bab ii kajian pustaka a. deskripsi teori 1. rasa ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/bab ii_ratih...

32
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Rasa Ingin Tahu Rasa ingin tahu (curiosity) merupakan keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam (Samani, dkk, 2012:104). Rasa ingin tahu senantiasa akan memotivasi diri untuk terus mencari dan mengetahui hal-hal yang baru sehingga akan memperbanyak ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan belajar. Rasa ingin tahu (Mustari, 2011:103) yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. Hal ini berkaitan dengan kewajiban terhadap diri sendiri dan alam lingkungan. Kuriositas atau rasa ingin tahu (Mustari, 2011:104) adalah emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti eksplorasi, investigasi dan belajar. Karakter individu secara psikologis dimaknai sebagai hasil keterpaduan dari empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olahraga, olah rasa dan karsa (Samani, dkk, 2012:24). Olah hati berkenaan dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Upload: truongquynh

Post on 07-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Rasa Ingin Tahu

a. Pengertian Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu (curiosity) merupakan keinginan untuk

menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam (Samani,

dkk, 2012:104). Rasa ingin tahu senantiasa akan memotivasi diri untuk

terus mencari dan mengetahui hal-hal yang baru sehingga akan

memperbanyak ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan

belajar. Rasa ingin tahu (Mustari, 2011:103) yaitu sikap dan tindakan

yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas

dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. Hal ini berkaitan

dengan kewajiban terhadap diri sendiri dan alam lingkungan.

Kuriositas atau rasa ingin tahu (Mustari, 2011:104) adalah emosi yang

dihubungkan dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti

eksplorasi, investigasi dan belajar.

Karakter individu secara psikologis dimaknai sebagai hasil

keterpaduan dari empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olahraga,

olah rasa dan karsa (Samani, dkk, 2012:24). Olah hati berkenaan

dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

pengetahuan secara kritis, kreatif dan inovatif. Olahraga berkenaan

dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi dan penciptaan

aktivitas baru disertai sportivitas. Olah rasa dan karsa berkenaan

dengan kemauan, motivasi dan kreativitas yang tercermin dalam

kepedulian, citra dan penciptaan kebaruan. Rasa ingin tahu merupakan

karakter yang bersumber dari olah pikir (Samani, dkk, 2012:25). Rasa

ingin tahu membuat siswa lebih peka dalam mengamati berbagai

fenomena atau kejadian di sekitarnya serta akan membuka dunia-dunia

baru yang menantang dan menarik siswa untuk mempelajarinya lebih

dalam. Hal yang menarik sangat banyak di dunia ini, tetapi seringkali

karena rasa ingin tahu yang rendah, menyebabkan mereka melewatkan

hal-hal yang menarik tersebut untuk dipelajari. Dengan adanya rasa

ingin tahu dapat mengatasi rasa bosan siswa untuk belajar. Jika jiwa

siswa dipenuhi dengan rasa ingin tahu akan sesuatu hal, maka mereka

dengan sukarela dan antusias akan mempelajarinya. Sehingga,

menjadikan rasa ingin tahu dalam diri siswa perlu dibangun dan

dikembangkan. Pengertian rasa ingin tahu dari beberapa pendapat para

ahli di atas dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu adalah suatu rasa

atau kehendak yang ada dalam diri manusia yang mendorong atau

memotivasi manusia tersebut untuk berkeinginan mengetahui hal-hal

yang baru, memperdalam dan memperluas pengetahuan yang dimiliki

dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti eksplorasi,

investigasi dan belajar.

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

b. Rasa Ingin Tahu Wujud Pendidikan Karakter Bangsa

Rasa ingin tahu merupakan salah satu bagian dari 18 nilai

karakter Bangsa yang terkandung dalam pendidikan karakter yang di

dalamnya terkandung pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,

memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam

kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Nilai-nilai karakter

tersebut merupakan sejumlah nilai pembentuk karakter yang

merupakan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum (Samani,dkk

2012:52) nilai-nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan

tujuan pendidikan nasional tersebut adalah : religius, jujur, toleransi,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/

komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli

sosial dan tanggung jawab. Rasa ingin tahu menjadi salah satu bagian

dari nilai-nilai karakter bangsa yang perlu untuk dikembangkan dalam

proses pendidikan karakter.

Karakter yang kuat adalah sandangan fundamental yang

memberikan kemampuan kepada populasi manusia untuk hidup

bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi

dengan kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari kekerasan dan

tindakan-tindakan tidak bermoral (Samani, dkk, 2012:41). Karakter

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu

untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,

masyarakat, bangsa dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah

individu yang dapat membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya.

Pendidikan karakter dalam pengertian yang sederhana (Samani,

dkk, 2012:43) adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan

berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan

karakter telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan yang mendukung

pengembangan sosial, pengembangan emosional dan pengembangan

etik para siswa. Pendidikan karakter merupakan upaya proaktif yang

dilakukan oleh sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa

mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai etik dan nilai-nilai kinerja,

seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, fairness, keuletan dan

ketabahan (fortitude), tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan

orang lain. Jadi, pendidikan karakter (Samani, dkk, 2012:45-46) adalah

proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi

manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga,

serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai

pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,

pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan

peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara

apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter (Azzet, 2011:38) adalah

upaya yang harus dirancang dan dilakukan secara sistematis dalam

rangka memberikan bantuan kepada anak didik untuk memahami nilai-

nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang

Mahakuasa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, bangsa dan

Negara. Pemahaman anak didik terhadap nilai-nilai tersebut hendaknya

tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap, perkataan dan perbuatan

berdasarkan norma-norma agama, hukum, etika, tata karma, budaya,

maupun adat istiadat yang dianut.

Pendidikan karakter (Samani,dkk 2012:9) berfungsi untuk (1)

Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik dan

berperilaku baik; (2) Memperkuat dan membangun bangsa yang

multikultur; (3) Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif

dalam pergaulan dunia. Tujuan Pendidikan karakter (Muslich,

2011:81) adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter

dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.

Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara

mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji

dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan

akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Pengertian rasa ingin tahu berdasarkan beberapa pengertian di

atas, dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan kemampuan

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

bawaan makhluk hidup, mewakili kehendak untuk mengetahui hal-hal

baru dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan anak didik.

Mengembangkan rasa ingin tahu akan membentuk watak setiap siswa

menjadi pribadi yang selalu haus akan ilmu. Sehingga, senantiasa

mempelajari hal-hal yang baru untuk memperdalam ilmu

pengetahuannya.

Tabel 2.1 Indikator rasa ingin tahu (KEMENDIKNAS, 2010:34) yaitu:

NILAI INDIKATOR

4 – 6

Rasa Ingin

Tahu

Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks

tentang materi yang terkait dengan pelajaran.

Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru

terjadi.

Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial,

budaya, ekonomi, politik, teknologi yang baru

didengar.

Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi

pelajaran tetapi di luar yang dibahas di kelas.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Pengertian belajar dalam arti luas (Purwanto, 2011:47) adalah

semua persentuhan pribadi dengan lingkungan yang

menimbulkanperubahan perilaku. Pengertian belajar secara psikologis

(Slameto, 2010:2) merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan

nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Definisi belajar (Slameto,

2010:2) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

banyak sekali sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap

perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti

belajar.

Belajar menurut pandangan Skinner (Sagala, 2010:14) adalah

suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung

secara progresif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada

saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya

bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Belajar ialah suatu

perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons.

Seorang anak yang belajar sungguh-sungguh pada waktu ulangan,

siswa tersebut dapat menjawab semua soal dengan benar. Hasil

belajarnya yang baik maka ia akan mendapatkan nilai yang baik dan

mendapat pujian, karena mendapatkan nilai yang baik dan mendapat

pujian, maka anak akan belajar lebih giat lagi. Nilai dan pujian tersebut

dapat merupakan “operant conditioning” atau penguatan

(reinforcement). Operant conditioning ada berbagai bentuk seperti

tanda penghargaan, ijazah, medali, piala, beasiswa dan lain yang

semacamnya.

Skinner adalah tokoh operan conditioning dan mengembangkan

suatu program pengajaran yang dikenal dengan nama programmed

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

instruction atau pengajaran berprogram. Menurut Skinner dalam

belajar ditemukan hal–hal sebagai berikut : (a) kesempatan terjadinya

peristiwa yang menimbulkan respons belajar; (b) respon si pelajar; dan

(c) konsekwensi yang bersifat menggunakan respons tersebut, baik

konsekwensinya sebagai hadiah maupun teguran atau hukuman

(Sagala,2010:14). Pandangan belajar menurut Gagne (Sagala,

2010:17), belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan

manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan

oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu situasi

stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian

rupa sehingga perbuatannya (performance) berubah dari waktu

sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu setelah ia mengalami situasi

tadi. Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting yakni

kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar,

kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses

kognitif siswa dan hasil belajar yang menggambarkan informasi

verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat

kognitif (Sagala, 2010:17).

Tahap dalam belajar (Sagala, 2010:19) menurut Gagne yaitu (a)

persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan

perhatian, pengharapan dan mendapatkan kembali informasi; (b)

pemerolehan dan unjuk perbuatan digunakan untuk persepsi selektif,

sandi semantik, pembangkitan kembali, repon, dan penguatan; dan (c)

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan

memberlakukan secara umum. Dari beberapa pengertian belajar di atas

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau usaha

yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk memperoleh

perubahan pada dirinya dalam berperilaku dan berkemampuan sebagai

hasil dari aktivitas dan pengalaman.

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar (Slameto, 2010:27) yaitu prinsip belajar

yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan

oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip dalam belajar

diantaranya :

1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.

b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi

yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar

dengan efektif.

d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2) Sesuai hakikat belajar

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap

menurut perkembangannya.

b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan

discovery.

c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian

yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan

pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan

menimbulkan response yang diharapkan.

3) Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari

a) Balajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memililki

struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah

menangkap pengertiannya.

b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu

sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

4) Syarat keberhasilan belajar

a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat

belajar dengan tenang.

b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.

(Slameto, 2010:27-28).

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

c. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi (Arifin, 2011:12) merupakan sebuah kata yang berasal

dari bahasa Belanda yaitu prestatie, dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan menjadi kata prestasi yang memiliki arti hasil usaha.

Pada dasarnya istilah prestasi berbeda dengan hasil belajar. Prestasi

pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil

belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi

banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain

dalam kesenian, olah raga dan pendidikan, khususnya dalam

pembelajaran.

Fungsi utama dari prestasi belajar (Arifin, 2011:12-13) adalah

sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai peserta didik, sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu,

sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, sebagai indikator

intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan dan prestasi belajar

dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) pada peserta didik.

Fungsi prestasi belajar di atas menggambarkan betapa pentingnya kita

mengetahui dan memahami prestasi belajar peserta didik, baik secara

perseorangan maupun secara kelompok, sebab fungsi prestasi belajar

tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu

tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Prestasi

belajar bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

perlu melakukan diagnosis, penempatan atau bimbingan terhadap

peserta didik.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada banyak jenisnya,

tetapi dapat digolongkan dalam dua golongan (Slameto, 2010:54-72),

yaitu faktor intern (dalam diri siswa) dan faktor ekstern (luar diri

siswa), yakni sebagai berikut:

1) Faktor Intern (dalam diri siswa), yakni faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor intern dibagi menjadi tiga

faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor

kelelahan yang akan dijabarkan sebagai berikut:

a) Faktor jasmaniah :

(1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan

beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Faktor

kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar

siswa, jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah,

kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya

lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan

kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

(2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan

kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

Cacat itu dapat berupa buta, tuli, patah kaki, patah tangan

dan lumpuh.

b) Faktor psikologis

(1) Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis,

yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke

dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,

mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak

secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya

dengan cepat.

(2) Perhatian menurut Gazali, perhatian adalah keaktifan jiwa

yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada

suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.

(3) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

(4) Bakat adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

belajar.

(5) Motif merupakan penggerak/pendorong seseorang untuk

mencapai tujuan.

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

(6) Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru.

(7) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau

bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang

dan juga berhubungan dengan kematangan, karena

kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan

kecakapan.

c) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang ada dua macam, yaitu

kelelahan jasmani yang terlihat dengan lemah lunglainya tubuh

dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh dan

kelelahan rohani yang terlihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan

sesuatu hilang.

2) Faktor Ekstern (luar diri siswa), dikelompokan menjadi tiga faktor,

yaitu dari lingkungan keluarga siswa, lingkungan sekolah siswa,

dan lingkungan masyarakat siswa, yaitu sebagai berikut:

a) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencangkup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah.

c) Faktor masyarakat

Faktor ini membahas tentang kegiatan siswa dalam

masyarakat mencangkup mass media, teman bergaul dan bentuk

kehidupan masyarakat, semua hal tersebut sangat berpengaruh

terhadap belajar siswa.

3. Pembelajaran Imu Pengetahuan Alam

a. Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan berkembang semakin luas, mendalam dan

kompleks sejalan dengan berkembangan peradaban manusia. Oleh

karena itu ilmu pengetahuan berkembang menjadi dua bagian yaitu

natural science (Ilmu Pengetahuan Alam) dan social science (Ilmu

Pengetahuan Sosial). Meskipun demikian penggunaan istilah science

masih tetap digunakan sebagai Ilmu Pengetahuan Alam, yang

diindonesiakan sains (Mariana dan Praginda, 2009:14).

Secara Etimologi menurut Fisher (Mariana dan Praginda,

2009:14) bahwa kata sains berasal dari bahasa latin, yaitu scientia

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

yang artinya secara sederhana adalah pengetahuan (knowledge). Kata

sains juga berasal dari bahasa Jerman, yaitu Wissenchaft yang artinya

sistematis, pengetahuan yang terorganisasi. Sains diartikan sebagai

pengetahuan yang secara sistematis tersusun (assembled) dan bersama-

sama dalam suatu urutan terorganisasi. Istilah sains secara umum

mengacu pada masalah alam (nature) yang dapat diinterpretasikan dan

diuji. Dengan demikian keadaan alam merupakan keadaan materi yaitu

atom, molekul dan senyawa, segala sesuatu yang mempunyai ruang

dan massa, sepanjang menyangkut „natural law‟ yang memperlihatkan

„behaviour‟ materi, merupakan pengertian dari sains. Pengertian IPA

(Aly dan Eny, 2011:18) adalah suatu pengetahuan teoritis yang

diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu

melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,

eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya saling keterkaitan

antara cara yang satu dengan cara yang lain.

Keterkaitan dari beberapa pendapat di atas bahwa sebenarnya

IPA merupakan produk dan proses yang tidak terpisahkan. Produk

berupa kumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip,

teori dan hukum IPA. Sedangkan proses berupa langkah-langkah yang

harus ditempuh untuk memperoleh pengetahuan atau mencari

penjelasan tentang gejala-gejala alam.

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

b. Tujuan dan Fungsi Pengajaran IPA

1) Tujuan

Mata pelajaran IPA (Makhrus,dkk 2008:4) merupakan salah

satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di SD/MI. Pengajaran

IPA pada tingkat sekolah dasar setidaknya diharapkan siswa:

a) Dapat memahami pengertian-pengertian dasar IPA serta

kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, dan

b) Dapat memahami lingkungan alam, mampu menerapkan

metode ilmiah sederhana dan sikap ilmiah dalam memecahkan

masalah yang dihadapi.

Peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan

kompetensinya agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggungjawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan

tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik harus

disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

Mata pelajaran IPA di SD/MI (Makhrus,dkk 2008:5)

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positifdan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau

MTS.

2) Fungsi

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (Makhrus,dkk 2008:7)

mengamanatkan bahwa kelompok mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk

mengenal, menyikapi dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan

teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku

ilmiah yang kriitis kreatif dan mandiri. Pendidikan IPA di sekolah

dasar harus merupakan proses penguasaan konsep dan manfaat

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

sains dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA juga

merupakan bekal dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawaiyah

(MTs).

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar

merupakan fondasi bagi pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu,

proses awal ini harus benar-benar kuat. IPA di sekolah dasar

merupakan tahap awal untuk memberikan bekal kepada siswa agar

mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam

menghadapi tantangan di masyarakat.

c. Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI (Makhrus, dkk,

2008:8) meliputi aspek-aspek berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi zat cair, padat

dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya dan

benda-benda langit lainnya.

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

d. Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA

Prinsip Dasar Pembelajaran IPA Di Sekolah dasar sebagaimana

tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam

(Makhrus,dkk2008:9) menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik

mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk menumbuhkan keinginan tahuan dan

berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pamahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Pembelajaran IPA disekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

(SD/MI) diperlukan untuk mendukung peserta didik dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan. Aplikasi IPA hasil pemahaman yang diperoleh

peserta didik disekolah dasar, hendaknya dapat diimplementasikan

secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap

lingkungan.Pembelajaran IPA diSD/MI diharapkan memiliki

penekanan pembelajaran salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi

dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar secara

langsung untuk merancang dan membuat suatu karya melalui

penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara

bijaksana.

Informasi dan pemahaman yang diperoleh peserta didik melalui

pembelajaran IPA tidak hanya sebatas menghafal fakta, konsep dan

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

dalil-dalil. Siswa seakan-akan menjadi penemu konsep itu sendiri

melalui pembelajaran yang dialaminya. Prinsip umum pembelajaran

IPA di sekolah dasar (Makhrus, dkk, 2008:13) sebagai berikut :

Gambar 2.1 Prinsip Umum Pembelajaran IPA

e. Standar Kompetensi Lulusan IPA SD/ MI

Sejalan dengan amanat kurikulum maka seorang siswa lulusan

sekolah dasar harus memiliki standar kompetensi lulusan. Mata

pelajaran IPA memiliki standar kompetensi lulusan (Makhrus, dkk,

2008:6) sebagai berikut:

1) Melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan

hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis.

2) Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta

memanfaatkan hewan dan tumbuhan bagi manusia, upaya

Dari :

1. Dikenal

2. Didekat

3. Sederhana

4. Konkret

5. Pertanyaan

6. Contoh

7. Benda Nyata

8. Pengalaman

pribadi

9. Konsep yang

ada

10. Prinsip ilmiah

Ke :

- Tidak dikenal

- Jauh

- Rumit

- Abstrak

- Jawaban

- Umum

- Representasi

- Prinsip sains

- Konsep baru

- Penerapan

secara teknis

dan praktis

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

pelestariannya dan interaksi antara makhluk hidup dan

lingkungannya.

3) Memahami bagian-bagian tubuh manusia, hewan dan tumbuhan,

serta fungsinya dan perubahan pada makhluk hidup.

4) Memahami beragam sifat benda dan hubungannya dengan

penyusunan, serta perubahan wujud benda dan kegunaannya.

5) Memahami berbagai bentuk energi, perubahan dan manfaatnya.

6) Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan

perubahan permukaan bumi dan hubungan peristiwa alam dengan

kegiatan manusia. Seluruh aktivitas belajar mengajar IPA di

sekolah dasar hendaknya mengacu pada standar isi kurikulum guna

mencapai standar kompetensi lulusan.

f. Materi Ilmu Pengetahuan Alam

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi :5. Memahami hubungan antara gaya, gerak

dan energi serta fungsinya.

Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya,

gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gerak dan

gaya magnet)

4. Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam

mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

pelajaran pada khususnya (Sagala, 2010:169). Pengertian yang lainnya

tentang metode yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Kegiatan belajar mengajar memerlukan metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru dan penggunaannya bervariasi

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir

(Djamarah, dkk, 2010:46). Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa metode adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam

proses pembelajaran, baik dalam kegiatan mengorganisasikan kelas

maupun kegiatan menyampaikan materi pembelajaran dalam upaya untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.

Kegiatan belajar mengajar tidak mengharuskan guru terpaku

dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan

metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan,

tetapi dapat menarik perhatian anak didik. Penggunaan metode yang

bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila

penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya

dan dengan psikologi anak didik. Oleh karena itu, penggunaan metode

pembelajaran harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

penggunaannya. Winarno Surakhmad dalam (Djamarah,dkk, 2010:46),

mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan

metode mengajar sebagai berikut :

1) Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya;

2) Anak didik yang berbagai tingkat kematangannya;

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

3) Situasi yang berbagai keadaannya;

4) Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya;

5) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-

beda.

5. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Eksperimen (Sagala, 2010:220) adalah percobaan untuk

membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen

dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium,

pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat,

karena itu dapatdimasukkan ke dalam metode pembelajaran. Metode

eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan siswa

melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri

sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Pengertian metode

eksperimen (Asmani, 2012:34) adalah metode pemberian kesempatan

kepada anak didik, baik perorangan atau kelompok, untuk dilatih

melakukan suatu proses atau percobaan.

Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode

eksperimen dilakukan dengan cara siswa diberikan kesempatan untuk

mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses,

mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik

kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

hal. Penggunaan metode ini akan dapat membuat siswa lebih percaya

atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri

daripada hanya menerima kata guru atau buku saja.

b. Pelaksanaan Metode Eksperimen

Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu

memperhatikan prosedur (Suprianti,2009) sebagai berikut :

1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka

harus memahami masalah-masalah yang akan dibuktikan melalui

eksperimen.

2) Perlu dijelaskan pula kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-

bahan yang akan digunakan dalam percobaan, agar tidak mengalami

kegagalan siswa perlu mengetahui variabel yang harus dikontrol

ketat, siswa juga perlu memperhatikan urutan yang akan ditempuh

sewaktu eksperimen berlangsung.

3) Selama proses eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi

pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang

menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.

4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil

penelitian siswa, mendiskusikannya di kelas dan mengevaluasi

dengan tes atau sekedar tanya jawab.

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

Dalam menggunakan metode eksperimen, agar memperoleh

hasil yang diharapkan, terdapat beberapa langkah yang harus

diperhatikan yaitu :

1) Persiapan Eksperimen

Persiapan yang matang mutlak diperlukan, agar memperoleh hasil

yang diharapkan, terdapat beberapa langkah yang harus

diperhatikan yaitu :

a) Menentapkan tujuan eksperimen.

b) Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan.

c) Mempersiapkan tempat eksperimen.

d) Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat atau bahan yang

ada serta daya tampung eksperimen.

e) Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus (serentak

seluruh siswa atau secara bergiliran)

f) Perhatikan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat

memperkecil atau menghindari risiko yang merugikan dan

berbahaya.

g) Berikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan

tahapan-tahapan yang harus dilakukan siswa, yang termasuk

dilarang atau membahayakan.

2) Pelaksanaan Eksperimen

Setelah semua persiapan kegiatan selanjutnya adalah siswa

memulai percobaan, pada saat siswa melakukan percobaan, guru

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

mendekati untuk mengamati proses percobaan dan memberikan

dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi

sehingga eksperimen tersebut dapat diselesaikan dan

berhasil.Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya

memperhatikan situasi secara keseluruhan sehingga apabila terjadi

hal-hal yang menghambat dapat segera terselesaikan.

3) Tindak Lanjut Eksperimen

Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan selanjutnya

adalah sebagai berikut:

a) Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru.

b) Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama

eksperimen, memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan

dan peralatan yang digunakan.

c. Kelebihan Metode Eksperimen

Menurut (Sagala,2010:220-221) metode eksperimen

mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya

menerima kata guru atau buku saja.

2) Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi

eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang

ilmuan.

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

3) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain:

siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu

proses atau kejadian, siswa terhindar jauh dari verbalisme,

memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan

realistis, mengembangkan sikap berpikir ilmiah dan hasil belajar

akan tahan lama dan internalisasi.

d. Kelemahan Metode Eksperimen

Metode Eksperimen mengandung beberapa kelemahan

(Sagala,2010:221), yaitu:

1) Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas

peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah.

2) Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan

karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar

jangkauan kemampuan atau pengendalian.

3) Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas

peralatan dan bahan mutakhir.

e. Cara Mengatasi Kelemahan-Kelemahan Metode Eksperimen

Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari

metode eksperimen (Sagala, 2010:221) yaitu:

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

1) Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang

ingin dicapai sehingga ia mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang

perlu dijawab dengan eksperimen.

2) Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa

tentang langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah

dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel

yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat.

3) Bila perlu, guru menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan

yang diperlukan.

4) Guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir, ia

membanding-bandingkan hasilnya dengan eksperimen orang lain

dan mendiskusikannya bila ada perbedaan-perbedaan atau

kekeliruan-kekeliruan.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh Sunarto (2011)

dengan judul “Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar IPA Tentang Cahaya Merambat Lurus Pada Siswa Kelas V Di SDN

Baturetno IV Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Tahun Pelajaran

2009/2010” disebutkan bahwa metode eksperimen mampu meningkatkan

aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Kesimpulan yang

diperoleh yaitu persentase aktifitas belajar siswa untuk aspek penilaian sesuai

langkah kerja sebesar 0% pada pra tindakan, pada siklus I pertemuan 1 sebesar

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

68%, pada siklus I pertemuan 2 sebesar 75%, pada siklus II pertemuan 1

sebesar 82%, serta 83% pada siklus II pertemuan 2. Pada aspek penilaian

kebenaran mencatat data eksperimen, persentase yang didapat sebesar 0%

pada pra tindakan, 72% pada pada siklus I pertemuan 1, 73% pada siklus I

pertemuan 2, 83% pada siklus II pertemuan 1, serta 88% pada siklus II

pertemuan 2. Pada aspek penilaian kerjasama kelompok eksperimen,

persentase yang didapat sebesar 0% pada pra tindakan, 53%pada pada siklus I

pertemuan 1, 53% pada siklus I pertemuan 2, 60% pada siklus II pertemuan 1,

serta 60% pada siklus II pertemuan 2.

Penerapan metode eksperimen juga dapat meningkatkan prestasi

belajar IPA tentang cahaya merambat lurus pada siswa kelas V SDN

Baturetno 04 Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Siswa yang tuntas

pada tahap pra tindakan sebesar 20% (4 siswa) dan siswa yang belum tuntas

sebanyak 80% (16 siswa). Nilai rata-rata evaluasi belajar siswa sebesar 41.

Nilai rata-rata prestasi belajar IPA pada siklus I pertemuan 1 sebesar 50.

Siswa yang tuntas sebesar 50% (10 siswa) sedangkan siswa yang belum tuntas

sebanyak 50% (10 siswa). Nilai rata-rata prestasi belajar IPA pada siklus I

pertemuan 2 sebesar 53. Siswa yang tuntas sebesar 60% (12 siswa) sedangkan

siswa yang belum tuntas sebanyak 40% (8 siswa). Nilai rata-rata prestasi

belajar IPA pada siklus II pertemuan 1 sebesar 58. Siswa yang tuntas sebesar

70% (14 siswa) sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 30% (6 siswa).

Nilai rata-rata prestasi belajar IPA pada siklus II pertemuan 1 sebesar 70.

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

Siswa yang tuntas sebesar 90% (18 siswa) sedangkan siswa yang belum tuntas

sebanyak 10% (2 siswa).

C. Kerangka Berpikir

Keberhasilan peningkatan mutu pembelajaran dipengaruhi oleh banyak

faktor antara lain siswa, guru, kurikulum, sarana prasarana, fasilitas sekolah,

lingkungan sekolah dan lain-lain. Guru memiliki pengaruh yang besar

terhadap mutu dan keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan proses

pembelajaran dapat dilihat dari ketercapaian tujuan pembelajaran dan prestasi

yang diperoleh siswa. Guru sebagai pemegang kendali di kelas, mempunyai

tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mencari

model atau metode pembelajaran yang dapat membawa pengaruh besar pada

pola pikir siswa.

Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas dapat

memberikan gambaran masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPA pada

umumnya dan materi gaya pada khususnya. Berdasarkan permasalahan-

permasalahan yang telah dijelaskan dalam latar belakang, diharapkan dengan

penerapan metode eksperimen dapat mengatasi permasalahan dalam

pembelajaran di SD N 1 Cilongok serta dapat meningkatkan rasa ingin tahu

pada siswa dan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Penelitian Tindakan

Kelas ini akan dilakukan sekurang-kurangnya selama 2 siklus. Setiap siklus

terdiri dari dua kali pertemuan. Tetapi tidak menutup kemungkinan dilakukan

siklus III apabila pada pelaksanaan siklus II ternyata permasalahan yang ada

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin ...repository.ump.ac.id/184/3/BAB II_Ratih Widyaningrum.pdf · dengan perasaan, sikap dan keyakinan atau keimanan. Olah pikir

belum teratasi. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir penelitian

dapat digambarkan sebagai berikut:

D. Hipotesis tindakan

Penggunaan metode yang tepat dan perencanaan proses pembelajaran

yang matang dan terencana dengan baik, maka tujuan pembelajaran dapat

tercapai secara maksimal. Berdasarkan hal tersebut, serta berdasarkan

landasan teori dan kerangka berfikir, maka diajukan hipotesis tindakan yaitu:

1. Penggunaan metode eksperimen pada materi Gaya kelas V di SD

Negeri 1 Cilongok dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa.

2. Penggunaan metode eksperimen pada materi Gaya kelas V di SD

Negeri 1 Cilongok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

KONDISI

AWAL

HASIL AKHIR

TINDAKAN

Pembelajaran masih berpusat pada guru

Rasa ingin tahu dan prestasi belajar

siswa rendah

Guru

Menerapkan

Metode

Eksperimen

Siklus I :

Guru menerapkan

metode

eksperimen dalam

pembelajaran IPA

materi gaya

Siklus II :

Guru menerapkan

metode

eksperimen dalam

pembelajaran IPA

materi gaya

Diduga melalui metode

eksperimen dapat meningkatkan

rasa ingin tahu dan prestasi

belajar IPA materi gaya di kelas

V SD N 1 Cilongok

Gambar 2.2 kerangka Berpikir

PenelitianPpnPenelitian

Peningkatan Rasa Ingin Tahu..., Ratih Widyaningrum, FKIP UMP, 2013