bab ii riset muli

Upload: sri-rahayu

Post on 08-Jul-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    1/27

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Landasan Teori2.1.1Pengertian Imunisasi

    Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, atau resisten.

    Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap

    suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap

    suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit

    yang lain ( Notoatmodjo, 2007 : 4 !.2.1.2Tujuan Imunisasi

    1. "ntuk men#egah terjadinya penyakit tertentu pada

    seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada

    sekelompok masyarakat ( populasi ! atau bahkan

    menghilangkan penyakit tertentu dari dunia pada

    imunisasi #a#ar $ariola (%anuh, 200& : '0 !.2. "ntuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari

    penyakit yang dapat di#egah dengan imunisasi. ada

    saat itu penyakit ) penyakit tersebut adalah disentri,

    tetanus, batuk rejan ( pertusis !, #a#ar ( measles !,

    polio, dan tuberkulosis ( Notoatmodjo, 2007 :4* !.3. +enurut - ( orld -ealth rgani/ation !, program

    imunisasi di Indonesia memiliki tujuan untuk

    menurunkan angka kejadian penyakit dan angka

    kejadian kematian akibat penyakit yang dapat di#egah

    dengan imunisasi ( A#hmadi, 200* : '0 !.

    *

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    2/27

    2.1.3Sasaran Imunisasi

    1. Imunisasi %utiniberikan pada bayi di ba1ah umur ' tahun,

    1anita usia subur yaitu 1anita usia ' hingga 3

    tahun termasuk ibu hamil dan #alon pengantin.

    aksin yang diberikan pada imunisasi rutin pada bayi

    meliputi -epatitis 5, 56, olio, 8, dan 6ampak.

    ada usia anak sekolah meliputi 8 ( i9teri 8etanus !,

    6ampak, dan tetanus toksoid, sedangkan pada

    1anita usia subur diberikan tetanus toksoid.2. Imunisasi 8ambahan

    Imunisasi tambahan akan diberikan bila

    diperlukan. Imunisasi tambahan diberikan kepada

    bayi dan anak usia sekolah dasar. Imunisasi

    tambahan sering dilakukan misalnya ketika terjadi

    suatu 1abah penyakit tertentu dalam 1ilayah dan

    1aktu tertentu,misalnya pemberian polio pada ekan

    Imunisasi Nasional ( IN ! dan pemberian imunisasi

    #ampak pada anak sekolah.

    ekan Imunisasi Nasional, dilaksanakan serentak

    se#ara nasional untuk memper#epat pemutusan

    mata rantai $irus polio importasi dengan #ara

    memberikan $aksin polio kepada setiap balita ( usia 0

    ) tahun ! termasuk bayi baru lahir tanpa

    mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.

    7

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    3/27

    emberian imunisasi dilakukan dua kali masing )

    masing dua tetes selang 1aktu dua bulan. emberian

    imunisasi polio pada 1aktu IN disamping untuk

    memutus mata rantai penularan, juga berguna

    sebagai booster atau imunisasi ulangan polio

    ( A#hmad, 200* : '2 ) ' !.2.1.4 enis ! enis Imunisasi

    '. Imunisasi asi9 ( asi9 Imumuni/ation !Imunisasi pasi9 adalah pemberian antibody

    kepada resipien, dimaksudkan untuk memberikan

    imunisasi se#ara langsung tanpa harus memproduksi

    sendiri /at akti9 tersebut untuk kekebalan tubuhnya.

    Antibody yang diberikan ditujukan untuk upaya

    pen#egahan atau pengobatan terhadap in9eksi, baik

    untuk in9eksi bakteri maupun $irus. roteksi bersi9at

    sementara selam antibodi masih akti9 didalam tubuh

    resipien dan pelindungannya singkat karena tubuh

    tidak membentuk memori terhadap patogen atau

    antigen spesik ( %anuh, 200& : 272 !.

    2. Imunisasi Akti9 ( A#ti$e Immuni/ation !Imunisasi akti9 adalah imunisasi yang dilakukan

    dengan #ara memasukkan $irus yang sudah

    dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubuh dengan

    tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi

    antibodi sendiri.

    Imunisasi yang diberikan kepada anak adalah :

    &

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    4/27

    '! 56, untuk men#egah 8562! 8, untuk men#egah penyakit di9teri, pertusis,

    dan tetanus! olio, untuk men#egah penyakit poliomyelitis4! 6ampak, untuk men#egah penyakit #ampak! -5, untuk men#egah penyakit hepatitis 5

    Imunisasi pada ibu hamil dan #alon pengantin

    adalah imunisasi tetanus to;oid,yaitu untk men#egah

    terjadinya tetanus pada bayi yang dilahirkan

    (Notoatmodjo, 2007 : 4* !.2.1."#e$eng%a&an Imunisasi Dasar

    enyakit ) penyakit yang dapat di#egah dengan

    imunisasi ( I ! seperti penyakit 856, i9teri, ertusis,

     8etanus, olio, -epatitis 5, dan 6ampak .Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar

    lengkap yang terdiri dari 56 ' kali, 8 kali, olio 4 kali,

    -5 kali, dan 6ampak ' kali. "ntuk menilai kelengkapan

    status imunisasi dasar lengkap bagi bayi dapat dilihat dari

    #akupan imunisasi #ampak, karena imnunisasi #ampak

    merupakan imunisasi yang terakhir yang diberikan pada

    bayi dengan harapan imunisasi sebelumnya sudah

    diberikan dengan lengkap ( inas

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    5/27

    56 ( Bacillus Calmette-Guerin  ! yang masih hidup

    ( itjen = > epkes %I,200 : 3 !.Bacillus Calmette- Guerin adalah $aksin hidup yang

    dibuat dari Mycobacterium bovis yang dibiak berulang

    selama ' ) tahun sehingga didapatkan hasil yang

    tidak $irulen tetapi masih mempunyai imunogenitas

    (%anuh, 200& : '2 !.'! 6ara emberian dan osis

    emberian imunisasi 56 sebaiknya

    diberikan kepada bayi umur ? 2 bulan. ada bayi

    yang kontak erat dengan pasien 85 dengan

    bakteri tahan asam ( 58A ! @ sebaiknya

    diberikan IN- prolaksi dulu, apabila pasien

    kontak sudah tenang bayi dapat diberi 56

    ( %anuh, 200& : '4 !.ebelum disuntikan, $aksin 56 harus

    dilarutkan terlebih dahulu,melarutkan dengan

    menggunakan alat suntik streril ( A ml !.

    osis pemberian 0,0 ml sebanyak ' kali.

    isuntikan se#ara intrakutan di daerah lengan

    kanan atas ( insertion musculas deltoideus ),

    dengan menggunakan A 0,0 ml. aksin yang

    sudah dilarutkan harus digunakan sebelum le1at

    jam ( itjen = > epkes %I, 200 : 3 !.2!

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    6/27

    Imunisasi 56 tidak boleh digunakan pada

    orang yang reaksi uji tuberkulin B mm,

    menderita in9eksi -I atau dengan risiko tinggi

    in9eksi -I, imunokompromais akibat

    pengobatan kortikosteroid, obat imunoCsupresi9,

    mendapat pengobatan radiasi, penyakit

    keganasan yang mengenai sumsum tulang atau

    sistem lim9e, menderita gi/i buruk, menderita

    demam tinggi, menderita in9eksi kulit yamg

    halus, pernah sakit tuberkulosis, kehamilan

    (%anuh, 200& : ' !.! D9ek amping

    Imunisasi 56 tidak menyebabkan reaksi

    yang bersi9at umum seperti demam ' ) 2

    minggu kemudian akan timbul indurasi dan

    kemerahan di tempat suntikan yang berubah

    menjadi pustula, kemudian pe#ah menjadi luka.

    >uka tidak perlu pengobatan, akan sembuh

    se#ara spontan dan meninggalkan tanda parut.

    epkes %I, 200 : 3 !.

    ''

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    7/27

    2. Imunisasi 8Imunisasi 8 gunanya untuk pemberian

    kekebalan se#ara simultan terhadap di9teri, pertusis,

    tetanus ( itjen = > epkes %I, 200 : '0 !.'! 6ara emberian dan osis

    ebelum digunakan $aksin harus diko#ok

    terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.

    isuntikan se#ara intramuskuler dengan dosis

    pemberian 0, ml sebanyak dosis. osis

    pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis

    selanjutnya diberikan dengan inter$al paling

    #epat 4 minggu ( ' bulan !. i unit pelayanan

    stasis, $aksin 8 yang telah dibuka hanya

    boleh digunakan selama 4 minggu, dengan

    ketentuan :('! aksin belum kadalu1arsa(2! aksin disimpan dalam suhu 2 ) & derajat

    #el#ius(! 8idak pernah terendam air(4! terilitasnya terjaga

    edangkan di posyandu, $aksin yang sudah

    terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari

    berikutnya ( itjen = > epkes %I, 200 :

    '0 !.2!

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    8/27

    yang mengalami gejala ) gejala parah pada

    dosis pertama, komponen pertusis harus

    dihindarkan pada dosis kedua, dan untuk

    meneruskan imunisasinya dapat diberikan 8

    ( itjen = > epkes %I, 200 : '0 !.! D9ek amping

    ejala ) gejala yang bersi9at sementara

    seperti lemas, demam, kemerahan pada tempat

    suntikan. epkes %I, 200 : '0 !.. Imunisasi -epatitis 5

    Imunisasi hepatitis 5 gunanya untuk pemberian

    kekebalan akti9 terhadap in9eksi yang disebabkan oleh

    $irus hepatitis 5. aksin hepatitis 5 adalah aksin $irus

    rekombinan yang telah diinakti$asikan dan bersi9at non –

    infectious, berasal dari -bsAg yang dihasilkan dalam sel

    ragi ( Hansenula Polymorpha ) menggunakan teknologi

    NA rekombinan ( itjen = > epkes %I, 200 : ' !.'! 6ara emberian dan osis

    ebelum digunakan $aksin harus diko#ok

    terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.

    aksin disuntikkan dengan dosis 0, ml atau ' buah

    -5 I, pemberian suntikan se#ara intramuskuler

    sebaiknya pada anterolateral paha. emberian

    '

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    9/27

    sebanyak dosis, dosis pertama diberikan pada usia

    0 ) 7 hari, dosis berikutnya dengan inter$al minimum

    4 minggu ( ' bulan ! ( itjen = > epkes %I,

    200 : ' !.2! epkes %I, 200 :

    ' !.

    ! D9ek amping%eaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan, dan

    pembekakan sekitar tempat penyuntikan. %eaksi

    yang terjadi bersi9at ringan dan biasanya hilang

    setelah 2 hari ( itjen = > epkes %I, 200 : ' !.4. Imunisasi olio

    aksinoral polio hidup adalah $aksin polio trivalent 

    yang terdiri dari suspensi $irus  poliomyelitis  tipe ', 2,

    dan ( strain sabin )  yang sudah dilemahkan, dibuat

    dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan

    sukrosa.Imunisasi polio ini merupakan kekebalan akti9 

    terhadap penyakit poliomyelitis ( itjen = > epkes

    ri, 200 : ' !.'! 6ara emberian dan osis

    '4

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    10/27

    iberikan se#ara oral ( melalui mulut !, ' dosis

    adalah 2 tetes sebanyak 4 kali ( dosis ! pemberian,

    dengan inter$al setiap dosis minimal 4 minggu.

    etiap membuka $ial baru harus menggunakan

    penetes ( dropper  ! yang baru.i unit pelayanan statis polio yang telah dibuka,

    hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan

    ketentuan :('! aksin belum kadalu1arsa(2! aksin disimpan dalam suhu @2 C @& derajat

    #elsius(! 8idak pernah terendam air(4! terilitasnya terjaga

    edangkan di posyandu, $aksin yang sudah

    terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari

    berikutnya ( itjen = > epkes %I, 200 : ' !.2! epkes %I,

    200 : ' !.! D9ek amping

    ada umumnya tidak terdapat e9ek samping

    berupa paralisis yang disebabkan oleh $aksin sangat

     jarang terjadi ( itjen = > epkes %I, 200 : ' !.

    '

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    11/27

    . Imunisasi 6ampakaksin #ampak merupakan $aksin $irus hidup yang

    dilemahkan. etiap dosis ( 0, ml ! mengandung tidak

    kurang dari '000 infective unit virus strain 6A+ 70 dan

    tidak lebih dari '00 m#g residu canamycin dan 0 m#g

    residu erythromycin.Imunisasi #ampak ini untuk pemberian kekebalan

    akti9 terhadap penyakit #ampak ( itjen = > epkes

    %I, 200 : '4!.

    '! 6ara dan emberian osisebelum disuntikan, $aksin #ampak terlebih

    dahuli harus dilarutkan dengan pelarut steril yang

    telah tersedia yang berisi ml #airan pelarut.

    osis pemberian 0, ml di suntikkan se#ara

    subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 3 ) ''

    bulan dan ulangan ( booster ! pada usia * ) 7

    tahun ( kelas ' ! setelah catch-up campai!n

    #ampak pada Anak ekolah asar ' ) * ( itjen

    = > epkes %I, 200 : '4!.2!

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    12/27

    -ingga ' E pasien dapat mengalami

    demam ringan dan kemerahan selama hari

    yang dapat terjadi & ) '2 hari setelah di$aksinasi (

    etjen = > epkes %I, 200 : '4 !.alaupun dilaporkan ada beberapa $ariasi

    temuan, e9ek samping $aksin #ampak hidup

    ( tunggal atau gabungan ! umumnya adalah

    ringan dan terbatas untuk anak ) anak yang

    rentan.engan menggunakan $aksin $irus hidup

    yang dilemahkan, maka reaksi e9ek samping yang

    timbul kurang dibandingkan dengan $irus mati.

     8etapi sekitar ) ' E anak yang mendapat

    imunisasi akan mengalami demam tinggi sampai

    3,4 derajat #el#ius. uhu tubuh umumnya

    meningkat pada hari ke ) 7 sampai hari ke ) '2

    sesudah imunisasi dan lamanya ' ) 2 hari. 8etapi

    panas yang timbul dirasakan tidak mengganggu

    anak.

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    13/27

    D9ek samping imunisasi ulang umumnya

    lebih ringan dan jarang terjadi dibandingkan

    dengan imunisasi pertama, karena anak sudah

    mendapat dosis pertama maka ia sudah imun,

    sehingga pada imunisasi kedua $irus $aksin tidak

    dapat bereplikasi. D9ek ikutan imunisasi kedua

    lebih sering terjadi bila diberikan pada umur '0 )

    '2 tahun dibandingkan dengan bila diberikan

    umur 4 ) * tahun. ejala ikutan yang terjadi '

    bulan sesudah imunisasi pada anak yang berumur

    '0 ) '2 tahun sangat jarang terjadi ( ',7F'000 !,

    yang paling sering berupa mun#ulnya ruam pada

    kulit dan nyeri sendi ( etia1an, 200& : '&' )

    '&2 !.

    2.1.' Gad1al Imunisasi Gad1al emberian Imunisasi asar ada 5ayi

    aksinemberianImunisasi

    elang

    aktuemberi

    an

    "mur

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    14/27

    2, ! minggu bulan

    olio 4;(olio ', 2,

    !

    4

    minggu

    0 ) ''

    bulaan

    6ampak '; 3 ) ''

    bulan

    -epatitis

    5

    ;(-ep5', 2,

    !

    4

    minggu

    0 ) ''

    bulan

    "ntuk bayi yang

    lahir di %F

    uskesmasF%um

    ah bersalinF

    rumah oleh

    tenaga

    kesehatan, -5

    segera diberikan

    dalam 24 jam

    pertama

    kelahiran. 56

    dan olio

    diberikan

    sebelum bayi

    pulang ke rumah

    2.1.(aktor Jang +empengaruhi a1ren#e reen ( '3&0 !, yang menyatakan

    '3

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    15/27

    bah1a perilaku seseorang ditentukan oleh tiga 9aktor, yaitu

    :'. aktor emudah ( presdiposing a#tors !

    aktor ) 9aktor ini men#akup tingkat pendidikan

    ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan

    keluarga, jumah anak, dan dukungan dari pihak keluarga.'! 8ingkat endidikan Ibu 5ayi

    endidikan adalah proses seseorang

    mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk

    ) bentuk tingkah laku manusia di dalam

    masyarakat tempat ia hidup, proses sosial, yakni

    orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan

    yang terpilih dan terkontrol ( khususnya yang

    datang dari sekolah !, sehingga dia dapat

    memperoleh atau mengalami perkembangan

    kemampuan sosial, dan kemampuan indi$idu

    yang optimal ( +unib, dkk, 200* : 2 !.anita sangat berperan dalam pendidikan

    di dalam rumah tangga. +ereka menanamkan

    kebiasaan dan menjadi panutan bagi generasi

    yang akan datang tentang perlakuan terhadap

    lingkungannya. engan demikian, 1anita ikut

    menentukan kualitas lingkungan hidup ini. "ntuk

    dapat melaksanakan pendidikan ini dengan baik,

    para 1anita juga perlu berpendidikan baik 9ormal

    20

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    16/27

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    17/27

    dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya

    terhadap stimulus! (Notoatmodjo, 200 : '27 )

    '2& !.engetahuan diperoleh dari pengalaman

    sendiri atau pengalaman orang lain. eseorang

    ibu akan mengimunisasikan anaknya setelah

    melihat anak tetangganya kena penyakit polio

    sehingga #a#at karena anak tersebut belum

    pernah memperoleh imunisasi polio.! tatus ekerjaan Ibu 5ayi

    ekerjaan menurut kamus besar 5ahasa

    Indonesia adalah mata pen#aharian, apa yang

    dijadikan pokok kehidupan, sesuatu yang

    dilakukan untuk mendapatkan na9kah ( Anoraga,

    200 : '' !.Ibu yang bekerja yang bekerjamempunyai

    1aktu kerja sama seperti dengan pekerja lainnya.

    Adapun 1aktu kerja bagi pekerja yang dikerjakan

    yaitu 1aktu siang 7 jam satu hari dan 40 jam satu

    minggu untuk * hari kerja dalam satu minggu,

    atau & jam satu hari dan 40 jam satu minggu

    untuk hari kerja dalam satu minggu. edangkan

    1aktu malam hari yaitu * jam satu hari dan

     jam satu minggu untuk * hari kerja dalam '

    minggu ( Anoraga, 200 : *0 !.

    22

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    18/27

    5ertambah luasnya lapangan kerja, semakin

    mendorong banyaknya kaum 1anita yang

    bekerja, terutama di sektor s1asta. i satu sisi

    berdampak positi9 bagi pertambahan pendapatan,

    namun di sisi lain berdampak negati9 terhadap

    pembinaan dan pemeliharaan anak (Anoraga,

    200 : '20 !.-ubungan antara pekerjaan ibu dengan

    kelengkapan imunisasi dasar bayi adalah jika ibu

    bekerja untuk men#ari na9kah maka akan

    berkurang kesempatan 1aktu dan perhatian

    untuk memba1a bayinya ke tempat pelayanan

    imunisasi, sehingga akan mengakibatkan bayinya

    tidak mendapatkan pelayanan imunisasi.4! endapatan

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    19/27

    pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota

    keluarga lainnya.endapatan keluarga yang memadai akan

    menunjang tumbuh kembang anak, karena orang

    tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak

    baik yang primer maupun yang sekunder

    ( oetjiningsih, '33 : '0 !.! Gumlah Anak

    5erdasarkan penelitian uparmanto ( '330 !

    dalam -andayani ( 200& !, jumlah anak sebagai

    salah satu aspek demogra yang akan

    berpengaruh pada partisipasi masyarakat. -al ini

    dapat terjadi karena jika seorang ibu mempunyai

    anak lebih dari satu biasanya ibu semakin

    berpengalaman dan sering memperoleh in9ormasi

    tentang imunisasi, sehingga anaknya akan di

    imunisasi (-andayani, 200& : * !.*! ukungan

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    20/27

    tentang ketepatan keyakinan dan perasaan

    seseorang. Ajakan untuk membuka diri dan

    mendiskusikan keyakinan dan sumber ) sumber

     juga merupakan bentuk dukungan sosial

    (Abraham, '337 : '2* !."ntuk me1ujudkan sikap menjadi suatu

    perbuatan yang nyata diperlukan 9aktor

    pendukung atau suatu kondisi yang

    memungkinkan, antara lain adalah 9asilitas. ikap

    ibu yang positi9 terhadap imunisasi harus

    mendapat konrmasi dari suaminya dan ada

    9asilitas imunisasi yang mudah di#apai, agar ibu

    tersebut mengimunisasi anaknya. i samping

    9aktor 9asilitas, juga diperlukan dukungan F

    support   dari pihak lain, misalnya suami F istri F

    orang tua F mertua.

    2. aktor endukung ( &nablin! 'actors !aktor pemungkin atau pendukung ( enablin!  !

    perilaku adalah 9asilitas, sarana dan prasarana atau

    sumber daya atau 9asilitas kesehatan yang mem9asilitasi

    terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat,

    termasuk juga 9asilitas pelayanan kesehatan seperti

    puskesmas, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter

    2

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    21/27

    atau bidan s1asta, dan sebagainya, serta kelengkapan

    alat imunisasi, uang, 1aku, tenaga, dan sebagainya

    ( Notoatmodjo, 200 : 27 !.'!

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    22/27

    belakang '0 ) ' #m, kanan kiri ' #m,

    sirkulasi udara disekitarnya harus baik. >emari

    es tidak boleh terkena panas matahari

    langsung. uhu di dalam lemari es harus

    berkisar @2 sFd @& derajat #el#ius, sedangkan

    di dalam freeer  berkisar antara ) 2 sFd ) '

    derajat #el#ius ( %anuh, 200& : 2 !.(2! a##ine 6arrier ( termos !

    a##ine #arrier adalah alat untuk

    mengirim atau memba1a $aksin dari

    puskesmas ke posyandu atau tempat

    pelayanan imunisasi lainnya yang dapat

    mempertahankan suhu @2 C @& derajat

    #el#ius.(! 6old 5o;

    6old bo; di tingkat puskesmas digunakan

    penyimpanan $aksin sementara apabila dalam

    keadaan darurat seperti listrik padam untuk

    1aktu #ukup lama, atau lemari es sedang

    rusak yang bila diperbaiki memakan 1aktu

    #ukup lama. 6old bo; berukuran besar dengan

    ukuran 40 ) 70 liter, dengan penyekat suhu

    dari poliuretan.(4! ree/e 8ag

    ree/e tag digunakan untuk memantau

    suhu dari kabupaten ke puskesmas pada

    27

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    23/27

    1aktu memba1a $aksin, serta dari puskesmas

    sampai ke lapangan atau posyandu dalam

    upaya peningkatan kualitas rantai $aksin

    ( itjen = > epkes %I, 200 : 2 !.!

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    24/27

    keadaan geogras ini dapat diukur dengan jenis

    transportasi, jarak, 1aktu perjalanan dan

    hambatan sik lain yang dapat menghalangi

    seseorang mendapat pelayanan kesehatan.emakin ke#il jarak jangkauan masyarakat

    terhadap suatu tempat pelayanan kesehatan,

    maka akan semakin sedikit pula 1aktu yang

    diperlukan sehingga tingkat peman9aatan

    pelayanan keehatan meningkat.# aktor enguat ( *einforcin! 'a+tors )

    aktor ini meliputi 9aktor sikap dan perilaku

    petugas termasuk petugas kesehatan ( Notoatmodjo,

    200 : ' !.+enurut >a1ren#e . reen, ketersediaan dan

    keterjangkauan sumber daya kesehatan termasuk

    tenaga kesehatan yang ada dan mudah dijangkau

    merupakan salah satu 9aktor yang memberi kontribusi

    terhadap perilaku sehat dalam mendapatkan pelayanan

    kesehatan.'! etugas Imunisasi

    etugas imunisasi untuk program imnisasi

    biasanya dikirim dari pihak puskesmas, biasanya

    dokter atau bidan, lebih khususnya bidan desa.+enurut iyono ( 2000 : ! pasien atau

    masyarakat menilai mutu pelayanan kesehatan

    yang baik adalah pelayanan kesehatan yang

    23

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    25/27

    empati, respek dan tanggap terhadap

    kebutuhannya, pelayanan yang diberikan harus

    sesuai dengan kebutuhan masyarakat, diberikan

    dengan #ara yang ramah pada 1aktu berkunjung.alam melakasanakan tugasnya petugas

    kesehatan harus sesuai dengan mutu pelayanan.

    engertian mutu pelayanan untuk petugas

    kesehatan berarti bebas melakukan segala sesuatu

    se#ara pro9esional untuk meningkatkan derajat

    kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan

    ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju,

    mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar

    yang baik, komitmen dan moti$asi petugas

    tergantung dari kemampuan mereka untuk

    melaksanakan tugas mereka dengan #ara yang

    optimal ( iyono, 2000 : 4 !.erilaku seseorang atau masyarakat tentang

    kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,

    keper#ayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang

    atau masyarakat yang bersangkutan. i samping

    itu, ketersediaan 9asilitas, sikap dan perilaku para

    petugas kesehatan terhadap kesehatan juga

    mendukung dan memperkuat terbentuknya

    perilaku (Notoatmodjo, 200 : '* !.

    0

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    26/27

    2!

  • 8/19/2019 BAB II Riset Muli

    27/27

    mengelola kegiatan seperti penimbangan

    bulanan, distribusi oralit, $itamin A F e,

    distribusi alat kontrasepsi, +8, pelayanan

    kesehatan sederhana, pen#atatan dan

    pelaporan serta rujukan.

    (! embinaanembinaan yang dilakukan oleh kader

    berupa : menyelenggarakan pertemuan

    bulanan dengan masyarakat untuk

    membi#arakan perkembangan program

    kesehatan, melakukan kunjungan rumah pada

    keluarga binaannya, membina kemampuan

    diri melalui pertukaran pengalaman antar

    kader.