bab ii kajian teoritis a. bagi hasil 1. pengertian bagi hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/bab...

28
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan: “distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan.” 1 Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank syariah. Dalam hal terdapat dua pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka hasil atas usaha yang dilakukan oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan porsi masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian. Pembagian hasil usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua belah pihak dalam menentukan bagi hasil atas usaha yang dikerjasamakan. 2 Sistem keuangan Islam, yang berpilarkan prinsip bagi hasil sebagai pengganti prinsip bunga, mendudukkan perbankan tidak hanya sebagai lembaga intermedisi keuangan, tetapi lebih pada lembaga intermediasi investasi. Hal ini karena hubungan 1 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011), Edisi Revisi Ke-2, 107 2 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), 95 10

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Bagi Hasil

1. Pengertian Bagi Hasil

Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal

dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi

diartikan pembagian laba. Secara definitif profit sharing

diartikan: “distribusi beberapa bagian dari laba pada para

pegawai dari suatu perusahaan.”1

Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah

dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu

pihak nasabah dan pihak bank syariah. Dalam hal terdapat dua

pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka hasil atas usaha

yang dilakukan oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan

dibagi sesuai dengan porsi masing-masing pihak yang

melakukan akad perjanjian. Pembagian hasil usaha dalam

perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan nisbah.

Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua belah pihak

dalam menentukan bagi hasil atas usaha yang dikerjasamakan.2

Sistem keuangan Islam, yang berpilarkan prinsip bagi

hasil sebagai pengganti prinsip bunga, mendudukkan perbankan

tidak hanya sebagai lembaga intermedisi keuangan, tetapi lebih

pada lembaga intermediasi investasi. Hal ini karena hubungan

1Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN, 2011), Edisi Revisi Ke-2, 107 2Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), 95

10

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

11

antara bank islam dengan nasabah lebih dominan pada

hubungan pemodal pengusaha atau modal ventura daripada

kreditur debitur.3

Pada mekanisme bank syariah, pendapatan bagi hasil

berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan

menyeluruh maupun sebagian. Keuntungan yang dibagihasilkan

harus dibagi secara proposional antara shahibul mal dengan

mudharib. Dengan demikian, semua pengeluaran rutin yang

berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan untuk kepentingan

pribadi mudharib, dapat dimasukan untuk biaya operasional.

Mengapa dalam sistem ekonomi menggunakan bagi

hasil dan tidak menggunakan sistem bunga? Jawaban atas

pertanyaan ini harus dikembalikan kepada ayat-ayat Al-Quran

yang mendasarinya.

a. Doktrin kerjasama dalam ekonomi islam dapat menciptakan

kerja produktif sehari-hari dari masyarakat, dijelaskan pada

QS. Al- Baqarah: 190.

“dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang

memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui

batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al- Baqarah:

190)4

3Heri Sedarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta:

Ekonisia, 2012), 6 4Yayasan Penyelenggara Peneterjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI,

Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bogor: Syaamil Qur’an, 2007), 29

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

12

b. Meningkatkan kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan

sosial, dijelaskan pada QS. Al-Imran: 103.

“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali

(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan

ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu

dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka

Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu

karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara;

dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah

menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah

menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu

mendapat petunjuk” (QS. Al-Imran: 103)5

c. Mencegah penindasan ekonomi dan distribusi kekayan

yang merata, dijelaskan pada QS. Al-Fajr 17-20

“sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak

memuliakan anak yatim. dan kamu tidak saling mengajak

5Yayasan Penyelenggara Peneterjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI,

Al-Qur’an dan Terjemahannya, 63

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

13

memberi Makan orang miskin, dan kamu memakan harta

pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan

yang bathil). dan kamu mencintai harta benda dengan

kecintaan yang berlebihan." (QS. Al-Fajr 17-20)6

d. Melindungi ekonomi lemah, dijelaskan pada QS. An-Nisa:

9

“dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-

anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap

(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa:

9)7

e. Membangun organisasi yang berprinsip syarikat, sehingga

terjadi proses yang kuat membantu yang lemah dijelaskan

pada QS. Az-Zukruf: 32

6Yayasan Penyelenggara Peneterjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI,

Al-Qur’an dan Terjemahannya, 593 7Yayasan Penyelenggara Peneterjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI,

Al-Qur’an dan Terjemahanny, 78

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

14

8

”Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan

mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah

meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang

lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat

mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat

Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka

kumpulkan.”(QS. Az-Zukruf: 32)

f. Pembagian kerja atau spesialisasi berdasarkan saling

ketergantungan serta pertukaran barang/jasa karena tidak

mungkin berdiri sendiri, dijelaskan pada QS. Al Lail: 8-10

“dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa

dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik. Maka

kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang

sukar.” (QS. Al Lail: 8-10)9

Ayat diatas menunjukan bahwa melalui bagi hasil akan

menciptakan suatu tatanan ekonomi yang lebih merata.

Implikasi dari kerjasama ekonomi ialah aspek sosial politik

dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara

8Yayasan Penyelenggara Peneterjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI,

Al-Qur’an dan Terjemahannya, 491 9Yayasan Penyelenggara Peneterjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI,

Al-Qur’an dan Terjemahannya, 595

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

15

musyawarah untuk memperjuangkan kepentingan bersama

dibidang ekonomi, kepentingan Negara dan kesejahteraan

rakyat.10

2. Perbedaan Sistem Bunga dengan Sistem Bagi Hasil

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga

keuangan non-syariah dan syariah adalah terletak pada

pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh

bank kepada nasabah.

Pernyataan selanjutnya adalah apa perbedaan antara

sistem bunga dengan sistem bagi hasil yang diterapkan dalam

sistem perbankan Islam. Secara mendasar persoalan tersebut

dapat dikaji dari berbagai sisi, sebagai mana dijelaskan dalam

Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Perbedaan Sistem Bunga Dengan Sistem Bagi Hasil11

BUNGA BAGI HASIL

a. Besarnya bunga ditetapkan

pada saat perjanjian dan

mengikat kedua pihak yang

melaksanakan perjanjian

dengan asumsi bahwa

pihak penerima pinjaman

akan selalu mendapatkan

keuntungan

a. Bagi hasil ditetapkan dengan

rasio nisbah yang disepakati

antara pihak yang

melaksanakan akad pada saat

akad dengan berpedoman

adanya kemungkinan

keuntungan atau kerugian.

10Muhammad, Manajemen Bank Syariah, 109 11Ismail, Perbankan Syariah, 24s

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

16

b. Besarnya bunga yang

diterima berdasarkan

perhitungan persentase

bunga dikalikan dengan

jumlah dana yang

dipinjamkan.

b. Besarnya bagi hasil dihitung

berdasarkan nisbah yang

diperjanjikan dikalikan

dengan jumlah pendapatan

atau keuntungan yang

diperoleh.

c. Jumlah bunga yang

diterima tetap, meskipun

usaha peminjam meningkat

atau menurun.

c. Jumlah bagi hasil akan

dipengaruhi oleh besarnya

pendapatan atau

keuntungan. Bagi hasil akan

berfluktuasi

d. Sistem bunga tidak adil,

karena tidak terikat dengan

hasil usaha peminjam.

d. Sistem bagi hasil adil,

karena perhitungannya

berdasarkan hasil usaha.

e. Eksitensi bunga diragukan

oleh semua agama.

e. Tidak ada agama satupun

yang meragukan sistem bagi

hasil.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil

a. Investment Rate

Merupakan persentase dana yang diinvestasikan

kembali oleh bank syariah ke dalam pembiayaan maupun

penyaluran dana lainnya. Kebijakan ini diambil karena

adanya ketentuan dari Bank Indonesia, bahwa sejumlah

presentase tertentu atas dana yang dihimpun dari

masyarakat.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

17

b. Total Dana Investasi

Total dana investasi yang diterima oleh bank syariah

akan memengaruhi bagi hasil yang diterima oleh nasabah

investor. Total dana yang berasal dari investasi mudharabah

dapat dihitung dengan menggunakan saldo minimal bulanan

atau saldo harian. Saldo minimal akan digunakan sebagai

dasar peritungan bagi hasil.

c. Jenis Dana

Setiap jenis dana investasi memiliki karakteristik

yang berbeda-beda sehingga akan berpengaruh pada

besarnya bagi hasil. Seperti simpanan deposito

pengambilannya harus sesuai dengan tanggal jatuh tempo

yang telah disepakati pada awal akad. Sedangkan tabungan

bebas mengambil dana simpanannya.

d. Nisbah

Nisbah merupakan persentase tertentu yang

disebutkan dalam akad kerja sama usaha (mudharabah dan

musyarakah) yang telah disepakati antara bank dan investor.

Karakteristik nisbah akan berbeda-beda dilihat dari

beberapa segi, antara lain:

1) Persentase nisbah antar bank akan berbeda-beda, hal ini

tergantung kebijakan masing-masing bank.

2) Persentase nisbah akan berbeda sesuai dengan jenis dana

yang dihimpun. Misalnya nisbah antara deposito dengan

tabungan akan berbeda.

3) Jangka waktu investasi mudharabah akan berpengaruh

pada besarnya persentase nisbah bagi hasil.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

18

Besar kecilnya nisbah tergantung kesepakatan jatuh

tempo antara nasabah dengan bank, misalkan nisbah pada

BSM:

TABEL 2.2

Nisbah

e. Metode Perhitungan Bagi Hasil

Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar

perhitungan bagi hasil, yaitu bagi hasil yang dihitung

dengan menggunakan konsep revenue sharing dan bagi

hasil yang menggunakan profit/loss sharing. Bagi hasil yang

menggunakan revenue sharing, dihitung dari pendapatan

kotor sebelum dikurangi dengan biaya. Adapun bagi hasil

dengan profit/loss sharing dihitung berdasarkan persentase

nisbah dikalikan dengan laba usaha sebelum pajak.

1) Bagi Hasil Dengan Menggunakan Revenue Sharing

Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan

revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil yang

didasarkan atas penjualan dan pendapatan kotor atas usaha

sebelum dikurangi dengan biaya. Bagi hasil dalam revenue

BULAN NISBAH

1 50:50

3 51:49

6 52:48

12 53:47

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

19

sharing dihitung dengan mengalikan nisbah yang telah

disetujui dengan pendapatan bruto.

Contoh berikut untuk mempermudah penjelasan:

Deposito ibu fitri Rp 10 juta berjangka waktu 6

bulan. Perbandingan nisbah bank dan nasabah adalah

48%:52%. Total saldo semua deposan adalah Rp 200 milyar

dan bagi hasil yang dibagikan adalah Rp 3 milyar. Bagi

hasil yang didapat ibu fitri adalah:

Rp 10.000.000 x Rp 3.000.000.000 x 52% = 78.000

Rp 200.000.000.000

2) Bagi Hasil Dengan Menggunakan Profit/Loss

Sharing

Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan

bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi usaha. Kedua pihak

bank syariah maupun nasabah akan memperoleh

keuntungan atas hasil usaha mudharib dan ikut

menanggung kerugian bila usahanya mengalami kerugian.12

Sedangkan contoh bagi hasil menggunakan

profit/loss sharing:

Deposito bapak doni Rp 15 juta berjangka waktu 6

bulan. Perbandingan nisbah bank dan nasabah adalah

48%:52%. Total saldo semua deposan adalah Rp 200 milyar

dan bagi hasil yang dibagikan adalah Rp 4 milyar. Bagi

hasil yang didapat bapak doni adalah:

12 Ismail, Perbankan Syariah, 96-99

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

20

Rp 15.000.000 x Rp 4.000.000.000 x 52% = 15.600

Rp 200.000.000.000

f. Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi akan berpengaruh pada

besarnya bagi hasil. Beberapa kebijakan akuntansi yang

akan memengaruhi bagi hasil antara lain penyusutan.

Penyusutan akan berpengaruh pada laba usaha bank. Bila

bagi hasil menggunakan metode profit/loss sharing, maka

penyusutan akan berpengaruh pada bagi hasil, akan tetapi

bila menggunakan revenue sharing, maka penyusutan tidak

memengaruhi bagi hasil. 13

4. Prinsip Dasar Syariah

Prinsip dasar dalam persoalan dalam syariah adalah

untuk mewujudkan kemaslahatan umat manusia, dengan

memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai situasi dan

kondisi yang mengitari manusia itu sendiri. Adapun beberapa

prinsip syariah, yaitu sebagai berikut:

a. Nilai ketuhanan, artinya jika seorang melakukan suatu

pekerjaan maka seorang muslim harus senantiasa berprinsip

mengabdi dan kepada Allah.

b. Nilai kemanusiaan dan dilakukan ahlak yang terpuji, sesuai

dengan kedudukan manusia sebagai khalifah Allah. Atas

dasar ini, nilai-nilai keadilan, kejujuran dan saling

13 Ismail, Perbankan Syariah, 98

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

21

menghargai sesama manusia amat penting dalam

bermuamalah.

c. Melakukan perimbangan (tolong menolong) atas

kemaslahatan pribadi dan kemaslahatan masyarakat.

d. Menegakkan prinsip kesamaan hak dan kewajiban di antara

sesama manusia.

e. Seluruh yang kotor dan keji adalah haram, baik berupa

perbuatan, perkataan, seperti penipuan.

f. Seluruh yang baik dihalalkan.14

5. Jenis-Jenis Mudaharabah

a. Mudharabah Mutlhlaqah

Mudharabah muthlaqah merupakan akad perjanjian

anatar dua pihak yaitu shahibul maal dan mudharib, yang

mana shahibul maal menyerahkan sepenuhnya atas dana

yang diinvestasikan kepada mudharib untuk mengelola

usaha hanya sesuai dengan prinsip syariah. Shahibul maal

tidak memberikan batasan jenis usaha, waktu yang

diperlukan, strategi pemasarannya, serta wilayah bisnis yang

dilakukan. Shahibul maal memberikan kewenangan yang

sangat besar kepada mudharib untuk menjalankan aktivitas

usahanya, asalkan sesuai dengan prinsip syariah islam.

Mudharabah muthlaqah dapat disebut dengan

investasi dari pemilik dana kepada bank syariah, dan bukan

merupakan kewajiban atau ekuitas bank syariah.

14Nasrun Haroen, Perdagangan Saham dibursa Efek Tinjauan Hukum Islam,

(Jakarta: Yayasan Kalimah, 2000), 20

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

22

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muthlaqah merupakan akad kerjasama

usaha antara dua pihak yang mana pihak pertama sebagai

pemilik dana (shahibul maal) dan pihak kedua sebagai

pengelola dana (mudharib). Shahibul maal

menginvestasikan dananya kepada mudharib, dan memberi

batasan atas penggunaan dana yang menginvestasikannya.

Batasannya antara lain tentang:

1. Tempat dan cara berinvestasi

2. Jenis investasi

3. Objek investasi

4. Jangka waktu

Adapun jenis Mudharabah muqayyadah ada 2 yaitu,

sebagai berikut:

a. Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet

Mudharabah muqayyadah on balance sheet merupakan

akad mudharabah muqayyadah yang mana mudharib ikut

menanggung risiko atas kerugian dana yang diinvestasikan

oleh shahibul maal. Dalam akad ini, shahibul maal

memberikan batasan secara umum, misalnya batasan tentang

jenis usaha, jangka waktu pembiayaannya dan sektor usaha.

b. Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet

Mudharabah muqayyadah off balance sheet

merupakan akad mudharabah muqayyadah yang mana pihak

shahibul maal memberikan batasan yang jelas baik batasan

tentang proyek yang diperbolehkan, jangka waktu, serta pihak

pelaksana pekerjaan. Mudharib-nya telah ditetapkan oleh

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

23

shahibul maal. Bank syariah bertindak sebagai pihak yang

mempertemukan antara shahibul maal dan mudharib.15

Rukun akad mudharabah ada empat, yaitu:16

1. Pelaku, terdiri dari atas: pemilik dana dan pengelola dana

2. Objek mudharabah, berupa: modal dan kerja

3. Ijab Kabul/serah terima

4. Nisbah keuntungan

B. Simpanan Deposito

1. Pengertian Deposito

Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga

yang dikeluarkan oleh bank. Berbeda dengan simpanan giro dan

tabungan, dimana simpanan deposito mengandung unsur jangka

waktu (jangka tempo) lebih panjang dan tidak dapat di tarik

setiap saat atau setiap hari.17

Deposito mudharabah merupakan

dan investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai akad perjanjian

yang dilakukan anatara nasabah dengan investor.18

Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2008 tentang Perbankan syariah, yang dimaksud dengan

deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah

atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

15 Ismail, Perbankan Syariah, 86-88 16Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta:

Salempa Empat, 2014), Edisi 3, 132 17Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : Rajawali Pers,

2013), 74 18Ismail, Perbankan Syariah, 91

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

24

yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah

dan UUS.19

2. Jenis-Jenis Deposito

Adapun jenis-jenis deposito yang ada di Indonesia,

yaitu:

a. Deposito Berjangka

Merupakan deposito yang diterbitkan menurut

jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya

bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18, sampai dengan 24

bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik

perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet

deposito tercantum nama seseorang atau lembaga.

Bagi hasil deposito dapat ditarik setiap bulan atau

setelah jatuh tempo (jangka waktu) sesuai jangka waktunya,

baik ditarik tunai maupun non tunai (pemindahan buku) dan

dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya.

Jumlah yang disetorkan dalam bentuk bulat dan ada

batas minimalnya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo

dikenakan penalty rate (denda).

b. Sertifikat Deposito

Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka

waktu 2, 3, 6, 12, dan 12 bulan. Sertifikat deposito

diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat

diperjualbelikan atau dipindah tangankan kepada pihak lain.

19 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, 445

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

25

Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan

dimuka, baik tunai maupun non tunai. Penerbitan nilai

setifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai nominal

dan biasanya dalam jumlah bulat. Dengan demikian,

nasabah dapat membeli dalam lembaran banyak untuk

jumlah nominal yang sama.

c. Deposito on Call

Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal

tujuh hari dan paling lama kurang dari satu bulan.

Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang

besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang

bersangkutan).

Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan

deposito on call sebelum deposito on call dicairkan terlebih

dahulu tiga hari sebelumnya nasabah sudah

memberitahukan bank penerbit. 20

20 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 76

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

26

Gambar 2.1

Deposito Mudharabah

Akad Deposito Mudharabah

1

2

3 5

Nisbah bagi hasil Nisbah bagi hasil

4

6

Keterangan:

1. Nasabah investor menempatkan dananya dalam bentuk

deposito mudharabah

2. Bank syariah menyalurkan dana nasabah investor dalam

bentuk pembiayaan

3. Bank syariah memperoleh pendapatan atas penempatan

dananya dalam bentuk pembiayaan

BANK SYARIAH

NASABAH

PENDAPATAN

NOMINAL

DEPOSITO

PEMBIAYAAN

NOMINAL

DEPOSITO

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

27

4. Bank syariah akan menghitung bagi hasil atas dasar revenue

sharing, yaitu pembagian bagi hasil atas dasar pendapatan

sebelum dikurangi dengan biaya

5. Pada tanggal valuta, yaitu penempatan deposito, nasabah

akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang

telah diperjanjikan

6. Pada saat jatuh tempo, maka dana nasabah akan

dikembalikan seluruhnya.

C. Pendapatan Bank Syariah

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah aliran masuk atau peningkatan aktiva

lain sebuah entitas atau penyelesaian kewajibannya (atau suatu

kombinasi keduanya) dari pengiriman atau pembuatan barang,

pembarian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan

utama atau sentral yang masih berlangsung dari entitas

tersebut.21

Pendapatan dapat diartikan sebagai kenaikan

kekayaan bersih (net assets) perusahaan, selain dari transaksi-

transaksi modal. Besarnya pendapatan diukur dengan aktiva

yang baru diterima dari:

a. Penjualan barang atau jasa perusahaan

b. Bunga, sewa, royalti, deviden dan atau pembagian laba

c. Keuntungan bersih dari penjualan aktiva selain barang

dagangan atau produk jadi

21Selamet Sugiri dan Sumiyana, Akuntansi Keuangan Menengah,

(Yogyakarta: Akademik Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), 18

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

28

d. Keuntungan yang berasal dari pelunasan hutang22

Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam asset atau

penurunan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama

periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat

dari investasi yang halal, perdagangan, memberikan jasa, atau

aktivitas lain yang bertujuan meraih keuntungan.23

Pendapatan

merupakan peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh

proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli.24

Pendapatan

(revenue) adalah jumlah yang dibebankan kepada langganan

untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan dapat juga

didefinisikan sebagai kenaikan bruto dalam modal (biasanya

melalui diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang berasal

dari barang-barang atau jasa yang dijual belikan.25

Pendapatan bagi hasil yang diperoleh bank berasal dari

hasil penempatan dana pihak ketiga melalui pembiayaan yang

berakad jual beli, maupun syirkah atau jasa. Hasil dari

pendapatan tersebut dibagihasilkan kepada nasabah pemilik

dana (deposan). Namun perlu diperhatikan bahwa untuk

membagihasilkan pendapatan tersebut harus dilihat

perbandingan antara jumlah dana yang dikelola (modal sendiri,

giro, tabungan, deposito dan lainnya) dengan jumlah

pembiayaan yang disalurkan. Apabila jumlah pembiayaan lebih

kecil dari total dana masyarakat, maka pendapatan tersebut

22Hendrieta Ferieka, Pengantar Akuntansi, (Serang: Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat, 2014), 17 23Muhammad, Manajemen Bank Syariah, 340 24Hendrieta Ferieka, Pengantar Akuntansi, 49 25Hendrieta Ferieka, Pengantar Akuntansi, 130

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

29

seluruhnya dibagihasilkan antara nasabah dengan bank.

Sebaliknya jika pembiayaan jumlahnya lebih besar dari total

dana masyarakat, maka modal bank juga harus memperoleh

bagian pendapatan. 26

2. Pengertian Bank Syariah

Bank islam atau disebut bank syariah, adalah bank yang

beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank

syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan atau

perbankan yang operasional dan produknya di kembangkan

berlandaskan Al-Quran dan Hadis Nabi SAW. Antonio dan

Perwataatmadja membedakan dua pengertian, yaitu bank islam

adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah islam. Bank

islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah islam

dan bank tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-

ketentuan Al-Quran dan hadis. 27

Menurut Undang-Undang No.

28 Tahun 2008 pasal 1 ayat 7 Bank syariah adalah bank yang

menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan

menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah.28

3. Sumber Pendapatan Bank Syariah

Sesuai dengan akad-akad penyaluran pembiayaan di

bank syariah, maka hasil penyaluran dana tersebut dapat

memberikan pendapatan bank. Hal ini dikatakan sebagai

26Muhammad, Manajemen Bank Syariah,121 27Herry Sutanto dan Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah,

(Bandung: Pustaka Setia, 2013), 105 28Muhammad, Manajemen Bank Syariah, 444

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

30

sumber-sumber pendapatan bank syariah. Dengan demikian,

sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari:

a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak

musyarakah

b. Keuntungan atas kontrak jual-beli

c. Hasil sewa atas kontrak ijarah wa iqtina, dan

d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya29

4. Produk-Produk Bank Syariah

Adapun produk-produk bank syariah, yaitu sebagai

beikut:

a. Wadiah (Simpanan)

Al-wadiah atau dikenal dengan nama titipan atau

simpanan, merupakan titipan murni dari satu pihak kepada

pihak lain, baik perseorangan maupun badan hukum yang

harus dijaga dan dikembalikan kapan saja apabila si penitip

menghendaki.

b. Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli atas barang

tertentu, yaitu penjual menyebutkan dengan jelas barang

yang di perjualbelikan, termasuk harga pembelian barang

kepada pembeli, kemudia ia mensyaratkan atasnya

laba/keuntungan dalam jumlah tertentu.

c. Salam

Salam adalah akad jual beli suatu barang

(komoditas) yang harganya dibayar dengan segera,

29 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, 278

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

31

sedangkan barangnya diserahkan kemudian dalam jangka

waktu yang disepakati.

d. Istishna

Istishna adalah akad jual beli barang berdasarkan

pesanan antara nasabah sebagai pemesan (nustahgni) dan

bank dengan kriteria tertentu, seperti jenis, tipe atau model,

kualitas dan jumlahnya. Bank akan membelikan barang

pesanan nasabah tersebut kepada pemasok (shanni) dengan

kriteria yang sesuai. Harga, cara pembayaran, dan jangka

waktu pembayaran barang pesanan tersebut disepakati

bersama.

e. Ijarah Mutahiyyah Bittamlik

Ijarah adalah akad antara bank (munajjir) dengan

nasabah (mustajir) untuk menyewa suatu barang/objek sewa

milik bank dan bank mendapat imbalan jasa atas barang

yang disewakannya tersebut. Ijarah mutahiyyah bittamlik

adalah perjanjian sewa suatu barang antara bank (muajjir)

dengan nasabah (mustajir) yang diakhiri dengan pembelian

objek sewa (majur) oleh nasabah.

f. Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerja sama antara bank dan

nasabah untuk mengakibatkan diri dalam perserikatan

modal dengan jumlah yang sama atau berbeda sesuai

kesepakatan.

g. Mudharabah

Akad mudharabah adalah akad kerja sama antara

bank selaku pemilik dana dengan nasabah selaku mudharib

Page 23: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

32

yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk

mengelola suatu usaha yang produktif dan halal.

h. Qard

Qard adalah akad pemberian pinjaman dari bank

kepada nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan

mendesak. Pengambilan pinjaman ditentukan dalam jumlah

yang sama dan dalam jangka waktu tertentu

i. Jual Beli (Al-Buyu)

Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar

benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di

antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda

dan pihak yang lain menerimanya sesuai dengan perjanjian

atau ketentuan yang telah dibenarkan syara dan disepakati.

j. Rahn

Menurut Bank Indonesia, rahn adalah akad

penyerahan barang/ harta dari nasabah kepada bank sebagai

jaminan atau seluruh utang.

k. Hiwalah

Menurut bahasa, hiwalah adalah alintiqal dan al-

tahwail artinya memindahkan atau mengoperkan, sedangkan

menurut istilah hiwalah adalah akad pemindahan utang dari

beban seseorang menjadi beban orang lain.

l. Wakalah

Menurut Syafei Antonio (1999), wakalah ialah

penyerahan pendelegasian atau pemberian amanat. Menurut

bank Indonesia wakalah ialah akad pemberian kuasa dari

Page 24: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

33

pemberi kuasa kepada penerima kuasa untuk melakukan

suatu tugas atas nama pemberi kuasa.30

5. Pembagian Keuntungan (Profit Distribution)

Pendapatan-pendapatan yang dihasilkan dari kontrak

pembiayaan, setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasional,

harus dibagi atau didistribusikan antara bank dengan para

penyandang dana, yaitu nasabah investasi, para penabung dan

para pemegang saham sesuai dengan nisbah bagi hasil yang

diperjanjikan.

Berdasarkan kesepakatan mengenai nisbah bagi hasil

antara bank dengan para nasabah tersebut, bank akan

mengalokasikan penghasilannya dengan tahap-tahap sebagai

berikut:

a. Bank menetapkan jumlah relatif masing-masing dana

simpanan yang berhak atas bagi hasil usaha bank menurut

tipenya, dengan cara membagi setiap tipe dana-dana dengan

seluruh jumlah dana-dana yang ada pada bank dikalikan

100%.

b. Bank menetapkan jumlah pendapatan bagi hasil bagi

masing-masing tipe dengan cara mengalihkan persentase

(jumlah relatif) dari masing-masing dana simpanan dengan

jumlah pendapatan bank.

c. Bank menetapan porsi bagi hasil masing-masing tipe dan

simpanan sesuai dengan nisbah yang diperjanjikan.

30 Herry Sutanto dan Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah,

179

Page 25: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

34

d. Bank harus menghitung jumlah relatif biaya operasional

terhadap volume dana, kemudian mendistribusikan beban

tersebut sesuai dengan porsi dana dari masing-masing tipe

simpanan.

e. Bank mendistribusikan bagi hasil untuk setiap pemegang

rekening menurut tipe simpanannya sebanding dengan

jumlah simpanannya.31

Sedangkan perbedaan perhitungan pendapatan deposan

antara bank syariah dengan bank konvensional:32

Tabel 2.3

Perbedaan Perhitungan Pendapatan Deposan Bank

Syariah Dengan Bank Konvensional

Bank Syariah Bank Konvensional

1. Pendapatan bank

2. Nisbah bagi hasil antara

nasabah dan bank

3. Nominal deposito nasabah

4. Rata-rata deposito untuk jangka

waktu yang sama pada bank

1. Tingkat bunga

yang berlaku

2. Nominal deposito

nasabah

3. Jangka waktu

deposito

C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian Rismawati dan Siti Ita Rosita yang berjudul

“Pengaruh Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah Terhadap

31 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, 278 32Muhammad, Manajemen Bank Syariah, 116

Page 26: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

35

Minat Nasabah Berinvestasi” (Studi kasus Pada Bank PT Bank BNI

Syariah). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sistem

bagi hasil yang digunakan adalah sistem bagi hasil revenue sharing,

dan produk deposito yang ditawarkan sesuai dengan Fatwa DSN

Nomor 3 Tahun 2000, yaitu deposito dengan berdasarkan akad

mudharabah. Deposito yang ditawarkan oleh BNI Syariah bernama

Deposito iB Hasanah dengan prinsip mudharabah muthlaqah.

Pertumbuhan dana pihak ketiga setiap tahunnya selalu

meningkat. Salah satunya pertumbuhan jumlah pada deposito

mudharabah yang mengalami peningkatan berdasarkan data laporan

tahunan 2010, 2011 dan 2012. Jumlah deposito untuk tahun 2010

sebesar Rp 2.642 triliun, tahun 2011 Rp 3,245 triliun dan tahun

2012 meningkat menjadi Rp 3,702 triliun. Hal ini dapat dinyatakan

bahwa banyak masyarakat yang berminat pada produk deposito

yang ditawarkan BNI Syariah. Banyak masyarakat yang berminat

pada produk ini karena kepercayaan masyarakat terhadap produk

yang ditawarkan BNI Syariah, pemahaman masyarakat tentang

ekonomi dan perbankan syariah. Dapat disimpulkan bahwa

beberapa masyarakat berminat karena sistem perbankan syariah

yang berdasarkan syariah islam dan menggunakan sistem bagi hasil

dalam pembagian keuntungannya. Maka sistem bagi hasil deposito

mudharabah ini berpengaruh secara positif dalam minat para

nasabah untuk berinvestasi pada deposito iB Hasanah.33

33Rismawati & Siti Ita Rosita, “Pengaruh Sistem Bagi Hasil Mudharabah

Terhadap Minat Nasabah Berinvestasi Pada Bank Syariah Studi Kasus pada PT Bank

BNI Syariah”, Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, Vol. 2 No. 1, 2014

Page 27: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

36

Penelitian Ghina Afafa yang berjudul “Pengaruh Bagi Hasil

Mudharabah Terhadap Deposito Mudharabah” di Bank Syariah

Mandiri Tbk. Kesimpulannya 1). bagi hasil mudharabah terjadi

peningkatan pada tahun 2006-2009 Rp 511.874. dan pada tahun

2009-2010 bagi hasil mengalami peningkatan sebesar Rp 431.439.

sedangkan deposito mudharabah yang disalurkan BSM pada tahun

2008-2009 juga peningkatan sebesar Rp 11.541.840.404. 2) setelah

di analisis secara statistik diketahui persamaan regresi Y=

15692,560+9,422X artinya terdapat hubungan positif dan signifikan

antara pengaruh bagi hasil mudharabah terhadap deposito

mudharabah. Kekuatan hubungan antara variabel dilakukan dengan

rumus korelasi yang diketahui nilai koefisien korelasi sebesar r =

0,897 yang mengandung arti bagi hasil muhdarabah memiliki

hubungan kuat dengan deposito mudharabah pada BSM, sedangkan

untuk melihat seberapa besar pengaruhnya maka penulis

menggunakan koefisien determinasi dimana R² = 0,804 yang berarti

pengaruh bagi hasil mudharabah terhadap deposito mudharabah

sebesar 80% sedangkan 20% dipengaruhi oleh sebab-sebab lain.34

Penelitian Nurhayati yang berjudul “Pengaruh Deposito

Mudharabah Mutlaqah Terhadap Pendapatan Bank Sebagai

Mudharib Studi d Bank Mandiri Syariah Tbk”. Hasil penelitian di

simpulkan bahwa perkembangan deposito mudharabah mutlaqah

dan pendapatan bank syariah sebagai mudharib meningkat. Dari

hasil perhitungan statistik menggunakan SPSS. 17 diketahui

34Ghina Afafa, Pengaruh Bagi Hasil Mudharabah Terhadap Deposito

Mudharabah di Bank Mandiri Tbk, (Skripsi Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam,

2011)

Page 28: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi Hasilrepository.uinbanten.ac.id/436/3/BAB II.pdf · 2017. 4. 26. · BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi

37

persamaan regresi 384.174 + 0,544x artinya terdapat hubungan

positif antara Deposito Mudharabah Mutlaqah Terhadap

Pendapatan Bank Sebagai Mudharib, nilai koefisien korelasi

dihasilan sebesar r= 0,617 yang mengandung arti bahwa Deposito

Mudharabah Mutlaqah memiliki hubungan yang kuat, = 0,380

artinya 38% perubahan variabel pendapatan bank sebagai mudharib

di pengaruhi oleh Deposito Mudharabh Mutlaqah dan sisanya 62%

di pengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sedangkan berdasarkan daftar

tabel distribusi t maka dapat diketahui t tabel sebesar 1.690, nilai t

hitung di peroleh sebesar 4,566. Jika t hitung > t tabel maka Ho

ditolak dan Ha di terima, ini menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan anatar Deposito Mudharabah Mutlaqah Terhadap

Pendapatan Bank Sebagai Mudharib.35

35Nurhayati, Deposito Mudharabah Mutlaqah Terhadap Pendapatan Bank

Sebagai Mudharib Studi di Bank Syariah Mandiri Tbk, (Skripsi Fakultas Syariah dan

Ekonomi Islam, 2015)