bab ii kajian pustaka 2.1. kajian teori 2.1.1 ilmu...
TRANSCRIPT
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
Kajian teori berisi mengenai semua teori yang bersangkutan dengan
penelitiaan tindakan kelas yang dibuat oleh peneliti. Kajian teori berikut akan
membahas mengeni variable X (Model Pembelajaran STAD dengan media
powerpoint) dan variable Y (hasil belajar IPA). Berikut uraian mengenai hasil
belajar IPA dan Model Pembelajaran STAD dengan media powerpoint.
2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
2.1.1.1 Pengertian IPA
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa
Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan
dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa alam ini (Samatowa, 2010). Menurut Abdullah (dalam Izatinkamala,
1998), IPA merupakan ilmu pengetahuan yang memaparkan informasi teoritis
yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan
melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya yang saling berkaitan antara
cara yang satu dengan cara yang lain.
Ismet dan Adeng Slamet (2008) mengemukakan bahwa “Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
fenomena-fenomena alam yang disusun melalui tahapan-tahapan metode ilmiah
yang bersifat khas-khusus, yaitu penyusunan hipotesis, melakukan observasi,
penyusunan teori, pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan dan seterusnya”.
Berdasarkan pengertian IPA yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena-
fenomena alam yang disusun dan diperoleh melalui tahapan-tahapan ilmiah.
6
2.1.1.2 Pembelajaran IPA SD
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak
berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada
penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan
membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja
ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh
karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI
merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta
didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik
7
untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.
2.1.1.3 Ruang Lingkup IPA di SD
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya
dan pesawat sederhana
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
2.1.1.4 Tujuan Pelajaran IPA di SD
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut (KTSP Standar Isi 2006).
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
8
2.1.1.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SD
Ruang lingkup yang dipelajari dalam IPA dalam rangka untuk mencapai
Standar sehingga dapat mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran dapat
ditetapkan melalui SK dan KD. Pencapaian SK dan KD didasrkan pada
pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, pengetahuan
sendiri yang difasilitasi oleh guru. Sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa
SD Negeri Popongan, maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPA tentang Perubahan
Lingkungan. Adapun perincian Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang
digunakan sebagai materi dalam pelaksanaan penelitian kelas IV semester II
sebagai berikut ini (KTSP 2006).
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dalam Penelitian
Kelas IV semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
11 Memahami hubungan antara
sumber daya alam dengan
lingkungan, teknlogi, dan masyarakat
11.1 Menjelaskan hubungan antara
sumber daya alam dengan lingkungan
11.2 Menjelaskan hubungan antara
sumber daya alam dengan teknologi yang
digunakan
(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)
2.1.2 Hasil Belajar
2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2011). Menurut Gagne dalam
Suprijono, A. 2011, hasil belajar itu meliputi:
9
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang.
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
Sependapat dengan Gagne, Darsono (2000) menyatakan bahwa hasil belajar
siswa merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
pengetahuan/kognitif, ketrampilan/psikomotor, dan nilai sikap/afektif sebagai
akibat interaksi aktif dengan lingkungan.
Dari beberapa pendapat tentang hasil belajar maka dapat disimpulkan hasil
belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses
belajar. Baik dalam kemampuan afektif, kognitif maupun afektifnya. Dengan
mengetahui hasil belajar dapat memotivasi siswa untuk terus meningkat dalam
proses pembelajaran.
2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar
Untuk mengetahui keberhasilan dalam suatu pembelajaran biasanya dapat
dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Namun tidak menutup
kemungkinan hasil belajar yang diperoleh siswa jauh dari harapan yang
diinginkan guru. Menurut Slameto (2003), hasil belajar dapat dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu:
a) Faktor Internal, Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
meliputi aspek psikologis yaitu faktor dari dalam yang dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas perolehan siswa misalnya tingkat kecerdasan, sikap,
bakat minimal dan motivasi siswa
10
b) Faktor Eksternal
1) Lingkungan Sosial, meliputi para guru, staf administrasi, dan teman-teman
sekelas dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan siswa misalnya
tingkat kecerdasan, sikap, bakat minimal dan motivasi siswa.
2) Lingkungan Non Sosial, yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan. Secara keseluruhan hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya dan digunakan oleh guru untuk menjadikan ukuran atau
kriteria dalam mencapai suatu tujuan penelitian.
2.1.3 Media Powerpoint
2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut
Gagne dalam Arief S Sadiman (2012) menyatakan bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya belajar.
Sedangkan Gerlach & Ely dalam Anitah (2012) menjelaskan pula bahwa media
adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan,
memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual.
Menurut Arsyad (2011) media merupakan suatu alat yang dapat digunakan
untuk menyampaikan isi suatu materi pelajaran yang disampaikan oleh guru yang
berguna untuk memotivasi belajar siswa. Dari beberapa definisi tentang media
pembelajaran menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala komponen dalam lingkungan belajar siswa yang
dipergunakan oleh pengajar agar pembelajaran berlangsung lebih efektif sehingga
siswa lebih termotivasi untuk belajar. Pesan atau informasi dapat berupa
pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman dan sebagainya pada saat proses
penyampaian informasi dari guru ke peserta didik dapat berjalan lancar. Jadi
media pembelajaran dapat membantu dalam proses pembelajaran.
11
2.1.3.2 Media Pembelajaran Powerpoint
Program yang digunakan dalam penelitian ini adalah microsoft powerpoint.
Program ini adalah salah satu aplikasi dalam paket microsoft office. Pada
dasarnya, Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi dalam
classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan program
aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Microsoft Office Power
Point pada pola penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk
menyampaikan materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru. . Dengan
bantuan media powerpoint, seorang guru dapat mempresentasikan materi ajar
kepada siswa bisa lebih mudah dalam mentransformasikan ilmunya melalui
presentasi yang diberikan oleh seorang guru kepada anak didiknya di kelas.
Disamping memudahkan seorang guru menguasai kelas dan membantu anak–anak
didik untuk tetap fokus dengan apa yang diterangkan oleh seorang guru.
Sanaky (2009) menyatakan bahwa microsoft powerpoint adalah program
aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah
microsoft office program komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan
bantuan LCD projector. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak
perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam microsoft office
salah satu program komputer. Jadi pada waktu penginstalan program microsoft
officedengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi
beban hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer.
Selanjutnya menurut Daryanto (2010) Microsoft Office Power Point
merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan
Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multimedia. Di dalam
komputer, biasanya program ini sudah dikelompokan dalam program Microsoft
Office. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi dengan
berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang
menarik.
Menurut Sri (2009) beberapa hal yang menarik dalam powerpoint untuk
digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks,
12
wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai
kreatifitas penggunanya. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur
visual, dan pengontrolan operasionalnya
Unsur visual yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-
bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah
tersedia. Unsur visual tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan
gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat
kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita
inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse.
Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan
terjadinya interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol
operasinya menggunakan cara manual.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli tentang powerpoint maka penulis
akan menggunakan media powerpoint dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Dengan menyampaikan materi yang dipresentasikan dalam slide powerpoint yang
berbentuk gambar-gambar, tulisan dan animasi yang menarik bagi siswa.
Sehingga dengan melihat setiap slide powerpoint, siswa dapat lebih memahami
materi pembelajaran yang dipelajari.
Dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan media powerpoint dalam
bentuk yang sederhana namun menarik bagi siswa. Dengan mendesain
penyampaian materi melalui gambar-gambar tentang sumber daya alam yang
menarik dengan tulisan dan animasi sederhana yang dapat menarik perhatian
siswa. Dalam penyampaian materi juga disertakan video yang berkaitan tentang
sumber daya alam agar siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan
guru. Powerpoint yang dibuat dibagi ke dalam beberapa bagian, bagian pertama
berisi tentang materi sumber daya alam dilengkapi dengan uraian materi dan video
yang berkaitan dengan sumber daya alam. Pada bagian kedua berisi tentang
kegiatan siswa, misalnya slide yang berisi tulisan “Ayo Diskusi” berarti siswa
diberi tugas untukdiskusi bersama kelompok, “Ayo Mengerjakan” beraerti siswa
diberi tugas untuk mengerjakan kusia maupun soal evaluasi secara mandiri. Dan
13
pada bagian ketiga berisi kesimpulan atau rangkuman tentang pembelajaran
sumber daya alam yang telah dipelajari.
2.1.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran Powerpoint
Menurut Sanaky (2009), Microsoft powerpoint memiliki beberapa kelebihan dan
kelemahan sebagai berikut:
Keunggulan microsoft powerpoint antara lain:
1. praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas;
2. memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons siswa
3. memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan;
4. dapat menyajikan berbagai kombinasi clipart, picture, warna, animasi dan
suara, sehingga membuat siswa lebih tertarik.
5. dapat dipergunakan berulang-ulang
Selain mempunyai kelebihan, media pembelajaran Power point juga memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya:
1. pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki;
2. tidak semua materi dapat disajikan dengan menggunakan powerpoint;
3. membutuhkan keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide
yang baik pada desain program komputer microsoft powerpoint sehingga
mudah dicerna oleh penerima pesan;
4. memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknik-teknik
penyajian (animasi) yang kompleks
2.1.4 Model Pembelajaran STAD
2.1.4.1 Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sugandi dalam Tukiran Taniredja (2011) Pembelajaran
Kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
tugas-tugas terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran
secara kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada
struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan
14
terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi
efektif diantara anggota kelompok.
Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2013) mengemukakan
pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian
strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik
agar bekerjasama dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, Sanjaya dalam
Rusman (2011) Cooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang
dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Berdasarkan pemaparan dari ketiga ahli tentang pembelajaran kooperatif
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran dimana dalam proses pembelajaran siswa belajar secara
berkelompok. Tujuannya adalah agar siswa dapat bekerjasama dengan siswa
lainnya.
2.1.4.2 Pembelajaran STAD
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert
Slavin dan teman-temannya merupakan suatu model pembelajaran yang
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal. Dalam pembelajaran, siswa dibagi kedalam
kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima anak. Dalam
pemilihan anggota kelompok haruslah secara heterogen dalam kemampuan
akademis, jenis kelamin, ras, agama maupun sukunya.
Tujuan utama dalam STAD adalah agar siswa saling bekerjasama dan
membantu dalam proses pembelajaran. Dengan menstimulus siswa agar
kelompoknya memperoleh hadiah maka siswa yang memiliki kemampuan lebih
dapat membantu anggota kelompoknya yang kurang paham dalam mempelajari
15
suatu materi. Keberhasilan kelompok dalam pembelajaran dinilai dari peningkatan
nilai mereka sebelum dan sesudah melaksanakan pembelakjaran. Kelompook
yang dapat meningkatkan nilai rata-rata kelompok paling tinggi adalah kelompok
yan akan diberi hadiah.
Strategi pelaksanaan/siklus aktivitas model STAD menurut Sharan dalam
Tukiran Taniredja (2011) adalah sebagai berikut:
1. Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam
kemampuan, jenis kelamin dan sukunya
2. Guru memberikan pelajaran
3. Siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota
kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut
4. Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut. Mereka
tidak dapat membantu satu sama lain
5. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka
sendiri yang sebelumnya
6. Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan
yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka
sebelumnya
7. Nilai-nilai dijumlah untuk mendapatka nilai kelompok
8. Kelompok yang bisa mencapai criteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat
atau hadiah-hadiah lainnya
Trianto (2007) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran koopertif tipe
STAD. Langkah-langkah pembelajaran tipe STAD ini terdiri atas enam langkah
pembelajaran, seperti terlihat pada table 2.1.
Tabel 2.2
Langkah-langkah Pembelajaran Tipe STAD
Langkah-langkah Kegiatan Guru
Langkah 1 Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin
di capai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
16
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
siswa untuk belajar
Langkah 2
Menyajikan atau
menyampaikan materi
Menjelaskan materi pada siswa dengan metode
ceramah, demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Langkah 3
Mengorganisasikan siswa
dalam kelompok-kelompok
belajar
Menjelaskan kepada siswa apa tujuan dibentuk
dalak kelompok-kelompok. Masing-masing
kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang
merupakan campuran menurut tingkat prestasi,
jenis kelamin, dan suku. Apabila dalam kelas
terdiri atas jenis kelamin, ras dan latar belakang
yang relative sama, maka pembentukan kelompok
hanya didasarkan prestasi akademik siswa.
Langkah 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada
saat mengerjakan tugas.
Langkah 5
Presentasi dan evaluasi
Masing-masing perwakilan dari kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya dan memberikan
soal evaluasi secara individu dari materi yang
dipelajari.
Langkah 6
Memberikan penghargaan
Memberikan penghargaan dengan tujuan untuk
menghargai hasil belajar individu dan kelompok.
STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu:
1. Presentasi kelas, guru memulai dengan menyampaikan indicator yang harus
dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan
dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi dengan tujuan
menginngatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari, agar
siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan
yang telah dimiliki.
17
Pada tahap ini perlu ditekankan: (1) mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok; (2)
menekankan bahwa belajar adalah memahami makna, dan bukan hafalan; (3)
memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengeontrol pemahaman
siswa; (4) memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar ata
salah; dan (5) beralih kepada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami
permasalahan yang ada.
2. Tim/Tahap Kerja Kelompok, Tim yang terdiri dari empat atau lima siswa
mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja, jenis kelamin, ras dan
etnisitas. Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas yang akan dipelajarai.
Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas. Guru sebagai fasilitator dan
motivator. Hasil kerja kelompok ini dikumpulkan.
3. Kuis/Tahap Tes Individu, diadakan pada akhir pertemuan kedua atau ketiga,
kira-kira 10 menit, untuk mengetahui yang telah dipelajari secara individu,
selama mereka bekerja dalam kelompok. Siswa tidak boleh saling membantu
dalam mengerjakan kuis.
4. Tahap Perhitungan Skor Kemajuan Individu, yang dihitung berdasarkan skor
awal. Skor awal adalah nilai pre test atau nilai hasil ulangan siswa sebelumnya.
Tahap ini dilakukan agar siswa terpacu untuk memperoleh hasil terbaik.
5. Rekognisi Tim, dengan pemberian hadiah pada kelompok berdasarkan nilai
rata-rata kolompok akan membuat siswa semakin terpacu dalam meningkatkan
hasil belajarnya.
Kelebihan-kelebihan pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achiement
Division):
1. Mengajarkan siswa lebih kreatif dan tanggap.
2. Dapat menjalin kerjasama yang baik antara teman.
3. Memupuk sikap saling menghargai pendapat yang orang lain.
4. Hasil-hasil diskusi mudah dipahami dan dilaksanakan karena siswa ikut aktif
dalam pembahasan sampai kesuatu kesimpulan.
18
5. Dapat mempertinggi prestasi kepribadian individu seperti semangat toleransi,
siswa yang demokratis, kritis dalam berfikir, tekun dan sabar
Kekurangan-kekurangan pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams
Achievement Division):
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum.
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya
guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukan pembelajaran kooperatif.
4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerjasama
2.1.5 Langkah-langkah STAD berbantuan Powerpoint
Dari penjabaran langkah pembelajaran model Student Teams Achievement
Division (STAD) berbantuan powerpoint, maka selanjutnya penulis akan
menyusun sintak Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan
powerpoint sebagai berikut:
Tabel 2.3
Sintak STAD berbantuan Powerpoint
No Kegiatan Kegiatan Guru
1 Pra
Pembelajaran
1. Guru menyusun materi pembelajaran dalam bentuk
powerpoint
2. Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5
siswa yang memiliki karakteristik heterogen
3. Guru menyiapkan alat dan media pembelajaran
2 Kegiatan
Pendahuluan
1. Siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa
bersama
2. Siswa mengecek kesiapan belajar
3. Siswa menerima motivasi dan apersepsi dari guru.
4. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang tujuan
pembelajaran hari ini. Guru menginformasikan
bahwa pembelajaran hari ini menggunakan model
Student Team Achievement Divisions dengan
bantuan Powerpoint.
3 Kegiatan Inti 1. Guru memberikan materi kepada siswa yang sesuai
dengan kompetensi pembelajaran dengan
menggunakan powerpoint. (eksplorasi)
19
2. Siswa memberikan tanggapan atau bertanya tentang
konsep yang belum dimengerti (eksplorasi)
3. Siswa bersama kelompok menerima lembar kerja
kelompok (elaborasi)
4. Siswa dalam kelompok berdiskusi dan
menyelesaikan tugas lembar kerja kelompok.
(elaborasi)
5. Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas. (elaborasi)
6. Siswa memberikan tanggapan kepada kelompok
yang presentasi. (elaborasi)
7. Siswa mengerjakan kuis secara individu. (elaborasi)
8. Siswa bersama guru membahas soal kuis. (elaborasi)
9. Siswa bersama guru bertanyajawab meluruskan
kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan
positif terhadap informasi yang telah didapat.
(konfirmasi)
10. Kelompok dengan nilai terbaik di beri hadiah atau
reward. (konfirmasi)
4 Kegiatan
Penutup
1. Siswa bersama guru membuat refleksi tentang materi
pembelajaran
2. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi
pembelajaran hari ini
3. Siswa bersama guru mrngucapkan salam dan berdoa
bersama untk mengakhiri kegiatan pembelajaran
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Sugiati (2012) dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Siswa Kelas IV SD Negeri Kalisari Kecamatan Blado Kabupaten Batang
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”. Pada awal pembelajaran siklus 1
diadakan preetes dengan nilai rata-rata 56. Setelah diberi pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus 1 diadakan evaluasi nilai
rata-rata kelas naik menjadi 64 dan pada siklus ke 2 nilai rata-rata naik lagi
bahkan lebih dari KKM yang telah ditentukan yaitu 77. Dengan adanya kenaikan
nilai rata-rata pada setiap siklus di atas indikator kinerja adalah 70, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi sumber daya alam di kelas IV SD Negeri
20
Kalisari Kec. Blado Kab. Batang. Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka
peneliti menyarankan kepada guru lain untuk menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam mengajar.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Heri Tri Guntari 2012 dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dengan Menggunakan Media Kongkrit pada Siswa Kelas II SD Negeri 12
Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester I Tahun
Pelajaran 2011/2012”. Hasil belajar pada siklus I diperoleh dari tes yang
dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I dengan ketuntasan klasikal 71% atau
41 siswa yang tuntas, meningkat pada siklus II yaitu ketuntasan klasikal belajar
siswa mencapai 90% atau 52 siswa tuntas. Setelah melaksanakan penelitian
tindakan kelas ini dapat diambil saran bahwa akan mendapatkan pengetahuan
tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas II melalui penggunaan media
Kongkrit dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Team
Achievement Divisions) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terlihat secara
keseluruhan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang terjadi pada siklus I
kemudian meningkat pada siklus II.
2.3 Kerangka Pikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Keberhasilan hasil belajar dapat terlihat dari ketercapaian nilai
KKM hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran,
guru dapat memilih berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang diberikan dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif
model pembelajaran yang dapat digunkan adalah model pembelajaran tipe STAD.
Pada model pembelajaran tipe STAD akan mendorong siswa dalam kemandirian,
keatifan dan tanggung jawab siswa dan kelompok. Dalam pembelajaran siswa
21
dapat lebih aktif dan saling berkomunikasi dalam kelompok. Melalui penerapan
STAD ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka penelitian tindakan kelas
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, dapat diajukan hipotesis tindakan
bahwa peningkatan hasil belajar IPA dapat dicapai melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achevement Divisions) berbantu media
powerpoint pada siswa kelas IV SD Negeri Popongan Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang Semester II tahun ajaran 2014/2015.
Siswa kurang aktif dalam
pembelajaran dan hasil
belajar siswa masih rendah
Guru menggunakan
model pembelajaran
konvensional
Kondisi
awal
Dalam pembelajaran guru
menggunakan model STAD
berbantu powerpoint
Guru menggunakan
model pembelajaran
yang dapat
mengaktifkan siswa
Tindakan
n
Kondisi
akhir
Dengan menggunakan model pembelajaran STAD dapat
membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa