karembong yang berwarna hijau; seakan

memberikan kepastian untuk berkembang dan mengikatkan diri dalam

mewujudkan masyarakat yang madani. Kacamata hitam, melihat dari sudut

pandang generasi muda, memandang jauh di hari depan, fokus agar terwujud cita-

cita yang didambakan masyarakat Sumedang.

Baju atasan yang kokoh melindungi badan, seakan menjadi pelindung diri untuk

bekal dalam menjalani kehidupan ke depan. Warna orange, membangun semangat,

yang merupakan perpaduan warna merah dan kuning memaknai simbol percaya

diri, petualang dan optimis untuk meraih tujuan.

Bawahan kostum kemeja menutup semua bentuk badan bawah yang diikat dengan

sabuk kain dengan warna yang sama hijau dan kokoh memaknai suatu pertumbuhan

generasi muda yang siap mencapai tujuan bersama.

Secara keseluruhan memaknai bahwa generasi muda siap untuk mendukung segala

upaya yang di laksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang, fokus dan

optimis serta terus tumbuh dan seimbang.

I.1.4.2.3. Busana Old Style

Kostum kain saten yang sudah menjadi legenda dalam kostum tari Umbul,

mengikat kepala dan menutup seluruh tubuh sebagai lambang yang berjiwa

konsisten dalam hidup bermasyarakat dengan adat istiadat yang positif, menjunjung

tinggi kepribadian bangsa yang memiliki identitas diri sendiri. Melambangkan

Page 31: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

36

ketahanan dalam menghadap gejolak sosial yang terus mengancam dan menggerus

budaya lokal. Umbul-umbul berkibar dipegang dengan tangan yang kokoh,

didukung warna busana merah dan kuning, benar-benar siap sebagai generasi

penerus yang tidak hanya bertahan, tapi juga menyerang untuk menundukkan

pengaruh globalisasi yang tidak diinginkan di masyarakat Sumedang.

I.1.4.3. Makna Gamelan

Dari sejarahnya tari Umbul diiringi dengan bunyi-bunyian gamelan yang dibawa

dari kesenian ronggeng dan reog, bentuk sederhana yang terdiri dari dogdog, goong,

bonang, kecrek, terompet dan kendang. Seiring dengan perkembangan jaman dan

teknologi, semua perangkat pengiring sudah berubah menjadi model gamelan yang

modern yang dilengkapi dengan elekton. Secara audio mungkin terdengar lebih

bagus dibanding dengan peralatan tempo dulu. Terlepas dari kondisi tersebut di

atas, gamelan memiliki makna dan arti dalam tari Umbul.

Gamelan secara keseluruhan merupakan bentuk komunikasi yang dijiwai dengan

kepercayaan, dalam Islam umatnya harus bangun lebih pagi untuk melakukan

sholat yang dijiwai dan dilambangkan dengan kendang. Kendang sebagai

pemimpin dalam mengatur irama tari Umbul, memaknai bahwa yang mengatur

kehidupan adalah yang maha kuasa.

Goong bersuara besar, dibunyikan dalam tempo dan irama tari tertentu sehingga

tepat dan menjadi lebih indah, suatu pemaknaan bahwa manusia diakhir hayat harus

menjadi manusia yang husnul khotimah.

Suara bonang selalu mengiringi irama dalam gerak penari yang mengikuti garis

imajinasi dalam lantai tari, setiap tempo dan irama yang dikombinasikan dengan

bunyi kendang dan goong. Memaknai, bahwa selama hidup harus selalu berpikir

dengan jernih sehingga segala sesuatu yang diputuskan berdampak pada hasil yang

baik.

Dogdog besar dan kendang suatu pemaknaan dalam tari yang relatif sama, dogdog

besar sebagai bunyi paling akhir ketika dogdog lainnya berbunyi dan berirama.

Page 32: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

37

Suatu pemaknaan keputusan adalah tindakan yang harus bermula dari

mendengarkan apa yang diinginkan masyarakat itu sendiri.

Kecrek merupakan suatu tanda dalam tempo tari kapan harus dimulai dan kapan

harus berhenti, sejalan dengan perkembangan jaman dalam mengukur tempo dan

irama tidak lagi menggunakan bunyi kecrek sebagai tanda, tetapi digunakan bunyi

nada yang lain. Pemaknaan yang sudah mulai hilang dalam tari Umbul. Kecrek bisa

dimaknai sebagai perintah dari raja atau pemimpin daerah kepada masyarakatnya

kapan harus mulai berbuat dan kapan harus berakhir berbuat, sebagai contoh kapan

waktu mulai bertani yang paling tepat dengan jenis tanaman yang sesuai. Hal-hal

seperti ini hanya seorang pemimpin yang mampu meramal karena pemerintah

memiliki dukungan teknologi yang memadai (seperti ramalan cuaca).

Terompet merupakan pengiring tari dalam pencak silat, dalam tari Umbul terompet

dimainkan ketika adegan tari sabetan dimulai sampai berakhir, namun saat ini suara

itu sudah berganti dengan alat musik digital yang lebih canggih dan bisa dimainkan

oleh siapa saja. Pemaknaan terompet adalah suatu awal bunyi genderang mulai

perang, genderang akan berakhirnya dunia, genderang dalam memberi semangat

tempur, artinya terompet dalam tari Umbul suatu makna dalam semangat untuk

mengusir budaya-budaya asing yang tidak perlu bersarang di seni tari milik sendiri.

I.1.5. Ritual Tari Umbul

Di dalam pentas tari Umbul, belum kelihatan adanya ritual khusus (ritual yang

dimaksud adalah ritual keagamaan atau kepercayaan), tari ini berbeda dengan tari

tradisional lainnya seperti tari bangreng, tari terbang, tari tarawangsa yang masih

ada usur ritual dalam pelaksanaan pagelarannya. Tari Umbul, tari tradisional yang

berkembang dengan bentuk kreasi dan kolosal, yang memadukan unsur-unsur tari

tradisional lainnya seperti diantaranya pencak silat, tari bangreng, tari ketuk tilu,

dan tari ronggeng (hanya mencuplik atau klip dari bagian adegan-adegan tertentu

saja). Unsur ritual dalam tari Umbul diperkirakan ada dalam gerakan tari oray-

orayan, namun hanya diambil karena keindahan gerakannya, bukan ritualnya.

Page 33: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

38

I.2. Analisis SWOT

SWOT merupakan singkatan dari Strenghts (kekuatan), Weakness (kelemahan),

Opportunity (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT digunakan untuk

menentukan startegi dari perancangan dalam menyampaikan informasi kepada

generasi muda dengan mengurai dari kekuatan dan kelemahan yang ada pada tari

Umbul (pengaruh faktor internal) dan opportunity serta ancaman yang merupakan

pengaruh dari faktor eksternal. Kemudian uraian dari faktor internal dan eksternal

ditabelkan secara matriks untuk menentukan starategi alternatif yang dipilih.

A. Faktor Internal

Kekuatan (S):

S01. Tari Umbul memiliki nilai-nilai tradisional yang positif (moralitas, etika,

agama, dan adat istiadat).

S02. Adanya kecenderungan jumlah penari yang meningkat

S03. Sebagai alat komunikasi.

S04. Adanya usaha Pemerintah Daerah untuk melestarikannya.

Kelemahan (W):

W01. Masyarakat kurang memahami nilai-nilai positif tradisonal

W02. Nilai positif kurang menjadi pegangan dalam kehidupan bermasyarakat,

khususnya bagi generasi muda.

B. Faktor Eksternal:

Opportunity (O)

O01. Merupakan seni tari yang dapat dikreasi

O02. Pewarnaan dalam desain busana.

Page 34: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

39

Ancaman (T)

T01. Arus globalisasi budaya (berbagai budaya dari seluruh dunia bisa masuk

dan mempengaruhi)

T02. Adanya dukungan teknologi internet yang mendukung percepatan

globalisasi

T03. Anak muda saat ini lebih menyukai teknologi internet, yang dapat

mengakses berbagai budaya asing.

Tabel I-5. Matrik SWOT Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

Pengruh Ekternal

Pengaruh Internal

O01. Merupakan seni tradisional yang dapat di kreasi

O02. Pewarnaan dalam desain busana

T01. Pengaruh Globalisasi

T02. Percepatan arus globalisasi dengan adanya teknologi internet

T03. Anak muda lebih menyukai internet

S01. Tari Umbul memiliki nilai positif tradisional

S02. Jumlah penari meningkat

S03. Sebagai alat komunikasi

S04. Ada usaha Pemerintah dalam melestarikannya

Strategi SO: Tari Umbul bertahan seperti sekarang

Strategi ST: Meningkatkan kualitas pertunjukan

W01. Masyarakat kurang memahami nilai positif tradisional

W02. Nilai positif tradisional kurang menjadi pegangan khususnya bagi generasi muda

Strategi WT: Mengedukasi Masyarakat khususnya generasi muda

Strategi (WT): Ditinjau ulang atau dihentikan

Kesimpulan dari analisis SWOT (Tabel I-5) adalah meningkatkan kualitas pertunjukan dan mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda.

Page 35: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

40

Alternatif pilihan Strategi:

Tabel I-6. Alternatif Strategi dari Hasil Analisis (SWOT) Sumber: Dokumen Pribadi (2020)

Strategi Pro Contra

SO Betahan Akan sulit bersaing dengan seni tari yang lebih modern.

ST Meningkatkan kualitas pentas

Berhadapan langsung dengan kekuatan arus globalisasi budaya, semakin lama akan semakin tergerus oleh budaya asing.

WO Edukasi ke masyarakat khususnya untuk generasi muda

Perlu waktu

WT Dikreasi menjadi seni tari modern Kehilangan satu seni tradisional

Alternatif pilihan strategi: Membangun kekuatan dengan mengatasi kelemahan (Strategi gabungan ST dan WO).

I.3. Resume

Pagelaran tari Umbul merupakan perpaduan dari unsur seni tari, seni musik, seni

sastra dan seni rupa. Seni tari diwujudkan dalam unsur-unsur tari tradisional Umbul

yang merupakan cuplikan dari seni tari tradisional yang ada di daerah Sumedang.

Seni sastra dan seni rupa diwujudkan dalam bentuk cerita dan busana yang

digunakan oleh penari Umbul. Tari Umbul memiliki bentuk tari dan busana unik,

yaitu gerak tari goyang pare, selendang sarung dan kacamata hitam. Dalam tari

Umbul ruang diartikan sebagai hubungan tubuh dan lingkungan yang membentuk

desain. Tari Umbul diiringi dengan bunyi-bunyian gamelan sederhana.

Usaha-usaha Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam upaya melestarikan kesenian

daerah telah mengeluarkan sedikitnya 3 peraturan daerah dan program kerja yang

terkait dengan kebudayaan daerah. Namun fakta di lapangan ada sejumlah masalah

dengan implementasi program kerja tersebut, yaitu aspek pemahaman nilai-nilai

positif dalam pergaulan yang masih kurang dipahami khususnya oleh generasi

muda.

Page 36: BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL

41

Ada petunjuk yang kuat dari hasil analisis tersebut di atas bahwa dalam

meningkatkan usaha-usaha pelestarian kesenian daerah diperlukan pembinaan atau

edukasi masyarakat tentang pentingnya pemahaman dari nilai-nilai tradisi yang

positif di dalam kesenian daerah, khususnya untuk generasi muda.

I.4. Solusi Perancangan

Sebagai alternatif solusi dari perancangan adalah merancang media informasi

tentang tari Umbul yang permanen dan berkelanjutan. Informasi yang disampaikan

berupa keindahan dari pandangan mata dan bentuk tidak tampak yang merupakan

informasi pengertian dan pemaknaan dari tari Umbul. Dengan adanya media

informasi tersebut diharapkan masyarakat Sumedang dapat mengetahui dari arti

dan makna tari Umbul.