bab ii kajian teori - uksw ii.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas...

22
9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Kontruktivisme Belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan yang disertai perubahan perilaku pada individu. Teori yang menjadi landasan pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menjelaskan bagaimana manusia dapat menemukan pengetahuan dan informasi itu sendiri. Pengetahuan yang dimiliki seseorang terkait erat dengan pengalaman- pengalamannya, yaitu interaksi dengan lingkungan atau objek tertentu. Siswa merupakan individu yang memegang kendali pada dirinya sendiri untuk belajar. Guru memegang peranan untuk menata lingkungan sehingga memberikan peluang yang optimal bagi berlangsungnya proses pembelajaran didalam kelas. “Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman

Upload: others

Post on 17-Mar-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Teori Belajar Kontruktivisme

Belajar merupakan suatu proses pembentukan

pengetahuan yang disertai perubahan perilaku pada individu.

Teori yang menjadi landasan pembelajaran kooperatif adalah

teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan proses

pembelajaran yang menjelaskan bagaimana manusia dapat

menemukan pengetahuan dan informasi itu sendiri. Pengetahuan

yang dimiliki seseorang terkait erat dengan pengalaman-

pengalamannya, yaitu interaksi dengan lingkungan atau objek

tertentu.

Siswa merupakan individu yang memegang kendali pada

dirinya sendiri untuk belajar. Guru memegang peranan untuk

menata lingkungan sehingga memberikan peluang yang optimal

bagi berlangsungnya proses pembelajaran didalam kelas.

“Belajar merupakan suatu proses

memperoleh pengetahuan dan pengalaman

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

10

dalam wujud perubahan tingkah lakudan

kemampuan bereaksi yang relatif permanen

atau menetap karena adanya interaksi individu

dengan lingkungannya.”1

Yang merupakan dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa

individu harus secara aktif dan berkesinambungan dalam

membangun pengetahuan dan informasi yang diperoleh dalam

proses membangun kerangka oleh siswa dari lingkungan dirinya.

2.2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil

belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran dalam

mencapai suatu tujan pembelajaran.Hal ini tercapai apabila siswa

sudah memahami belajar dengan diiringi perubahan tingkah laku

yang meliputi pengetahuan, sikap dan keteranpilan, kebiasaan

dan kemampuan.

Keberhasilan yang diperoleh dari proses pembelajaran

pada jenjang pendidikan tertentu dapat dilihat dari penilaian.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka

1 Sugihartono,dkk.(2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: hal

74.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

11

studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif,

afektif dan psikomotorik.

“Ranah kognitif berkenaan

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama

disebut kognitif tingkat rendah dan keempat

aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat

tinggi.Ranah afektif berkenaan dengan sikap

yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi.Ranah psikomotoris berkenaan

dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah

psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b)

keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan

perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan,

(e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f)

gerakan ekspresif dan interpretative.”2

Ranah kognitif, terkait dengan hasil pengetahuan

intelektual yaitu kemampuan dalam mengolah informasi dalam

rangka pembelajaran.Sedangkan ranah afektif terkait dengan

sikap dan nilai yaitu kemampuan pemahaman

pembelajaran.Ranah psikomotorik menunjukkan adanya

kemampuan fisik dari pembelajar yaitu penerapan dari hasil

2http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2297541-

kajian-teori-untuk-hasil-belajar/

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

12

belajar.Sehingga hasil belajar yang diinginkan seseorang

bergantung pada perubahan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik.

2.3. Motivasi Belajar

Motivasi diartikan sebagai perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi

yang menyebabkan adanya tingkah laku untuk mencapai suatu

tujuan. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan

yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun

dihadang kesulitan.Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan

aktivitas belajar siswa.

“Motivasi tinggi dapat ditemukan

dalam sifat dan perilaku siswa antara lain

adanya kualitas keterlibatan siswa dalam

belajar yang sangat tinggi,adanya perasaan

dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi,dan

upaya untuk senantiasa memelihara agar

senantiasa memiliki motivasi belajar tinggi.”3

2.4. Pembelajaran Kooperatif

2.4.1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

3 Sugiharto,dkk.(2007), Psikologi Pendidikan.Yogyakarta. Hal

20-21.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

13

Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar siswa

yang dirancang untuk mendidik kerjasama didalam kelompok

kecil dan interaksi antara siswa satu dengan yang lain untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Sistem pembelajaran kooperatif,

mengharuskan siswa untuk belajar bertanggung jawab terhadap

diri sendiri dengan menguasai materi dan bertanggung jawab

sebagai anggota kelompok yaitu membantu anggota yang lain

untuk belajar.

“Pendekatan paling efektif terhadap

manajemen kelas bagi pembelajaran kooperatif

adalah menciptakan sebuah sistem

penghargaan positif yang didasarkan pada

kelompok”4

Suatu bentuk kerjasama yang sangat erat kaitannya antara

kelompok anggota untuk mencapai tujuan merupakan

ketergantungan yang positif yang berarti kesuksesan kelompok

bergantung pada kesuksesan anggotanya.. Dengan demikian, guru

harus memberi waktu bagi kelompok agar kelompok dapat

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama siswa

agar bisa bekerja sama lebih efektif.Pembelajaran kooperatif

4Slavin, Robert E. (2010).Cooperative Learning Teori, Riset dan

Praktik.Bandung, hal 259.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

14

tidak sama dengan belajar dalam kelompok yang dilakukan asal-

asalan. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran

kooperatif tidak harus belajar dari guru namun siswa dapat saling

belajar.

2.4.2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi

pembelajaran yang lain terlihat dari proses pembelajaran yang

menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan

yang ingin dicapai bukan hanya dari segi akademik saja,

melainkan unsur kerja sama untuk penguasaan materi.

“Ciri-ciri pembelajaran kooperatif:

a. Pembelajaran secara tim

b. Didasarkan pada manajemen

kooperatif

c. Kemauan untuk bekerja sama

d. Keterampilan bekerja sama.”5

5 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers,

2010), hal. 207.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

15

2.4.3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Terdapat empat tahap prosedur atau langkah – langkah

pembelajaran kooperatif yaitu :

“1. Penjelasan materi, tahap ini merupakan

tahapan penyampaian pokok-pokok materi

pelajaran sebelum siswa belajar dalam

kelompok.Tujuan utama tahapan ini adalah

pemahaman siswa terhadap pokok materi

pelajaran.

2. Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan

setelah guru memberikan penjelasan materi,

siswa bekerja dalam kelompok yang telah

dibentuk sebelumnya.

3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran

kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis,

yang dilakukan secara individu atau kelompok.

Tes individu akan memberikan penilaian pada

kemampuan individu, sedangkan kelompok

akan memberikan penilaian pada kemampuan

kelompoknya. Nilai setiap kelompok memiliki

nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini

disebabkan nilai kelompok adalah nilai

bersama dalam kelompoknya yang merupakan

hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya.

4. Pengakuan tim, adalah penetapan tim

yang dianggap paling menonjol atau tim paling

berprestasi untuk kemudian diberikan

pernghargaan atau hadiah, dengan harapan

dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi

lebih baik lagi.”6

6Ibid hal 212 -213

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

16

2.4.4. Model-model Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran dapat dilaksanakan dalam beberapa model

yang dapat dipilih oleh guru.

“Teknik-teknik yang dapat dipakai

dalam pembelajaran model kooperatif learning

adalah: Jigsaw, STAD, TGT (Slavin 1990)

Write Pair Square, Think Pair Square, Inside-

Outside Circle, Round-Robin, NHT, Two Stay

Two Stray (Kagan 1992), Group Investigation

(Sharan et al), Learning Together (Johnson et

al 1990), Cooperative Controversy (Johnson

and Johnson 1987) Murder – Mood,

Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review

(Hythecker et al 1988).”7

2.5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

2.5.1. Konsep Dasar Pembelajaran Tipe Jigsaw

“Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali

dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-

teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin

dan teman-teman di Universitas John Hopskins (Arends,

2001)”.8Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di

7http://nesaci.com/pengertian-dan-macam-macam-model-

pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning. 8http://www.psychologymania.com/2012/12/pembelajaran-

kooperatif-tipe-jigsaw.html.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

17

mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih

besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari metode

pembelajaran jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,

ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan

secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka

mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

”Pembelajaran kooperatif model

jigsaw ini mengambil pola cara kerja sebuah

gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu

kegiatan belajar dengan cara bekerjasama

dengan siswa lain untuk mencapai tujuan

bersama”9

Pada pembelajaran tipe Jigsaw ini setiap siswa menjadi

anggota dari 2 kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan

anggota kelompok ahli. Anggota kelompok asal terdiri dari 5-6

siswa yang setiap anggotanya diberi nomor kepala a-f. Nomor

kepala yang sama pada kelompok asal berkumpul pada suatu

kelompok yang disebut kelompok ahli. Kelompok ahli bertugas

mempelajari materi pelajaran yang sudah dibagi menjadi

beberapa bagian (subtopik) sesuai dengan jumlah kelompok ahli.

9 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers,

2010), hal. 217.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

18

Dikelompok asal, siswa menjelaskan subtopik yang telah di

pelajari sebagai ”ahli” kepada anggota kelompok asal yang lain.

Seluruh siswa mempunyai tanggung jawab menunjukkan

penguasaannnya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh

guru dan harus menguasai topik secara keseluruhan.Keadaan ini

mendukung siswa dalam kelompoknya belajar bekerja sama dan

tanggung jawab dengan sungguh-sungguh sampai suksesnya

tugas-tugas dalam kelompok.

2.5.2. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

“ 1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.

1. Tiap orang anggota dalam tim diberi

bagian materi tang berbeda.

2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi

yang ditugaskan.

3. Anggota dari tim yang berbeda yang telah

mempelajari bagia/sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok baru(kelompok

ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.

4. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli,

tiap anggota kembali ke kelompok asal dan

bergantian mengajar teman satu tim

mereka tentang sub bab yang mereka

kuasai dan tiap anggota lainnya

mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil

diskusi.

6. Guru memberi evaluasi

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

19

7. Kesimpulan/Penutup.” 10

Penerapan model kooperatif tipe jigsaw ini, dapat

memberikan siswa kesempatan untuk mengemukakan pendapat,

mengolah informasi yang didapatkan dan dapat belajar aktif

dalam berkomunikasi. Siswa dapat meningkatkan motivasi dalam

belajar,dan saling berinteraksi satu dengan yang lain, sehingga

masing – masing anggota kelompok bertanggung jawab terhadap

keberhasilan kelompoknya dan juga ketuntasan akan materi yang

ditugaskan.

2.6. Mata pelajaran Kewirausahaan di SMK

Penyelenggaraan pendidikan termasuk proses

pembelajaran kewirausahaan merupakan hal yang sangat penting

dan termasuk tanggung jawab semua. Mulai dari sekolah, guru,

bahkan orang tua serta masyarakat. Untuk mengikuti perubahan

serta mengatasi pengangguran, pemerintah dalam hal ini memberi

tanggung jawab kepada sekolah, yaitu dengan berupaya

membekali pengetahuan dan keterampilan

10

http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/05/model-pembelajaran-

jigsaw-model-tim-ahli-aronson-blaney-stephen-sikes-and-snapp-

1978/

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

20

kewirausahaan.“Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan

inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumberdaya untuk

mencari peluang menuju sukses.”11

Kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang

termasuk ke dalam mata pelajaran adaptif yang diajarkan di

SMK.Tujuan pembelajaran kewirausahaan adalah membentuk

jiwa wirausaha siswa, sehingga menjadi individu yang kreatif,

inovatif dan produktif.Pola pembelajaran kewirausahaan dimulai

dari teori, praktek dan implementasi.

Pada dasarnya, jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya

dimiliki oleh para usahawan saja, melainkan setiap orang yang

berfikir inovatif dan bertindak kreatif.Kepribadian seorang

wirausaha dibentuk oleh adanya pengetahuan, keterampilan yang

dilengkapi dengan sikap dan motivasi untuk selalu berprestasi.

“Tujuan Mata Pelajaran Kewirausahaan pada

SMK:

11

http://kk.mercubuana.ac.id/files/99012-1-155373489913.doc

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

21

1. Memahami dunia usaha dalam kehidupan

sehari-hari, terutama yang terjadi di

lingkungan masyarakat.

2. Berwirausaha dalam bidangnya

3. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam

kehidupannya

4. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku

wirausaha.”12

2.7. Standar Kompetensi Menerapkan jiwa kepemimpinan

2.7.1. Kompetensi Dasar Menunjukkan Sikap Pantang

Menyerah dan ulet

A. Menerapkan Jiwa Kepemimpinan dalam kehidupan Sehari-

hari

Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya

kepemimpinan seseorang. Gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh

bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan

sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Blanchard

mengemukakan empat gaya yaitu sebagai berikut.

1. Directing (pengarahan), gaya yang tepat apabila kita

dihadapkan dengan tugas rumit dan staf kita belum

12

http://gurupembaharu.com/home/download/102.-

Kewirausahaan_SMK-MAK_SALINAN.doc

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

22

memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan

tugas tersebut. Pemimpin menjelaskan apa yang perlu dan

harus dikerjakan. Dalam proses pengambilan keputusan,

pemimpin memberikan aturan-aturan dan proses yang

detail kepada bawahan.

2. Coaching (pembinaan), pemimpin tidak hanya

memberikan detail yang harus dikerjakan tapi juga harus

menjelaskan mengapa sebuah keputusan diambil,

mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima

berbagai masukan dari bawahannya. Gaya yang tepat

apabila staff kita telah lebih termotivasi dan

berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas.

3. Supporting(dukungan), sebuah gaya dimana pemimpin

menfasilitasi dan membantu upaya bawahannya dalam

melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin memberikan

tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi

bersama dengan bawahan.

4. Delegating(pelimpahan wewenang), sebuah gaya dimana

seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

23

dan tanggung jawabnya kepada bawahannya. Gaya ini

dapat berjalan apabila staff kita sepenuhnya telah paham

dan efisiensi dalam pekerjaan.

Keempat gaya sangat bergantung dari lingkungan dimana seorang

pemimpin berada dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka

timbul “Situational leadership” yang artinya pemimpin

menyesuaikan keadaan dari orang-orang yang dipimpinnya.

B. Tugas dan Tanggung jawab Pemimpin

Tugas seorang pemimpin menurut pendapat Prof.H.Arifin

Abduracman adalah sebagai berikut.

1. Mengantarkan, mengusahakan supaya orang – orang

dibawah pimpinannya dapat diantarkan sampai tujuan

dengan hasil yang maksimal sesuai dengan visi dan misi.

2. Mengetahui, bertindak sebagai orang tua/sesepuh yang

sudah mempunyai banyak pengalaman dan memberikan

pengayoman,dengan demikian dapat membawa

bawahannya ke arah yang dituju.

3. Memelopori, bertindak sebagai pelopor, artinya memberi

petunjuk jalan dan pemecahan masalah dengan tepat.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

24

4. Memberi Petunjuk, agar dapat memberi petunjuk pada

bawahannya yang memiliki kesulitan, haruslah memiliki

kelebihan dibidang pengetahuan, kecakapan,

keterampilan, dan kemantapan moral.

5. Mendidik, bertindak sebagai guru yang mendidik orang –

orang yang dipimpinnya.

6. Memberi Bimbingan dan Penyuluhan, yang artinya

memberi bimbingan, penyuluhan, dan strategi yang baik

untuk kemajuan usahanya.

7. Menggerakkan bawahan, sesuai dengan wewenangnya

yaitu menggerakkan bawahannya supaya suka mengikuti

dan menjalankan tugas yang diperintah olehnya.

C. Sifat –sifat yang mempengaruhi Keberhasilan Kepemimpinan

1. Mempunyai kecerdasan. Seorang pemimpin memiliki

kecerdasan emosi(EQ) dan kecerdasan intelektual(IQ)

yang lebih tinggi dari orang yang dipimpinnya.

2. Hubungan dengan orang lain (interpersonal). Kemampuan

menjalin hubungan dengan orang lain sangat penting bagi

seorang pemimpin dalam mencapai tujuannya untuk

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

25

mengarahkan, membimbing, dan mempengaruhi orang

lain.

3. Kedewasaan. Kepribadian yang bijaksana, tidak

emosional, berfikir positif,matang, dan bisa menjadi figur

adalah modal penting pemimpin untuk mencapai

tujuannya.

D. Pengertian Pantang Menyerah

Sikap pantang menyerah bagi seorang wirausahawan adalah

tidak mudah patah semangat dalam menghadapi rintangan, mau

bekerja keras untuk mencapai tujuan, serta menganggap rintangan

dan tantangan harus dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut.

E. Pengertian Ulet

Keuletan adalah ciri pribadi yang kuat dan kukuh,dan tidak

mudah putus asa.

F. Faktor – faktor yang mempengaruhi Keuletan

a. Pembawaan. Manusia lahir memiliki sifat bawaan dari

orang tuanya. Hal tersebut termasuk daya tahan fisik dan

mental yang akan menunjang perkembangan lebih lanjut.

b. Pendidikan dan Pelatihan. Seseorang yang memiliki

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

26

bawaan yang pas–pasan bahkan kurang, ada kemungkinan

dapat berkembang melalui pendidikan dan pelatihan, dan

sebaliknya.

c. Lingkungan secara tidak langsung akan mendidik dan

melatih manusia disekitarnya. Misalnya, alam yang

termasuk aspek dari lingkunan juga dapat mempengaruhi

keuletan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitarnya.

Masyarakat yang tinggal di daerah tandus akan lebih ulet

dibanding yang tinggal ditanah subur.

d. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi keuletan. Dengan memiliki banyak

pengalaman berupa rintangan, hambatan, serta kegagalan

dalam menjalankan usaha, berarti juga memiliki banyak

strategi dalam memecahkan masalah. Dengan banyak

strategi yang dimiliki, maka akan menunjang keuletan.

e. Motivasi atau dorongan dapat menyebabkan seseorang

menjadi ulet. Wirausahawan mempunyai komitmen untuk

berhasil dan berkembang dalam usahanya akan

mewujudkan keinginanya dengan mencari cara (positif)

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

27

untuk mewujudkan obsesinya.

G. Cara membina Sikap Ulet

Sikap ulet yang dibina dengan cara–cara sebagai berikut.

a. Menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani

b. Menjaga dan meningkatkan semangat dalam bekerja

c. Selalu optimis dalam menjalankan usaha

d. Menyenangi pekerjaannya

e. Berani menghadapi tantangan

f. Meningkatkan kepedulian akan peristiwa atau kejadian

disekitarnya, baik secara makro maupun mikro

g. Berusaha memilikibanyak informasi dan sumber

h. Menerima dengan senang hati kitik dan saran

i. Berani mencoba alternatif yang sudah dipertimbagkan

secara matang

j. Memandang kegagalan dari segi positif

k. Tidak memandang ringan masalah yang dihadapi

l. Meningkatkan kepekaan, kecermatan dan kewaspadaan

diri

H. Melakukan sikap pantang menyerah dan ulet dalam kegiatan

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

28

usaha

Dibawah ini wujud untuk melakukan sikap pantang

menyerah dan ulet di dalam kegiatan usaha.

1. Melakukan usaha dengan semangat. Semangat kerja adalah

salah satu sifat kejiwaan yang sangat erat hubungannya

dengan faktor kepuasan kerja, kegairahan kerja, dan

keinginan mempertinggi hasil kerja.

2. Melakukan usaha dengan tidak putus asa. Kemauan yang

keras akan memberikan semangat dalam berusaha dan tidak

pernah merasa putus asa.

3. Melakukan usaha dengan ingin majuadalah suatu wujud

sikap yang memiliki komitmen tinggi terhadap

pekerjaan/tugasnya dan setiap saat pikirannya tidak lepas dari

bisnisnya.

4. Melakukan usaha dengan selalu mencari sesuatu yang

baruadalah objek usaha atau cara melakukan usaha yang

berbeda dari apa yang telah ada melalui kreasi dan inovasi.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

29

2.8. Metode Kooperatif tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran

Kewirausahaan

Tujuan dari pembelajaran Kewirausahaan adalah agar

siswa memiliki jiwa wirausaha.Pembelajaran kewirausahaan

memiliki fungsi yang fundamental dalam mengembang

kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif dan inovatif. Agar

tujuan tersebut dapat tercapai, maka kewirausahaan perlu

diajarkan dengancara yang tepat dan melibatkan siswa secara

aktif melalui proses dan sikap ilmiah.

Pembelajaran tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe

pembelajaran yang menekankan struktur khusus yang dirancang

untuk mempegaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan

motivasi siswa karena melibatkan para siswa untuk mengerti

materi pelajaran secara berkelompok..

Dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

mata pelajaran kewirausahaan, akan membuat siswa termotivasi

belajar dan meningkatkan hasil belajar,serta dapat bekerja baik

individu maupun berkelompok.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI - UKSW II.pdfdalam sifat dan perilaku siswa antara lain adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar. yang sangat tinggi,adanya perasaan dan keterlibatan afektif

30

2.9. Hipotesis Tindakan

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada

kompetensi dasar menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet

dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-B

program keahlian Akomodasi Perhotelan di SMK Pelita Salatiga.