bab ii landasan teori 2.1 evaluasi...

16
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program 2.1.1 Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan proses, mencari, dan pemberian informasi bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan” (Stufllebeam dalam Arikunto dan Abdul Jafar, 2010 : 2). Definisi lain yang menyebutkan bahwa “Evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assesment). Evaluasi berkenaan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan” (Dunn dalam Tilaar dan Nugroho, 2008:26-27). Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sampai manakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Apabila tujuan yang hendak dicapai bertahap, maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan manakah yang sudah dapat diselesaikan, tahapan manakah yang berjalan dengan mulus, dan mana pula tahapan yang mengalami kendala dalam pelaksanaannya (Sudijono, 2008:7-9). Evaluasi sendiri memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang dicapai, dan evaluasi juga memberikan kritikan terhadap berjalannya suatu program.

Upload: vuongque

Post on 19-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Evaluasi Program

2.1.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan proses, mencari, dan

pemberian informasi bermanfaat bagi pengambil

keputusan dalam menentukan alternatif keputusan”

(Stufllebeam dalam Arikunto dan Abdul Jafar, 2010 :

2). Definisi lain yang menyebutkan bahwa “Evaluasi

dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal),

pemberian angka (rating), dan penilaian (assesment).

Evaluasi berkenaan produksi informasi mengenai nilai

atau manfaat hasil kebijakan” (Dunn dalam Tilaar dan

Nugroho, 2008:26-27).

Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk

menilai sampai manakah tujuan yang telah

dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Apabila tujuan

yang hendak dicapai bertahap, maka dengan evaluasi

yang berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan

manakah yang sudah dapat diselesaikan, tahapan

manakah yang berjalan dengan mulus, dan mana pula

tahapan yang mengalami kendala dalam

pelaksanaannya (Sudijono, 2008:7-9). Evaluasi sendiri

memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya

mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh

kebutuhan, nilai dan kesempatan yang dicapai, dan

evaluasi juga memberikan kritikan terhadap

berjalannya suatu program.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

8

Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis

simpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk

mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu,

yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil

sebuah keputusan.

2.1.2 Pengertian Program

Ada dua pengertian untuk istilah program, yaitu

pengertian secara khusus dan umum, program dapat

diartikan sebagai rencana. Apabila program ini

alngsung dikaitkan dengan evaluasi program maka

program didefinisikan sebagai suatu unit atau

kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau

implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam

proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam

suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

Adatiga pengertian penting dan perlu ditekankan dalam

menentukan program, yaitu (1) realisasi atau

implementasi kebijakan, (2) terjadi dalam waktu yang

relatif lama bukan kegiatan tunggal tapi jamak

berkesinambungan, (3) terjadi dalam organisasi yang

melibatkan ( dalam Arikunto dan Abdul Jafar, 2010,

2010:4).

Program merupakan sistem, sedangkan sistem

adalah satu kesatuan dari beberapa bagian atau

komponen program yang saling terkait dan bekerja

sama satu sama lain untuk mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan dalam sistem. Dalam penelitian

evaluasi penting sekali bagi peneliti untuk dapat

berfikir sistemik, yaitu berpandangan bahwa program

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

9

yang akan dievaluasi merupakan kumpulan dari

beberapa komonen atau unsur yang bekerja bersama-

sama untuk mencapai tujuan program. Yang dimaksud

dengan komponen program adalah bagian bagian

menunjukkan nafas penting dari keterlaksanaan

program (Arikunto dan Abdul Jabar, 2010: 10).

Mungkin orang lebih senang menggunakan istilah

“unsure” dan ada pula yang mengistilahkan “faktor”.

Banyaknya komponen untuk masing-masing program

tidak sama, sangat tergantung dari tingkat

kompleksitas program yang bersangkutan.

2.1.3 Evaluasi Program

Evaluasi program adalah suatu rangkaian

kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat

tingkat keberhasilan program. Ada beberapa pengertian

tentang program sendiri. Dalam kamus (a) program

adalah rencana, (b) program adalah kegiatan yang

dilakukan dengan seksama. Melalui evaluasi program

adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui

seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang

direncanakan (Arikunto dan Abdul Jafar, 2010: 297).

Sudjana (2006: 20) mendefinisikan, evaluasi

program sebagai proses yang berkaitan dengan

penyiapan berbagai wilayah keputusan

melaluipemilihan informasi yang tepat, pengumpulan

dan analisis data, serta pelaporan yang berguna bagi

para pengambil keputusan dalam menentukan berbagai

alternatif pilihan untuk menetapkan keputusan.

Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh suharsimi

Arikunto dan Abdul Jabar (2000:5), evaluasi program

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

10

adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan

pendidikan telah terealisasikan.

Sudjana (2006:21) menjelaskan bahwa evaluasi

program adalah upaya pengumpulan informasi

mengenai suatu program, kegiatan atau proyek.

Informasi yang dikumpulkan harus memenuhi

persyaratan ilmiah, praktis, tepat guna, dan sesuai

dengan nilai yang mendasari dalam setiap pengambilan

keputusan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan

bahwa evaluasi program merupakan proses

pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang

hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

bagi pengambil keputusan dalam menentukan

alternatif kebijakan.

2.2 Tujuan Evaluasi Program

Ada 2 macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan

pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan

khusus diarahkan pada masing-masing komponen.

Tujuan evaluasi program adalah ingin mengetahui

seberapa efektif program yang sudah dilaksanakan,

sedangkan tujuan khususnya adalah mengetahui

seberapa tinggi kinerja masing-masing komponen

sebagai faktor penting yang mendukung kelancaran

proses dan pencapaian tujuan (Arikunto dan Abdul

Jabar, 2010:19).

Tujuan dari diadakannya evaluasi program adalah

untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

11

langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program.

Tujuan evaluasi berbeda-beda tergantung dari konsep

atau pengertian seseorang tentang evaluasi. Konsep

seseorang tentang evaluasi dipengaruhi oleh

pandangan filosofis seseorang tentang posisi evaluasi

sebagai suatu bidang kajian dan sebagai suatu profesi.

Terkadang tujuan tersebut tercantum secara jelas,

tetapi terkadang tidak tercantum dalam definisi yang

dikemukakan.

2.3 Model Evaluasi Program

Dalam ilmu evaluasi program pendidikan, ada

banyak model yang bisa digunakan untuk

mengevaluasi suatu program. Meskipun antara satu

dengan yang lainnya berbeda, tetapi maksudnya sama

yaitu untuk melakukan kegiatan pengumpulan data

atau informasi berkenaan dengan objek yang

dievaluasi, yang tujuannya menyediakan bahan bagi

pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut

suatu program.

2.4 Model Evaluasi CIPP

Pada penelitian ini menggunakan model CIPP.

Model Evaluasi Context, Inoout, Process, Product (CIPP)

dikembangkan oleh Stufflebeam, dldc(1967) di Ohio

State University. CIPP merupakan sebuah singkatan

dari huruf awal empat buah kata, yaitu :

Context evaluation : evaluasi terhadap konteks

Input evaluation : evaluasi terhadap masukan

Process evaluation : evaluasi terhadap proses

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

12

Product evaluation : evaluasi terhadap hasil

Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan

CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak

lain adalah komponen dari proses sebuah program

kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model

evaluasi yang memandang program evaluasi sebagai

sebuah sistem. Model CIPP hanya berhenti pada output

product/ lulusan.

Keempat kata yang disebutkan diatas merupakan

sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari

proses sebuah program. Penjelasan masing-masing

komponen diatas adalah sebagai berikut:

A. Evaluasi konteks

Evaluasi konteks adalah upaya untuk

mengambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan

yang tidak terpenuhi, populasi dan sampelyang

dilayani, dengan tujuan proyek. Sudjana (2006: 54-55)

menjelaskan bahwa evaluasi ini menjelaskan mengenai

kondisi lingkungan yang relevan, menggambarkan

kondisi yang ada dan yang diinginkan dalam

lingkungan, dan mengidentifikasi kebutuhan-

kebutuhan yang belum terpenuhi dan peluang yang

belum dimanfaatkan.

Evaluasi ini berkaitan pula dengan sistem nilai yang

ada yang baru, menyajikan alat untuk menetapkan

prioritas, serta perubahan-perubahan yang diinginkan.

Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008: 14) mengatakan

bahwa konteks evaluasi membantu merencanakan

keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai

oleh program dan merumuskan tujuan program.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

13

Ada empat pertanyaan yang dapat diajukan

sehubungan dengan evaluasi konteks, yaitu :

1. Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh

program ?

2. Tujuan pengembangan apakah yang belum dapat

tercapai oleh program ?

3. Tujuan pengembangan apakah yang dapat

membantu mengembangkan masyarakat ?

4. Tujuan-tujuan mana sajakah yang paling mudah

dicapai ?

B. Evaluasi Masukan

Evaluasi masukan membantu menentukan sumber-

sumber yang ada, rencana dan strategi untuk mencapai

tujuan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapai

tujuannya.

Evaluasi masukan (input) program menyediakan

data untuk menentukan bagaimana penggunaan

sumber-sumber yang dapat digunakan untuk dapat

mencapai tujuan program (Sudjana, 2006:55).

C. Evaluasi Proses (Process)

Evaluasi proses untuk mengetahui sejauh mana

rencana yang telah dilaksanakan dan komponen apa

yang belum diperbaiki.

Stufflebeam dalam Arikunto dan Abdul jabar

(2010:30) mengemukakan pertanyaan yang harus

dijawab sehubungan dengan evaluasi proses ini, yaitu

mengenai pelaksanaan program yang sudah dilakukan

sesuai dengan jadwal, kemampuan penanganan staf

yang terlibat dalam pelaksanaan program, pemanfaatan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

14

secara maksimal sarana dan prasarana yang

disediakan, dan hambatan-hambatan yang dijumpai

selama program dan kemungkinan berkelanjutan

program.

D. Evaluasi Produk (Hasil Produk)

Evaluasi prosuk merupakan tahapan evaluasi yang

dilaksankan untuk mengukur keberhasilan dalam

penyelesaian tugas yang telah dilaksanakan. Evaluasi

produk merupakan tahap akhir dalam serangkaian

kegiatan evaluasi.

2.5 Supervisi Akademik

A. Pengertian Supervisi

Supervisi memiliki pemahaman luas. Menurut

Purwanto (Purwanto, 2004:76) menjelaskan bahwa

supervisi adalah segala bantuan dari kepala sekolah,

yang tertuju pada pengembangan kepemimpinan guru-

guru dan personal sekolah lainnya didalam mencapai

tujuan-tujuan pendidikan. Bantuan dari kepala sekolah

untuk guru berupa dorongan, bimbingan akademik dan

kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan

kecakapan guru-guru, serta bimbingan dalam dalam

usaha pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam

pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat

pelajaran dan metode pembelajaran yang lebih baik,

cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase

seluruh proses pengajaran dan sebagainya.

Menurut Glickman (2007), Supervisi akademik

adalah serangkaian kegiatan membantu guru

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

15

mengembangkan kemampuannya mengelola proses

belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran.

Supervisi akademik merupakan upaya membantu

guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai

tujuan pengajaran (Daresh, 2001). Dengan demikian

berarti esensial supervisi akademik itu sama sekali

bukan untuk menilai kinerja guru dalam mengelola

proses belajar mengajar, melainkan membantu guru

mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

Willes (1987) menjelaskan bahwa supervition is

development of a better teaching learning situation.

Supervisi adalah bantuan sedemikian rupa sehingga

guru dapat belajar bagaimana meningkatkan

kemampuan pribadinya untuk mecapai tujuan-tujuan

belajar yang telah ditetapkan (Neagly & evans, 1980).

Dari beberapa pendapat pelaksanaan supervisi dapat

disimpulkan, bahwa supervisi akademik bertujuan :

- Meningkatkan profesioanlisme guru

- Mengembangkan kualitas pembelajaran

- Menumbuhkan motivasi

apabila tujuan supervisi akademik tercapai

makanakan bermuara pada peningkatan mutu proses

dan hasil belajar, namun dalam tataran

implementasinya kepala sekolah perlu memperhatikan

prinsip-prinsip supervisi akademik yaitu praktis,

sistematis, obyektif, realistis, antisipatif, kooperatif,

kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis,konstruktif,

berkelanjutan, terpadu dan komprehensif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya

atau cepat lambatnya hasil supervisi :

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

16

1) Lingkungan Masyarakat tempat sekolah itu berada

(petani, pedagang, intelek).

2) Besar keilnya sekolah menjadi tanggungjawab

kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid).

3) Tingkatan dan jenis sekolah (SD, SMP, SMA).

4) Keadaan guru-guru

Bagaimana kehidupan sosial, ekonomi, dan

kemampuannya.

5) Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri

bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang

tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak

mempunyai kecakapan dan keahlian yang

diperlukan, semuanya tidak akan ada hasilnya.

Adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh

kepala sekolah segala kekurangan yang ada akan

menjadi perangsang yang mendorongnya untuk

selalu berusaha memperbaiki dan

menyempurnakannya.

Menurut Pidarta (2009: 1) Supervisi selalu

mengacu pada kegiatan memperbaiki proses

pembelajaran.Menurut P. Adams dan Frank.G. Dickey

Supervisi adalah program yang berencana untuk

memperbaiki hal belajar dan mengajar, sedangkan

menurut H. Burton dan Leo J. Brucker Supervisi

adalah teknik pelayanan yang tujuannya mempelajari

dan memperbaiki secara bersama factor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan

bahwa supervisi adalah program berencana yang

merupakan teknik pelayanan yang bertujuan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar sehingga

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

17

mempengaruhi pertumbuhan dna perkembangan anak

termauk ddalamnya perkembangan anak dalam

kemampuan kognitif atau ilmu pengetahuan.

2.6 Tinjauan Penelitian Relevan

Penelitian tentang supervisi pendidikan telah

banyak dilakukan diantaranya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Frans Sudirjo (2013) yang berjudul

Pengaruh Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah

Terhadap Motivasi Untuk Peningkatan Kinerja Guru

(Studi Empiris di SMPN 33 Kota Semarang)

menyimpulkan bahwa supervisi berpengaruh positif

terhadap variabel kinerja guru, temuan ini dapat

diartikan kinerja guru akan meningkat seiring dengan

meningkatnya kegiatan supervisi.

Penelitian tesis dilakukan oleh Nur Khasanah

dengan judul Hubungan Antara Supervisi Kepala

Sekolah dan Motivasi Kerja Dengan kinerja Guru Di SMA

Negeri Sekecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dan

kinerja guru. Kekuatan hubungan antara supervisi

kepala sekolah (X1) dan kinerja guru (Y) ditunjukkan

dengan koefisien korelasi ryi = 0,584 dan koefisien

determinasi r2y1 =0,341 artinya bahwa supervisi kepala

sekolah memberikan kontribusi 34,1% terhadap kinerja

guru. Hubungan fungsional antara supervisi kepala

sekolah dan kinerja guru ditunjukkan oleh persamaan

regresi Y = 111,669 + 0,150 X1, yang berarti kenaikan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

18

satu satuan supervisi kepala sekolah dapat

meningkatkan kinerja guru sebesar 0,150 satuan.

Kesimpulan yang hampir sama disampaikan oleh

Sri Hartini (2013) dalam tesisnya berjudul Pelaksanaan

Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja

Guru SD di Kecamatan Bojongsari. Menurut Sri Hartini,

dampak supervisi dirasakan oleh kepala sekolah dan

guru meningkat, administrasi semakin lengkap dan

bagus, pelaksanaan pembelajaran semakin efektif dan

bermutu serta adannya perubahan perilaku guru yang

positif antara lain guru lebih semangat, disiplin,

tanggungjawab, dan termotivasi untuk berprestasi

setelah disupervisi. Perolehan nilai/prestasi siswa

semakin bagus.

Dari tiga penelitian di atas yaitu penelitian Frans

Sudirjo (2013), Nur Khasanah dan penelitian Sri hartini

nampak bahwa kegiatan supervisi kepala sekolah

berdampak positif pada peningkatan kinerja guru.

Dalam penelitian Frans Sudirjo, kinerja guru

meningkat seiring meningkatnya supervisi kepala

sekolah, sedang menurut Nur Khasanah dalam analisis

kuantitatifnya menyimpulkan bahwa setiap kenaikan

satu satuan supervisi kepala sekolah dapat

meningkatkan kinerja guru sebesar 0,150 satuan,

selanjutnya sri hartini menarik kesimpulan dari

penelitiannya bahwa kinerja guru meningkat dengan

wujud administrasi pembelajaran guru semakin bagus

dan lengkap.

Penelitian tentang supervisi akademik dalam

Jurnal Internasional Berjudul Collective Academic

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

19

Supervision: a model for participation and learningin

higher education.

Helle Merete Nordenfoft. Rie Thomsen.

Gittewichmann Hansen. Springer Science+Business

media (2012) dalam abstraknya menuliskan mengenai

kepala sekolah sebagai pemimpin disekolah, jadi

seorang kepala yang berhasil harus bisa memimpin

bawahannya yang dilengkapi dengan teknik

komunikasi yang tepat dan kepribadian yang positif. Di

dalam merencanakan program sekolah guru harus

selalu dilibatkan menyangkut supervisi akademik,

program ini fokusnya pada guru karenamerekalah yang

lebih mengetahui apa yang seharusnya dilakukan,

karen pengalaman mereka dalam menghadapi murid

setiap hari. Model kepemimpinan mandiri merupakan

suatu inovasi dan ini jelas akan banyak melibatkan

kepala sekolah, guru dan lingkungan sekitar sekolah

tersebut akan ikut menentukan. Supervisi akademik

merupakan bantuan yang diberikan kepada guru

didalam memperbaiki kinerjanya.

Jurnal Internasional oleh David Clayton Schneider,

Profesor, Ocean Sciences and Departement of Biology

memorial University. dalam abstraknya menuliskan

yaitu pembelajaran merupakan kegiatan utama sekolah

yaitu di dalam pelaksanaannya terdapat kebebasan

memilih strategi, pendekatan, metode dan teknik

pembelajaran hendaknya berpusat pada karakteristik

peserta didik dengan pendayagunaan masyarakat dan

lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar.

Dalam pelaksanaannya sekolah diberi kewenangan

untuk mengembangkan silabus (memperdalam,

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

20

memperkaya, memodifikasi) supaya di dalam

pelaksanaan supervisi dapat mencapai hasil yang

diharapkan sehingga berdampak pada keberhasilan

peserta didik.

Jurnal Internasional berjudul Research

Supervision : Supervisory Style, research-related tasks,

importance and quality-part 1. ELISABETH

SEVERINSSON SEVERINSSON E (2012) Jurnal of

Nursing Management 20-215-223, bahwa supervisi

merupakan tindakan evaluasi guru dengan tujuan

meningkatkan kinerja guru sebagai tenaga pengajar

pelaksanaannya secara bertahap dengan

mengedepankan profesionalitas guru. Profesional

menunjukkan kinerja yang baik, dimana kebijakan

profesi itu dapat meningkatkan prestasi.

Perbedaan penelitian evaluasi program supervisi

akademik dengan penelitian terdahulu adalah

penelitian ini menitikberatkan pada perencanaan dan

pelaksanaan supervisi adapun persamaannya adalah

membahas tentang supervisi, yang bertujuan

meningkatkan hasil prestasi peserta didik melalui

supervisi akademik.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

21

EVALUASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK

SD NEGERI GUNUNGGEMPOL

2.7 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir Evaluasi Program Supervisi

Akademik di SDN Gununggempol digambarkan pada

Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka berpikir Program Supervisi

Akademik

Contex

Input

Proses

Produ

ct

Objek yang

dievaluasi :

- Program Sekolah

- Lingkungan

Sekolah

- Kebutuhan

Sekolah

Objek yang

dievaluasi :

- Sarana dan

Prasarana

Hasil:

- Prestasi peserta

didik

Objek yang

dievaluasi :

- Program

Supervisi

Akademik

Kesimpulan dan Saran

Pengumpulan

data :

- Observasi - Wawancara - dokumentasi

Data dianalisis

Pengumpulan

data :

- Observasi - Wawancara - dokumentasi

Pengumpulan

data :

- Observasi

- Wawancara - dokumentasi

Pengumpulan data :

- Observasi

- Wawancara - dokumentasi

Data

dianalisis

Data

dianalisis

Data dianalisis

Produk

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Programrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15862/2/T2_942013189_BAB II... · kepala sekolah (jumlah guru, jumlah murid). 3) Tingkatan dan jenis

22

Lingkungan SDN Gununggempol yang kondusif

serta sarana prasarana memadai dapat mempengaruhi

kegiatan belajar mengajar sehingga guru bersemangat

dalam mengajar di kelas, dengan program pelaksanaan

supervisi akademik sehingga berdampak pada prestasi

peserta didik.