bab ii kajian pustaka dan hipotesis penelitian … ii.pdf · untuk mencapai efektivitas dan...

24
15 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang (Tandelilin, 2010:2). Harapan keuntungan di masa yang akan datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan keuntungan yang diharapkan atau sering disebut return. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam suatu keputusan, diperlukan ketegasan terhadap tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya dalam bidang investasi perlu menentukan tujuan apa yang hendak dicapai. Menurut Fahmi (2012:3), tujuan investasi yaitu: 1) Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut, 2) Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan (profit actual), 3) Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham, 4) Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa. Setiap akan melakukan keputusan investasi, selalu saja diperlukan proses. Proses tersebut akan memberikan gambaran pada setiap tahap yang akan ditempuh perusahaan. Secara umum proses manajemen investasi meliputi lima langkah (Fahmi, 2012:6), sebagai berikut:

Upload: phungtu

Post on 07-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Investasi

Investasi adalah suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana yang

dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan

datang (Tandelilin, 2010:2). Harapan keuntungan di masa yang akan datang

merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan keuntungan yang

diharapkan atau sering disebut return. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi

dalam suatu keputusan, diperlukan ketegasan terhadap tujuan yang diharapkan.

Begitu pula halnya dalam bidang investasi perlu menentukan tujuan apa yang

hendak dicapai. Menurut Fahmi (2012:3), tujuan investasi yaitu:

1) Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut,

2) Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan

(profit actual),

3) Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham,

4) Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.

Setiap akan melakukan keputusan investasi, selalu saja diperlukan proses.

Proses tersebut akan memberikan gambaran pada setiap tahap yang akan ditempuh

perusahaan. Secara umum proses manajemen investasi meliputi lima langkah

(Fahmi, 2012:6), sebagai berikut:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

16

1) Menetapkan sasaran investasi

Penetapan sasaran berarti melakukan keputusan yang bersifat fokus atau

menempatkan target sasaran terhadap yang akan diinvestasikan.

2) Membuat kebijakan investasi

Tahap ini berkaitan dengan bagaimana perusahaan mengelola dana yang

berasal dari saham, obligasi, dan lainnya untuk kemudian

didistribusikan ke tempat-tempat yang dibutuhkan.

3) Memilih strategi portofolio

Tahap ini menyangkut keputusan peranan yang akan diambil oleh pihak

perusahaan, yaitu apakah bersifat aktif atau pasif saja. Investasi aktif

akan selalu mencari informasi yang tersedia dan kemudian selanjutnya

mencari kombinasi portofolio yang paling tepat untuk dilaksanakan.

Sementara secara pasif hanya dapat dilihat pada indeks rata-rata atau

dengan perkataan lain berdasarkan reaksi pasar saja, tanpa ada sikap

atraktif.

4) Memilih aset

Pihak perusahaan berusaha memilih aset investasi yang nantinya akan

memberi imbal hasil yang tertinggi (maximal return). Imbal hasil disini

dilihat sebagai keuntungan yang akan mampu diperoleh perusahaan.

5) Mengukur dan mengevaluasi kinerja

Tahap ini menyangkut tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk melihat

kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang

telah dilakukan selama ini telah benar-benar maksimal atau belum. Jika

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

17

belum, maka sebaiknya segera melakukan perbaikan agar tidak terjadi

kerugian kedepannya.

Investor selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik

risiko yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang dalam mengambil setiap

keputusan investasi. Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan

terjadinya perbedaan antara tingkat pengembalian yang sesungguhnya (actual

return) dan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Menurut

Halim (2013:43), risiko investasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

1) Risiko sistematis (systematic risk)

Risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,

karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang

dapat memengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan

tingkat bunga, inflasi, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah, dan

sebagainya.

2) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)

Risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena

risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.

Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat

keuntungan, dan sebagaiannya.

2.1.2 Pasar Modal

Menurut Darmaji, (2012:1) Pasar modal (capital market) merupakan sarana

pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) sebagai

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

18

sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan

prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Aktivitas perekonomian diharapkan meningkat karena adanya pasar modal.

Pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga perusahaan

dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar. Menurut Darmadji (2012:2),

beberapa manfaat dari keberadaan pasar modal adalah sebagai berikut:

1) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

2) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan

upaya diversifikasi.

3) Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi

Negara.

4) Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan hingga lapisan

masyarakat menengah.

5) Memungkinkan penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan

profesionalisme serta terciptanya iklim berusaha yang sehat.

6) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

7) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan

mempunyai prospek.

8) Menjadi alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan

dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas,

dan diversifikasi investasi.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

19

9) Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses

kontrol sosial.

10) Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan dan

pemanfaatan manajemen profesional.

Adapun lembaga-lembaga yang menjadi pelaku pasar modal adalah sebagai

berikut (Raharjaputra, 2009:29):

1) Emiten

Emiten adalah perusahaan yang membutuhkan dana melalui pasar

modal. Melalui pasar modal tersebut, perusahaan dapat memperoleh

dana jangka panjang, baik berupa modal sendiri (equity) maupun

melalui modal pinjaman.

2) Pemodal (Investor)

Investor adalah seseorang atau pihak yang menanamkan modalnya

secara langsung, membangun pabrik, memiliki sumber daya manusia,

dan sebagainya yang mendirikan dan mengoperasikan suatu perusahaan

sampai memproduksi barang dan jasa untuk dijual ke masyarakat.

3) Lembaga Penunjang

Keberadaan lembaga penunjang merupakan salah satu faktor penting

berkembangnya pasar modal. Lembaga penunjang yang menyediakan

jasanya bagi para emiten dan pemilik modal meliputi: penjamin emisi,

penunjang (guarantor), wali amanat, perantara perdagangan efek

(pialang/broker), pedagang efek, perusahaan surat berharga, dan

perusahaan pengelola dana.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

20

4) Kantor (Biro) Administrasi Efek

Kegiatan kantor administrasi efek adalah sebagai berikut.

A. Membantu emiten dan penjamin emisi dalam rangka emisi efek.

Bantuan ini dalam bentuk mencetak sertifikat saham emiten, mencatat

permohonan pembelian efek pada pasar perdana, dan sebagainya.

B. Melaksanakan kegiatan untuk menyimpan dan pengalihan hak atas

saham para pemodal.

C. Menyusun daftar pemegang saham dan perubahannya untuk

melakukan pembukuan pemegang saham dan diserahkan oleh emiten

kepada kantor administrasi efek.

D. Menyiapkan koreponden emiten kepada para pemegang saham,

seperti menyampaikan panggilan RUPS termasuk pemberitahuan

pembayaran dividen.

E. Membuat laporan-laporan lainnya bila diminta instansi berwenang

seperti Bapepam-LK.

2.1.3 Analisis Fundamental

Untuk melakukan analisis saham dapat digunakan dua pendekatan dasar, yaitu

analisis teknikal dan analisis fundamental (Husnan, 2009:307). Analisis teknikal

merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati

perubahan harga saham tersebut di waktu yang lampau, (Husnan, 2009:341).

Menurut Husnan (2009:307) analisis fundamental mencoba memperkirakan harga

saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

21

fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan

menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga

saham. Menurut Darmadji (2006:189), analisis fundamental merupakan salah satu

cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai

indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan.

Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada data

riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai suatu saham. Analisis

fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa kondisi perusahaan tidak hanya

dipengaruhi faktor internal tetapi juga faktor-faktor eksternal, yaitu kondisi

ekonomi dan industri.

Analisis fundamental dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan top-

down untuk menilai prospek perusahaan yang terdiri atas 3 (tiga) tahapan

(Tandelilin, 2010:339) yaitu:

1) Analisis ekonomi dan pasar modal dilakukan dengan mengamati

perubahan yang terjadi pada kondisi ekonomi di suatu negara. Apabila

kondisi ekonomi buruk maka kemungkinan besar investor menjadi

tidak tertarik untuk melakukan investasi saham dan akan berdampak

pada penurunan harga saham.

2) Analisis industri dengan membandingkan kinerja dari berbagai industri

untuk dapat mengetahui jenis-jenis industri mana saja yang

menguntungkan dan mana yang tidak berprospek baik.

3) Analisis perusahaan melalui analisis terhadap kinerja keuangan

perusahaan dengan melihat laporan keuangan perusahaan. Analisis

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

22

kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis

terhadap rasio-rasio dari laporan keuangan perusahaan

2.1.4 Saham

Menurut Riyanto (2011:240) saham adalah tanda bukti keikutsertaan sebagai

pemilik dalam suatu perusahaan. Saham yang diterbitkan oleh emiten

diperjualbelikan di bursa efek sesuai harga berlaku. Dalam pasar modal ada dua

jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik (Hartono, 2009:141-150), antara

lain:

1) Saham biasa (common stock)

Saham biasa adalah surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan

yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen, dan sebagainya)

dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa (RUPSLB) serta berhak untuk menentukan membeli right issue

(penjualan saham terbatas) atau tidak.

2) Saham istimewa (preferred stock)

Saham istimewa adalah surat berharga yang dijual oleh suatu

perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen dan

sebagainya) di mana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap

dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

23

Investor biasaya memilih untuk berinvestasi saham untuk tujuan

mendapatkan keuntungan. Terdapat beberapa keuntungan bila memiliki saham

(Fahmi, 2012:88), antara lain:

1) Memperoleh dividen yang akan diberikan pada setiap akhir tahun.

2) Memperoleh keuntungan modal (capital gain), yaitu keuntungan

pada saat saham yang dimiliki tersebut dijual kembali pada harga yang

lebih mahal.

3) Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis saham biasa

(common stock).

2.1.5 Harga Saham

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:151), harga saham merupakan nilai

sekarang (present value) dari penghasilan-penghasilan yang akan diterima oleh

pemodal dimasa yang akan datang. Harga saham adalah harga selembar saham yang

terjadi pada saat tertentu yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar

modal (Hutami, 2012).

Menurut Ang (dalam Dini dan Indarti (2012), harga saham dapat dibedakan

menjadi 3, antara lain:

1) Harga/nilai normal (Par Value)

Harga dasar suatu saham erat kaitannya dengan harga pasar suatu

saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

24

2) Harga/ nilai Nominal (Base Price)

Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham

yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Jadi, nilai

nominal ini merupakan suatu nilai yang berguna bagi pencatatan

akuntansi, dimana nilai nominal inilah yang dicatat sebagai modal

ekuitas perseroan di dalam neraca.

3) Harga pasar (Market Price)

Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena

harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang

berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar

adalah harga penutupan (closing price).

Harga saham setiap waktu dapat berubah-ubah tergantung pada besarnya

penawaran dan permintaan investor akan saham tersebut. Besar kecilnya jumlah

permintaan terhadap suatu saham yang terjadi di pasar modal pada dasarnya

dipengaruhi oleh informasi yang diterima oleh investor (Amalia, 2010). Hal ini

merupakan kekuatan pasar yang akan berpengaruh terhadap harga saham. Bila

terdapat kecenderungan kenaikan permintaan saham suatu perusahaan maka hal ini

akan meningkatkan harga saham tersebut. Keadaan ini menunjukkan bahwa posisi

perusahaan mempunyai prospek jangka panjang yang baik dan berarti akan

menaikan nilai perusahaan tersebut. Apabila keadaan yang terjadi adalah

sebaliknya maka hal ini akan menurunkan nilai perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Fahmi (2012:89), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan harga

saham dapat berfluktuasi, antara lain:

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

25

A. Kondisi mikro dan makro ekonomi.

B. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi

(perluasan usaha), seperti membuka kantor cabang (brand office)

dan kantor cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di

domestik maupun luar negeri.

C. Pergantian direksi secara tiba-tiba.

D. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak

pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.

E. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap

waktunya.

F. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara

menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.

G. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi

teknikal jual beli saham.

2.1.6 Analisis Makro Ekonomi

Analisis makro ekonomi atau analisis ekonomi merupakan salah satu dari tiga

analisis dalam pendekatan top-down. Analisis ini perlu dilakukan untuk dapat

membantu investor dalam menentukan keputusan investasinya yang dilihat dari

faktor-faktor makro ekonomi. Tujuan dari analisis makro ekonomi adalah untuk

mengidentifikasi variabel-variabel makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja

atau return suatu sekuritas Analisis ini perlu dilakukan karena kecenderungan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

26

adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi

makro dan kinerja suatu pasar modal, (Tandelilin, 2010:339). Adanya fluktuasi

yang terjadi dalam pasar modal akan berkaitan dengan adanya perubahan yang

terjadi pada berbagai variabel makro ekonomi. Suku bunga SBI dan inflasi

selanjutnya digunakan dalam penelitian ini sebagai cerminan dari variabel makro

ekonomi.

1) Suku Bunga SBI

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh

BI sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan sistem

diskonto/bunga. Menurut Rismawati (2010), suku bunga SBI merupakan instrumen

suku bunga yang dikeluarkan oleh BI untuk mengontrol peredaran uang di

masyarakat. SBI merupakan instrumen yang diperdagangkan oleh Bank Indonesia

untuk mengontrol likuiditas di pasar uang. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia

dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar.

Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh

mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang yang mengacu pada suku bunga BI.

Adapun dasar hukum penerbitan SBI adalah surat SBI diterbitkan berdasarkan

keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/67/KEP/DIR pada tanggal 23 Juli 1998

penjualan SBI diprioritaskan pada lembaga perbankan. Tetapi tidak tertutup

kemungkinan masyarakat baik perorangan maupun perusahaan untuk dapat

memiliki SBI. Pembelian SBI oleh masyarakat tidak dapat dilakukan secara

langsung kepada Bank Indonesia, melainkan harus melalui bank umum serta

pialang pasar modal yang ditunjuk oleh Bank Indonesia (Novianto, 2011). Menurut

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

27

situs www.bi.go.id, suku bunga SBI dapat mempengaruhi pasar modal melalui

beberapa cara diantaranya:

(1) Melalui peningkatan suku bunga SBI akan diikuti dengan peningkatan suku

bunga tabungan. Dengan peningkatan suku bunga tabungan maka investor

cenderung akan mengalihkan dananya dari saham ke tabungan atau deposito

karena bunga yang tinggi dan memberikan risiko yang lebih rendah, dengan

begitu banyak investor yang menjual saham dan mengalihkan dananya ke

pasar uang dengan asumsi permintaan saham tetap dan tingkat penawaran

saham meningkat, maka harga saham akan turun

(2) Melalui peningkatan suku bunga kredit maka beban biaya bunga perusahaan

meningkat dan berakibat pada turunnya laba perusahaan. Hal tersebut akan

berakibat pada tidak menariknya perusahaan tersebut dan turunnya harga

saham.

2) Inflasi

Menurut Tandelilin (2010: 342) inflasi merupakan kecenderungan

terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Inflasi yang tinggi

mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasi.

Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan maka hal ini

merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya resiko daya

beli uang dan risiko penurunan pendapatan riil.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:116) mendefinisikan inflasi

sebagai suatu kondisi dimana harga barang-barang pada umumnya menjadi lebih

tinggi dari sebelumnya. Inflasi memiliki dampak positif dan negative tergantung

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

28

parah atau tidaknya inflasi. Inflasi yang rendah akan mempunyai pengaruh yang

positif dalam arti mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan

pendapatan nasional dan membuat orang menjadi bergairah untuk bekerja,

menabung, dan berinvestasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada

saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi) keadaan perekonomian menjadi

kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Minat dan gairah masyarakat untuk

bekerja, menabung dan berinvestasi akan menurun karena terjadinya peningkatan

harga barang.

Inflasi merupakan keadaan naiknya harga barang–barang dalam periode

tertentu. Inflasi juga berpengaruh terhadap harga saham. Baik buruknya pengaruh

inflasi tergantung pada besar kecilnya tingkat inflasi tersebut. Inflasi yang tinggi

menurunkan harga saham perusahaan karena permintaan terhadap saham tersebut

menurun.

2.1.7 Analisis Perusahaan

Analisis perusahaan atau analisis mikro ekonomi bertujuan untuk membantu

investor dalam menentukan keputusan investasi atas saham suatu perusahaan

emiten. Hasil dari analisis perusahaan dapat memberikan gambaran tentang nilai

perusahaan, kualitas dan kinerja manajemen, serta prospek perusahaan di masa

datang. Menurut Tandelilin, (2010:364) bagi para investor yang melakukan analisis

perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan

salah satu jenis informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan

dibandingkan dengan alternatif informasi lainnya.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

29

2.1.8 Rasio Keuangan

Menurut Brigham dan Houston (2010), dari sudut pandang investor,

peramalan masa depan adalah inti dari analisis keuangan sebenarnya. Sementara

itu, dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan berguna untuk

membantu mengantisipasi kondisi masa depan, yang lebih penting lagi adalah

sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan-tindakan yang akan memperbaiki

kinerja dimasa depan. Rasio keuangan dirancang untuk membantu kita

mengevaluasi laporan keuangan. Berdasarkan informasi rasio keuangan tersebut

dapat diketahui kondisi keuangan suatu perusahaan dari berbagai aspek. Rasio

keuangan tersebut hanyalah refleksi dari yang sebenarnya terjadi, dan dari

informasi rasio keuangan tersebut maka perlu dilakukan analisis rasio keuangan.

Menurut Wiagustini (2010:75), analisis rasio adalah suatu teknik analisis

yang menghubungkan anatara satu pos dengan pos lainnya baik dalam neraca atau

rugi laba maupun kombinasi dari kedua laporan keuangan untuk mengetahui

kondisi keuangan perusahaan. Tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk

memberi informasi atas hasil interpretasi mengenai kinerja yang dicapai

perusahaan.

Menurut Wiagustini (2010:75-77) kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat

dalam lima (5) aspek yaitu aspek likuiditas yang merupakan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan dana lancar yang

dimiliki perusahaan, aspek solvabilitas/leverage yaitu kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang atau mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang, aspek

profitabilitas/rentabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

30

laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan, aspek aktivitas

usaha yaitu untuk mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumberdaya

perusahaan, dan aspek penilaian pasar yang mengukur kemampuan manajemen

dalam menciptakan nilai pasarnya di atas biaya investasi.

Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio penilaian

pasar yang diproksikan melalui Earning Per Share (EPS), rasio profitabilitas yang

diproksikan melalui Return On Equity (ROE), dan rasio leverage yang diproksikan

melalui Debt to Equity Ratio (DER).

1) Earning Per Share

Menurut Tandelilin (2010:365), Earning Per Share adalah salah satu jenis

rasio pasar yang digunakan untuk membandingkan antara laba bersih yang siap

dibagikan bagi pemegang saham dengan jumlah lembar saham perusahaan.

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002) dalam Priatinah dan Kusuma (2012)

memaksimalkan kekayaan pemegang saham dapat diukur dari pendapatan per

lembar saham (earning per share/ EPS), sehingga dalam hal ini EPS akan

memengaruhi kepercayaan investor pada perusahaan. Informasi EPS suatu

perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan

kepada semua pemegang saham perusahaan. EPS biasanya menjadi perhatian

investor dan manajer keuangan. Semakin tinggi EPS suatu perusahaan, maka

semakin besar pula earning yang akan di terima investor dari investasinya, sehingga

bagi perusahaan peningkatan EPS tersebut dapat memberi dampak positif terhadap

harga sahamnya di pasar (Nurfadillah, 2011).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

31

Besarnya EPS suatu perusahaan dapat diketahui dari informasi laporan

keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan

besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi

besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan rugi laba perusahaan yaitu

dengan membagi antara laba bersih setelah bunga dan pajak dengan jumlah saham

perusahaan yang beredar (Tandelilin, 2010:374).

2) Return On Equity

Return On Equity (ROE) adalah proksi dari rasio profitabilitas yang

mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber dana yang

dimiliki untuk mampu memberikan laba atas sekuritas (Fahmi, 2012:99). Apabila

Return On Equity (ROE) meningkat maka akan mengakibatkan profitablitas

perusahaan meningkat, sehingga akan meningkatkan profitablitas yang dinikmati

oleh pemegang saham. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin

baik produktivitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih (Husnan, 2009:331).

Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang

saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau

nilai perusahaan. Menurut Riyadi (2006: 155) Return On Equity (ROE) adalah

perbandingan antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan. Rasio ini

menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan. ROE sangat penting bagi

para pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti para

pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi pula dan kenaikan ROE

akan menyebabkan kenaikan saham. Menurut Chrisna (2011) dalam Hutami (2012)

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

32

kenaikan ROE biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan yang

bersangkutan. Semakin tinggi ROE berarti semakin efisien penggunaan modal

sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan bagi pemegang saham.

3) Debt To Equity Ratio

Menurut Brigham and Houston (2010:143), rasio total utang terhadap total

ekuitas yang umumnya disebut rasio utang modal (debt to equity ratio) adalah rasio

yang mengukur persentase dana yang diberikan oleh kreditor dengan

membandingkan antara total utang perusahaan dengan total ekuitas yang dimiliki.

Total utang tersebut sudah termasuk seluruh kewajiban lancar dan utang jangka

panjang. Kreditor lebih menyukai rasio utang yang lebih rendah karena semakin

rendah rasio utang perusahaan, maka makin besar perlindungan terhadap kerugian

kreditor jika terjadi likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham mungkin menginginkan

lebih banyak leverage karena akan memperbesar laba yang diharapkan dalam upaya

melakukan ekspansi.

Menurut Basuki (2012), semakin besar debt to equity ratio (DER)

menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak

eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya utang atau biaya bunga

yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio ini, maka

hal tersebut berdampak terhadap profitablitas yang diperoleh perusahaan, karena

sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang

semakin besar, maka profitabilitas (earnings after tax) semakin berkurang sehingga

dapat menyebabkan hak para pemegang saham berupa dividen juga semakin

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

33

berkurang. DER yang tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan

perusahaan terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan juga semakin berat.

Jika suatu perusahaan menanggung beban utang yang tinggi, yaitu melebihi modal

sendiri yang dimiliki, maka harga saham perusahaan akan menurun (Amanda et al,

2012).

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham

Peningkatan suku bunga SBI diikuti dengan peningkatan suku bunga

simpanan akan menyebabkan investor cenderung mengalihkan dananya dalam

bentuk simpanan deposito dengan pendapatan/return yang lebih tinggi dan risiko

yang lebih rendah daripada berinvestasi pada saham (Tandelilin, 2010:343).

Tingkat penawaran saham akan meningkat karena banyak investor menjual

sahamnya sedangkan tingkat permintaan saham tetap sehingga harga saham akan

turun atau berpengaruh secara negatif. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian dari

Permana (2009), Kewal (2012), Yogaswari (2012) dan Aurora (2013) menyatakan

bahwa tingkat bunga SBI memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga

saham. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

H1: Suku Bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga

Saham.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

34

2.2.2 Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Saham

Inflasi merupakan penurunan nilai uang atau naiknya harga barang dan jasa

secara keseluruhan. Tingkat Inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi

ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya kondisi ekonomi mengalami

permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga

harga-harga cenderung naik (Tandelilin, 2012:343). Biaya produksi perusahaan

juga akan ikut naik karena kenaikan harga kebutuhan pokok dan bahan baku

produksi. Hal ini juga akan mempengaruhi pasar modal dimana permintaan saham

akan menurun karena penurunan daya beli investor. Dampaknya adalah jumlah

saham yang ditawarkan akan lebih tinggi dari jumlah permintaan saham sehingga

harga saham akan mengalami penurunan. Hasil penelitian dari Aurora (2013),

Yogaswari (2012) dan Sihaloho (2013) menyatakan bahwa tingkat inflasi

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian

tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2: Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham.

2.2.3 Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham

Menurut Darmadji (2012:97), Earning Per Share (EPS) merupakan rasio

yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh investor atau

pemegang saham per saham. Semakin tinggi nilai Earning Per Share (EPS) tentu

saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang akan

diperoleh pemegang saham. Earning Per Share (EPS) dalam laporan keuangan

sering digunakan oleh manajemen untuk menarik perhatian calon investor. Nilai

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

35

EPS yang terus meningkat akan menarik minat investor untuk berinvestasi saham

pada perusahaan tersebut sehingga harga saham juga akan meningkat karena

tingginya permintaan. Begitu juga sebaliknya, apabila EPS menurun akan

mempengaruhi turunnya minat investor dalam berinvestasi dan akan berdampak

pada menurunnya harga saham. Teori tersebut didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Pasaribu (2008), Amalia (2010), Silviana (2013),dan Widaningsih

(2013), menunjukkan hasil bahwa secara parsial earning per share (EPS) memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal serupa juga ditemukan

oleh Malhotra (2013) dan Putranto (2014) bahwa earning per share EPS

berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian tersebut

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3: Earning per share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

harga saham.

2.2.4 Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham

Return On Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham.

ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai

perusahaan (Mardiyanto, 2009:196). Nilai ROE yang positif menunjukkan baiknya

kinerja manajemen dalam mengelola modal yang ada untuk menghasilkan laba.

Menurut Chrisna (2011) dalam Hutami (2012) kenaikan ROE biasanya diikuti oleh

kenaikan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi ROE berarti

semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

36

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Teori tersebut

didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kusumawardani (2011),

Wang et al. (2013), dan Sari (2014) menyatakan bahwa return on equity (ROE)

berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin tinggi

Return On Equity (ROE) suatu perusahaan, maka akan berdampak pada

peningkatan harga saham. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H4: Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Harga Saham.

2.2.5 Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham

Debt to equiy ratio (DER) merupakan salah satu rasio keuangan yang

mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi utang dengan modal

yang dimiliki (Husnan, 2009:70). Menurut Sudana (2011:153) penggunaan utang

yang semakin besar dibandingkan dengan modal sendiri akan berdampak pada

penurunan nilai perusahaan. DER yang tinggi menunjukkan tingginya

ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar, sehingga beban

perusahaan juga semakin berat. Jika suatu perusahaan menanggung beban utang

yang tinggi, yaitu melebihi modal sendiri yang dimiliki, maka harga saham

perusahaan akan menurun (Amanda et al, 2012). Investor cenderung akan

menghindari berinvestasi pada perusahaan dengan tingkat DER yang tinggi karena

semakin tinggi tingkat penggunaan hutang maka dividen yang seharusnya

dibagikan kepada pemegang saham akan berkurang karena laba yang diperoleh

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

37

digunakan untuk membayar utang perusahaan. Hal ini menyebabkan investor

menjadi tidak tertarik untuk berinvestasi pada saham tersebut sehingga permintaan

saham akan menurun. Penurunan permintaan saham ini kemudian berdampak pada

penurunan harga saham. Teori tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan

oleh Hatta (2012) dan Widaningsih (2013), menyatakan bahwa debt to equity ratio

(DER) memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap harga saham.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh serta Ratih (2013) juga menemukan

bahwa secara parsial variabel DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap harga saham. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H5: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Harga Saham.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN … II.pdf · Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi ... saham erat kaitannya dengan harga pasar ... yang kuat antara apa yang terjadi

38

Gambar 2.1 Model Penelitian

Pengaruh Suku Bunga SBI dan Inflasi, Serta Fundamental Perusahaan

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Indeks LQ-45

di Bursa Efek Indonesia (BEI)

H1 (-)

H2 (-)

H3 (+)

H4 (+)

H5 (-)

EPS (X3) Harga Saham

(Y)

ROE (X4)

DER (X5)

Suku Bunga SBI (X1)

Inflasi (X2)