bab ii kajian teori 2.1. 2.1.1. · 2013. 5. 15. · 5 bab ii kajian teori . 2.1. hasil belajar ....

16
5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hasil Belajar 2.1.1. Belajar dan perilaku belajar Menurut Baharudin dalam bukunya yang berjudul Teori Belajar dan Pembelajaran mengemukakan belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan dan pengalaman. Belajar dapat membawa perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan. “ 1 . Belajar juga dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Dalam belajar konstruktivistik guru berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Dalam pendekatan ini peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. 2.1.2. Prinsip prinsip belajar Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari kebutuhan internal siswa untuk belajar. Beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar belajar dalam proses pembelajaran, yaitu : 1 Baharudin & Wahyuni nur Esa, 2010, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, hal. 12.

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1. Hasil Belajar

    2.1.1. Belajar dan perilaku belajar

    Menurut Baharudin dalam bukunya yang berjudul Teori Belajar dan Pembelajaran

    mengemukakan belajar merupakan “aktivitas yang dilakukan seseorang untuk

    mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan dan pengalaman. Belajar

    dapat membawa perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan. “1. Belajar juga

    dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

    Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan

    pengetahuan. Dalam belajar konstruktivistik guru berperan membantu agar proses

    pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Dalam pendekatan ini peranan

    utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam mengkonstruksi

    pengetahuannya sendiri.

    2.1.2. Prinsip – prinsip belajar

    Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya

    peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka pembelajaran harus

    dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari kebutuhan

    internal siswa untuk belajar.

    “Beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi

    penerapan prinsip-prinsip belajar belajar dalam proses

    pembelajaran, yaitu :

    1 Baharudin & Wahyuni nur Esa, 2010, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, hal. 12.

  • 6

    1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya

    sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar

    tersebut untuknya.

    2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan

    untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan

    belajar.

    3. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah

    segera diberikan penguatan(reinforcement).

    4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah

    pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.

    5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari

    sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan

    belajar dan mengingat lebih baik.”2

    Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar

    terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai

    hasil yang harapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang

    sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat berperan aktif di dalam proses

    pembelajaran.

    2.1.3. Hasil Belajar

    Hasil belajar memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Penilaian terhadap

    hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam

    upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui berbagai kegiatan belajar. Selanjutnya,

    dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih

    lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

    “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

    menerima pengalaman belajarnya.”3. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan

    pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi

    2 Davies, 1991 : 32

    3 Sudjana, 2001:22.

  • 7

    hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga

    ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

    2.2. Metode Mengajar

    Metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yangdikembangkan oleh guru

    berdasarkan pertimbangan rasional tertentu.

    “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi

    pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses

    pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.” 4

    Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh

    seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Tujuan

    proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang

    diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara

    sistematik dan sistemik.

    2.3. Pembelajaran Kooperatif Teams Game Tournament (TGT)

    2.3.1. Pengertian pembelajaran kooperatif

    Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan

    kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif

    memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja

    sama.

    kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah

    jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis

    kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.

    4 M. Sobri Sutikno, 2009:88.

  • 8

    penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

    Tujuan Pembelajaran Kooperatif

    Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas

    akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam

    memahami konsep-konsep yang sulit.

    Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang

    mempunyai berbagai macam latar belakang.

    Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social

    siswa

    Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai berikut:

    Tabel 1

    Fase-fase Model Pembelajran Kooperaif

    Fase Indikator Aktivitas Guru

    1 Menyampaikan tujuan

    dan memotivasi siswa

    Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang

    ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

    memotivasi siswa

    2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan

    jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

    3 Mengorganisasikan

    siswa ke dalam

    kelompok-kelompok

    belajar

    Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

    caranya membentuk kelompok belajar dan

    membantu setiap kelompok agar melakukan

    transisi efisien

    4 Membimbing

    kelompok bekerja dan

    Guru membimbing kelompok-kelompok belajar

    pada saat mengerjakan tugas

  • 9

    belajar

    5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

    yang telah dipelajari atau masing-masing

    kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

    6 Memberikan

    penghargaan

    Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau

    hasil belajar siswa baik individu maupun

    kelompok.

    2.3.2. Pengertian Teams Game Tournament ( TGT )

    Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran

    kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada

    perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur

    permainan dan reinforcement.

    Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif

    model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan

    tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

    2.3.3. Ciri – ciri model pembelajaran kooperatif tipe TGT

    1. Penyajian kelas.

    Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,

    biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang

    dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan

    memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih

    baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan

    skor kelompok.

  • 10

    2. Kelompok (team).

    Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen

    dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah

    untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk

    mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

    3. Game.

    Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji

    pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan

    game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu

    bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang

    menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan

    siswa untuk turnamen mingguan

    4. Turnamen.

    Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru

    melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen

    pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Empat siswa tertinggi

    prestasinya dikelompokkan pada meja I, empat siswa selanjutnya pada meja II dan

    seterusnya.

    5. Team recognize (penghargaan kelompok).

  • 11

    Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team

    akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang

    ditentukan.

    2.3.4. Langkah-langkah Pembelajaran TGT

    a. Pengajaran. Mempersiapkan materi pembelajaran.

    b. Tim. Membagi siswa dalam beberapa tim atau kelompok, yang terdiri dari empat

    sampai lima orang siswa. Kemudian menempatkan siswa pada kelompoknya masing-

    masing

    c. Turnament, guru memberikan soal atau lembar kerja yang dikerjakaan oleh setiap

    kelompok dengan secara cepat dan benar, kelompok yang lebih dulu selesai

    mengerjakan harus berani mempresentasikan hasil kelompoknya dengan salah sati

    siswa sebagai wakil dari kelompoknya.

    d. Rekognisi tim atau menetukan skor tim. Tim atau kelompok yang paling cepat

    mengerjakan dan benar merupakan kelompok yang mendapatkan skor paling tinggi.

    2.3.5. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran TGT

    Pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara

    inplisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT.

    “ Keunggulan dan kelemahannya sebagai berikut:

    Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT

    memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari

    kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas

    tradisional.

    Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka

    peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada

    keberuntungan.

    TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk

    rasa harga diri akademik mereka.

  • 12

    TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama

    verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)

    Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi

    menggunakan waktu yang lebih banyak.

    TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-

    remaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima

    skors atau perlakuan lain.”5

    Sebuah catatan atau kekurangan yang harus diperhatikan oleh guru dalam

    pembelajaran TGT adalah bahwa nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai individual

    siswa. Dengan demikian, guru harus merancang alat penilaian khusus untuk

    mengevaluasi tingkat pencapaian belajar siswa secara individual.

    Metode pembelajaran TGT memiliki banyak kesamaan dinamika dengan STAD,

    tetapi menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan.

    Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan

    dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain,

    tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game, teman yang lain tidak boleh

    membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.

    “Pembelajaran kooperatif dengan metode TGT ini memiliki kesamaan

    dengan metode STAD dalam pembentukan kelompok dan

    penyampaian materi tetapi menggantikan kuis dengan turnamen

    dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota lain untuk

    meyumbangkan poin bagi skor timnya.”6

    Beberapa keuntungan dari teknik permainan dalam situasi belajar kelompok, yakni

    bermanfaat khususnya untuk mengajarkan aspek-aspek kognitif tingkat tinggi seperti

    analisis, dengan adanya persaingan untuk mendapatkan kemenangan maka akan

    menimbulkan motivasi yang kuat bagi siswa, dan dengan teknik permainan ini terbentuk

    suatusituasi belajar yang menyenangkan yang tentu saja sangat mempengaruhi tingkat

    5 Slavin : 2008

    6 Slavin, 2008. 13

  • 13

    konsentrasi, kecepatan menyerap materi pelajaran, jumlah pelajaran dan kematangan

    pemahamannya.

    2.4. Karakteristik Mata Pelajaran Ekonomi di SMA

    2.4.1. Karakteristik Mata Pelajaran Ekonomi

    Mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang diajarkan di SMA kelas

    X, kelas XI jurusan IPS dan kelas XII jurusan IPS. Mata pelajaran ekonomi merupakan

    mata pelajaran dengan tehnik perhitungan sehingga diperlukan metode dan ketepatan

    mengajaruntuk mencapai ketuntasan belajar murid.

    Tujuan yang hendak dicapai melalui pengajaran ekonomi materi inflasi dan indeks

    hargadalah :

    - Mampu memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi

    - Memahami PDB, PDRB, PNB dan PN

    - Memahami konsumsi dan investasi

    - Memahami uang dan perbankan

    Cara menyajikan materi pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, diskusi dan

    diakhiri dengan tes. Namun, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Seorang guru

    harus teliti dalam memilih dan menerapkan tehnik pembelajaran mata pelajaran ekonomi

    2.4.2. Materi Inflasi dan Indeks harga di Mata Pelajaran Ekonomi

    Mata pelajaran Ekonomi dengan Standar Kompetensi Memahami PDB, PDRB,

    PNB dan PN, dan dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan Inflasi dan Indeks Harga

    merupakan salah satu mata pelajaran yang diterima oleh siswa kelas X semester 2.

  • 14

    a. Pengertian Inflasi

    Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.

    Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Istilah

    inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala

    dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

    b. Jenis – jenis inflasi

    - Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

    1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun). Inflasi ringan adalah inflasi yang masih

    belum terlalu mengganggu keadaan ekonomi. Inflasi ini dapat dikendalikan karena

    harga-harga naik secara umum, tetapi belum mengakibatkan krisis di bidang

    ekonomi. Inflasi ringan nilainya di bawah 10% per tahun.

    2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun). Inflasi sedang belum

    membahayakan kegiatan ekonomi, tetapi inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan

    masyarakat yang mempunyai penghasilan yang tetap. Inflasi sedang berkisar antara

    10% - 30% per tahun.

    3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun). Inflasi ini sudah mengacaukan

    kondisi perekonomian. Pada kondisi inflasi berat ini orang cenderung menyimpang

    barang. Orang tidak mau untuk menabung karena bunga bank lebih rendah dari laju

    angkat inflasi. Inflasi berat berkisar antara 30% - 100% per tahun.

    4. Inflasi sangat berat atau Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun). Inflasi jenis ini

    sudah mengacaukan kondisi perekonomian dan susah dikendalikan walaupun dengan

    tindakan moneter dan tindakan fiskal. Inflasi sangat berat ini nilainya di atas 100%

    per tahun.

  • 15

    - Jenis inflasi berdasarkan penyebabnya

    a. Inflasi karena kenaikan permintaan. Kenaikan permintaan kadang tidak dapat

    dipenuhi produsen, karena itu harga-harga akan cenderung naik. Hal ini sesuai dengan

    hukum ekonomi jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap maka harga akan

    naik.

    b. Inflasi karena kenaikan biaya produksi. Naiknya ongkos produksi mengakibatkan

    harga penawaran barang naik. Harga penawaran biaya produksi naik, sehingga harga

    naik dan akan menyebabkan inflasi.

    - Jenis Inflasi berdasarkan asal atau sumbernya

    a. Inflasi dari dalam negeri. Inflasi dalam negeri diakibatkan karena defisit anggaran

    belanja sehingga dicetaknya uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga

    bahan makanan menjadi mahal.

    b. Inflasi dari luar negeri. Inflasi dari luar negeri adalah inflasi akibat naiknya barang

    impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau

    adanya kenaikan tarif impor barang.

    c. Cara mengatasi inflasi

    1. Kebijakan Moneter. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan

    pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar.

    2. kebijakan Fiskal. Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial

    pemerintah.

    3. Kebijakan Non Moneter. Kebijakan nom moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan

    dengan finansial pemerintah maupun jumla uang yang beredar.

  • 16

    d. Dampak inflasi

    Dampak dari inflasi ada yang positif tapi ada juga yang negatif. Apabila inflasi itu

    ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong

    perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang

    bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa

    inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan

    perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.

    Pengertian indeks harga konsumen dan produsen serta perhitungannya

    Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang

    mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.

    Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-

    barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi.

    Angka indeks harga dapat dirumuskan sebagai berikut :

    ∑Pn

    Pn = -------x 100%

    ∑Po

    Keterangan :

    P = angka indek harga pada tahun n

    Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung indeknya

    Po = harga tahun dasar

  • 17

    Indek harga dengan Metode Laspeyres

    ∑Pn x Qo

    IL = --------------- x 100%

    ∑Po x Qo

    keterangan :

    IL = angka indek laspeyres.

    Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung angka indeknya.

    Po = harga tahun dasar.

    Qo = kuantitas tahun dasar.

    Indek harga dengan metode Paasche

    ∑Pn x Qn

    IP = --------------- x 100%

    ∑Po x Qn

    Perhitungan inflasi dengan indeks harga

    keterangan :

    a. IHK n-1 = indeks harga konsumen tahun sebelumnya

    b. IHK n = indeks harga konsumen tahun sekarang

    %1001

    1 xIHK

    IHKIHKIR

    n

    nnn

  • 18

    2.4.3. Penggunaan Metode TGT dalam Pembelajaran

    Pembelajaran ekonomi dengan kompetensi dasar mendeskripsikan inflasi dan

    indeks harga perlu diajarkan secara tepat dan melibatkan siswa secara aktif karena

    terdapat beberapa konsep hitungan. Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah

    satu tipe pembelajaran kooperatif yang dirangcang untuk memperngaruhi pola interaksi

    siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tipe ini melibatkan

    semua siswa untuk aktif selama proses pembelajaran untuk memecahkan permasalahan

    kesulitan dalam memahami materi.

    Langkah-langkah pembelajaran TGT dalam pembelajaran ekonomi :

    1. Mempersiapakan materi pelajaran Inflasi dan Indeks Harga

    2. Membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa

    3. Membagikan tugas soal kelomok kepada masing-masing kelompok

    4. Menentukan kelompok yang paling mendapat nilai tertinggi

    Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu untuk

    meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa

    meningkat. Penerapan metode kooperatif tipe TGT memiliki banyak manfaat bagi siswa.

    Adapun manfaat dari pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah :

    a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar

    b. Hasil belajar meningkat atau lebih baik

    Dari manfaat diatas diketahui bahwa siswa akan lebih termotivasi belajar dan hasil

    belajar menjadi lebih baik.

  • 19

    2.5. Hipotesis Penelitian

    Perumusan hipotesis tindakan berdasarkan pada landasan teori dan penelitian yang

    relevan yaitu pembelajaran dengan metode kooperatif Teams Game Tournament (TGT)

    pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Theresiana Salatiga dapat meningkatkan

    motivasi, ketrampilan sosial dan hasil belajar siswa kelas X.

    2.6. Kerangka Penelitian

    Hasil belajar siswa pada pelajaran ekonomi ditentukan oleh belajar siswa dalam

    memahami pelajaran ekonomi. Penggunaan metode kooperatif tipe TGT dipilih sebagai

    metode pembelajaran siswa yang dapat menimbulkan keaktifan siswa dalam rangka

    keberhasilan belajar ekonomi. Metode ini dilakukan dalam dua siklus, alur kerangka

    penelitian sebagai berikut:

  • 20

    Gambar 1. Kerangka Penelitian Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

    Penggunaan

    Metode

    Siklus I:

    Metode Pebelajaran Kooperatif Tipe TGT:

    1. Perencanan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi

    Perbaikan

    Penggunaan

    Metode

    Siklus II:

    Metode Pebelajaran Kooperatif Tipe TGT:

    1. Perencanann 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi

    Hasil Belajar

    < indikator

    kebehasilan

    Hasil Belajar

    > indikator

    kebehasilan

    ( 80 % )

    Kondisi awal Pra Siklus:

    Metode ceramah bervasiasi

    Hasil Belajar

    siswa rendah