bab ii kajian program...program dokumenter yang penulis buat termasuk dalam kategori program yang...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN PROGRAM
2.1 Kategori Program
Ide-ide atau gagasan tersebut berasal dari para personal atau insan kreatif
produksi program yang menghasilkan beragam katagori program atau jenis
program. Ada talk show, musik, wawancara, komedi, kuis, variety show, drama,
dokumenter, feature, dan sebagainya. Semua program tersebut setidaknya harus
unik, khas, orisinal, inovatif dan juga menghibur.
Menurut Morissa (2008:218) berbagai jenis program itu dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian besar yang berdasarkan jenisnya yaitu
: 1. Program informasi (berita) dan 2. Program hiburan (entertainment).
1. Program Informasi
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.
Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu, berita keras
(hard news) dan berita lunak (soft news).
2. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan.
Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan
(game) dan pertunjukan.
Katagori program yang penulis pilih adalah dokumenter. Dikarenakan
dokumenter menampilkan suatu peristiwa secara mendalam dan luas, dengan
kemasan artistik. Dokumenter dibuat bertujuan untuk menghibur, mengenal kan
dan memberikan suatu informasi kepada para audiens.
Program dokumenter yang penulis buat termasuk dalam kategori program
yang menginformasi kan tentang sejarah dan menjelaskan berbagai macam
peninggalan yang ada di tempat tersebut. Setiap minggunya dan setiap episodenya
8
akan berbeda-beda tema, agar para audiens tidak merasa bosan untuk menontonnya.
2.2 Format Program
Dalam tayangan televisi yang disiarkan televisi terdapat sejumlah program
yang bervariasi. Program-program yang disajikan tersebut memiliki formatnya.
Format program adalah suatu program yang dicirikan dan didominasi oleh elemen
tertentu dalam suatu acara. Ada sejumlah format program yang dikenal, yaitu
program buletin berita, program variety show, program drama, program musik,
program dokumenter, program feature, program talk show, program kuis, program
komedi, dan program magazine show.
Menurut Ayawaila (2008:160) Ada banyak tipe katagori dan bentuk
penuturan dalam karya visual dokumenter. Dalam beberapa hal terlihat
adanya kemiripan yang membedakan adalah spesifikasinya. Belakangan
banyak juga dokumenter yang menggabungkan gaya dan bentuk dari
bermacam-macam pendekatan seni audio-visual. Beberapa contoh yang
berdasar gaya dan bentuk bertutur itu antara lain .Laporan perjalanan
Laporan perjalanan adalah perjalanan setiap ekspedisi dibuat
dokumentasinya, baik berupa film maupun foto. Tipe laporan perjalanan
memiliki variasi yang tidak selalu berupa rekaman perjalanan petualangan
tetapi juga perjalanan seseorang ke berbagai negara.
1. Sejarah
Produksi film sejarah di maksudkan untuk propaganda. Dalam karya visual
dengan pola ini, fakta sejarah di presentasikan melalui interpretasi imajinatif
untuk tujuan propaganda politik tertentu.
2. Potrert/biografi
Isi film jenis ini merupakan representasi kisah pengalaman hidup seorang
tokoh yang terkenal ataupun anggota masyarakat biasa yang riwayat
hhidupnya di anggap hebat, menarik, unik, atau menyedihkan.
3. Perbandingan
Karya visual ini dapat dikemas ke dalam bentuk dan tema yang bervariasi,
selain dapat pula di gabungkan dengan bentuk penuturan lainnya, untuk
mengetengahkan sebuah perbandingan.
4. Kontradiksi
Hampir sama dengan perbandingan bedanya tipe kontradiksi ini adalah
menekankan pada visi dan splusi mengenai proses menuju suatu inovasi.
Bahkan untuk memiliki daya tarik, adegan wawancara, serta disertai
komentar kritis sanagt di perlukan.
5. Ilmu pengetahuan
9
Dokumenter tipe ilmu pengetahuan terbagi dalam dua bentuk kemasa. Bila
ditunjukan untuk publik khusus biasa disebut film edukasi. Dokumenter
jenis ini biasanya dibuat untuk keperluan lembaga pendidikan formal atau
non formal, misalnya metoode sistem pengejaran yang menggunkan media
audio-visual. kendati demikian, tipe dokumenter ilmu pengetahuan ini
dapaat saja bersifat komersial dengan di sisipkan unsur hiburan agar lebih
menarik yang biasanya terkemas untuk program televisi dengan tujuan
promosi.
6. Nostalgia
Kisah yang kerap di angkat dalam dokumenter nostalgia ialah kisah kilas-
balik dan napak tilas para veteran perang Amerika yang kembali
mengunjungi Vietnam atau Kamboja. Atau dokumenter mengenai orang
Belanda yang dulu pernah tinggal di Indonesia, kini mengunjungi tempat
mereka pernah di lahirkan dan dibesarkan. Dokumenetr nostalgia juga bisa
mengenai seorang wartawan perang yanbg meliputi juga cerita peperangan
atau revolusi. Bentuk nostalgia terkadang dikemas dengan menggunakan
penuturan perbandingan yang mengetengahkan perbandingan mengenai
kondisi dan situasi masa lampau dengan masa kini.
7. Rekonstruksi
Pada saat merekonstruksi suatu persitiwa, latar belakang sejarah, priode,
serta lingkungan alam dan masyarakatnya menjadi bagian dari konstruksi
peristiwa tersebut. Konsep penuturan konstruksi pada pemaparan isi sesuai
kronologi peristiwa. Pada akhirnya memang tergantung pada tema karena
ada pula yang memperhatikan unsur dramatik dalam struktur penuturan.
8. Investigasi
Bentuk penuturan investigasi terkadang melakukan adegan rekontruksi
untuk mengungkapkan suatu peristiwa yang terjadi pada masa lalu.
Dokumenetr investigasi mencoba mengungkap misteri sebuah peristiwa
yang belum atau tidak pernah terungkap jelas. Yang di pilih biasanya berupa
peristiwa besar uang pernah menjadi berita hangat dalam media massa.
9. Association Picture Story
Disebut juga sebagai film eksperimen atau film seni. Bentuk dokumentetr
ini merupakan film seni atau eksperimen. Gabungan gamabar, musik, dan
suara atmosfer (noise) secara artistik menjadi unsur utama agar dapat
membangkitkan emosi.
10. Buku Harian
Hal ini sebenernya sama seperti seseorang membuat dokumentasi video
sevara sederhana tentang kegiatan keluarga atau acara internal lainnya.
Bentuk diary dapat dikombinasikan dengan bentuk laporan perjalanan
(travel doumenter) atau nostalgia. Karena dibuku harian bersifat pribadi, tak
mengherankan bila terlihat pula penuturan karya visual sangat subjektif.
11. Dokudrama
Ini merupakan bentuk dan gaya bertutur yang memiliki motivasi komersia;.
Karena itu subjek yang berperan disini adalah artis film.
Dari penjelasan diatas, penulis memahami bahwa format program
dokumenter termasuk dalam bentuk sejarah dengan menyajikan cerita sebagai
10
informasi. Di dalam dokumenter ini menjelaskan tentang sejarah di dalam Keraton
Kesepuhan Cirebon, karena pada dahulunya keraton ini tempat kerajaan Sunan
Gunung Jati, dan sampai sekarang tempat keraton ini disebut menjadi tempat yang
sangat bersejarah dan menjadi tempat wisata. Keraton ini memiliki makna yang
sangat bagus dan sakral dikarenakan banyak memiliki macam-macam benda
bersejarah. Benda-benda yang bersejarah ini lah yang biasanya memiliki nilai mistis
tersendiri. Arti dari mistis adalah yang terkait dengan hal-hal supernatural,
menyajikan tayangan yang terkait dengan dunia gaib, para normal, klenik, praktik
spiritual magis, mistik, kontak dnegan roh dan lain-lain. Dengan adanya mistis
diragukan realitasnya, membuat penonton menjadi makin penasaran dengan film
dokumenter ini. Memiliki makna yang bersejarah namun dipadu dengan mistis dari
benda peninggalan bersejarah tersebut. Maka dari itu penulis dan tim produksi
sepakat untuk membuat tugas akhir dokumenter dengan genre sejarah dengan judul
“Sebuah Cerita Dari Dalam Kesepuhan”.
2.3 Judul Program
Menurut Irwanto,dkk (2014:53) “Setiap program yang dibuat sebaiknya
memiliki nama atau judul acara yang khas dan unik, yang di selaraskan dengan
sasaran pemirsanya”.
Judul biasanya harus merangsang rasa ingin tahu penonton. Penonton sangat
tertarik dengan melihat atau membaca judul yang memiliki keunikan tersendiri.
Dokumenter yang sudah dibuat ini dengan konsep yang sederhana namun
dikemas dengan sangat baik. Penulis memilih judul untuk program tersebut
berjudul “Sebuah Cerita Dari Dalam Kasepuhan”. yang memiliki makna dan arti
11
dari setiap katanya. Arti dari cerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana
terjadinya suatu hal (peristiwa, kajadian, dan sebagainya). Sedangkan arti dari
Kesepuhan yang berarti orang yag di tuakan atau dijadikan pemimpin karena
banyak pengalaman dalam suatu organisasi.
2.4 Target Audience
Menurut Morissan (2009:184) “Target audien merupakan memilih satu atau
beberapa segemen audien yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan
pemasaran program dan promosi. Pemilihan target audien, media penyiaran
akan berkompetisi merupakan bagian penting dari strategi program dan
memiliki implikasi langsung bagi kegiatan iklan dan promosi”.
Pemilihan target audien dimana media penyiaran akan berkompetisi
merupakan bagian penting dari strategi program dan memiliki implikasi
langsung bagi kegiatan iklan dan promosi. Pengelola program media
penyiaran sudah tentu tidak dapat menyusun programnya menurut selera
sendiri. Pengelola program mungkin mempunyai selera yang sangat baik,
bergaya dan berkelas dalam memilih suatu acara, tetapi itu bukan jaminan
bahwa publik akan menyukai acara itu. Segmentasi Audien meliputi
segmentasi demografis, segmentasi geografis, dan segmentasi
geodemografis.
Segmentasi merupakan satu kesatuan dengan targeting. Targeting atau
menetapkan target audien adalah tahap selanjutnya analisis segmentasi.
Berikut segmentasi demografis :
1. Segmentasi usia menurut standar di Indonesia berikut :
0 – 14 tahun
15 – 20 tahun
20 – 29 tahun
30 – 39 tahun
40 + tahun
2. Jenis Kelamin
Wanita dan laki-laki masing-masing memiliki strategi promosi yang
berbeda. Isi media massa mempengaruhi siapa yang akan menggunakan
media tersebut.
3. Pekerjaan
Konsumen yang memiliki jenis pekerjaan tertentu umumnya mengonsumsi
barang tertentu yang berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya. Selera mereka
pun umumnya juga berbeda dalam mengkonsumsi media massa.
4. Pendidikan
Dikelompokan menurut tingkat pendidikan yang di capai. Pendidikan yang
berhasil di selesai kan biasanya menentukan pendapatan dan kelas social
12
mereka. Selain itu, pendidikam menentukan tingkat intelektualitas
seseorang.
5. Pendapatan
Pendapatan seseorang mempengaruhi terhadap apa yang di bacanya atau
apa yang di tontonya. Menurut Lloyd Warner (1941), kelas sosial dapat di
bagi menjadi 6 bagian yaitu:
Kelas atas-atas (A+)
Kelas atas bagian bawah (A)
Kelas menengah atas (B+)
Kelas menengah bawah (B)
Kelas bawah bagian atas (C+)
Kelas bawah bagian bawah (C)
6. Jam tayang
Produksi acara televisi dalam negri masih memberikan prioritas tontonan
kepada orang dewasa seperti sinetron dan infotainment. Padahal dari segi
jumlah audien anak-anak jauh lebih besar dari orang dewasa.
Menurut Morissan (2009:171) data KPI tahun 2004 mneunjukan
meski jumlah jam tayang untuk program anak-anak meningkat 13 persen
dari tahun sebelumnya tetapi jumlah waktu yang dipakai untuk menonton
program-program tersebut justru turun sebanyak 15,7 persen. Pada saat
bersamaan, waktu yang digunakan anak-anak untuk menonton televisi
justru meningkat. Pada kuartal 2004, waktu menonton televisi dikalangan
anak-anak kelompok umur 5-9 tahun meningkat dari 2,85 jam perhari. Ini
berarti, anak-anak menonton televisi bukan menonton program yang di
kkhususkan untuk anak-anak justru untuk mendorong naiknya rating untuk
program yang buka di tunjukan untuk anak-anak.
Berdasarkan penjelasan tentang target audien diatas, maka penulis
menentukan target audien untuk program televisi dokumenter adalah Usia biasanya
audien dibedakan menurut usia, yaitu anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.
Tetapi pembagian ini masih dianggap terlalu luas. Program sering kali
menggunakan segmentasi usia ini di dalam menjangkau audien yang di inginkan
sehingga penulis mengetahui program untuk audien anak-anak, remaja, muda,
dewasa, dan seterusnya. Berdasarkan penjelasan tentang target audien di atas, maka
penulis menentukan target audien untuk program televisi dokumenter ini dari umur
17 hingga 30 tahun yang berarti program dokumenter televisi ini di anjurkan untuk
penonton yang remaja hingga dewasa karena pada usia tersebut audien dapat
13
memahami dan memberikan kesimpulan setiap yang di lihat dan yang di dengar.
Selain itu agar memberikan suatu tontonan yang layak dan menjadi informasi untuk
penonton. Penulis menentukan target audien pada jenis kelamin, laki-laki dan
perempuan.
Menurut Morissan (2008:186) menyimpulkan bahwa: pekerjaan,
pendapatan dan pendidikan juga menjadi pengaruh target audien, karena
pendapatan seorang dalam kelas sosial akan memperngaruhi
kemampuannya berakses kepada sumber-sumber daya dan
kecenderungannya dalam mengonsumsi media. Tingkat pendidikan
biasanya terkait pula dengan tingkat pekerjaannya walaupun tidak selalu.
Berdasarkan penjelasan tentang target audien pendapatan, pekerjaan dan
pendidikan.
Maka penulis menentukan target audien untuk program televisi dokumenter
berjudul “Sebuah Cerita dari dalam Kesepuhan”, target kelas sosial termasuk ke
dalam kelas menengah atas (B+) dan kelas menengah bawah (B). Untuk jam tayang
juga sangat berpengaruh bagi para audien. Program yang ditayangkan harus di
tempatkan di jam-jam yang memang seharusnya. Penulis menentukan pada
program dokumenter tv ini akan tayang setiap hari senin pukul 21.40 WIB – 21.56
WIB. Karena program ini ditayangkan untuk remaja hingga dewasa.
2.5 Karakteristik Program
Menurut Latief dan Utud (2015:154) Program televisi, memiliki
karakteristik yaitu live dan tapping, pengertian live dan tapping :
1. Tapping (rekaman) merupakan kegiatan merekam adegan dari naskah
menjadi bentuk audio vo (av). Materi hasil rekamannya akan
ditayangkan pada waktu yang berbeda dengan peristiwanya.
2. Live atau siaran langsung merupakan peraturan KPI nomor
01/P/KPI/03/2012 tentang perilaku penyiaran di sebutkan, siaran
langsung adalah segala bentuk program siaran yang ditayangkan tanpa
menunda waktu.
Dari pernyataan tersebut maka penulis akan menyajikan program
dokumenter televisi yang bersifat siaran tidak langsung (tapping), dikarenakan
14
sebelum karya di tayangkan, harus melalui proses pengambilan gambar, dan
membutuhkan waktu untuk proses editing yang akan dijadikan sebuah dokumenter
televisi yang tertata dengan rapih.
Penulis menjelaskan pengambilan gambar akan dilakukan dengan
menggunakan satu kamera (single cam). Penulis beralasan dengan menggunakan
satu kamera sudah cukup untuk mengambil gambar. Pada saat produksi, penata
kamera harus mengumpulkan stok gambar, moment, teknik peradegan serta
rekaman informasi yang di susun di deretan skenario dan sejenisnya. Setelah
semuanya lengkap, selanjutnya prosesediting pada film dokumenter, tidak
dibutuhkan banyak efek-efek pada gambar agar terlihat lebih natural dan nyata.