bab ii kajian pustaka a. 1. a. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7836/3/bab ii_taufik...
TRANSCRIPT
-
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bahan Ajar
a. Definisi Bahan Ajar
Proses pembelajaran sangat tergantung terhadap bahan ajar yang
digunakan. Bahan ajar dapat membantu guru dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik. Menurut Kurniasih (2014: 1)
bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas.
Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam
mengajarkan materi kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang
telah ditentukan sebelumnya. Prastowo (2015: 17) mengemukakan
bahan ajar adalah segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang
disusun secara sitematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi
yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar merupakan segala bentuk bahan cetak maupun non cetak yang berisi
materi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Dalam pembuatan bahan ajar harus disusun secara
sistematis.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
8
b. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki tujuan dan manfaat yang beragam baik bagi
guru maupun bagi peserta didik. Menurut Prastowo (2015: 26) tujuan
pembuatan bahan ajar, setidaknya ada empat hal pokok yang
melingkupinya, yaitu:
1) Membantu peserta didik dalam memahami sesuatu. Dengan adanya
bahan ajar peserta didik akan lebih dimudahkan dalam memahami
materi.
2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah
timbulnya rasa bosan pada peserta didik. Dalam proses
pembelajaran rasa bosan biasanya akan dialami oleh peserta didik,
hal ini dapat diminimalisir dengan penggunaan bahan ajar yang lebih
variatif sehingga tercipta suasana pembelajaran yang berbeda.
3) Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran.
Bahan ajar diantaranya memuat berbagai macam materi, ilustrasi,
latihan dll. Dalam proses pembelajaran penggunaan bahan ajar
sangat diperlukan, karena untuk membantu peserta didik dalam
memperoleh ilmu.
4) Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Penggunaan
bahan ajar dapat menarik perhatian peserta didik untuk tetap fokus
selama proses pembelajaran berlangsung.
Setiap bahan ajar memiliki manfaat tersendiri dalam proses
penyusunannyabagi guru maupun peserta didik. Depdiknas (2008: 9)
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
9
menyatakan manfaat penulisan bahan ajar dibedakan menjadi dua
macam, yaitu manfaat bagi guru dan peserta didik. Manfaat bagi guru
yaitu:
1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan
siswa.
2) Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
Dalam proses pengadaan bahan ajar yang dilakukan pihak sekolah,
terkadang bahan ajar telat untuk didistribusikan ke setiap sekolah.
3) Bahan ajar menjadi lebih kaya, karena dikembangkan dengan
berbagai referensi. Proses penyusunan bahan ajar dapat mengacu
dari berbagai sumber untuk menghasilkan bahan ajar yang
maksimal.
4) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam
menulis bahan ajar. Dengan menulis bahan ajar pengalaman guru
akan bertambah, hal ini dapat menjadi nilai lebih bagi guru tersebut.
5) Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran
yang efektif antara guru dan siswa karena siswa merasa lebih
percaya kepada gurunya.
6) Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
7) Dapat diajukan sebagai karya yang dinilai mampu menambah angka
kredit untuk keperluan kenaikan pangkat.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
10
8) Menambah penghasilan guru jika hasil karyanya diterbitkan. Jika
bahan ajar yang dibuat oleh guru dapat diterbitkan oleh penerbit,
maka bahan ajar tersebut dapat menjadi hak cipta bagi guru yang
membuatnya.
Selain manfaat bagi guru ada juga manfaat bagi siswa yaitu
Depdiknas (2008: 10):
1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Bahan ajar yang
disusun sendiri oleh guru dapat menyesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik. Bahan ajar dapat disusun dengan semenarik mungkin
untuk menarik perhatian peserta didik.
2) Siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara
mandiri dengan bimbingan guru..
3) Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasai.
c. Macam-macam Bahan Ajar
Bahan ajar dapat dikelompokan menjadi beberapa macam. Prastowo
(2015: 40) mengemukakan pada dasarnya ada pengelompokan jenis
bahan ajar, beberapa diantaranya adalah berdasarkan bentuknya, cara
kerjanya, dan sifatnya, sebagaimana diuraikan dalam penjelasan berikut.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
11
1) Bahan ajar menurut bentuknya
Menurut bentuknya bahan ajar dibedakan menjadi empat
macam, yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar
pandang, dan bahan ajar interaktif.
(a) Bahan cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan
dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajran
atau penyampaian informasi. Contohnya, handout, buku, modul,
lembar kerja peserta didik, brosur, leaflet, wallchart, foto atau
gambar, dan model atau maket. Bahan ajar cetak ini yang sering
digunakan dan disediakan oleh pihak sekolah. Bahan ajar cetak
biasaanya dapat dibeli melalui penerbit yang telah bekerjasama
dengan dinas pendidikan.
(b) Bahan ajar dengar atau program audio, yakni semua system yang
menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat
dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang.
Contohnya, kaset, radio, piringan hitam compact disk audio.
Bahan ajar ini biasa digunakan dalam mata pelajaran kesenian.
Biasanya para siswa diajak untuk mendengarkan berbagai
macam lagu ataupun nada.
(c) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu
yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan
`gambar bergerak secara sekuensial. Contohnya, video compact
disk dan film. Bahan ajar audiovisual ini merupakan bahan ajar
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
12
yang sangat berguna dalam menarik perhatian peserta didik.
Penggunaan bahan ajar audiovisual dirasa sangat menarik oleh
peserta didik.
(d) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni
kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar,
animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau
diberi perlakuan untuk mengendalikan sutu perintah. Contohnya
compact disk interactive.
2) Bahan ajar menurut cara kerjanya
Bahan ajar dalam penggunaanya memiliki cara-cara yang
berbeda. Menurut Prastowo (2015: 42) berdasarkan cara kerjanya,
bahan ajar dibedakan menajdi lima macam, yaitu bahan ajar yang
tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar
audio, bahan ajar video, dan bahan ajar computer.
(a) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang
tidak memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan
isi di dalamnya, sehingga peserta didik bisa langsung
mempergunakan (membaca, melihat dan mengamati) bahan ajar
tersebut. Contohnya, foto, diagram, display, model, dan lain
sebagainya. Penggunaan bahan ajar ini adalah hal yang umum
sering ditemukan di sekolah.
(b) Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang
memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan atau dipelajari
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
13
peserta didik. Contohnya slide, filmstrips, overbead
transarencies dan proyeksi kompuer.
(c) Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio
yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk
mempergunakanya, kita mesti memerlukan alat pemain (player)
media rekam tersebut, seperti type compo, CD player, VCD
player, multimedia player, dan lain sebagainya. Contoh bahan
ajar seperti ini adalah kaset, CD, flash diks, dan lain-lain.
(d) Bahan ajar cideo, yakni bahan ajar yang memerlukan alat
pemutar yang biasanya berbentuk video tape player, VCD
player, DVD player, dan sebagainya. Karena bahan ajar ini
hamper mirip dengan bahan ajar audio, maka bahan ajar ini juga
memerlukan media rekam. Hanya saja, bahan ini dilengkapi
dengan gambar. Jadi dalam tampilan, dapat diperoleh sebuah
sajian gambar dan suara bersamaan. Contohnya video, film dan
lain sebagainya.
(e) Bahan ajar (media) computer, yakni berbagai jenis bahan ajar
noncetak yang membutuhkan computer untuk menanyangkan
sesuatu untuk belajar. Contohnya, computer mediated
instruction dan computer based multimedia atau hypermedia.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
14
3) Bahan ajar menurut sifatnya
Bahan ajar sangat beragam bentuknya. Menurut Prastowo
(2015: 43) berdasarkan sifatnya bahan ajar dibagi menjadi empat
macam, sebagaimana disebutkan berikut ini.
(a) Bahan ajar yang berbasiskan cetak, misalnya buku, pamflet,
panduan belajar peserta didik, bahan tutorial, buku kerja peserta
didik, peta, charts, foto bahan dari majalah serta koran, dan lain
sebagainya.
(b) Bahan ajar yang bebasiskan teknologi, misalnya audio cassete,
siaran radio, slide, filmdtrips, film, video cassettes, siaran
televise, video interaktif, computer based tutorial, dan
multimedia.
(c) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, misalnya
kit sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain
sebagainya.
(d) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia
(terutama untuk keperluan Pendidikan jarak jauh), misalnya
telepon, handphone, video conferencing, dan lain sebagainya.
Berdasrkan uraian tersebut bahan ajar sangat beraneka ragam
bentuknya. Pemilihan bahan ajar dapat dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Setiap mata pelajaran memiliki cara penyampaian yang
berbeda-beda. Dengan demikian guru harus selektif dalam memilih
bahan ajar yang akan digunakan.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
15
d. Langkah-langkah Pokok Pembuatan Bahan Ajar
1) Melakukan analisis kebutuhan bahan ajar
Proses penyusunan bahan ajar harus menyesuaian dengan
kompetensi yang sudah ada. Prastowo (2015: 50) mengemukakan
analisis kebutuhan bahan ajar adalah suatu proses awal yang
dilakukan untuk menysusun bahan ajar. Di dalamnya terdiri atas tiga
atahapan, yaitu analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar,
dan penetuan jenis serta judul bahan ajar. Pada tahap analisis
kurikulum hal yang perlu dianalisis adalah standar kompetensi,
kompetensi dasar, indicator, materi pokok, dan pengelaman belajar.
Langkah-langkah ini ditujukan untuk menentukan kompetensi-
kompetensi yang memerlukan bahan ajar.
Langkah selanjutnya adalah analisis sumber belajar. Sumber
belajar yang akan digunakan untuk penyusunan bahan ajar perlu
dilakukan analisis. Adapun kriteria analisis terhadap sumber belajar
tersebut dilakukan berdasarkan ketersediaan, kesesuaian, dan
kemudahan dalam memanfaatkanya.
Langkah yang ketiga memilih dan menentukan bahan ajar,
pada langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria
bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik
untuk mencapai kompetensi.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
16
2) Memahami kriteria pemilihan sumber belajar
Setiap bahan ajar memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Diperlukan upaya penyeleksian atau pemilihan terhadap
berbagai sumber belajar. Pemilihan ini dilakukan berdasarkan
pertimbangan keseuaian dengan tujuan pembelajaran yang
diterapkan sebelumnya.
3) Menyusun peta bahan ajar
Dalam proses penyusnuan bahan ajar harus disesuaikan
dengan kebutuhan. Diknas (Prastowo, 2015: 63) mengemukakan
ada tiga kegunaan penyusunan peta kebutuhan bahan ajar, yakni
untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis, mengetahui
sekuensi atau urutan bahan ajar , dan menentukan sifat bahan ajar.
4) Memahami struktur bahan ajar
Bahan ajar terdiri atas susunan bagian-bagian yang kemudian
dipadukan, sehingga menjadi sebuah bangunan utuh yang layak
disebut bahan ajar. Masing-masing bahan ajar memiliki struktur
yang berbeda-beda. Prastowo (2015: 66) berpendapat bahwa
struktur bahan ajar dalam bentuk buku terdiri atas empat komponen,
yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, latihan dan
penilaian. Penggunaan struktur dalam bahan ajar dapat disesuaikan
dengan kebutuhan. Dalam hal ini guru dapat membuat bahan ajar
yang menarik yang dapat menjadikan pembelajaran lebih berkesan.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
17
2. Hakikat Kurikulum 2013
a. Kurikulum 2013
Kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 yang dimulai
dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk
Pemerintah. Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Perkembangan kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu masa
depan anak bangsa. Hidayat (2013: 116) berpendapat bahwa kurikulum
2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dilakukan
dengan dua strategi utama yaitu peningkatan efektivitas pembelajaran
pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di
sekolah.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli maka dapat disimpulkan
bahwa Kurikulum 2013 adalah seperangkat program yang diatur secara
sitematis mengenai, tujuan, isi, materi, dan metode yang digunakan
untuk mengembangkan nilai karakter, penguasaan kognitif, dan
ketrampilan peserta didik.
b. Tujuan Kurikulum 2013
Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 Permendikbud No. 69
tahun 2013 tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
18
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
Penerapan kurikulum 2013 lebih mendidik siswa untuk
melakukan pengamatan/observasi, bertanya dan bernalar terhadap ilmu
yang diajarkan. Menurut Mulyasa (2013: 65) Kurikulum 2013
memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam
proses pencapaian sasaran belajar yang mencerminkan penguasaan dan
pemahaman terhadap apa yang telah dipelajari.
Selain itu tujuan penerapan Kurikulum 2013 adalah untuk
mendorong peserta didik mampu lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh
atau diketahui setelah peserta didik menerima materi pembelajaran.
c. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Kurniasih (2014: 3) mengemukakan keunggulan kurikulum
2013 diantaranya:
1) Dalam kurikulum 2013 peserta didik diharapkan selalu aktif,
kreatif, dan inovatif ketika menyelesaikan permasalahan yang
ditemuai.
2) Penilaian kurikulum 2013 tidak hanya dinilai dari satu sisi.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
19
3) Munculnya Pendidikan karakter dan Pendidikan budi pekerti yang
telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
4) Adanya komptensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
Pendidikan nasional.
5) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik
domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013
tidak hanya mengedepankan aspek kognitif saja, akan tetapi nilai
sikap, kognitif dan ketrampilan juga dikembangkan.
6) Dan banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan seperti Pendidikan karakter, metodologi
pembelajran aktif, keseimbangan soft skill dan hard skill, dan
kewirausahaan.
7) Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
seperti sikap, ketrampilan, dan pengetahuan secara proposional.
8) Mengharuskan adanya remidiasi secara berkala. Hal ini bertujuan
untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam pendidikan supaya
menghasilkan pendidikan yang bermutu
9) Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena
Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku
teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia.
10) Sifat pembelajaran sangat kontekstual. Kurikulum 2013
menekankan para siswa agar mampu mengaplikasikan hasil
belajarnya pada lingkungan masyarakat. Dalam proses
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
20
pembelajaran guru mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-
hari.
11) Meingkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi
profesi, pedagogi, social, dan personal.
12) Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga
memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan
budaya literasi, dan membuat guru memiliki ketrampilan membuat
RPP, dan menerapkan pendekatan scientific secara benar.
Kurikulum 2013 menuntut pesertta didik untuk selalu aktif selama
proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik dapat mempermudah guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Kurikulum 2013 menekankan pada
pengembangan nilai sikap, kognitif, dan psikomotor melalui setiap
kegiatan yang ada dalam pembelajaran. Kurikulum 2013 mengajak
peserta didik dan guru untuk mengkaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari. Hal ini diharapkan peserta didik mampu memcahkan
masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.
Kurikulum 2013 dalam pelaksanaanya juga memiliki beberapa
kekurangan. Kekurangan pada Kurikulum 2013 menurut Kurniasih
(2014: 5) sebagai berikut:
1) Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan Kurikulum
2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada peserta didik di
kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada
penjelasan dari guru. Pandangan guru mengenai kurkulum 2013
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
21
para sisiwa diajak untuk mampu belajar secara mandiri, hal ini
tentunya akan sangat menyulitkan siswa.
2) Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan
Kurikulum 2013 ini. Hal ini dikarenakan kurangnya himbauan atau
pemberitahuan kepada pihak sekolah terkait penggunaan
kurikulum 2013.
3) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific.
4) Kurang maksimalnya guru dalam penyusnan RPP. RPP digunakan
oleh guru sebagai pedoman terkait pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
5) Guru tidak banyak menguasai penilai autentik. Di dalam penilaian
autentik guru dituntuk untuk menilai dari aspek kognitif, sikap, dan
ketrampilan dari setiap peserta didik.
6) Tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku peserta didik dan buku
guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru
yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.
7) Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan Kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung
melihat guru dan peserta didik mempunyai kapasitas sama.
8) Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran
dan hasil dalam Kurikulum 2013 karena UN masih menjadi faktor
penghambat.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
22
9) Terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai peserta didik
sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum
lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata
pelajaran yang diampu.
10) Beban belajar peserta didik dan termasuk guru terlalu berat,
sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
Persiapan yang kurang matang menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan kurikulum 2013 dalam pelaksanaanya masih banyak
ditemui beberapa kekurangan. Kebanyakan guru belum siap untuk
melaksanakan kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan kurangnya
pelatihan yang diberikan oleh dinas pendidikan terkait kurikulum 2013.
3. Rokok
Rokok menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 109
tahun 2012 adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar dan dihisap dan atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok
putih, cerutu atau bentuk lainya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana
tabocum dan spesies lainya atau sintetisnya yang asapnya mengandung
nikotin dan tar.
Peredaran rokok di Indonesia sudah menyebar ke berbagai kalangan
hal ini tentu sangat membahayakan. Menurut Widharto (2017: 13) rokok
tergolong bahan berbahaya karena mengandung bahan kimia yang
mempengaruhi kesehatan manusia. Salah satu kandungan bahan kimia
dalam rokok adalah nikotin. Perokok akan merasakan pengaruh nikotin
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
23
dengan tanda-tanda merasa tenang dan kemampuan beradaptasi meningkat.
Hal ini menimbulkan ras ketagihan untuk merokok. Pemakaian berlebihan
dapat mengalami kerusakan jantung, paru-paru, kanker dll.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa rokok
adalah hasil olahan dari tanaman tembakau yang mengandung nikotin dan
zat berbahaya lainya. Asap rokok yang terhirup oleh manusia dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit.
Berikut ini adalah adalah dampak negatif merokok menurut Nugroho
(2017: 141) diantaranya:
a. Kanker paru-paru. Kanker paru-paru adalah suatu kondisi dimana sel-
sel tumbuh secara tidak terkendali di dalam paru-paru
b. Penyakit bronkitis. Bronkitis adalah infeksi pada saluran pernapasan
utama dari paru-paru atau bronkus yang menyebabkan terjadinya
peradangan atau inflamasi pada saluran tersebut.
c. Merusak jaringan otak. Asap rokok yang masuk ke otak dapat
menyebabkan rusaknya jaringan otak. Hal ini dikarenakan asap rokok
mengandung zat-zat yang berbahaya.
d. Menyebabkan darah cepat membeku. Beberapa bahan kimia yang
terkandung di dalam rokok juga bisa menyebabkan pembuluh darah
rusak dan meningkatkan resiko pembekuan darah secara cepat.
e. Menghambat peredaran darah.
f. Menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Ketika seseorang merokok,
jumlah oksigen di paru-paru dan dalam aliran darah akan menjadi
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
24
kurang. Oksigen lantas digantikan oleh asap yang berasal dari rokok.
Oksigen sangat penting bagi tubuh karena semua komponen penting
dalam tubuh membutuhkan oksigen untuk beroperasi.
g. Serangan jantung. Merokok dapat menyebabkan saluran yang
menyalurkan darah keseluruh tubuh menyempit. Hal ini dapat
mengakibatkan serangan jantung.
4. Minuman Keras
Peredaran minuman keras dilarang keras oleh agama maupun negara.
Dalam surat Albaqarah ayat 219 Allah Swt menyebutkan bahwa meminum
minuman keras atau khamr adalah dosa besar. Minuman keras dapat
menghilangkan kesadaran orang yang mengkonsumsinya. Agung (2015:
61) menyatakan bahwa minuman keras adalah seluruh jenis minuman yang
mengandung zat adiktif (alkohol). Minuman beralkohol banyak
menimbulkan masalah, baik masalah sosial maupun masalah kesehatan.
Mengkonsumsi minuman keras adalah salah satu bentuk perilaku yang
dianggap menyimpangan. Minuman keras menurut Widharto (2017: 3)
adalah minuman yang mengandung alkohol sehingga dikelompokan dalam
bahan berbahaya. Minuman ini dapat menimbulkan ketagihan, sehingga jika
dikonsumsi secara berlebihan dapat merusak fungsi organ tubuh. Selain itu
miras juga dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati dan perilaku
pemakainya (mabuk).
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa minuman
keras adalah minuman yang mengandung alkohol bersifat memabukan bagi
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
25
orang yang mengkonsumsinya. Banyak kenakalan remaja yang disebabkan
oleh minuman keras. Penggunaan minuman keras di kalangan pelajar sangat
bertenangan dengan aturan sekolah.
Minuman keras berbahaya bagi kesehatan karena dapat merusak
fungsi organ tubuh manusia. Dampak negatif akibat mengkonsumsi
minuman keras menurut Nugroho (2017: 142) diantaranya:
a. Pada hati mengakibatkan hepatitis (penyakit kuning). Mengonsumsi
terlalu banyak alkohol dapat menghambat kerja hati sehingga lama-
kelamaan menyebabkan kerusakan atau membunuh sel-sel hati.
b. Pada hati menyebabkan kanker.
c. Pada lambung menyebabkan pendarahan. Konsumsi alkohol yang
berlebihan dapat menyebabkan dinding lambung meradang. Alkohol
merupakan zat yang bersifat korosif (merusak).
d. Pada ginjal menyebabkan gagal ginjal.
e. Menyebabkan anemia (kurang darah). Mengkonsumsi minuman
beralkohol dalam jumlah banyak dapat menyebabkan penurunan
jumlah sel darah merah, bahkan hingga menyebabkan terjadinya
anemia.
Meminum minuman keras dapat membahayakan kesehatan manusia.
Minuman keras dapat mengakibatkan kerusakan pada organ manusia salah
satunya adalah ginjal, hati, dll. Minuman keras dapat mempengaruhi orang
yang mengkonsumsinya.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
26
5. NAPZA
a. Narkotika
1) Definisi Narkotika
Penyalahgunaan narkotika dapat membahayakan bagi
kesehatan. UU Narkotika No 35 Tahun 2009 menyatakan bahwa
narkotika di definisikan sebagai zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Penggunaaan narkotika dapat menghilangkan kesadaran
penggunanya. Narkotika menurut Widharto (2017: 3) adalah zat atau
obat yang dapat menghilangkan kesadaran (bius), mengurangi dan
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menyebabkan ketergantungan.
Narkotika berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
(buatan) maupun semisintetis.
Narkotika seharusnya hanya digunakan dalam bidang
kedokteran. Narkotika berfungsi sebagai obat bius bagi pasien yang
akan dioperasi untuk mengurangi rasa sakit. Namun sangat
disayangkan, narkotika yang bermanfaat di bidang pengobatan
disalahgunakan. Pemakai yang menyalahgunakan narkotika
awalnya hanya untuk memperoleh rasa tenang dan gembiran karena
rasa tersebut merupakan dampak pemakaian narkotika. Jika
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
27
pemakaianya tidak sesuai aturan maka akan menyebabkan ketagihan
atau kecanduan dan berakibat kematian. Menurut Redaksi Media
Pusindo (2008: 4) narkotika juga dikenal dengan istilah bahasa
Inggris drug. Jenis drug antara lain, kokain, morfin, heroin, ganja,
dan lain sebagainya.
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan
narkotika merupakan obat-obatan yang dapat menghilangkan
kesadaran bagi pemakai. Obat-obatan ini akan memberikan efek
candu bagi pemakai apabila dikonsumsi tidak sesuai dengan aturan
yang telah ditentukan oleh ahli kesehatan.
2) Dasar Hukum Penyalahgunaan Narkotika
Penyalahgunaan narkotika diatur dalam UU. Menurut UU RI
No. 22 tahun 1997 penyalahgunaan narkotika dikelompokan
kedalam tiga bagian sebagai berikut:
a) Pemakai Pemakai narkotika dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan
pasal 85 UU RI No. 22 tahun 1997, dengan ancaman hukuman
paling lama 4 tahun.
b) Pengedar Pengedar yang memperjualbelikan narkotika dapat dikenakan
sanki pidana berdasarkan pasal 81 dan 82 UU RI No. 22 tahun
1997, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun/seumur
hidup/mati/denda.
c) Produsen Produsen (pembuat) narkotika dapat dikenakan sanki pidana
berdasarkan pasal 80 UU RI No. 22 tahun 1997, dengan
ancaman hukuman mkasimal 20 tahun/seumur
hidup/mati/denda.
Berdasarkan aturan tersebut para pemakai, pengedar, maupun
produsen akan memperoleh hukuman yang berat. Negara Indonesia
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
28
sangat melarang peredaran narkotika. Para pengedar dan produsen
yang akan mendapat hukuman sangat berat bahkan humuan mati.
3) Bahaya Narkotika bagi Kesehatan
Penyalahgunaan narkotika dapat membahayakan kesehatan
seseorang. Bahaya akibat penyalahgunaan narkotika terhadap
kesehatan menurut Nugroho (2017: 144) diantaranya sebagai
berikut: (a) kerusakan system saraf; (b) ganguaan pada jantung dan
pembuluh darah; (c) kerusakan pada paru-paru; (d) kerusakan
system pernapasan; (e) hati tidak berfungsi sebagai mana mestinya;
(f) timbul perubahan fungsi otak; (g) gangguan pada kulit; (h)
gangguan pada system reproduksi; (i) dan terakhir kematian.
b. Psikotropika
1) Definisi Psikotropika
Penggunaan psikotropika tanpa memperhatikan aturan dapat
mengakibatkan hal yang negatif. Menurut Widharto (2017: 3)
Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas
otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan
kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya susunan saraf pusat dan
menibulkan kelinan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi
(mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam
perasaan, dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai
efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
29
Penyalahgunaan psikotropika sering kali menyebabkan
masalah kejiwaan bagi penggunanya. Pratiwi, Kuswanti, dan
Rahayu (2008: 203) menyatakan psikotropika adalah obat keras
tertentu bukan narkotika yang diperlukan dalam pengobatan, namun
dapat pula menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik yang
sangat merugikan bila digunakan tanpa pengawasan yang seksama.
Adanya pengawasan yang ketat terhadap peredaran narkotika, maka
psikotropika dijadikan sebagai pengganti. Psikotropika mempunyai
efek dan bahaya yang sama dengan narkotika. Zat psikotropika yang
sering disalahgunakan diantaranya adalah mariyuana, obat
penenang/obat tidur, kafein, ekstasi, shabu-shabu.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
psikotropika adalah zat atau obat yang dapat memicu aktifitas otak
dan perilaku penggunanya. Penggunaan psikotropika secara
berlebihan maka akan mengakibatkan ketergantungan.
2) Dasar Hukum Penyalahgunaan Psikotropika
Penyalahgunaan psikotropika di Indonesia diatur di dalam UU.
Menurut UU RI No. 22 tahun 1997 penyalahgunaan psikotropika
dikelompokan kedalam tiga bagian sebagai berikut:
a) Pemakai Pemakai psikotropika dikenakan sanksi pidana berdasarkan
Pasal 59 dan 62 UU RI No. 5 tahun 1997, dengan ancaman
hukuman minimal 4 tahun dan maksimal 15 tahun ditambah
denda.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
30
b) Pengedar Pengedar psikotropika dikenakan sanksi berdasarkan pasal 58
dan 62 UU RI No. 5 tahun 1997, dengan ancaman hukuman
paling lama 15 tahun ditambah denda.
c) Produsen Produsen psikotropika dikenakan sanksi pidana berdasarkan
Pasal 80 UU RI No. 5 tahun 1997, dengan ancaman hukuman
paling lama 15 tahun ditambah denda.
Berdasarkan aturan tersebut para pemakai, pengedar, maupun
produsen akan memperoleh hukuman yang berat. Para pengedar dan
produsen yang akan mendapat hukuman sangat berat bahkan
humuan mati. Negara Indonesia sangat melarang peredaran
psikotropika.
3) Bahaya Psikotropika bagi Kesehatan
Penyalahgunaan psikotropika dapat membahayakan kesehatan
seseorang. Bahaya akibat penyalahgunaan psikotropika sama halnya
dengan narkotika, menurut Nugroho (2017: 144) diantaranya
sebagai berikut: (a) kerusakan system saraf; (b) ganguaan pada
jantung dan pembuluh darah; (c) kerusakan pada paru-paru; (d)
kerusakan system pernapasan; (e) hati tidak berfungsi sebagai mana
mestinya; (f) timbul perubahan fungsi otak; (g) gangguan pada kulit;
(h) gangguan pada system reproduksi; (i) dan terakhir kematian.
c. Zat Berbahaya lainya
1) Definisi Zat Berbahaya
Zat-zat berbahaya lainya sering ditemukan pada kehidupan
sehari-hari. Widharto (2017: 3) berpendapat bahwa zat berbahaya
lainya merupakan bahan kimia yang dapat membahayakan
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
31
keselamatan manusia jika disalahgunakan, seperti nikotin, alkohol,
lem, pestisida, kopi, dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut
ketika digunakan dengan sesuai aturan dapat memberikan dampak
positif, sebaliknya jika digunakan tidak sesuai aturan dapat
mengakibatkan dampak negatif.
Kandungan bahan kimia yang ada di dalam rokok salah
satunya adalah nikotin. Nikotin merupakan racun yang bertindak
langsung ke otak, merusak pemikiran dan tubuh, dan menyebabkan
ketergantungan. Nikotin terdapat di dalam daun tembakau yang
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan rokok.
Alkohol adalah zat yang terdapat di dalam minuman keras.
Alcohol dihasilkan dari proses peragian seperti anggur, singkong,
aren, dansebagainya. Kandungan akohol inilah yang dapat
mengakibatkan mabuk bagi orang yang mengkonsumsi minuman
keras.
K afein berasal dari biji kopi atau daun teh yang dijadikan
minuman. Kafein mempengaruhi pemakainya menjadi lebih santai
(rileks), waspada, dan mencegah rasa kantuk. Pemakaian dalam
jangka panjang dapat mengakibatkanketagihan dan fungsi organ,
misalnya jantung berdebar, tekanan darah tinggi, dan mudah marah.
2) Bahaya Zat-zat lainya
Bahaya penyalahgunaan zat-zat berbahaya dapat berdampak
bagi kesehatan, dampak tersebut diantaranya: (a) dapat merusak
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
32
system pernapasan; (b) merusak jaringan otak; (c) menyebabkan
darah cepat membeku; (d) kanker paru-paru; (e ) serangan kantung;
(f) mengganggu kerja lambung; (g) kematian.
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Octaviani dalam Jurnal Pendidikan Dasar
volume 9 tahun 2017 berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Tematik dalam
Implementasi Kurikulum 2013 Kelas 1 Sekolah Dasar”. Hasil penelitian
tersebut, yaitu: (1) produk yang dikembangkan dalam penelitian ini
menunjukkan hasil yang signifikan dan dinilai efektif mencapai
kompetensi yang ditetapkan, (2) bahan ajar yang dikembangkan
merupakan bahan ajar tematik telah memenuhi syarat sebagai bahan ajar
yang valid menurut ahli, dimana bahan ajar tersebut telah memenuhi kriteria
dan karakteristik pembelajaran tematik dan hasil validasi ahli secara
kumulatif ke empat validator memberi skor rata–rata berada dikategori
sangat baik untuk produk yang dikembangkan, kevalidan produk dilihat
dari hasil kegiatan penelitian nilai post-test > pre-test artinya produk
yang dikembangkan dinilai valid untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hutama dalam Jurnal Jurnal Pendidikan
Indonesia volume 4 tahun 2016 berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Ips
Berbasis Nilai Budaya Using Untuk Peserta didik Sekolah Dasar”. Hasil
penelitian menunjukkan: Kelayakan produk bahan ajar berbasis nilai
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
33
budaya Using diukur berdasarkan tingkat validitas, tingkat kemenarikan,
tingkat keefektifan, dan tingkat keterterapan produk bahan ajar. Tingkat
validitas bahan ajar dapat diketahui dari hasil uji validasi ahli, dimana
persentase validitas dari ahi bahasa untuk modul belajar peserta didik adalah
97,92% dan modul panduan guru adalah 96,43%, persentase dari ahli desain
untuk modul belajar peserta didik adalah 88,89% dan modul panduan guru
adalah 94,44%, dan persentase dari ahli materi/isi untuk modul belajar
peserta didik adalah 97,32% dan modul panduan guru adalah 97,73%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah dalam Skripsi tahun 2018 berjudul
“Pemahaman Peserta didik Sekolah Dasar tentang Narkoba”. Hasil
penelitian tersebut, yaitu: Jenis narkoba yang diketahui peserta didik
diantaranya ganja, putau, sabu-sabu, narkotika, ekstasi, dan zat adiktif.
Tingkat pemahaman peserta didik tentang narkoba masih kurang.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Ardan dalam International Journal of Higher
Education volume 5 tahun 2016 berjudul “The Development of Biology
Teaching Material Based on the Local Wisdom of Timorese to Improve
Students Knowledge and Attitude of Environment In Caring the Persevation
of Environment”. Hasil penelitian tersebut, yaitu: Terdapat perbedaan pada
prestasi belajar peserta didik secara signifikan sebelum dan sesduah
menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. Peningkatan minat peserta
didik dalam menjaga kelestarian lingkungan juga menjadi lebih baik
sesudah menggunakan bahan ajar tersebut.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
34
5. Penelitian yang dilakukan oleh Abadi, Pujiastuti, dan Assaat dalam Journal
of Physics volume 812 tahun 2015 berjudul “Development of Teaching
Materials Based Interactive Scientific Approach towards the Concept of
Social Arithmetic For Junior High School Student”. Hasil penelitian
tersebut, yaitu: Beradasarkan penelitian yang telah dikakukan bahan ajar
yang telah dinilai oleh beberapa ahli dikatakan valid. Dalam uji coba yang
dilakukan secara terbatas mendapatkan hasil 85,77% hal ini menandakan
sebaian besar peserta didik berhasil.
C. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran perlu adanya bahan ajar yang baik untuk mecapai
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pendidikan mengenai bahaya rokok,
minuman keras, dan NAPZA bagi kesehatan diberikan agar mencegah
penyelahgunaan rokok, minuman keras, dan NAPZA dikalangan pelajar. Bahan
ajar yang tersedia dirasa masih sangat dangkal dalam penyajian materi
mengenai bahaya rokok, minuman keras, dan NAPZA bagi kesehetan.
Keberadaan bahan ajar merupakan komponen yang paling penting dalam proses
pembelajaran.
Peneliti mengembangkan bahan ajar untuk mencegah bahaya rokok,
minuman keras, dan NAPZA bagi kesehatan sebagai salah satu upaya untuk
mengatasi permasalahan tesebut. Produk penelitian ini melalui tahap pengujian
produk sebelum digunakan. Jika produk sudah dinyatakan valid maka bahan
ajar siap digunakan secara maksimal. Penggunaan bahan ajar diharapkan dapat
mencegah penyalahgunaan rokok, minuman keras, dan NAPZA dikalangan
peserta didik.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
35
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Berdasarkan kerangka pikir bahan ajar mempunyai peran penting dalam
proses pembelajaran. Hasil wawancara, observasi dan analisis menyatakan
masih terdapat kekurangan pada bahan ajar yang digunakan di sekolah. Untuk
memperbaiki kekurangan tersebut perlu dilakukan pengembangan agar tercipta
produk baru berupa bahan ajar yang lebih baik dari bahan ajar sebelumnya.
Setelah bahan ajar melalui tahap perbaikan dan revisi melalui ahli dan
dinyatakan valid, maka bahan ajar siap untuk digunakan pada proses
pembelajaran.
Bahan ajar merupakan komponen penting yang mendukung kegiatan belajar
mengajar.
Berdasarkan wawancara, observasi, dan analisis terhadap bahan ajar mengenai
bahaya rokok, minuman keras, dan NAPZA bagi kesehatan di kelas V SD
menunjukan bahwa bahan ajar tersebut termasuk pada kriteria cukup baik.
Pengembangan bahan ajaruntuk mencegah bahaya rokok, minuman keras, dan
NAPZA bagi kesehatan di kelas V SD diharapkan dapat mendukung proses
pembelajaran sehingga dapat mencegah penyalahgunaan rokok, minuman keras,
dan NAPZA di kalangan para peserta didik.
Bahan ajar kurikulum 2013 untuk mencegah bahaya rokok, minuman keras, dan
NAPZA bagi kesehatan di kelas V SD telah valid.
Penerapan bahan ajar kurikulum 2013 untuk mencegah bahaya rokok, minuman
keras, dan NAPZA bagi kesehatan di kelas V sekolah dasar.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018
-
36
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan kerangka berpikir, maka
rumusan hipotesis sebagai berikut:
1. Pengembangan bahan ajar kurikulum 2013 untuk mencegah bahaya rokok,
minuman keras dan NAPZA bagi kesehatan di kelas V sekolah dasar sesuai
dengan kebutuhan siswa.
2. Bahan ajar kurikulum 2013 untuk mencegah bahaya rokok, minuman keras
dan NAPZA bagi kesehatan di kelas V sekolah dasar dinyatakan valid.
3. Penerapan bahan ajar kurikulum 2013 untuk mencegah bahaya rokok,
minuman keras dan NAPZA bagi kesehatan di kelas V sekolah dasar dapat
berjalan dengan baik.
4. Penilaian guru terhadap penggunaan bahan ajar kurikulum 2013 untuk
mencegah bahaya rokok, minuman keras dan NAPZA bagi kesehatan di
kelas V sekolah dasar dinyatakan baik.
5. Respon peserta didik terhadap penggunaan bahan ajar kurikulum 2013
untuk mencegah bahaya rokok, minuman keras dan NAPZA bagi
kesehatan di kelas V sekolah dasar dinyatakan baik.
E. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dihasilkan dalam penelitian yaitu bahan ajar kurikulum 2013
untuk mencegah bahaya rokok, minuman keras dan NAPZA bagi kesehatan di
kelas V SD. Bahan ajar terdiri dari: (1) Halaman Judul (Cover); (2) Kata
Pengantar; (3) Daftar Isi; (4) Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan tujuan
Pembelajaran; (5) Bagian Inti Materi; (6) Rangkuman; (7) Evaluasi; (8) Daftar
Pustaka.
Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018