bab ii landasan teori 2.1 konsep umum generator linierrepositori.unsil.ac.id/989/6/bab 2.pdfii-1 bab...

23
II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Umum Generator Linier Generator linier magnet permanen atau generator gerakan linier adalah sebuah mesin listrik yang dapat menghasilkan energi listrik dengan cara mengkonversinya dari gerakan linier. Generator linier ini merupakan mesin aletrnatif yang memiliki bentuk horizontal yang terdiri dari translator dan stator, kebanyakan dari generator linier menggunakan magnet permanen atau magnet neodymium yang dierekatkan menggunakan resin ataupun hanya berdempetan dengan magnet yang lainnya tergantung konfigurasi magnet yang digunakan. Dimana magnet ini digunakan untuk menghasilkan fluks magnetik yang nantinya akan memotong kumparan pada stator untuk menghasilkan ggl induksi sesuai dengan hukum Faraday (Nugroho et al., 2014). Generator linier memiliki berbagai macam tipe dan bentuk baik dari translator, stator dan airgap, pada dasarnya generator linier ini hampir sama dengan generator aksial hanya yang membedakan pada bentuk konstruksi dan gerakan translatornya saja. Konstruksi stator dan translator ditentukan dengan hasil pemodelan yang telah direncanakan terlebih dulu agar pada saat pembuatan generator sesuai dengan bentuk yang diharapkan, generator linier juga sama dengan generator pada umumnya yang memiliki airgap, yaitu jarak antara magnet permanen dengan kumparan untuk bisa mengatur kerapatan distribusi fluks magnet permanen dalam pemotongan pada kumparan stator secara maksimal (Nugroho et al., 2014)

Upload: others

Post on 26-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • II-1

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Konsep Umum Generator Linier

    Generator linier magnet permanen atau generator gerakan linier adalah

    sebuah mesin listrik yang dapat menghasilkan energi listrik dengan cara

    mengkonversinya dari gerakan linier. Generator linier ini merupakan mesin

    aletrnatif yang memiliki bentuk horizontal yang terdiri dari translator dan stator,

    kebanyakan dari generator linier menggunakan magnet permanen atau magnet

    neodymium yang dierekatkan menggunakan resin ataupun hanya berdempetan

    dengan magnet yang lainnya tergantung konfigurasi magnet yang digunakan.

    Dimana magnet ini digunakan untuk menghasilkan fluks magnetik yang nantinya

    akan memotong kumparan pada stator untuk menghasilkan ggl induksi sesuai

    dengan hukum Faraday (Nugroho et al., 2014).

    Generator linier memiliki berbagai macam tipe dan bentuk baik dari

    translator, stator dan airgap, pada dasarnya generator linier ini hampir sama

    dengan generator aksial hanya yang membedakan pada bentuk konstruksi dan

    gerakan translatornya saja. Konstruksi stator dan translator ditentukan dengan

    hasil pemodelan yang telah direncanakan terlebih dulu agar pada saat pembuatan

    generator sesuai dengan bentuk yang diharapkan, generator linier juga sama

    dengan generator pada umumnya yang memiliki airgap, yaitu jarak antara magnet

    permanen dengan kumparan untuk bisa mengatur kerapatan distribusi fluks

    magnet permanen dalam pemotongan pada kumparan stator secara maksimal

    (Nugroho et al., 2014)

  • II-2

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Pada dasarnya cara dan prinsip kerja dari generator linier sama dengan

    generator pada umumnya, hanya berbeda pada gerakan yang menggerakan

    translatornya. Dimana pada generator konvensional menggunakan gerakan rotasi

    sedangkan pada generator linier menggunkan gerakan linier. Pada konstruksi

    konvensional, sebuah generator linier hampir sama dengan sebuah motor listrik

    yang menghasilkan gerakan translasi. Tetapi pada generator operasionalnya

    dibalik dari konversi gerak menjadi listrik (Nugroho et al., 2014).

    2.2 Prinsip Kerja Generator Linier

    Prinsip kerja generator linier sama dengan generator pada umumnya dengan

    menggunakan prinsip induksi elektromagnetik yang mengacu pada hukum

    Faraday dan hukum Lenz.

    2.2.1 Hukum Faraday

    Menurut percobaan yang dilakukan oleh Faraday, GGL induksi yang timbul

    antara ujung-ujung suatu kumparan berbanding lurus dengan laju perubahan fluks

    magnetik yang dilingkupi oleh kumparan tersebut. Hukum Faraday menyatakan

    bahwa tegangan elektrik imbas didalam sebuah rangkaian adalah sama (kecuali

    tanda negatifnya) dengan kecepatan fluks yang melalui rangkaian tersebut. Jika

    kecepatan fluks dinyatakan didalam weber/detik, maka tegangan gerak elektrik

    akan dinyatakan dalam volt. Besarnya ggl induksi merupakan perubahan fluks

    magnet ( dalam selang waktu ( t ) sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut

    (Prasetijo et al., 2012):

    (2.1)

    Dimana:

    Fluks Magnetik (Weber)

  • II-3

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Tanda negatif pada persamaan (2.1) merupakan pernyataan dari Hukum

    Lenz yang menjelaskan bahwa tegangan gerak elektrik akan selalu berlawanan

    terhadap perubahan medan magnet yang diterima kumparan atau selenoida. Jika

    persamaan (2.1) diberlakukan pada sebuah selenoida yang terdiri dari N lilitan,

    maka sebuah tegangan gerak elektrik totalnya merupakan penjumlahan dari setiap

    lilitan, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut (Prasetijo et al., 2012):

    (2.2)

    Dimana:

    Jumlah lilitan

    Fluks Magnetik (Weber)

    Dengan N menyatakan nilai tautan fluks (fluks linkages) di dalam

    selenoida, N menyatakan jumlah lilitan dan menyatakan fluks magnetik.

    Medan magnet induktif akan selalu melawan arah gerak magnet. Ketika magnet

    digerakkan menjauhi kumparan, maka arus akan berubah arah dan dengan

    demikian pula arah medan magnet juga berubah. Hal ini mengakibatkan adanya

    gaya yang berupaya untuk mencegah magnet bergerak menjauhi kumparan. Kea

    rah manapun magnet digerakkan, maka akan selalu terdapat gaya yang melawan

    pergerakan tersebut yang dibentuk dari medan magnet kumparan. Hasil dari gaya

    tersebut dikonversikan menjadi beda potensial yang dapat diukur dari ujung-ujung

    kumparan (Prasetijo et al., 2012).

    Faktor- Faktor yang Menentukan Besarnya GGL (Nugroho et al., 2014).

    Besarnya ggl induksi tergantung pada tiga faktor, yaitu:

    Banyaknya jumlah lilitan pada kumparan.

    Kecepatan keluar masuk magnet kedalam dan keluar kumparan.

  • II-4

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Kuat magnet yang digunakan.

    2.2.2 Hukum Lenz

    Hukum Lenz ditemukan oleh ilmuan fisika bernama Friederich Lenz pada

    tahun 1834. Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang memberikan pernyataan

    tentang GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi. Hukum ini menjelaskan arah arus

    induksi akibat adanya GGL induksi tersebut (Hukum Lenz, 2014).

    Berdasarkan hukum Faraday, perubahan fluks magnetik akan menyebabkan

    timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua ujung kumparan

    itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki hambatan tertentu, maka

    akan mengalir arus yang disebut arus induksi dan beda potensial yang terjadi

    disebut ggl induksi. Faraday pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl

    induksi yang terjadi, tetapi belum menentukan kemana arah arus induksi yang

    timbul pada kumparan. Lenz menyatakan bahwa (Hukum Lenz, 2014).

    “Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang

    dihasilkan sedemikian rupa sehinngga menimbulkan medan magnet induksi yang

    menentang perubahan medan magnetik (arus induksi berusaha mempertahankan

    fluks magnetik totalnya)”

    Gambar 2.1 Arah Arus Induksi Berdasarkan Hukum Lenz

    (a) Magnet mendekati kumparan (b) Magnet menjauhi kumparan.

    (Sumber: Hukum Lenz, 2014)

    Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks

    magnet dalam kumparan. Tetapi ketika kutub utara magnet digerakkan mendekati

  • II-5

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    kumparan, maka timbul perubahan fluks magnetik yang semakin membesar

    akibatnya timbul fluks magnetik yang menentang pertambahan fluks magnetik

    awal. Oleh sebab itu, arah fluks induksi harus berlawanan dengan fluks magnetik,

    sehingga fluks total yang dilingkupi kumparan selalu konstan.

    Begitu juga saat magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan terjadi

    pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan timbul

    fluks induksi yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga fluks totalnya

    selalu konstan (Hukum Lenz, 2014).

    Arah simpangan galvanometer sesuai dengan arah arus yang masuk

    galvanometer.

    Gambar 2.2 Arah Arus Induksi dan Pergerakan Jarum Galvanometer

    (Sumber: Hukum Lenz, 2014)

    (a) Karena ujung kumparan A didekati kutub magnet utara (U), maka ujung

    kumparan A menjadi kutub utara (U) dan B menjadi kutub selatan (S).

    Dengan aturan tangan kanan diperoleh arah arus listrik keluar dari ujung

    kumparan A. Sehingga jarum galavanometer menyimpang kearah kanan.

    (b) Karena ujung kumparan A dijauhi kutub magnet utara (U), maka ujung

    kumparan A menjadi kutub selatan (S) dan B menjadi kutub selatan (U).

    Dengan aturan tangan kanan diperoleh arah arus listrik keluar dari ujung

    kumparan B. Sehingga jarum galavanometer menyimpang kearah kiri.

  • II-6

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    2.3 Tipe Generator Linier

    Pada dasaranya generator linier ini ada 3 tipe (Parthasarathy, 2012), yaitu:

    Permanen Magnet Linier Generator Tipe Tabung (Tubular)

    Permanen Magnet Linier Generator Tipe Datar (Flat)

    Permanen Magnet Linier Generator Tipe Datar Semi Tabung

    (Quasi Flat Tubular)

    2.3.1 Permanen Magnet Linier Generator Tipe Tabung (Tubular)

    Gambar 2.3 PMLG Tipe Tabung

    (Sumber: Pharthasarathy, 2012)

    Generator linier yang ditunjukkan oleh gambar 2.3 adalah salah satu jenis

    tipe generator linier tabung/tubular. Penamaan generator ini disarankan karena

    dilihat dari bentuknya yaitu tabung/silinder, prinsip kerja dari generator ini yaitu

    translator (slider) bertindak sebagai rotor yang bergerak secara linier sedangkan

    statornya tetap/diam, magnet permanen melekat di translator/slider dan belitan

    kawat tembaga ada di stator (Parthasarathy, 2012).

  • II-7

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    2.3.2 Permanen Magnet Linier Generator Tipe Flat / Datar

    Gambar 2.4 PMLG Tipe Datar

    (Sumber: Pharthasarathy, 2012)

    Generator linier permanen magnet tipe datar ini adalah sebuah generator

    linier tipe single slided permanen magnet, prinsip kerjanya sama seperti generator

    linier tipe tabung. Penamaan generator ini dilihat dari bentuknya yaitu persegi

    panjang dan datar pada stator dan translatornya, sehingga dapat dikatakan

    generator linier tipe flat/datar. Penggunaan magnet permanen pada translator pun

    menggunakan magnet berbentuk persegi panjang dan statornya bisa diletakkan

    disisi luar magnet ataupun diapit oleh dua sisi magnet, konsep generator linier tipe

    flat/datar ini sama seperti generator axial yang membedakan adalah pada bentuk

    dan gerakan translatornya (Parthasarathy, 2012).

    2.3.3 Permanen Magnet Linier Generator Tipe Datar Semi Tabung

    Gambar 2.5 Konstruksi PMLG Tipe Datar Semi Tabung

    (Sumber: Pharthasarathy, 2012)

  • II-8

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Generator tipe ini adalah gabungan bentuk antara tipe datar (flat) dengan

    tipe tabung (tubular), prinsip kerjanya sama saja seperti 2 tipe diatas, namun

    magnet permanen pada translator tipe ini mempunyai 4 sisi penempatan magnet

    dan relatif lebih mahal karena penggunaan magnet permanen yang cukup banyak

    (Parthasarathy, 2012).

    2.4 Konstruksi Generator Linier

    Konstruksi generator linier hampir sama dengan generator konvensional dan

    dibedakan dari cara bergeraknya translator, pada generator konvensional biasanya

    menggunakan gerakan putaran namun translator generator linier bergerak bolak–

    balik secara tegak lurus baik vertikal maupun horizontal. Stator pada generator

    linier juga terdiri dari beberapa kumparan yang dirangkai sedemikian rupa

    sehingga keluarannya menjadi 1 fasa ataupun 3 fasa (Nugroho et al., 2014).

    2.4.1 Translator

    Translator merupakan bagian dari generator linier yang bergerak. Translator

    pada generator linier ini tersusun dari sejumlah magnet permanen konfigurasi

    halbach array linier, tujuannya untuk meningkatkan medan magnet pada satu sisi

    sehingga posisi medan magnet terkuat menghadap ke permukaan stator.

    Pemilihan konfigurasi halbach array pada bagian translator agar dapat dihasilkan

    medan magnet serta arah vektor kerapatan fluks yang memusat pada bagian dalam

    stator dan translator. Dengan menyusun halbach array linier pada bagian

    translator maka prinsip kerja dari susunan magnet tersebut akan menghasilkan

    peningkatan kerapatan fluks magnet pada celah udara komponen linier

    (Ekosaputro et al., 2016).

  • II-9

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    2.4.2 Stator

    Pada dasarnya stator merupakan tempat penginduksian medan magnet

    terjadi. Rancangan stator tanpa inti besi biasanya digunakan pada generator

    putaran/linier dan torsi beban yang rendah. Hal ini disebabkan tidak adanya inti

    besi pada kumparan. Keunggulan yang diperoleh yakni dapat meminimalisir rugi-

    rugi fluks magnet yang terjadi karena efek tarik-menarik antara inti besi dengan

    magnet permanen yang disebut dengan efek coging torque (Sofian, 2011).

    Pada stator tanpa inti besi susunan kumparannya terbagi menjadi 2 macam,

    ada yang tersusun secara overalapping dan non-overlapping. Pada stator yang

    susunan kumparannya secara overlapping susunan kumparannya berada tumpang

    tindih dengan kumparan yang lainnya. Tentunya dengan susunan fasa yang

    berbeda pada tiap kumparannya (Sofian, 2011).

    Gambar 2.6 Konstruksi Stator Overlapping (Sofian, 2011).

    (Sumber: Sofian, 2011)

    Pada stator yang susunan kumparannya secara non-overlapping, suatu

    kumparan akan tepat berada disamping dan berimpit dengan kumparan yang

    lainnya. Dengan susunan fasanya saling berurutan sesuai dengan jumlah

    kumparan pada stator (Sofian, 2011).

  • II-10

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Gambar 2.7 Konstruksi Stator non-Overlapping (Sofian, 2011).

    (Sumber: Sofian, 2011)

    Untuk menentukan jumlah lilitan per fasa, kerapatan arus pada kawat

    tembaga dan diameter kawat yang akan digunakan, maka dapat dicari dengan

    menentukkan terlebih dulu daya semu, dengan tegangan dan arus yang diinginkan,

    dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Parthasarathy, 2012):

    Daya Semu

    (2.3)

    Dimana :

    Tegangan Induksi

    Arus Induksi Fasa

    Tegangan Induksi

    (2.4)

    Dimana :

    Lebar stator

    Jumlah Lilitan per fasa

    Kerapatan fluks magnet halbach array pada celah udara

    Kecepatan

    Jumlah lilitan per fasa

    (2.5)

  • II-11

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Dimana :

    Jumlah lilitan per fasa

    Tegangan induksi

    Nilai puncak kerapatan fluks magnetik pada permukaan aktif

    Lebar stator

    Kecepatan translator

    Kerapatan arus pada kawat tembaga

    (2.6)

    Dimana :

    Arus

    Luas permukaan kawat (mm2)

    Diameter Kawat

    (2.7)

    Dimana :

    Arus

    Kerapatan arus pada kawat tembaga

    2.4.3 Magnet Permanen

    Magnet permanen merupakan komponen utama untuk menghasilkan medan

    magnet pada celah udara. Medan magnet inilah yang kemudian akan diinduksikan

    pada kumparan stator untuk menjadi tegangan listrik. Sebagai penghasil medan

    magnet utama, medan magnet pada translator merupakan medan magnet

    permanen yang kuat. Permanen magnet tidak memiliki kumparan penguat dan

    tidak menghasilkan disipasi daya elektrik. Seperti bahan ferromagnetik yang lain,

    permanen magnet dapat digambarkan oleh B-H hysterisis loop. Permanen magnet

  • II-12

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    juga disebut hard magnetic material, yang artinya material ferromagnetik yang

    memiliki histerisis loop yang lebar. Histerisis loop yang lebar menunjukan

    sedikitnya pengaruh induksi dari luar terhadap magnet tersebut (flux residu besar)

    (Sofian, 2011).

    Ada 3 jenis pembagian material magnet permanen yang biasa digunakan

    pada mesin elektrik (Sofian, 2011), yaitu:

    Alnicos (Al, Ni, co, Fe)

    Ceramics (ferrites), seperti barium ferrite BaO x 6Fe2O3 dan strontium

    ferrite SrO x 6Fe2O3

    Rare-earth material, seperti samarium-cobalt (SmCo) dan neodymium iron-

    boron (NdFeB).

    Kurva demagnetisasi dari ketiga bahan ferromagnetik tersebut dapat dilihat

    pada gambar berikut.

    Gambar 2.8 Kurva Karaketeristik Material Magnet Permanen

    (Sumber: Sofian, 2011)

    Dari kurva tersebut dapat terlihat bahwa Neodymium-iron-boron (NdFeB)

    merupakan bahan yang paling baik. NdFeB mempunyai densitas fluks yang lebih

    besar bila dibandingkan dengan bahan ferromagnetik lainnya. Selain itu,

  • II-13

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Neodymium (Nd) merupakan unsur rare-earth yang sangat melimpah

    dibandingkan Sm sehingga harga NdFeB saat ini menjadi lebih terjangkau. Oleh

    karena itu, saat ini bahan ferromagnetik jenis NdFeB lebih banyak digunakan

    untuk berbagai macam aplikasi (Sofian, 2011).

    2.4.3.1 Fluks Magnet

    Setiap magnet memiliki kutub yang saling berlawanan, yaitu kutub utara (U)

    dan kutub selatan (S), yang keduanya memiliki daya untuk menarik sekeping besi

    atau semacamnya. Sama halnya dengan muatan listrik, kutub yang senama saling

    tolak menolak dan kutub yang berlawanan saling tarik menarik. Daerah diantara

    kutub utara dan kutub selatan disebut medan magnet. Medan magnet tersusun dari

    garis-garis yang keluar dari kutub utara menuju kutub selatan, yang disebut garis-

    garis gaya magnet (ggm). Dengan demikian arah medan magnet juga dari kutub

    utara ke kutub selatan. Semakin kuat kemagnetan, semakin banyak jumlah garis-

    garis gaya magnetnya. Jumlah garis gaya magnet yang keluar dari kutub utara

    suatu magnet disebut fluks magnet (magnetic fluxs), yang dinyatakan dengan

    symbol (phi). Satuan internasional untuk fluks magnet adalah weber (Wb). Satu

    Weber sama dengan garis gaya magnet. Satuan cgs unuk fluks magnet adalah

    Maxwell. Satu Maxwell sama dengan Weber (Nugroho et al., 2014).

    Kerapatan Fluks Magnet

    Kerapatan fluks magnet (magnetic fluxs density) adalah fluks magnet per

    satuan luas pada bidang yang terletak tegak lurus dengan fluks magnet tersebut.

    Kerapatan fluks magnet sering disebut juga dengan induksi magnet (magnetic

    induction). Kerapatan fluks magnet dapat dinyatakan dengan (Nugroho et al.,

    2014).

  • II-14

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    (2.8)

    Dimana:

    B = Kerapatan fluks magnet dalam Weber/ (Wb/ atau Telsa (T)

    = Fluks magnet dalam Weber (Wb)

    Luas penampang dalam meter persegi )

    Dalam satuan cgs, kerapatan fluks magnet dinyatakan dengan Maxwell/

    atau gauss. Dengan menggunakan metode konversi didapatkan 1 Maxwell/ =

    Wb/

    Fluks magnetik berkaitan dengan jumlah garis gaya medan magnet yang

    melewati luasan yang diketahui. Dalam hal ini, fluks magnet ( didefinisikan

    sebagai perkalian medan magnetik B dengan luasan A yang dibatasi oleh

    rangkaiannya. Jika garis-garis medan magnet melewati suatu luasan yang terdiri

    atas sebuah kumparan jumlah N lilitan, maka besar fluks magnet yang dihasilkan

    yaitu sebesar (Nugroho et al., 2014).

    (2.9)

    Dimana:

    N

    B Induksi Magnetik (T)

    A Luas Penampang ( )

    2.4.3.2 Hallbach Array

    Halbach array merupakan susunan khusus dari magnet permanen yang

    memusatkan medan magnet pada satu sisi dari barisan sementara meniadakan

    medan hampir mendekati nol pada sisi lainnya. Susunan ini dapat meningkatkan

    ikatan magnetik dalam sebuah ruang yang terbatas, selain itu juga dapat

  • II-15

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    meningkatkan kerapan fluks magnetik, meningkatkan energi keluaran yang

    dibutuhkan pada jenis desain untuk mencapai magnetik fluks gradient maksimum

    (Ekosaputro et al., 2016).

    Efek ini awalnya ditemukan oleh John C. Mallinson pada tahun 1973, dan

    struktur "satu sisi fluks" ini awalnya digambarkan olehnya sebagai rasa ingin tahu.

    Pada 1980-an, fisikawan Klaus Halbach secara independen menemukan susunan

    Halbach untuk memfokuskan sinar partikel, elektron dan laser (Arcega, 2018).

    Klaus Halbach menemukan bahwa dengan mengorientasikan magnet

    permanen dengan cara tertentu, ia dapat memfokuskan hampir semua medan

    magnet ke satu sisi. Dalam melakukannya, Halbach telah menemukan cara untuk

    menciptakan medan magnet 'near-monopole', yang berarti bahwa sekitar 97% dari

    satu kutub ditingkatkan, sementara medan magnet kutub lainnya berkurang

    menjadi sekitar 3 % (Arcega, 2018). Seperti yang ditunjukan pada gambar

    dibawah ini (Arcega, 2018).

    Gambar 2.9 Perbandingan rasio konfigurasi magnet.

    (Sumber: Arcega, 2018)

    Halbach array terdiri dari dua set magnet, yaitu main magnets dan

    transitmagnet. Superposisi dari fluks magnetik disebabkan oleh main magnets B1,

    dan transit magnet B2 memberikan situasi dimana medan magnet dari satu sisi

  • II-16

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    halbach array merupakan panjumlahan dari medan magnet (B1+B2) sementara

    medan magnet pada sisi lainnya dari halbach array merupakan pengurangan

    antara medan magnet (B1-B2) (Zhu et al., 2012), seperti yang terlihat pada

    gambar dibawah ini.

    Gambar 2.10 Prinsip dari Halbach Array. (a) Main magnets,

    (b) transit magnets dan (c) Halbach array

    (Sumber: Zhu et al., 2012)

    Ada dua tipe dari halbach array, yaitu flat (datar) atau linier halbach array

    dan halbach cylinders (Zhu et al., 2012). Ditunjukan pada gambar di bawah ini.

    Gambar 2.11 (a) Flat Halbach array dan (b) Halbach cylinder

    (Sumber: Zhu et al., 2012)

  • II-17

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Gambaran umum dari pola magnetisasi Halbach Array (Winter et al., 2012).

    Ditunjukan pada gambar dibawah ini.

    Gambar 2.12 Halbach Array dengan 4 magnet tunggal per panjang gelombang,

    M = 4, pola magnetisasi dan karakteristik kerapatan fluksi magnetik.

    (Sumber:Winter et al., 2012)

    Nilai puncak kerapatan fluks magnetik pada permukaan aktif ditentukan dengan

    persamaan dibawah ini (chen et al., 2017).

    [ (

    )

    ] (2.10)

    Dimana:

    Distribusi medan magnet halbach array pada celah udara ditentukan dengan

    persamaan dibawah ini (chen et al., 2017).

    (2.11)

  • II-18

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Dimana:

    Celah Udara

    Ketebalan Kumparan (slot)

    2.5 FEMM 4.2

    Finite Element Method Magnetics (FEMM) 4.2 adalah paket program untuk

    memecahkan masalah elektromagnetik frekuensi rendah pada dua dimensi planar

    dan axisymmetric domain. Program saat ini ditujukan untuk masalah linier/

    nonlinier magnetostatik, linier/nonlinier waktu harmonic magnetik, masalah linier

    elektrostatik dan masalah steady-state aliran panas. FEMM merupakan paket

    open-source finite element yang ditulis oleh David Meeker (Ekosaputro et al.,

    2016).

    2.6 Aplikasi Generator Linier

    Generator linier atau disebut juga alternator linier, memiliki daftar aplikasi

    modern yang berkembang. Generator linier sangat cocok untuk kasus-kasus yang

    melibatkan gerakan bolak-balik. Beberapa aplikasi yang paling menonjol atau

    menjanjikan adalah dalam mesin Stirling free piston, mesin pembakaran internal

    tanpa engkol dan pemanenan energi, termasuk konverter energi gelombang dan

    attenuator pemanen getaran (Simone & J, 2014).

    1. Free Piston Stirling Engine

    Free-piston Stirling engine menjadi penggunaan teknologi yang muncul dari

    generator linier. Mesin stirling hanya membutuhkan perbedaan suhu untuk

    beroperasi, yang memungkinkan berguna dalam sejumlah besar situasi. Free-

  • II-19

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    piston Stirling engine dapat beroperasi dengan sumber bahan bakar tradisional

    misalnya: pembakaran bahan bakar fosil atau sumber panas yang lebih luar biasa

    seperti peluruhan radioisotop atau sinar matahari pekat dan juga berguna untuk

    memanfaatkan limbah panas dari berbagai proses.

    Dua kegunaan menonjol di mesin Stirling piston, yang pertama adalah

    aplikasi luar angkasa, generator radioisotop Stirling (SRG), ditunjukkan pada

    Gambar 16. SRG adalah pengaplikasian yang baru dan lebih efisien dari generator

    termoelektrik radioisotop (RTG) yang NASA telah gunakan selama bertahun-

    tahun.

    Gambar 2.13 Mesin Stirling Piston Bebas dan bagian generator linier dari SRG

    (Sumber: Simone & J, 2014)

    Aplikasi kedua dari mesin Stirling piston bebas adalah penggunaannya

    dalam konsentrator surya. Ketika digunakan dengan konsentrator surya, kekuatan

    matahari dipantulkan oleh parabola dan difokuskan pada mesin Stirling piston

    bebas, yang mengoperasikan generator linier untuk menghasilkan listrik dari

    energi surya tanpa memerlukan sel fotovoltaik yang mahal, gambaran dari

    pengaturan ini dapat dilihat pada Gambar 2.14.

  • II-20

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Gambar 2.14 Penggambaran konsentrator surya yang menggunakan parabola

    reflektif dan mesin Stirling

    (Sumber: Simone & J, 2014)

    2. Mesin Pembakaran Internal Crankless

    Dalam aplikasi pintar generator linear ini, mesin pembakaran internal

    standar dirancang ulang untuk mengganti piston dengan generator linier. Mesin

    yang dihasilkan menghilangkan kebutuhan untuk gear box, poros penggerak, dan

    generator tambahan. Manfaatnya tiga kali lipat. Manfaat pertama adalah

    pengurangan ukuran dan berat yang menambah efisiensi dan daya tanggap

    kendaraan secara keseluruhan. Manfaat kedua adalah pengurangan bagian yang

    bergerak yang dapat mengarah pada biaya yang lebih rendah, kesederhanaan yang

    lebih besar dan keandalan yang lebih tinggi pada dasar aplikasinya. Manfaat

    ketiga adalah peningkatan efisiensi dengan menghilangkan kerugian mekanis

    yang tidak perlu yang disebabkan oleh sistem mekanik yang sudah ketinggalan

    zaman. Contoh generator linear piston bebas yang dirancang untuk aplikasi

    kendaraan hybrid dapat dilihat pada Gambar 4, di mana TDC adalah singkatan

    dari Top Dead Center dan BDC untuk Bottom Dead Center, mewakili masing-

    masing ekstrem dari langkah piston. Volume pegas bertindak sebagai pegas udara

    yang membatasi gerakan piston di salah satu ujung siklus (Simone & J, 2014).

  • II-21

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Gambar 2.15 Contoh generator linear piston bebas kendaraan hybrid

    (Sumber: Simone & J, 2014)

    Aplikasi generator linier ini sangat relevan mengingat tren yang

    berkembang dari pabrik kendaraan untuk memasukkan teknologi penggerak listrik

    ke dalam kendaraan mereka. Kendaraan seperti BMW i3 saat ini menggunakan

    range extender tanpa langsung koneksi ke drivetrain, sebagai gantinya mesin

    pembakaran internal ini semata-mata generator listrik yang pada gilirannya

    memberikan daya hanya untuk mengisi baterai kendaraan dan motor penggerak

    listrik (Simone & J, 2014).

    3. Pemanen Getaran (Vibration Harvesters)

    Pemanen getaran adalah perangkat khusus yang menghasilkan energi listrik

    dari energi mekanik yang terbuang dalam bentuk getaran. Paling umum,

    perangkat ini menggunakan bahan piezoelektrik untuk mengubah getaran mekanik

    menjadi energi listrik, di mana tekanan mekanik yang diterapkan menghasilkan

    muatan listrik. Metode pemanenan energi yang sangat rendah ini memiliki

    aplikasi sebagian besar pada sensor jarak jauh, di mana daya listrik tidak tersedia

    misalnya: Sensor nirkabel pada gerbong kereta. Sementara pemanen piezoelektrik

    terutama digunakan dalam situasi dengan getaran frekuensi tinggi, situasi dengan

    frekuensi yang relatif rendah getaran cocok untuk generator linier kecil.

  • II-22

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi

    Perusahaan seperti LORD MicroStrain memproduksi kedua jenis teknologi secara

    komersial untuk digunakan dalam sistem sensor yang menyertainya.

    Sementara pemanenan getaran dapat sangat berguna untuk menyediakan

    daya ke sensor jarak jauh, menggunakan generator linier untuk melakukan

    tindakan ini, bila sesuai, dapat mewujudkan beberapa keuntungan. Alternator

    linier memiliki potensi untuk memberikan daya lebih besar daripada sistem

    piezoelektrik yang diberi input mekanis yang cukup besar. Lebih menarik lagi,

    generator linier dapat memberikan redaman mekanis yang terkendali dalam suatu

    sistem. Banyak aplikasi peredam yang ada dapat mengambil manfaat dari

    mengganti peredam yang ada dengan peredam aktif yang dikendalikan komputer,

    seperti mengganti peredam kejut dalam kendaraan dengan generator linier

    kompak (Simone & J, 2014).

    4. Pengonversi Energi Gelombang (WEC)

    Konsep generator linier untuk pembangkit tenaga ombak biasanya

    menggunakan generator linier tipe tubular/tabung dimana generator tersebut

    diletakkan didasar laut ataupun terapung diatas air secara vertikal, posisi translator

    terletak didalam kumparan dan disambungkan dengan buoy/pelampung yang

    berfungsi untuk penggerak naik dan turun saat ada ombak (Simone & J, 2014).

    (Chapman, 2005) (Sitorus & Warman, 2013)

  • II-23

    Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi