bab ii landasan teori 2.1 konsep umum generator linierrepositori.unsil.ac.id/989/6/bab 2.pdfii-1 bab...
TRANSCRIPT
-
II-1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Umum Generator Linier
Generator linier magnet permanen atau generator gerakan linier adalah
sebuah mesin listrik yang dapat menghasilkan energi listrik dengan cara
mengkonversinya dari gerakan linier. Generator linier ini merupakan mesin
aletrnatif yang memiliki bentuk horizontal yang terdiri dari translator dan stator,
kebanyakan dari generator linier menggunakan magnet permanen atau magnet
neodymium yang dierekatkan menggunakan resin ataupun hanya berdempetan
dengan magnet yang lainnya tergantung konfigurasi magnet yang digunakan.
Dimana magnet ini digunakan untuk menghasilkan fluks magnetik yang nantinya
akan memotong kumparan pada stator untuk menghasilkan ggl induksi sesuai
dengan hukum Faraday (Nugroho et al., 2014).
Generator linier memiliki berbagai macam tipe dan bentuk baik dari
translator, stator dan airgap, pada dasarnya generator linier ini hampir sama
dengan generator aksial hanya yang membedakan pada bentuk konstruksi dan
gerakan translatornya saja. Konstruksi stator dan translator ditentukan dengan
hasil pemodelan yang telah direncanakan terlebih dulu agar pada saat pembuatan
generator sesuai dengan bentuk yang diharapkan, generator linier juga sama
dengan generator pada umumnya yang memiliki airgap, yaitu jarak antara magnet
permanen dengan kumparan untuk bisa mengatur kerapatan distribusi fluks
magnet permanen dalam pemotongan pada kumparan stator secara maksimal
(Nugroho et al., 2014)
-
II-2
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Pada dasarnya cara dan prinsip kerja dari generator linier sama dengan
generator pada umumnya, hanya berbeda pada gerakan yang menggerakan
translatornya. Dimana pada generator konvensional menggunakan gerakan rotasi
sedangkan pada generator linier menggunkan gerakan linier. Pada konstruksi
konvensional, sebuah generator linier hampir sama dengan sebuah motor listrik
yang menghasilkan gerakan translasi. Tetapi pada generator operasionalnya
dibalik dari konversi gerak menjadi listrik (Nugroho et al., 2014).
2.2 Prinsip Kerja Generator Linier
Prinsip kerja generator linier sama dengan generator pada umumnya dengan
menggunakan prinsip induksi elektromagnetik yang mengacu pada hukum
Faraday dan hukum Lenz.
2.2.1 Hukum Faraday
Menurut percobaan yang dilakukan oleh Faraday, GGL induksi yang timbul
antara ujung-ujung suatu kumparan berbanding lurus dengan laju perubahan fluks
magnetik yang dilingkupi oleh kumparan tersebut. Hukum Faraday menyatakan
bahwa tegangan elektrik imbas didalam sebuah rangkaian adalah sama (kecuali
tanda negatifnya) dengan kecepatan fluks yang melalui rangkaian tersebut. Jika
kecepatan fluks dinyatakan didalam weber/detik, maka tegangan gerak elektrik
akan dinyatakan dalam volt. Besarnya ggl induksi merupakan perubahan fluks
magnet ( dalam selang waktu ( t ) sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut
(Prasetijo et al., 2012):
(2.1)
Dimana:
Fluks Magnetik (Weber)
-
II-3
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Tanda negatif pada persamaan (2.1) merupakan pernyataan dari Hukum
Lenz yang menjelaskan bahwa tegangan gerak elektrik akan selalu berlawanan
terhadap perubahan medan magnet yang diterima kumparan atau selenoida. Jika
persamaan (2.1) diberlakukan pada sebuah selenoida yang terdiri dari N lilitan,
maka sebuah tegangan gerak elektrik totalnya merupakan penjumlahan dari setiap
lilitan, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut (Prasetijo et al., 2012):
(2.2)
Dimana:
Jumlah lilitan
Fluks Magnetik (Weber)
Dengan N menyatakan nilai tautan fluks (fluks linkages) di dalam
selenoida, N menyatakan jumlah lilitan dan menyatakan fluks magnetik.
Medan magnet induktif akan selalu melawan arah gerak magnet. Ketika magnet
digerakkan menjauhi kumparan, maka arus akan berubah arah dan dengan
demikian pula arah medan magnet juga berubah. Hal ini mengakibatkan adanya
gaya yang berupaya untuk mencegah magnet bergerak menjauhi kumparan. Kea
rah manapun magnet digerakkan, maka akan selalu terdapat gaya yang melawan
pergerakan tersebut yang dibentuk dari medan magnet kumparan. Hasil dari gaya
tersebut dikonversikan menjadi beda potensial yang dapat diukur dari ujung-ujung
kumparan (Prasetijo et al., 2012).
Faktor- Faktor yang Menentukan Besarnya GGL (Nugroho et al., 2014).
Besarnya ggl induksi tergantung pada tiga faktor, yaitu:
Banyaknya jumlah lilitan pada kumparan.
Kecepatan keluar masuk magnet kedalam dan keluar kumparan.
-
II-4
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Kuat magnet yang digunakan.
2.2.2 Hukum Lenz
Hukum Lenz ditemukan oleh ilmuan fisika bernama Friederich Lenz pada
tahun 1834. Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang memberikan pernyataan
tentang GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi. Hukum ini menjelaskan arah arus
induksi akibat adanya GGL induksi tersebut (Hukum Lenz, 2014).
Berdasarkan hukum Faraday, perubahan fluks magnetik akan menyebabkan
timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua ujung kumparan
itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki hambatan tertentu, maka
akan mengalir arus yang disebut arus induksi dan beda potensial yang terjadi
disebut ggl induksi. Faraday pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl
induksi yang terjadi, tetapi belum menentukan kemana arah arus induksi yang
timbul pada kumparan. Lenz menyatakan bahwa (Hukum Lenz, 2014).
“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang
dihasilkan sedemikian rupa sehinngga menimbulkan medan magnet induksi yang
menentang perubahan medan magnetik (arus induksi berusaha mempertahankan
fluks magnetik totalnya)”
Gambar 2.1 Arah Arus Induksi Berdasarkan Hukum Lenz
(a) Magnet mendekati kumparan (b) Magnet menjauhi kumparan.
(Sumber: Hukum Lenz, 2014)
Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks
magnet dalam kumparan. Tetapi ketika kutub utara magnet digerakkan mendekati
-
II-5
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
kumparan, maka timbul perubahan fluks magnetik yang semakin membesar
akibatnya timbul fluks magnetik yang menentang pertambahan fluks magnetik
awal. Oleh sebab itu, arah fluks induksi harus berlawanan dengan fluks magnetik,
sehingga fluks total yang dilingkupi kumparan selalu konstan.
Begitu juga saat magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan terjadi
pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan timbul
fluks induksi yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga fluks totalnya
selalu konstan (Hukum Lenz, 2014).
Arah simpangan galvanometer sesuai dengan arah arus yang masuk
galvanometer.
Gambar 2.2 Arah Arus Induksi dan Pergerakan Jarum Galvanometer
(Sumber: Hukum Lenz, 2014)
(a) Karena ujung kumparan A didekati kutub magnet utara (U), maka ujung
kumparan A menjadi kutub utara (U) dan B menjadi kutub selatan (S).
Dengan aturan tangan kanan diperoleh arah arus listrik keluar dari ujung
kumparan A. Sehingga jarum galavanometer menyimpang kearah kanan.
(b) Karena ujung kumparan A dijauhi kutub magnet utara (U), maka ujung
kumparan A menjadi kutub selatan (S) dan B menjadi kutub selatan (U).
Dengan aturan tangan kanan diperoleh arah arus listrik keluar dari ujung
kumparan B. Sehingga jarum galavanometer menyimpang kearah kiri.
-
II-6
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
2.3 Tipe Generator Linier
Pada dasaranya generator linier ini ada 3 tipe (Parthasarathy, 2012), yaitu:
Permanen Magnet Linier Generator Tipe Tabung (Tubular)
Permanen Magnet Linier Generator Tipe Datar (Flat)
Permanen Magnet Linier Generator Tipe Datar Semi Tabung
(Quasi Flat Tubular)
2.3.1 Permanen Magnet Linier Generator Tipe Tabung (Tubular)
Gambar 2.3 PMLG Tipe Tabung
(Sumber: Pharthasarathy, 2012)
Generator linier yang ditunjukkan oleh gambar 2.3 adalah salah satu jenis
tipe generator linier tabung/tubular. Penamaan generator ini disarankan karena
dilihat dari bentuknya yaitu tabung/silinder, prinsip kerja dari generator ini yaitu
translator (slider) bertindak sebagai rotor yang bergerak secara linier sedangkan
statornya tetap/diam, magnet permanen melekat di translator/slider dan belitan
kawat tembaga ada di stator (Parthasarathy, 2012).
-
II-7
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
2.3.2 Permanen Magnet Linier Generator Tipe Flat / Datar
Gambar 2.4 PMLG Tipe Datar
(Sumber: Pharthasarathy, 2012)
Generator linier permanen magnet tipe datar ini adalah sebuah generator
linier tipe single slided permanen magnet, prinsip kerjanya sama seperti generator
linier tipe tabung. Penamaan generator ini dilihat dari bentuknya yaitu persegi
panjang dan datar pada stator dan translatornya, sehingga dapat dikatakan
generator linier tipe flat/datar. Penggunaan magnet permanen pada translator pun
menggunakan magnet berbentuk persegi panjang dan statornya bisa diletakkan
disisi luar magnet ataupun diapit oleh dua sisi magnet, konsep generator linier tipe
flat/datar ini sama seperti generator axial yang membedakan adalah pada bentuk
dan gerakan translatornya (Parthasarathy, 2012).
2.3.3 Permanen Magnet Linier Generator Tipe Datar Semi Tabung
Gambar 2.5 Konstruksi PMLG Tipe Datar Semi Tabung
(Sumber: Pharthasarathy, 2012)
-
II-8
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Generator tipe ini adalah gabungan bentuk antara tipe datar (flat) dengan
tipe tabung (tubular), prinsip kerjanya sama saja seperti 2 tipe diatas, namun
magnet permanen pada translator tipe ini mempunyai 4 sisi penempatan magnet
dan relatif lebih mahal karena penggunaan magnet permanen yang cukup banyak
(Parthasarathy, 2012).
2.4 Konstruksi Generator Linier
Konstruksi generator linier hampir sama dengan generator konvensional dan
dibedakan dari cara bergeraknya translator, pada generator konvensional biasanya
menggunakan gerakan putaran namun translator generator linier bergerak bolak–
balik secara tegak lurus baik vertikal maupun horizontal. Stator pada generator
linier juga terdiri dari beberapa kumparan yang dirangkai sedemikian rupa
sehingga keluarannya menjadi 1 fasa ataupun 3 fasa (Nugroho et al., 2014).
2.4.1 Translator
Translator merupakan bagian dari generator linier yang bergerak. Translator
pada generator linier ini tersusun dari sejumlah magnet permanen konfigurasi
halbach array linier, tujuannya untuk meningkatkan medan magnet pada satu sisi
sehingga posisi medan magnet terkuat menghadap ke permukaan stator.
Pemilihan konfigurasi halbach array pada bagian translator agar dapat dihasilkan
medan magnet serta arah vektor kerapatan fluks yang memusat pada bagian dalam
stator dan translator. Dengan menyusun halbach array linier pada bagian
translator maka prinsip kerja dari susunan magnet tersebut akan menghasilkan
peningkatan kerapatan fluks magnet pada celah udara komponen linier
(Ekosaputro et al., 2016).
-
II-9
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
2.4.2 Stator
Pada dasarnya stator merupakan tempat penginduksian medan magnet
terjadi. Rancangan stator tanpa inti besi biasanya digunakan pada generator
putaran/linier dan torsi beban yang rendah. Hal ini disebabkan tidak adanya inti
besi pada kumparan. Keunggulan yang diperoleh yakni dapat meminimalisir rugi-
rugi fluks magnet yang terjadi karena efek tarik-menarik antara inti besi dengan
magnet permanen yang disebut dengan efek coging torque (Sofian, 2011).
Pada stator tanpa inti besi susunan kumparannya terbagi menjadi 2 macam,
ada yang tersusun secara overalapping dan non-overlapping. Pada stator yang
susunan kumparannya secara overlapping susunan kumparannya berada tumpang
tindih dengan kumparan yang lainnya. Tentunya dengan susunan fasa yang
berbeda pada tiap kumparannya (Sofian, 2011).
Gambar 2.6 Konstruksi Stator Overlapping (Sofian, 2011).
(Sumber: Sofian, 2011)
Pada stator yang susunan kumparannya secara non-overlapping, suatu
kumparan akan tepat berada disamping dan berimpit dengan kumparan yang
lainnya. Dengan susunan fasanya saling berurutan sesuai dengan jumlah
kumparan pada stator (Sofian, 2011).
-
II-10
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Gambar 2.7 Konstruksi Stator non-Overlapping (Sofian, 2011).
(Sumber: Sofian, 2011)
Untuk menentukan jumlah lilitan per fasa, kerapatan arus pada kawat
tembaga dan diameter kawat yang akan digunakan, maka dapat dicari dengan
menentukkan terlebih dulu daya semu, dengan tegangan dan arus yang diinginkan,
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Parthasarathy, 2012):
Daya Semu
(2.3)
Dimana :
Tegangan Induksi
Arus Induksi Fasa
Tegangan Induksi
(2.4)
Dimana :
Lebar stator
Jumlah Lilitan per fasa
Kerapatan fluks magnet halbach array pada celah udara
Kecepatan
Jumlah lilitan per fasa
(2.5)
-
II-11
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Dimana :
Jumlah lilitan per fasa
Tegangan induksi
Nilai puncak kerapatan fluks magnetik pada permukaan aktif
Lebar stator
Kecepatan translator
Kerapatan arus pada kawat tembaga
(2.6)
Dimana :
Arus
Luas permukaan kawat (mm2)
Diameter Kawat
√
(2.7)
Dimana :
Arus
Kerapatan arus pada kawat tembaga
2.4.3 Magnet Permanen
Magnet permanen merupakan komponen utama untuk menghasilkan medan
magnet pada celah udara. Medan magnet inilah yang kemudian akan diinduksikan
pada kumparan stator untuk menjadi tegangan listrik. Sebagai penghasil medan
magnet utama, medan magnet pada translator merupakan medan magnet
permanen yang kuat. Permanen magnet tidak memiliki kumparan penguat dan
tidak menghasilkan disipasi daya elektrik. Seperti bahan ferromagnetik yang lain,
permanen magnet dapat digambarkan oleh B-H hysterisis loop. Permanen magnet
-
II-12
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
juga disebut hard magnetic material, yang artinya material ferromagnetik yang
memiliki histerisis loop yang lebar. Histerisis loop yang lebar menunjukan
sedikitnya pengaruh induksi dari luar terhadap magnet tersebut (flux residu besar)
(Sofian, 2011).
Ada 3 jenis pembagian material magnet permanen yang biasa digunakan
pada mesin elektrik (Sofian, 2011), yaitu:
Alnicos (Al, Ni, co, Fe)
Ceramics (ferrites), seperti barium ferrite BaO x 6Fe2O3 dan strontium
ferrite SrO x 6Fe2O3
Rare-earth material, seperti samarium-cobalt (SmCo) dan neodymium iron-
boron (NdFeB).
Kurva demagnetisasi dari ketiga bahan ferromagnetik tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 2.8 Kurva Karaketeristik Material Magnet Permanen
(Sumber: Sofian, 2011)
Dari kurva tersebut dapat terlihat bahwa Neodymium-iron-boron (NdFeB)
merupakan bahan yang paling baik. NdFeB mempunyai densitas fluks yang lebih
besar bila dibandingkan dengan bahan ferromagnetik lainnya. Selain itu,
-
II-13
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Neodymium (Nd) merupakan unsur rare-earth yang sangat melimpah
dibandingkan Sm sehingga harga NdFeB saat ini menjadi lebih terjangkau. Oleh
karena itu, saat ini bahan ferromagnetik jenis NdFeB lebih banyak digunakan
untuk berbagai macam aplikasi (Sofian, 2011).
2.4.3.1 Fluks Magnet
Setiap magnet memiliki kutub yang saling berlawanan, yaitu kutub utara (U)
dan kutub selatan (S), yang keduanya memiliki daya untuk menarik sekeping besi
atau semacamnya. Sama halnya dengan muatan listrik, kutub yang senama saling
tolak menolak dan kutub yang berlawanan saling tarik menarik. Daerah diantara
kutub utara dan kutub selatan disebut medan magnet. Medan magnet tersusun dari
garis-garis yang keluar dari kutub utara menuju kutub selatan, yang disebut garis-
garis gaya magnet (ggm). Dengan demikian arah medan magnet juga dari kutub
utara ke kutub selatan. Semakin kuat kemagnetan, semakin banyak jumlah garis-
garis gaya magnetnya. Jumlah garis gaya magnet yang keluar dari kutub utara
suatu magnet disebut fluks magnet (magnetic fluxs), yang dinyatakan dengan
symbol (phi). Satuan internasional untuk fluks magnet adalah weber (Wb). Satu
Weber sama dengan garis gaya magnet. Satuan cgs unuk fluks magnet adalah
Maxwell. Satu Maxwell sama dengan Weber (Nugroho et al., 2014).
Kerapatan Fluks Magnet
Kerapatan fluks magnet (magnetic fluxs density) adalah fluks magnet per
satuan luas pada bidang yang terletak tegak lurus dengan fluks magnet tersebut.
Kerapatan fluks magnet sering disebut juga dengan induksi magnet (magnetic
induction). Kerapatan fluks magnet dapat dinyatakan dengan (Nugroho et al.,
2014).
-
II-14
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
(2.8)
Dimana:
B = Kerapatan fluks magnet dalam Weber/ (Wb/ atau Telsa (T)
= Fluks magnet dalam Weber (Wb)
Luas penampang dalam meter persegi )
Dalam satuan cgs, kerapatan fluks magnet dinyatakan dengan Maxwell/
atau gauss. Dengan menggunakan metode konversi didapatkan 1 Maxwell/ =
Wb/
Fluks magnetik berkaitan dengan jumlah garis gaya medan magnet yang
melewati luasan yang diketahui. Dalam hal ini, fluks magnet ( didefinisikan
sebagai perkalian medan magnetik B dengan luasan A yang dibatasi oleh
rangkaiannya. Jika garis-garis medan magnet melewati suatu luasan yang terdiri
atas sebuah kumparan jumlah N lilitan, maka besar fluks magnet yang dihasilkan
yaitu sebesar (Nugroho et al., 2014).
(2.9)
Dimana:
N
B Induksi Magnetik (T)
A Luas Penampang ( )
2.4.3.2 Hallbach Array
Halbach array merupakan susunan khusus dari magnet permanen yang
memusatkan medan magnet pada satu sisi dari barisan sementara meniadakan
medan hampir mendekati nol pada sisi lainnya. Susunan ini dapat meningkatkan
ikatan magnetik dalam sebuah ruang yang terbatas, selain itu juga dapat
-
II-15
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
meningkatkan kerapan fluks magnetik, meningkatkan energi keluaran yang
dibutuhkan pada jenis desain untuk mencapai magnetik fluks gradient maksimum
(Ekosaputro et al., 2016).
Efek ini awalnya ditemukan oleh John C. Mallinson pada tahun 1973, dan
struktur "satu sisi fluks" ini awalnya digambarkan olehnya sebagai rasa ingin tahu.
Pada 1980-an, fisikawan Klaus Halbach secara independen menemukan susunan
Halbach untuk memfokuskan sinar partikel, elektron dan laser (Arcega, 2018).
Klaus Halbach menemukan bahwa dengan mengorientasikan magnet
permanen dengan cara tertentu, ia dapat memfokuskan hampir semua medan
magnet ke satu sisi. Dalam melakukannya, Halbach telah menemukan cara untuk
menciptakan medan magnet 'near-monopole', yang berarti bahwa sekitar 97% dari
satu kutub ditingkatkan, sementara medan magnet kutub lainnya berkurang
menjadi sekitar 3 % (Arcega, 2018). Seperti yang ditunjukan pada gambar
dibawah ini (Arcega, 2018).
Gambar 2.9 Perbandingan rasio konfigurasi magnet.
(Sumber: Arcega, 2018)
Halbach array terdiri dari dua set magnet, yaitu main magnets dan
transitmagnet. Superposisi dari fluks magnetik disebabkan oleh main magnets B1,
dan transit magnet B2 memberikan situasi dimana medan magnet dari satu sisi
-
II-16
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
halbach array merupakan panjumlahan dari medan magnet (B1+B2) sementara
medan magnet pada sisi lainnya dari halbach array merupakan pengurangan
antara medan magnet (B1-B2) (Zhu et al., 2012), seperti yang terlihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2.10 Prinsip dari Halbach Array. (a) Main magnets,
(b) transit magnets dan (c) Halbach array
(Sumber: Zhu et al., 2012)
Ada dua tipe dari halbach array, yaitu flat (datar) atau linier halbach array
dan halbach cylinders (Zhu et al., 2012). Ditunjukan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.11 (a) Flat Halbach array dan (b) Halbach cylinder
(Sumber: Zhu et al., 2012)
-
II-17
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Gambaran umum dari pola magnetisasi Halbach Array (Winter et al., 2012).
Ditunjukan pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.12 Halbach Array dengan 4 magnet tunggal per panjang gelombang,
M = 4, pola magnetisasi dan karakteristik kerapatan fluksi magnetik.
(Sumber:Winter et al., 2012)
Nilai puncak kerapatan fluks magnetik pada permukaan aktif ditentukan dengan
persamaan dibawah ini (chen et al., 2017).
[ (
)
] (2.10)
Dimana:
Distribusi medan magnet halbach array pada celah udara ditentukan dengan
persamaan dibawah ini (chen et al., 2017).
(2.11)
-
II-18
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Dimana:
Celah Udara
Ketebalan Kumparan (slot)
2.5 FEMM 4.2
Finite Element Method Magnetics (FEMM) 4.2 adalah paket program untuk
memecahkan masalah elektromagnetik frekuensi rendah pada dua dimensi planar
dan axisymmetric domain. Program saat ini ditujukan untuk masalah linier/
nonlinier magnetostatik, linier/nonlinier waktu harmonic magnetik, masalah linier
elektrostatik dan masalah steady-state aliran panas. FEMM merupakan paket
open-source finite element yang ditulis oleh David Meeker (Ekosaputro et al.,
2016).
2.6 Aplikasi Generator Linier
Generator linier atau disebut juga alternator linier, memiliki daftar aplikasi
modern yang berkembang. Generator linier sangat cocok untuk kasus-kasus yang
melibatkan gerakan bolak-balik. Beberapa aplikasi yang paling menonjol atau
menjanjikan adalah dalam mesin Stirling free piston, mesin pembakaran internal
tanpa engkol dan pemanenan energi, termasuk konverter energi gelombang dan
attenuator pemanen getaran (Simone & J, 2014).
1. Free Piston Stirling Engine
Free-piston Stirling engine menjadi penggunaan teknologi yang muncul dari
generator linier. Mesin stirling hanya membutuhkan perbedaan suhu untuk
beroperasi, yang memungkinkan berguna dalam sejumlah besar situasi. Free-
-
II-19
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
piston Stirling engine dapat beroperasi dengan sumber bahan bakar tradisional
misalnya: pembakaran bahan bakar fosil atau sumber panas yang lebih luar biasa
seperti peluruhan radioisotop atau sinar matahari pekat dan juga berguna untuk
memanfaatkan limbah panas dari berbagai proses.
Dua kegunaan menonjol di mesin Stirling piston, yang pertama adalah
aplikasi luar angkasa, generator radioisotop Stirling (SRG), ditunjukkan pada
Gambar 16. SRG adalah pengaplikasian yang baru dan lebih efisien dari generator
termoelektrik radioisotop (RTG) yang NASA telah gunakan selama bertahun-
tahun.
Gambar 2.13 Mesin Stirling Piston Bebas dan bagian generator linier dari SRG
(Sumber: Simone & J, 2014)
Aplikasi kedua dari mesin Stirling piston bebas adalah penggunaannya
dalam konsentrator surya. Ketika digunakan dengan konsentrator surya, kekuatan
matahari dipantulkan oleh parabola dan difokuskan pada mesin Stirling piston
bebas, yang mengoperasikan generator linier untuk menghasilkan listrik dari
energi surya tanpa memerlukan sel fotovoltaik yang mahal, gambaran dari
pengaturan ini dapat dilihat pada Gambar 2.14.
-
II-20
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Gambar 2.14 Penggambaran konsentrator surya yang menggunakan parabola
reflektif dan mesin Stirling
(Sumber: Simone & J, 2014)
2. Mesin Pembakaran Internal Crankless
Dalam aplikasi pintar generator linear ini, mesin pembakaran internal
standar dirancang ulang untuk mengganti piston dengan generator linier. Mesin
yang dihasilkan menghilangkan kebutuhan untuk gear box, poros penggerak, dan
generator tambahan. Manfaatnya tiga kali lipat. Manfaat pertama adalah
pengurangan ukuran dan berat yang menambah efisiensi dan daya tanggap
kendaraan secara keseluruhan. Manfaat kedua adalah pengurangan bagian yang
bergerak yang dapat mengarah pada biaya yang lebih rendah, kesederhanaan yang
lebih besar dan keandalan yang lebih tinggi pada dasar aplikasinya. Manfaat
ketiga adalah peningkatan efisiensi dengan menghilangkan kerugian mekanis
yang tidak perlu yang disebabkan oleh sistem mekanik yang sudah ketinggalan
zaman. Contoh generator linear piston bebas yang dirancang untuk aplikasi
kendaraan hybrid dapat dilihat pada Gambar 4, di mana TDC adalah singkatan
dari Top Dead Center dan BDC untuk Bottom Dead Center, mewakili masing-
masing ekstrem dari langkah piston. Volume pegas bertindak sebagai pegas udara
yang membatasi gerakan piston di salah satu ujung siklus (Simone & J, 2014).
-
II-21
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Gambar 2.15 Contoh generator linear piston bebas kendaraan hybrid
(Sumber: Simone & J, 2014)
Aplikasi generator linier ini sangat relevan mengingat tren yang
berkembang dari pabrik kendaraan untuk memasukkan teknologi penggerak listrik
ke dalam kendaraan mereka. Kendaraan seperti BMW i3 saat ini menggunakan
range extender tanpa langsung koneksi ke drivetrain, sebagai gantinya mesin
pembakaran internal ini semata-mata generator listrik yang pada gilirannya
memberikan daya hanya untuk mengisi baterai kendaraan dan motor penggerak
listrik (Simone & J, 2014).
3. Pemanen Getaran (Vibration Harvesters)
Pemanen getaran adalah perangkat khusus yang menghasilkan energi listrik
dari energi mekanik yang terbuang dalam bentuk getaran. Paling umum,
perangkat ini menggunakan bahan piezoelektrik untuk mengubah getaran mekanik
menjadi energi listrik, di mana tekanan mekanik yang diterapkan menghasilkan
muatan listrik. Metode pemanenan energi yang sangat rendah ini memiliki
aplikasi sebagian besar pada sensor jarak jauh, di mana daya listrik tidak tersedia
misalnya: Sensor nirkabel pada gerbong kereta. Sementara pemanen piezoelektrik
terutama digunakan dalam situasi dengan getaran frekuensi tinggi, situasi dengan
frekuensi yang relatif rendah getaran cocok untuk generator linier kecil.
-
II-22
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi
Perusahaan seperti LORD MicroStrain memproduksi kedua jenis teknologi secara
komersial untuk digunakan dalam sistem sensor yang menyertainya.
Sementara pemanenan getaran dapat sangat berguna untuk menyediakan
daya ke sensor jarak jauh, menggunakan generator linier untuk melakukan
tindakan ini, bila sesuai, dapat mewujudkan beberapa keuntungan. Alternator
linier memiliki potensi untuk memberikan daya lebih besar daripada sistem
piezoelektrik yang diberi input mekanis yang cukup besar. Lebih menarik lagi,
generator linier dapat memberikan redaman mekanis yang terkendali dalam suatu
sistem. Banyak aplikasi peredam yang ada dapat mengambil manfaat dari
mengganti peredam yang ada dengan peredam aktif yang dikendalikan komputer,
seperti mengganti peredam kejut dalam kendaraan dengan generator linier
kompak (Simone & J, 2014).
4. Pengonversi Energi Gelombang (WEC)
Konsep generator linier untuk pembangkit tenaga ombak biasanya
menggunakan generator linier tipe tubular/tabung dimana generator tersebut
diletakkan didasar laut ataupun terapung diatas air secara vertikal, posisi translator
terletak didalam kumparan dan disambungkan dengan buoy/pelampung yang
berfungsi untuk penggerak naik dan turun saat ada ombak (Simone & J, 2014).
(Chapman, 2005) (Sitorus & Warman, 2013)
-
II-23
Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi