bab ii kajian pustaka · 2019-08-01 · karya-karya seni grafis dengan media kayu (cukil kayu)...
TRANSCRIPT
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sumber Pustaka
1. Rujukan
“Kerang dan Gonggong Bersiku Keluang” adalah motif batik yang merupakan
motif khas Melayu. Desain dari motif batik terdiri dari motif gonggong yang
disusun berbentuk bunga dan kerang yang kemudian disusun dengan sama. John
Singai memvisualisasikan motif kerang-kerangan yang disusun dipinggiran
dengan ganggang yang melilit kerang-kerangan. Ide desain dari motif ini adalah
kerang, gonggong, dan ganggang yang merupakan makhluk hidup yang ada di
laut, kemudian disusun serasi sehingga mendapatkan motif batik yang diinginkan.
Selain itu John Singai dalam majalahnya membahas makna yang ada pada motif
batik yang diharapkan dapat diingat dan diterapkan dikehidupan sehari-hari.
Makna yang terkandung adalah, bahwa didalam kehidupan sehari-hari
disebuah Daerah atau Pemerintahan, walaupun warganya terdiri dari bermacam
golongan (dalam hal ini dilambangkan dengan kerang, gonggong dan ganggang)
bahwa segala sesuatu yang direncanakan dan diatur sesuai kesepakatan bersama,
maka akan membawa kemakmuran dan keindahan.
Susunan kerang yang berbentuk bunga dalam majalah yang ditulis John
melambangkan keindahan, kegembiraan yang bisa dilakukan bersama. Sedangkan
susunan yang bersiku-siku memiliki arti sudut sayap kelelawar yang
melambangkan nilai tanggung jawab yang harus selalu dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari (John Singai, 2012: 2).
6
Gambar 2.1 “Motif batik Melayu “Kerang dan Gonggong Bersiku Keluang”
Sumber: (http://budaya-semasa/2012/10/batik-melayu-kerang-gonggong-
bersiku.html)
Kerang tidak hanya divisulkan sebagai motif batik yang dijelaskan pada
majalah yang di tulis oleh John Singai. Kerang juga bisa digunakan sebagai
kerajinan. Kalung yang dibuat terdiri dari rangkaian awan dari motif mega
mendung dengan mutiara di bagian ujungnya. Meike menjelaskan pemilihan
bahan dasar pembuatan kalung dari lapisan dalam kerang karena warna yang
terdapat pada lapisan dalam kerang menghasilkan kilauan yang menambah nilai
estetik, selain itu lapisan dalam kerang memiliki ketahanan yang lama. Motif
mega mendung pada lapisan dalam kerang juga menambah nilai estetik sendiri
(Meike, 2013: 1).
Penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa cangkang kerang, bentuk
cangkang kerang, warna memiliki makna tersendiri dalam karya seni. Teori yang
digunakan sebagai acuan atau dasar dalam penciptaan sebuah karya berdasarkan
pengetahuan dan pandangan terkait yang sudah ada sebelumnya. Kemudian teori
inilah yang nantinya dihubungkan dengan proses penciptaan karya dengan konsep
detail cangkang kerang dalam visualisasi karya seni grafis dengan teknik
silkscreen. Maka penulis akan menjelaskan teori-teori umum yang berkaitan
dengan uraian dan penjelasan berikut.
7
a. Mollusca
Mollusca populer disebut sebagai binatang lunak, karena bentuk
tubuhnya yang lunak berdaging tanpa tulang. Sebagian anggotanya
dilindungi dengan cangkang atau rumah dari zat kapur dan sebagian lainnya
tanpa cangkang atau rumah. Anggota moluska yang paling mudah dikenali
yaitu siput (gastropoda) yang memiliki cangkang tunggal, kerang (bivalvia)
dengan dua cangkang yang bertangkup, dan cumi-cumi (cephalopoda) yang
tidak memiliki cangkang.
Anggota mollusca mempunyai variasi bentuk yang sangat beragam
karena jumlah anggotanya yang sangat besar. Meskipun demikian,
semuanya memiliki bagian dasar tubuh yang sama, yaitu bagian kepala dan
kaki. Pada bagian kepala terdapat matel berupa jaringan ikat lunak yang
didalamnya berisi organ-organ dalam mollusca dan organ sensorik yang
berkembang dengan baik. Bagian kaki moluska terdiri dari jaringan otot
tanpa tulang, yang berguna sebagai alat untuk berpindah tempat.
Berdasarkan pada keadaan kaki, cangkang dan alat pernafasannya,
anggota moluska terbagi dalam tujuh kelas, yaitu :
1. Gastropoda (Siput, Keong, Bekicot)
2. Bivalvia atau Pelecypoda (Ketam, Remis, Tiram)
3. Cephalopoda (Nautilus, Cumi-cumi, Gurita)
4. Scapopoda
5. Polyplacopora
6. Menoplacopora
7. Aplacophora
8
Bivalvia sebagai konsep dalam visualisasi karya seni grafis, dijelakan
bahwa bivalvia atau kerang mempunyai dua cangkang yang bertangkup,
dimana binatangnya berada diantara dua cangkang tersebut. Pada salah satu
sisi, kedua cangkang saling berhubungan membentuk persendian, sehingga
bisa membuka dan menutup. Pada persendian tersebut, terdapat engsel
elastis yang disebut ligamen, dilengkapi dengan penggerak aktif, berupa
satu atau dua otot aduktor yang sangat kuat.
Bivalvia sering juga disebut binatang berkaki pipih atau Pelecypoda
karena memiliki kaki dari jaringan otot yang berbentuk pipih melebar. Pada
spesies yang bersifat infaunal (membenamkan diri dalam pasir atau
sedimen), kakinya termodifikasi menjadi semacam alat untuk menggali.
Sedangkang pada beberapa spesies yang lain, kakinya beradaptasi menjadi
semacam alat pelekat pada substrat yang keras. Kepala pada Bivalvia
terdeteksi hingga kadang sama sekali tidak nampak didalam cangkang,
berbeda dengan kepala gastropoda yang tampak dan mudah dibedakan.
Bivalvia tidak memiliki mata. Bagian matel beberapa spesies memiliki
warna yang sangat bagus dan menjuntai keluar pada saat cangkang terbuka,
misalnya pada Tridacna (kerang raksasa).
b. Kelas Bivalvia
1. Placunidae
9
Cangkang yang dimiliki kelompok Placunidae termasuk bivalvia yang
memiliki cangkang tipis, rapuh dan agak rata. Cangkang placunidae sudah
sejak lama digunakan sebagai perhiasan karena bagian dalam cangkang
memiliki lapisan mutiara. Cangkang memiliki bekas perlekatan otot aduktor
tunggal yang tampak jelas dan gigi pada garis engsel yang membentuk huruf
V. Jenis mollusca pada kelompok ini cenderung ditemukan pada daerah
yang mempunyai substrat pasir berlumpur.
2. Arcidae
Cangkang memanjang atau membulat, cangkang setangkap, tebal.
Skulptur mempunyai rusuk radial, biasanya ditutupi oleh rambut tebal atau
periostrakum membeledu. Daerah ligament terletak di antara paruh. Gigi
pada garis engsel kecil, banyak, tertata pada garis lurus. Bagian dalam
seperti porselin. Ditemukan di dalam pasir lumpuran atau sering menempel
pada batuan dengan bisusnya.
3. Cardiidae
10
Cangkang setangkup, membulat, oval, kadang-kadang menyudut dengan
umbo menonjol. Skulptur dari rusuk radial kuat, sering dihiasi dengan duri,
manik-manik, dan alur-alur. Garis engsel mempunyai dua gigi cardinal pada
tiap katup, satu gigi lateral pada katup kanan, sepasang gigi lateral pada
katup kiri. Gigi lateral jauh letaknya dari gigi cardinal. Ligamen di luar,
menonjol. Garis palium menyeluruh. Bagian dalam berposelin, tapi
bergerigi. Hidup membenamkan di pasir.
4. Fimbridae
Cangkang berukuran sedang, tebal, berbentuk eliptikal atau oval
(membulat telur), dengan cangkang melebur. Umbo melingkar. Konsentris
rib kuat saling menyilang dengan radikal rib kuat membentuk suatu bentuk
hiasan yang memotong pada sudut siku-siku, seperti keranjang menenun
(secussate) di permukaan. Ligament terletak di bagian luar. Garis engsel
dengan dua gigi pokok dalam tiap katub tiram. Gigi pada bagian samping
anterior lebih dekat ke bagian gigi pokok dibandingkan pada bagian
samping posterior. Palial sinus sangat kecil.
11
5. Glycimerididae
Cangkang tebal, hampir bundar, setangkup dan hampir sama sisi. Umbo
kira-kira terletak di bagian tengah di antara pinggiran dorsel. Tambalan gigi
pada garis engsel melebur dan melengkung serta mempunyai banyak gigi
kuat yang jumlahnya berkurang ke arah ekstrimitas (kaki dan tangan). Gigi
melintang. Moluska dalam kelompok ini terdiri dari empat ganus.
6. Malleidae
Cangkangnya tidak umum dan tidak setangkup. Mollusca dari kelompok
ini memiliki bentuk cangkang triangular. Daerah ligamen dan bagian
pinggiran katub terdapat celah. Terdapat dua genus di daerah perairan laut
tropik.
12
7. Mytillidae
Cangkang memanjang, setangkup dan tidak sama sisi. Periostrakum
biasanya tebal dan mengkilap, tapi biasa berambut. Ligament panjang dan
sempit. Gigi engsel absen atau disodon. Bekas perlekatan aduktor anterior
kecil atau absen. Bagian dalam seperti mutiara. Familia ini sering terdapat
dalam kelompok padat di daerah batuan,tetapi beberapa jenis hidup
tersendiri di pasir.
8. Pectinidae
Mollusca yang termasuk dalam kelompok ini sebagian memiliki
cangkang setangkup dan sebagian lagi memiliki cangkang yang tidak
setangkup. Cangkang hampir bundar atau memiliki bentuk seperti kipas.
Pada umumnya kelompok mullusca ini berusuk dan memiliki cuping
berukuran sama atau berbeda. Satu katub tiram umumnya menggembung
dibandingkan katub tiram lainnya. Cuping anterior umumnya memiliki bisal
13
nitch yang jelas atau lekukan di bawah. Satu otot aduktor melekuk. Tiap
katub tiram dihubungkan oleh suatu bisus. Katub tiram sebelah kiri
umumnya berwarna lebih terang darpada katub tiram yang kanan.
9. Psammobiidae
Cangkang menipis, memanjang agak persegi. Cangkang tertekan atau
mampat agak datar biasanya dengan celah pada bagian ujungnya, terutama
kearah posterior. Tidak memiliki ornamen radial atau konsenstris. Terdapat
gigi 1-4 gigi kardinal. Gigi lateral sangat lemah atau bahkan tidak ada.
Palial sinus biasanya berkembang dengan baik. Terdapat sekitar enam ginus
yang tersebar luas di kebanyakan lautan. Jenis mollusca dari familia ini
ditemukan hidup di substrat pasir berlumpur di daerah intertidal.
10. Pinnidae
14
Mollusca dalam kelompok ini memiliki cangkang yang setangkup,
berbentuk kapal, dan tidak sama sisi. Bagian cangkang tipis dan rapuh. Tipe
posterior menganga. Ligamen panjang dan lurus. Gigi engsel absen. Bekas
perlekatan aduktor pada bagian anterior, kecil,dan terletak dekat dengan
ujung anterior. Sedangkan bekas perlekatan aduktor pada bagian posterior
besar dan agak di bagian tengah. Mollusca kelompok ini ditemukan
membenamkan di pasir dengan juluran bagian posteriornya.
11. Tridacnidae
Kelompok bivalvia dengan cangkang berukuran sedang sampai sangat
besar, tebal, dan berat. Pada umumnya kelompok bivalvia ini mempunyai
rib-rib radial yang besar dan keras pada cangkangnya. Selain itu juga
cangkang mempunyai sisik yang bergalur besar. Sebagian besar jenis dari
kelompok dari familia ini mempunyai lubang bisus, beberapa masuk
melekat dalam batu karang, dan beberapa species hidup lepas. Jenis dari
kelompok ini memiliki perilaku untuk bersimbiosisi dengan zooxanthellae
yang berperan sebagai penyedia sumber makanan bagi kelompok
Tridacnidae. Kelompok ini di bagi dalam dua genus, yaitu genus Hippopus
yang arpeture bisus kurang jelas dan genus Tridacna yang mempunyai
arpeture bisus sangat jelas.
15
12. Spondylidae
Cangkang berukuran kecil sampai sedang, umumnya cangkang tebal
dengan katub bagian kanan lebih cembung dari pada katub bagian kiri.
Cuping kecil pada katub bagian kanan, terdapat dua gigi cardinal yang
berukuran besar. Seringkali ornamen dengan duri (spina) pendek atau
panjang. Terdapat satu otot aduktor impression yang berukuran besar.
Hanya ada satu genus dalam laut tropik dan laut sedang. Salah satu katub
yang kanan menempel pada substrat keras.
13. Tellinidae
Mollusca dengan cangkang kebanyakan tidak setangkup dan tidak sama
sisi, berbentuk membulat telur sampai memanjang agak elips pada garis
besarnya. Cangkang juga biasanya pipih dan melengkung pada ujung
posterior. Skulptur bervariasi. Ligament terletak di bagian luar. Lempeng
engsel sempit dengan dua gigi cardinal kecil, gigi lateral anterior dan
16
posterior biasanya berada di salah satu atau di ke dua katub. Garis palium
dengan sinus besr dengan bagian dalam yang jelas. Kerang terlina hidup
terbenam di dalam pasir atau kadang-kadang di dalam kerikil.
14. Veneridae
Kelompok moluska ini memiliki cangkang yang setangkup dan tebal,
tetati sisi tidak sama. Skulptur pradominan konsentris. Ligament terletak di
bagian luar. Garis engsen dengan tiga buah gigi cardinal dan sebuah gigi
lateral anterior yang sering absen. Sinus palium biasanya ada. Kelompok
mollusca ino hidup dengan cara membenam di substrat pasir.
15. Isognomonidae
Mollusca dalam kelompok ini memiliki bentuk cangkang yang
bervariasi, biasanya pipih, umbo berparuh terletak diujung anterior dari tepi
dorsal yang lurus. Periostrakum tipis, garis engsel lurus dengan beberapa
lubang ligament. Gigi engsel absen. Bekas pelekatan bisusu retraktor.
17
Bagian dalam seperti mutiara. Mollusca jenis ini menempel pada batuan, di
bawah, di bagian bongkahan batu dan juga pada pohon bakau dengan
bisusnya.
2. Referensi
A. Kajian Seni Grafis
Pada mulanya seni grafis mulai berkembang di negara Cina. Pada negara
tersebut seni grafis digunakan untuk menggandakan tulisan-tulisan keagamaan.
Naskah-naskah tersebut ditatah atau diukir diatas bidang kayu nada dicetak di
atas kertas. Cina menemukan kertas dan memproduksinya secara massal di
tahun 105. Pada masa itu Cina di bawah pemerintahan Dinasti Yi (Heilrawk,
2013:2)
Karya-karya seni grafis dengan media kayu (cukil kayu) ditemukan di
negara-negara Asia yang memiliki kultur tua dan kuat seperti Cina, Jepang, dan
Korea. Bangsa Romawi pun telah mengenal teknik cetak ini yang digunakan
untuk menghias jubah-jubah dengan cetak stempel. Teknik ini kurang
berkembang di Eropa karena bangsa Eropa tidak mengenal kertas. Teknik
grafis di Eropa baru berkembang diabad ke-13, dengan ditemukannya mesin
cetak oleh Guttenberg dan didirikannya pabrik kertas pertama di Italia. Sejak
itulah grafis dengan beragam teknik berkembang di Eropa.
Seni grafis di Indonesia awalnya merupakan media alternatif bagi seniman
yang telah mengerjakan bidang lainnya seperti melukis atau mematung. Secara
kronologis seni grafis muncul sekitar tahun 1950-an oleh Suromo dan Abdul
Salam sebagai tokoh di Yogyakarta. Membuat karya sengan teknik cukil kayu
(woodcut) dan kebanyaan dari karyanya merupaka poster perjuangan.
18
Kemudian tokoh yang lain adalah Baharudin Murasutan dari Jakarta dan
Moctar Apin dari Bandung.
B. Pengertian Seni Grafis
Seni grafis kita kenal sebagai seni yang berhubungan dengan cetak
mencetak. Kata grafis atau grafika berasal dari kata Graphein sebuah kata yang
berarti menulis. Kata Graphein sendiri berasal dari bahasa Yunani. Jadi seni
grafis adalah seni yang dihasilkan melalui peroses mencetak. Seni grafis ini
biasanya digunakan sebagai media ekspresi dan visualisasi gagasan terhadap
hal-hal yangmenarik perhatian. Keistimewaan seni grafis adalah penggandaan
karya seni dari cetakan pertama sampai cetakan terakhir dianggap orisinil. Dan
seniman mencantumkan sedisi cetakannya, misalnya 3/10 yaitu cetakan ketiga
dari sepuluh edisi yang dihasilkan.
Seni grafis sama seperti cabang seni rupa lainnya, adalah secara sadar
menggunakan keterampilan dan imajinasi kreatif untuk menciptakan objek-
objek estetik. Ditinjau dari etimologi kata, seni grafis diterjemahkan dari kata
printmaking yang berasal dari bahasa Inggris. Seni grafis mencakup beberapa
teknik yang terus berkembang seiring perkambangan jaman dan kemajuan
teknologi. Teknik grafis secara garis besar dapat dikategorikan menjadi empat
teknik utama yaitu cetak datar, cetak tinggi (relief), cetak saring (serigrafi), dan
cetak dalam (intaglio). Karena pada prinsipnya seni grafis selalu mengikuti
perkembangan teknologi cetak, dewasa ini teknik cetak mutakhir seperti digital
print, chemical print, dan beberapa teknik lainnya kemudian diterima sebagai
karya grafis oleh medan sosial seni.
19
C. Pengertian Cetak Saring
Cetak saring adalah jenis pekerjaan mencap, mencetak atau menggandakan
cetakan dengan menggunakan alat dasar saringan (screen printing). Di dalam
proses produksi, penggunaan alat yang tepat akan menghasilkan pekerjaan
produk yang baik pula. Alat-alat produksi harus disesuaikan untuk mencapai
kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Peralatan cetak saring, memerlukan
peralatan sebagai berikut:
1. Screen (kain kasa)
Screen (kain kasa) adalah kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk
corak gambar di atas benda-benda yang dicetak. Teksturnya sangat halus
(seperti sutera) dan memiliki jumlah kerapatan pori-pori yang bertingkat.
Jumlah kerapatan inilah yang berfungsi menyaring atau menentukan jumlah
tinta yang keluar melalui media screen, sering disebut sebagai sistem cetak
saring.
Kain screen adalah sarana utama dalam cetak cetak saring. Tanpa screen,
sistem pencetakan tidak dapat dilaksanakan. Banyak jenis kain screen yang
bisa digunakan, tetapi jenis nytal, monyl, dan nybolt paling memenuhi sifat
tahan terhadap berbagai zat-zat kimia, tahan terhadap berbagai kondisi, serta
memiliki tegangan dari 5 sampai 7%.
20
Gambar 2.2 “Kain Screen”
Sumber: (www.google.com//kainscreen)
Ukuran screen diawali dari angka; T30, T50, T60, T90, T100 yang
digunakan untuk mencetak jenis tekstil dan T120, T150, T165, T180, T200.
Sasaran Cetak Ukuran Kode
Karung 48 T
Tekstil dan Kaos 62 - 90 T
Karton 100 T
Kertas / Imitasi 120 - 150 T
Plastik 165 - 180 S
Raster 200 S
Perbedaan itu nampak pada perbandingan kode screen berikut ini;
Screen 200 s Screen 160 s
Jenis Screen untuk mencetak
21
Jenis dari kain saring (screen) ada bermacam-macam:
a. Kain Sutra
Penggunaan kain screen sutra sebagai tabir screen dimanfaatkan terbatas
pada jenis-jenis benda yang meresap (kain) mengingat kemampuan tabir
sutra untuk sekali pakai, karena memiliki kelemahan sebagai berikut:
1) Lemah terhadap zat kimia
2) Tidak memiliki ukuran jumlah lubang
3) Tidak memiliki daya lentur
4) Dalam penggunaan satu tahun lama.
b. Kain Monofilamen
Kain monofilamen tersebut dari benang tunggal yang dianyam. Kain
ini memberi pencetakan yang halus, aliran tinta yang mudah diatur dan
hasil cetakan yang tajam. Kain monofilamen bisa terbuat dari nylon
(polymide) atau polyster. Kain nylon monofilamen sangat elastis, tahan
gesekan dan tahan bahan-bahan kimia, dapat dipakai berulang-ulang, dan
sangat cocok untuk pekerjaan yang memerlukan register yang sangat
tinggi.
c. Kain Multiflamen
Kain multiflamen terbuat dari beberapa benang tunggal kecil yang
dipelintir dan dianyam. Pelintiran ini menghasilkan kain yang lebih berat,
tebal yang menyebabkan penghantaran tinta lebih banyak. Kain ini cocok
untuk mencetak kain.
22
d. Kain Polyster
Kain polyster tersedia dalam jenis multiflamen dan monoflamen. Jenis
monoflamen lebih banyak dipakai, jenis ini lebih tahan gesekan dan tidak
terlalu elastis, sehingga baik untuk pekerjaan yang memerlukan
registrasi.
e. Kain Stainlisstel
Kain stainliss stell adalah kain monoflamen yang dapat meletakkan
film “Inderect Stencil” dengan baik. Kain ini sangat stabil, kuat dan tahan
gesekan dan tidak menimbulkan listrik ststis, oleh karena itu kain ini
cocok untuk mencetak di atas gelas, keramik, benda elektronik, karena
tidak menimbulkan listrik statis, maka sangat cocok untuk mencetak
diatas plastik.
f. Kain Nylon
Kain nylon merupakan bahan yang dibuat khusus dari nylon
monoflamen sebagai syarat mutlak dalam pencetakan sablon. Kain nylon
banyak beredar dipasaran dibandingkan jenis kain screen yang lainnya.
2. Rakel
Rakel berguna untuk menekan tinta dari screen (saring) ke atas kertas atau
bahan lain yang akan dicetak. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik.
Pada bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih banyak tinta
pada media cetak. Sedangkan bahan yang keras dan tajam mengalisrkan lebih
sedikit tinta, sehingga mempercepat pengeringan.
23
3. Meja Cetak
Meja cetak yang digunakan khusus untuk cetak saring, yaitu daun meja
dibuat dari kaca dengan ketebalan 5mm. Rancangan dibuat khusus untuk cetak
saring dengan posisi kedudukan engsel penyekat (catok) sejajar dengan
permukaan kaca.
4. Catok
Catok atau engsel penyekat merupakan gabungan dari alat penyekat (catok
dengan engsel). Pada satu bagian sebagian alat penyekat (melakukan tekanan
pada sisi bingkai), dedang bagian lain, engsel berfungsi sebagai alat yang
menggerakkan catok.
5. Bingkai (frame) Screen
Bahan yang dipakai untuk membuat bingkai screen harus dari kayu jati.
Maksudnya adalah agar tahan lembab (basah), panas matahari, dan bahan-
bahan kimia. Oleh karena itu dipilihdari bahan yang baik atau bahan yang tidak
mudah terpengaruh oleh suhu (temperature). Tebal penampang kurang lebih 3
cm dengan lebar 5 cm, dibuat sesuai dengan keperluan. Makin besar ukuran
bingkai, makin tebal penampangnya.
D. Unsur-unsur Seni Rupa
1. Komponen Seni
Komponen seni merupakan komponen penting dalam penciptaan karya
seni, komponen yang di maksud antara lain meliputi (1) tema pokok
(subject matter), (2) bentuk (form), (3) isi (content).
24
a. Pokok Tema (Subject matter)
Subject matter atau tema pokok merupakan rangsangan cipta seniman
dalam usahanya menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Dalam
sebuah karya seni hampir semua di pastikan adanya subject matter, yaitu
inti atau pokok persoalan yang di hasilkan sebagai akibat adanya
pengolahan objek yang terjadi dalam ide seorang seniman dan
pengalaman pribadi.
b. Bentuk
Bentuk merupakan wujud yang digambarkan, bentuk memiliki dua
sifat geometris dan organis, bentuk geometris strukturnya terarah
misalnya segi tiga, segi empat, lingkaran, dan sebagainya. Bentuk organis
susunan atau strukturnya bentuk-bentuk alamiah (Sidik, 1997: 45).
Bidang (shape) adalah suatu bentuk yang sekelilingnya dibatasi oleh
garis. Secara umum garis dikenal dalam dua jenis, bidang yaitu bidang
geometris dan organis. Bidang geometris seperti lingkaran atau bulatan,
segi empat, segi tiga dan segi-segi lainnya, sedangkan bidang organis
dengan bentuk bebas yang terdiri dari aneka macam bentuk yang tidak
terbatas (Nooryan Bahari, 2014:100). Bentuk memiliki unsur-unsur rupa,
antara lain yaitu
1) Garis
Garis adalah unsur rupa yang paling utama. Ini disebabkan apabila
menggambar ataupun mendesain, wujud yang pertama kali ditorehkan
adalah garis. Terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli mengenai garis, di antaranya sebagai berikut. 1) hubungan antara dua
25
titik secara lurus. 2) kumpulan titik-titik yang berderet lurus. 3) suatu titik
yang diperluas menjadi sesuatu yang mempunyai panjang, kedudukan,
dan arah (Bambang Irawan, 2013:11). Penggunaan garis sangat penting
dalam pembuatan sebuah karya seperti yang diinginkan penulis yang
menggunakan garis yang berderet dalam karya silkscreen.
2) Warna
Warna adalah elemen visual penarik perhatian paling utama. Jika
penggunaan warna salah, kualitas, citra, keterbacaan juga salah.
Contohnya yaitu warna yang lembut akan memancarkan kesan romantis
dan ketenangan. Sementara warna-warna tegas dan kuat akan memberi
kesan dinamis. Penggunaan yang salah tempang tentu akan menimbulkan
kesan yang salah dibenak audiens (Fahmi Casofa, 2015:12).
Warna memiliki karakteristik, kegunaan dan makna masing-masing.
Dalam seni rupa, warna kemudian dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu
sebagai berikut :
a) Hue
Pembagian warna berdasarkan nama-nama, seperti merah, biru,
hijau, kuning, dan seterusnya.
Berdasarkan hue, warna kemudaian dibagi menjadi tiga golongan
berikut.
I. Primary Colour (warna primer)
Warna primer terdiri dari merah, kuning dan hijau.
II. Secondary Colour (warna sekunder)
26
Warna sekunder merupakan campuran dua warna primer
dengan perbandingan seimbang 1:1 yang kemudaian
menghasilkan warna oranye (hasil percampuaran merah dan
kuning), hijau (hasil percampuran kuning dan biru), kemudian
ungu (hasil percampuran biru dan merah).
Apabila warna sekunder dicampur dengan warna primer,
akan menghasilkan warna tersier (tertiary colour) yaitu kuning-
oranye, merah-oranye, merah-ungu, biru-ungu dan kuning-hijau.
Dalam percetakan, warna yang digunakan adalah empat
warna pokok yang biasa disebut dengan CMYK yang
merupakan kependekan dari cyan (light blue), magenta (pinky
red), yellow dan black. Semua hasil cetak yang berwarna-warni
hanyalah hasil percampuran empat warna (Fahmi Casofa,
2015:13)
b) Value
Value terang-gelapnya warna. Pada dasarnya semua warna dapat
diterapkan (yang kemudian muncul kesan lebih muda), ataupun
digelapkan (yang kemudian muncul kesan lebih tua) (Fahmi
Casofa, 2015:14).
c). Intensity
Intensity adalah tingkat kemurnian atau kejernihan warna
(brightness of color). Warna-warna yang belum dicampur dan
masih murni disebut pure hue. Para seniman lukis umumnya
27
kurang menyukai warna-warna murni, karena terlalu mentah untuk
diaplikasikan dalam sebuah lukisan (Fahmi Casofa, 2013:15).
Garis atau bidang memiliki bermacam-macam warna, misalnya
merah, biru, kuning dan sebagainya. Susunan warna yang tepat
dapat menciptakan suasana yang harmonis dan memikat mata, baik
antara dua warna yang memiliki kemiripan (gradasi)., ataupun dua
warna yang kontras (Bambang Irawan, 2013:30).
d) Tekstur
Tekstur adalah kesan halus dan kasarnya suatu permukaan
lukisan atau gambar, atau perbedaan tinggi rendahnya permukaan
suatu lukisan atau gambar. Tekstur juga merupakan rona visual
yang menegaskan karakter suatu benda yang dilukis atau digambar.
Ada dua macam jenis teksturatau barik. Pertama adalah tekstur
nyata, yaitu nilai permukaannya nyata atau cocok antara tampak
dengan nilai rabanya. Misalnya sebuah lukisan menampakkan
tekstur yang kasar, ketika lukisan tersebut diraba, maka yang
dirasakan adalah rasa kasar sesuai tekstur lukisan tersebut.
Sebaliknya kedua,tekstur semu memberikan kesan kasar karena
penguasaan teknik gelap terang pelukisnya., ketika diraba maka
rasa kasarnya tidak kelihatan, atau justru sangat halus (Nooryan
Bahari, 2014:102).
Tekstur merupakan nilai raba atau lebih mudahnya adalah halus
dan kasarnya sebuah permukaan benda. Dalah desai grafis,
penggunaan tekstur dapat dimayakan untuk memberikan visual
28
yang lebih berkarakter. Tekstur sering digunakan untuk mengatur
keseimbangan dan kontras dalam sebuah desain (Fahmi Casofa,
2013:17). Penulis menggunakan tekstur pada karyanya, diharapkan
karya yang menggunakan tema detail cangkang kerang terlihat
nyata dengan teksur yang diperlihatkan pada teknik silkscreen.
e) Gelap Terang
Salah satu cara terbaik untuk memuahkan unsur penangkapan
pesan dalam visual grafis adalah dengan mengatur gelap dan
terangnya. Ada dua pembagian dalam kategori ini, high contrast
value, yaitu penggunaan warna-warna kontras dengan ekstrem,
sehingga menghasilkan visual yang energik, ceria, dinamis,
dramatis, dan penuh gairah (Fahmi Casofa, 2013:15).
c. Isi
Isi adalah bentuk psikis dari karya yang dihasilkan seorang seniman.
Perbedaan bentuk dan isi hanya terletak pada diri seniman. Bentuk hanya
cukup dihayati secara inderawi tetapi isi atau arti dihayati dengan mata
batin seorang seniman secara kontemplasi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa isi disamakan dengan tema seseorang seniman.
E. Pengertian Medium
Medium biasanya dipakai untuk mengatakan suatu kategori fisik karya seni
secara umum. Istilah medium juga dipakai mengidentifikasi materi-materi
spesifik yang dipakai oleh seorang seniman (Dwi Marianto, 2002:5-6)
29
F. Teknik
Teknik yang digunakan penulis dalam pembuatan karya ini adalah teknik
cetak saring atau dikenal dengan nama sablon ataupun silkscreen.Sablon
merupakan seni mencetak dengan menggunakan alat bantu screen (Sandjaja,
2006:15).
G. Prinsip Komposisi
1. Kesatuan
Unsur kesatuan berarti terjadikeharmonisan dalam tipografi, ilustrasi,
warna, dan unsur-unsur desain yang lainnya. Menghadirkan keharmonisan
dalam desain yang hanya satu muka seperti poster, akan lebih mudah
mengaturnya. Akan tetapi, mengatur keharmonisan dalam desain yang
berlembar-lembar agar tidak merasa bosan, tentu tidak mudah ( Facmi
Casofa, 2015:22). Kesatuan sangat penting dalam pembuatan sebuah karya
seni, karena dengan mengumpulan semua desain yang ada maka dapat
mewujudkan kesatuan yang padu atau keseutuhan.
2. Keserasian
Keserasian (harmony) merupakan prinsip desain yang
mempertimbangkan keselarasan dan keserasian antar bagian dalam suatu
keseluruhan sehingga cocok satu dengan lain, serta terdapat yang tidak
saling bertentangan. Susunan harmonis menunjukan adanya keserasian
dalam bentuk dan garis, ukuran, warna-warna, dan tekstur. Bentuk serta
garis dan ukuran menjadi satu sehingga memperoleh satu tujuan dan makna
dalam sebuah karya yang diinginkan.
30
3. Irama
Irama (ritme) menurut Djelantik merupakan pengaturan unsur atau
unsur-unsur rupa secara berulang dan berkelanjutan, sehingga bentuk yang
tercipta memiliki kesatuan arah dan gerak yang membangkitkan
keterpaduan bagian-bagiannya. Peruangan yang teratur itu dapat mengenai
jarak bagian-bagian, raut, warna, ukuran, dan arah yang ditata. Terulangnya
sesuai secara teratur memberi kesan ketertarikan peristiwa, oleh hukum,
sesuatu yang ditaati, sesuatu yang berdisiplin. Irama yang diciptakan dalam
sebuah karya seni dimaksudkan untuk memperoleh efek gerak ritmis,
menghindarkan kemonotonan dan memberikan kesan keutuhan yang kuat.
4. Keseimbangan
Keseimbangan (balance) berhubungan dengan pengaturan unsur-unsur
visul agar terjadi suasana yang seimbang. Ada beberapa bentuk
keseimbangan yaitu keseimbangan setangkup (simetris), keseimbangan tak
setangkup (asimetris), dan keseimbangan memancar (radial).
Keseimbangan merupakan pembagian sama berat dalam komposisi desain.
Menciptakan kesan sama berat, baik simetris maupun asimetris (Fachmi
Casofa, 2015:19). Keseimbangan memiliki peran penting dalam pembuatan
karya, karena ketika warna dengan bentuk yang digunakan tidak seimbang
maka menghilangkan karakter yang ingin ditampakkan pada sebuah karya
dan menghilangkan estetik sebuah karya.
31
B. Sumber Ide
Karya seni dapat dinilai dengan berbagai kriteria. Bisa dinilai menurut ciri-
cirikasat mata karya seni yang bersangkutan. Bisa juga dinilai dari bagaimana
subyeknya direpresentasi. Bisa juga dilihat fungsi simbolisnya, dari aspek
ekonomisnya,dari aspek terapeutiknya (fungsinya) dan lain sebagainya. Seorang
seniman juga memiliki konsep kerang pada karya yang dibuatnya, mulai dari
karya 2 dimensi atau 3 dimensi. Sebuah konsep tersebut dimiliki karena memiliki
faktor seperti yang dijelaskan di atas, mengenai nilai yang terkandung, subyek
yang telah dibikin dan lain-lain, salah satu seniman yang memiliki konsep sama
pada karya nya yaitu
1. Alessandro di Mariano di Vanni Filipepi
Sandro Botticelli adalah seorang pelukis Italia dari awal Renaissance. Lahir
pada 1 Maret 1445 di Fierenze, Italia. Disebuah rumah Via Nuova. Karya
Botticelli yang berjudul “The Birth of Venus” menceritakan tentang kelahiran
Venus dan Dewi duniawi yang sama dengan kehidupan manusia mengenai
cinta. Selain itu juga menggambarkan sebuah kecantikan seorang dewi
surgawi.
Gambar 2.3 “Sandro Botticelli, The Birth of Venus (c. 1486). Tempera di atas
kanvas.172,5 cm x 278,9 cm (67,9 x 109,6 di dalam). Uffizi di Florence”
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/The_Birth_of_Venus
32
2. Vlademir Kush
Vlademir Kush merupakan seniman kelahiran Rusia pada tahun 1965,
merupakan seniman lukis beraliran surealis dan seniman patung. Kush belajar
di Institut Seni Surikov Moskow, setelah beberapa tahun bekerja sebagai
seniman di Moskow kota asalnya, ia berimigrasi ke Amerika Serikat untuk
mendirikan sebuah galeri seni di pulau Maui, Hawaii. Banyak lukisan
minyaknya yang di pameran untuk popularitasnya sebagai seniman surealis.
Salah satu karyanya yang menarik perhatian yaitu lukisan yang berjudul The
Shell yang menceritakan mengenai kehidupan laut dan air yang merupakan
sumber utama kehidupan. Shell merupakan sebuah tempurung yang memiliki
arti waktu yang kian memudar. Bahwa dalam kehidupan tidak ada waktu yang
abadi.
Gambar 2.4 “The Shell karya Vladimir Kush”
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Vladimir_Kush