bab ii landasan teori -...
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Untuk dapat memulai suatu penelitian diperlukan suatu landasan teori yang relevan
dengan masalah penelitian.Landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep – konsep
yang digunakan dalam penelitian. Dari landasan teori akan penulis gunakan sebagai acuan
mengganalisis masalah penelitian.
A. Koperasi.
1. Pengertian Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan (Departemen Koperasi:
1992: 2).Artinya koperasi sebagai unit bisnis diberikan kesempatan untuk menjalankan usaha
dalam rangka memperoleh keuntungan namun harus tetap tidak meninggalkan karakteristik
dan prinsip-prinsip koperasi yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Koperasi
Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar
1945 (DepartemenKoperasi: 1992:10).Kesejahteraan anggota merupakan prioritas utama
yang harus dipegang koperasi, namun demikian harus tetap diusahakan tercapainya
kemakmuran, keadilan dan kemajuan koperasi, karena kemajuan koperasi tidak terlepas dari
partisipasi anggota dan pengelolaan secara profesional.
3. Usaha dan jenis koperasi
8
Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004: 2) disebutkan
bahwa “koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti sektor
perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa
transportasi, jasa profesi dan jasa lainnya.” Jeniskoperasi sebenarnya bermacam-macam
jenisnya tergantung dari sudut pandang pembedaan koperasi. Jenis-jenis koperasi dibedakan
sebagai berikut:
a. Berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi digolongkan
kedalam empat jenis yaitu:
1) Koperasi Konsumsi
yaitu koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa,
dan kegiatan atau jasa utamanya menyediakan barang-barang keperluan anggotanya.
2) Koperasi Produksi
Yaitukoperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau perusahaan
sendiri-sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan
memasarkan barang atau jasa, dan kegiatan utamanya menyediakan, mengoperasikan,
atau mengelola sarana produksi bersama.
3) Koperasi simpan-pinjam / koperasi kredit
Yaitukoperasiyang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan
peminjaman untuk anggotanya.
4) Koperasi pemasaran
yaitu koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa
dan kegiatan utamanya melakukan pemasaran bersama.
b. Berdasarkan sifat kegiatan usahanya, koperasi digolongkan dalam dua jenis yaitu:
9
1) Koperasi Tunggal Usaha (Single Purpose)
yaitu koperasi yang mengusahakan hanya satu macam kegiatan usaha meskipun ada
kesempatan untuk memperluas usaha.
2) Koperasi Serba Usaha (Multi Purpose)
yaitu koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan
ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya
c. Berdasarkan jenjang hierarkhi organisasinya, koperasi dapat digolongkan dalam dua jenis
yaitu:
1) Koperasi Primer
Yaitukoperasi yang anggotanya adalah orang-orang yang memiliki kesamaan
kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan usaha yang langsung melayani
kepentingan anggotanya.
2) Koperasi Sekunder
Yaitukoperasi yang anggotanya badan-badan hukum koperasi karena kesamaan
kepentingan ekonomi bergabung untuk tujuan efisiensi dan kelayakan dalam rangka
melayani anggotanya
d. Berdasarkan status hukum yang dimilikinya, koperasi dapat digolongkan dalam dua jenis
yaitu:
1) Koperasi berbadan hukum adalah koperasi yang telah memperoleh badan hukum
koperasi sehingga dapat melakukan tindakan hukum berkenaan dengan seluruh
kegiatan usahanya.
2) Lembaga kerjasama ekonomi masyarakat yang belum berbadan hukum adalah bentuk
kerjasama ekonomi masyarakat yang belum berbadan hukum sehingga tidak dapat
melakukan tindakan hukum berkenaan dengan seluruh kegiatan usahanya.
10
4. Koperasi Simpan Pinjam ( KSP )
Dalam penelitian ini khususnya peneliti akan membahas tentang KSP.
Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia No 20/Per/MKUKM/XI/2008, Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi
yang kegiatanya hanya usaha simpan pinjam.
Sasaran penilaian ini adalah Koperasi Simpan-Pinjam dan Unit Simpan-Pinjam yang
telah memiliki kualifikasi sebagai berikut:
1. Kualifikasi Koperasi Simpan-Pinjam (KSP):
a. Telah berbadan hukum.
b. Telah beroperasi minimal 2 tahun dan melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT)
tutup buku selama 2 tahun berturut-turut.
c. Memiliki modal sendiri minimal Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) untuk
KSP primer dan Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) untuk KSP sekunder
2. Dalam penilaian kesehatan koperasi ini ada 5 aspek yang dinilai, berikut ini sedikit
penjelasan tentang aspek-aspek tersebut
a. Permodalan
Rasio modal ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri/modal tetap
KSP/USP terhadap total asset dan menutup bila ada risiko kemacetan dalam
pengembalian pinjaman.
b. Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva produktif yang dinilai adalah kualitas pinjaman yang diberikan kepada anggota
dan non-anggota
c. Manajemen
Penilaian terhadap manajemen KSP/USPmeliputi :
1) Manajemen Permodalan
11
2) Manajemen Aktiva
3) Manajemen Pengelolan
4) Manajemen Rentabilitas
5) Manajemen Likuiditas
Menurut Peraturan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Kegiatan Uasha Simpan Pinjam.
Koperasi dalam menjalankan usahan Koperasi Simpan Pinjam, Pengelola wajib
memperhatikan aspek permodalan, likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas guna mengetahui
kinerja keuangan dan menjaga kepentingan semua pihak yang berkepentingan yaitu:
(1) Aspek permodalan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Modal sendiri koperasi tidak boleh berkurang jumlahnya dan harus ditingkatkan.
b. Setiap pembukaan jaringan pelayanan, harus disediakan tambahan modal sendiri.
c. Antara modal sendiri dengan modal pinjaman dan modal penyertaan harus berimbang.
(2) Aspek likuiditas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
b. Ratio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun.
(3) Aspek solvabilitas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Penghimpunan modal pinjaman dan modal penyertaan didasarkan pada
kemampuanmembayarkembali
b. Ratio antara modal pinjaman dan modal penyertaan dengan kekayaan harus berimbang.
(4) Aspek rentabilitas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Rencana perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) atau keuntungan ditetapkan dalam jumlah
yang wajar untuk dapat memupuk permodalan, pengembangan usaha, pembagian jasa
anggota dengan tetap mengutamakan kualitas pelayanan.
b. Ratio antara Sisa Hasil Usaha (SHU) atau keuntungan dengan aktiva harus wajar.
12
(5) Untuk menjaga kesehatan usaha, Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam tidak
dapatmenggadaikan harta kekayaannya.
B. Pengertian dan Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Koperasi.
1. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Koperasi
Dalam PSAK Nomor 27 dinyatakan bahwa laporankeuangan koperasi merupakan bagian
dari sistem pelaporan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi lebih ditujukan kepada
pihak-pihak di luar pengurus koperasi dan tidak dimaksudkan untuk pengendalian usaha
(Ikatan Akuntan Indonesia: 2002). Selanjutnyaberdasarkan laporan keuangan koperasi
tersebut, para pemakaidapat melakukan penilaian terhadap kinerja koperasi.
Kepentingan pemakai utama laporan keuangan koperasi terutama adalah untuk:
a. Menilai pertanggungjawaban pengurus
b. Menilai prestasi pengurus
c. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumberdaya, karya dan jasa yang
diberikan kepada koperasi (Ikatan Akuntan Indonesia: 2002).
Oleh karena itu begitu penting untuk selalu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan
koperasi agar segera terdeteksi jika terjadi ketidakberesan masalah keuangan di koperasi.
2. Pengertian Analisis Laporan Keuanagan Koperasi.
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil usaha yang telah dicapai oleh koperasi. Data
keuangan akan bermakna jika dilakukan analisis, sehingga dapat segera digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan.
Laporan keuangan adalah suatu alatbantu yang dapat digunakan untuk membuat suatu
keputusan antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan, penanaman modal/investasi,
pencarian sumber-sumber dana oprasi perusahaan lainnya (Amin Wijaya Tunggal: 1995: 22).
13
Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai informasi akuntansi dapat
mengambil keputusan.Pengelola/manajer koperasi dapat menilai apakah kinerjanya dalam
suatu periode yang lalu mendatangkan keuntungan atau tidak.
C. Rasio Keuangan
Rasio keuanganadalah suatu hal yang menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain atau perbandinganantara
berbagai gejala yang dinyatakan dengan angka/persentase. (AminWijaya Tunggal:1995).
Beberapa jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja financial antara
lain:
1. Analisis Rasio Likuiditas.
Rasio likuiditas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
Jadi yang dimaksud dengan Rasio Likuiditas Koperasi Simpan Pinjam dalam
penelitian ini adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang
telah jatuh tempo.
Rasio yang termasuk Rasio Likuiditas, yang akan digunakan adalah :
Kas + Bank
a. Current Kas = X 100%
Hutang Lancar
Current kas yang tinggi belum tentu dapat menjamin terbayarnya utang yang jatuh tempo.Hal
ini dikarenakan adanya jumlah persediaan yang relatif besar jika dibandingkan dengan
tingkat penjualan, sehingga perputaran persediaan rendah, atau dapat juga dimungkinkan oleh
jumlah piutang yang besar dan sulit ditagih.Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi
tahun 2008, Current kas yang baik adalah sebesar 10% - 15%.
14
2. Rasio Permodalan
Rasio modal ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri/modal tetap
KSP terhadap total asset dan menutup bila ada risiko kemacetan dalam pengembalian
pinjaman.
Jadi yang dimaksud permodalan dalam penelitian ini adalah kemampuan modal
sendiri KSP terhadap total asset.
Rasio solvabilitas ini dapat ditentaukan dengan:
Modal sendiri
a. Rasio modal sendiri = X 100%
Total Asset
Rasioyang rendah menunjukkan adanya pinjaman yang besar, berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Koperasi tahun 2008,Rasio Modal Sendiriyang baik adalah sebesar 40%-
60%.
2. Kemandirian dan Pertumbuhan
Rasio ini menunjukkan kemapuan koperasi untuk memperolehSHU (SisaHasil Usaha)
dari pengelolaan kekayan.
Jadi yang dimaksud dengan Rasio kemandirian dan Pertumbuhan pada penelitian ini
adalah kemampuan koperasi dalam memperoleh SHU.
Analisis rasio rentabilitas ini dapat ditentukan dengan dua macam cara yaitu:
Sisa Hasil Usaha sebelum pajak
a.Rasio Rentabilitas Asset = X 100%
Total Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi dalam memperoleh hasil
usaha dengan memanfaatkan keseluruhan dana yang ditanamakan dalam aktiva untuk operasi
koperasi sehingga menghasilkan keuntungan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi
tahun 2008, Rasio Rentabilitas Asset yang baik > 10%.
15
Sisa Hasil Usaha
b. Rentabilitas Modal Sendiri = X 100%
Modal sendiri
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri yang tinggi menunjukkan keberhasilan koperasi dalam
memperoleh penghasilan yang nantinya akan diberikan untuk kesejahteraan anggota koperasi.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi tahun 2008, Rentabilitas Modal Sendiri yang
baik >5%.
D. Kinerja
Kinerja keuangan koperasi simpan pinjam dapat dilihat dan diukur dengan cara
menganalisis laporan keuangan yang tersedia. Melalui analisis laporan keuangan keadaan dan
perkembangan koperasi serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan dapat diketahui, baik
diwaktu lampau maupun diwaktu sedang berjalan sehubungan dengan pemilihan strategi
koperasi yang diterapkan.
1. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja
Kinerja menurut irham adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Irham Fahmi (2011:239).
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan
sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan
dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai
tujuan.
Kinerja (performance) suatu koperasi berarti bagaimana kemampuan koperasi dalam
mengelola dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya, tolak ukur yang dapat digunakan
antara lain laba yang dihasilkan, pinjaman yang diberikan dan lain-lain.
2. Tujuan Pengukuran Kinerja
16
Tujuan pengukuran dan penilaian kerja adalah memotivasi karyawan dalam mencapai
sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya,
agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.Selain itu, penilaian kinerja dilakukan
untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan
perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta
penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2001).
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi.
Tujuan daripada pengukuran kinerja koperasi adalah untuk mengetahui:
a. Tingkat likuiditas, yaitu kemampuan suatu koperasi untuk memenuhi kewajiban
keuangan yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih.
b. Tingkat Permodalan, yaitu kemampuan koperasi untuk mengelola modal sendiri
terhadap total asset untuk menutupi resiko kemacetan dalam pengembalian pinjaman.
c. Tingkat rentabilitas/profitabilitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan laba pada
periode tertentu.
Jadi penilaian kinerja dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana aktifitas koperasi telah
dijalankan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan strategis
serta untuk mencegah pemborosan.
E. Kerangka Pikir
Gambar 2.1.Analisis Rasio keuangan Koperasi Simpan Pinjam “Harta Sentosa”.
Kinerja
Keuangan
Analisis Rasio
Likuiditas
Permodalan
Kemandirian dan Pertumbuhan
17
Koperasi seperti halnya badan usaha lainnya yang melaksanakan kegiatan usaha pada
periode tertenru perlu mengadakan laporan keuangan untuk mempertanggungjawabkan
kinerja penggurus kepada anggota.Untuk mengetahui hasil kinerja para pengurus yang
menggelola koperasi perlu diadakan suatu evaluasi atau satuan analisis penilaian yang
dilakukan pada umumnya adalah analisis rasio terhadap laporan keuangan yang dihasilkan.
Beberapa jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja
antaralaain:
1. Likuiditas.
2. Permodalan
3. Rentabilitas.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Koperasi Simpan Pinjam Harta Sentosa
kemudian diolah, sehingga diperoleh hasil :
1. Likuiditas
Standart penggerak Rasio Kas Terhadap kewajiban Lancar :
Kriteria Rasio Kas Skor
Buruk
Sedang
Baik
0 < 100%
100% - 125%
125% - 150%
2,5
5
10
2. permodalan
Standart Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset
Kriteria Rasio Kas Skor
Buruk
Sedang
Baik
0 – < 20%
20% - 40%
< 40% - 60%
1,5
3,00
6,00
18
3. Rentabilitas
Standart Perhitungan untuk Rasio Rentabilitas Asset
Kriteria Rasio Kas Skor
Kurang
Cukup
Sedang
Baik
< 5%
5% - <7,5%
7,5% - <10%
>10%
0,75
1,5
2,25
3,00
Standart Perhitungan untuk Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Kriteria Rasio Kas Skor
Kurang
Cukup
Sedang
Baik
< 3%
3% - < 4%
4% - < 5%
> 5%
0,75
1,5
2,25
3,00
F. Penelitian Sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Kresna Masahe dengan judul “Kinerja Keuangan
KUD Getasan periode tahun 2004 sampai dengan 2006” di KUD Getasan, dengan
maslahbagaimana kinerja keuangan KUD Getasan Selama periode tahun 2004 sampai dengan
2006. Berdasarkan hasil penelitian menggambarkan bahwa kinerja keuangan KUD Getasan
adalah Sedang.
Berdasarkan analisis dari ketentuan kategorik baik jika tiga indikator selama tiga
periode tahun meningkat, sedang jika dua indikator selama tiga periode meningkat dan jelek
jika hanya satu indikator meningkat, maka posisi kinerja keuangan KUD Getasan periode
2004 sampai dengan 2006 dalam keadaan “sedang” dengan indikator Likuid, Tidak Solvabel
dan Rentabel.