bab ii landasan teori a. tinjauan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/bab ii.pdf12 rakyat...

15
10 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu terkait tentang penilaian tingkat kesehatan bank ditinjau dengan menggunakan metode RGEC adalah sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Suryono (2017) mengenai Analisis Tingkat Kesehatan Bank (Pendekatan RGEC) pada PT Bank Rakyat Indonesia tahun 2013-2015 menghasilkan bahwa pada periode 2013 PT. Bank Rakyat Indonesia menunjukkan tingkat kesehatan bank yang sangat sehat, ditunjukkan pada aspek Risk Profile yang mencakup rasio NPL sebesar 1,26% dan LDR sebesar 88,54%. Untuk aspek Earnings yang mencakup rasio ROA sebesar 4,74% dan NIM sebesar 7,94%. Aspek Capital mencakup CAR 15,25%. Untuk tahun 2014 menunjukkan bahwa tingkat kesehatan bank sangat sehat ditunjukkan pada aspek risk profile yang mencakup resiko NPL sebesar 1,26% dan LDR sebesar 81,75%. Untuk aspek Earnings yang mencakup resiko ROA 4,31% dan NIM sebesar 12,24%. Aspek Capital mencakup CAR sebesar 13,49%. Dan untuk tahun 2015 menunjukkan bahwa tingkat kesehatan bank sangat sehat ditunjukkan pada aspek risk profile yang mencakup rasio NPL sebesar 1,26% dan LDR sebesar 81,75%. Untuk Earnings yang mencakup rasio ROA 4,31% dan NIM 12,24%. Munarohmah, dkk (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode RGEC studi pada PT Bank

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu terkait tentang penilaian tingkat kesehatan

bank ditinjau dengan menggunakan metode RGEC adalah sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Suryono (2017) mengenai

Analisis Tingkat Kesehatan Bank (Pendekatan RGEC) pada PT Bank Rakyat

Indonesia tahun 2013-2015 menghasilkan bahwa pada periode 2013 PT. Bank

Rakyat Indonesia menunjukkan tingkat kesehatan bank yang sangat sehat,

ditunjukkan pada aspek Risk Profile yang mencakup rasio NPL sebesar 1,26% dan

LDR sebesar 88,54%. Untuk aspek Earnings yang mencakup rasio ROA sebesar

4,74% dan NIM sebesar 7,94%. Aspek Capital mencakup CAR 15,25%. Untuk

tahun 2014 menunjukkan bahwa tingkat kesehatan bank sangat sehat ditunjukkan

pada aspek risk profile yang mencakup resiko NPL sebesar 1,26% dan LDR

sebesar 81,75%. Untuk aspek Earnings yang mencakup resiko ROA 4,31% dan

NIM sebesar 12,24%. Aspek Capital mencakup CAR sebesar 13,49%. Dan untuk

tahun 2015 menunjukkan bahwa tingkat kesehatan bank sangat sehat ditunjukkan

pada aspek risk profile yang mencakup rasio NPL sebesar 1,26% dan LDR

sebesar 81,75%. Untuk Earnings yang mencakup rasio ROA 4,31% dan NIM

12,24%.

Munarohmah, dkk (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Tingkat

Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode RGEC studi pada PT Bank

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

11

Central Asia Tbk periode 2010-2012 penelitian tersebut menggunakan jenis

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian tersebut,

menunjukkan bahwa resiko kredit BCA sangat baik, berdasarkan dari kriteria

penetapan peringkat NPL, BCA memiliki rasio <2%. NPL BCA pada tahun 2011

merupakan tahun dimana BCA mengalami tingkat resiko paling rendah yaitu

1,26%. Pada tahun 2010 dan 2012 resiko kredit BCA mengalami peningkatan

dikarenakan banyaknya kredit yang dikategorikan macet sedangkan kredit yang

berikan mengalami peningkatan. Berdasarkan faktor permodalan yang dianalisis

dengan menggunakan resiko CAR, BCA mengalami penurunan CAR pada tahun

2010. Pada tahun 2011 CAR BCA mengalami penurunan yang signifikan

dikarenakan aset bank yang mengandung resiko mengalami kenaikan cukup besar

yang tidak diimbangi dengan kenaikan total modal yang cukup besar.

Penelitian yang dilakukan oleh Pramana dan Artini (2016) tentang

Analisis Tingkat Kesehatan Bank (Pendekatan RGEC) pada PT. Bank Danamon

Indonesia Tbk menunjukkan bahwa selama periode 2011 sampai 2014 bank

Danamon selalu mendapat peringkat 1 yang berarti sangat sehat. Perhitungan

rasio NPL dan LDR menggambarkan bank telah mengelola resikonya dengan

sangat baik. Penilaian GCG menunjukkan tata kelola perusahaan telah dilakukan

dengan baik. Perhitungan ROA dan NIM menunjukkan kemampuan bank dalam

dalam mencapai laba yang tinggi. Perhitungan CAR selalu diatas batas minimum

Bank Indonesia dianggap mampu dalam mengelola permodalannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Korompis, dkk (2015) mengenai

perbandingan tingkat kesehatan bank berdasarkan metode RGEC pada PT Bank

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

12

Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan

bahwa Bank BRI dan Bank Mandiri pada tahun tersebut berada pada tingkat

kesehatan yang berbeda. Faktor Risk Profile dinilai melalui NPL dan LDR. Pada

rasio NPL Bank BRI unggul dengan nilai mean sebesar 1,67% dan memperoleh

predikat sangat sehat sedangkan untuk Bank Mandiri memperoleh sebesar 2,04%

dengan predikat sehat. Untuk rasio LDR, Bank Mandiri unggul diatas Bank BRI

dengan nilai mean 80,88% dan bank BRI sebesar 83,35%. Melalui dua resiko

tersebut dapat dikatakan kedua bank mampu untuk mengelola resiko kredit dan

juga resiko likuiditas dengan sangat baik. Faktor Earnings yang penilaiannya

dilakukan dengan ROA menunjukkan selama tahun 2012-2014 keuntungan yang

diperoleh Bank BRI cenderung menurun, sedangkan untuk Bank Mandiri

berfluktuasi. Namun demikian, Bank BRI tetap unggul dibandingkan dengan

Bank Mandiri dengan perolehan nilai mean ROA yang lebih tinggi yakni 4,97%

dibandingkan dengan Bank Mandiri yang hanya memperoleh sebesar 3,59%.

Dengan nilai rasio tersebut maka pada aspek Earnings kedua bank dinyatakan

sangat sehat. Dengan menggunakan indikator CAR, peneliti membuktikan bahwa

baik Bank BRI maupun Bank Mandiri memiliki faktor Capital yang baik, yakni

diatas ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%.

Penelitian yang dilakukan oleh Paramartha dan Darmayanti (2017)

menyatakan bahwa bank Mandiri selama periode 2013-2015 memperoleh predikat

sangat sehat. Dengan melakukan penelitian deskriptif dan pendekatan kuantitatif.

Variabel Risk Profile diukur dengan menggunakan rasio NPL dan LDR. GCG

dilakukan dengan penilaian self assesment dari perusahaan. Earning diukur

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

13

dengan menggunakan rasio ROA dan NIM serta Capital dengan menggunakan

CAR.

Penelitian yang dilakukan oleh Lisa (2017) mengenai analisis tingkat

kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC pada PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk menyatakan bahwa secara keselurahan dapat dikatakan

sehat namun masih terdapat rasio yang kurang baik yaitu LDR dimana nilai dari

LDR bank sangat tinggi. Berdasarkan faktor GCG menunjukkan bank telah

melakukan penerapan prinsip GCG dengan baik. Kemudian faktor Rentabilitas

menunjukkan penurunan nilai ROA diatas 1,5% sehingga dapat dikategorikan

bank yang sehat. Berdasarkan faktor permodalan dengan nilai rasio diatas

minimum yang ditetapkan Bank Indonesia menunjukkan kecukupan modal PT

Bank Tabungan Negara Tbk sangat baik.

Kesimpulan dari seluruh penelitian terdahulu adalah rata-rata perbankan di

Indonesia baik milik pemerintah maupun swasta telah memiliki kredibilitas

perusahaan yang cukup baik. Terbukti dari penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya menunjukkan bahwa bank milik pemerintah sudah dalam kondisi

sangat sehat. Namun, terdapat temuan yang menyebutkan bahwa pada beberapa

aspek kondisi perbankan tidak cukup stabil seperti yang disebutkan pada

penelitian Lisa (2017) pada rasio Loan to Deposite Ratio bank BTN mendapat

nilai yang sangat tinggi sehingga berada pada peringkat kurang baik. Sedangkan

untuk bank milik swasta tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara bank

milik pemerintah dengan milik swasta.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

14

B. TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

1. Kesehatan Bank

1. Pengertian Kesehatan Bank

Menurut Nuritomo (2014) pengertian kesehatan bank dapat

diartikan sebagai kemampuan bank untuk melakukan kegiatan

operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajiban

dengan baik sesuai peraturan perbankan yang berlaku. Terdapat

beberapa pemahaman mengenai pengertian Corporate Governance

yang dikeluarkan menurut para ahli, namun pada dasarnya pengertian

tersebut merujuk pada satu maksud dan pengertian yang sama.

Corporate Governanceadalah suatu proses dan struktur yang

diguanakan oleh suatu organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan

usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang

saham dalam jangka waktu panjang dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholder, berdasarkan peraturan perundang-undangan

dengan nilai etika. (Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-

MBU/2002)

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance bank umum, Corporate

Governancemerupakan salah satu tata kelola bank yang menerapkan

prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban,

independensi dan kewajaran.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

15

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Good

Corporate Governanceadalah sistem tata kelola perusahaan yang

dirancang untuk meningkatkan mutu dan kualitas kinerja perusahaan,

melindungi kepentingan stakeholder dan meningkatkan kepatuhan

terhadap perundang-undangan dan nilai yang berlaku secara umum.

Good Corporate Governancedapat mendorong terciptanya pola

manajemen yang bersih, transparan, dan profesional.

PenerapanCorporate Governancejuga dapat menjadi nilai tambah untuk

menarik minat para investor.

2. Penilaian Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian terhadap faktor Good Corporate Governance merupakan

penilaian yang dilakukan terhadap kualitas manajemen bank atas

pelaksanaan prinsip GCG. Menurut SE BI No. 9/12/DPNP tanggal 30

Mei 2007, penilaian terhadap pelaksanaan prinsip GCG paling tidak

harus memenuhi dan fokus terhadap 11 faktor penilaian tingkat

kesehatan Good Corporate Governance yang terdiri dari:

a. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab dewan komisaris

Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab dewan komisaris ini

bertujuan untuk menilai kecukupan komposisi anggota dewan

komisaris, menilai efektivitas pelaksanaan tugas dan

tanggungjawab dewan komisaris dan menilai kepatuhan

anggota dewan komisaris terhadap ketentuan dan perundang-

undangan yang berlaku. Dengan menilai pelaksanaan tugas dan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

16

tanggungjawab dewan komisaris diharapkan bank dapat

mematuhi segala peraturan yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia sehingga dewan komisaris dapat melaksanakan tugas

dan tanggungjawab secara efektif.

b. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab direksi

Penilaian pelaksanaan tugas dan tanggungjawab direksi

bertujuan untuk menilai kecukupan komposisi anggota direksi,

menilai efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

direksi dan menilai kapatuhan direksi terhadap ketentuan dan

perundangan yang berlaku. Dengan menilai pelaksanaan tugas

dan tanggungjawab direksi diharapkan bank dapat mematuhi

segala peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

sehingga direksi dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab

secara efektif.

c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite

Penilaian kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite

bertujuan untuk menilai kecukupan struktur komite, menilai

efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab komite dan

menilai efektifitas pelaksanaan rapat komite.

d. Penanganan benturan kepentingan

Penilaian penanganan benturan kepentingan bertujuan

untuk menilai efektivitas pengelolaan benturan kepentingan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

17

serta dampak benturan kepentingan tersebut terhadap

profitabilitas bank.

e. Penerapan fungsi kepatuhan

Penilaian penerapan fungsi kepatuhan bertujuan untuk

menilai tingkat kepatuhan bank terhadap ketentuan Bank

Indonesia dan menilai tersedianya sumber daya manusia yang

memadai agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif.

f. Penerapan fungsi audit intern

Penilaian penerapan fungsi audit intern bertujuan untuk

menilai efektifitas pelaksanaan tugas audit intern bank dalam

menciptakan bank yang sehat dan mampu berkembang secara

wajar.

g. Penerapan fungsi audit ekstern

Penilaian terhadap fungsi audit ekstern bertujuan untuk

menilai efektifitas pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik.

h. Penerapan manajemen resiko termasuk sistem pengendalian

intern

Penilaian penerapan manajemen resiko termasuk sistem

pengendalian intern bertujuan untuk menilai efektifitas dan

kecukupan penerapan manajemen resiko sesuai dengan tujuan,

ukuran dan kompleksitas usaha bank serta resiko yang diterima.

i. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan

penyediaan dana besar (large exposure)

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

18

Penilaian penyediaan dana kepada pihak terkait dan

penyediaan dana besar bertujuan untuk menilai penerapan

prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada pihak

terkait dan penyediaan dana besar dan menilai independensi

pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penyediaan

dana khususnya kepada pihak terkait penyediaan dana besar.

j. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank,

laporan pelaksanaan Good Corporate Governance dan

pelaporan internal

Penilaian transparansi kondisi keuangan dan non keuangan

bank, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal

bertujuan untuk menilai ketepatan waktu dan cakupan

informasi keuangan dan non-keuangan yang disampaikan

kepada publik, menilai efektifitas pengelolaan informasi

produk dan jasa bank serta pengelolaan pengaduan nasabah,

menilai kecukupan laporan pelaksanaan GCG secara lengkap,

akurat, kini dan tepat waktu dan juga menilai keandalan Sistem

Informasi Manajemen bank.

k. Rencana strategis bank

Penilaian rencana strategis bank bertujuan untuk menilai

kesesuaian rencana strategis bank dengan visi misi bank serta

menilai kematangan penyusunan rencana bisnis bank.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

19

3. Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earning, Capital)

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011 mengenai penilaian tingkat kesehatan bank

umum terdapat beberapa prinsip umum sebagai landasan tingkat

kesehatan bank yang meliputi:

a. Berorientasi pada resiko

Penilaian tingkat kesehatan bank didasarkan pada resiko-

resiko dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja perusahaan.

Hal ini dapat dilakukan melalui identifikasi faktor internal dan

eksternal yang berkemungkinan meningkatkan resiko dan

mempengaruhi kinerja keuangan perbankan.

b. Proporsionalitas

Penggunaan parameter/indikator dalam faktor tingkat

kesehatan bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik

dan kompleksitas usaha. Parameter/indikator tingkat kesehatan

bank menurut Surat Edaran BI merupakan standar minimum

yang wajib digunakan dalam menilai kesehatan suatu bank.

c. Materealitas dan Signifikansi

Bank perlu memperhatikan materealitas dan signifikansi

dalam faktor tingkat kesehatan suatu bank serta signifikansi

parameter/indikator penilaian pada masing-masing faktor

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

20

dalam menyimpulkan hasil penelitian dan menetapkan

peringkat faktor.

d. Komprehensif dan Terstruktur

Penilaian dilakukan sistematis dan menyeluruh kemudian

difokuskan pada masalah utama perbankan. Analisis dilakukan

secara terintergrasi.

Bank Indonesia telah menetapkan kriteria kesehatan bank dan

parameternya yaitu diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004

tanggal 12 April 2004 yang terdiri dari Capital (Modal), Aset Quality (Kualitas

Aset), Management (manajemen), Earnings (Rentabilitas), Liquidity (Likuiditas),

dan juga Sensitivity to Market Risk (Sensitivitas terhadap faktor resiko) yang

kemudian diubah menjadiPeraturan Bank Indonesia no. 13/PBI/2014 mengenai

tingkat kesehatan bank. Penilaian dilakukan dengan menggunakan metode RGEC

dimana komponen-komponen yang terkandung dianalisis secara komprehensif

dan terstruktur dengan memperhatikan matrealitas dan signifikansi masing-

masing yang ditetapkan menjadi peringkat komposit. Peringkat komposit di

dapatkan melalui hasil perhitungan dalam penilaian tingkat kesehatan bank,

peringkat ini lah yang akan mencerminkan tingkat kesehatan suatu perusahaan.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 ayat 9 telah menetapkan

indikator untuk peringkat komposit yang terbagi menjadi lima dimana masing-

masing peringkat terdiri dari:

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

21

Tabel 2.1. Peringkat Komposit

Peringkat Komposit Keterangan

PK-1 Mencerminkan kondisi bank yang secara umum sangat

sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi

bisnis dan faktor eksternal lainnya.

PK-2 Mencerminkan kondisi bank yang secara umum sehat

sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif

yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

eksternal lainnya.

PK-3 Mencerminkan kondisi bank yang secara umum cukup

sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi

bisnis dan faktor eksternal lainnya.

PK-4 Mencerminkan kondisi bank yang secara umum kurang

sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi

bisnis dan faktor eksternal lainnya.

PK-5 Mencerminkan kondisi bank yang secara umum tidak

sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi

bisnis dan faktor eksternal lainnya.

Sumber: Peraturan Bank Indonesia No 13/1/PBI/2011

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

22

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tanggal 25

Oktober 2011 bank wajib melakukan penilaian secara individual dengan

menggunakan pendekatan resiko(RGEC) yang mencakup empat komponen yaitu:

a.) Risk Profile (Profile Resiko)

Penilaian faktor profil resiko merupakan penilaian terhadap resiko

inhern dan kualitas penerapan manajemen resiko dalam operasional bank

yang dilakukan untuk delapan resiko yang digunakan yaitu resiko kredit,

resiko pasar, resiko likuiditas, resiko operasional, resiko hukum, resiko

stratejik, resiko kepatuhan dan juga resiko reputasi. Resiko kredit adalah

resiko akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam memenuhi

kewajiban pada pihak bank. Pada umumnya resiko kredit terdapat pada

seluruh kegiatan bank yang bergantung pada kinerja pihak lawan

(counterparty), penerbit (issuer), atau kinerja peminjam dana. Resiko

kredit juga dapat disebabkan karena terkonsentrasinya penyediaan dana

pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan dan lapangan

usaha tertentu.

b.) Good Corporate Governance (GCG)

Prinsip-prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan

prinsip-prinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia

mengenai pelaksanaan GCG bagi bank umum dengan memperhatikan

karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Penilaian pelaksanaan GCG

bank mempertimbangkan faktor-faktor penilaian GCG secara

komprehensif dan terstruktur mencakup governance structure, governance

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

23

process dan juga governance outcome. Untuk meningkatkan kinerja

perusahaan serta meningkatan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku

pada industri perbankan, maka bank harus melaksanakaan kegiatan usaha

dengan berpedoman pada prinsip GCG. Prinsip GCG sesuai dengan Surat

Edaran Bank Indonesia BI No. 15/15/DPNP tahun 2013 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance, maka bank diwajibkan

melaksanakan self asessment (penilaian sendiri) terhadap pelaksanaan

GCG dengan berlandaskan 5 prinsip dasar yaitu transparansi,

akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran. Nilai

komposit GCG membantu peniliti untuk melihat kondisi GCG bank.

c.) Rentabilitas

Rentabilitas adalah salah satu penilaian kesehatan bank dari aspek

laba. Beberapa indikator penilaian rentabilitas adalah ROA, ROE, NIM

dan juga BOPO. Rentabilitas yang meningkat menandakan efisiensi

perusahaan dalam menghasilkan laba dan hal ini menandakan kondisi

perbankan yang sehat (Martono, 2003:89). Menurut Kumar dan Sharma

(2014), kualitas laba menentukan profitabilitas dan produktivitas bank, dan

dapat menjelaskan mengenai pertumbuhan dan keberlanjutan dalam

kapasitas laba masa depan.

d.) Permodalan

Modal bank merupakan dana yang diinvestasikan oleh pemilik

dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai

kegiatan usaha bank di samping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42994/3/BAB II.pdf12 Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa Bank BRI

24

oleh moneter (Taswan, 2010:2014). Faktor atas penilaian permodalan

meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan

pengelolaan permodalan. Dalam melakukan perhitungan, bank harus

mengacu pada ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang

mengatur tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPPM) bagi

bank umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan

permodalan, bank wajib mengaitkan kecukupan modal dengan profil

resiko bank. Semakin tinggi resiko maka semakin besar pula modal yang

harus disediakan sebagai langkah antisipasi terhadap resiko tersebut.