bab ii kajian pustaka dan perumusan hipotesis a.eprints.umm.ac.id/39741/3/bab ii.pdf · 2. teori...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang mengkaji tentang pengaruh leverage, ukuran perusahaan
dan profitabilitas terhadap konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan.
Tetapi, masih terdapat beberapa perbedaan antara penelitian satu dengan
penelitian lain, baik dari segi variabel yang digunakan maupun hasil
penelitiannya. Hasil penelitian yang berbeda menunjukkan adanya kontra antara
peneliti satu dengan peneliti yang lain. Berikut tabel ringkasan yang menunjukkan
penelitian terhadap konservatisme akuntansi dari penelitian sebelumnya.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Judul Metode
Penelitian
Variabel Hasil
Oktamegah
(2012)
faktor-faktor
yang
memengaruhi
penerapan
konservatisme
Regresi
Linier
Berganda
Debt
Covenant,
Bonus Plan
dan Political
Cost
bahwa debt
covenant dan political
cost mempengaruhi
konservatisme
sedangkan bonus plan
tidak mempengaruhi
penerapan
konservatisme
akuntansi.
Septian
(2014)
tentang
pengaruh
kepemilikan
manajerial,
ukuran
perusahaan,
debt covenant,
dan growth
opportunity,
terhadap
Regresi
Linier
Berganda
kepemilikan
manajerial,
ukuran
perusahaan,
debt
covenant,
dan growth
opportunity
struktur kepemilikan
dan ukuran
perusahaan
berpengaruh
signifikan terhadap
konservatisme
akuntansi sedangkan
debt covenant, dan
growth opportunity
tidak berpengaruh
7
konservatisme
akuntasnsi
signifikan terhadap
konservatisme
akuntansi.
Samuel
(2015)
pengaruh
konvergensi
IFRS dan
ukuran
perusahaan
terhadap
tingkat
konservatisme
akuntansi
Regresi
Linier
Berganda
IFRS, firm
size,
profitabilitas
dan leverage
konvergensi IFRS,
ukuran perusahaan,
profitabilitas dan
leverage secara
signifikan
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi
Jayanti
(2016)
pengaruh
positive
accounting
theory,
profitabilitas
dan operating
cash flow
terhadap
penerapan
konservatisme
Regresi
Linier
Berganda
positive
accounting
theory,
profitabilitas
dan
operating
cash flow
debt covenant dan
political cost tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme. bonus
plan dan profitabilitas
berpengaruh negatif
terhadap
konservatisme,
sedangkan operating
cash flow
berpengaruh positif
terhadap
konservatisme.
Susanto
(2016)
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
konservatisme
akuntansi
Regresi
Linier
Berganda
Ukuran
Perusahaan,
leverage dan
growth
opportunities
ukuran
perusahaan
berpengaruh positif
terhadap
konservatisme,
sedangkan leverage
dan growth
opportunities tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme.
8
Dari Tabel 2.1 diatas menunjukkan adanya perbedaan hasil dari satu
penelitian dengan penelitian yang lain. Temuan Oktamega (2012) menunjukkan
bahwa debt covenant dan political cost berpengaruh terhadap konservatisme. Hal
ini berbeda dengan temuan septian (2014) dan jayanti (2016) yang menunjukkan
bahwa debt covenant tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Pada penelitian Samuel (2015) menunjukkan bahwa leverage secara
signifikan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal tersebut berbeda
dengan temuan Susanto (2016) yang menunjukkan bahwa leverage tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
B. Teori dan Kajian Pustaka
1. Teori Keagenan
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam
teori agensi bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak antara pemilik
sumber daya (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan
pengendalian sumber daya tersebut. Teori agensi dapat dijelaskan dengan
hubungan antara manajemen dengan pemilik, manajemen sebagai agen secara
moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik
(principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi yang sesuai
dengan kontrak. Terdapat perbedaan kepentingan antara agent dan principal yang
dapat mendorong timbulnya konflik yang dapat merugikan kedua belah pihak
(agency problem). Dalam hal tersebut, manajer sebagai agent yang mempunyai
wewenang dari principal biasanya cenderung melakukan perilaku yang tidak
seharusnya (dysfunctional behavior) untuk kepentingan dan keuntungannya
9
sendiri. Diasumsikan bahwa manusia selalu menentukan tujuan terlebih dahulu
sebelum memilih untuk melakukan suatu aksi.
Lafond and Watts (2006) berpendapat bahwa laporan keuangan yang
mengaplikasikan prinsip konservatisme dapat mengurangi biaya agen yang
muncul akibat dari asimetri informasi dimana pihak manajemen memiliki
informasi lebih banyak dari pihak investor selain itu prinsip konservatisme juga
mengurangi kemungkinan manajer melakukan manipulasi laporan, perilaku
manipulasi yang paling sering terjadi dalam terori keagenan yaitu pencatatan laba
yang lebih tinggi. Pencatatan laba yang lebih tinggi ini disebabkan insentif
manajemen berupa bonus yang diukur dari kinerja manajemen dalam
menghasilkan laba dan juga sebagi pertimbangan investor untuk mengambil
keputusan. Banyak dukungan terhadap penerapan prinsip konservatisme namun
ada pula yang mengkritik prinsip ini sehingga prinsip konservatisme dianggap
sebagai prinsip yang kontroversional. Untuk mengurangi biaya keagenan dan
mengurangi terjadinya asimetri informasi perusahaan harus menerapkan prinsip
konservatisme (Lafond and Watts, 2006)
2. Teori Akuntansi positif
Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis
dalam teori akuntansi positif yaitu, bonus plan, debt covenant, dan political cost.
Hipotesis debt covenant menurut Sukartha (2007) adalah suatu perjanjian atau
kontrak jangka panjang. Kontrak utang (debt covenant) menurut Harahap (2012)
merupakan suatu perjanjian antara kreditor dan debitor dimana perjanjian ini
berfungsi sebagai pelindung bagi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan
10
kreditor berupa pembagian deviden yang berlebihan dan membiarkan ekuitas
berada dibawah tingkat yang ditentukan. Perusahaan menggeser laba-laba dari
periode yang akan datang untuk meningkatkan laba pada periode sekarang
sehingga rasio utang/ekuitas mengalami penurunan. Semakin rendah rasio
utang/ekuitas makan akan semakin rendah pula potensi kebangkrutan sehingga
perusahaan termotivasi untuk menghindari kedekatan terhadap kovenan utang
untuk mendapat suku bunga pinjaman yag lebih rendah.
Salah satu positive accounting theory menurut Watts dan Zimmerman
(1986) adalah political cost hypothesis atau hipotesis biaya politis. Perusahaan
melakukan penurunan laba dengan menggeser laba-laba keperiode selanjutnya
dengan tujuan menghindari tekanan politik berupa tuduhan monopoli dengan
menunjukkan laba perusahaan tidak berlebihan seperti yang dicurigai, melobi ke
kongres untuk menghindari tuntutan serikat kerja dengan menunjukkan bahwa
laba perusahaan menurun, melindungi industri dari barang impor yang
menyebabkan keuntungan industri merosot dan lain sebagainya.
3. Konservatisme Akuntansi
Konservatisme adalah reaksi yang cenderung mengarah pada sikap kehati-
hatian dalam mengambil tindakan atau keputusan dasar untuk menghadapi
ancaman dalam lingkungan bisnis yang sudah cukup dipertimbangkan. Ancaman
tersebut timbul akibat ketidak pastian yang melekat dalam perusahaan yang
melingkupi aktivitas bisnis maupun ekonomi. Implikasi dari penerapan
konservatisme dapat dilihat dari penggunaan metode akuntansi yaitu mengakui
11
biaya dan rugi yang kemungkinan terjadi tetapi tidak mengantisipasi keuntungan
meskipun keuntungan besar terjadi (Suwarjono, 2014)
Konservatisme menurut Basu (1997) didefinisikan sebagai praktik tidak
meningkatkan laba untuk merespon berita baik tetapi melakukan pengurangan
laba untuk merespon berita buruk. Kaidah pokok yang dimiliki oleh prinsip
konservatisme yaitu pengakuan kerugian yang mungkin terjadi tetapi tidak boleh
mengantisipasi laba sebelum terjadi sehingga apabila dihadapkan beberapa
pilihan, akuntan disarankan untuk memilih metode akuntansi yang tidak
menguntungkan. Menurut Basu (2007) konservatisme didefinisikan suatu praktik
yang mengurangi laba dan mengecilkan aktiva bersih dalam merespon berita
buruk tetapi apabila terdapat kabar baik perusahaan tidak meningkatkan labanya.
Penerapan prinsip konservatisme akuntansi dapat mengurangi perusahaan dalam
menciptakan manipulasi terhadap laba dalam menyampaikan laporan keuang
sehingga perilaku opertunistik manajer dapat dibatasi (Watts, 2003).
Konservatisme akuntansi secara tradisional didefinisikan sebagai laba yang
tidak di antisipasi tetapi melakukan antisipasi terhadap kerugian (Lo, 2005). Tidak
mengantisipasi laba berarti mengakui laba setelah suatu verifikasi secara hukum
dilakukan sedangkan, pengantisipasian rugi berarti pengakuan rugi sebelum suatu
verifikasi secara hukum dapat dilakukan.
Savitri (2015) menyatakan bahwa konservatisme merupakan salah satu
prinsip yang digunakan dalam melaporkan keuangan perusahaan. Hal ini
didukung dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang menyebutkan ada
beberapa metode yang menerapkan prinsip konservatisme. Beberapa pilihan
12
metode dalam peryataan standar akuntansi keuangan yang dapat menimbulkan
konservatisme akuntansi yaitu:
1. PSAK No. 14 tentang persediaan
Perusahaan dapat mencatat biaya persediaan dengan menggunakan salah
satu dari metode yang telah ditetapkan yaitu metode rata-rata tertimbang
dan metode FIFO (First In First Out)
2. PSAK No. 16 tentang aset tetap dan aset lain-lain yang mengatur estimasi
masa manfaat suatu aset tetap.
Penggunaan aset tetap yang serupa dapat digunakan perusahaan untuk
pengalaman mengestimasi dan mempertimbangkan masa manfaat suatu
aset. Perusahaan harus melakukan penyesuaian atas beban penyusutan saat
ini dan dimasa yang akan datang apabila perusahaan menemukan bahwa
masa manfaat suatu aset berbeda dari estimasi yang sebelumnya sehingga
estimasi masa manfaat harus diteliti kembali secara periodik. Standar ini
memungkinkan perusahaan melaporkan laba yang konservatif karena
perusahaan dapat mengubah masa manfaat aset yang digunakan.
3. PSAK No. 19 tentang aset tidak berwujud yang berkaitan dengan metode
amortisasi.
Terdapat beberapa pilihan metode yang digunakan perusahaan dalam
melaporkan amortisasi aset tak berwujud untuk mengalokasikan jumlah
penyusustan suatu aset atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaat.
4. PSAK No. 20 tentang biaya riset dan pengembangan.
13
Biaya dan manfaat ekonomis yang diharapkan perusahaan akan diperoleh
dari kegiatan riset dan pengembangan harus diperhatikan untuk
mengalokasikan biaya riset yang akan dialokasikan.
Beberapa PSAK tersebut terkait dengan penerapan prinsip konservatisme
akuntansi pada perusahaan. Dalam menyusun laporan keuangan, perusahaan
memiliki beberapa faktor apabila perusahaan memilih untuk menerapkan prinsip
konservatisme. Faktor tersebut dapat digunakan perusahaan untuk mengetahui
metode yang baik dalam penyusunan laporan keuangan Savitri (2015).
4. Leverage
Suprihastini (2007) menyatakan Leverage adalah penggunaan sumber dana
yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan
keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkat
keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Perusahaan dapat menggunakan
sumber dana dari dalam atau intern perusahaan (modal sendiri) dan dari luar
(utang) dapat digunakan perusahaan untuk membagi kegiatannya Jadi dapat
dikatakan utang adalah kewajiban perusahaan untuk memberikan kepada pihak
lain dimasa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi yang terjadi
sebelumnya berupa jasa, uang maupun barang.
Menurut Brigham (2007) rasio yang digunakan untuk mengukur
proporsi penggunaan hutang dalam membiayai investasi perusahaan dengan
tingkat signifikasi tinggi adalah leverage. Semakin besar leverage
perusahaan, maka akan semakin besar pula risiko kegagalan perusahaan
14
sehingga kreditor lebih mengharapkan tingkat hutang yang dimiliki
perusahaan rendah karena semakin rendah rasio utang, makin besar
perlindungan terhadap kreditor jika terjadi likuiditas.
5. Ukuran Perusahaan
Skala suatu perusahaan dapat diukur dengan total aset yang dimiliki karena
apabila perusahaan besar maka akan memiliki aset yang besar pula nilainya
(Hardiningsih, 2011). Political cost yang ditetapkan pemerintah misalnya berupa
pajak, pengawasan pemerintah semakin besar apabila ukuran perusahaan semakin
besar. Semakin besarnya penetapan pajak untuk perusahaan maka akan semakin
besar pula pemasukan untuk pemerintah.
Pemerintah sebagai kepanjangan tangan dari masyarakat yang memiliki
wewenang untuk melakukan pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada
masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku baik peraturan perpajakan
maupun peraturan lainnya. Hal tersebut akan menimbulkan konflik kepentingan
antara perusahaan dan pemerintah sehingga menjadi penyebab timbulnya political
cost. Informasi akuntansi berupa laba biasanya digunakan untuk proses
pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat melalui pemerintah.
Apabila perusahaan besar dan memiliki laba yang tinggi secara relatif permanen
biasanya lebih diawasi oleh masyarakat dan pemerintah, selain itu pemerintah
dapat terdorong untuk menaikkan pajak dan meminta layanan publik yang lebih
tinggi kepada perusahaan sehinggal hal tersebut dapat mendorong pihak
perusahaan untuk menerapkan konservatisme akuntansi (Oktamegah, 2012).
15
Political costs hypothesis mengenalkan dimensi politis ke dalam
konservatisme akuntansi. Ukuran perusahaan juga dapat menimbulkan biaya
politis. Perusahaan yang sangat besar didirikan dengan standar kinerja dan
profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan juga biaya politis. Hal ini
mendorong perusahaan-perusahaan berskala besar untuk menerapkan
konservatisma akuntansi (Watts dan Zimmerman 1986)
6. Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber yang ada dimana rasio ini
kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset dan utang pada hasil operasi
Brigham (2010).
Menurut Jayanti (2016) pada penelitiannya, perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi maka akan semakin tidak konservatis. Hal ini
dikarenakan apabila profitabilitas tinggi perusahaan akan cenderung menjaga
eksistensi dimata investor dan masyarakat karena profitabilitas sendiri dapat
menggambarkan kinerja perusahaan pada periode tertentu.
Pada saat profitabilitas mengalami penurunan perusahaan cenderung lebih
menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Mengingat prinsip konservatisme
akuntansi merupakan prinsip yang menerapkan sifat kehati-hatian untuk
menghadapai ancaman dilingkungan bisnis yang penuh ketidakpastian, sehingga
penerapan prinsip konservatisme akuntansi pada saat profitabilitas perusahaan
mengalami penurunan dapat digunakan untuk mengantisipasi berita buruk yang
terjadai dimasa yang akan datang. Penerapan prinsip konservatisme akuntansi
16
pada saat profitabilitas mengalami penurunan juga dapat digunakan digunakan
perusahaan untuk menganalisa lebih lanjut penyebab menurunnya profitabilitas.
Selain itu, prinsip konservatisme akuntansi juga dapat menghindari adanya laba
yang fiktif seperti membesarkan jumlah laba pada saat profitabilitas rendah demi
kepentingan pihak tertentu (Jayanti, 2016)
C. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Leverage terhadap konservatisme akuntansi
Debt covenant hypothesis memprediksi bahwa untuk memberi kesan kepada
pihak eksternal bawa kinerja perusahaan baik manajemen akan cenderung
memilih metode akuntansi yang dapat memaksimalkan laba. Menurut Watts dan
Zimmerman (1986) perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang
baik agar kreditor yakin bahwa perusahaan mampu dalam menutup utangnya
sehingga jumlah pinjaman yang diperoleh perusahaan semakin tinggi. Oleh
karena itu prinsip konservatisme akuntansi akan berkurang apabila semakin tinggi
utang yang dimiliki perusahaan. Hal ini konsisten terhadap penelitian Oktomegah
(2012) sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah :
H1 : Leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi
Semakin besar ukuran perusahaan maka akan menimbulkan tingginya
political cost yang dihadapi sehingga ukuran perusahaan dapat memicu political
cost yang salah satunya berupa pajak. Untuk mengurangi pajak perusahaan
cenderung menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Hal ini didukung oleh
17
penelitian (Septian, 2014) sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah :
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
3. Pengaruh profitabilitas terhadap konservatisme akuntansi
Perusahaan akan menyajikan laporan keuangan yang tidak konservatif
apabila perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang naik. Hal tersebut terjadi
karena perusahaan ingin menjaga eksistensi dimata investor dan masyarakat. Hal
ini didukung oleh penelitian Samuel (2015) Sehingga hipotesis ketiga dalam
penelitian ini adalah :
H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
D. Rerangka Pemikiran
Rerangka pemikiran berikut ini digunakan untuk meneliti Leverage, ukuran
perusahaan dan profitabilitas terhadap konservatisme.
Gambar 2.1
H1
Leverage
(X1)
Ukuran Perusahaan
(X2)
Konservatisme
Akuntansi
(Y)
Profitabilitas
(X3)
H2
H3