bab ii kajian pustaka a. tinjauan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Terkait penelitian ini membahas tentang peranan Bank Sampah
Malang (BSM) terhadap ekonomi masyarakat, dari beberapa penelitian
terdahulu yang terdapat persamaatn dan perbedaan dengan penelitian ini,
adapun penelitian-penelitian tersebut yang sama dengan tema Ekonomi
Masyarakat sebagai berikut :
pertama, Sedangkan menurut Prisa Ambar Shentika (2016) dalam
jurnarnya yang berjudul Pengelolaan Bank Sampah di Kota Probolinggo,
peneliti berusaha untuk lebih mengekplorasi pengelolaan bank sampah di
Kota Probolinggo dimana menerapkan konsep 3R. Peneliiti menyimpulkan
bahwa pengelolaan bank sampah di Kota Probolinggo belum mencapai hasil
yang maksimal, hal ini dikarenakan program bank sampah belum
mencaapai ke pelosok-pelosok daeerah/desa. Sehingga hanya pihak-pihak
tertentu yang mengetahui adanya kegiatan tersebut.. Masyarakat juga hanya
sebatas mengurangi sampah (reduce), belum sampai pada tahap
menggunakan ulang (reuse) bahkan pada proses mendaur ulang (recyle).
Kedua, Dan juga menurut Munawir (2016) dalam jurnalnya yang
berjudul Upaya Pemberdayaan Masyarakat Dan Penanganan Lingkungan,
peneliti menyimpulkan bahwa apabila penanganan sampah dilakukan
secara progresif, simultan dan terpadu/terintegrasi pada sampah
basah/organic menjadi kompos (dengan melakukan komposterisasi) dan
9
sampah kering/anorganik dengan melakukan 3R (Reduce, Reuse, Recyle)
menjadi barang yang lebih bermanfaat maka diharapkan dapat mereduksi
sampah dalam jumlah yang sangat besar yang dibuang ke TPA.
Ketiga, Selain itu menurut Jordan Wella De Villa (2015) dalam
skripsinya yang berjudul Implementasi Kebijakan Bank Sampah, peneliti
menyimpulkan dalam kegiatan bank sampah pemerintah berperan sebagai
regurator dan fasilitator. Namun dalam peran Pemerintah sebagai
regulator dan fasilitator belum optimal. Hal ini ditunjukkan dengan
kurangnya kontrol dan pengawasan dari pemerintah. Peran masyarakat
tampak dengan adanya antusiasme dan partisipasi sebagian masyarakat
yang berada disekitar lokasi bank sampah meskipun belum seluruh
masyarakat ikut berpatisipasi. Selain itu peneliti menyimpulkan bahwa
dengan adanya bank sampah terdapat pihan yang dirugikan dalam
pengelolaan sampah, pemulung merupakan pihak yang dirugikan dalam hal
ini, karena mereka tidak dapat mengambil sampah warga yang dibuang di
setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan
sampah sendiri-sendiri.
Hasil dari penelitian di atas, memiliki persamaan dan berbedaan
dengan penelitian yang akan di teliti. Persamaan lima penelitian ini dengan
yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama melakukan penelitian yang
berkaitan dengan Bank Sampah.
Sedangkan perbedaannya, yaitu:
10
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sujiyanto terfokus kepada pengelolaan
sampah di bank sampah.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Mita Novianty terfokus kepada
penigkatan pendapatan masyarakat sekitar bank sampah.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Prisa Ambar Shentika terfokus kepada
pengelolaan sampah di bank sampah menggunakan konsep 3 R (
Reduce, Reuse, Recyle).
4. Penelitian yang dilakukan oleh Munawir terfokus kepada
Pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan konsep 3 R (Reduce,
Reuse, Recyle) di bank sampah.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Jordan De Villa terfokus kepada
kebijakan bank sampah.
Sedangkan penelitian ini terfokus kepada dampak berdirinya bank
sampah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.
B. Kontribusi
1. Pengertian Kontribusi
Definisi kontribusi adalah sesuatu bentuksumbangan berupa
material (uang) yang bisa sokongan atau sumbangan. Sumbangan ini
bisa dilakukan dengan kolektif (Dany H, 2006:64).
Sedangkan menurut Yandianto (2000:152) kontribusi adalah
kumpulan adanya uang iuran yang di dapatkan dari anggota atau
masyarakat yang bentuknya berupa sumbangan. Sumbangan ini
11
kemudian dikelola dan diharapkan dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha
meningkatkan efisiensi dan efektifitas hidup. Hal ini dilakukan dengan
menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang
spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat
diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan,
profesionalisme, finansial, dan lainnya.
Kontribusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
suatu sumbangan atau pemberian, jadi kontribusi adalah pemberian
andil setiap kegiatan, peranan, masukan, ide dan lainnya. Sedangkan
menurut Kamus Ekonomi, kontribusi adalah sesuatu yang diberikan
bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian
tertentu dan bersama-sama (T. Guritno,1992:32).
C. Konsep Bank Sampah
1. Pengertian Bank Sampah
Bank Sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk
mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari
pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat
pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah.
Pada konteks pemberdayaan ekonomi yang bertumpu pada
kekuatan dan keberdayaan masyarakat untuk mengolahnya. Bank
sampah sebagai salah satu bagian dari pengelolaan sampah mandiri
12
dalam pelaksanaannya dapat membedayakan peran sertta seluruh
lapisan masyarakat. Sedangkan manfaat bank sampah antara lain:
A) Aspek Sosial
yaitu muncul rasa kepedulian dan kegotong-royongan
masyarakat dengan dibentuk Unit BSM dimasing-masing RT/RW
dan kelurahan untuk membentuk lingkungannya menjadi bersih dan
sejuk. Dari survey lapangan di beberapa tempat masyarakat yang
terbentuk dalam unit BSM ditingkat RT/RW telah memotivasi
RT/RW lainnya untuk bergabung dengan BSM karena melihat
langsung hasil atau manfaat dari pengelolaan sampah dari unit BSM
tersebut.
B) Aspek Pendidikan
yaitu terdapat pendidikan lingkungan pada masyarakat dan
siswa-siswa sekolah yang tergabung dalam unit BSM akan
mengetahui bahaya dari sampah yang tidak terolah dan manfaat
sampah dari pengelolaan sampah yang langsung dari sumber
(rumah tangga).
C) Aspek Ekonomi
yaitu terdapat sistem menabung sampah yang dihargai
rupiah oleh BSM disemua kalangan masyarakat yang tergabung
dalam unit BSM dan terdapat sistem pemijaman uang dengan
menyicil/mengangsur pakai sampah yang ditabung. Selain itu akan
menambah lapangan kerja baru akibat dari pengelolaan sampah
tersebut terutama pada ibu-ibu rumah tangga dan karang taruna.
13
Bank sampah dapat dikelola oleh pemerintah tingkat desa,
dusun maupun organisasi yang lain misalnya organisasi pemuda,
kelompok PKK, dasawisma dan dapat juga dikelola oleh personal
yang peduli terhadap pengelolaan sampah. Pihak-pihak terkait
dengan bank sampah antara lain anggota masyarakat (sebagai
nasabah bank), kepala desa/dusun/penanggung jawab program,
pengepul (pembeli sampah), pelaksana operasional pebngelolaan
sampah, pembeli hasil daur ulang sampah dan lain-lain.
Pelaksana Pengelolaan Bank sampah:
a. Penanggung jawab pelaksana program bertugas sebagai
coordinator pelaksanaan program.
b. Divisi Humas (1-3 orang), bertugas sebagai customer service,
mensosialisasikan tentang bank sampah kepada masyarakat
umum, melakukan koordinasi dan menjual sampah terpilah
maupun hasil daur ulang.
c. Divisi Penimbangan Sampah (1-2 orang), menimbang sampah
yang diantar oleh masyarakat ke bank.
d. Teller (1-2 orang), bertugas mencatat keluar masuknya sampah
dari para penyetor (nasabah bank) dan pengepul sampah.
e. Divisi Quality Conttrol (1-2 orang), bertugas mengontrol hasil
pemilahan sampah yang telah disetor ke bank sampah.
Tata cara pelaksanaan bank sampah meliputi;
a. Jam Kerja
14
Berbeda dengan bank konvensional, jam kerja bank sampah
sepenuhnya tergantung kepada kesepakatan pelaksana bank
sampah dan masyarakat sebagai penabung, jumlah hari kerja
bank sampah dalam seminggu pun tergantung.
b. Penarikan Tabungan
Semua orang dapat menabung sampah di bank sampah.
Setiap sampah yang ditabung akan ditimbang dan dihargai
sesuai harga pasaran. Uangnya dapat langsung diambil
penabung atau dicatat dalam buku rekening yang dipersiapkan
oleh bank.
c. Peminjam Uang
Selain menabung sampah, dalam prakteknya bank sampah
juga dapat meminjamkan uang kepada penabung dengan sistem
bagi hasil dan harus dikembalikan dalam jangka waktu tertentu.
d. Buku Tabungan
Setiap sampah yang ditabung, ditimbang dan dihargai sesuai
harga pasaran sampah kemudian dicatat dalam buku rekening
(buku tabungan) sebagai bukti tertulis jumlah sampah dan
jumlah uang yang dimiliki setiap penabung. Dalam setiap buku
rekening tercantum kolom kredit, debit, dan balans yang
mencatat setiap transaksi yang pernah dilakukan. Untuk
membedakan sistem administrasi, buku setiap RT dan RW dapat
dibedakan warnanya.
e. Jasa Penjemputan Sampah
15
Sebagai bagian dari pelayanan ,bank sampah dapat
menyediakan angkutan untuk mengambil sampah dari kampung
ke kampung di seluruh daerah layanan, penabung cukup
menelpon pihak bank sambah dan meletakkan sampah di depan
rumah kemudian petugas akan menimbang, mencatat dan
mengangkut sapah tersebut.
f. Jenis Tabungan
Dalam prakteknya, pengelola bank sampah dapat
melaksanakan dua jenis tabungan, tabungan individu dan
tabungan kolektif. Tabungan individu terdiri dari: tabungan
biasa, tabungan pendidikan, tabungan lebaran, dan tabungan
sosial. Tabungan biasa dapat ditarik setelah 3 bulan, tabungan
pendidikan dapat ditarik setiap tahun ajaran baru atau setiap
bayar sumbangan pengembangan pendidikan (SPP), sementara
tabungan lebaran dapat diambil seminggu sebelum lebaran.
Tabungan kolektif biasanya ditujukan untuk keperluan
kelompok seperti kegiatan arisan, pengajian, dan pengurus
masjid.
g. Jenis Sampah
Jenis sampah yang dapat ditabung di bank sampah
dikelompokkan menjadi: 1) kertas, yang meliputi koran,
majalah, kardus, dan dupleks; 2) plastik, yang meliputi plastik
bening, botol plastik, dan plastik keras lainnya; dan 3) logam,
yang meliputi besi, aluminium, dan timah. Bank sampah dapat
16
menerima sampah jenis lain dari penabung sepanjang
mempunyai nilai ekonomi.
h. Penetapan Harga
Penetapan harga setiap jenis sampah merupakan
kesepakatan pengurus bank sampah. Harga setiap jenis sampah
bersifat fluktuatif tergantung harga pasaran. Penetapan harga
meliputi: 1) Untuk perorangan yang menjual langsung sampah
dan mengharapkan uang tunai, harga yang ditetapkan
merupakan harga fluktuatif sesuai harga pasar; 2) Untuk
penabung yang menjual secara kolektif dan sengaja untuk
ditabung, harga yang diberikan merupakan harga stabil tidak
tergantung pasar dan biasanya di atas harga pasar. Cara ini
ditempuh untuk memotivasi masyarakat agar memilah,
mengumpulkan, dan menabung sampah. Cara ini juga
merupakan strategi subsidi silang untuk biaya operasional bank
sampah.
i. Kondisi Sampah
Penabung didorong untuk menabung sampah dalam
keadaan bersih dan utuh. Karena harga sampah dalam keadaan
bersih dan utuh memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Penjualan plastik dalam bentuk bijih plastik memiliki nilai
ekonomi lebih tinggi karena harga plastik dalam bentuk bijih
plastik dapat bernilai 3 (tiga) kali lebih tinggi dibanding dalam
bentuk asli.
17
j. Berat minimum
Agar timbangan sampah lebih efisien dan pencatatan dalam
buku rekening lebih mudah, perlu diberlakukan syarat berat
minimum untuk menabung sampah, misalnya 1 kg untuk setiap
jenis sampah. Sehingga penabung didorong untuk menyimpan
terlebih dahulu tabungan sampahnya di rumah sebelum
mencapai syarat berat minimum.
k. Sistem Bagi Hasil
Besaran sistem bagi hasil bank sampah tergantung pada hasil
rapat pengurus bank sampah. Hasil keputusan besarnya bagi
hasil tersebut kemudian disosialisasikan kepada semua
penabung. Besaran bagi hasil yang umum digunakan saat ini
adalah 85:15 yaitu 85% (delapan puluh lima persen) untuk
penabung dan 15% (lima belas persen) untuk pelaksana bank
sampah. Jatah 15% (lima belas persen) untuk bank sampah
digunakan untuk kegiatan operasional bank sampah seperti
pembuatan buku rekening, fotokopi, pembelian alat tulis, dan
pembelian perlengkapan pelaksanaan operasional bank sampah.
2. Kebijakan Pengelolaan Sampah Kota Malang
Kebijakan dan Strategi Nasional dalam rangka pembangunan Sistem
Pengelolaan Persampahan (KNSP-SPP) maka Pemerintah
mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
21/PRT/M/2006 tanggal 15 September 2006. Dalam Peraturan Menteri
yang dimaksud dengan kebijakan dan Strategi Nasional
18
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan yang selanjutnya
disingkat dengan KNSP-SPP merupakan Pedoman untuk Pengaturan,
Penyelenggaraan dan Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
baik bagi Pemerintah Pusat maupun Daerah, dunia usaha, dan
masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dikeluarkan Keputusan
Walikota Malang Nomor 373 Tahun 2002 tentang jam pembuangan
sampah di TPS-TPS Kota Malang yang memutuskan hal-hal sebagai
berikut.
1. Jam pembuangan sampah di TPS-TPS Kota Malang adalah dari pukul
06.00 WIB- 12.00 WIB.
2. Setelah pukul 12.00 WIB, warga kota dilarang membuang sampah di
TPS-TPS.
3. Sampah dari warga Kota Malang setelah pukul 12.00 WIB harus
disimpan di rumahnya masing-masing atau kepada gerobak yang
disediakan warga.
4. Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana butir 1 dan 2 akan
dikenakan sanksi dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Untuk ketertiban dan kebersihan di wilayah Kota Malang maka
dikeluarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2002 yaitu :
1. Agar tidak membuang sampah disembarang tempat.
2. Bagi rombongan yang menggunakan kendaraan baik kendaraan
kecil maupun besar diminta menyediakan tempat sampah di setiap
masing-masing kendaraan.
19
3. Ikut menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan dimana kita
berada.
Pelanggaran terhadap butir 1 dan 2 tersebut dapat dikenakan sanksi
dalam bentuk Tipiring (tindak pidana ringan) dengan tenda sebesar
RP. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) atau kurungan selama-
lamanya 3 (tiga) bulan.
D. Konsep Peningkatan Ekonomi Masyarakat
1. Pengertian Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Peningkatan adalah proses yang dimana proses tersebut
membberikan hasil terhadap usaha yang dilakukan seseorang menjadi
lebih meningkat. Sedangkan ekonomi secara umum adalah suatu benda
yang menjadi kebutuhan seseorang, sedangkan untuk mendapatkan hal
tersebut, yaitu dengan cara melakukan kegiatan untuk memanfaatkan
dan mempergunakan unsur-unsur produksi dengan sebaik-baiknya.
Dengan tujuan memenuhi berbagai kebutuhan benda atau jasa. Jadi,
peningkatkan ekonomi masyarakat adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh masyarakat untuk mendapatkan keuntungan benda atau jasa dalam
melakukan pemenuhan kebutuhannya.
2. Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Menurut Usman Yatim dan Enny A Hendargo (1992:243)
menyatakan bahwa upaya-upaya dalam meningkatkan ekonomi
masyarakat yaitu dengan cara sebagai berikut:
20
1). Adanya modal yakni untuk memberikan bantuan dalam
membangun produksi usaha bagi orang yang tidak mampu
ekonominya.
2). memiliki keterampilan yakni membantu untuk seseorang dalam
menentukan usaha produksinya.
3). Menguasai teknologi yakni membantu seseorang untuk
mempermudah produksi usaha maupun pemasaran.
4). memiliki lahan usaha yakni untuk mendirikan suatu usaha yang
dijalankan.
3. Hasil Peningkatkan Ekonomi Masyarakat
Keberadaan industry memberikan dampak atau hasil kepada
perekonomian masyarakat. Secara umum dampak atau hasil tersebut antara
lain.:
a. Menyerap tenaga kerja
Adanya industry dapat meningkatkan pembangunan
perekonomian, sedangkan dampak dari pembangunan ini akan
semakin luas kesempatan kerja yang bersifat produktif untuk
masyarakat, yang nantinya akan berdampak menambah
pendapatan bagi masyarakat.
b. Meningkatkan pendapatan masyarakat
Mayarakat dapat memproduksi dan menjual produksinya
sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
21
Pendapatan yang mereka dapatkan juga dapat meningkatkan
ekonomi mereka.
Sedangkan menurut Ginaanjar Kartasasmita, keberhasilan
dari upaya peningkatan ekonomi masyarakat dengan melalui
pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan melalui pemberdayaan
ekonomi masyarakat yatitu sebagai berikut:
1) Meningkatnya harkat dan martabat lapisan masyarakat
yang dalam kondisinya tidak mampu untuk melepaskan
diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Dengan kata lain, yaitu adanya kemandirian dan
keberdayaan pada diri masyarakat meningkatnya harkat
dan martabat masyarakat yang tidak mampu melepaskan
diri dari kemiskinan tersebut yakni bertambahnya
pendapatan darimasyarakat lapisann bawah dan juga
semakin baiknya pandangan sosial terhadap mereka bagi
orang lain.
2) Semakin kokoh dan berkembangnya potensi
masyarakat, yakni berupa potensi yang dimiliki
masyarakat seperti keahlian setiap individu maupun
potensi lainnya maka dapat lebih berkembang dan
menjadi semakin baik.
3) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan yang menyangkut pada diri
mereka. Meningkatnya partisipasi berikut berupa