bab ii kajian pustaka 2.1. air minum 2.1.1 definisi air minum

18
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum Air sangat penting untuk menopang hidup mahluk hidup, oleh karena itu pasokan air harus memadai, aman, dan mudah diakses (WHO, 2011). Peningkatan akses air minum yang aman dapat bermanfaat bagi kesehatan, oleh karena itu setiap upanya perlu dilakukan untuk mendapatkan air yang aman. 2.1.1 Definisi Air Minum Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum yang aman dikonsumsi bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif. (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010) Pengertian air minum dapat dilihat juga dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 651/MPP/Kep/10/2004 yaitu tentang persyaratan teknis Depot air minum dan perdagangannya. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa Air minum adalah air baku yang telah diproses dan aman untuk diminum. Dua pengertian diatas maka dapat diartikan bahwa, Air minum adalah air yang dapat langsung diminum tanpa menyebabkan gangguan bagi orang yang meminumnya. 2.1.2 Sumber Air Minum Sumber air minum merupakan salah satu faktor yang menentukan air minum tersebut layak atau tidak dikonsumsi. Air minum yang aman dikonsumsi

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Air minum

Air sangat penting untuk menopang hidup mahluk hidup, oleh karena itu

pasokan air harus memadai, aman, dan mudah diakses (WHO, 2011). Peningkatan

akses air minum yang aman dapat bermanfaat bagi kesehatan, oleh karena itu

setiap upanya perlu dilakukan untuk mendapatkan air yang aman.

2.1.1 Definisi Air Minum

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air

minum yang aman dikonsumsi bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif. (Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 2010) Pengertian air minum dapat dilihat juga dalam

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor :

651/MPP/Kep/10/2004 yaitu tentang persyaratan teknis Depot air minum dan

perdagangannya. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa Air minum adalah

air baku yang telah diproses dan aman untuk diminum. Dua pengertian diatas

maka dapat diartikan bahwa, Air minum adalah air yang dapat langsung diminum

tanpa menyebabkan gangguan bagi orang yang meminumnya.

2.1.2 Sumber Air Minum

Sumber air minum merupakan salah satu faktor yang menentukan air

minum tersebut layak atau tidak dikonsumsi. Air minum yang aman dikonsumsi

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

9

bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologis, kimiawi dan

radioaktif. (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010).

Pada prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran

yang dinamakan “Cyclus Hydrologie” yaitu proses dimana matahari menyinari

bumi sehingga air laut menguap membentuk awan kemudian dengan adanya

bantuan angin makin lama mkin tinggi dengan temperatur makin rendah sehingga

terjadilah hujan. Air hujan ini mengalir kedalam tanah, dan jika menjumpai

lapisan rapat air, maka peresapan akan berkurang, sehingga sebagaian air akan

mengalir diatasa lapisan rapat air. Jika air ini keluar pada permukaan bumi, maka

air ini akan disebut mata air. Tetapi banyak diantaranya mengalir kelaut kembali

dan kemudian akan mengikuti siklus hidrologi ini.

Sumber air dibedakan menjadi :

1. air laut mempunyai sifat asin karena banyak mengandung garam NaCl.

2. Air hujan bersifat agresif sehingga pipa penyalur dan bak resevior akan

mempercepat terjadinya korosi dan air hujan sangat lunak sehingga akan boros

terhadap pemakaian sabun.

3. Air permukaan adalah air yang berada dipermukan bumi dan dapat ditemui

dengan mudah. Contoh air permukaan adalah air danau atau rawa dan air

sungai.

4. Air tanah adalah air yang terletak di tempat yang lebih dalam dan untuk

mendapatkanya harus dilakukan pengorbanan terlebih dahulu hingga mencapai

kedalaman 100 - 300 m. Akses terhadap air tanah biasanya terbatas dan apabila

habis maka sumber air ini tidak dapat digantika (Irianto, 2006).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

10

2.1.3 Jenis Air Minum

Jenis air minum, menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan Pengawasan

Kualitas air minum adalah :

a. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga.

b. Air yang didistribusikan melalui tangki air

c. Air kemasan

d. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang

disajikan kepada masyarakat (Keputusan Menteri Kesesehatan RI, 2002).

2.1.4 Manfaat Air Minum

Peranan air sangatlah penting bagi kehidupan. Sekitar 50-70% berat total

tubuh manusia terdiri atas air dan merupakan media tempat berlangsungnya

hampir setiap proses tubuh (Irianto, 2006). Otak dan darah adalah dua organ

penting yang memiliki kadar air diatas 80%, otak memiki komponen air sebanyak

90%, sementara darah memiliki komponen air 95%. Tulang yang keras

mengandung 22% air. Meskipun manusia dapat hidup beberapa bulan tampa

makan, bertahan dibawah teriknya panas, ataupun dalam kondisi kering, namun

manusia hanya bisa betahan hidup hanya satu atau dua hari tanpa air. Kekurangan

air dalam tubuh dapat menyebabkan kematian (Hamidin, 2002).

Air mempunyai peranan sangat besar dalam penularan beberapa penyakit

menular. Besarnya peranan air dalam penularan penyakit disebabkan oleh keadaan

air itu sendiri yang sangat membantu dan sangat baik untuk kehidupan

mikroorganisme (Sutrisno dan Eni, 1996).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

11

2.1.5 Persyaratan Air Minum

Persyaratan air minum dipengaruhi oleh kondisi negara masing-masing,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada saat dunia dilanda krisis air

karena semakin menurunnya kualitas air akibat pencemaran, maka dikeluarkan

standar persyaratan kualitas air minum. Di Indonesia, standar persyaratan kualitas

air ditetapkan oleh Departemen Kesehatan mulai tahun 1975 kemudian diperbaiki

tahun 1990 dan diperbaiki lagi tahun 2002. Persyaratan kualitas air minum dalam

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

:907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat - syarat dan Pengawasan Kualitas air

minum, adalah meliputi Persyaratan : Bakteriologi, Kimiawi, Radioaktif dan Fisik

Tabel 2.1 Persyratan Kualitas Air Minum (Kepmenkes. RI, 2002)

NO Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang

Diperpolehkan

Keterangan

FISIKA

-

mg/L

Skala

NTU

-

ºC

Skala

TCU

-

1.000

5

-

Suhu udara ±3 ºC

15

Tidak berbau

-

-

Tidak berasa

-

Bau

Jumlah zat padat

terlarut (TDS)

Kekeruhan

Rasa

Suhu Warna

KIMIA

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

0,001

0,2

0,05

1,0

0,3

1,5

0,005

500

250

Kimia Anorganik

Air raksa

Alumunium

Arsen

Barium

Besi

Fluorida

Kadnium

Kesadahan(CaCO3)

Klorida

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

12

Kromium, Valensi 6

Mangan

Natrium

Nitrat, sebagai N

Nitrit, sebagai N

Perak

pH

Selenium

Seng

Sianida

Sulfat

Sulfida(sebagai H2S)

Tembaga

Timbal

mg/L

-

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

0,05

0,1

200

10

1,0

0,05

6,5 – 8,5

0,01

5,0

0,1

400

0,05

1,0

0,05

Merupakan

batas minimum

dan maksimum

Kimia Organik

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

0,0007

0,01

0,00001

0,0003

0,03

0,10

0,03

0,05

0,01

0,0003

0,003

0,00001

0,004

0,03

0,01

0,10

0,01

10

Aldrin dan Dieldrin

Benzena

Benzo (a) pyrene

Chlordane(total isomer)

Coloroform

2,4 D

DDT

Detergen

1,2 Discloroethane

1,1 Discloroethene

Heptaclor dan heptaclor

epoxide

Hexachlorobenzene

Gamma-HCH (Lindane)

Methoxychlor

Pentachlorophanol

Pestisida Total

2,4,6 urichlorophenol

Zat organik (KMnO4)

Mikrobiologik

Jumlah

per 100

ml

Jumlah

per 100

ml

0

0

95% dari

sampel yang

diperiksa

selama setahun.

Kadang-kadang

boleh ada

3 per 100 ml

Koliform Tinja

Total koliform

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

13

sampel air,

tetapi tidak

berturut-turut

Radio Aktivitas

Bq/L

Bq/L

0,1

1,0

Aktivitas Alpha

(Gross Alpha Activity)

Aktivitas Beta

(Gross Beta Activity)

2.2 Depot Air Minum

2.2.1. Definisi

Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan

air baku menjadi air minum dan menjual lansung pada konsumen. Proses

pengolahan air pada depot air minum pada prinsifnya adalah filtrasi( penyaringan)

dan disinfektan. Proses filtrasi dimaksudkan, selain untuk memisahkan

kontaminasi dan tersuspensi juga memisahkan campuran yang berbentuk koloid

termasuk mikroorganisme dari dalam air, sedangkan disinfektan dimaksudkan

untuk membunuh mikroorganisme yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena, 2004).

2.2.2 Peralatan Depot Air Minum

Mesin dan peralatan produksi yang digunakan dalam Depot air minum

yaitu (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2014) :

1. Storage Tank : Berguna untuk menampung air baku.

2. Stainliss Water Pump: Berguna untuk memompa air baku dari tempat storage

tank kedalam tabung filter.

3. Tabung filter mempunyai tiga tahapan, yaitu :

Tabung yang pertama adalah

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

14

a. Active sand media filter untuk menyaring partikel -partikel yang kasar

dengan bahan dari pasir atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang

sama.

b. Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berfungsi untuk

menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang maksimal dan efisien.

c. Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter

merupakan karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu, rasa,

warna, sisa khlor dan bahan organik.

4. Micro Filter

Saringan air yang terbuat dari polyprophylene fiber yang gunanya

untuk menyaring partikel air dengan diameter 10 mikron, 5 mikron, 1

mikron dan 0,4 mikron dengan maksud untuk memenuhi persyaratan air

minum.

5. Flow Meter

Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir ke dalam galon isi

ulang.

6. Lampu ultraviolet dan ozon

Lampu ultraviolet atau ozon digunakan untuk desinfeksi/sterilisasi pada air

yang telah diolah.

7. Galon isi ulang

Galon isi ulang digunakan sebagai tempat atau wadah untuk

menampung atau menyimpan air minum di dalamnya. Pengisian wadah

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

15

dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam

tempat pengisian yang higienis.

2.2.3 Proses Produksi Depot Air Minum

Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor

651/MPP/Kep/l0/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya. Urutan proses produksi depot air minum adalah sebagai berikut :

a. Penampungan air baku

Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki

air dan selanjutnya ditampung dalam bak tendon. Bak tendon dibuat dari bahan

tara pangan (food grade) dan bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari

air.

Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas:

1. Khusus digunakan untuk air minum

2. Mudah dibersihkan dan didesinfektan, diberi pengaman.

3. Harus mempunyai ”manhole”

4. Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran.

5. Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus diberi

penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari kemungkinan

kontaminasi. Tangki, selang, pompa dan sambungan harus terbuat dari

bahan tara pangan (food grade) tahan korosi dan bahan kimia yang dapat

mencemari air. Tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi dan

desinfeksi bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

16

b. Penyaringan bertahap

Tahapan penyaringan antara lain terdiri dari :

(1) Saringan berasal dari pasir atau sandfilter

(2) Saringan karbon aktif atau carbonfilter

(3) Saringan halus atau microfilter

c. Desinfeksi

Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Proses

desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki

pencampur ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian

berkisar antara 0,06 – 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon,

dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang

gelombang 254 nm atau kekuatan 2.537 derajat Angstrom. Proses desinfeksi

sinar ultra violet yaitu dengan melewatkan air kedalam tabung atau pipa yang

disinari dengan lampu ultraviolet

1. Pembilasan, Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan

tara pangan (food grade) dan bersih. Depot air minum wajib memeriksa

wadah yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap

tidak layak untuk digunakan sebagai tempat air minum. Wadah yang

akan diisi harus disanitasi dengan menggunakan ozon (O3) atau air

ozon (air yang mengandung ozon).Bilamana dilakukan pencucian maka

harus dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis deterjen tara

pangan (food grade) dan air bersih dengan suhu berkisar 60-85⁰C,

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

17

kemudian dibilas dengan air minum/air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa-sisa deterjen yang dipergunakan untuk mencuci.

2. Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang hi gienis

3. Penutup

Penutupan wadah dapat dilakukandengan tutup yang dibawa konsumen dan

atau yang disediakan oleh depot air minum (Keputusan Menteri

Perindustrian dan Perdagangan, 2004 ).

Di bawah ini bagan alir pengolahan air minum dari penampungan air baku

sampai air siap untuk dikemas.

2.1 Bagan alir pengolahan air minum

(SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan, 2004).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

18

2.3 Hygiene dan Sanitasi Depot Air Minum

Hygiene Sanitasi adalah upaya kesehatan untuk mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan,

penyimpanan dan pembagian air minum (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2014).

Adapun persyaratan ataupun pedoman pelaksanaan hygiene dan sanitasi

adalah :

1. Lokasi

Lokasi di Depot Air Minum harus terbebas dari pencemaran yang

berasal dari debu di sekitar Depot, daerah tempat pembuangan kotoran/sampah,

tempat penumpukan barang bekas, tempat bersembunyi/berkembang biak

serangga, binatang kecil, pengerat, dan lain-lain, tempat yang kurang baik

system saluran pembuangan air dan tempat-tempat lain yang diduga dapat

mengakibatkan pencemaran (Keputusan Menteri Perindustrian dan

Perdagangan RI, 2004).

2. Bangunan

Konstruksi dari bengunan sendiri harus memenuhi persyaratan fisik,

bangunan harus kuat, aman dan mudah dibersihkan serta mudah pemeliharaanya.

Tata ruang usaha depot air minum isi ulang minimal terdiri dari: Ruangan proses

pengolahan, ruangan tempat penyimpanan, ruangan tempat pembagian /

penyediaan, ruang tunggu pengunjung.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

19

Lantai depot harus memenuhi syarat sebagai berikut; Bahan kedap air,

permukaan rata, halus tetapi tidak licin, tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan, selalu dalam keadaan bersih dan tidak berdebu.

Dinding bangunan depot harus memenuhi syarat: Bahan kedap air,

permukaan rata, halus, tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan. Warna

dinding terang dan cerah, selalu dalam keadaan bersih, tidak berdebu dan bebas

dari pakaian tergantung. Khusus dinding yang berhubungan dengan semprotan

air harus rapat air setinggi minimal 2 meter dari lantai.

Untuk atap dan langit-langit dipersyaratkan: Atap bangunan harus

menutup sempurna seluruh bangunan, bahan atap tahan terhadap air dan tidak

bocor, konstruksi atap dan langit-langit dibuat anti tikus (rodent proof), langit-

langit harus menutup sempurna seluruh ruangan, bahan langit-langit harus

kuat, tahan lama dan mudah dibersihkan, dan tidak menyerap debu. Permukaan

langit-langit harus rata dan berwarna terang, dalam keadaan bersih dan tidak

berdebu, Tinggi minimal 3 meter dari lantai.

Syarat yang harus dipenuhi untuk pintu adalah: bahan pintu harus kuat,

tahan lama dan tidak melepaskan zat beracun, permukaan rata, halus, berwarna

terang, mudah dibersihkan, pemasangannya rapih sehingga dapat menutup

dengan baik, membuka kedua arah, selalu dalam keadaan bersih dan tidak

berdebu.

Syarat yang harus dipenuhi untuk jendela adalah: jendela depot harus

dibuat dari bahan tembus pandang sehingga proses pengolahan dapat terlihat

jelas. Dibuat dari bahan yang tahan lama, permukaan rata, halus, berwarna

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

20

terang dan mudah dibersihkan. Tinggi sekurang-kurangnya 1 meter diatas

lantai, luasnya disesuaikan dengan kegunaannya. Permukaan tempat kerja dan

ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya, baik alam

maupun buatan dengan minimal 10 – 20 foot candle atau 100 – 200 lux untuk

kenyamanan, depot harus diatur ventilasi yang dapat menjaga suhu yang

nyaman dengan cara: menjamin terjadi peredaran udara dengan baik, tidak

mencemari proses pengolahan dan atau air minum, menjaga suhu tetap nyaman

dan sesuai kebutuhan

Setiap sekat pemisah bangunan depot untuk pencucian, pengisian dan

pengolah harus dari bahan yang kuat, tidak melarutkan zat beracun serta mudah

dibersihkan. Konstruksi sekat pemisah harus menjamin tidak dapat dimasuki

serangga dan tikus (insect and rodent proof). Setiap proses yang

memungkinkan terjadinya dampak radiasi harus dilakukan perlindungan yang

dibutuhkan. Untuk mengukur dampak radiasi, harus dilakukan pengujian

secara berkala sesuai kebutuhan

4. Fasilitas Sanitasi

Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk mengendalikan faktor

– faktor air minum, penjamah, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau

mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Untuk

itu membutuhkan fasilitas sanitasi untuk mewujudkan hygiene sanitasi. Depot

sedikitnya harus menyediakan sedikitnya fasilitas sanitasi adalah ; tempat cuci

tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan saluran limbah (Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

21

5. Sarana Pengolahan Air Minum

Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan air minum

harus menggunakan peralatan yang disyahkan pemakaiannya oleh Departemen

Kesehatan. Alat dan perlengkapan yang dimaksud meliputi: Kran pengisian air

baku, pipa pengisian air baku, tandon air baku, pompa penghisap dan penyedot,

filter, mikro filter, kran pengisian air minum curah, kran pencucian botol,

tangki pembawa air, kran penghubung (hose), peralatan sterilasi (Peraturan

Menteri Kesehatan RI, 2014).

6. Air baku

Air baku adalah air bersih yang sesuai dengan Peraturan menteri

Kesehatan no. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan

Kualitas Air. Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai

dengan kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum.

Untuk menjamin kualitas air baku wajib dilakukan pengambilan sampel secara

periodik (Peraturan Menteri Kesesehatan, 1990).

Berdasarakan standar nasional yang mengatur kualitas air minum yaitu

Standar Nasional Indonesia (SNI) 01 3553 – 1996 dari Departeman

Perindustrian dan Perdagangan, yang menyatakan bahwa batas maksimal total

angka kuman adalah 100 koloni/ml serta peraturan Mentri Kesehatan nomor

907/MENKES/SK/VII/2002, yang menyatakan bahwa memenuhi persyaratan

diantaranya tingkat kontaminasi 0 koloni / 100 ml untuk keberadaan bakteri

coli form (Surat Keputusan Menteri Kesehatan, 2002).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

22

2.4 Escherichia Coli

Adanya mikroba dalam air selalu dikaitkan dengan konsumsi air minum

yang tercemar oleh kotoran manusia dan hewan. Penyakit infeksi yang disebabkan

oleh patogen yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit merupakan resiko

kesehatan yang paling umum ditemui terkait dengan mengkonsumsi air minum.

Cemaran E.coli dan colifrom menjadi perhatian yang penting dalam setiap uji

sampel air minum karena ini digunakan sebagai bakteri indikator sanitasi

(Keputusan Menteri Kesehata RI, 2002).

2.4.1 Karakteristik Escherichia coli

E. coli merupakan flora normal pada usus kebanyakan hewan berdarah

panas serta manusia. Bakteri ini termasuk kedalan bakteri gram negatif, berbentuk

batang, tidak membentuk spora, kebanyakan bersifat motil (dapat bergerak)

menggunakan flagel, ada yang mempunyai kapsul, dapat menghasilkan gas dari

glukosa, serta dapat mempermentasi laktosa (Jawetz, 2015).

E.coli merupakan bakteri yang dapat digunakan sebagai bakteri

indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi yang dimaksud menurut (Surat

Keputusa Menteri Perindustrian dan Perdagangan 2002) bahwa air minum tidak

diperbolehkan mengandung bakteri E. coli dan colifrom. Bakteri E. coli yang

ditemukan dalam air atau makanan dikatakan tercemar oleh kotoran manusia

karena bakteri E. coli lazim ditemukan pada usus manusia, sehingga dengan

adanya bakteri tersebut menunjukan bahwa dalam tahapan pengolahan air atau

makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran yang bersal dari usus manusia

dan mukin mengandung bakteri pathogen lain yang berbahaya (Irianto, 2006).

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

23

Gambar 2.2 Bakteri Escherichia coli di lihat dengan pengecatan gram (Jawetz,

2015)

2.4.2 Klasifikasi Escherichia coli

Diketahui strain E.coli yang menyerang manusia diklasifikasikan ke

dalam lima grup yaitu :

1. Enteropathogenic E. coli (EPEC),

E. Coli Enteropatogenik (EPEC) Penyebab penting diare pada bayi,

khususnya dinegara berkembang.EPEC melekat pada selmukosa yang kecil.

Faktor yang diperantarai secara kromosom menimbulkan pelekatan yang

kuat.Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair yang biasanya sembuh sendiri

taetapi dapat juga kronik. EPEC menggunakan adhesin yang dikenal sebagai

intimin untuk mengikat inang sel usus. Sel EPEC invasive (jika memasuki

selinang) dan menyebabkan radang

2. Enterotoxigenic E. coli (ETEC),

E.coli Enterotoksigenik (ETEC) Penyebab yang sering dari “diare

wisatawan” dan sangat penting menyebabkan diare pada bayi di Negara

berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk menimbulkan

pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil. Lumen usus terenggang oleh cairan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

24

dan mengakibatkan hipermortilitas serta diare, dan berlangsung selama

beberapa hari. Galur E. coli enterotoksigenik yang menyebabkan diare akut

pada manusia dan hewan ternak mempunyai kemampuan untuk memproduksi

2 macam enterotoksin yang berbeda yaitu :

a) tidak tahan panas (heat-labile toksin = LT) Enterotoksin tidak tahan panas

(LT) diproduksi oleh galur ETEC asal hewan atau manusia. Penumpukan

cyc/ic-AMP pada sel mukosa usus akan memblok absorbsi air pada

bagian villus dan merangsang sekresi cairan tubuh dan garam elektrolit

pada bagian krip usus halus

b) Tahan panas (heat stable toxin = ST). Sifat sensitifitas terhadap panas dari

toksin. Enterotoksin dari E. coli yang tahan panas (ST) merupakan protein

dengan berat molekul yang rendah bersifat non imunogenik. Dapat

dibedakan menjadi 2 macam, yaitu Sta dan STb. Sta bersifat larut dalam

metanol dan dapat lolos dari membrankan tongdialisis.

3. Enterohemorrhagic E. coli (EHEC),

E. Coli Enterohemoragik (EHEC) Menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai

efek sitotoksinya pada sel Vero. Terdapat sedikitnya dua bentuk antigenic

dari toksin yaitu EHEC yang berhubungan dengan holitis hemoragik (HC)

dan hemolytic-uremic syndrome (HUS).

4. Enteroinvasive E. coli (EIEC),

E. Coli Enteroinvansif (EIEC) Menyebabkan penyakit yang sangat mirip

dengan shigellosis. Penyakit terjadi sangat mirip dengan shigellosis. Penyakit

sering terjadi pada anak – anak di Negara berkembang dan para wisatawan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Air minum 2.1.1 Definisi Air Minum

25

yang menuju ke Negara tersebut. EIEC melakukan fermentasi laktosa dengan

lambat dan tidak bergerak. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke

sel epitel mukosa usus. Diare ini ditemukan hanya pada manusia.

5.Enroaggregative E.coli (EAEC): E.coli Enteroagregatif (EAEC)

Menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di negara berkembang.

Bakteri ini ditandai dengan pola khas pelekatannya pada sel manusia. EAEC

juga menproduksi hemolisin dan heat-labile toksin (Jawetz, 2015).

2.4.3 Infeksi Escherichia coli Pada manusia

Habitat alami dari E.coli adalah saluran pencernaan bawah hewan dan

Manusia. E. coli di tularkan kemanusia melalui jalur fekal- oral atau dari feses

kemulut, mengkonsumsi makanan dan sumber air yang tercemar, prilaku yang

tidak higinis setelah buang air besar dapat menjadi penyebab masuknya E. coli

kedalam tubuh saat makan (Jawetz, 2015).

E.coli juga bisa masuk melalui tangan atau alat – alat yang tercemar oleh

tinja. Apabila pada tempat pembuangan tinja yang tidak saniter maka E. coli dapat

dengan mudah mencemari air permukaan dan tanah. Apabila dalam kondisi

tersebut air digunakan sebagai sumber air minum kemudian dikonsumsi tampa

derebus terlebih dahulu maka kemungkinan menyebabkan diare pada masyarakat

(Irianto, 2006).