bab ii kajian teori a. kemampuan motorik kasar anak usia ...repository.ump.ac.id/6850/3/addiyanah...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Motorik Kasar Anak USia Dini
1. Pengertian Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Secara langsung perkembangan fisik seorang anak akan
menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Hal ini ketika terjadi suatu
kegagalan dan terhambatnya kemampuan anak dalam menguasai suatu
keterampilan motorik atau gerak berarti dipengaruhi oleh perkembangan
fisik itu sendiri. Motorik kasar anak usia dini merupakan bagian dari
perkembangann fisik motorik anak yang merupakan salah satu dari lima
aspek perkembangan yang perlu dikembangkan pada anak usia dini selain
aspek kognitif, sosial-emosional, aspek bahasa dan moral-agama.
Menurut Hurlock (1987: 150) perkembangan motorik adalah
perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat
syaraf dan otot yang terkoordinasi.
Selanjutnya lebih spesifik yaitu terkait definisi dari kemampuan
motorik kasar menurut Diane, dkk (2007: 315) adalah kemampuan fisik
yang melibatkan penguat otot yang besar. Rudyanto dan Saputra (2005:
117) juga berpendapat bahwa kemampuan mototrik kasar ialah
kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besarnya.
Selanjutnya pendapat Santrock (2007: 210) bahwa kemampuan motorik
kasar ialah kemampuan motorik yang melibatkan aktivitas otot yang besar.
8
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
9
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan motorik kasar adalah kemampuan motorik yang melibatkan
aktivitas otot yang besar.
2. Tahapan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Kemampuan motorik kasar anak usia dini setiap tahapan berbeda-
beda karena sesungguhnya perkembangan motorik kasar itu bergantung
pada kematangan otot dan syaraf anak, sehingga sebelum sistem syaraf
dan otot matang dan berkembang dengan baik maka upaya untuk
mengajarkan gerakan atau keterampilan motorik kepada anak akan sia-sia
(Hurlock, 1978). Akan tetapi hal itu tidak semata-mata menjadi hal mutlak
dalam proses untuk membelajarkan keterampilan pada anak, karena ada
beberapa hal penting lain yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam
rangka mempelajari keterampilan motorik pada anak antara lain kesiapan
belajar, kesempatan belajar, kesempatan berpraktek, model yang baik,
bimbingan, motivasi, dipelajari secara satu persatu (Hurlock, 1978: 157).
Menurut pendapat Hurlock (1978: 152) urutan perkembangan
motorik kasar anak usia dini adalah berawal dari bagian kepala, kemudian
bagian batang tubuh, bagian tangan, baru kemudian bagian kaki. Tahap
usia anak dan perkembangan motorik kasar anak usia dini ialah bergantung
pada kematangan otot dan syaraf.
Selanjutnya Hurlock (1978:150) mengemukakan bahwa tahapan
perkembangan motorik pada anak usia dini adalah sebagai berikut :
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
10
a. Berawal dari sebuah pengendalian yang berasal dari perkembangan
refleks, dan kegiatan yang ada pada waktu lahir.
b. Setelah 4 tahun pertama pasca lahir, anak dapat mengendalikan
gerakan yang kasar, dimana gerakan terebut melibatkan bagian badan
yang luas yang digunakan dalam berjalan, berlari, melompat, berenang
dan sebagainya.
c. Setelah usia 5 tahun, pengendalian koordinasi lebih baik yaitu yang
melibatkan otot-otot yang lebih kecil seperti untuk melempar,
menangkap bola (kemampuan motorik manipulatif).
Ahli lain yang berpendapat sama dengan Hurlock yaitu Gesell
(dalam Santrock, 2007: 207) mengungkapkan bahwa perkembangan
motorik anak usia dini dipengaruhi oleh kematangan otot. Sementara
pendapat lain berdasarkan research menyatakan bahwa urutan
perkembangan motorik tidak setepat kesimpulan Gesell yaitu bahwa
perkembangan motorik tidak sepenuhnya ditentukan oleh kematangan
karena penelitian Adolph dan Berger (dalam Santrock, 2007: 207)
menyebutkan bahwa perkembangan motorik mengalami pembentukan
ulang seiring dikembangkannya pandangan baru mengenai cara
berkembangnya keterampilan motorik salah satunya dengan pemberian
stimulus dan motivasi lingkungan serta adanya faktor pendukung lainnya.
Tahapan perkembangan motorik anak usia dini secara umum
menurut Sukamti (Diktat Perkembangan Motorik, 2007) adalah sebagai
berikut :
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
11
a. Tahap pra keterampilan : tingkatan refleksi, tingkatan integrasi sensoris
dan perkembangan pola gerakan dasar
Tahap pra keterampilan ialah merupakan tahap awal
perkembangna motorik anak yaitu diawali dengan kemampuan reflek
yaitu gerak akibat adanya dorongan dari luar sebagai perangsang yang
kemudian dilengkapi dengan tahap integrasi sensori (gerak). Artinya
kepekaan reflek tersebut dibantu yang kemudian menimbulkan integrasi
sensori. Selanjutnya pola gerakan dasar seperti kemampuan lokomotor,
non-lokomotor dan manipulatif terbentuk pada tahap ini.
b. Tahap pengembangan keterampilan
Tahap pengembangan keterampilan ialah tahap kelanjutan atau
pengembangan dari pola gerakan dasar yang terbentuk dari tahapan
sebelumnya. Pada tahap pengembangan keterampilan yang dimaksud
ialah mengembangkan pola gerakan dasar yang telah ada menjadi lebih
terkoordinasi dan optimal serta gerakan dasarnya tepat sebagai
persiapan untuk mengarah ke tahap keterampilan anak pada tahap
berikutnya.
c. Tahap keterampilan meliputi penghalusan keterampilan, tahap
penampilan, dan pola kemunduran
Tahap keterampilan ialah tahap penghalusan dan penampilan
kemampuan motorik anak dari tahapan sebelumnya untuk menjadi lebih
sempurna membentuk sebuah keterampilan anak seperti kemampuan
anak dalam melompat dua kaki. Pada tahap ini akan diperhalus dan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
12
lebih disempurnakan sehingga kemampuan melompat anak tersebut
menjadi sebuah keterampilan yang lebih baik.
Menurut Bambang (dalam Diktat Sukamti, 2007) tahap-tahap
perkembangan keterampilan motorik kasar anak usia 5-6 tahun yaitu:
1. Tahap verbal kognitif, yaitu tahap belajar motorik melalui uraian lisan
atau menangkap penjelasan konsep tentang gerak yang akan dilakukan.
2. Tahap asosiatif, yaitu tahap belajar untuk menyesuaikan konsep ke
dalam bentuk gerakan dengan mempersesifkan konsep gerakan pada
bentuk perilaku gerak yang dipelajarinya/ mencoba-coba gerakan dan
memahami gerak yang dilakukan.
3. Tahap otomatisasi adalah melakukan gerakan dengan berulang-ulang
untuk mendapatkan gerakan yang benar secara alamiah.
Pendapat di atas serupa dengan pendapat Samsudin (2008: 10)
bahwa tahapan perkembangan motorik meliputi tahap kognitif, tahap
assosiatif dan tahap otomatisasi.
3. Unsur-unsur Motorik Kasar Anak Usia Dini
Unsur-unsur kemampuan motorik kasar pada anak Taman Kanak-
kanak yaitu meliputi kemampuan lokomotor, non-lokomotor dan
kemampuan manipulatif (Samsudin, 2008: 9). Kemampuan lokomotor
ialah kemampuan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau
mengangkat tubuh ke atas seperti berlari, skipping, dan melompat.
Kemampuan non-lokomotor ialah kemampuan motorik dimana kegiatan
gerak dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang memadai. Yang
termasuk dalam kemampuan non-lokomotor ialah menekuk dan meregang,
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
13
mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan
memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain.
Sedangkan kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan
dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Bentuk-
bentuk dari kemampuan manipulatif terdiri dari gerakan mendorong yaitu
seperti memukul, menendang dan melempar. Kemampuan manipulatif
yang lainnya ialah gerakan menerima (menangkap) objek yang merupakan
kemampuan penting yang dapat diajarkan dengna menggunakan bola
plastik yang terbuat dari bantalan karet (bola medisin) atau bola plastik
dengan gerakan mematul-mantulkan bola atau menggiring bola seperti
kegiatan basket ball.
Anak Taman Kanak-kanak harus menyadari keberadaan dirinya
dengan kondisi lingkungan pada saat mereka bergerak. Mereka harus
memanfaatkan indra, mengontrol keseimbangan, mengenali ruang gerak
dan memahami bagian-bagian tubuh yang dapat digerakkan. Kesadaran
gerak anak Taman Kanak-kanak meliputi panca indera yaitu alat yang
digunakan untuk mengenali lingkungan di sekeliling anak Taman Kanak-
kanak sehingga dengan indera tersebut anak dapat berinteraksi. Kesadaran
gerak yang kedua ialah keseimbangan yaitu suatu kesadaran dimana
tenaga yang berlawanan mampu menjaga pusat berat badan. Pusat berat
badan anak laki-laki ialah di bagian perut dan pusat berat badan
perempuan adalah dibagian pinggang.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
14
Kesadaran gerak yang berikutnya ialah kesadaran akan ruang yaitu
kemampuan memahami ruang eksernal sekitar anak Taman Kanak-kanak
seperti lingkaran, segitiga, segi empat dan sebagainya. Tubuh adalah
termasuk dalam kesadaran gerak anak Taman Kanak-kanak yaitu
kemampuan untuk mengetahui dan memahami nama serta fungsi macam-
macam bagian tubuh yang melekat pada diri anak Taman Kanak-kanak
seperti kaki, tangan, mata, telinga dan sebagainya. Kesadaran gerak yang
lain ialah waktu dan arah. Kesadaran waktu ialah kemampuan menduga
waktu kedatangan didasarkan pada ciri-ciri kecepatan jalannya bola, berat
dan jarak bola, dengan kata lain kesadaran waktu ialah kemampuan
individu untuk mengantisipasi sesuatu benda yang datang kepadanya.
Kesadaran arah ialah kemampuan memahami dan menerapkan konsep arah
seperti atas, bawah, depan, belakang dan sebagainya.
Rudyanto dan Saputra (2005: 117) juga mengemukakan bahwa
kamampuan mototrik kasar Anak Usia Dini meliputi tiga unsur
kemampuan yaitu kemampuan lokomotor, kemampuan non-lokomotor dan
kemampuan manipulatif. Pendapat lain Hidayatulloh (2005: 12) juga
mengemukakan bahwa unsur-unsur motorik kasar pada anak meliputi
kemampuan gerak lokomotor seperti lari, lompat, loncat, skipping, dan
congkak. Kemampuan manipulatif seperti melempar, menangkap,
menendang, menjebak, voli, mukul, memantul, dan bergulir.
Menurut Morisson (1988:220) bahwa usia prasekolah merupakan
waktu yang tepat bagi anak untuk belajar What they can do and how they
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
15
can do it as individualis. Permainan lokomotor adalah sebuah aturan atau
hal penting dalam perkembangan motorik dan keterampilan anak
prasekolah salah satunya ialah permainan outdoor. Kegiatan yang
termasuk dalam keterampilan lokomotor antara lain walking, running,
hopping, jumping, rolling, dancing, climbing, and leaping. Anak usia dini
khususnya usia prasekolah memanfaatkan kegiatan-kegiatan lokomotor
tersebut untuk mengetahui dan menjelajahi hubungan antara dirinya, ruang
dan suatu objek atau benda dalam ruang.
Pendapat lain Musfiroh (2005: 64) mengatakan bahwa Kemampuan
motorik kasar pada anak usia dini antara lain berupa wilayah keterampilan
lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif.
4. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar
Menurut Hurlock (1978: 150) mengemukakan bahwa tujuan
perkembangan motorik kasar adalah menunjang kesehatan fisik, tujuan
lainnya yaitu katarsis emosional artinya bahwa anak melepaskan tenaga
yang tertahan dan membebaskan tubuh dari ketegangan, kegelisahan, dan
keputusasaan. Terkait kemandirian tujuan perkembangan motorik kasar
yaitu untuk meningkatan percaya diri anak ketika anak semakin banyak
melakukan motorik sendiri. Perkembangan motorik yang baik
menyediakan kesempatan bagi anak untuk mempelajari keterampilan
sosial. Selain itu pengendalian motorik yang baik dapat menimbulkan rasa
aman secara fisik dan yang akan melahirkan perasaan aman secara
psikologis.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
16
Menurut Rudyanto dan Saputra (2005: 115) mengemukakan bahwa
tujuan pengembangan motorik kasar adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan keterampilan gerak
b. Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani
c. Menanamkan sikap percaya diri
d. Mampu bekerjasama
e. Mampu berperilaku disiplin, jujur dan sportif.
Pendapat lain yaitu menurut Samsudin (2008: 8) berpendapat
bahwa tujuan pengembangan motorik kasar untuk anak usia dini yaitu
untuk penguasaan keterampilan yang tergambar dalam kemampuan
menyelesaikan tugas motorik ktertentu, karena kualitas motorik terlihat
dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang
diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan
dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, berarti motorik yang
dilakukannya efektif dan efisien.
B. Metode Outdoor Games dengan Media Dadu Raksasa
1. Pengertian Metode Outdoor Games dengan Media Dadu Raksasa
a. Metode Outdoor Games
Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat
untuk mencapai tujuan kegiatan sebagai bagian dari strategi kegiatan
yang sudah dipilih dan ditetapkan (Moeslichatoen, 2004: 7). Sedangkan
menurut Sudjana (2008: 76) metode mengajar adalah cara yang
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
17
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa atau
peserta didik pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Pendapat lain Samsudin (2008: 33) mengemukakan bahwa metode
pembelajaran adalah acara yang dilakukan guru untuk membelajarkan
anak agar mencapai kompetensi yang diterapkan.
Pembahasan berikutnya yaitu permainan, permainan asal kata
dasar dari bermain yang artinya sesuatu aktivitas yang dilakukan untuk
memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir
(Jindrich, 2005: 67).
Hidayatullah (2008: 5) mengemukakan bahwa permainan adalah
berbagai bentuk kompetisi bermain penuh yang hasilnya ditentukan
oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan dan dilakukan secara
perseorangan maupun kelompok. Kegiatan ini banyak melibatkan
aktifitas tubuh atau gerak-gerakan tubuh.
Arti lainnya yaitu permainan adalah kontes sukarela yang didasari
peraturan dan tujuan-tujuan yang dinyatakan dengan jelas menurut
Morris dan Stiehl (dalam Hidayatullah, 2008: 5).
Bettelheim (dalam Hurlock, 1978: 320), mengelompokan
permainan atau games ini dalam kelompok kegiatan bermain aktif yaitu
kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melalui
aktivitas yang mereka lakukan sendiri. Kegiatan ini banyak melibatkan
aktifitas tubuh atau gerak-gerakan tubuh.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
18
Outdoor games terdiri dari dua kata, yang pertama permainan
atau yang lebih populer disebut games adalah situasi bermain yang
terkait dengan beberapa aturan atau tujuan tertentu, ada rule of games
yang disepakati bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan
kegiatan dalam tindakan yang memiliki tujuan tertentu. Sementara kata
kedua ialah outdoor yaitu suatu kegiatan yang dilakukan di luar ruangan
kelas dapat dilakukan di alam terbuka yang mempunyai tempat luas
(Sugiman, 2009).
Jadi metode Outdoor Games atau permainan outdoor ialah cara
yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar berupa kegiatan dan situasi
bermain yang terkait dengan beberapa aturan atau tujuan tertentu yang
dilakukan di luar ruangan baik dilakukan individu maupun kelompok.
b. Media Dadu Raksasa
Menurut Arsyad (2007: 3) media berasal dari bahasa latin medius
yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau penghantar. Pendapat
lain Briggs (dalam Arief Sudirman, 2009: 6) mengatakan bahwa media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar. Selain itu berpegang pada pendapat Gagne (dalam
Arief Sudirman, 2009: 6) mengemukakan bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
19
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah dadu raksasa
dalam penerapan metode outdoor games, terkait dengan pendapat para
pakar di atas maka media dadu raksasa yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu alat yang digunakan dalam pembelajaran yang
diharapkan mampu merangsang peserta didik khususnya subjek
penelitian sehingga mampu berpartisipasi secara aktif dalam
pembelajaran yang nantinya berpengaruh terhadap keberhasilan
pencapain dari tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Manfaat Outdoor Games dengan Dadu Raksasa
Gallahue (dalam Samsudin, 2008:13) mengemukakan bahwa
untuk mengembangkan pola gerak anak sebaiknya dilakukan melalui
aktivitas-aktivitas seperti permainan salah satunya, dimana aktivitas-
aktivitas tersebut masuk ke dalam wilayah pendidikan jasmani. Kegiatan
anak melalui bermain dan permainan dapat berpengaruh positif terhadap
perkembangna aspek lain yaitu terkait perkembangna fisik anak,
rangsangan bagi kreativitas, penyaluran bagi energi emosional yang
terpendam, penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan dan berfungsi
sebagai sumber belajar (Hurlock, 1978: 323).
Menurut Mariyana (2005: 98) aktivitas outdoor dapat menjadi
tempat yang menunjang bagi berbagai kegiatan dan kesempatan belajar
bagi anak-anak, dan peran terpenting dari aktivitas outdoor adalah untuk
merangsang perkembangan serta pertumbuhan fisik. Kegiatan outdoor
yang dalam hal ini berupa permainan outdoor atau outdoor games dapat
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
20
bermanfaat bagi anak-anak khususnya untuk mengetahui dan mengenal
reaksi tubuh mereka sendiri saat bekerja dalam ruangan dan
membandingkannya dengan situasi ketika beraktivitas di luar ruangan.
Selanjutnya Rita Mariyana mengemukakan bahwa melalui aktivitas
outdoor semua bagian perkembangan anak dapat ditingkatkan, karena
aktivitas outdoor melibatkan multi aspek perkembangan anak.
Moeslichatoen (2004: 32) mengemukakan bahwa melalui bermain
anak belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan,
memahami dunianya. Manfaat yang lainnya yaitu menurut Hidayatullah
(2008:2) mengemukakan bahwa guru harus memandang permainan
sebagai sesuatu yang dapat memberikan kontribusi yang berharga pada
perkembangan total anak, karena melalui permainan anak dalam hal ini
permainan outdoor adalah anak dapat memiliki pengalaman sukses dan
berprestasi. Selain itu keterampilan sosial, menerima aturan, dan
pemahaman yang lebih baik pada dirinya dalam situasi kompetitif dan
kooperatif melalui permainan ini.
Selanjutnya Hidayatulloh (2008:11) menjelaskan bahwa melalui
kegiatan permainan pada anak dapat meningkatkan keterampilan gerak
dasar, mendukung kesegaran fisik dan gerak anak, dapat membantu
pengembangan dan penghalusan berbagai kompetensi sosial dan
memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengimplementasikan
berbagai kemampuan gerak dasar.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
21
Pendapat lain Jindrich (2005: 69) mengugkapkan bahwa bermain
berpengaruh positif pada perkembangan anak antara lain mempengaruhi
perkembangan fisik, dapat digunakan sebagai terapi, dapat mempengaruhi
pengetahuan dan kreativitas anak, dapat mengembangkan tingkah laku
sosial anak dan dapat mempengaruhi nilai moral anak.
Dalam hal ini dapat diketahui bahwa manfaat dari outdoor games ini
ialah dapat mengembangkan pola gerak anak yang merupakan dasar dan
bagian dari kemampuan motorik kasar yang masuk ke dalam ranah
pendidikan jasmani anak. Selain itu ialah dapat melatih dan meningkatkan
koordinasi otot kasar seperti melalui kegiatan merayap, merangkak,
berjalan, berlari, meloncat, melompat, menendang, melempar dan lain
sebagainya dan dapat memberikan pengaruh positif pada aspek
perkebangan baik fisik maupun sosial emosional dan kreativitas anak dan
melalui kegiatan permainan outdoor tersebut anak dapat mengetahui dan
menjelajahi hubungan antara dirinya, ruang dan suatu objek atau benda
dalam ruang.
3. Langkah-langkah Metode Outdoor Games dengan Media Dadu
Raksasa
Dalam penelitian ini peneliti menerapkan tiga rangkaian kegiatan
permainan dalam metode outdoor games tersebut. Adapun kegiatannya
antara lain (1) lari tempel dadu (2) loncat dan lompat dadu, dan (3) lempar
dan tangkap bola. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan metode
outdoor games dengan media dadu raksasa :
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
22
1. Mempersiapkan atat atau media yang akan digunakan serta
menentukan lokasi atau tempat untuk megiatan outdoor games.
2. Mengenalkan media yang akan digunakan dalam outdoor games.
3. Menjelaskan aturan outdoor games.
4. Mencontohkan gerakan dalam kegiatan outdoor games yang akan
dilakukan.
5. Menetukan urutan atau giliran anak yang akan melakukan kegiatan
outdoor games dengan memanfaakan dadu raksaa.
6. Pelaksaan kegiatan outdoor games. Anak melakukan berbagai gerakan
dalam kegiatan outdoor games (berlari tempel dadu, loncat dan lompat
dadu modifikasi serta lempar dan tangkap bola).
C. Kriteria Keberhasilan
1. Pedoman Penilaian
Menurut Ralph Tyler (dalam Yus, 2011: 39) mengatakan bahwa
penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan
sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai. Arti lain penilaian hasil belajar siswa ialah pengukuran yang
dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran Griffin & Nix (dalam Yus, 2011: 39).
Selanjutnya Samsudin (2008: 65) mengatakan bahwa penilaian
adalah suatu usaha untuk mengumpulkan dan menafsirkan berbagai
informasi secara sistematik, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
23
proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai
oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran.
Adapun cara pencatatan hasil penilaian harian menurut Depag
(2008: 50) dilaksanakan dengan pedoman sebagai berikut :
O : untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang
diharapkan
√ : untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang
diharapkan
: untuk anak yang perilakunya melebihi dengan yang diharapkan dan
sudah dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru.
Menurut Mendiknas (2010: 11) Prosedur Penilaian harian di
Taman Kanak-kanak menurut pedoman penilaian berupa catatan hasil
penilaian harian perkembangan anak yang dicantumkan pada kolom
penilaian di RKH sebagai berikut :
= Belum Berkembang
= Mulai Berkembang
= Berkembang Sesuai Harapan
= Berkembang Sangat Bagus
Sedangkan menurut Kemendiknas (2004: 6) pencatatan hasil
penilaian harian, pelaksanaanya yaitu berupa catatan hasil penilaian
perkembangan anak pada kolom penilaian Satuan Kegiatan Harian
(SKH). Apabila anak belum mampu mencapai indikator yang diharapkan
dalam SKH atau masih selalu dibantu oleh guru maka dalam kolom
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
24
penilaian mendapat simbol lingkarang kosong (o). Jika anak sudah
mampu mencapai dan melebihi indikator yang diharapkan dalam SKH
maka dalam penilaian mendapat simbol lingkaran penuh ( ). Sedangkan
apabila anak sudah mampu mencapai indikator yang diharapkan maka
dalam penilaian mendapat simbol check list ( √ ).
Dalam penelitian ini menggunakan pedoman penilaian sesuai
dengan pedoman penlaian oleh Diknas (2010) dengan menggunakan
simbol bintang karena tahapan kriteria lebih lengkap dan jelas yaitu mulai
dari yang belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai
harapan dan berkembang sangat baik.
2. Indikator Hasil Belajar
Kriteria/ indikator hasil belajar ialah tugas kemampuan anak yang
dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam satu kompetensi
dasar (Depdiknas, 2005). Indikator kemampuan motorik kasar anak usia
dini yaitu dalam hal ini anak TK kelas B menurut Kurikulum Taman
Kanak-Kanak 2004 adalah sebagai berikut :
1) Melompat ke berbagai arah dengan satu atau dua kaki
2) Meloncat dari ketinggian 30 - 40 cm
3) Melempar bola ke sasaran
4) Menangkap bola dengan berbagai variasi dan dll
Freeny, Stephanie dkk (dalam Yus, 2011: 14) mengemukakan
bahwa ada tanda atau ciri-ciri perkembangan motorik kasar pada tahap
preschool yaitu usia 4-6 tahun antara lain :
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
25
1) Berjalan dengan tangan terayun
2) Berlari dengan seimbang dan dapat berhenti secara tiba-tiba
3) Melompat untuk menjangkau benda ke atas atau ke depan
4) Mengayuh sepeda dengan cepat
5) Menangkap dan melempar bola dengan cepat.
Menurut pendapat Samsudin (2008: 15) unsur-unsur motorik kasar
anak usia dini antara lain meliputi kemampuan lokomotor, non-lokomotor
dan kemampuan manipulatif. Adapum unsur-unsur yang termasuk dalam
lokomotor, non-okomotor dan manipulatif tersebut akan diperjelas dalam
tabel berikut :
Tabel 2.1 Unsur-unsur motorik kasar
Unsur-unsur Motorik Kasar
Lokomotor Non-lokomotor manipulatif
berlari,
skipping,
melompat
menekuk, meregang, mendorong,
menarik, mengangkat, menurunkan,
melipat, memutar, mengocok,
melingkar, melambungkan
memukul,
menendang,
melempar serta
menggiring bola.
Isjoni (2011: 112) juga berpendapat bahwa aspek perkembangan
motorik kasar anak usia dini secara umum meliputi memanjat, berlari,
melompat, menendang, melempar dan menangkap.
Dari beberapa uraian di atas maka peneliti mengadaptasi dan
menentukan beberapa indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini
antara lain :
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
26
1) Berlari dengan seimbang
2) Meloncat dengan satu kaki
3) Melompat ke berbagai arah dengan dua kaki
4) Melempar bola tepat ke sasaran
5) Menangkap bola dengan gerakan sempurna
D. Kerangka Berfikir
Pada dimensi tertentu dalam rentangan kehidupan,anak terdapat
beberapa bentuk perkembangan dan proses belajar yang terjadi secara sangat
optimal. Demikian juga, tahun-tahun prasekolah tampaknya menjadi periode
optimal untuk perkembangan motorik yang mendasar dan karenanya
keterampilan-keterampilan motorik mendasar lebih mudah dan lebih efisien
dicapai pada periode usia ini Gallahue (dalam Samsudin : 2008).
Permainan yang dalam hal ini outdoor games merupakan suatu
laboratorium dimana anak dapat menerapkan keterampilan baru yang
dipelajari dengan cara yang tepat (Hidayatullah, 2008). Permainan berperan
dalam membantu mengembangkan kelompok otot-otot besar dan
meningkatkan kemampuan berlari, lari belak-belok dan berbagai kesempatan
kegiatan dengan teman yang lain. Permainan merupakan pokok bahasan yang
mudah diajarkan, karena permainan hanya memerlukan sedikit intervensi dari
guru, kecuali untuk mengatasi kesulitan atau karena alasan-alasan tertentu.
Menurut Hidayatullah (2008) dalam mengajarkan permainan juga dapat
menciptakan berbagai variasi kesempatan belajar kepada anak termasuk
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
27
mengembangkan keterampilan gerak anak, sehingga anak akan memperoleh
suatu landasan keterampilan gerak yang memungkinkan anak berpartisipasi
dengan baik. Jika anak telah memeproleh prasyarat keterampilan permainan
maka olahraga menjadi suatu alternatif untuk mengisi waktu luang.
Anak-anak yang memiliki banyak kesempatan dan dukungan orang
dewasa untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan motorik besar
(berlari, melompat, melempar, dan lain-lain) selama periode ini memiliki
keuntungan kumulatif menjadi lebih baik dan mampu dalam menguasai
keterampilan-keterampilan motorik yang lebih kompleks pada tahun-tahun
berikutnya. Sebaliknya, anak-anak yang memiliki pengalaman awal terbatas
kemungkinan besar mengalami kesulitan untuk menguasai kompetensi fisik
dan menunjukkan keterlambatan ketika mencoba berpartisipasi dalam
aktivitas-aktivitas olahraga tingkat lanjut.
Metode permainan outdoor atau outdoor games dengan media dadu
raksasa untuk meningkatan kemampuan motorik kasar anak TK ini, guru
perlu mempersiapkan area atau lingkungan outdoor yang tidak terlalu luas.
Guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan emosi siswa dalam
outdoor games tersebut. Metode bermain outdoor ini menjadikan siswa
tersalurkan energi berlebih yang dimilikinya. Kemampuan motorik kasar
yang telah berkembang dengan baik dapat berpengaruh terhadap aktivitas
serta perkembangan yang lain dan anak terhindar dari segala gangguan yang
mungkin terjadi akibat kemampuan motorik kasar yang terhambat.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
28
Berhasil tidaknya peningkatan kemampuan motorik kasar anak
tersebut bukan hanya merupakan tanggungjawab guru semata tetapi juga
orangtua siswa tersebut. Ketika anak terlalu dibiarkan berlama-lama
melakukan kegiatan atau aktivitas yang kurang memanfaatkan gerak otot-otot
besar tubuh seperti nonton TV atau bermain komputer maka usaha yang
dilakukan guru di sekolah kemungkinan tidak berhasil karena tidak didukung
dengan perhatian atau pengawasan orangtua terhadap anak. Sehingga perlu
adanya kerjasama antara guru dan orangtua.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
29
Berikut bagan kerangka berfikir dalam penelitian ini :
Gambar 2.1 Bagan kerangka berfikir
Kondisi awal
Guru dalam proses pembelajaran
belum menggunakan metode
outdoor games : pembelajaran
kurang menarik, waktu terbatas.
1. Anak didik kurang aktif
2. Kemampuan motorik
kasar rendah
Siklus I
Dalam kegiatan motorik
kasar digunakan metode
outdoor games dengan
media dadu raksasa
Hasil Siklus I :
1. Anak didik mulai menunjukan
minat dan keaktifan dalam
kegiatan motorik kasar
2. Kemampuan motorik kasar
anak dalam berlari, melompat,
meloncat, melempar dan
menangkap bola menunjukan
peningkatan tetapi belum
maksimal (ada beberapa
anak).
Siklus II
1. Anak didik mulai
menunjukan minat dan
keaktifan dalam kegiatan
motorik kasar
2. Kemampuan motorik kasar
anak dalam berlari,
melompat, meloncat,
melempar dan menangkap
bola menunjukan
peningkatan lebih maksimal.
Tindakan
Tindakan
Hasil Akhir :
Kemampuan motorik kasar anak dalam berlari, melompat, meloncat,
melempar dan menangkap bola mengalami peningkatan dengan
menerapkan metode outdoor games dengan media dadu raksasa.
Siklus II
Dalam kegiatan motorik
kasar digunakan metode
outdoor games dengan media
dadu raksasa
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013
30
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan dalam penelitian ini bahwa penerapan metode outdoor
games dengan media dadu raksasa dapat meningkatkan kemampuan motorik
kasar pada anak TK B Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto Tahun Ajaran
2012-2013.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Addiyanah Aktavia, FKIP UMP, 2013