bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
TRANSCRIPT
Website:www.metopidfkmunsri.blogspot.com
Email : [email protected]
Facebook: Najmah Usman
NAJMAH, SKM, MPH | FACULTY OF PUBLIC HEALTH | SRIWIJAYA UNIVERSITY
EDISI EPIDEMIOLOGI
Perhitungan Dasar Epidemiologi II
Prevalens & Rasio
Prevalensi
▪ Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Jenis Prevalensi
PrevalensiPrevalens Titik
Prevalens Periodik
Prevalensi titik menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu
Prevalensi periode memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi)
Insidensi
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit
InsidensiInsidensi Kumulatif
Laju Insidensi
Contoh Kasus
Pada tahun 2010 diketahui terdapat 17.139 kasus campak di Indonesia. Pada kasus ini seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2010 dianggap sebagai orang yang terpapar risiko untuk terkena penyakit campak. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 237.641.326 jiwa. Sehingga diperoleh hasil angka insidensi adalah 0,00073 atau dapat disederhanakan angka insidensi penyakit campak pada tahun 2010 di Indonesia adalah 7,3 per 10.000 penduduk (11)
Insidensi Kumulatif
Proporsi kasus baru pada populasi berisiko pada periode waktu tertentu. Insidensi kumulatif dapat menaksir risiko seseorang untuk terkena suatu penyakit pada jangka waktu tertentu
*pada periode waktu tertentu ** pada permulaan periode
Laju Insidensi
Laju insidensi menunjukkan kecepatan kejadian baru terjadi pada populasi. Laju insidensi merupakan proporsi jumlah orang yang baru menderita penyakit diantara jumlah orang dalam risiko dikali dengan lamanya ia dalam risiko. Rumus laju insidensi:
PREVALENSI VS INSIDENSI
Prevalensi bergantung pada insidensi dan durasi
penyakit. Bila prevalensi rendah dan tidak ada perubahan
berarti dengan waktu, maka dapat dirumuskan :Prevalensi (P) = Insidensi (I) x rata-rata durasi penyakit
(D)
Rumus ini berlaku bila tidak ada pencegahan dan
tidak ada pengobatan untuk penyakit ini
Rasio & Risk
Risk Rasio▪ Risk rasio atau disebut juga Relative risk (RR)
merupakan rasio dari risiko untuk terjadinya penyakit pada kelompok terpapar dibandingkan kelompok yang tidak terpapar (2). Murti (1997, 182) mendefinisikan resiko relatif sebagai ukuran yang dapat menunjukkan berapa kali risiko untuk mengalami penyakit pada populasi terpapar relatif dibandingkan dengan populasi tidak terpapar (8)
Insidensi Kumulatif Kelompok Terpapar
Proporsi kasus baru pada kelompok yang terpaparinsidensi kumulatif
kelompok tidak terpapar
Proporsi kasus baru pada kelompok yang tidak terpapar
Rumus Risk Rasio:
Biila hasil perhitungan = 1, artinya tidak ada asosiasi antara paparan dan penyakit
Bila hasil perhitungan > 1, artinya paparan merupakan faktor risiko penyakit, paparan meningkatkan resiko terkena penyakit tertentu
Bila hasil perhitungan < 1, artinya paparan memiliki efek protektif terhadap penyakit, paparan melindungi atau mengurangi resiko penyakit tertentu
Contoh Kasus
▪ Sebuah penelitian kohort ingin melihat risiko orang yang merokok untuk terkena kanker paru di Provinsi X. Pada awal penelitian sebanyak 5000 orang yang merokok dijadikan subyek penelitian dan 5000 orang lainnya sebagai kelompok pembanding (tidak merokok). 20 tahun kemudian diketahui di antara 5000 orang yang merokok 200 orang di antaranya mengalami kanker paru, dan di antara 5000 orang yang tidak merokok terdapat 50 orang yang mengalami kanker paru. Hitunglah risiko relatif kelompok yang merokok untuk terkena penyakit kanker paru dibandingkan dengan kelompok yang tidak terpapar !
Tabel 11. Data penelitian kohort merokok untuk terkena kanker paru di Provinsi X
Insidensi kelompok terpapar = 200/5000 = 0,04 Insidensi kelompok tidak terpapar = 50/5000 = 0,01
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dengan RR sebesar 4 dapat diinterpretasikan sebagai risiko orang yang merokok untuk terkena kanker paru adalah 4 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Odd Rasio
▪ Odds menunjukkan rasio dua nilai dikotomi. Odds kasus artinya perbandingan jumlah kasus terpapar dengan kasus tidak terpapar, sedangkan odds kontrol artinya perbadingan jumlah kontrol terpapar dan kontrol tidak terpapar.
▪ Odds Ratio (OR) atau rasio odds merupakan perbandingan odds subyek sakit dengan odds subyek tak sakit. Odds rasio merupakan sebuah pendekatan risiko relatif yang digunakan dalam penelitian kasus kontrol.
Contoh Kasus▪ Sebuah penelitian kasus kontrol ingin
mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian difteri klinis pada anak yang berusia < 15 tahun di Kabupaten Bangkalan pasca sub PIN difteri tahun 2012 (Utama, 2013). Salah satu faktor yang diteliti adalah status imunisasi DPT dasar. Status DPT dasar dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 kategori, namun dalam contoh ini cukup diklasifikasikan menjadi dua kategori.
Attributable risk
Prevalensi Rasio (PR)
Potong Lintang (Cross Sectional)
Prevalens Rasio
Ukuran rasio prevalensi dapat menggunakan rumus odd rasio (OR)
maupun risk rasio (RR), hanya saja data yang digunakan bukan data kumulatif insidensi melainkan data prevalensi (2,
6, 8).
Tabel 13. Hubungan antara sumber Informasi dan sikap terhadap
ODHA(Analisis Lanjut Data SDKI 2007)
Sumber: Yeni dkk, 2011 OR Approaches RR Approaches
REFERENSINajmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo (in progress)
THANK YOU!FOR YOUR ATTENTION
Website:www.metopidfkmunsri.blogspot.com
Email : [email protected]
Facebook: Najmah Usman
SALAM CERDAS, TIADA BATAS UNTUK MENJADI CERDAS
Design by Harun Al Rasyid