bab ii landasan teori 2.1 kain ulos -...

35
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos ULOS dalam pengertian umum adalah kain tenun tradisional Batak yang terdiri dari berbagai jenis, corak atau motif, fungsi serta ukuran. Menurut batakpos-online, ulos dalam pengertian adat terdapat tiga jenis, yaitu ulos herbang (kain tenunan tradisional), ulos na so ra buruk (berupa sebidang tanah atau sawah disebut ulos yang tak akan usang) dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam sehari). Diantara kain tenun ikat yang ada, hanya ulos yang memiliki arti mendalam dan sangat luas. Dibedakan atas proses pembuatan gorga/motif beserta coraknya, dan menjadi ukuran penentu bagi nilai dan harganya. Desain yang dikembangkan pada kain ulos merupakan hasil karya penggalian ornamen budaya Batak yang diekspresikan dalam rancangan baru, dan masih terus digali dengan berbagai improvisasi. 2.1.1 Jenis – Jenis Ulos Menurut Tanobatak (2007, Agustus) jenis-jenis kain ulos adalah sebagai berikut : 1. Ulos Jugia Ulos ini disebut juga “ulos naso ra pipot atau “pinunsaan”. Biasanya ulos yang harga dan nilainya sangat mahal dalam suku Batak disebut ulos “homitan” yang disimpan di “hombung” atau “parmonang-monangan” (berupa Iemari pada jaman dulu kala). Menurut kepercayaan orang Batak, ulos ini tidak diperbolehkan dipakai sembarangan kecuali orang yang sudah “saur matua” atau

Upload: lenhi

Post on 03-Mar-2019

259 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kain Ulos

ULOS dalam pengertian umum adalah kain tenun tradisional Batak yang terdiri

dari berbagai jenis, corak atau motif, fungsi serta ukuran. Menurut batakpos-online, ulos

dalam pengertian adat terdapat tiga jenis, yaitu ulos herbang (kain tenunan tradisional),

ulos na so ra buruk (berupa sebidang tanah atau sawah disebut ulos yang tak akan usang)

dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam sehari).

Diantara kain tenun ikat yang ada, hanya ulos yang memiliki arti mendalam dan

sangat luas. Dibedakan atas proses pembuatan gorga/motif beserta coraknya, dan

menjadi ukuran penentu bagi nilai dan harganya. Desain yang dikembangkan pada kain

ulos merupakan hasil karya penggalian ornamen budaya Batak yang diekspresikan

dalam rancangan baru, dan masih terus digali dengan berbagai improvisasi.

2.1.1 Jenis – Jenis Ulos

Menurut Tanobatak (2007, Agustus) jenis-jenis kain ulos adalah sebagai

berikut :

1. Ulos Jugia

Ulos ini disebut juga “ulos naso ra pipot atau “pinunsaan”. Biasanya ulos

yang harga dan nilainya sangat mahal dalam suku Batak disebut ulos “homitan”

yang disimpan di “hombung” atau “parmonang-monangan” (berupa Iemari pada

jaman dulu kala). Menurut kepercayaan orang Batak, ulos ini tidak

diperbolehkan dipakai sembarangan kecuali orang yang sudah “saur matua” atau

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

 

kata lain “naung gabe” (orang tua yang sudah mempunyai cucu dari anaknya

laki-laki dan perempuan).

Tingginya aturan pemakaian jenis ulos ini menyebabkan ulos merupakan

benda langka hingga banyak orang yang tidak mengenalnya. Ulos sering menjadi

barang warisan orang tua kepada anaknya dan nialainya sama dengan “sitoppi”

(emas yang dipakai oleh istri raja pada waktu pesta) yang ukurannya sama

dengan ukuran padi yang disepakati dan tentu jumlah besar.

2. Ulos Ragi Hidup

Ulos ini setingkat dibawah Ulos Jugia. Banyak orang beranggapan ulos ini

adalah yang paling tinggi nilanya, mengingat ulos ini memasyarakat pemakainya

dalam upacara adat Batak. Ulos ini dapat dipakai untuk berbagai keperluan pada

upacara duka cita maupun upacara suka cita. Dan juga dapat dipakai oleh Raja-

raja maupun oleh masyarakat pertengahan. Pada jaman dahulu dipakai juga

untuk “mangupa tondi” (mengukuhkan semangat) seorang anak yang baru lahir.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

 

Ulos ini juga dipakai oleh suhut si habolonan (tuan rumah). Ini yang

membedakannya dengan suhut yang lain, yang dalam versi “Dalihan Na Tolu”

disebut dongan tubu.

Ulos ini terdiri atas tiga bagian yaitu dua sisi yang ditenun sekaligus dan

satu bagian tengah yang ditenun sendiri dengan motif yang sangat sulit. Motif

tersebut harus berkesan dilukiskan secara benar-benar hidup, sehingga

dinamakan ragidup dan diartikan sebagai lambang kehidupan. Setiap rumah

tangga atau mau berumah tangga akan punya dan diberi ulos ragidup karena

lambang kehidupan dan juga lambang doa restu untuk kebahagian dalam

kehidupan terutama dalam mendapatkan keturunan. (www.enformasi.com,

2008).

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

 

3. Ragi Hotang

Ulos ini biasanya diberikan kepada sepasang pengantin yang disebut

sebagai ulos “Marjabu”. Ragi hotang juga merupakan ulos yang penting dan

mempunyai derajat tinggi, tapi pembuatanya tidak serumit ragidup. Ulos ini punya

arti keistimewaan dan berhubungan dengan pekerjaan dan juga digunakan dalam

upacara kematian sebagai pembungkus atau menutupi jenazah, karena mengartikan

bahwa pekerjannya didunia telah selesai dan telah tamat. (www.enformasi.com,

2008).

4. Ulos Sadum

Ulos ini penuh dengan warna warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai

untuk suasana suka cita. Di Tapanuli Selatan ulos ini biasanya dipakai sebagai

panjangki/parompa (gendongan) bagi keturunan Daulat Baginda atau Mangaraja.

Untuk mengundang (marontang) raja raja, ulos ini dipakai sebagai alas sirih

diatas piring besar (pinggan godang burangir/harunduk panyurduan).

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

10 

 

Aturan pemakaian ulos ini demikian ketat hingga ada golongan tertentu di

Tapanuli Selatan dilarang memakai ulos ini. Begitu indahnya ulos ini sehingga

didaerah lain sering dipakai sebagai ulos kenang-kenangan dan bahkan dibuat

pula sebagai hiasan dinding. Ulos ini sering pula diberi sebagai kenang kenangan

kepada pejabat pejabat yang berkunjung ke daerah.

5. Ulos Runjat

Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos

“edang-edang” (dipakai pada waktu pergi ke undangan). Ulos ini dapat juga

diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat menurut versi (tohonan) Dalihan

Natolu diluar hasuhutan bolon, misalnya oleh Tulang (paman), pariban (kakak

pengantin perempuan yang sudah kawin), dan pamarai (pakcik pengantin

perempuan). Ulos ini juga dapat diberikan pada waktu “mangupa-upa” dalam

acara pesta gembira (ulaon silas ni roha).

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

11 

 

Kelima jenis ulos ini adalah merupakan ulos homitan (simpanan) yang hanya

kelihatan pada waktu tertentu saja. Karena ulos ini jarang dipakai hingga tidak

perlu dicuci dan biasanya cukup dijemur di siang hari pada waktu masa bulan

purnama (tula).

6. Ulos Sibolang

Ulos ini dapat dipakai untuk keperluan duka cita atau suka cita. Untuk

keperluan duka cita biasanya dipilih dari jenis warna hitamnya menonjol, sedang

bila dalam acara suka cita dipilih dari warna yang putihnya menonjol. Dalam

acara duka cita ulos ini paling banyak dipergunakan orang. Untuk ulos “saput”

atau ulos “tujung” harusnya dari jenis ulos ini dan tidak boleh dari jenis yang

lain.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

12 

 

Ulos ini diberikan sebagai tanda jasa menghormati namanya buat mabulang-

bulangi, biasanya dipakai oleh orangtua pengantin atau diberikan hadiah kepada

orangtua pengantin perempuan buat menantunya, dan ulos ini lambang

menyambutan keluarga baru. Dan ulos ini juga diberikan kepada seorang wanita

yang tinggal mati oleh suaminya sebagai tanda menghormati jasa selama menjadi

istri almarhum dan bertanda dia telah menjadi janda. Ulos ini bertanda

menghormati. (www.enformasi.com, 2008).

7. Ulos Suri-suri Ganjang

Biasanya disebut saja ulos Suri-suri, berhubung coraknya berbentuk sisir

memanjang. Dahulu ulos ini diperguakan sebagai ampe-ampe/hande-hande. Pada

waktu margondang (memukul gendang) ulos ini dipakai hula-hula menyambut

pihak anak boru.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

13 

 

Ulos ini juga dapat diberikan sebagai “ulos tondi” kepada pengantin. Ulos ini

sering juga dipakai kaum wanita sebagai sabe-sabe. Ada keistimewaan ulos ini

yaitu karena panjangnya melebihi ulos biasa. Bila dipakai sebagai ampe-ampe

bisa mencapai dua kali lilit pada bahu kiri dan kanan sehingga kelihatan

sipemakai layaknya memakai dua ulos.

8. Ulos Mangiring

Ulos ini mempunyai corak yang saling iring-beriring. Ini melambangkan

kesuburan dan kesepakatan. Ulos ini sering diberikan orang tua sebagai ulos

parompa kepada cucunya. Seiring dengan pemberian ulos itu kelak akan lahir

anak, kemudian lahir pula adik-adiknya sebagai temannya seiring dan sejalan.

Ulos ini juga dapat dipakai sebagai pakaian sehari-hari dalam bentuk tali-tali

(detar) untuk kaum laki-laki.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

14 

 

Bagi kaum wanita juga dapat dipakai sebagai saong (tudung). Pada waktu

upacara “mampe goar” (pembaptisan anak) ulos ini juga dapat dipakai sebagai

bulang-bulang, diberikan pihak hula-hula kepada menantu. Bila mampe goar

untuk anak sulung harus ulos jenis “Bintang maratur”.

9. Bintang Maratur

Ulos ini menggambarkan jejeran bintang yang teratur. Jejeran bintang yang

teratur didalam ulos ini menunjukkan orang yang patuh, rukun seia dan sekata

dalam ikatan kekeluargaan. Juga dalam hal “sinadongan” (kekayaan) atau

hasangapon (kemuliaan) tidak ada yang timpang, semuanya berada dalam

tingkatan yang rata-rata sama. Dalam hidup sehari-hari dapat dipakai sebagai

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

15 

 

hande-hande (ampe-ampe), juga dapat dipakai sebagai tali-tali atau saong.

Sedangkan nilai dan fungsinya sama dengan ulos mangiring dan harganya relatif

sama.

10. Sitoluntuho-Bolean

Ulos ini biasanya hanya dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita.

Tidak mempunyai makna adat kecuali bila diberikan kepada seorang anak yang

baru lahir sebagai ulos parompa. Jenis ulos ini dapat dipakai sebagai tambahan,

yang dalam istilah adat batak dikatakan sebagai ulos panoropi yang diberikan

hula-hula kepada boru yang sudah terhitung keluarga jauh. Disebut Sitoluntuho

karena raginya/coraknya berjejer tiga, merupakan “tuho” atau “tugal” yang

biasanya dipakai untuk melubang tanah guna menanam benih.

11. Uos Jungkit

Ulos ini jenis ulos “nanidondang” atau ulos paruda (permata). Purada atau

permata merupakan penghias dari ulos tersebut. Dahulu ulos ini dipakai oleh

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

16 

 

para anak gadis dan keluarga Raja-raja untuk hoba-hoba yang dipakai hingga

dada. Juga dipakai pada waktu menerima tamu pembesar atau pada waktu kawin.

Pada waktu dahulu kala, purada atau permata ini dibawa oleh saudagar-

saudagar dari India lewat Bandar Barus. Pada pertengahan abad XX ini, permata

tersebut tidak ada lagi diperdagangkan. Maka bentuk permata dari ragi ulos

tersebut diganti dengan cara “manjungkit” (mengkait) benang ulos tersebut. Ragi

yang dibuat hampir mirip dengan kain songket buatan Rejang atau Lebong.

Karena proses pembuatannya sangat sulit, menyebabkan ulos ini merupakan

barang langka, maka kedudukannya diganti oleh kain songket tersebut.

Masih banyak lagi macam-macam corak dan nama-nama ulos antara lain:

Ragi Panai, Ragi Hatirangga, Ragi Ambasang, Ragi Sidosdos, Ragi Sampuborna,

Ragi Siattar, Ragi Sapot, Ragi si Imput ni Hirik, Ulos Bugis, Ulos Padang Rusa,

Ulos Simata, Ulos Happu, Ulos Tukku, Ulos Gipul, Ulos Takkup, dan banyak

lagi nama-nama ulos yang belum disebut disini. Menurut orang-orang tua jenis

ulos mencapai 57 jenis.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

17 

 

2.2 Fraktal

Fraktal adalah benda geometri yang kasar pada segala skala, dan terlihat dapat

"dibagi-bagi" dengan cara yang radikal. Beberapa fraktal bisa dipecah menjadi beberapa

bagian yang semuanya mirip dengan fraktal aslinya. Fraktal dikatakan memiliki detil

yang tak hingga dan dapat memiliki struktur serupa diri pada tingkat perbesaran yang

berbeda. Konsep fraktal dapat menguraikan sifat fisis yang rumit menjadi elemen yang

lebih sederhana. Proses yang lama kelamaan membentuk suatu keteraturan tertentu,

yakni self-similarity, self-affinity, self-inverse, dan self-squaring yang merupakan konsep

dasar dari geometri fraktal. Sifat fraktal yang berupa self-similarity menunjukkan bahwa

fraktal terdiri dari bagian-bagian yang berbentuk serupa satu sama lain. Self-affinity

menggambarkan bahwa fraktal disusun atas bagian-bagian geometri yang saling

terangkai satu sama lain.

Self-inverse artinya terdapat suatu bagian dalam geometri fraktal yang

merupakan susunan yang terbalik dari susunan lainnya, sedangkan self-squaring dapat

diartikan bahwa suatu bentuk geometri fraktal merupakan peningkatan kerumitan dari

bagian sebelumnya atau secara matematis disebut peng-kuadratan.

Berbagai jenis fraktal pada awalnya dipelajari sebagai benda-benda matematis.

Geometri fraktal adalah cabang matematika yang mempelajari sifat-sifat dan perilaku

fraktal. Fraktal bisa membantu menjelaskan banyak situasi yang sulit dideskripsikan

menggunakan geometri klasik, dan sudah cukup banyak diaplikasikan dalam sains,

teknologi, dan seni karya komputer.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

18 

 

2.2.1 Karpet Sierpinski

Himpunan ini pertama kali dijelaskan oleh Waclaw Sierpinski. Himpunan

ini dapat dinyatakan sebagai gabungan delapan subhimpunan yang kongruen,

dimana kedelapan subhimpunan tersebut kongruen dengan himpunan asli dan

memiliki skala dengan faktor 31 . Sehingga himpunan ini memiliki nilai k = 8

dan skala faktor s = 31 . Dan dapat dilihat bahwa pola bujursangkar dalam

himpunan ini akan terus berulang dengan nilai faktor skala yang semakin kecil.

Karpet sierpinski adalah suatu interseksi (irisan) dari semua himpunan

dimana karpet sierpinski ini dimulai dari suatu bujur sangkar penuh, kemudian

dibagi menjadi sembilan bujur sangkar yang lebih kecil serta sama dan sebangun.

Dari sembilan bujur sangkar tersebut abaikan bagian tengah karena tidak ikut

dalam hitungan, lalu bagilah tiap kedelapan bujur sangkar tersebut untuk

mendapatkan Sembilan bujur sangkar yang sama dan sebangun, dan lakukan

kembali seperti urutan sebelumnya.

Sierpinski menggunakan karpet untuk mengkatalog semua objek – objek

berdimensi satu yang kompak pada bidang.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

19 

 

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa karpet sierpinski memiliki

skala faktor s = 1/3 dan memiliki nilai k = 8, berikut ini adalah perhitungan yang

diperlukan untuk mengatur 8 kotak yang pertama C(1).

Misalkan luas persegi C(0) sama dengan 1. Untuk mendapatkan C(k +1),

kita skala C(k) dengan 1/3, yang mengurangi daerah itu dengan 1 /9 = (1/3)2.

Tapi kami membuat 8 salinan dari versi ini skala untuk membentuk C(k +1).

Oleh karena itu daerah C(k +1) harus (8/9) ke wilayah C(k). Ini berarti bahwa

daerah C(n) = (8/9)n untuk semua n.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

20 

 

2.2.2 Gasket Sierpinski

Gasket sierpinski yang biasa dikenal dengan Segitiga Sierpinski adalah

interaksi dari semua himpunan pada barisan tersebut, yaitu himpunan dari titik –

titik yang masih tertinggal pada konstruksi yang diulangi terus menerus tak

berhingga.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

21 

 

Segitiga tersebut dibagi ke dalam 3 subhimpunan segitiga yang lebih

kecil dan diubah skalanya dengan faktor ½, sehingga himpunan ini memiliki nilai

k = 3 dan nilai faktor skala s = ½. Sama seperti karpet sierpinski, pola segitiga

dalam himpunan ini akan terus berulang dengan skala yang semakin kecil.

Gasket sierpinski dimulai dengan segitiga sama sisi penuh, kemudian

dibagi menjadi empat segitiga sama sisi yang lebih kecil menggunakan titik –

titik tengah dari tiga sisi segitiga asli sebagai titik – titik sudut. Abaikan segitiga

pada bagian tengah. Ulangi prosedur ini pada setiap segitig sama sisi penuh dari

tiga segitiga sama sisi penuh yang tertinggal.

Misalkan daerah asli segitiga S(0) sama dengan 1. Pada iterasi pertama

kita menghapus (1/4) bidang S(0), sehingga S(1) memiliki luas 3/4. Berikutnya

kami menghapus 3 segitiga, setiap memiliki (1/4) dari daerah segitiga dari yang

diambil, sehingga total luas yang kita hapus tersebut 3/16. Ini berarti bahwa S(2)

memiliki luas 3/4 - 3/16 = 9/16 = (3/4)2.

Sepertinya kita harus memiliki daerah S(n) adalah (3/4)n untuk semua n.

Untuk melihat bahwa ini memang demikian, kita bisa menggunakan induksi.

Dalam membangun S (k +1), kami menghapus segitiga 3k, masing-masing

daerah (1/4) (k +1). Menggunakan hipotesis induksi kita, kita mendapatkan bahwa

daerah S (k +1) sehingga akan menghasilkan rumus:

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

22 

 

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa gasket sierpinski memiliki

skala factor s = 1/2 dan memiliki nilai k = 3, berikut ini adalah perhitungan yang

diperlukan untuk mengatur 3 segitiga yang pertama S(1).

2.2.3 Kurva Koch

Kuva Koch adalah kuva limit yang diperoleh dengan menerapkan

konstruksi tak berhingga. Konstruksi tersebut adalah sebagai berikut; dimulai

dengan satu penggal garis lurus, bagilah penggalan garis tersebut menjadi tiga

segmen yang panjangnya sama dengan anti segmen yang ditengah dengan dua

sisi dari segitiga sama sisi dengan panjang sisi sama dengan panjang segmen

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

23 

 

yang dihilangkan. Ulangi, ambil setiap segmen dari empat segmen yang

dihasilkan, membagunnya menjadi tiga bagian sama panjang dang anti segmen –

segmen yang ditengah dengan dua sisi dari segitiga sama sisi. Lihat gambar

berikut.

Iterasi pertama untuk kurva Koch terdiri dari mengambil empat salinan

dari segmen garis aslinya, setiap bersisik dengan r = 1 / 3. Dua segmen harus

diputar oleh 60 °, satu berlawanan dan satu searah jarum jam.

Berikut adalah perhitungan untuk tiap perubahan dari garis sampai

mencapai kelipatan yang diperlukan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

24 

 

Koch mengkonstruksikan kurvanya dalam tahun 1904 sebagai contoh

dari kurva yang tidak differensiabel, yaitu suatu kurva kontinu yang tidak

mempunyai garis singgung di setiap titiknya. Tiga copy kurva Koch diletakkan

mengelilingi tiga segitiga sama sisi, membentuk kurva tertutup sederhana yang

membentuk batas dari Koch Snowflake.

Koch Snowflake adalah gabungan dari daerah-daerah berbentuk segitiga

yang jumlahnya tak hingga. Setiap kali segitiga baru ditambahkan saat

membangun bunga salju Koch (suatu iterasi), kelilingnya bertambah. Keliling

bunga salju Koch adalah tak hingga.

Panjang batas S(n) pada iterasi ke n konstruksi s adalah 3*(4/3)^n*,

dimana s menunjukkan panjang setiap sisi segitiga sama sisi asli. Oleh karena itu

kepingan salju Koch memiliki perimeter panjang tak terbatas. Luas S (n) adalah

. Membiarkan n pergi untuk menunjukkan tak terhingga

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

25 

 

bahwa daerah kepingan salju Koch adalah . Oleh karena kepingan salju

memiliki area terbatas dibatasi oleh batas panjang tak terbatas.

2.2.4 Himpunan Mandelbrot

Himpunan Mandelbrot merupakan bentuk per-umuman atas himpunan

Julia yang dilakukan oleh Benoit Mandelbrot yang menokohkannya sebagai

salah satu tonggak sejarah matematika geometri fraktal modern. Himpunan

Mandelbrot merupakan per-umum-an dari fraktal Julia yang memetakan

Mandelbrot : z → z 2 +c

Dimana c adalah parameter kompleks. Untuk setiap c, pertama anggap

urutan dari sifat (0, Pc(0), Pc(Pc(0)), Pc(Pc(Pc(0))),…) diperoleh dengan

perulangan Pc(z) dimulai dari critical point z =0, yang baik mengarah kepada tak

terhingga atau terbatas pada radius yang ditentukan. Mandelbrot set didefinisikan

sebagai himpunan semua titik c seperti yang urutan diatas tidak mencapai suatu

kondisi tak berhingga.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

26 

 

Dengan menggunakan komputer IBM, Mandelbrot menghasilkan system

chaos secara grafik dan gambar grafik ini dikenal sebagai “Himpunan

Mandelbrot”. Dengan terus menerus “memperbesar” skala dan “mencari detail”

yang semakin lama semakin halus dapat dilihat bahwa ada “pengulangan teratur”

– “kemiripan” pada skala yang berbeda. “Tingkat ketidakberaturan” yang sama

pada skala yang berbeda, ia namakan “fraktal”, untuk menggambarkan pola yang

terlihat di dalam ketidakberaturan itu.

Mandelbrot set terdapat dalam sebuah lingkaran dengan radius 2 dari titik

awal. Kenyataannya, sebuah titik c merupakan titik dari Mandelbrot set jika dan

hanya jika 0 ≤ 2 ≥ 0. Dengan kata lain, jika nilai absolut dari

0 lebih besar dari 2, maka urutan tersebut akan mengarah kepada tak

berhingga. Interseksi dari M dengan axis nyata secara tepat adalah pada interval

[-2, 0.25]. Parameter pada interval ini dapat ditaruh pada korespondensi satu-satu

dengan kelas logistic sebenarnya.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

27 

 

→ (1 – ) , [1,4]

Dengan korespondensi

( )4

11 2−−=

λc

Kenyataannya, hal ini memberikan korespondensi antara seluruh ruang

perameter dari kelas logistic dengan Mandelbrot set. (Rojas, 1998)

2.3 Interated Function System

Dalam Matematika, Interated Funcion System (IFS) adalah metode untuk

membentuk sebuah fraktal, hasil dari IFS tersebut akan selalu membentuk fraktal dengan

hasil self – similar.

Dalam matematika, iterasi fungsi adalah objek studi yang mendalam dalam ilmu

komputer, fraktal dan sistem dinamik. Fungsi iterasi adalah fungsi yang terdiri dengan

dirinya sendiri, tak terhingga, dalam proses yang disebut iterasi. Dalam proses ini, mulai

dari beberapa nilai awal, kita harus menghitung hasil dan kemudian feed ini

mengakibatkan fungsi sebagai masukan dan menghitung hasil dan mengulanginya

berulang kali.

Kita nyatakan D sebagai subset dari R n , namun sering pula D = R n . Sebuah

pemetaan : → disebut contraction pada D jika sebuah nilai c dengan 0 < c < 1

− ( ) ≤ − dimana x, y D. Jika persamaan tersebut mencapai suatu kondisi −

( ) = − , maka transformasi S akan menjadi bentuk yang serupa (similar) secara

geometri, dan kita akan menyebut S sebagai contracting similarity. Sebuah anggota

terbatas dari contractions {S1, S2, …, Sm}, dengan m ≥ 2, disebut iterated function

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

28 

 

system (IFS). Kita akan memnaggil subset F dari D yang merupakan himpunan tak

kosong sebagai sebuah attractor untuk IFS jika,

Properti fundamental dari sebuah IFS adalah fungsi tersebut menentukan sebuak

attractor yang unik, yaitu sebuah fractal. Untuk sebuah contoh yang mudah, kita anggap

F sebagai himpunan tengah ketiga dari himpunan Cantor. Kemudian 1, 2: →

yang dinyatakan oleh:

Maka 1 dan 2 adalah bagian kiri dan kanan dari F, maka = 1 2 ; F

tersebut adalah sebuah attractor dari IFS yang mengandung constractions [S1, S2], dua

buah pemetaan, yang merepresentasikan dasar dari self-similarities dari Himpunan

Cantor. Untuk membuktikan properti fundamental dari fraktal bahwa IFS mempunyai

attractor yang unik, kita mendefinisikan sebuah metrik atau jarak d diantara subset dari

D. $ menyatakan kelas dari himpunan tak kosong yang merupakan subset D. kemudian

δ-neighbourhood dari himpunan A adalah himpunan nilai yang merupakan jarak δ dari

A, = : − ≤ . Kita membuat $ ke dalam ruang

metrik dengan mendefinisikan jarak antara dua himpunan A dan B adalah jarak δ yang

terkecil dimana δ-neighbourhood dari A mengandung B dan begitu pula sebaliknya.

( , ) = inf { :

Fungsi d adalah sebuah metrik atau fungsi jarak, oleh karena itu, ada tiga syarat yang

harus dipenuhi yaitu (i) ( , ) ≥ 0 dengan persamaan jika dan hanya jika = , (ii)

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

29 

 

, = ( , ), (iii) , ≤ , + , untuk semua A,B,C $. Metrik dari d

dikenal sebagai Hausdorff Metric pada S. Jika d(A,B) memiliki nilai yang kecil maka

jarak antara A dengan B dekat satu sama lain sebagai himpunan.

2.4 Dimensi Hausdroff

Dalam geometri fraktal, dimensi fraktal, D, adalah sebuah besaran statistik yang

memberikan indikasi tentang bagaimana benar-benar fraktal muncul untuk mengisi

ruang, sebagai salah satu membesarkan ke skala yang lebih halus. Ada banyak definisi

spesifik dimensi fraktal. Dimensi fraktal yang paling penting adalah dimensi teoretis

Rényi, dimensi Hausdorff dan dimensi kemasan. Praktis, dimensi kotak-menghitung dan

dimensi korelasi digunakan secara luas, sebagian karena kemudahan implementasi.

Meskipun untuk beberapa fraktal klasik semua dimensi lakukan bertepatan, pada

umumnya mereka tidak setara.

Ada dua pendekatan utama untuk menghasilkan struktur fraktal. Salah satunya

adalah tumbuh dari benda unit, dan yang lainnya adalah untuk membangun divisi

berikutnya dari struktur aslinya, seperti segitiga Sierpinski. Di sini kita mengikuti

pendekatan kedua untuk mendefinisikan dimensi struktur fraktal.

Pada tahun 1919, seorang ahli matematika Felix Hausdorff memberikan sebuah

definisi alternatif untuk sebuah dimensi dari sebarang himpunan di dalam R n .

Definisinya relatif kompleks, tetapi untuk himpunan yang saling serupa, definisi ini

lebih menyederhanakan definisi yang telah ada. Dimensi Hausdorff dari sebuah

himpunan saling serupa S dilambangkan dengan d H (S) didefinisikan sebagai

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

30 

 

Dalam definisi tersebut, ln melambangkan logaritma natural, sedangkan k adalah

nilai banyaknya pembagian himpunan menjadi subhimpunan, dan s adalah nilai skala

faktor dari subhimpunan tersebut terhadap himpunan asal. Persamaan tersebut juga dapat

dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:

Dimana dimensi Hausdorff dinyatakan dalam bentuk pangkat atau sebagai

eksponen. Dengan bentuk tersebut dapat lebih menjelaskan mengenai interpretasi

konsep dimensi Hausdorff. Sebagai contoh, ada sebuah himpunan saling serupa dengan

faktor skala s = ½, maka areanya atau ukurannya akan berkurang dengan faktor

( )Sd H⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

21 . Sebagai contoh untuk mengubah sebuah skala segmen garis dengan faktor ½

akan mengurangi panjangnya dengan faktor 21

21 1

=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ , dan mengubah skala sebuah

bujursangkar dengan faktor ½ akan mengurangi ukurannya dengan faktor 41

21 2

=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ .

(Hendra, 2009, bab2, p15).

2.5 L – System

L-System di cetuskan pertama kali oleh seorang Ahli Biologi asal Hungaria,

Aristid Lindenmayer, pada tahun 1968 dalam papernya “Mathematical models for

cellular interactions in development”. Pada awalnya L-Sytem hanyalah formulasi yang

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

31 

 

berlaku untuk tanaman tingkat rendah, namun pada perkembangan selanjutnya dapat

juga diaplikasikan untuk tumbuhan tingkat tinggi. L-system juga dapat digunakan untuk

membuat self-similar fraktal dan merupakan salah satu metode untuk menghasilkan

algoritma Iterated Function System menggunakan formal language.

Framework dari L-System terdiri dari initial structure dan rewriting rules

(atau generating rules). Inti pengembangannya adalah penggantian secara paralel

menggunakan rewriting rules yang ada. Dimulai dari initial structure, L-System

menggantikan setiap bagian dari struktur yang ada dengan menerapkan rule secara

sekuensial.

Secara umum L-system adalah bentuk notasi dari sebuah perulangan tulisan

dimana ide dasarnya adalah membentuk sebuah objek dengan menukar atau mengganti

beberapa bagian pada sebuah aturan melalui mekanisme perulangan. Pengulangan pada

aturan L-system merujuk kepada sebuah selfsimilarity dan untuk itu bentuk fraktal dapat

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

32 

 

dibuat dengan mudah menggunakan L-system. Tata bahasa atau grammar L-system

hampir serupa dengan semi-Thue grammar dan juga sekarang lebih dikenal sebagai

parametric L-system yang diartikan sebagai tuple.

G = {V, S, ω, P}, dimana:

a. V (the alphabet) adalah himpunan dari beberapa simbol variabel yang

mengandung elemen yang dapat diganti oleh variabel lain;

b. S adalah himpunan dari beberapa simbol yang konstan, yang tidak dapat diganti

oleh simbol lain;

c. ω (start, axiom atau initiator) adalah sebuah inisial awal dari sistem berupa

string yang mengandung V dan atau S;

d. P adalah sebuah himpunan dari production rules yang menjelaskan bagaimana

setiap variabel dapat diubah dengan kombinasi dari variable lain, mengandung

dua buah string yaitu predecessor dan successor.

Aturan pada L-system diterapkan secara berulang dimulai dari sebuah pernyataan

awal (intial state). Rule tersebut diulang sesuai dengan jumlah iterasi yang diinginkan

user. L-system adalah sebuah context-free grammar dimana setiap production rule hanya

berlaku untuk satu simbol saja pada sebuah set. Simbol yang lain tidak terpengaruh

dengan production rule tersebut. Hal ini disebut kelas D0L-system (Deterministic and 0-

context /context-free). Sebagai contoh, ada dua buah variabel A dan B dimana untuk

setiap variabel tersebut kita nyatakan sebuah production rule. Aturan tersebut

adalah ABA → dan AB → , maksudnya adalah untuk setiap perulangan huruf A akan

diganti dengan AB, sedangkan huruf B akan diganti oleh huruf A. Sebuah pernyataan

awal (initial state) disebut axiom. Pada langkah pertama kita asumsikan terdapat axiom

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

33 

 

dengan huruf A saja. Kemudian pada perulangan huruf tersebut diganti dengan AB

merujuk pada aturan ABA → . Langkah berikutnya, huruf B tersebut diganti dengan A

sesuai aturan AB → . Kedua huruf tersebut pada langkah selanjutnya akan diganti

sesuai aturan yang telah dibuat, dan proses tersebut berlangsung terus secara berulang

sesuai dengan jumlah perulangan yang diinginkan.

variables : A B;

axiom : A;

production rules : (A → AB), (B → A);

Bila digambarkan dalam diagram pohon adalah sebagai berikut (dimana n menyatakan

langkah perulangan):

Dari pengertian L-system tersebut, dapat dikaitkan dengan bentuk fractal

geometry karena proses pada L-system tersebut mempunyai sifat self-similarity. Untuk

menghasilkan gambar fractal, digunakanlah sebuah interpretasi dari grafik, berdasarkan

turtle geometry. State atau pernyataan dari turtle terdiri atas tiga jenis yaitu (x, y, a)

dimana koordinat kartesius dilambangkan dengan (x, y), dan a dinyatakan sebagai sudut

untuk menentukan arah dari koordinat tersebut. Kemudian juga dinyatakan d sebagai

jarak yang akan ditempuh koordinat tersebut, serta perubahan sudut yang dinotasikan

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

34 

 

sebagai Turtle geometry tersebut merespon perintah yang diberikan dengan simbol

secara umum sebagai berikut (Edgar,2008, p15-18):

a) F : Maju sebanyak langkah d. pernyataan awal turtle akan berubah menjadi

(x’ ,y’ , a), dimana x’ = x + d cos(a); dan y’ = y + d sin(a), kemudian gambar

garis yang melalui (x,y) sampai (x’,y’)

b) f : Maju sebanyak langkah d tanpa menggambar garis dan state turtle berlaku

seperti pernyataan pertama diatas.

c) + : Belok ke arah kanan sebesar sudut b. State dari turtle akan berubah

menjadi (x, y, a+b)

d) - : Belok ke arah kiri sebesar sudut b. State dari turtle akan menjadi (x, y, a-b)

Sebagai contoh adalah pendekatan L-system untuk menggambar “Quadratic Koch

Island”. Pernyataan berikut akan memberikan keterangan mengenai variabel dan

production rule yang digunakan untuk menggambar “Quadratic Koch Island”.

Axiom: F+F+F+F

Rules : F → F+F-F-FF+F+F-F

Maka, setelah 4 iterasi akan menghasilkan bentuk geometri (Gambar 2.19)

sebagai berikut:

Contoh lainnya adalah membentuk segitiga Sierpinski menggunakan Lsystem:

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

35 

 

variables : A B

axiom : A

rules : (A → B−A−B),(B → A+B+A)

angle : 60°

Dalam pernyataan tersebut, A dan B berarti gambar garis satu langkah. Sudut 60 0

akan mengubah arah garis tiap iterasi sehingga bentuk dasar segitiga selalu berada di

bawah.

Berikut ini adalah daftar simbol-simbol secara lengkap yang akan digunakan

untuk membuat L-System dalam penulisan laporan ini:

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

36 

 

Tabel 2.1 Daftar Simbol Variabel pada L-System

2.6 Rekayasa Piranti Lunak

Perangkat lunak (software) adalah program – program atau instruksi – instruksi

yang apabila dijalankan dapat melaksanakan fungsi dan kinerja yang kita inginkan.

Rekayasa piranti lunak (software engineering) adalah teknik pengembangan software

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

37 

 

dengan menggunakan metode pengembangan software untuk menghasilkan software

yang berkualitas.

Rekayasa piranti lunak mencakup 3 elemen yang mampu mengontrol proses

pengembangan piranti lunak,yaitu:

a. Metode-metode (methods)

Metode – metode rekayasa piranti lunak memberikan cara-cara teknis untuk

membangun piranti lunak. Metode – metode itu menyangkut serangkaian tugas

yang luas yang menyangkut :

• Analisis kebutuhan

• Konstruksi program

• Desain

• Pengujian

• Pemeliharaan

Rekayasa piranti lunak mengandalkan setiap prinsip dasar yang mengatur setiap

area teknologi dan menyangkut aktifitas pemodelan serta teknik – teknik

deskriptif yang lain.

b. Alat-alat bantu (tools)

Alat-alat rekayasa piranti lunak memberikan topangan yang otomatis ataupun

semi-otomatis pada proses-proses dan metode-metode yang ada. Ketika alat-alat

itu diintegrasikan sehinga informasi yang diciptakan oleh suatu alat bisa

digunakan oleh yang lain, sistem untuk menopang perkembangan piranti lunak

yang disebut CASE (Computer Aided Software Engineering). CASE

mengkombinasikan software, hardware, dan software engineering database.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

38 

 

c. Prosedur-prosedur (procedures)

Merupakan pengembangan metode dan alat bantu yang terdiri dari urutan dimana

metode tersebut diterapkan, dokumen, laporan-laporan, formulir-formulir yang

diperlukan, mengontrol kualitas software serta mengkoordinasi perubahan yang

terjadi pada software.

Metode yang diterapkan pada rekayasa piranti lunak adalah SDLC (system

development life cycle) dan OOP (object oriented). SDLC merupakan siklus hidup

pengembangan system. Dalam rekayasa system dan rekayasa perangkat lunak, SDLC

berupa suatu proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model

dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.

Penggunaan metode SDLC biasanya digunakan pada model proses waterfall. OOP

(object oriented) adalah teknik untuk membuat program objek, yaitu program yang

tersusun dari kelas dan objek yang saling berhubungan. Hubungan antar kelas/objek ini

dapat dilihat baik saat program ditulis maupun saat program dieksekusi). Penggunaan

metode OOP biasanya digunakan pada model proses RAD (rapid application

development), JAD (joint application development).

Model proses prototype yang merupakan bagian dari model proses waterfall dan

merupakan bagian dari metode SDLC mempunyai tahapan-tahapan yang terdiri dari

communication, quick plan, modeling quick design, construction of prototype dan

deployment delivery dan feedback. Model prototyping ini seperti sering terjadi customer

menjabarkan secara objektif mengenai objek yang diminta, tetapi tidak bisa

mendefinisikan input, proses, output yang diminta secara detail. Disisi lain, developer

menjadi tidak yakin terhadap efisiensi algoritma, kemampuan adaptasi terhadap sistem

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

39 

 

operasi, atau bentuk interaksi mesin dengan orang. Untuk mengatasi situasi tersebut,

bisa digunakan pendekatan prototype paradigm. Seperti pada gambar dibawah ini:

1. Communication : Pada tahap ini prototype paradigm dimulai dengan

mengumpulkan kebutuhan-kebutuhan customer. Pengembang berusaha

mengumpulkan berbagai informasi dari konsumen.

2. Quick Plan : Pada tahap ini developer dan customer bertemu dan mendefinisikan

obyektif software secara menyeluruh, mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan

yang diperlukan.

3. Modelling Quick Design : Pada tahap ini difokuskan pada representasi aspek

software yang bisa dilihat customer/user (misal: format input dan output).

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kain Ulos - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00588-mtif 2.pdf · dan ulos tinonun sadari (berupa uang, disebut ulos yang ditenum dalam

40 

 

4. Construction of Prototype : Pada tahap ini prototype tersebut dievaluasi oleh

pelanggan/pemakai dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan

software.

5. Deployment Delivery and Feedback : Pada tahap ini adanya iterasi terjadi pada

saat prototype disetel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dan pada saat yang

sama memungkinkan pengembang untuk secara lebih baik memahami apa yang

harus dilakukannya.

Secara ideal prototipe berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi

kebutuhan software. Bila prototipe yang sedang bekerja dibangun, pengembang harus

mempergunakan fragmen – fragmen program yang ada atau mengaplikasikan alat –alat

bantu (contohnya report generator, window manager, dll) yang memungkinkan program

yang bekerja untuk dimunculkan secara cepat.

Masalah – masalah yang biasa terjadi pada model prototyping ini antara lain,

development membuat implemetasi yang kompromitas dengan tujuan untuk memperoleh

prototipe pekerjaan secara cepat. Dampaknya adalah sistem operasi atau bahasa

pemrograman yang dipergunakan tidak tepat, algoritma tidak efisien.

Meskipun berbagai masalah bisa terjadi, prototipe bisa menjadi paradigm yang

efektif bagi Software Engineering. Kuncinya adalah mendefinisikan aturan main pada

saat awal; yaitu pelanggan dan pengembang keduanya harus setuju bahwa prototipe

dibangun untuk berfungsi sebagai mekanisme pendefinisian kebutuhan. Prototipe

kemudian disingkirkan (paling tidak sebagian), dan software aktual direkayasa dengan

tertuju kepada kualitas dan kemampuan pemeliharaan.