bab ii kajian pustaka media berasal dari bahasa latin...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari
“Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli
memberikan definisi tentang media pembelajaran.
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana
fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video
dan sebagainya.
National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya
proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi
sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu
visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi
dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau
media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya
komputer dan internet.
7
2.1.2 Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman
yang dimiliki oleh para peserta didik. Jika peserta didik tidak
mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka
obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa
dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar –
gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak
hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas
oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan,
karena :
(a) obyek terlalu besar;
(b) obyek terlalu kecil;
(c) obyek yang bergerak terlalu lambat;
(d) obyek yang bergerak terlalu cepat;
(e) obyek yang terlalu kompleks;
(f) obyek yang bunyinya terlalu halus;
(g) obyek mengandung bahaya dan resiko tinggi. Melalui
penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu
dapat disajikan kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung
antara peserta didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk
belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari
yang konkrit sampai dengan abstrak
8
2.1.3 Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya
dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa
tujuan penggunaan media pengajaran adalah (1) agar proses belajar mengajar
yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna,
(2) untuk mempermudah bagi guru atau pendidik daiam menyampaikan
informasi materi kepada anak didik, (3) untuk mempermudah bagi anak didik
dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru atau pendidik, (4) untuk dapat mendorong keinginan
anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau
pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik, (5) untuk menghindarkan salah
pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain
terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru atau pendidik.
Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan
media adalah (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menimbulkan motivasi, (2) bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi,
dan (4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah (1) efektivitas dan
efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar, (2) meningkatkan motivasi belajar
siswa, (3) variasi metode pembelajaran, dan (4) peningkatan aktivasi siswa
dalam kegiatan belajar mengajar.
9
2.1.4 Alasan Penggunaan Media Pengajaran
Media pengajaran digunakan guru karena bertitik dari dua hal
berikut, yaitu
1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku
Belajar dipandang sebagai perubahan perilaku peserta didik.
Perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya melalui suatu
proses. Proses perubahan perilaku ini dimulai dari adanya rangsangan
yaitu peserta didik menangkap rangsangan kemudian mengolahnya
sehingga membentuk suatu persepsi. Semakin baik rangsangan yang
diberikan semakin kuat persepsi peserta didik terhadap rangsangan
tersebut.
Pembentukan persepsi harus diupayakan secara kuat oleh guru
agar terbentuk. Suatu pengalaman murid yang bermakna. Tetapi ada
kalanya pembentukan persepsi dapat terganggu karena terdapat
kekurangan atau hambatan dalam alat indera, minat, pengalaman,
kecerdasan, perhatian serta kejelasan objek yang akan dikenalkan.
Untuk menanggulangi kekurangan atau hambatan terbentuknya persepsi
harus diupayakan suatu bentuk alat bantu yang memudahkan atau
mengurangi hambatan-hambatan penguasaan kemampuan peserta didik.
Oleh karena itu digunakan media pengajaran sebagai pemecahannya.
2. Belajar merupakan proses komunikasi
Proses belajar mengajar pada hakekatnya merupakan proses
komunikasi. Proses komunikasi adalah proses menyampaikan pesan
dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima
pesan. Dalam proses penyampaian pesan tersebut tidak selamanya
sukses, karena terdapat beberapa hambatan baik yang ditimbulkan dari
yang pemberi pesan atau pun dari penerima pesan. Hambatan atau
gangguan dalam proses komunikasi ini disebut noises.
Nois atau hambatan dalam peristiwa itu bisa bermacam-
macam. Dalam proses pengajaran, nois itu dapat berupa keterbatasan
peserta didik secara fisik, psikologis, cultural maupun lingkungan.
10
keterbatasan secara fisik atau keterbatasan tubuh dapat berupa,
keterbatasan daya indera, sakit, kelelahan, dan lain sebagainya.
Keterbatasan psikologis dapat berupa minat, kecerdasan, kepercayaan,
sikap, dan lain sebagainya. Keterbatasan secara cultural misalnya adat
yang berbeda, kebiasan hidup, sikap hidup, norma-norma, kepercayaan,
bahasa, dan lain sebagainya. Sedangkan keterbatasan dalam aspek
lingkungan dapat berupa keadan mencekam atau menakutkan,
bising,populasi dan sebagianya. Untuk meredam, memperkecil,
mengatasi atau menghilangkan beragam keterbatasan dalam
komunikasi itu, dapat digunkan alat perantara yang disebut media
pengajaran.
2.1.5 Prinsip-Prinsip Pemilihan Suatu Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran akan
memberi kontribusi terhadap efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran.
Berbagai hasil penelitian pada intinya menyatakan bahwa berbagai macam
media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada peserta didik
dalam proses pembelajaran. Namun demikian peran tenaga pengajar itu
sendiri juga menentukan terhadap efektivitas penggunaan media dalam
pembelajaran. Peran tersebut tercermin dari kemampuannya dalam memilih
media yang digunakan.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran perlu
mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:
1. Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk semua tujuan.
Suatu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi
mungkin tidak cocok untuk pembelajaran yang lain.
2. Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini
berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu mengajar guru
saja, tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan
komponen lain dalam perancangan pembelajaran. Tanpa alat bantu
11
mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi
tanpa media itu tidak akan terjadi.
3. Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah
untuk memudahkan belajar peserta didik. Kemudahan belajar peserta
didik haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan
suatu media.
4. Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran
bukan hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan
mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang
berlangsung.
5. Pemilihan media hendaknya objektif, yaitu didasarkan pada tujuan
pembelajaran, tidak didasarkan pada kesenangan pribadi tenaga
pengajar.
6. Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan
peserta didik. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan
media yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk
tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.
7. Kebaikan dan kekurangan media tidak tergantung pada kekonkritan
dan keabstrakannya saja. Media yang konkrit wujudnya, mungkin
sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak
dapat pula memberikan pengertian yang tepat.
Sedangkan faktor faktor yang harus dipertimbangkan dalam
memilih media adalah:
1. Objektivitas, artinya pemeilihan media tidak didasarkan karena
kesukaan peribadi atau sekedar hiburan sehingga menghiraukan
kegunaan dan relevensinya dengan bahan dan kerakteristik peserta
didik;
2. Program pengajaran, artinya memilih media harus disesuiakan
dengan program pengajaran karena tidak semua media dapat
digunakan untuk semua program pengajaran
12
3. Situasi dan kondisi, artinya pemilihan media harus disesuaikan
dengan situasi belajar mengajar artinya disesuikan dengan metode
mengajar, materi pelajaran, serta lingkungan sekolah dan kelas;
4. Kualitas teknik, yaitu kesiapan operasional media sebelum
digunakan, misalnya tipe recorder apakah semua masih berjalan baik
atau ada kerusakan;
5. Keefektifan dan efisiensi penggunaan artinya penggunaan media
bukan semata-mata karena melaksanakan salah satu komponen-
komponen tetapi apakah media itu betul-betul berguna untuk
memudahkan penguasaan peserta didik.
2.1.6 Langkah-Langkah Dalam Mengunakan Media Pembelajaran
Menurut Maroebeni tahapn-tahapan dalam menggunakan media CD
Interaktif dibagi menjadi 3 tahap, yaitu persiapan,pelaksanaan dan tindak
lanjut.
1. Tahap persiapan meliputi:
a Meneliti kelengkapan media audio interaktif dan petunjuk
pemanfaatan.
b Memeriksa peralatan penyaji, bahan belajar, dan sarana
penunjangnya.
c Mempelajari isi program
d Mengatur ruangan, tempat duduk siswa, dan peralatan
penyaji.
e Menjelaskan tujuan yang akan dicapai, topik yang akan
dipelajari, dan kegiatan yang akan dilakukan di kelas.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Guru berdiri di dekat peralatan pemanfaatan media dan
tidak berjalan ke sana kemari yang dapat mengganggu
perhatian siswa.
b. Memutar CD Interaktif dan mengatur volumenya.
13
c. Memperhatikan aktifitas siswa dan mengelola kelas sesuai
rancangan pembelajaran yang telah ditentukan.
d. Bila perlu hentikan CD Interaktif dan beri kesmpatan siswa
untuk bertanya
e. Hentikan CD Interaktif dan memberi kesempatan siswa
mengerjakan tugas bila pada media tersebut terdapat tugas
yang harus dikerjakan
f. Bila perlu memutar ulang CD Interaktif pada bagian yang
kurang jelas bagi siswa.
3. Tahap Tindak Lanjut
a. Mengajukan pertanyaan tentang materi SD Interaktif
b. Memberikan penguatan, penjelasan tambahan, dan
pengayaan terhadap materi yang telah didengarkan
c. Jika perlu memutar kembali media audio pada bagian-
bagian tertentu.
d. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan isi
program.
e. Memberikan tugas atau latihan dan tes sesuai dengan topik
f. Memeriksa jawaban siswa.
2.2 Pengertian CD Interaktif
2.2.1 Asal Mula CD Interaktif
CD Interaktif adalah salah satu media interaktif yang bisa terbilang
baru. Media ini sebenarnya merupakan pengembangan dari teknologi internet
yang akhir-akhir ini berkembang pesat. Sebagaimana dimaklumi bahwa
teknologi internet saat ini menjadi salah satu tolok ukur majunya suatu
perusahaan. Dari data disebutkan bahwa lebih dari 200 juta orang
menggunakan media ini, termasuk di antaranya penduduk Indonesia.
Nielsen (2000) menyatakan bahwa 3% dari penduduk Indonesia juga
merupakan pengguna aktif internet (Istanto, 2001). Data ini juga
memungkinkan perubahan yang semakin besar seiring semakin merakyatnya
14
teknologi ini di masyarakat. Hal yang sebenarnya tidak mengherankan,
mengingat internet memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan
media lain. Media ini demikian mudah digunakan, memiliki kecepatan tinggi,
dan yang paling penting bahwa internet memiliki jaringan yang mendunia.
Bahkan, dengan kenyataan tersebut kini setiap perusahaan atau lembaga yang
bergerak dalam bidang apapun merasa “berkewajiban” untuk memiliki situs
sendiri yang berfungsi menyampaikan informasi seputar eksistensi
keberadaan dirinya kepada masyarakat di seluruh dunia.
Berkembangnya internet ini tidak lepas dari perkembangan
teknologi PC (Personal Computer) dan software yang dari tahun ke tahun
semakin canggih. Terlebih lagi setelah diperkenalkannya teknologi
multimedia pada era tahun 80-an.
Versi online (aktif di jaringan) internet ini kemudian diadopsi dalam
versi offline (tanpa jaringan) dalam bentuk CD Interaktif dengan tampilan
yang tetap menarik walau terbatas penggunaannya pada lokal satu unit PC
saja. Hal ini yang menjadikan adanya korelasi antara internet dan CD
Interaktif.
2.2.2 Definisi CD Interaktif
CD Interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah
format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan
tujuan aplikasi interaktif di dalamnya. CD ROM (Read Only Memory)
merupakan satu-satunya dari beberapa kemungkinan yang dapat menyatukan
suara, video, teks, dan program dalam CD (Tim Medikomp, 1994).
Kemudian dalam program talk show e-Lifestyle yang ditayangkan
Metro TV pada 9 Agustus 2003 pukul 09.00 WIB disebutkan bahwa CD
Interaktif adalah sebuah CD yang berisi menu-menu yang dapat diklik untuk
menampilkan sebuah informasi tertentu.
Dari sini jelas bahwa sistem interaktif yang dipakai CD Interaktif
sama persis dengan sistem navigasi pada internet, hanya yang berbeda di sini
15
adalah media yang dipakai keduanya. CD Interaktif memakai media
offline berupa CD sementara Internet memakai media online.
2.2.3 Kelebihan dan kekuranagn CD Interaktif sebagai Media
Pembelajaran
Media pembelajaran saat ini sudah semakin beragam, mulai dari
media konvensional seperti buku dan alat peraga tradisional sampai dengan
media modern audio visual berupa kaset tape, VCD (Video Compact Disk),
maupun alat paraga modern lainnya. Dengan beragam media tersebut, maka
suatu sistem pembelajaran yang dapat menghadirkan suasana menyenangkan
mutlak diperlukan. Oleh karena itu tidak salah jika CD Interaktif merupakan
salah satu alternatif media yang dapat menjawab kebutuhan tersebut.
Menurut praktisi media Augus Savara dalam program e-
LifestyleMetro TV, Sabtu 9 Agustus 2003, kelebihan dan kekurangan CD
Interaktif antara lain:
Kelebihan CD interaktif yaitu:
a. Penggunanya bisa berinteraksi dengan program komputer.
b. Menambah pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud adalah
materi pelajaran yang disajikan CD Interaktif.
c. Tampilan audio visual yang menarik.
Kekurangan CD interaktif yaitu:
a. Medium yang digunakan hanya komputer.
b. Membatasi target audience karena hanya pemakai komputer
saja yang dapat mengaksesnya.
c. Pemeliharaannya harus hati-hati dari pada buku (tidak boleh
kena panas, tergores berat atau pecah).
Kelebihan pertama yang menyebutkan bahwa penggunanya bisa
berinteraksi dengan komputer adalah bahwa dalam CD Interaktif terdapat
menu-menu khusus yang dapat diklik oleh user untuk memunculkan
informasi berupa audio, visual maupun fitur lain yang diinginkan oleh
pengguna. Kemudian yang kedua adalah menambah pengetahuan.
16
Pengetahuan di sini adalah materi pembelajaran yang dirancang
kemudahannya dalam CD Interaktif bagi pengguna. Kelebihan ketiga adalah
tampilan audio visual yang menarik. Menarik di sini tentu saja jika
dibandingkan dengan media konvensional seperti buku atau media dua
dimensi lainnya. Kemenarikan di sini utamanya karena sistem interaksi yang
tidak dimiliki oleh media cetak (buku) maupun media elektronik lain (film
TV, audio).
Dari beberapa keunggulan CD Interaktif, dapat diketahui bahwa CD
Interaktif dapat membantu mempertajam pesan yang disampaikan dengan
kelebihannya menarik indera dan menarik minat, karena merupakan
gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan (Suyanto, 2003: 18).
2.3 Pengertian IPA
IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai ilmiah pada siswa serta rasa
mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan
yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan
berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.
17
Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa
hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:
1. Sikap : rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk
hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah
baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA
bersifat open ended;
2. Proses : prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;
metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan;
3. Produk : berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;
4. Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA
keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat
mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam
melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara
ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru.
Tujuan pengajaran IPA adalah untuk memahami konsep-konsep
IPA dan keterkaitannya dengan pengetahuan sehari-hari, memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan tentang
alam sekitar, mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-
benda serta kejadian di lingkungan sekitar, bersikap ingin tahu, tekun,
terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri,
mampu menerapkan berbagai konsep IPA, mampu menggunakan teknologi
sederhana, mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
18
2.4 Pembelajaran IPA Yang di Harapkan dengan mengunakan Media
Pembelajaran CD Interaktif
IPA sebagai disiplin ilmu dengan penerapannya di masyarakat
membuat IPA semakin penting. Tetapi pada kenyataannya pelaksanaan
pendidikan IPA sulit mengalami peningkatan hasil belajar. Hal ini membuat
permasalahan tersendiri bagi para pendidik untuk dapat membuat daya tarik
terhadap pembelajaran IPA bagi siswa. Anak-anak perlu diberi kesempatan
untuk berlatih ketrampilan-ketrampilan dalam pembelajaran IPA. Namun
karena proses berpikir anak masih pada tahap kognitif yang tidak dapat
dibandingkan dengan tahap kognitif ilmuan maka penyajian materi IPA untuk
SD hendaknya dimodifikasi sesuai perkembangan kognitif anak. Paulo Dan
Marten dalam (Srini. M, 2001:16) berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam bagi anak didefinisikan sebagai berikut:
a. Mengamati apa yang terjadi.
b. Mencoba mengamati apa yang diamati.
c. Mempergunkan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang
akan terjadi.
d. Menguji ramalan-ramalan dibawah kondisi-kondisi untuk melihat
apakah ramalan tersebut.
Penggunaan media yang tepat merupakan suatu alternatif untuk
mengatasi rendahnya hasil belajar peserta didik khususnya pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ). Penggunaan media pembelajaran
yang tepat dalam mengajar, diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. Pemilihan media harus mempertimbangkan dari segi kecocokannya
terhadap materi yang diajarkan serta keadaan siswa yang meliputi
kemampuan maupun waktu yang dimiliki. Keberhasilan pendidikan salah
satunya ditunjukkan dengan semakin meningkatnya hasil belajar siswa.
Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa antara lain
adalah media yang digunakan dalam pembelajaran. Salah satu tantangan yang
dihadapi oleh guru adalah menentukan media pembelajaran yang digunakan
19
dalam mengajar agar siswa dapat belajar lebih giat sehingga memperoleh
hasil belajar yang tinggi.
2.5 Pengertian Hasil Belajar
2.5.1 Belajar
Menurut Winkel (1987:36) menyebutkan bahwa belajar merupakan
suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara
relatif konstant dan berbekas.
Menurut Dalyono (dalam Cahyadi, 2010:5) belajar dapat
didefinisikan sebagai salah satu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah
laku, sikap, kebiasaan. Ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dijelaskan sebelumnya,
penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas
atau usaha yang menyebabkan perubahan dalam diri seseorang, misalnya
dalam hal sikap, tingkah laku, pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan
lain-lain sebagai akibat dari adanya interaksi dengan lingkungan untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.5.2 Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Lunandar, 2010:7), hasil
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan
dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dari sisi
guru, adalah bagaimana guru bias menyampaikan pembelajaran dengan baik
dan siswa bias menerimanya.
Menurut Winkel (1987:36), mengemukakan bahwa hasil belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Sedangkan
pendapat lain disampaikan Arif Gunarso (dalam Lunandar, 2010: 5), yang
menyatakan bahwa “hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh
20
seseorang setelah melakukan usaha-usaha belajar”. Jadi hasil belajar adalah
hasil yang diperoleh seseorang dari belajar yang telah dilakukannya.
Pendapat berbeda juga disampaikan Nana sudjana (dalam Lunandar,
2010:8) menyatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai
akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi
hasil belajar yang dipeoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil
belajar yang dicapai siswa.
Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh mengenai hasil belajar,
penulis mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah bukti dari
keberhasilan seseorang dalam belajar. Hasil belajar ini biasanya diwujudkan
dalam bentuk angka, nilai, maupun huruf. Semakin tinggi hasil belajar yang
dipeoleh siswa, maka berhasillah tujuan belajar yang dilakukan siswa tersebut.
Dalam penelitian ini penulis memberikan pembatasan hasil belajar pada aspek
kognitif saja, hasil belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka.
2.6 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan belajar yang kondusif, hai ini akan bekaitan dengan faktor dari
luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah mendapat
pengetahuan, penanaman konsep, ketrampilan, dan pembentukan sikap.
Menurut Slameto (1988:56-74) faktor yang mempengaruhi hasil
belajar digolongkan menjadi duayaitu: faktor intern yang meliputi: faktor
jasmaniah, psikologis, dan kelelahan, sedangkan faktor ekstern meliputi:
faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Menurut Slameto (1988:56-74) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
diri siswa. Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor internal antara lain: (1)
faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh); (2) faktor psikologis
(intelegensi, minat, perhatian, bakat motif, dan kematangan); dan (3) faktor
kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani).
21
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
diri individu. Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah: (1) faktor
keluarga (cara mendidik orang tua, relasi antaranggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan); (2) faktor sekolah (metode mengajar, relasi guru dan siswa,
relasi siswa dengan siswa, isiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah); (3) faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, massa
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal terdiri dari: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
Sedangkan untuk faktor eksternal, terdiri dari: faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat.
Kedua faktor yang telah dijelaskan diatas memberikan pengaruh
yang banyak bagi siswa. Untuk dapat memperoleh hasil belajar yang baik atau
memuaskan siswa harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar di atas agar terwujud kebiasaan belajar yang baik.
2.7 Kajian Hasil-Hasil Yang Relevan
Penggunaan media pembelajaran CD interaktif adalah menggunakan
program aplikasi presentasi dari multimedia yang dikemas dalam sebuah CD
(Compact Disk) sebagai media dalam proses pembelajaran. Penelitian yang
terdahulu yang pernah dilakukan oleh Rahmawati. 2006. “Efektivitas CD
Interaktif sebagai Media Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Tata Nama
Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana Kelas X Semester I SMA Teuku
Umar Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006”. Hasil penelitiannya, dengan
menggunakan media CD interaktif terbukti dapat meningkatakan keefektifan
pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa dan Persamaan
Reaksi Sederhana Kelas X Semester I SMA Teuku Umar Semarang Tahun
Ajaran 2005/2006.
22
Suprayitno, 2010 (2010) Penggunaan Media CD Interaktif Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV SD N Sayung 03
Demak. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang. Hasil
penelitian penggunaan media CD interaktif dalam pembelajaran IPS
menunjukan pada siklus I diperoleh persentase keterampilan guru 62,5%
kategori cukup, siklus II meningkat menjadi 84% dengan kategori baik, pada
siklus III meningkat menjadi 94% dengan kategori sangat baik. Aktivitas
siswa, pada siklus I persentase aktivitas siswa 68% kategori cukup, siklus II
meningkat menjadi 78% kategori baik, sedangkan pada siklus III aktivitas
siswa meningkat 86% dengan kategori sangat baik. Hasil belajar siswa juga
mengalami peningkatan, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 54,16 dengan
persentase ketuntasan 37%, siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 61,25
dengan persentase ketuntasan 58%, pada siklus III nilai rata-rata meningkat
80,4 dengan persentase ketuntasan 92%. Sehingga pada siklus III indikator
keberhasilan sudah dapat tercapai. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media CD interaktif dapat meningkatkan hasil belajar IPS
siswa kelas IV SD N Sayung 03 Demak. Saran yang dapat diberikan adalah
diadakan penelitian lebih lanjut agar penelitian ini dijadikan salah satu cara
yang paling tepat untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan, terutama
yang berkaitan dengan masalah upaya peningkatan hasil belajar siswa dan
prestasi sekolah.
Penelitiaan lain yang dilakukan oleh Santoso (2010) “Penggunaan
media CD interaktif dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 4 SDN Mangguan 1 Pasuruan”. Hasil penelitiannya,
Penggunaan media CD Interaktif terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas siswa. Hasil ini terlihat dari hasil tes siswa yang mengalami
perubahan yang signifikan sebelum menggunakan media CD Interaktif dan
setelah menggunakan media CD Interaktif.
23
2.8 Kerangka Berpikir
Penggunaan media pembelajaran CD interaktif di sekolah sebagai
media pembelajaran sangat baik untuk menunjang proses belajar mengajar.
Apalagi dengan desain-desain yang ada pada program CD interaktif, hal itu
dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Dengan media pembelajaran
CD interaktif dapat memanipulasi teori-teori yang abstrak atau bias menjadi
konkrit, misalnya contoh penyajian dengan menggunakan media CD
interaktif dalam materi gerhana matahari atau bulan maka kita bisa
meempergunakan video animasi yang dibentuk seperti terjadinya gerhana
matahari atau bulan untuk membuktikan terjadinya gerhana matahari atau
bulan secara langsung.
Penggunaan media pembelajaran CD interakif dalam proses belajar,
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena media sangat
besar pengaruhnya dalam meningkatkan keberhasilan belajar, oleh karena itu
wajar jika guru meningkatkan pemanfaatan media pembelajaran dalam proses
belajar. Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan
media interaktif dan maksimal, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
24
Untuk bagan kerangka berfikir dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 2.1Bagan kerangka berpikir penelitian
Kelas eksperimen yang menggunkan media pembelajaran CD
interaktif akan mendapatkan nilai yang lebih baik dari pada kelas kontrol
yang menggunkan pembelajaran konvesional.
Kelaskontrol
Pembelajaranseperti biasa
yang dilakukanguru
(konvesional)
Post-testPre-test
Terdapat pengaruhyang signifikan dengan
penggunaan mediapembelajaran CD
interaktif dimana hasilbelajar kelas
eksperimen lebihtinggi dari kelas
kontrol
Pembelajaran( media
pembelajaranCD interaktif )
Post-testKelaseksperimen
Pre-test
25
2.9 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian kajian teori dan karangka berpikir pada gambar
2.1 dapat ditarik hipotesis penelitian adalah terdapat pengaruh yang positif
penggunaan media pembelajaran CD interaktif berpengaruh terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.
Hipotesis Statistika
H0 : ̅ = ̅Artinya rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen sama dengan rata-
rata-rata hasil belajar kelompok kontrol maka tidak terdapat pengaruh
yang positif penggunaan media pembelajaran CD interaktif berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Giling Kecamatan
Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.
H1 : ̅ > ̅Artinya rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih besar dari rata-
rata hasil belajar kelompok kontrol maka terdapat pengaruh yang positif
penggunaan media pembelajaran CD interaktif berpengaruh terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.