bab ii kajian pustaka a. deskripsi teorirepository.ump.ac.id/2991/3/bab ii_vini...

38
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Cinta Tanah Air a. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter menurut Megawangi, (Kesuma, 2011:5) sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada lingkungannya. Definisi lainnya dikemukakkan oleh Fakry Gaffar yaitu sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam devinisi tersebut ada tiga ide pikiran penting, yaitu: 1) proses transformasi nilai-nilai, 2) ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi salah satu perilaku. Dalam kata lain pendidikan karakter sebagai pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Dalam lingkungan sekoalah dapat dikatakan pula pendidikan karakter adalah segala sesuatu ysng dilakukan guru, ysng mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Dalam hal ini peran guru sangat penting yaitu membantu membentuk watak peserta didik agar 7 Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Upload: lydang

Post on 09-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

24

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Cinta Tanah Air

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter menurut Megawangi, (Kesuma, 2011:5)

sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil

keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan konstribusi yang positif

kepada lingkungannya. Definisi lainnya dikemukakkan oleh Fakry

Gaffar yaitu sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk

ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi

satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam devinisi tersebut ada

tiga ide pikiran penting, yaitu: 1) proses transformasi nilai-nilai, 2)

ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi salah satu

perilaku. Dalam kata lain pendidikan karakter sebagai pembelajaran

yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak

secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh

sekolah. Dalam lingkungan sekoalah dapat dikatakan pula pendidikan

karakter adalah segala sesuatu ysng dilakukan guru, ysng mampu

mempengaruhi karakter peserta didik. Dalam hal ini peran guru sangat

penting yaitu membantu membentuk watak peserta didik agar

7

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

25

senantiasa positif. Oleh karena itu guru harus memperhatikan caranya

berperilaku, berbicara, ataupun bertindak. Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Benninga, (1991:67) yaitu:

“The integrated approach aims to develop the three interrelated

aspects of character. thinking, action, and the moral affect that

serves as a motivational bridge between knowing what is right

and actually doing it.”

Dari pernyataan Benninga di atas diketahui pendekatan yang

terintregrasi bertujuan untuk mengembangkan tiga aspek yang satu

dengan lainnya saling berhubungan yaitu pemikiran, aksi, dan pengaruh

moral semua ini nantinya akan menjadi motivasi untuk memperoleh

pengetahuan.

Sedangkan menurut Wibowo, (2012:36) pendidikan karakter

adalah pendidikan yang menambahkan dan mengembangkan karakter-

karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter

luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, baik

dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan Negara. Dalam ruang

lingkup pendidikan formal yakni sekolah pendidikan karakter dapat

dimaknai sebagai “The deliberate use of all dimensions of school life to

foster optimal character development”. Hal ini berarti pendidikan

karakter merupakan satu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada

warga sekolah, yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau

kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

26

Seseorang dianggap memiliki karakter mulia apabila ia mempunyai

pengetahuan yang mendalam tentang potensi dirinya serta mampu

mewujudkan potensi itu dalam sikap dan tingkah lakunya dalam

kehidupan sehari-hari, seperti terpupuknya sikap-sikap terpuji, seperti

penuh reflektif, logis, kritis, rasional, mandiri, kreatif-inovatif, mau

menghargai, bersemangat, bertanggung jawab, ramah, bersahaja, rela

berkorban, dan sebagainya.

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter adalah (Kusuma ,2011:9) :

1) Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu

sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah

maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).

2) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan

nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan

masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan

karakter secara bersama.

Sedangkan tujuan pendidikan karakter menurut Sulistyowati (2012:27):

1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif siswa sebagai manusia

warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang

religious.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

27

3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab sebagai

generasi penerus bangsa.

4) Mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang mandiri,

kreatif, berwawasan kebangsaan.

5) Membangun lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas

dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan

penuh kekuatan.

c. Fungsi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama yaitu

pengembangan, perbaikan, dan penyaringan. Fungsi pertama berperan

untuk mengembangkan potensi siswa menjadi pribadi berperilaku baik;

ini bagi siswa yang telah memiliki sikap dan perilaku yang

mencerminkan budaya dan karakter bangsa. Fungsi perbaikan, yaitu

memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab

dalam pengembangan potensi siswa yang lebih bermatabat dan fungsi

penyaring untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa

lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter yang

bermatabat. (sulistyowati, 2012:27)

d. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

Menurut Wibowo, (2012:46) bahwa pada hakekatnya perilaku

seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi totalitas

psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif,

afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas-kultural dalam konteks

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

28

interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) dan

berlangsung sepanjang hayat.

Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis

dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah hati (spiritual

dan emotional development); (2) olah pikir (intellectual development);

(3) olah raga dan kinestetik (physical and kinesthetic development); (4)

olah rasa dan karsa (affective and creativity development). Proses itu

secara holistik dan koheren saling berkaitan dan saling melengkapi. Hal

ini bahwa totalitas psikologis dan sosio-kultural dapat dikelompokkan

sebagaimana yang digambarkan dalam bagan berikut:

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

29

Gambar 2.1 Desain Internalisasi Pendidikan Karakter (Wibowo, 2012:14)

e. Pengertian Cinta Tanah Air

Cinta tanah air menurut Sulistyowati, (2012:74) adalah cara

berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

Nama lain dari cinta tanah air adalah nasionalisme. Menurut

Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

1. Olah Rasa

2. Olah Pikir

3. Olah Raga

4. Olah Rasa/Karsa

Beriman dan

bertakwa, jujur,

amanah, adil,

bertanggungjawab,

berempati, berani

mengambil resiko,

pantang menyerah,

rela berkorban, dan

berjiwa patriotik

Ramah, saling menghargai,

toleran, peduli, suka

menolong, gotong royong,

nasionalis, kosmopolit,

mengutamakan

kepentingan umum,

bangga menggunakan

bahasa dan produk

Indonesia, dinamis, kerja

keras, dan beretos kerja

Cerdas, kritis,

inofatif, ingin tahu,

berpikir terbuka,

produktif, berorientasi

ipteks, dan reflektif

Bersih dan sehat,

disiplin, sportif,

tangguh, handal,

berdaya tahan,

bersahabat,

kooperatif,

determinatif,

kompetitif, ceria, dan

gigih

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

30

Mustari, (2011:190) yang dinamakan bangsa (nation) adalah

sekumpulan manusia yang sama bahasanya, sama adat istiadatnya,

sama asal-usulnya, sama kebudayaanya, senasib dan sepenanggungan,

dan tempat kediamannya (negaranya) pun sama.

Nasionalisme secara umum melibatkan identifikasi identitas etnis

dan Negara. Dengan nasionalisme, rakyat dapat meyakini bahwa

bangsanya adalah sangat penting. Nasionalisme juga merupakan kata

yang dimengerti sebagai gerakan untuk mendirikan atau melindungi

tanah air. Dalam banyak kasus identifikasi budaya nasional yang

homogeny itu dapat dikombinasikan dengan pandangan negatif atas

ras, budaya, atau bangsa lain (asing).

Bentuk lain nasionalisme adalah revolusioner. Ia mengajak

pengukuhan Negara yang merdeka sebagai tanah air bagi etnik yang

dianggap kelas bawah. Disini yang muncul adalah pemberontakan-

pemberontakan etnis yang tujuannya adalah pemisahan diri

(separatism).

Nasionalisme juga menekankan identitas kolektif. Di sini “rakyat”

itu harus bersifat otonom, bersatu, dan mengekspresikan budaya

nasional yang tunggal. Identitas itu akan sangat terasa jika kita berada

di luar negeri, dimana postur tubuh, etnisitas, ras, bahasa, agama, dan

budaya kita berbeda dengan sekeliling kita. Maka kita pun akan

merasa lebih dekat dengan sebangsa kita ketika kita berada di

perantauan.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

31

f. Indikator Keberhasilan Cinta Tanah Air

Menurut Wibowo, (2012:102) indikator keberhasilan rasa cinta

tanah air antara lain:

1) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2) Memajang foto presiden dan wakil presiden, bendera Negara,

lambing Negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat

fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

3) Tersedia informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan

alam dan budaya Indonesia.

4) Menggunakan produk buatan dalam negeri.

Dari indikator diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari

karakter cinta tanah air antara lain:

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

32

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas

dalam Pengembangan Karakter

Nilai Indikator Sekolah Indikator Kelas

Cinta Tanah Air Menggunakan produk

buatan dalam negeri.

Menggunakan bahasa

Indonesia yang baik

dan benar.

Memajangkan: foto presiden

dan wakil presiden, bendera

Negara, lambing Negara, peta

Indonesia, gambar kehidupan

masyarakat fisik, social,

budaya, ekonomi, dan politik

bangsa.

Menyediakan informasi (dari

sumber cetak, elektronik)

tentang kekayaan alam dan

budaya Indonesia.

Menggunakan produk buatan

dalam negeri.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Slameto, (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan dalam diri

seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

33

tentu tidak setiap perubahan pada diri seseorang merupakan perubahan

dalam arti belajar.

Belajar pada dasarnya suatu proses aktivitas mental seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan

perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam

aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor. Dikatakan positif, oleh

karena perubahan perilaku sebelumnya yang cenderung menetap

(tahap lama dan tidak mudah dilupakan). (Sanjaya, 2010:229)

Dari pedapat beberapa ahli tentang pengertian belajar yang

dikemukakan di atas adalah suatu kegiatan yang melibatkan jiwa dan

raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa

untuk mendapatkan perubahan.Perubahan yang didapatkan nanti

bukan hanya perubahan yang berbentuk fisik, tetapi perubahan jiwa

dengan masuknya kesan-kesan baru. Oleh karenanya perubahan

sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang

mempengaruhi perubahan tingkah laku. Kegiatan belajar merupakan

sebuah proses yang nantinya akan menghasilkan sebuah prestasi

belajar.

b. Tujuan Belajar

Menurut Sardiman, (2011: 26) tujuan belajar ada tiga jenis:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini di tandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan

pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

34

dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan

kemampuan berpikir tanpa pengetahuan, sebaliknya kemampuan

berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang

memiliki kecenderunga lebih besar perkembangannya di dalam

kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar

lebih menonjol.

2) Pemahaman konsep dan ketrampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga

memerlukan suatu proses ketrampilan. Jadi soal ketrampilan yang

bersifat jasmani maupun rohani. Ketrampilan jasmaniah adalah

ketrampilan-ketrampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga

akan menitik beratkan pada ketrampilan gerak/penampilan dari

anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan

ketrampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan

dengan masalah-masalah ketrampilan yang dapat dilihat

bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut

persoalan-persoalan penghayatan, dan ketrampilan berpikir serta

kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah

atau konsep.

3) Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi

anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam

pendekatannya. Dalam interaksi belajar mengajar guru akan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

35

senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya

oleh para siswanya. Dari proses observasi siswa mungkin juga

menirukan perilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadi proses

internalisasi yang dapat menumbuhkan proses penghayatan pada

setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi Belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti

hasil usaha. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang sangat

potensial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang tentang

kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing. (Arifin, 2009:12)

Menurut Syah, (2004:151) prestasi belajar berasal dari hasil

belajar siswa yang mengarah pada ranah kognitif pada proses

pembelajaran. Prestasi belajar siswa ditujukkan untuk mengukur

pemahaman siswa dengan melalui adanya evaluasi. Prestasi belajar

siswa sangat berkait erat dengan hasil belajar. Prestasi belajar terdiri

dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki

prestasi belajar yang baik karena hasil belajar yang diperolehnya juga

baik. Sehingga prestasi tidak berbeda jauh dengan hasil belajar.

Hal yang demikian juga di kemukakan oleh Salvador, (2010)

yang menyatakan bahwa :

“Achievement is the word preferred in theeducational or

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

36

psychometrics fields, being sometimes characterized by the

degree of inference required on the part of the student to give a

response, and by the type of reference to a cognitive process

made explicit in the measurement tool.”

Dari pernyataan Salvador di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa prestasi adalah kata yang ada dalam bidang pendidikan atau

bidang psikometri yang kadang ditandai dari tingkatan inferensi yang

diperlukan pada diri siswa untuk dapat memberikan tanggapan dan

jenis referensi untuk proses kognitif yang dibuat dalam alat ukur

berupa prestasi belajar.

Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkatan

seseorang untuk menerima, menolak, dan menilai informasi yang

diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar. Alat ukur yang di buat

untuk mengetahui hasil prestasi belajar dalam mempelajari materi

pelajaran dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor. Prestasi belajar

dapat diketahui setelah diadakannya evaluasi, hasil evaluasi itulah

yang nantinya akan memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar

siswa.

d. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Arifin, (2009:12) kehadiran prestasi belajar dalam

kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan

kepuasan tersendiri pada manusia, semakin terasa penting untuk

dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

37

lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai siswa didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu,

termasuk kebutuhan siswa didik dalam suatu program pendidikan.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) peserta didik.

Dengan adanya penjelasan tersebut di atas, dapat dimengerti

betapa pentingnya untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik,

baik secara perseorangan atau kelompok. Karena dalam fungsi prestasi

tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi

tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas pendidikan. Disamping

itu prestasi belajar juga berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat menentukan

apakah perlu melakkukan diagnosis, penempatan atau bimbingan

terhadap peserta didik.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Cronbach, (1970)

kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, bergantung kepada ahli

dan versinya masing-masing. Namun diantaranya; (a) Sebagai umpan

balik bagi pendidik dalam mengajar; (b) Untuk keperluan diagnostik;

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

38

(c) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan; (d) Untuk keperluan

seleksi; (e) Untuk keperluan penempatan atau penjurusan; (f) Untuk

menentukan isi kurikulum; (g) Untuk menentukan kebijaksanaan

sekolah.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mengetahui prestasi belajar terdapat faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Slameto,

(2010:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi

belajar siswa di sekolah, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua

bagian yaitu:

1) Faktor Intern (faktor dari dalam diri siswa)

Yaitu keadaan kondisi jasmani atau rohani siswa. Faktor

intern dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor

psikologis, dan faktor kelelahan.

a) Faktor Jasmaniah

(1) Faktor kesehatan, yaitu dalam keadaan baik segenap

badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit.

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar

dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya

tetap terjamin.

(2) Cacat tubuh, merupakan sesuatu yang menyebabkan

kurang baik atau kurang sempurna mengenai badan atau

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

39

tubuh. Cacat itu berupa buta, tuli, patah kaki, patah

tangan, lumpuh, dan lainnya. Keadaan cacat tubuh juga

mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya akan

terganggu.

b) Faktor Psikologis

Faktor yang tergolong dalam faktor-faktor psikologis

yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

(1) Inteligensi, yaitu faktor yang berkaitan dengan

Intellegency Question. Intelegensi adalah kecakapan yang

terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi

dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan

cepat dan efektif, mengetahui konsep yang abstrak secara

efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan baik.

(2) Perhatian, yaitu perhatian yang terarah dengan baik akan

menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap.

(3) Minat, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

(4) Bakat, yaitu kemampuan potensi yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

dating.

(5) Motif, yaitu merupakan keaadan untuk mencapai tujuan

perlu berbuat sebagai daya penggerak atau pendorong.

(6) Kematangan, yaitu merupakan suatu tingkat/fase dalam

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

40

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah

siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

(7) Kesiapan, yaitu merupakan kesediaan untuk memberi

respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam

diri seseorang dan juga berhubungan dengan

kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk

melaksanakan kecakapan.

c) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang ada dua macam, yaitu

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani

terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul

kecenderungan membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat

dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga

minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

2) Faktor ekstern (faktor dari luar siswa)

Faktor ekstern dikelompokan menjadi tiga yaitu:

a) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi

keluarga.

b) Dalam faktor sekolah

yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar,

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

41

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan

tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Faktor ekstern meliputi kegiatan

siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan

bentuk kehidupan masyarakat.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan dapat

membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan

sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya

dengan kebiasaan lingkungannya. Untuk itu perlu adanya

lingkungan yang baik untuk membentuk pengaruh positif

terhadap anak sehingga anak dapat belajar dengan baik.

3. Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan menurut Zubaedi, (2012:281)

adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan

kemampuan memahami, menghayati, dan meyakini nilai-nilai

pancasila sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sehingga menjadi warga

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

42

Negara yang bertanggung jawab dan dapat diandalakan serta memberi

bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut.

Menurut Taniredja, (2009:3) Pendidikan Kewarganegaraan

merupakan usaha membekali peserta didik dengan pengetahuan dan

kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga Negara

dengan Negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara menjadi

warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara

(penjelasan pasal 39 undang-Undang No 2 Tahun 1989, tentang

Sistem Pendidikan Nasional).

Guru PKn sebagai salah satu komponen dalam system pembelajaran

dan meningkatkan kemampuan siswa, dan dituntut untuk menguasai

kemampuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan proses

pembelajaran PKn. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan

kualifikasi dan mutu guru Pkn masih perlu dilakukan secara sistematis

agar terjadinya kesinambungan antara pendidikan guru melalui

lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), pelatihan dalam

jabatan, serta pembinaan professional guru secara berkelanjutan dalam

mengelola proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar dan

merefleksikan karakter bangsa.

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

(Fathurrohman, 2011:7) Tujuan dari Pendidikan

Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi

sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

43

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan

bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar

dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Fathurrohman, (2011:8) mengatakan Dalam BSNP, ruang

lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-

aspek sebagai berikut:

1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam

perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,

partisipasi dalam pembelaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

keterbukaan dan jaminan keadilan.

2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan

keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,

peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

44

peradilan internasional.

3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan

kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional, hukum dan

peradilan internasional.

4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri

sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,

persamaan kedudukan warga negara.

5) Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pernah yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah

digunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara dengan konstitusi.

6) Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintah desa dan kecamatan,

pemerintah daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demonstrasi dan

sistem politik, budaya demonstrasi menuju masyarakat madani,

system pemerintahan, pers dalam masyarakat demonstrasi.

7) Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara,

pengalaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

pancasila sebagai ideology terbuka.

8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia diera globalisasi, dampak globalisasi, hubungan

internasional dan organisasi internasional, dan, mengevaluasi

globalisasi.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

45

d. Materi Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini mengambil materi upaya

menjaga keutuhan NKRI dengan keterangan sebagai berikut :

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas / Semester : V / I

Standar Kompetensi : 1. Memahami pentingnya keutuhan

Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

Kompetensi Dasar : 1.3 contoh-contoh perilaku dalam

Menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Indikator : 1. Menyebutkan keanekaragaman

suku dan budaya bangsa di

Indonesia.

2. Mencari informasi contoh-contoh

perilaku dalam menjaga keutuhan

Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

3. Menceritakan contoh-contoh

perilaku dalam menjaga keutuhan

Negara Kesatuan Republik

Indonesia di lingkungan sekolah.

4. Menceritakan contoh-contoh

perilaku dalam menjaga keutuhan

NKRI di lingkungan masyarakat.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

46

4. Metode Demonstrasi

(Sanjaya, 2007:150) Metode demonstrasi adalah metode penyajian

pelajaran dengan memperagakan dan memperagukan kepada siswa tentang

suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya

sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari

penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi

peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat

menyajikan bahan pelajaran lebih kongkret. Dalam strategi pembelajaran,

demonstrasi dapat di gunakan untuk mendukung keberhasilan strategi

pembelajaran eksporitori dan ikuiri.

Metode demonstrasi adalah pertunjukkan tentang proses terjadinya

suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang

dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara

nyata atau tiruannya. Dengan metode demonstrasi peserta didik

berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda

yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-

kesimpulan yang diharapkan. Dalam demonstrasi diharapkan setiap

langkah pembelajaran dari hal-hal yang didemonstrasikan itu dapat dilihat

dengan mudah oleh murid dan melalui prosedur yang benar dan dapat pula

dimengerti materi yang diajarkan (Sagala, 2010:210).

Hal yang demikian juga dikemukakkan oleh Jarolimek, (1976:120)

yang mengatakan bahwa “often demonstrations are developed on the spur

of the moment when the teacher discovers the limitations of an

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

47

explanation” dari pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa seringkali

demonstrasi dikembangkan ketika guru mulai menemukan hambatan

dalam melakukan pembelajaran.

Dari pendapak para ahli tentang metode demonstrasi dapat dikatakan

bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau

benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang

sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi siswa

lebih mudah untuk menangkap pelajaran serta siswa dapat secara langsung

mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran

berlangsung.

a. Kebaikan Metode Demonstrasi

1. Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap

penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamanati

secara teliti. Disamping itu perhatian siswapun lebih mudah

dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada

yang lainnya.

2. Dapat membimbing peserta didik ke arah berpikir yang sama

dalam satu saluran pikiran yang sama.

3. Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam

waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi

dengan waktu yang pendek.

4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

48

hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan

gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.

5. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak

memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.

6. Beberapa persoalan yang menimbukan persoalan dan keraguan

dapat di perjelas waktu proses demonstrasi.

b. Kelemahan Metode Demonstrasi

1. Derajat visibilitasnya kurang, Peserta didik tidak dapat melihat

atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang

demonstrasikan, kadang-kadang terjadi perubaan yang tidak

terkontrol.

2. Kadang alat itu sukar didapat.

3. Tidak semua hal didemonstrasikan di dalam kelas.

4. Memerlukan banyak waktu, sedangkan hasilnya kadang-kadang

kurang minimum.

5. Kadang-kadang proses yang didemonstrasikan di dalam kelas

akan berbeda jika prose situ didemonstrasikan dalam situasi

nyata/sebenarnya.

6. Agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan

ketelitian dan kesabaran.

c. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Demonstrasi

1. Tentukan terlebih dahulu hasil yang ingin dicapai dalam jam

pertemuan itu.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

49

2. Guru mengarahkan demonstrasi itu sedemikian rupa sehingga

murid-murid memperoleh pengertian dan gambaran yang benar,

pembentukan sikap dan kecakapan praktis.

3. Pilih dan kumpulkan alat-alat demonstrasi yang akan

dilaksanakan.

4. Usahakan agar seluruh murid dapat mengikuti pelaksanaan

demonstrasi itu sehingga memperoleh pengertian dan pemahaman

yang sama.

5. Berikan pengertian yang sejelas-jelasnya tentang landasan teori

dari yang didemonstrasikan. Hindari memakai istilah yang tidak

dipahami murid.

6. Sedapat mungkin bahan pelajaran yang didemonstrasikan adalah

hal-hal yang bersifat praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-

hari.

7. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang

akan dilaksanakan. Dan sebaiknyta sebelum demonstrasi itu di

mulai guru telah mengadakan uji coba, supaya kelak

melakukannya tepat dan secara otomatis. (Sagala, 2010:211-212)

d. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

1. Tahap Persiapan

(Sanjaya, 2007:151) Pada tahap persiapan ada beberapa hal

yang harus dilakukan:

a) Rumuskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

50

proses demnstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi banyak

aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau ketrampilan

tertentu.

b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang

akan dilakukan. Garis-garis bbesar langkah-langkad

demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk

menghindari kegagalan.

c) Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segara

peralatan yang diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan

a) Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang

harus diperhatikan, diantaranya:

1) Atur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa

dapat memperhatikan dengan jelas apa yang

didemonstrasikan.

2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai siswa.

3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan

oleh siswa, missal siswa ditugaskan untuk mencatat

hal-hal yang yang dianggap penting dari pelaksanaan

demonstrasi.

b) Langkah Pelaksanaan Demonstrasi

1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

51

merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui

pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki

sehingga mendorong siswa untuk tertarik

memperhatikan demonstrasi.

2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan

menghindari suasana yang menegangkan.

3) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya

demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh

siswa

4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif

memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang

dilihat dari proses demonstrasi itu.

c) Langkah Mengakhiri Demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses

pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas

tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi

dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan

untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses

demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang

relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi

bersama tentang jalannya proses demonstrasi untuk perbaikan

selanjutnya. (Sanjaya, 2007:152)

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

52

5. Permainan

(Dananjaya, 2010:165) Permainan sebagai media pembelajaran

melibatkan siswa dalam proses pengalaman dan sekaligus menghayati

tantangan, mendapat inspirasi, terdorong untuk kreatif, dan berinteraksi

dalam kegiatan dengan sesama siswa dalam melakukan permainan. Setiap

siswa walau melakukan kegiatan yang sama dengan teman-temannya,

tetapi proses pengalaman batin dalam mengembangkan potensinya sendiri

mungkin berbeda-beda.

Kalau mereka bertukar pengalaman, mempertahankan pendapatnya

masing-masing mungkin timbul perdebatan yang hebat. Akan tetapi

mereka belajar bijaksana menggabungkan atau merumuskan yang lebih

mendekati kebenaran. Perilaku di dalam permainan, proses batin yang

dirasakan masing-masing dan ekspresi dalam bentuk kata dan perilaku

akan menjadi bahan pengamatan para pelakunya serta untuk memahami

proses pengembangan potensi dirinya, atau menimbulkan kesadaran akan

kebenaran atau keseluruhan sebagai bahan pembentukkan kepribadian

yang lebih bermutu.

Permainan adalah fakta yang dianalisis untuk memahami proses

perilaku dan permainan atau pilihan keputusan masing-masing dalam

bertindak atau berkata menjadi kesimpulan sebagai pembelajaran

memproduksi diri sendiri. Menurut psikolog Kurt D. Lewin, (Dananjaya,

2010:166) orang belajar dari pengalaman menurut struktur sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

53

Mengalami kembali/melakukan

Menerapkan Mengungkapkan

Menyimpulkan Mengolah/mengalisis

Gambar 2.2 Daur belajar dari pengalaman

Di atas sudah dikemukakan bahwa dasar metode pembelajaran daur

belajar dari pengalaman yaitu:

Tahap melakukan adalah tahap melaksanakan tugas dalam bentuk

permaian kelompok, pekerjaan individu, simulasi atau tes. Para peserta

didorong untuk melakukan pelaksanaan acara dengan sepenuh potensi

dirinya, potensi fisik, akal/pikiran, emosi/nurani. Secara motorik, hal itu

menggunakan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Selain keterlibatan

dirinyam, ia juga berinteraksi dengan peserta lain dan menimbulkan

“pengalaman”.

Tahap mengutarakan adalah tahap mensistematiskan pengalaman

secara urut dan logis. Inilah peristiwa pengalaman ilmiah: peristiwa yang

menyangkut dirinya atau teman sepengalaman. Pengalaman yang diungkap

berupa pengalaman fisik, pengalaman kejiwaan dan emosi. Dengan

pengungkapan ini diharapkan teridentifikasi kekuatan dan kelemahan diri

atau proses pengenalan diri.

Tahap menganalisis adalah tahap menilai hubungan antar

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

54

pengalaman, antara perilaku dan nilai-nilai acuan, antara emosi dan rasio

dan hubungan antar pribadi peserta. Analisis dapat dilaksanakan sebagai

presentasi pribadi atau diskusi kelompok.

Tahap kesimpulan adalah tahapan “pengalaman AHA”.

Sesungguhnya secara alamiah, pribadi yang belajar selalu akan sampai

pada “pengalaman AHA” yang lebih besar bila terjadi melalui diskusi,

renungan atau refleksi, sampai pada menyadari bahwa dirinya punya

kelemahan, punya kekuatan, berhasrat untuk meraih hasil mempunyai

dorongan untuk melakukan perubahan atau membangun citra baru. Aha

atau oh, adalah ungkapan “memahami” mengapa sesuatu terjadi begitu

atau kesimpulannya yang lain. Tiap tahapan berputar dan berulang dalam

daur belajar pengalaman berstruktur.

6. Broken Triangle

a. Pengertian Broken Triangle

Menurut Darinah, (2011:6) dalam Agustanto, broken triangle

merupakan sebuah alat berbentuk segitiga besar yang tersusun atas

segitiga-segitiga kecil yang dalam setiap garis pertemuan antar

segitiga-segitiga tersebut terdapat sepasang soal dan jawabannya.

Sehingga alat tersebut dapat dibongkar pasang menurut soal dan

jawabannya. Hal ini dapat dilakukan oleh siswa secara berulang kali

sampai siswa benar-benar yakin telah menguasai materi yang ada

dalam segitiga tersebut.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

55

Gambar 2.3 Permainan Broken Triangle

b. Segitiga Berantakan

Broken triangle merupakan segitiga besar yang tersusun atas

segitiga-segitiga kecil yang dalam setiap garis pertemuan antar

segitiga-segitiga tersebut.

1) Perlengkapan

a) 36 Segitiga (4 set) yang di buat oleh guru seperti pola pada

contoh.

b) 32 amplop yang berisi potongan segitiga.

2) Alat dan Bahan

a) Alat

(1) Gunting

(2) Cutter

(3) Penggaris

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

56

(4) Lem

(5) Kreketan

b. Bahan

(1) Kain flanel

(2) Papan triplek

(3) Kertas manila

c. Pembelajaran Metode Demonstrasi Dengan Permainan Broken

Triangle

Proses pembelajaran upaya menjaga keutuhan NKRI

menggunakan metode demonstrasi dengan permainan broken triangle

adalah :

1. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing

beranggotakan 5 orang. Permainan ini sebaiknyadilakukan dengan

kelas yang terdiri dari 20-25 orang peserta.

2. Langkah-langkah permainan broken triangle :

a) Setiap kelompok akan menerima satu amplop dan tidak boleh

dibukak sebelum ada tanda dari si pemandu.

b) Masing-masing amplop berisi delapan potongan-potongan

segitiga.

c) Tugas masing-masing kelompok menyusun delapan buah segitiga

sama besar hingga potongan-potongan segitiga tadi terbentuk

menjadi sebuah segitiga besar.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

57

d) Persyaratan selama dalam permainan: tidak diperkenakan untuk

berbicara dan memberi kode apapun. Tidak boleh meminta atau

mengambil bagian orang lain, tapi boleh memberi dan yang di

beri dilarang menolak.

e) Kelompok yang tidak lengkap lima orang ditugasi sebagai

pengawas permainan agar pemain disiplin pada peraturan.

f) Setelah peraturan dibacakan, guru membagikan pada masing-

masing kelompok dan siswa melakukan pembelajaran

menggunakan metode demonstrasi menggunakan permainan

broken triangle. Pada saat permainan dilakukan, pemandu

hendaknya mengamati tingkah laku masing-masing. Apakah

terjadi pelanggaran dan tingkah laku khas lainnya.

g) Setelah ada ada dua atau tiga kelompok yang selesai, permainan

bisa di hentikan. Dilakukan pengungkapan yang mereka alami

dan rasakan. Dari yang mereka alami ini selanjutnya didiskusikan,

mengapa bisa terjadi dan sebutkan penyebabnya? Apakah bisa

diditunjuk orang yang menyebabkan kegagalan? Dan apakah bisa

dihubungkan dengan kegiatan-kegiatan di luar kelas

sesungguhnya.

h) Diskusi kelompok untuk menggambil kesimpulan dan memetik

hasil belajar tersebut.

i) Tiap-tiap kelompok mempresentasikan kesimpulannya.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

58

d. Tujuan Permainan

Tujuan dari permainan ini adalah:

1) Menyadarkan kepentingan kerjasama.

2) Mengembangkan kemampuan menganalisis kebutuhan pribadi

dan orang lain.

3) Kecerdasan mengendalikan diri. (Dananjaya, 2010:195)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian Susilowati pada Jurnal Universitas Kristen

Satya Wacana tahun 2012 yang berjudul penerapan hasil belajar IPA melalui

penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas II semester II SD Negeri

Mergorejo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012

menyimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dengan media dan

benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar IPA Siswa kelas II SD Negeri

Mergorejo.

Hasil penelitian di atas menjadi dasar peneliti untuk dapat melakukan

penelitian tindakan kelas ini dengan metode demonstrasi menggunakan media

permainan untuk mata pelajaran PKn di sekolah dasar.

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas, telah

diperoleh gambaran awal bahwa prestasi belajar Pendidikan

Kewarganegaraan siswa masih rendah. Rendahnya prestasi belajar siswa

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

59

dalam pembelajaran diduga karena kurangnya minat membaca dan belajar

Pendidikan Kewarganegaraan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk

menggunakan media pembelajaran yang dapat membawa pengaruh besar

pada pola pikir siswa dalam peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar

siswa, yaitu dengan menggunakan variasi media pembelajaran, diantaranya

dengan menggunakan media permainan Broken triangle.

Penggunaan media permainan Broken Triangle menarik untuk

digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa

bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Dengan

strategi ini diharapkan dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan

sekaligus meningkatkan Rasa cinta tanah air dengan cara guru menyampaikan

materi upaya menjaga keutuhan NKRI, pertama guru melakukan tanya jawab

untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, siswa melihat bagaimana cara

untuk mempertahankan NKRI sambil bermain permainan broken triangle,

guru membantu memperdalam pengetahuan siswa dengan memberikan

informasi-informasi yang dapat menumbuhkan rasa suka pada diri siswa yang

nantinya bila terus dipupuk akan berkembang menjadi cinta yang dapat

meningkatkan rasa cinta tanah air siswa dan prestasi belajar siswa mengenai

materi yang akan dipelajarai.

Untuk mendapatkan hasil memuaskan, guru dituntut menyajikan materi

dan mengelola siswa dalam KBM senantiasa menyenangkan dan tidak

membosankan dengan media pembelajran yang inovatif. Penggunaan media

permainan Broken Triangle menjadi solusi terbaik bagi guru agar tercipta

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

60

KBM yang diinginkan. Secara skematis, kerangka berfikir dapat ditunjukkan

dibawah ini

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka di atas, jika dilakukan tindakan dengan

sungguh-sungguh menggunakan media permainan broken triangle maka akan

meningkatkan rasa cinta tanah air dan prestasi belajar Pendidikan

Kewarganegaraan pada materi Upaya Menjaga Keutuhan NKRI.

Berdasarkan perumusan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

tindakan untuk penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi Menjaga

Keutuhan NKRI menggunakan media permainan broken triangle di kelas

V SD N 3 Bobosan dapat meningkatkan rasa cinta tanah air.

2. pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi Menjaga

Kurangnya rasa

cinta tanah air dan

miant belajar siswa

sehingga siswa

merasa jenuh dan

malas untuk

membaca dan

belajar.

Prestasi di bawah

KKM, hasil belajar

rendah.

Menggunakan

media permainan

Broken Triangle

Cinta tanah air dan

Prestasi Belajar

Siswa Meningkat

Tindakan

Masalah

Hasil

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2991/3/BAB II_VINI SETYORINI_PGSD'13.pdf · dari dua suku kata, prestasi dan belajar. Siswa dikatakan memiliki prestasi

61

Keutuhan NKRI menggunakan media permainan broken triangle di kelas

V SD N 3 Bobosan dapat meningkatkan prestasi belajar.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Vini Setyorini, FKIP UMP, 2013