bab ii kajian pustaka 2.1 hasil belajar siswa 2.1.1 pengertian...

14
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain. Agus Suprijono (2009:5) juga menyebutkan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Pendapat ahli di atas diperkuat dengan pendapat Nana Sudjana (2009:22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan ajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Benyamin Blom juga mengklasifikasikan hasil belajar secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar, ranah afektif yang berkenaan dengan sikap, dan ranah psikomotor yang berkenaan dengan ketrampilan. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Yang 7

Upload: others

Post on 01-May-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hasil Belajar Siswa

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana

Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian hasil dan proses

belajar saling berkaitan satu sama lain. Agus Suprijono (2009:5) juga menyebutkan

bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Pendapat ahli di atas diperkuat dengan pendapat Nana Sudjana (2009:22)

mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga

macam hasil belajar yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan

pengertian, (c) sikap dan cita-cita masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi

dengan bahan ajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Benyamin Blom juga

mengklasifikasikan hasil belajar secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,

yakni ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar, ranah afektif yang

berkenaan dengan sikap, dan ranah psikomotor yang berkenaan dengan

ketrampilan. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Yang

7

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

8

paling sering dinilai oleh guru adalah ranah kognitif, karena berkaitan dengan

kemampuan para siswa dalam menguasai bahan pengajaran. (Nana Sudjana

2011:22 - 23)

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang

bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat

kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dari penelitian ini yang

diharapkan ialah peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di

kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.

Muhibbin (2010:129) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar,

sebagai berikut:

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal

meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

9

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, peneliti

menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif

Jigsaw. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif ini menuntut keterlibatan

siswa secara aktif dalam pembelajaran Matematika. Sehingga tidak ada lagi siswa

yang pasif pada saat pembelajaran berlangsung.

2.2 Model Pembelajaran Kooperaif Tipe Jigsaw

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

menuntut keterlibatan siswa secara aktif untuk bekerja sama dalam kelompok-

kelompok yang heterogen dengan keberhasilan belajar ditentukan oleh kerja sama

dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk

suatu kelompok atau suatu kelompok yang didalamnya siswa bekerja secara terarah

untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok

pada umumnya terdiri dari 4-5 orang. Menurut Rusman (2011: 202) pembelajaran

kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari

empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Nurulhayati (2002 : 25) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi

pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk

saling berinteraksi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, disimpulkan pengertian

model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

dapat belajar dan bekerja dalam kelompok kecil (4-6 siswa) serta dapat berinteraksi

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

10

satu sama lain demi mencapai tujuan belajar bersama. Keberhasilan model

pembelajaran kooperatif bukan terletak pada kemampuan satu siswa, tetapi

keberhasilan terletak pada kerja sama dalam kelompok. Dalam model pembelajaran

kooperatif, tugas siswa dalam kelompok adalah mencapai ketuntasan belajar dan

berkewajiban membantu siswa lain dalam mempelajari suatu bahan materi

pelajaran.

2.2.2 Jenis Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif ada berbagai jenis. Rusman (2010: 213-226)

membagi jenis model pembelajaran kooperatif, sebagai berikut:

a. Student Team Achievement Division (STAD)

Model pembelajaran STAD menempatkan siswa dalam tim belajar beranggota

4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin,

dan suku.

b. Jigsaw (Tim Ahli)

Model pembelajaran Jigsaw menempatkan siswa dalam kelompok yang

heterogen menggunakan pola kelompok asal dan kelompok ahli. Dimana dalam

model pembelajaran ini menuntut siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

c. Group Investigation (Investigasi Kelompok)

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling

kompleks dan paling sulit diterapkan. Model pembelajaran ini memerlukan

norma dan struktur kelas yang lebih rumit dari pada model yang lebih berpusat

pada guru. Model ini mengajarkan keterampilan komunikasi dan proses

kelompok yang baik.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

11

d. Make a Match

Model Make a match atau membuat pasangan adalah jenis pembelajaran

kooperatif dimana salah satu keungulannya siswa mencari pasangan sambil

belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan.

e. Teams Games Tournament (TGT)

Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk

memperoleh tambahan poin untuk skor tim atau kelompok.

Berdasarkan jenis model pembelajaran kooperatif di atas, penelitian ini

menggunakan jenis model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw.

2.2.3 Pengertian Model Pembelajran Kooperatif Tipe Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu jenis model

pembelajaran kooperatif. Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan

oleh Elliot Aronson dkk. Di Universitas texas. Pembelajaran Kooperatif tipe

Jigsaw, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4-6 anggotanya.

Kelompok yang terdiri atas siswa-siswa yang hetrogen dan mereka bekerja sama,

masing-masing anggota memiliki saling bergantungan positif serta bertanggung

jawab atas ketuntasan bagian mata pelajaran yang harus dipelajari. Dalam

kelompok ini terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. ( Hamdani 2011:37)

Agus Suprijono ( 2009:89-90 ) mengemukakan pembelajaran dengan jigsaw

diawali dengan pengenalan topik yang dibahas oleh guru. Kemudian guru

membentuk kelompok yaitu kelompok asal (home teams) dan kelompok ahli

(expert teams). Pembelajaran model Jigsaw ini juga dikenal dengan kooperatif para

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

12

ahli. Setiap anggota kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi

permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan siswa dalam

kelompok yang berbeda membahas materi yang sama atau sebagai tim ahli

(Rusman, 2011:219).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, disimpulkan pengertian model

pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah model pembelajaran yang terbentuk dari

kelompok-kelompok yang heterogen terdiri dari 4-6 siswa dan memiliki ciri khusus

dibanding model pembelajaran kooperatif jenis lain yaitu adanya kelompok asal

dan kelompok ahli. Pembelajaran menggunakan kelompok asal dan kelompok ahli

mengarahkan siswa untuk bertanggung jawab terhadap penguasaan dan

pemahaman materi pelajaran sehingga siswa termotivasi untuk meningkatkan hasil

belajar kognitif yang lebih baik.

2.2.4 Langkah–Langkah Model Pembelajaran Jigsaw

Stephen, Sikes, dan Snapp (Rusman, 2011: 220) menyebutkan langkah-langkah

model pembelajaran kooperatif Jigsaw, sebagai berikut:

a. Siswa dikelompokkan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim.

b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.

c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.

d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama

bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab

yang sama.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

13

e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal

dan bergantian mengajar teman satu tim kelompok asal tentang subbab yang

siswa kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.

KELOMPOK ASAL

KELOMPOK AHLI

Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw (Hamdani 2011:38)

f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

g. Guru memberi evaluasi.

Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Jigsaw,

pembelajaran Matematika pada kelompok eksperimen menggunakan langkah-

langkah model pembelajaran kooperatif Jigsaw seperti tercantum di atas.

2.3 MATEMATIKA

2.3.1 Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan pembelajaran yang sangat rumit bagi anak SD. Beth

dan Piaget (1956) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah

pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-

struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Pendapat lain dari Reys dkk

(2000) mengatakan bahwa matematika adalah studi tentang pola dan hubungan,

cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintetis, seni, bahasa, dan alat

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

14

untuk memcahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. J. Tombokan dkk

(2013:28)

Sedangkan pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan

pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam

penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran

matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari

sekumpulan objek (abstraksi). Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika

sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan informasi misalnya melalui

persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang

merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika

lainnya.

Pembelajaran pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian

yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik

khususnya antara hakikat anak dan hakikat matematika. Matematika bagi anak SD

berguna untuk kepentingan hidup pada lingkungannya, untuk mengembangkan pola

pikirnya, dan untuk memperlajari ilmu-ilmu yang kemudian. Selain itu manfaat

matematika bagi para siswa SD adalah sesuatu yang jelas dan tidak perlu

dipersoalkan lagi, lebih-lebih pada era pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dewasa ini. Karso, dkk ( 2009 1.4-1.5)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengajaran pembelajaran matematika pada

anak SD harus di desain semenarik mungkin sehingga siswa tidak bosan pada saat

menggikuti pembelajaran. Misalnya dengan penerapan model pembelajaran

koopratif tipe jigsaw. Sehingga tidak hanya cerama dalam pembelajaran.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

15

2.3.2 Tujuan Pembelajaran Matematika

Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan(Depdiknas, 2006:346) menyebutkan

pemberian mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan

mengaplikasi konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam

pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk menjelaskan keadaan/masalah.

e. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu:

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pelajaran matematika serta

sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

2.3.3 Materi Pembelajaran Matematika

Materi matematika untuk kelas V SD menggunakan kurikulum KTSP 2006 adalah

sebagai berikut :

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

16

Tabel 2.1 Materi Pembelajaran Matematika kelas V

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan

1. Memahami dan menggunakan sifat-

sifat operasi hitung bilanga dalam

pemecahan masalah.

1.1 Mengidentifikasikan sifat-sifat operasi

hitung.

1.2 Mengurutkan bilangan.

1.3 Melakukan operasi perkalian dan

pembagian.

1.4 Melakukan operasi hitung campuran.

1.5 Melakukan penaksiran dan pembulatan.

1.6 Memecahkan masalah yang melibatkan

uang.

Geometri dan Pengukuran

2. Memahami dan menggunakan faktor

dan kelipatan dalam pemecahan

masalah.

2.1 Mendeskrepsikan konsep faktor dan

kelipatan.

2.2 Menentukan kelipatan dan faktor

bilangan.

2.3 Menentukan kelipatan persekutuan

terkecil (KPK) dan faktor persekutuan

terbesar (FPB).

2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan KPK dan FPB.

3. Memahami dan menggunakan faktor

dan kelipatan dalam pemecahan

masalah.

3.1 Menentukan besar sudut dengan satuan

tidak baku dan satuan derajat.

3.2 Menentukan hubungan antar satuan

waktu, antarsatuan panjang, dan

antarsatuan berat.

3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan satuan waktu, panjang, dan berat.

3.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan satuan kuantitas.

4. Menggunakan konsep keliling dan luas

bangun datar sederhana dalam

pemecahan masalah.

4.1 Menentukan keliling dan luas

jajargenjang dan segitiga.

4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan keliling dan luas jajargenjang

dan segitiga.

Bilangan

5. Menggunakan pecahan dalam

pemecahan masalah

5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dan

desimal serta sebaliknya.

5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan

berbagai bentuk pecahan.

5.3 Mengalikan dan membagi berbagai

bentuk pecahan

5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah

perbandingan dan skala

Geometri dan Pengukuran

6. Memahami sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun

6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai

bangun ruang sederhana

6.4 Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan

simetri

6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan bangun datar dan bangun ruang

sederhana

Sumber : Silabus Guru Kelas V

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

17

Berdasarkan silabus materi yang digunakan adalah standar kompetensi 6.

memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun yang ada pada semester

II dan merupakan materi lanjutan yang ada pada semester I. Sedangkan untuk

kompetensi dasar yang digunakan adalah mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar,

dan menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri.

Bangun datar adalah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa

ruas garis. Garis-garis tersebut beupa garis lurus atau lengkung. Jumlah dan model

ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun

datar tersebut. Macam-macam bangun datar adalah :

a. Persegi panjang adalah bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan sama

panjang, dan memiliki empat buah sudut siku-siku.

b. Persegi adalah persegi panjang yang semua sisisnya sama panjang.

c. Segitiga adalah bangun yang terbentuk oleh tiga buah titik yang tidak segaris.

d. Jajar genjang adalah segi empat yang sisinya sepasang-sepasang sama panjang

dan sejajar.

e. Trapesium adalah segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar.

f. Layang-layang adalah segi empat yang salah satu diagonalnya memotong tegak

lurus sumbu diagonal lainnya.

g. Belah ketupat adalah segi empat yang semua sisinya sama panjang dan kedua

diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.

h. Lingkaran adalah bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik

persekitaran yang menggelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama jarak

tersebut biasannya dinamakan r, atau radius, atau jari-jari.

(M Mukti A. 2003)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

18

2.4 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini diperkuat dengan adanya penelitian terdahulu :

a. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran

PKN Di SDN 1 Gudang Kec.Asembagus Kab.Situbondo. Yang ditulis oleh Tri

Kunia Wulandari (20 Oktober 2010).

Hasil dari penelitian tersebut menggungkapkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dapat

diterapkan dengan baik. Kemudian hasil belajar yang digunakan sebagai patokan

peneliti dalam melihat daya serap atau penguasaan siswa setelah diterapkannya

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dengan model kooperatif tipe jigsaw

pemahaman siswa SDN 1 Gudang Kec.Asembagus Kab.Situbondo menjadi

meningkat.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dibuat oleh penulis adalah

sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dibuat oleh penulis

adalah mata pelajaran yang digunakan berbeda, dan Tri K menggunakan

penelitian jenis penerapan. Sedangkan penulis menggunakan penelitian tindak

kelas.

b. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Tentang

Pengelompokan Bangun Datar Dengan Menggunakan Media Gambar Di Kelas

II SDN Torjuna 3 Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang. Yang ditulis oleh

Syaiful Ulam (28 November 2013)

Hasil dari penelitian tersebut menggungkapkan bahwa dalam pengelolaan

pembelajaran dengan mempergunakan media gambar hasil belajar siswa

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

19

mengalami peningkatan pada tiap siklus. Penggunaan media gambar dalam

pembelajaran matematika pokok bahasan penggelompokan bangun datar sangat

mempengaruhi kualitas dan prestasi belajar yang semula rendah menjadi

menigkat.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dibuat oleh penulis adalah

sama-sama pada mata pelajaran matematika materi bangun datar. menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang dibuat oleh penulis adalah penelitian ini menggunakan

media gambar sedangkan penulis menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian …eprints.umm.ac.id/35642/3/jiptummpp-gdl-rindaevaye-49083... · 2017. 11. 13. · Hasil belajar dapat dilihat melalui

20

2.5 Kerangka Pikir

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dari hasil wawancara dengan guru kelas V SDN Dermo Benjeng

Gresik peneliti menemukan sebuah masalah :

Rendahnya nilai matematika siswa pada pembelajaran matematika

materi bangun datar. Dari jumlah siswa hanya 27% nilai siswa yang

diatas KKM.

Penyebab dari masalah tersebut adalah guru yang terlalu monoton pada

saat mengajar, guru juga hanya berceramah didepan kelas dan memberi

tugas, kurangnya antusias guru dalam menerapkan model-model

pembelajaran, dan materi pembelajaran yang terlalu sulit.

Meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Metode Penelitian :

1. Penempatan Penelitian : Kelas V SDN Dermo

Benjeng Gresik

2. Mata pelajaran : Matematika

3. Waktu penelitian :

- Semester 2

- Bulan Maret

- Tahun ajaran 2016 / 2017

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

SDN DERMO BENJENG GRESIK