bab ii landasan teori a. pengertian makna hidup

26
21 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup Makna Hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life) 1 . Bila hal itu berhasil dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan menimulkan perasaan bahagia (happiness). Dan makna hidup ternyata ada dalam kehidupan itu sendiri, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tak menyenangkan, keadaan bahagia, dan penderitaan. Bila hasrat ini dapat dipenuhi maka kehidupan yang dirasakan berguna, berharga, dan berarti (meaningful) akan dialami. Sebaliknya bila hasrat ini tak terpenuhi akan menyebabkan kehidupan dirasakan tidak bermakna (meaningless 2 ). Menurut Frankl setiap apapun peristiwa yang terjadi dalam hidup setiap orang ditegaskan bahwa ada satu jawaban terhadap satu situasi. Masalah yang terjadi ini bukanlah beberapa situasi yang mempunyai arti. Semua situasi mempunyai arti, tetapi bagaimana seseorbang menemukan arti dari setiap situasi tersebut. Orang-orang yang menemukan arti dalam hidupnya mencapai keadaan transedensi-diri, keadaan ada yang terakhir untuk kepribadian yang sehat 3 . Menurut Kruger makna hidup adalah “manner”, suatu cara atau gaya yang digunakan untuk menghadapi kehidupan untuk menunjukkan eksistensi, dan cara 1 Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup. (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 45 2 Ibid., hal 46. 3 Wahyuni meilani Br Tarigan, “Makna Hidup Mahasiswa Penikmat Clubbing”, (Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2017), 8.

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Makna Hidup

Makna Hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga

serta memberikan nilai khusus bagi seseorang sehingga layak dijadikan tujuan

dalam kehidupan (the purpose in life)1. Bila hal itu berhasil dipenuhi akan

menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya

akan menimulkan perasaan bahagia (happiness). Dan makna hidup ternyata ada

dalam kehidupan itu sendiri, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang

menyenangkan dan tak menyenangkan, keadaan bahagia, dan penderitaan. Bila

hasrat ini dapat dipenuhi maka kehidupan yang dirasakan berguna, berharga, dan

berarti (meaningful) akan dialami. Sebaliknya bila hasrat ini tak terpenuhi akan

menyebabkan kehidupan dirasakan tidak bermakna (meaningless2).

Menurut Frankl setiap apapun peristiwa yang terjadi dalam hidup setiap

orang ditegaskan bahwa ada satu jawaban terhadap satu situasi. Masalah yang

terjadi ini bukanlah beberapa situasi yang mempunyai arti. Semua situasi

mempunyai arti, tetapi bagaimana seseorbang menemukan arti dari setiap situasi

tersebut. Orang-orang yang menemukan arti dalam hidupnya mencapai keadaan

transedensi-diri, keadaan ada yang terakhir untuk kepribadian yang sehat3.

Menurut Kruger makna hidup adalah “manner”, suatu cara atau gaya yang

digunakan untuk menghadapi kehidupan untuk menunjukkan eksistensi, dan cara

1Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup. (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2007), 45 2Ibid., hal 46. 3Wahyuni meilani Br Tarigan, “Makna Hidup Mahasiswa Penikmat Clubbing”, (Skripsi,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2017), 8.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

22

pendekatan individu terhadap kehidupannya sendiri berbeda-beda dan unik. Dan

apabila individu telah mencapai tingkat kesadaran yang lebih dimana

kesadarannya lebih tertuju untuk pencarian makna-makna, maka dapat dipastikan

bahwa pemaknaan seorang individu terhadap kehidupan dengan individu lain

akan berbeda satu sama lain.4

Menurut Schultz makna hidup adalah memberi suatu maksud bagi

keberadaan seseorang dan memberi seseorang kepada suatu tujuan untuk menjadi

manusi seutuhnya. Menurutnya keberadaan seorang (manusia) adalah bagaimana

cara dalam menerima nasib dan keberaniannya dalam menahan penderitaan.

Schultz juga menyatakan manusia dapat memaknai hidupnya dengan cara bekerja,

karena dengan bekerja individu dapat merealisasikan dirinya dan

mentransendenkan diri mereka.5

Bastaman mengatakan bahwa kebermaknaan hidup merupakan hal yang

mendasar yang mengarahkan seorang manusia berperilaku Seseorang yang

mampu melakukan pemaknaan hidup maka akan terlihat Ia lebih mampu

menyelesaikan permasalahan kehidupan dengan lebih bijak dan bersemangat.

Semangat tersebut dirasakan karena adanya gambaran yang jelas mengenai tujuan

hidup yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.

Adanya kejelasan tujuan tersebut, membuat seseorang akan merumuskan

bagaimana cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan juga mampu

melakukan introspeksi diri untuk bisa menilai keberhasilan yang telah diraih.

4 Junaedi,”Makna hidup Pada Mantan Pengguna Napza”. (Artikel: Universitas Guna Darma).

Diakses pada tanggal 1 Oktober 2019 5 Oktafia, Serly. “Hubungan Antara Dukungan teman Sebaya Dengan Kebermaknaan Hidup Pada

Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan”. (Surakarta: Fakultas Psikologi Muhammadiyah), Hal 58.

Diakses pada tanggal 1 Oktober 2019

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

23

Hasil introspeksi tersebut membuat masing-masing pribadi lebih mampu

memaknai kehidupannya. Prenda dan Lachman menegaskan bahwa

kebermaknaan hidup itu dipengaruhi bagaimana seseorang itu merencanakan

kehidupannya dan mampu melakukan kontrol diri terhadap tantangan yang sudah

diprediksi selama membuat perencanaan tersebut sehingga berkorelasi positif

dengan kepuasan hidupnya.6

Dari pengertian kebermaknaan hidup di atas dapat disimpulkan bahwa

kebermakna hidup adalah proses penemuan dan pencarian makna pada diri dan

merupakan alasan mendasar yang muncul dari dalam individu untuk meraih

tujuan, melanjutkan kehidupan dan menjadi individu lebih baik agar dapat

merasakan hidup bermakna dan berharga yang pada akhirnya menimbulkan

perasaan bahagia.

B. Landasan Logoterapi

Victor Frankl, seorang dokter ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-psikiater)

keturunan Yahudi di Wina, Austria. Frankl menulis berbagai buku dengan makna

hidup sebagai tema sentral telaahnya serta merintis dan mengembangkan sebuah

aliran psikologi/psikiatri modern yang dinamakan logoterapi. Kata “logos” dalam

bahasa Yunani berarti makna (meaning) dan juga rohani (spiritually), sedangkan

“terapi” adalah penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi secara umum dapat

digambarkan sebagai corak psikologi/psikiatri yang mengakui adanya dimensi

kerohanian pada manusia disamping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta

beranggapan bahwa makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup

6 Hidayat, Veny. “Kebermaknaan Hidup pada Mahasiswa Akhir”. (Jurnal Psikologi Integratif Vol

6, Nomor 2, 2018). Yogyakarta:Prodi Psikologi UIN Sunan Kali Jaga.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

24

bermakna (the will to meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih

taraf kehidupan bermakna (the meaning life) yang didambakannya7

C. Asas-asas logoterapi8 :

1. Hidup itu tetap memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam

penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah sesuatu yang

dirasakan penting, benar, berharga, dan didambakan serta memberikan

nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup. Makna

hidup apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan

kehidupan ini berarti dan mengembangkannya akan merasakan

kebahagiaan sebagai ganjarannya sekaligus terhindar dari keputusasaan.

2. Setiap manusia memiliki kebebasan yang hampir tak terbatas untuk

menemukan sendiri makna hidupnya. Makna hidup dan sumber-

sumbernya dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri.

3. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengambil sikap terhadapa

penderitaan dan peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkan lagi yang

menimpa diri sendiri dan lingkungan sekitar, setelah upaya mengatasinya

telah dilakukan secara optimal. Maksudnya, jika kita tidak mungkin

mengubah suatu keadaan (tragis), sebaiknya kita menguah sikap atas

keadaan itu agar kita tidak terhanyut secara negatif oleh keadaan itu.

7Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup. (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2007), 36. 8Ibid,.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

25

D. Konsep Logoterapi

Ada tiga konsep fundamental logoterapi9, yaitu :

1. Freedom of will ( bebas dari kemauan). Kebebasan yang dimaksud disini

adalah suatu kebebasan untuk tetap berdiri/tegak apapun kondisi yang

dialami manusia. Disini manusia bebas menentukan sikapnya menghadapi

keadaan sekitarnya, bebas membuat rencana diluar kecenderungan somatik

dan komponen-komponen psikisnya. Bebas dari kemauan tidak berarti

bebas dari kondisi – kondisi biologis, fisik, sosiologis dan psikologis. Tapi

lebih merupakan bebas untuk mengambil sikap bukan hanya menghadapi

dunia, tetapi juga menghadapi diri sendiri.

2. Will to meaning (Hasrat untuk hidup bermakna) yaitu suatu kemauan

untuk menemukan hidupnya. “Will to meaning” ini suatu dorongan

kemauan dasar yang berjuang untuk mencapai arti hidup yang leih tinggi

untuk eksis didunia. Ia merupakan suatu dorongan yang mengendalikan

manusia untuk menemukan arti dalam hidupnya. Will to meaning muncul

dari keinginan pembawaan dasar manusia untuk memberikan sedapat

mungkin nilai bagi dirinya, untuk mengaktualisasikan sebanyak mungkin

nilai-nilai hidup manusia dalam dirinya.

3. “The meaning of life” yaitu arti hidup bagi seseorang manusia. Arti hidup

yang dimaksudkan disini adalah arti hidup yang bukan untuk

dipertanyakan, tetapi untuk direspon, karena kita semua bertanggung

9Ladislaus Naisaban, Para Psikolog Terkemuka Dunia, (Jakarta : Grasindo, 2004), 134.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

26

jawab untuk suatu hidup. Respons yang diberikan bukan dalam bentuk

kata-kata tapi dalam bentuk tindakan, dengan melakukannya.

E. Sumber Makna Hidup

Dalam kehidupan ini terdapat tiga bidang kegiatan yang secara potensial

mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidup

didalamnya apaila nilai-nilai itu diterapkan dan dipenuhi. Ketiga nilai (Values) ini

yaitu10 :

1. Creative values (nilai-nilai kreatif) yaitu kegiatan berkarya, bekerja,

mencipta serta melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya denga

penuh tanggung jawab.

2. Eperiential values (nilai-nilai penghayatan) yaitu keyakinan dan

penghayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan,

dan keagamaan serta cinta kasih. Menghayati dan meyakini suatu nilai

dapat menjadikan seseorang berarti hidupnya.

3. Atttudinal values (nilai-nilai bersikap)yaitu menerima dengan penuh

ketabahan, kesabaran, dan keberanian segala bentuk penderitaan yang

tidak mungkin dielakkan lagi, seperti sakit yang tak dapat disemuhkan,

kematian, dan menjelang kematian, setelah segala upaya ikhtiar dilakukan

secara maksimal.

Jadi dapat dipahami bahwa kebermaknaan hidup dapat diraih tatkala individu

bekerja atau berkarya dengan melakukan usaha yang maksimal dan penuh

tanggung jawab, dengan sikap yang tegus terhadap keadaan yang tak bisa

10Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup. (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2007), 47.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

27

dihindari, kemudian pasrah menerima segalanya dengan penuh kesadaran dan

penghayatan mendalam individu yang memiliki kebermaknaan hidup memiliki

beberapa aspek meliputi nilai-nilai, personal dan sosial individu.

F. Karakteristik Makna Hidup

Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas, perlu dipahami beberapa sifat

khusus dari makna hidup11 :

1. Makna hidup itu sifatnya unik, pribadi dan temporer, artinya apa yang

dianggap berarti oleh seseorang belum tentu berarti pula bagi orang lain.

Mungkin pula apa apa yang dianggap penting dan bermakna pada saat ini

bagi seseorang, belum tentu sama bermaknanya bagi orang itu pada saat

lain. Dalam hal ini makna hidup seseorang dan apa yang bermakna bagi

dirinya biasanya bersifat khusus, berbeda dan tak sama dengan makna

hidup orang lain, serta mungkin pula dari waktu ke waktu berubah.

2. Sifat lain dari makna hidup adalah spesifik dan nyata, dalam artian makna

hidup benar-benar dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan

sehari-hari, serta tidak perlu selalu dikaitkan dengan hal-hal yang secara

abstrak filosofis, tujuan-tujuan idealistis, dan prestasi-prestasi akademis

yang menakjubkan. Mengingat keunikan dan kekhususannya itu, makna

hidup tidak dapat diberikan oleh siapapun, melainkan harus dicari,

dijajagi, dan ditemukan sendiri. Orang-orang lain hanya dapat

menunjukkan hal-hal yang mungkin berarti, akan tetapi pada akhirnya

terpulang pada orang yang ditunjuki untuk menentukan apa yang

11Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup. (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2007), hal.51.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

28

dianggap dan dirasakan bermakna. Dalam hal ini orang hanya

menunjukan seakan-akan hanya membantu memperluas cakrawala

pandangan mengenai kemungkinan-kemungkinan menemukan makna

hidup, menunjukkan hal-hal yang merupakan sumber-sumber makna

hidup, serta membantu untuk lebih menyadari tanggung jawab memenuhi

tujuan-tujuan hidup yang harus dicapainya dan kewajiban-kewajiban

yang masih harus dipenuhinya.

3. Memberi pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan kita, sehingga

makna hidup itu seakan-akan “menantang” kita untuk memenuhinya.

Dalam hal ini begitu makna hidup ditemukan dan tujuan hidup

ditentukan, kita seakan-seakan terpanggil untuk melaksanakan dan

memenuhinya, serta kegiatan-kegiatan kita pun menjadi lebih terarah

kepada pemenuhan itu.

G. Metode-metode menemukan Makna Hidup

Bastaman menjelaskan secara singkat mengenai metode menemukan makna

hidup yang dinamakan “Panca Cara Temuan Makna”12,yaitu :

1. Pemahaman diri, mengenali secara objektif kekuatan-kekuatan dan

kelemahan-kelemahan diri sendiri, baik yang masih merupakan potensi

maupun sudah teraktualisasi, kemudian kekuatan-kekuatan itu

dikembangkan dan ditingkatkan serta kelemahan-kelemahan dihambat dan

dikurangi.

12Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup.155-156.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

29

2. Bertindak positif, mencoba menerapkan dan melaksanakan hal-hal yang

dianggap baik dan bermanfaat dalam perilaku dan tindakan-tindakan nyata

sehari-hari.

3. Pengakraban hubungan, meningkatkan hubungan baik dengan pribadi-

pribadi tertentu, sehingga masing-masing saling mempercayai, saling

memerlukan satu dengan laainnya, serta saling membantu.

4. Pendalaman catur-nilai, berusaha untuk memahami dan memenuhi empat

macam nilai yang merupakan sumber makna hidup, yaitu nilai kreatif,

nilai penghayatan, nilai bersikap, nilai pengharapan.

5. Ibadah, berusaha memahami dan melaksanakan hal-hal yang diperintahkan

Tuhan dan mencegah diri dari apa yang dilarang-Nya. Ibadah yang

khusyuk sering mendatangkan perasaan tentram dan tabah, serta

menimbulkan perasaan mantap seakan-akan mendapat bimbingan dan

petunjuk-Nya dalam mengadapi berbagai masalah kehidupan.

H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebermaknaan Hidup

Menurut Frankl ada faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencapaian

kebermaknaan hidup individu, diantaranya yaitu13:

1. Kehidupan keagamaan dan filsafat

Menurut Frankl, makna hidup seringkali ditemukan dalam realitas

kehidupan beragama. Menurutnya, seseorang tidak mampu menghayati

penderitaan yang dialami karena individu tersebut tidak mengetahui

rencana-Nya dibalik penderitaan yang dirasakannya. Hal ini menunjukkan

13 F.E. Frankl, Mencari Makna Hidup: Man’s search for meaning, (Bandung:Penerbit Nuansa,

2004) hal 22.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

30

bahwa kematangan dalam spiritualitas akan membawa individu pada

pemaknaan hidup yang berarti.

2. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu aktivitas penting dalam kehidupan

manusia. Aktivitas kerja merupakan salah satu cara manusia menemukan

makna hidupnya aktivitas kerja ini tidak terbatas pada lingkup dan luasnya

pekerjaan akan tetapi bagaimana individu bekerja sehingga dapat

memenuhi tuntutan hidupnya. Bekerja merupakan salah satu bentuk

eksistensi individu yang dapat diwujudkan pada sesamanya.

3. Cinta pada sesama

Cinta dapat menjadikan manusia mampu melihat nilai-nilai kehidupan.

Kemampuan melihat nilai ini membuat batin manusia menjadi kaya.

Memperkaya batin merupakan satu unsur yang membentuk makna hidup.

Cinta menjadikan manusia dapat mengahyaati perasaan yang berarti dalam

hidupnya. Ketika mencintai dan dicintai sesseorang akan merasakan akan

merasakan hidupnya penuh dengan pengalaman yang membahagiakan dan

melahirkan penghayatan hidup.

A. Pengertian Guru Honorer

Guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya untuk mendidik

mengajar, mengarahkan, melatih, membimbing, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah (PP no 74 tahun 2008). Pernyataan dari pasal

tersebut meyakinkan bahwa tenaga pendidik memiliki dampak yang besar untuk

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

31

perkembangan peserta didik, namun dikalangan guru honorer juga mendapat

diskriminasi atau perbedaan dengan jabatan pada guru yang sudah mendapatkan

gaji tetap yaitu guru Pegawai Negeri Sipil (PNS)14.

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para

peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar

kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan

disiplin15.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.

Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan

di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal. tetapi bisa

juga di masjid, di surau/musala, di rumah, dan sebagaianya16.

Berkaitan dengan tanggung jawab; guru harus mengetahui, serta memahami

nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai

dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap

segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan dalam kehidupan

bermasyarakat17.

Berkenaan dengan wibawa; guru harus memiliki kelebihan dalam

merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam

pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.

14 Miftahurrahman, “Hubungan Antara Kebersyukuran Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Guru

Honorer”. (Naskah Publikasi, Universitas Islam Indonesia 2017). Diakses pada tanggal 20

Oktober 2019 15 E. Mulyasa, Menjadi Guru Progesional. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2016). Hal 37. 16 Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalan Interaksi Edukatif. (Jakarta : Asdi

Mahasatya, 2010). Hal 31. 17 E. Mulyasa, Menjadi Guru Progesional. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2016). Hal 37.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

32

Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (independent),

terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan

pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik, dan

lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara cepat,

tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran

dan peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah18.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang

berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik,

baik secara individual maupun klasikal, disekolah maupun luar sekolah.

Guru berdasarkan statusnya, ada dua yaitu guru tetap dan guru tidak tetap atau

biasa disebut guru honorer. Pada status kepegawaian, berdasarkan data statistik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun pelajaran 2015/2016 jumlah guru

Non PNS termasuk Guru Bantu (GB), Guru Honor Derah (Honda), Guru Tidak

Tetap GTT) dan Guru Tetap Yayasan (GTY) mencapai 656.055 orang Terdiri dari

501.820 (76,49 %) mengabdi di sekolah milik pemerintah dan sisanya 154.235

orang atau 23,51% mengabdi di sekolah milik masyarakat Swasta)19. Data yang

diperoleh dan diolah oleh Szulidi Riset Center (SRC) Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) Sapulidi dan Data Statistik Pendidikan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Pelajaran 2015/2016 (tidak termasuk Guru di

TK dan Kementerian Agama) mbah guru honorer mencapai 777.171 orang Terdiri

dari 3.819 Guru Bantu (GB), 631.231 Guru Honorer Daerah (Honda), dan

139.675 Guru Tidak Tetap (GTT) Guru honorer terbesar berada pada jenjang SD

18 E. Mulyasa, Menjadi Guru Progesional. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2016). Hal 37. 19 http://bangimam-berbagi.blogspot.co.id/2016/04/ini-data-guru-honorer-2016.html diakses

tanggal 28 Oktober 2019

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

33

yaitu sebanyak 502.304 orang Kemudian disusul jenjang SMP yang memiliki

guru honorer mencapai 170.545 orang, di SMA 57.580 orang, di SMK 43.425

orang dan di SLB guru honorer sebanyak 3.317 orang (Imam, 2016). Adapun

jumlah guru honorer sekolah dasar negeri di Yogyakarta sebanyak 3.666 orang

yang terdiri dari guru Honorer Daerah (Honda) sebanyak 3.078 dan Guru Tidak

Tetap (GTT) sebanyak 588 orang.

B. Tanggung Jawab Guru

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak

didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak

didik. Tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan anak didiknya menjadi

sampah masyarakat Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas

berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi

orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Setiap hari guru meluangkan waktu

demi kepentingan anak didik. Bila suatu ketika ada anak didik yang tidak hadir di

sekolah, guru menanyakan kepada anak-anak yang hadir, apa sebabnya dia tidak

hadir ke sekolah. Anak didik yang sakit, tidak bergairah belajar, terlambat masuk

sekolah, belum menguasai bahan pelajaran, berpakaian sembarangan, berbuat

yang tidak baik, terlambat membayar uang sekolah, tak punya pakaian seragam,

dan sebagainya, semuanya menjadi perhatian guru.20

Karena besarnya tanggung jawab guru terhadap anak didiknya, hujan dan

panas bukanlah menjadi penghalang bagi guru untuk selalu hadir di tengah-tengah

20 Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalan Interaksi Edukatif. (Jakarta : Asdi

Mahasatya, 2010). Hal 34

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

34

anak didiknya. Guru tidak pernah memusuhi anak didiknya meskipun suatu ketika

ada anak didiknya yang berbuat kurang sopan pada orang lain. Bahkan dengan

sabar dan bijaksana guru memberikan nasihat bagaimana cara bertingkah laku

yang sopan pada orang lain.

Karena profesinya sebagai guru adalah berdasarkan panggilan Jiwa, maka bila

guru melihat anak didiknya senang berkelahi, meminum minuman keras,

mengisap ganja, datang ke rumah-rumah bordil, dan sebagainya, guru merasa

sakit hati. Siang atau malas selalu memikirkan bagaimana caranya agar anak

didiknya itu dapat dicegah dari perbuatan yang kurang baik, asusila, dan amoral.

Guru seperti itulah yang diharapkan untuk mengabdikan diri di lembaga

pendidikan. Bukan guru yang hanya menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam

otak anak didik. Sementara jiwa, dan wataknya tidak dibina. Memberikan ilmu

pengetahuan kepada anak didik adalah suatu perbuatan yang mudah, tetapi untuk

membentuk jiwa dan watak anak didik itulah yang sukar, sebab anak didik yang

dihadapi adalah makhluk hidup yang memiliki otak dan potensi yang perlu

dipengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai ideologi falsafah dan bahkan

agama.

Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah norma itu kepada

anak didik agar tahu mana perbuatan yang susila dan asusila, mana perbuatan

yang bermoral dan amoral. Semua norma itu tidak mesti harus guru berikan ketika

di kelas, di luar kelas pun sebaiknya guru contohkan melalui sikap. tingkah laku,

dan perbuatan.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

35

Pendidikan dilakukan tidak semata-mata dengan perkataan, tetapi dengan

sikap, tingkah laku, dan perbuatan Anak didik lebih banyak menilai apa yang guru

tampilkan dalam pergaulan di sekolah dan di masyarakat daripada apa yang guru

katakan, tetapi baik perkataan maupun apa yang guru tampilkan, keduanya

menjadi penilaian anak didik. Jadi, apa yang guru katakan harus guru praktekkan

dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, guru memerintahkan kepada anak didik

agar hadir tepat pada waktunya Bagaimana anak didik mematuhinya sementara

guru sendiri tidak disiplin dengan apa yang pernah dikatakan. Perbuatan guru

yang demikian mendapat protes dari anak didik Guru tidak bertanggung jawab

atas perkataannya. Anak didik akhirnya tidak percaya lagi kepada guru dan anak

didik cenderung menentang perintahnya Inilah sikap dan perbuatan yang

ditunjukkan oleh anak didik.

Sesungguhnya guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sifat, yang

menurut Wens Tanlain dan kawan-kawan (1989 ) ialah:21

1. Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan

2. Memikul tugas mendidik dengan bebas. berani, gembira (tugas bukan

menjadi beban baginya).

3. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat

akibat-akibat yang timbul (kata hat)

4. Menghargai orang lain, termasuk anak didik.

21 Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalan Interaksi Edukatif. (Jakarta : Asdi

Mahasatya, 2010). Hal 36

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

36

5. Bijaksana dan hati-hati (tidak nekat, tidak sembrono, tidak singkat akal)

dan

6. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Jadi, guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan

perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik. Dengan

demikian, tanggung jawab guru adalah untuk membentuk anak didik agar menjadi

orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa di masa yang

akan datang.

C. Tugas Guru

Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat

membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk

membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang

berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia

susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun

bangsa dan negara.22

Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di

luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu

profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.

Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk

mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai

22 Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalan Interaksi Edukatif. (Jakarta : Asdi

Mahasatya, 2010). Hal 36

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

37

suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan

mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar

berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada

anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan

menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.

Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak bisa guru

abaikan, karena guru harus terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan

interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai- nilai kemanusiaan kepada anak

didik. Dengan begitu anak dididik agar mempunyai sifat kesetiakawanan sosial.

Guru harus dapat menempatkan diri sebagai orang tua kedua dengan mengemban

tugas yang dipercayakan orang tua kandung/wali anak didik dalam jangka waktu

tertentu. Untuk itu pemahaman hawa dan watak anak didik diperlukan agar dapat

dengan mudah memahami jiwa dan watak anak didik. Begitulah tugas guru

sebagai orang tua kedua, setelah orang tua anak didik di dalam keluarga di rumah

Di bidang kemasyarakatan merupakan tugas guru yang juga tidak kalah

pentingnya. Pada bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar

masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila.

Memang tidak dapat dipungkiri bila guru mendidik anak didik sama halnya guru

mencerdaskan bangsa Indonesia

Bila dipahami, maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi

juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Bahkan bila dirinci

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

38

lebih jauh, tugas guru tidak hanya yang telah disebutkan. Menurut Roestiyah

N.K., bahwa guru dalam mendidik anak didik bertugas untuk:23

1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian kecakapan,

dan pengalaman-pengalaman.

2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara

kita Pancasila.

3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuaiUndang-Undang

Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. II Tahun 1983.

4. Sebagai perantara dalam belajar. Di dalam proses belajar guru hanya sebagai

perantara/medium, anak harus berusaha sendiri mendapatkan suatu

pengertian/insight, sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah

laku, dan sikap.

5. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke arah

kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak

menurut sekehendaknya.

6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Anak nantinya akan

hidup dan bekerja, serta mengabdikan didalam masyarakat, dengan demikian

anak harus dilatih dan dibiasakan di sekolah di bawah pengawasan guru.

23 Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalan Interaksi Edukatif. (Jakarta : Asdi

Mahasatya, 2010). Hal 38

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

39

7. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal tata tertib

dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu.

8. Guru sebagai administrator dan manajer. Di samping mendidik, seorang guru

harus dapat mengerjakan urusan tata usaha seperti membuat buku kas, daftar

induk, rapor, daftar gaji dan sebagainya, serta dapat mengkoordinasi segala

pekerjaan di sekolah secara demokratis, sehingga suasana pekerjaan penuh

dengan rasa kekeluargaan.

9. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru karena

terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus menyadari benar-benar

pekerjaannya sebagai suatu profesi.

10. Guru sebagai perencana kurikulum. Guru menghadapi anak-anak setiap hari,

gurulah yang paling tahu kebutuhan anak-anak dan masyarakat sekitar, maka

dalam penyusunan kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh ditinggalkan.

11. Guru sebagai pemimpin (guidance worker). Guru mempunyai kesempatan dan

tanggung jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak ke arah

pemecahan soal, membentuk keputusan, dan menghadapkan anak-anak pada

problem.

12. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak. Guru harus turut aktif dalam

segala aktivitas anak, misalnya dalam ekstrakurikuler membentuk kelompok

belajar dan sebagainya.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

40

Dengan meneliti poin-poin tersebut, tahulah bahwa tugas guru tidak ringan.

Profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat menunaikan tugas

dengan baik, dan ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya secara proporsional

dengan gaji yang patut diperjuangkan melebihi profesi-profesi lainnya, sehingga

keinginan peningkatan kompetensi guru dan kualitas belajar anak didik bukan

hanya sebuah slogan di atas kertas.

D. Peranan Guru

Banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, atau siapa saja

yang telah menerjunkan diri menjadi guru. Semua peranan yang diharapkan dari

guru seperti diuraikan di bawah ini24.

1. Korektor

Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana

nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam

kehidupan di masyarakat Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan

mungkin pula telah mempengaruhinya sebelum anak didik masuk sekolah Latar

belakang kehidupan anak didik yang berbeda-beda sesuai dengan sosio-kultural

masyarakat di mana anak didik tinggal akan mewarnai kehidupannya. Semua nilai

yang baik harus guru pertahankan dan semua nilai yang buruk harus disingkirkan

dari jiwa dan watak anak didik. Bila guru membiarkannya, berarti guru telah

mengabaikan peranannya sebagai seorang korektor, yang menilai dan mengoreksi

24 Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalan Interaksi Edukatif. (Jakarta : Asdi

Mahasatya, 2010). Hal 43

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

41

semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didik. Koreksi yang harus guru

lakukan terhadap sikap dan sifat anak didik tidak hanya di sekolah, tetapi di luar

sekolah pun harus dilakukan. Sebab tidak jarang di luar sekolah anak didik justru

lebih banyak melakukan pelanggaran terhadap norma-norma susila, moral, sosial,

dan agama yang hidup di masyarakat. Lepas dari pengawasan guru dan tulangnya

pengertian anak didik terhadap perbedaan nilai kehidupan menyebabkan anak

didik mudah larut di dalamnya.

2. Inspirator

Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi

kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik.

Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.

Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari

pengalaman pun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Yang

penting bukan teorinya, tapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh

anak didik.

3. Informator

Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap

mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik

dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak

didik. Untuk menjadi informator yang baik dan efektif, penguasaan bahasalah

sebagai kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan yang akan diberikan kepada

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

42

anak didik Informator yang baik adalah guru yang mengerti apa kebutuhan anak

didik dan mengabdi untuk anak didik

4. Organisator

Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru.

Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik,

menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya.

Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi

dalam belajar pada diri anak didik.

5. Motivator

Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah

dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis

motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun

prestasinya di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator, karena

dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada di antara anak didik yang malas

belajar dan sebagainya. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan

memperhatikan kebutuhan anak didik. Penganekaragaman cara belajar

memberikan penguatan dan sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada

anak didik untuk lebih bergairah dalam belajar. Peranan guru sebagai motivator

sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan

mendidik yang mem butuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam

personalisasi dan sosialisasi diri.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

43

6. Inisiator

Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide

kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada

sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

di bidang pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan

penggunaan media pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai kemajuan

media komunikasi dan informasi abad ini. Guru harus menjadikan dunia

pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari dulu. Bukan

mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan

pengajaran.

7. Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang

memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik, Lingkungan belajar yang

tidak menyenangkan, suasana ruang, kelas yang pengap, meja dan kursi yang

berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas

belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas,

sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik.

8. Pembimbing

Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah

disebutkan di atas, adalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih

dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak

didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

44

akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.

Kekurangmampuan anak didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada

bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan anak didik semakin

berkurang. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada

saat anak didik belum mampu berdiri sendiri (mandiri).

9. Demonstrator

Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik

pahami. Apalagi anak didik yang memiliki inteligensi yang sedang. Untuk bahan

pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha dengan

membantunya, dengan cara memperagakan yang diajarkan secara didaktis,

sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tidak

terjadi kesalahan pengertian antara guru dan anak didik. Tujuan pengajaran pun

dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

10. Pengelola Kelas

Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik,

karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka

menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan

menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola

dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Anak didik tidak mustahil

akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama di kelas. Hal ini akan berakibat

mengganggu jalannya proses interaksi edukatif. Kelas yang terlalu padat dengan

anak didik, pertukaran udara kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak tidak

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

45

menguntungkan bagi terlaksananya interaksi edukatif yang optimal. Hal ini tidak

sejalan dengan tujuan umum dari pengelolaan kelas, yaitu menyediakan dan

menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar

agar mencapai hasil yang baik dan optimal. Jadi, maksud dari pengelolaan kelas

adalah agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk

senantiasa belajar di dalamnya.

11. Mediator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk beda , baik media

non material maupun material Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna

mengefektifkan proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua

media itu diharapkan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan

pengajaran Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam

proses belajar anak didik. Dalam diskusi, guru dapat berperan sebagai penengah,

sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi. Kemacetan jalannya diskusi akibat

anak didik kurang mampu mencari jalan keluar dari pemecahan masalahnya,

dapat guru tengahi, bagaimana menganalisis permasalahan agar dapat

diselesaikan Guru sebagai mediator dapat juga diartikan penyedia mediasi.

12. Supervisor

Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan

menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus

guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Makna Hidup

46

mengajar menjadi lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan

hanya karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan tetapi juga karena

pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan

yang dimilikinya, atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol

daripada orang-orang yang supervisinya. Dengan semua kelebihan yang dimiliki,

ia dapat melihat, menilai atau mengadakan pengawasan terhadap orang atau

sesuatu yang disupervisi.

13. Evaluator

Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik

dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan

intrinsik. Penilaian terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek

kepribadian anak didik, yakni aspek nilai (values). Berdasarkan hal ini, guru

harus bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang luas. Penilaian terhadap

kepribadian anak didik tentu lebih diutamakan daripada penilaian terhadap

jawaban anak didik ketika diberikan tes. Anak didik yang berprestasi baik, belum

tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi, penilaian itu pada hakikatnya

diarahkan pada perubahan kepribadian anak didik agar menjadi manusia susila

yang cakap. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil

pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran). Dari kedua

kegiatan ini akan mendapatkan umpan baik (feedback) tentang pelaksanaan

interkasi edukatif yang telah dilakukan.