bab ii isi a. analisis struktural - abstrak.ta.uns.ac.id · a. analisis struktural karya sastra...
TRANSCRIPT
24
BAB II
ISI
A. ANALISIS STRUKTURAL
Karya sastra berupa fiksi dalam pandangan kaum strukturalisme
merupakan sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur
pembangunnya. Karena itu, sebuah karya fiksi dapat diartikan sebagai sebuah
susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi
komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan (totalitas) yang indah
(Kasnadi dan Sutejo, 2010:3).
Jika membaca cerita fiksi, kita akan bertemu dengan sejumlah tokoh,
berbagai peristiwa yang dilakukan atau dikenakan kepada para tokoh, tempat,
waktu, dan latar belakang sosial budaya dimana cerita itu terjadi (Nurgiyantoro,
2013:58).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan memanfaatkan teori struktural
Burhan Nurgiyantoro yang berupa tema, cerita, plot, tokoh, latar, sudut pandang,
bahasa dan moral.
1. Tema
Tema adalah gagasan (makna) dasar umum yang menopang sebuah
karya sastra sebagai struktur semantis dan bersifat abstrak yang secara
berulang-ulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya dilakukan secara
implisit (Nurgiyantoro, 2013:115).
Tema yang terdapat dalam novel Ushfu>r min a‟sy-syarqi adalah
tentang kehidupan Muhsin selama berada di kota Prancis. Banyak peristiwa
yang terjadi selama dia berada di negeri orang tersebut, sehingga
25
membuatnya berfikir apa arti dari kehidupan yang sesungguhnya. Setelah
melewati semua peristiwa tersebut, barulah dia menyadari apa itu hidup yang
sebenarnya. Seperti pada kutipan berikut:
رات ادلغلقة. إننا جتهل الواقع ىو أننا نعيش ىف ىذه احلج تعاستنا إن سر ال شىء يكتسب ابخليال ىف ىذه احلياة!... ، وطرائفو ادلباشرة
.(011: 0851 ، حكيم) Inna sirra ta„a>sutina> huwa annana> na„i >syu fi > ha>dzihil-
chujura>til mughlaqati. Innana > najhalul-wa>qi„a wa thara>'ifahul-
muba >syarati, la > syai'a yuktasabu bil-khaya >li fi > hadzihil-
chaya >h!... (Chaki >m, 1960:100).
„Sebenarnya rahasia kesengsaraan kita adalah karena kita hidup
dalam kamar-kamar tertutup. Sesungguhnya keadaan ini
menjadikan kita bodoh dan caranya adalah dengan
bermasyarakat, tidak ada sesuatu yang dapat dihasilkan hanya
dengan khayalan dalam kehidupan ini‟ (Chaki >m, 1960:100).
لئكو أ ، ... فاحدب على تعساء احلياة السالمو ن تعرف الصفاء أردت أاذا تظفر ابلسعادة!... ذئعند ،لفقراء الذين يرتعدون يف شقائهم الضعفاء ا
.(72: 0851 ، حكيم)Idza> aradta an ta„rifa‟sh-shafa>'a‟s-sala >ma.... fachdab „ala >
ta'sa>‟il-chaya >ti,ula >ika‟dh-dhu„afa>'ul-fuqara >u‟l-ladzi >na
yarta„idu >na fi > syaqa>'ihim, „inda idzin tazhfaru bi‟s-sa„a>dah!....
(Chaki >m, 1960:83).
„Jika anda ingin mengenal kejernihan dan kedamaian, maka
hadapilah gelombang hidup, merekalah orang-orang fakir yang
tidak takut dalam kesengsaraan...‟ (Chaki >m, 1960:83).
Beberapa kutipan di atas menceritakan tentang kehidupan Muhsin yang
tidak pernah berjalan sesuai dengan apa yang dia inginkan, baik dalam hal
percintannya untuk mendapatkan wanita yang dia cintai maupun tentang
kehidupan ekonominya selama di perantauan. Dia harus bertahan hidup
dengan uang yang pas-pasan, sedangkan dia hanya bisa mengandalkan uang
26
yang dikirim oleh orang tuanya, begitu juga dengan kehidupan sosial yang
ada disekitarnya.
2. Cerita
Menurut Nurgiyantoro (2013:143-144) cerita adalah peristiwa yang
berlangsung sesudah terjadinya peristiwa yang lain, kaitan waktu dan urutan
antar peristiwa bersifat kronologis dan bersebab akibat sehingga jelas urutan
awal, tengah, dan akhirnya. Dalam novel Ushfu>r min a’sy-Syarqi yang
dijadikan objek penelitian ini, hakikat ceritanya adalah diawali dengan
peristiwa hujan deras yang membuat orang-orang terjebak dalam gelombang
air dan harus segera mencari tempat untuk berteduh. Seperti pada kutipan
berikut:
إىل احليطان و ،قد أجلأ الناس إىل مظالت ادلشارب واحلوانيت مطر غزير ،ومل يبق ىف ميدان ) الكوميدى فرانسيز ( غري وأفاريز البيوت ومداخل ادلرتو ...
وسيارات ختوض ىف شبو عباب ... ، مياه تتدفق من ادليازيب .(00: 0851 ، حكيم)
Matharun ghazi>run, qad alja'a‟n-na>su ila> mazhalla>til-
masya >ribi wal-chawa >ni >ti, wa ila>l-chi >tha >ni wa afa>ri >zil-buyu >ti wa
mada >khilil-matru >... wa lam yabqa fi > maida >nin (al-kaumi >di >
faransi >zi) ghairu miya >hin tatadaffaqu minal-maya>zi >bi, wa
sayya >ra>tin takhu>dhu fi > syibhi „iba >bin... (Chaki >m, 1960:11).
„Hujan lebat, banyak orang berteduh di bawah payung-payung
tempat minum, di warung-warung, di pinggir pagar, dibawah
atap-atap dan teras-teras rumah dan tempat masuk Metro... dan
di dekat tempat pertunjukan Comedie Francoisse, hujan deras
membuat air mengalir dan mobil-mobil terjebak dalam
gelombang air‟ (Chaki >m, 1960:11).
Kutipan di atas adalah peristiwa pertama sebagai pembukaan pada
novel tersebut. Setelah itu mengalirlah cerita tentang kehidupan Muhsin
selama berada di Prancis. Selanjutnya adalah peristiwa dimana Muhsin pergi
27
meninggalkan rumah kost yang dulu yaitu rumah ibu Andre. Seperti pada
kutipan berikut:
وحشر فيها ثيابو وكتبو ، وتبيفتح حقو ، وىف صباح الغد هنض )زلسن( مبكرا ، لة سريعةاوودع ادلرأة العجوز الدىشة على عجل!... وأعطاىا رس، حشرا
وىو يقول ، (ووضع أمتعتو ىف )اتكسى، كى تسلمها إىل )أندريو( وزوجتوقبلى عىن الصغري )جانو(!... غدا سنربك )أندريو( عن سر 9 للمرأة العجوز
.(61-958 0851 ، )حكيم ىذا كلو .. إىل اللقاء!...Wa fi > shaba >chil-ghaddi nahadha (Muchsin) mubakkiran, wa
fatacha chaqi >batahu, wa chasyara fi >ha> tsiya>bahu wa kutubahu
chasyran, wa wada„al-mar'atal-„aju>za‟d-dahsyata „ala > „ajal !...
wa a„tha >ha> risa >latan sari >‘atan, kay tusallimuha> ila> (Andre) wa
zaujatihi, wa wadha„a amti„atahu fi> (taksi >), wa huwa yaqu >lu lil-
mar'atil-„aju >zi: qubli „anni >‟sh-shaghi >r (Jean)!... ghadan
yukhbiruka (Andre) „an sirri hadza> kulihi.. ila‟l-
liqa >'!...(Chaki >m, 1960:69-70).
„Muhsin bangun pagi-pagi sekali, membuka tas, mengumpulkan
pakaian dan buku-buku, kemudian mengucapkan selamat tinggal
pada nenek tua. Dengan tergesa-gesa dia memberikan sepucuk
surat kepada nenek tua itu agar disampaikan pada Andre dan
istrinya, lalu meletakkan barang-barangnya di toko dan berkata
pada nenek itu, “ciumanku buat si kecil Jean dan besok pagi
Andre akan memberitahumu rahasia ini semua, sampai jumpa‟
(Chaki >m, 1960:69-70).
Setelah meninggalkan rumah nenek, Muhsin tinggal di hotel yang sama
dengan wanita pujaannya dan mulai melakukan pendekatan. Akhirnya
pendekatan yang dilakukannya pun menuai hasil yaitu makan malam antara
Muhsin dan wanita pujaannya yang ternyata bernama Susy, peristiwa itulah
yang ditunggu-tunggu Muhsin selama ini. Hal itu dapat dilihat pada kutipan
berikut:
28
ا إىل )بوكاردى( فتناوال العشاء,... نتظر )زلسن( الفتاة إىل أن جاءت, وذىبي .(003: 0851 ، حكيم)
Yantazhiru (Muchsin) al-fata >ta „ila > „an ja >'at, wa dzahaba > „ila > (bu>ka >rdi >) fatana >wala >l-„asya >'a,... (Chaki >m, 1960:114).
„Muhsin menunggu gadis itu hingga datang, kemudian keduanya
pergi ke bocardie untuk makan malam‟ (Chaki >m, 1960:114).
Kehidupan Muhsin berubah setelah acara makan malam tersebut.
Kebahagiaan mulai terlihat pada raut wajahnya dan diapun selalu
bersemangat untuk menjalani hari-harinya bersama wanita yang dicintai.
Namun peristiwa selanjutnya mengubah kehidupan Muhsin kembali seperti
sebelumnya, tanpa gairah dan putus asa. Peristiwa tersebut adalah
pertengkaran hebat yang terjadi antara dia dan kekasihnya, seperti pada
kutipan berikut ini:
مصرة أنت على ىذا الصمت ادلهني؟ ... إذن ... أال تقولني شيئا ؟ ... أ العميق إال أن ...ليس ىف وسعى اآلن مع األسف
وأومأ إىل اخلادم فجاء ودفع إليو سريعا قيمة )احلساب( كلو, مث هنض قائال 9 .(024: 0851 ، حكيموداعا ... ايسيدتى !... )
alla> taqu>li >na syai'an?... a mushirratan anti „ala> hadza >s-shumtil-
muhi >ni?... „idzan... laisa fi > wus'il-a>na ma„al-'asfal-„ami >qi illa>
an...
Wa auma‟a ila >l-kha>dimi faja >'a wa dafa„a ilaihi sari >‘an
qayyimatan (al-chisa >b) kullahu, tsumma nahadha qa >'ilan: wa
da>‘an... ya > sayyidati >!... (Chaki >m, 1960:135).
„Tidakkah kamu ingin mengatakan sesuatu? Apakah kamu akan
terus menerus berdiam diri, padahal tindakan demikian sangat
tidak terpuji? Jika demikian, masalah ini di luar kemampuanku,
dan aku sangat menyesal, kecuali kalau...
Muhsin memanggil pelayan rumah makan, kemudian
membayar semua makanan lalu bangkit, seraya berkata,
“selamat tinggal nona” (Chaki >m, 1960:135).
29
Kemudian peristiwa terakhir yang ada pada novel tersebut adalah
peristiwa dimana Muhsin kehilangan teman dekatnya yang bernama Ivan. Dia
meninggal karena penyakit keras yang dideritanya selama ini. Seperti pada
kutipan berikut:
لكنو حتامل وقال ىف صوت ال ، وانطفأ النور الباقى من عينيو، ومال رأسو"اذىب أنت ايصديقى... إىل ىناك ... إىل النبع ... وازتل 9 يكاد يسمع
.(081: 0851 ،حكيم ) ذكراى وحدىا معك ... وداعا ...Wa ma >la ra'suhu, wan-thafa'a‟n-nu>rul-ba>qi > min „ainaihi,
lakinnahu tucha>milu wa qa >la fi > shautin la > yaka>du yasma„u: “idzhab anta ya > shadi>qi >... ila> huna >ka... ila‟n-nab„i ... wa >chmil >
dzikra > ya wachdaha> ma„aka... wa da >„an… (Chaki >m, 1960:192).
„Kemudian kepala tuan Ivan miring, sinar yang tersisa di
matanya mulai memadam, tetapi dia tampak sangat menderita
dan berkata dengan sangat pelan, suaranya hampir tidak
terdengar. “pergilah kesana kawanku, ke sumber cahaya dan
bawalah salah satu kenangan tentangku bersamamu. Selamat
tinggal‟ (Chaki >m, 1960:192).
3. Plot atau Alur
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam landasan teori, yang
dimaksud dengan plot atau alur dalam novel Ushfu>r Min a’sy-Syarqi ini
adalah berbagai peristiwa yang diseleksi dan diurutkan berdasarkan hubungan
sebab akibat untuk mencapai efek tertentu dan sekaligus membangkitkan
suspense dan surprise pada pembaca (Nurgiyantoro, 2013:168). Berkaitan
dengan novel Ushfu>r Min a‟sy-Syarqi ini, dapat diidentifikasikan sebagai alur
maju atau progressif.
Cerita ini diawali dengan kisah cinta seorang pemuda bernama Muhsin.
Dia mendambakan seorang gadis penjaga tiket di sebuah gedung opera,
namun dia tidak tahu siapa namanya dan di mana tempat tinggalnya. Dengan
30
segala cara dia mencari tahu semua informasi tentang gadis itu untuk bisa
mulai mendekatinya dan rela pindah ke hotel yang mahal demi untuk bisa
seatap dan bertemu setiap hari dengan wanita pujannya. Seperti dalam
kutipan berikut:
حشر فيها ثيابو و و، وتبيفتح حق صباح الغد هنض )زلسن( مبكرا , وىف ولة اأعطاىا رس وودع ادلرأة العجوز الدىشة على عجل!... و ، كتبو حشرا
وىو ، ووضع أمتعتو ىف )اتكسى( ، كى تسلمها إىل )أندريو( وزوجتو ، سريعة)أندريو( عن بلى عىن الصغري )جانو(!... غدا سنربك9 ق يقول للمرأة العجوز
سر ىذا كلو .. إىل اللقاء!...9 )إىل بورت دى ليالس( فندق )زىرة والتفت إىل سائق السيارة وذنس
.(61-958 0851 ، حكيم ) .األكاسيا(!...Wa fi > shaba >chil-ghaddi nahadha (Muchsin) mubakkiran, wa
fatacha chaqi >batahu, wa chasyara fi >ha> tsiya>bahu wa kutubahu
chasyran, wa wada„al-mar'atal-„aju>za‟d-dahsyata „ala > „ajal !...
wa a„tha >ha> risa >latan sari >‘atan, kay tusallimuha > ila> (Andre) wa
zaujatihi, wa wadha„a amti„atahu fi> (taksi >), wa huwa yaqu >lu lil-
mar'atil-„aju >zi: qubli „anni >‟sh-shaghi >r (Jean)!... ghadan
yukhbiruka (Andre) „an sirri hadza> kulihi.. ila‟l-liqa >‟!...
Waltafat ila > sa>'iqi‟s-sayya >rati wa hamasa: (ila > bu>rat di> li >la>s)
funduq (zahratul-aka>siya >)!... (Chaki >m, 1960:69-70).
„Muhsin bangun pagi-pagi sekali, membuka tas, mengumpulkan
pakaian dan buku-buku, kemudian mengucapkan selamat tinggal
pada nenek tua. Dengan tergesa-gesa dia memberikan sepucuk
surat kepada nenek tua itu agar disampaikan pada Andre dan
istrinya, lalu meletakkan barang-barangnya di toko dan berkata
pada nenek itu, “ciumanku buat si kecil Jean dan besok pagi
Andre akan memberitahumu rahasia ini semua, sampai jumpa.”
Nenek menoleh kepada sopir taksi, Muhsin berbisik, “Port de
Lailas, Hotel Bunga Akasia‟ (Chaki >m, 1960:69-70).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa keinginan
Muhsin untuk bisa mendapatkan wanita tersebut begitu kuat dan berbagai
cara juga dilakukannya. Dia tidak peduli walau harus membayar mahal untuk
31
menyewa kamar ditempat wanita itu tinggal. Akan tetapi, hal itu
membuahkan hasil yang begitu menggembirakan bagi Muhsin. Dengan
tinggal disana, dia mengetahui nama wanita itu dan latarbelakang
keluarganya sehingga mempermudah untuk mendekatinya. Tidak lama
setelah dia berhasil berkenalan dengan wanita itu, mereka mulai menjalin
hubungan yang begitu dekat dan sering menghabiskan waktu bersama
sehingga membuat hari-hari Muhsin penuh dengan kebahagiaan. Namun,
tidak lama kemudian, badai datang menghancurkan hubungan mereka:
ما كاد يقع فتح الباب ، وظهر شاب فرنسى رتيل الطلعة ،ومل تتم ، فقد وما كادت تراه زلسن( حىت تغري وجهو ،بصره على )سوزى( إىل جانب )
حىت تغري وجهها ، وانقلب كل شئ فيها رأسا على الفتاة على ىذه احلالىف تلك اللحظة أن مصيبة نزلت بو ، ال يدرى بعد ما وشعر)زلسن( عقب ،
.(9021 0851 ، حكيم ) وجلس ذلك الشاب إىل خوان قريب... ىى ،Wa lam tatim, faqad fatachal-ba>\ba, wa zhahara sya >bun
Faransiyyun jami >lu‟th-thal„ah, ma > ka>da yaqa„u basharahu „ala>
(Su>zi >) ila> ja>nibi (Muchsi >n) chatta taghayyara wajhuhu>, wa ma >
ka>dat tara >hul-fata>tu „ala > ha >dzihil-cha>li chatta taghayyara
wajhuha >, wan-qalaba kulla syai'in fi>ha> ra'san „ala > „aqibin, wa
sya„ara (Muchsin) fi > tilka‟l-lachdzati anna mushi >batan nazalat
bihi, la> yadri > ba„da ma> hiya, wa jalasa dza>lika‟sy-sya>bu ila>
khawa >nin qari >bin... (Chaki >m, 1960:132).
„Belum lagi Susy melanjutkan pembicaraannya, masuklah
seorang pemuda Prancis berpenampilan sangat rapi. Pandangan
mata pemuda itu jatuh pada Susy yang berada di samping
Muhsin. Begitu melihatnya, berubahlah wajah pemuda Prancis
itu dan begitu juga wajah Susy. Maka, semuanya langsung
berpaling ke belakang. Pada saat itu, Muhsin merasa musibah
telah datang menimpa dirinya. Ia tidak tahu apa yang akan
terjadi setelah itu. Pemuda itu duduk di meja yang berdekatan
dengan meja mereka...‟ (Chaki >m, 1960:132).
32
Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa hubungan antara
Susy dan Muhsin sedang dilanda badai yang menyebabkan terjadinya sebuah
pertengkaran hebat di sebuah restoran tempat biasa mereka menghabiskan
malam. Hal itu dipicu karena munculnya seorang laki-laki dari masa lalu Susy
yang kemudian duduk di dekat meja mereka. Setelah laki-laki itu datang,
sikap Susy terhadap Muhsin jadi berbeda dan mengabaikan apa saja yang
dikatakannya. Hal itu membuat Muhsin geram dan memarahi Susy dengan
nada suara yang tinggi sehingga orang-orang yang berada disana
memperhatikan mereka. Akan tetapi, hal itu tidak membuat Susy
memperhatikan Muhsin justru malah tambah mengabaikannya. Melihat
kenyataan itu Muhsin tidak terima karena merasa harga dirinya direndahkan
dan meminta Susy untuk mengakhiri hubungan mereka.
Setelah kejadian itu, Muhsin sangat menyesal karena telah mengajaknya
berpisah dan berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka. Namun hal itu
sia-sia, karena Susy juga merasa sakit hati atas ucapan Muhsin, sehingga dia
memilih untuk berpisah dengan Muhsin. Seperti pada kutipan berikut :
أبدى لك النتيجة!... وإىن, من أعماق قلىب ،إىن زلزونة حقا ذلذه صدقىن ، شديد أسفى!..
ألانل الصفح؟!... إن آالمك ترتك . لكن ، ماذا عساى أستطيع أن أفعل ، ىف نفسى أدلا عميقا !... وأرجو منك أن تشق بذلك!...
.(9042 0851 ، حكيم) Shadiqni >, inni> machzu >natun chaqqan li ha>dzihi>’n-nati >jah!... wa
inni >, min a„ma>qi qalbi>, ubdi > laka syadi >du asafi>!... lakin, ma >dza >
„asa> astathi>„u an af„ala, li ana>la‟sh-shofchi?!... inna ala>maka
tatruku fi > nafsi> alaman „ami >qan!... wa arju> minka an tasyuqqa bi
dza >lika!... (Chaki >m, 1960:153).
33
„Percayalah padaku, sesungguhnya aku amat sedih atas kejadian
ini. Sesungguhnya dari lubuk hatiku yang paling dalam aku
sangat menyesal. Tetapi, aku tidak tahu apa yang harus
kulakukan untuk mendapatkan pengampunan dan maaf darimu.
Rasa sakitmu juga meninggalkan rasa sakit yang mendalam
dalam jiwaku, dan aku berharap agar kamu mengetahuinya...‟
(Chaki >m, 1960:153).
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Susy sangat kecewa
dengan apa yang telah dilakukan Muhsin pada malam itu. Walaupun dia
memaafkannya, tapi dia tidak mau melanjutkan hubungan mereka yang sudah
kandas. Mengetahui hal itu, Muhsin kembali menjadi seseorang yang tidak
mempunyai gairah untuk hidup. Dia hanya mengurung dirinya di kamar setiap
hari tanpa melakukan apapun selain merenungi semua kejadian yang telah
menimpanya selama ini. Sampai pada suatu hari dia menyadari bahwa apa
yang telah di lakukannya itu salah, :
ىو ىناء وفطن الفىت ، أن ىنالك حقا نوعا من اذلناء ، قد عرفو يوما ، ء!... ىذا الصفاء الذى ال يوجد إال ىف االرتفاع!...الصفا
.(9045 0851 ،حكيم )Wa fathanal-fata >, anna huna>lika chaqqan nau„an minal-hana >'i,
qad „arafahu > yauman, huwa hana>u‟sh-shafa>'u!... hadza >‟sh-
shafa >i'l-ladzi > la> yu>jadu illa > fil-irtifa>„i!... (Chaki>m, 1960:156).
„Bahwasanya dalam kesenian terdapat kebenaran dari
bermacam-macam kebahagiaan yang dalam sehari pemuda itu
telah mengetahuinya, kebenarannya yaitu kebahagiaan murni.
Kemurnian ini tidak ditemui kecuali pada tingkat yang tinggi‟
(Chaki >m, 1960:156).
Kesimpulan dari kutipan di atas adalah Muhsin menyadari bahwa akan
ada pelangi setelah hujan, pasti ada hikmah dibalik semua cobaan yang
menimpanya selama ini. Hidup bukan hanya tentang cinta dan wanita, akan
tetapi masih banyak hal bermanfaat yang bisa dia lakukan. Setelah itu, Muhsin
34
kembali menjadi pemuda yang penuh semangat dalam menjalani hidup. Dia
sudah mulai mau makan dan melakukan hal-hal lainnya seperti biasa. Namun
kebahagiaan itu juga tidak lama, karena teman dekatnya sedang sakit keras
dan pada akhirnya dia meninggal, seperti yang terlihat pada kutipan berikut :
لكنو حتامل وقال ىف صوت ال ومال رأسو ، وانطفأ النور الباقى من عينيو ،9 "اذىب أنت ايصديقى... إىل ىناك ... إىل النبع ... وازتل يكاد يسمع
.(081: 0851 ، حكيم ) ذكراى وحدىا معك ... وداعا ...Wa ma >la ra'suhu, wan-thafa'a‟n-nu>rul-ba>qi > min „ainaihi,
lakinnahu tucha>milu wa qa >la fi > shautin la > yaka>du yasma„u: “idzhab anta ya > shadi>qi >... ila> huna >ka... ila‟n-nab„i ... wa >chmil >
dzikra > ya wachdaha> ma„aka... wa da >„an… (Chaki >m, 1960:192).
„Kemudian kepala tuan Ivan miring, sinar yang tersisa di
matanya mulai memadam, tetapi dia tampak sangat menderita
dan berkata dengan sangat pelan, suaranya hampir tidak
terdengar. “pergilah kesana kawanku, ke sumber cahaya dan
bawalah salah satu kenangan tentangku bersamamu. Selamat
tinggal‟ (Chaki >m, 1960:192).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa tuan Ivan telah
berada diujung kematiannya sehingga dia berpamitan pada Muhsin.
Kehidupan Ivan lebih menderita dibandingkan dengan penderitaan yang
pernah dialami oleh Muhsin karena dia harus menanggung sakit sejak lama
tanpa ada yang mengurusnya dan akhirmya dia meninggal saat sedang
merencanakan perjalanan ke negeri Timur bersama Muhsin. Dengan berat
hati Muhsin melepas pergi sahabatnya tersebut, kemudian dia hanya diam
dalam senyap bersama jenazah sahabatnya itu.
4. Tokoh dan Penokohan
Menurut Nurgiyantoro (2013:247) istilah tokoh menunjuk pada
orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan:
35
“siapakah tokoh utama novel itu?”, atau “ada berapa orang jumlah tokoh
novel itu?”, dan sebagainya.
Penggunaan istilah “karakter” (character) sendiri dalam literatur bahasa
Inggris menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-
tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan,
emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut (Stanton,
1965:17 dalam Nurgiyantoro, 2013:247).
Istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan
“perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita
bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam
sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada
pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik pewujudan dan
pengembangan tokoh dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2013:248). Tokoh
cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan,
amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca
(Nurgiyantoro, 2013:249).
Peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari selalu diemban oleh tokoh atau pelaku tertentu. Para tokoh yang
terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang berbeda-beda, yaitu:
a. Tokoh Utama
Membaca sebuah cerita, biasanya kita akan dihadapkan pada
sejumlah tokoh yang dihadirkan di dalamnya. Ada tokoh yang tergolong
penting dan ditampilkan terus menerus sehingga mendominasi sebagian
36
besar cerita, yaitu tokoh utama (central character, main character)
(Nurgiyantoro, 2013:258).
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam
cerita yang bersangkutan. Dia merupakan tokoh yang paling banyak
diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan
dengan tokoh-tokoh lain, dia sangat menentukan perkembangan plot
secara keseluruhan. Dia selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai
kejadian dan konflik. Tokoh utama dalam sebuah cerita mungkin saja lebih
dari satu orang, walau kadar keutamaannya belum tentu sama
(Nurgiyantoro, 2013:259).
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis akan menguraikan satu-
persatu tokoh yang terdapat dalam novel Ushfu >r Min a‟sy-Syarqi karya
Tau>fi >q Al-Chaki >m. Tokoh utama dalam novel tersebut adalah Muhsin
karena dia selalu tampil dengan para tokoh lainnya, selain itu mulai dari
awal cerita sampai akhir dia yang menjadi tokoh dominan. Hal itu bisa
dilihat dari pembukaan yang menjabarkan tentang dirinya seperti dalam
kutipan berikut:
لى رأسو قبعة سوداء عريضة ع ، أسود الثياب ، اآلدمى فىت حنيل اجلسم ىذاقد امتألت مباء ادلطر ! ... ، كطبق احلساء ، يف قمتها فجوة غائرة ، اإلطار
.(00: 0851 ، حكيم)Hadza >l-adami> fata > nachi >lil-jismi, aswadu‟ts-tsiya>bi, „ala> ra'sihi
qubba„atun sauda >’u „ari >dhatul-itha>ri, fi > qimmatiha > fajwatun
gha>iratun, ka tabqil-chasa >i, qadimtala'at bi ma>'il-mathar!...
(Chaki >m, 1960:11).
37
„Seorang pemuda berbadan kurus, berpakaian serba hitam,
bertopi hitam berlingkaran lebar dan memiliki lubang angin di
bagian atas. Karena hujan deras, topi yang ia kenakan tampak
seperti piring besar penuh air‟ (Chaki >m, 1960:11).
Dari kutipan di atas dapat kita lihat bahwa Muhsin adalah seorang
pemuda yang berbadan kurus dan menyukai pakaian yang berwarna gelap
seperti warna hitam, dia juga seorang pemuda yang menyukai musik serta
membaca buku-buku sejarah maupun ilmu pengetahuan lainnya karena dia
bercita-cita menjadi seorang sastrawan dan seniman walaupun orang
tuanya tidak menyukai itu dan menginnginkan anaknya menjadi seorang
pengacara, seperti dalam kutipan berikut:
تجو كانت ت لقد كان أبوه ادلستشار يريده زلاميا... وكان ىو يرى أن رغبتو... .(11: 0851 ، حكيم) ..واألدب. ، انحية الفن
... laqad ka >na abu >hul-mustasya >ru yuri >duhu macha >miyan... wa
ka>na huwa yara > anna raghbatahu> ka>nat tattajihu na >chiyatal-
fanni, wal-adab... (Chaki >m, 1960:20).
„...Sebenarnya, ayahnya mengingikan Muhsin menjadi seorang
pengacara, akan tetapi menurutnya dia lebih menyukai kesenian
dan kesusastraan...‟ (Chaki >m, 1960:20).
.(17: 0851 ، حكيم) سيقى...ما أشد حبك للمو ma> asyadda chubbuka lil-mu>siqiy... (Chaki >m, 1960:28).
„Betapa besarnya kecintaanmu pada musik...‟
(Chaki >m, 1960:28).
مل وادلوسيقى...ة, إنو الزنب سوى ادلطالعة والتأحقيق .(28 : 0851 ، حكيم )
Chaqi >qatan, innahu > la> yuchibbu siwal-mutha >la„ati wa‟t-
ta'ammuli wa‟l-mu>siq... (Chaki >m, 1960:39).
„Sebenarnya, dia tidak menyukai kegiatan lain selain belajar dan
mendengarkan musik...‟ (Chaki >m, 1960:39).
38
Pada kutipan kedua dan ketiga, tokoh lain menguatkan pernyataan
sebelumnya bahwa Muhsin adalah seorang yang suka dengan segala hal
yang berhubungan dengan buku dan juga musik sampai-sampai sudah
mendarah daging sehingga sulit untuk dipisahkan. Selain itu, Muhsin juga
orang yang suka mengkhayal, sehingga membuat temannya geram akan
sifatnya tersebut. Seperti yang terlihat pada kutipan dibawah ini:
.(38: 0851 ، حكيم. )وىذه مصيبتك!.. إنك رجل خياىل ،Innaka > rajulun khaya>li >yyun, wa ha>dzihi mushi >batuka!...
(Chaki >m, 1960:49).
„Sesungguhnya kamu adalah seorang lelaki pengkhayal, itulah
keburukanmu‟ (Chaki >m, 1960:49).
ىذه وأختيلإىن أختيل نفسى اآلن ىف ميدان ادلسجد حبى السيدة زينب ! ... ة ... بنوافذه ذات القضبان النحاسي النافورة ... ذلك )السبيل( ،
.(02: 0851 ، حكيم"كفى ختيال ! ... تعال ... لقد سكن ادلطر .. )Inni> „atakhayyalu nafsi > al-a>na fi > maida >nil-masjidi bichayyiis-
sayyidati zainab!... wa atakhayyalu hadzihin-na>fu>rata... dzalika
(as-sabi >li), binawa >fidzihi dza >tal-qudhba>nin-nacha>siyyati...
“kafa > takhayyulan!... ta„a>la... laqad sakanal-matharu.. (Chaki >m, 1960:13).
„Aku membayangkan diri sedang berada di halaman masjid
Zainab dan aku berkhayal pancuran air ini adalah gedung sabil
dengan jendela-jendela yang mempunyai pegangan dari
kuningan, kata Muhsin.
“hentikan khayalanmu. Kemarilah, hujan telah reda,” kata
Andre‟ (Chaki >m, 1960:13).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa Muhsin adalah
seorang yang suka mengkhayal dengan apa yang dia rasakan pada saat itu.
Temannya sampai menjulukinya sebagai seorang pengkhayal karena dia
hanya berani mengkhayalkan sesuatu tanpa mau melakukan hal yang bisa
39
membuat khayalannya itu menjadi nyata. Selain itu, dia juga termasuk
orang yang mempunyai tekad kuat untuk bisa mendapatkan apa yang dia
inginkan sehingga pantang untuk menyerah sebelum bisa
mendapatkannya. Seperti dalam kutipan berikut:
9 "ما كنت أعتقد أن مهنة البوليس السرى هبذه املمث ىذا وابتسم وقال كاحل الثالث ، .. غري أن ىذه التجارب اخلائبة قد نفعت الفىت ىف اليوم"!الصعوبة
ومل يغفل عن الفتاة طرفة عني... من كل جانب ، فقد احتاط لألمر .(58: 0851 ، حكيم )
Tsumma ha >dza > wab-tasama wa qa>la kal-cha>limi: “ma> kuntu
a„taqidu anna mihnatal-bu>li >si‟s-sirriy bi ha>dzihi‟sh-shu„u >bah!..
Ghaira anna ha >dzihi‟t-taja >rubal-kha>ibata qad nafa„atil-fata > fil-
yaumi‟ts-tsa >lits. Fa qad ichta >tha lil-amri min kulli ja>nibin, wa
lam yaghfil „anil-fata >ti tharfata „ainin... (Chaki >m, 1960:79).
„Dia mulai tenang lalu tersenyum seperti orang yang sudah
mengerti, „aku tidak begitu yakin jabatan polisi rahasia begitu
sukar seperti ini.‟ Percobaannya yang gagal telah memberikan
pengalaman yang bermanfaat untuk mendekati gadis itu pada
hari ketiga. Muhsin mempelajari rute perjalanan gadis itu secara
khusus dari segala sisi, dan sekejap pun dia tidak lupa dengan
buruannya‟ (Chaki >m, 1960:79).
Berdasarkan kutipan di atas, Muhsin juga termasuk seseorang yang
pantang menyerah untuk bisa mendapatkan sesuatu yang dia inginkan, hal
itu dapat dilihat dari perjuangannya untuk bisa mendapatkan gadis yang dia
cintai dengan berbagai cara, walaupun sempat gagal namun dia terus
berusaha sampai akhirnya bisa mendapatkan cintanya dan bagaimana cara
dia bangkit dari keterpurukan karena ditinggal kekasihnya. Dia tidak mau
terus terpuruk dalam kesedihan sehingga dia berusaha sekuat tenaga untuk
bisa bangkit dan menjalani kehidupan seperti biasanya. Kemudian cerita
40
ini juga ditutup dengan kisah tentang Muhsin, seperti dalam kutipan
berikut:
فقد أدرك أن ، ول مثل ىذا الكالم لصاحبو الروسى)زلسن( أن يق ؤر مل رن احلائرة ىف الغرب أن يشفى نفسو القلقة شىء الذى مل يستطع ، ىذا الرجل
.(081: 0851 ، حكيم... )،Lam yajra' (Muhsin) an yaqu >la mitsla ha >dza >l-kala >mi li
sha >chibihi‟r-ru>siy, fa qad adraka anna ha>dza >r-rajula, a‟l-ladzi>
lam yastathi„ syaiun fil-gharbi an yasyfiya nafsahul-qalqatal-
cha>irata... (Chaki >m, 1960:192).
„Muhsin tidak berani berkata seperti perkataan ini kepada
sahabat Rusianya, Muhsin dapat menebak bahwa laki-laki ini
tidak mampu berbuat apa-apa di Barat. Dia akan mengobati dan
menyembuhkan jiwanya yang gelisah dan bingung‟
(Chaki >m, 1960:192).
Dari beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa Muhsin menjadi
tokoh yang dominan karena memang inti dari cerita tersebut mengisahkan
tentang kehidupannya sehingga dia dijadikan sebagai tokoh utama.
b. Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan (peripheral character) adalah tokoh yang hanya
dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin
dalam porsi penceritaan yang relatif pendek (Nurgiyantoro, 2013:258).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tokoh
tambahan adalah tokoh yang memiliki peranan tidak penting, karena
pemunculannya hanya melengkapi dan mendukung pelaku utama. Di
pihak lain, pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita
lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada
keterkaitannya dengan tokoh utama.
41
1. Andre
Andre adalah anak dari pemilik rumah yang dijadikan tempat
tinggal Muhsin selama di Prancis. Mereka menjadi dekat karena sering
bertemu dan menghabiskan waktu bersama, tidak jarang Andre menjadi
tempat berkeluh kesah atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi
Muhsin selama diperantauan. Muhsin merasa nyaman jika bercerita
padanya karena dia memiliki sifat yang peduli pada orang lain terutama
teman dekatnya. Hal itu bisa dilihat dari kutipan berikut:
ليس ىذا وقت النظر إىل قبل كل كالم ، انج ىب وبنفسك من ىذا ادلطر ،التماثيل !... بل ىذا وقتو !... أتمل اي أندريو !... ىذه الدموع ىف عيىن
!... الشاعر، إىل ىو وعروسو لومل يكن ىذا الشاعر من رخام ، لوىلى الساعة ىاراب ،
ينتظر الفرنسى وسط ىذه ادلياه !... ومل أقرب قهوة ، وتركاك وحدك ، بل جذبو إىل مظلة قهوة )الررنانس( القريبة ,... جوااب من صاحبو ،
.(01: 0851 ، حكيم)Qabla kulli kala>min, anja bi> wa binafsika min hadza>l-
mathari, laisa hadza > waqtun-nazhri ila >t-tama>tsi >li!... bal
hadza > waqtuhu!... ta'ammal ya> Andre!... hadzihid-dumu >„u fi >
„aini >sy-sya>‘iri!...
Laulam yakun hadza >sy-sya>‘ir min rikha>min, lawalla >s-sa >‘atu
ha >riban, huwa wa „uru>suhu, ila > aqrabi qahwatin, watarka >ka
wachdaka, wasatha hadzihil-miya>hi!... wa lam yantadhiril-
faransi > jawa>ban min sha >chibihi, bal jadzabahu ila > madhallati
qahwatin (ar-ri >ja>nas) al-qari >bati,... (Chaki >m, 1960:12).
„Sebelum mengatakan sesuatu ayo selamatkan aku dan
dirimu dari hujan. Saat ini bukan waktunya melihat patung-
patung itu,‟ sahut Andre. Pemuda itu menjawab,‟justru inilah
waktu yang tepat. Perhatikan Andre! Perhatikan air mata
yang mengalir dari dua mata penyair itu.‟
„seandainya penyair itu bukan dari marmer, pasti saat ini dia
akan lari bersama kekasihnya ke kedai kopi terdekat,
42
meninggalkanmu sendirian ditengah-tengah genangan air
ini,‟ kata Andre. Tanpa menunggu jawaban Muhsin, orang
Prancis itu langsung menarik pemuda itu ke bawah atap
warung kopi Urijans terdekat‟ (Chaki >m, 1960:12).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa kepedulian Andre
terhadap Muhsin itu sangat besar. Dia tidak mau melihat temannya sakit
hanya karena terkena air hujan. Walaupun Muhsin tidak mempedulikan
apa yang dikatakan Andre, dia tetap memaksa dan menariknya untuk
segera mencari tempat berteduh sambil menunggu hujan reda.
9 "وىل تعتقد أن احلال سيدعو فالتفت الفىت إىل ادلرآة وىو يقول ىف قلق إىل االطمئنان؟!..."
إن األمر على كل حال ال ينبغى أن يدعو إىل اليأس!..."" .(001: 0851 ، حكيم)
Fal-tafatil-fata> ila>l-mar‟ati wa huwa yaqu >lu fi> qalaqin : “wa
hal ta„taqidu annal-cha>la sa yad„u> ilal-ithmi'ana>ni!..”
“ innal-amra „ala > kulli cha>l >in la yanbaghi > an yad„u> wa ilal-ya‟si!...” (Chaki >m, 1960:112).
„Muhsin menoleh ke cermin dan bertannya dengan gelisah:
“Apakah kau yakin keadaan hatiku akan tenang?!..”
“sebenarnya masalahnya baik-baik saja, tidak perlu putus
asa!...‟ (Chaki >m, 1960:112).
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Andre juga seorang
yang mampu menenangkan hati temannya saat mereka ada masalah.
Selain itu, dia juga bisa menjadi sosok teman ataupun kakak buat
Muhsin dalam menghadapi semua permasalahan yang menimpanya
selama ini. Dengan adanya Andre disisinya, membuat Muhsin menjadi
lebih tenang dan bisa mengendalikan emosinya. Andre adalah sahabat
yang selalu ada saat dibutuhkan, baik untuk meminta nasihat atau hanya
sekedar mendengar curahan hatinya tentang perempuan yang dia sukai.
43
Sampai pada akhirnya Muhsin mendapatkan cinta yang selama ini dia
khayalkan, Andre membantu Muhsin menyiapkan dirinya untuk kencan
pertama kali dengan gadis pujaan hatinya. Pernyataan tersebut dapat
dilihat pada kutipan berikut:
ة مث صاح ىف نرب ( ووجهو ،نفألقى )أندريو( نظرة أخرية على شعر )زلسن وجو عاشق يستطيع أن يذىب توا إىل 9 "أريد أن أقول إن لك اآل مرحة
.(002: 0851 ، حكيم) موعده!...Fa alqa > (Andre) nazhratan akhi >ratan „ala> syi„rin (Muhsin)
wa wajhihi, tsumma sha>cha fi > nabratin marchatin : “uri >du an
aqu >la inna lakal-a>na wajhun „a>syiqun yastathi >„ an yadzhaba
tawwan ila> mau„idihi!... (Chaki >m, 1960:113).
„Andre memandangi rambut terakhir Muhsin, dan juga pada
wajahnya, lalu berteriak gembira, “akan kukatakan padamu,
sekarang kamu mempunyai wajah yang menarik, dapat
segera pergi bersama janji-janjimu‟ (Chaki >m, 1960:113).
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Andre ikut merasa
senang jika temannya juga senang. Walaupun terkadang Andre tidak
suka pada Muhsin namun dia tetap membantunya saat dibutuhkan
dengan senang hati.
2. Ivan
Ivan berasal dari Rusia yang juga merantau di Perancis seperti
Muhsin, namun dia bukan seorang mahasiswa melainkan bekerja
sebagai buruh pabrik. Berawal dari kesamaan nasib yang mereka alami,
Muhsin dan Ivan menjadi seorang sahabat. Keduanya sama-sama suka
membaca sehingga sering kali mereka mendiskusikan banyak hal untuk
saling bertukar pikiran. Kesehariannya sering dihabiskan untuk
44
membaca buku dan minum-minuman keras. Hal itu dapat dilihat pada
kutipan berikut:
وىو أيضا من أولئك ، ترك بالده منذ بضعة أعوام ، ا الرجل روسىفهذوقد دعا الفىت إىل حجرتو ، القراءة والتفكري والوحدةالذين يعيشون على
)زلسن( الكتب مكدسة الصغرية الىت يقطنها ىف إحدى دور العمال فرأىلكنو أحس لع )زلسن( شيئا عن دخيلة الرجل ،ومل يستط ىف كل مكان ،
على فرحا عميقا ، فقد قال وىو يعد لو الشاى ، الرجل قد فرح مبعرفتو أنضى قد خفت قليال منذ ة مر 9 "لكم أشعر أن وطأ موقد ىف أحد األركان
... لست أدرى دلاذا؟ لقائنا ،على صندوق قدمي من اخلشب وجلس ىو وقدم للفىت قدح الشاى ،
فقد أكرم ضيفو ابلكرسى الوحيد ىف احلجرة ورشف )زلسن( األبيض ، "وأنت ايمسيو )إيفانو فتش( أال حتب الشاى؟..9 رشفة وىو يقول
"إىن أفضل جرعة من )الفودكا(... آه ... إن ىذا الشراب مع )تولستوى( .(74: 0851 ، حكيم) ذنا كل ماأحب اآلن من الروسيا ! ...
Fa ha>dza >‟r-rajulu Rusia, taraka bila >dahu mundzu bidh„ati
a„wa >min, wa huwa aidhan min ula>ika‟l-ladzi >na ya„i >syu>na
„ala >l-qira >'ati wa‟t-tafki >ri wal-wichdati, wa qad da„al-fata > ila>
chujratihish-shaghirati allati> yaqthanuha > fi > ichda> du>ril-
„umma>li fara'a> (muchsin)al-kutuba mukaddasatan fi > kulli
maka >nin, wa lam yastathli„ (muchsin) syai'an „an dakhi >latir-
rajuli, lakinnahu achassa „annar-rajula qad faricha
bima„rifatihi farchan „ami >qan, faqad qa >la wa huwa yu„iddu
lahu asy-syaya, „ala> mauqidin fi> „achadil-„arka>ni: “lakum
asy„uru „anna wath'ata maradhi > qad khaffat qali >lan mundzu
liqa >'ina, lastu adri > limadza?...
Wa qadama lilfata > qadcha a'sy-syayi, wa jalasa huwa „ala> shundu >qin qadi >min minal-khasyabil-'abyadhi, faqad akrama
dhaifahu bil-kursiyyil-wachi >di fil-chujrati, wa rasyafa
(muchsin) rasyfatan wa huwa yaqu >lu: “wa anta ya > masayu > (i >fa >nu> fatasyu) „ala > tuchibbu asy-syaya?...
“inni> „ufadhilu jur„atan min (al-fu>dka)...a >h... inna hadzasy-
syara >ba ma„a (tu >listtawi >) huma> kullu ma> „achabul-a>na
minar-ru>siya> !... (Chaki >m, 1960:85).
45
„Orang ini berasal dari Rusia, dia sudah beberapa tahun
meninggalkan negaranya. Dalam hidup ia termasuk orang
yang suka membaca, berfikir dan bersatu. Pekerja Rusia ini
mengundang Muchsin agar datang ke kamarnya yang kecil,
yang dia tempati di salah satu bagian barak untuk para buruh.
Muhsin melihat buku-buku berserakan di berbagai tempat.
Dia tidak tahu apa yang sebenarnya tersimpan dalam hati
orang Rusia ini, tetapi orang ini tampak sangat senang ada
yang menemani. Selagi menyiapkan teh di atas kompor di
salah satu sudut kamar dia mengatakan ,“sungguh aku
merasakan sakitku sedikit ringan sejak pertemuan kita, dan
aku tidak tahu mengapa?...‟
Ivan menyajikan segelas teh pada Muhsin, dia duduk di atas
kayu putih untuk menghormati tamu. Ivan mempersilahkan
Muhsin duduk di kursi satu-satunya yang berada di kamar.
Muhsin meminum teh itu dan berkata, “wahai tuan Ivan,
apakah anda tidak menyukai teh?”
“aku lebih suka minum vodka, padahal sebenarnya minuman
ini sama dengan tulstow dari Rusia dan keduannya sangat
kusukai!...” (Chaki >m, 1960:85).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa Ivan adalah
orang yang suka membaca buku-buku namun dia kurang rapi dalam
menempatkan koleksi buku-bukunya, dia juga lebih suka meminum
minuman keras di bandingkan dengan minum segelas teh. Dia juga
orang yang suka menyendiri, namun dia merasa senang dan beban yang
ditanggungnya sendiri selama ini menjadi terasa ringan saat ada teman
yang datang menjenguknya. Ivan juga termasuk orang yang baik dan
menghormati yang tamu datang di kamar kecilnya itu. Seperti yang
dilakukannya pada Muhsin, walaupun belum begitu lama mereka kenal
namun Ivan sudah seperti kenal lama dengannya. Seperti pada kutipan
berikut:
46
لمة وانتعش قليال حىت أشرقت أساريره ادلظ ،ورأى الفىت ، فما أن رفع رأسويهيئ للزائر مكاان خليقا وهنض ،ن يده وطرح الكتاب م ،وجهو الذابل
.(011: 0851 ، حكيم... )،جبلوسو Fama > an-rafa„a ra'sahu, wa ra'a>l-fata >, chatta > asyraqat
asa >ri >ruhul-muzhlimatu wanta„asya qali >lan wajhahudh-
dza>bilu, wa tharachal-kita >ba min yadihi, wa nahadza
yahayyi'u lizza >'iri maka>nan khali >qan bijulu >sihi,... (Chaki >m, 1960:100).
„Wajah Ivan kelihatan kusut dan ketika kepalanya diangkat
dia melihat Muhsin melalui cahaya lampu. Ivan meletakkan
buku dari tangan, kemudian bangkit menyiapkan tempat yang
pantas untuk tamu‟ (Chaki >m, 1960:100).
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Ivan tetap berusaha
menghormati tamu yang datang walaupun itu adalah temannya sendiri
dan diapun sedang dalam keadaan sakit.
3. Susy
Susy adalah wanita yang sangat di cintai Muhsin, dia seorang
wanita yang tegar dan mandiri. Keadaan memaksanya untuk berubah
menjadi seorang laki-laki demi untuk menyambung hidup setelah kedua
orang tuanya meninggal akibat perang. Pernyataan tersebut dapat
dikuatkan dengan adanya kutipan berikut:
الفتاة ىنا 9 " نعم!... إن احلرب الكربى قد جعلت مث استطرد ىف احلال .(66: 0851 ، حكيم ) قها مبفردىا!..."تسعى وراء رز كالشاب ،
Tsumma istathrada fil-cha>li: “na„am!... innal-charbal-kubra>
qad ja„alatal-fata>tu huna> ka‟sy-sya>bi, tas„a > wara >‟a rizqiha> bi
mufradiha>!...” (Chaki>m, 1960:77).
„Kemudian dia berkata: “ya.. perang besar telah menjadikan
wanita itu seperti seorang laki-laki, ia berusaha mencari
nafkah seorang diri...‟ (Chaki >m, 1960:77).
47
Selain pekerja keras, Susy juga tipe orang yang suka menolong
siapapun yang membutuhkan bantuannya meskipun mereka belum
kenal. Begitu juga yang dilakukan pada Muhsin, meskipun mereka
belum saling kenal tapi dia mau membantu membayarkan loundrynya
tanpa mengatakan apapun. Seperti pada kutipan berikut:
وبقيت أان أرجتف قلقا ... أتراىا تؤدى عىن؟ ، ابلفعل ومضت الغسالةينبغى ذا قبلت فما يكون معىن ىذا؟... ... واخجلتاه إذا رفضت !... وإ
9 تقول ىف ابتسام ، لقد عادت الغسالة إىّل بعد ىنيهة ، أن أابدر فأبشركدون أن تنبس ، قد دفعت ىف احلال ، جارتى، )مدموازيل...س إن
.(81: 0851 ، حكيمبلفظ!... )Wa madhatil-ghassa >latu bil-fi„li, wa biqayyiti „ana > „artajifu
qaliqan...atara>ha> tu'addi > „anni>?...wakhjalata >hu idza >
rafazhat!... wa idza > qabilat fama> yaku>nu ma„na> hadza >?...
yambaghi > an uba >dira fa'ubsyiruka, laqad „a >datil-ghassa >latu
ilayya ba„da hani >hata, taqu >lu fi > ibtasa >min: inna
(madmawa >zi >li...sa, ja>rati >, qad-dafa„at fil-cha>li, du >na an
tanabisa billafdhin!... (Chaki >m, 1960:92).
„Tukang cuci itu benar-benar pergi kesana, sedang aku
gemetaran dan gelisah. Apakah wanita itu membayar
untukku? Alangkah malunya bila dia menolak. Kalau
menerima, apa maksudnya? Tak lama kemudian pencuci itu
kembali dan berkata dengan tersenyum, “nyonya Aziel Susy
membayar seketika, tanpa berucap sepatah katapun”
(Chaki >m, 1960:92).
Selain kedua sifatnya di atas, dia juga termasuk wanita yang
pemaaf, pada saat Muhsin menyakitinya dengan kata-kata kasar tanpa
terkendali dia masih tetap menganggapnya teman walaupun hubungan
mereka tidak dapat diselamatkan. Seperti pada kutipan berikut:
48
فإىن ما ، ى وجهت إىّل فيو كثريا من اللومالذ ،ك على الرغم من خطا ب .(041: 0851 ، حكيم) ...زلت أدعوك )صديقى(
„alar-raghmi min khatha >bika, alladzi > wa jahtu ilayya fi >hi
katsi >ran minal-laumi, fainni > ma> zalat „ad„u >ka
(shadi >qi >)...(Chaki >m, 1960:152).
„Meskipun suratmu penuh berisi beberapa tuduhan dan celaan
terhadapku, namun aku tetap menganggapmu sebagai
kawanku‟ (Chaki >m, 1960:152).
Selain sifat-sifat Susy di atas, masih ada satu lagi sifat yang
dimilikinya yaitu suka membaca. Kebiasaannya itu tidak banyak
diketahui oleh orang-orang karena dia hanya melakukannya diwaktu
senggang saat dia bekerja. Seperti yang terlihat pada kutipan berikut:
سوزى( أن تعود إىل تالوة قصة وأرادت ) وعاد السكون إىل ادلكان ،بقرامتها كلما خفت ن( الىت كانت تشغل وقتها اخلاىل ،)الجارسو
.(44: 0851 ، حكيم... ) وطأةالعمل ،Wa „a>das-suku >nu ilal-maka >ni, wa ara >dat (su >zi >) an ta„u >da ila>
tila>wati qishshatin (la >jarsu >nu) allati > ka>nat tusyghilu
waqtaha>l-kha>li >, biqira >matiha > kullama> khafat wath'atul-
„amali,... (Chaki >m, 1960:55).
„Tempat itu kembali tenang, Susy ingin membaca kembali
cerita La Jason setiap ada waktu senggang dari pekerjaannya
dia gunakan untuk membaca‟ (Chaki >m, 1960:55).
4. Germain
Germain adalah istri Andre, dengan begitu dia juga menjadi
sahabatnya Muhsin. Germain begitu perhatian pada Muhsin sehingga
dia mau membantunya untuk bisa mendapatkan gadis pujaan hatinya.
Seperti pada kutipan berikut:
49
يل عنو البقع... وتز ألسود ابلبنزين ،معطفو ابينما أخذت )جرمني( تنظف .(001: 0851 ، حكيم)
Bainama > akhadzat (Germain) tunazhzhifu mi„thafahul-
aswadu bil-banzi >n, wa tuzi >lu „anhu- baqa„i... (Chaki >m,
1960:110).
„Sementara Germain membersihkan jaket hitamnya dengan
bensin, dan mengkilaukan belang-belangnya‟
(Chaki >m, 1960:110).
Namun disisi lain, dia juga seseorang yang mudah marah apabila
sudah berhadapan dengan mertuanya. Saat berkunjung kerumahnya,
mereka sering bertengkar dan berselisih paham. Seperti dalam kutipan
berikut:
راعو إال غطاء فما اخلالف بينهما إىل حد أزعج الفىت ،واستفحل أمر طفها ، ... وزوج االبن تقوم إىل قبعتها ومع عنف)البيانو( يغلق ىف
وتذىب حنو الباب تريد االنصراف... فتضعهما عليها وضعا ىف غضب ، .(16: 0851 ، حكيم)
Was-tafchala amrul-khila >fi bainahuma > ila> chaddin az„ajal-
fata >, fa ma> ra>„ahu illa> ghitha>’i (Bayanu) yughliqu fi > anfin...
wa zaujul-ibni taqu >mu ila > qub„atiha > wa mi„tafiha >, fa
tadha„huma> „alaiha >> wadh„an fi > ghadhabin, wa tadzhabu
nachwal-ba>bi turi >dul-inshira >f... (Chaki >m, 1960:27).
„Kedua wanita itu bertengkar seru. Melihat kejadian itu
perasaan Muhsin tidak enak. Tidak ada orang yang berani
meleraikan pertengkaran kecuali penutup piano yang tertutup
sekeras-kerasnya. Menantunya berdiri, mengambil jaket dan
topi, dan dengan marah meletakkan di atasnya, menuju ke
arah pintu, kemudian pergi‟ (Chaki >m, 1960:27).
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa telah terjadi
pertengkaran hebat antara menantu dan mertuanya. Setiap hari mereka
selalu bertengakar hanya karena permasalahan yang sepele.
50
Menantunya yaitu Germain akan mudah marah jika sedang bersama
mertuanya tersebut.
5. Nenek
Nenek atau ibu dari Andre adalah pemilik rumah tempat Muhsin
tinggal selama di Perancis, sebelum dia pindah ke tempat yang sama
dengan wanita pujaannya. Beliau mudah marah jika sudah berhadapan
dengan menantunya, seperti yang terlihat pada kutipan berikut:
كتفيك اي )جرمني(!... إايك أن تنسى 9 "ال هتزى فقالت العجوز ىف حدةلقد ماننا كان البيت ىو كل شئ!... آه ،حلظة أذنية أتثري البيت ... ىف ز
.(35: 0851 ، حكيم) ذىب كل شئ طيب يذىاب زماننا!...Fa qa>latil-„aju>zu fi> chiddatin : “la> tahza> katifaika ya>
(Germain)!... iyya >ka> an tansa > lachzhatan ahammiyata
ta'tsi >ril-bai >ti... fi> zama>nina > ka >nal-baitu huwa kullu syai'in!...
ah, laqad dzahaba kulu syai'in thayyibin yadzha >bu
zama >nina >!... (Chaki >m, 1960:46).
„Nenek berkata dengan agak marah:” jangan angkat bahumu
Germain, ingatlah, jangan melupakan rumah tanggamu. Pada
masa kami dahulu, rumah tangga adalah segalanya. Sekarang
semua kebaikan telah hilang bersama hilangnya zaman kami‟
(Chaki >m, 1960:46).
Meskipun demikian, beliau juga sangat perhatian pada anak-
anaknya. Seperti pada kutipan berikut:
ارحكما القول 9 ىذا وإىن أص بق ىل جلد على هتذيب ىذا الغالم ،مل يان ىل ابنكما كا ترت ومادمتم ، إدنا ىو من عمل األبوين ليس من عملى ،
فال أمل ىف أن ينشأ ولد كما على فان إىل ادلصنع ،طول النهار ، وتنصر .(34: 0851 ، حكيم) اخللق القومي!...
Lam yabqa li > jaldun „ala> tahzdhi >bi hadza >l-ghula >mi, wa inni>
usha >richukuma>l-qaula: hadza > laisa min „amali>, innama > huwa
min „amalil-abwaini, wa ma > dumtuma> tatruka>ni li > ibnakuma >
51
thaulan-naha>ri, watansharifa >ni ila>l-mashani„u, fala > amalun
fi > an-yansya'a waladakuma> „ala >l-khalqil-qawi >mi!... (Chaki >m, 1960:45).
„Aku tidak memiliki kemampuan mendidik anak-anak, tetapi
aku yang membuatnya dapat berbicara dan ini bukan
pekerjaanku, namun pekerjaan kedua orang tua mereka.
Selama anakmu kau titipkan padaku sepanjang hari karena
kamu pergi kepabrik, maka selama itu pula kamu tiada punya
harapan menumbuhkan anakmu menjadi orang yang
berakhlak mulia, kata nenek‟ (Chaki >m, 1960:45).
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa nenek sedang
menasihati anak-anaknya agar jangan sampai lupa untuk mendidik anak
mereka hanya karena kesibukannya bekerja mencari nafkah. Selain
uang, anak juga membutuhkan kasih sayang serta perhatian orang tua
mereka. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa selain
pemarah nenek juga perhatian pada anak-anak dan juga pada
pertumbuhan cucu mereka.
6. Ayah
Tokoh ayah disini adalah ayahnya Muhsin. Beliau seorang hakim
yang adil dan pemberani, beliau selalu memutuskan sebuah
permasalahan sesuai dengan bukti yang ada dan tidak akan mau
menerima suap untuk memenangkan sebuah kasus.
كم ىف ىذه القضية ، وبعد أن حقق ابلنطق اب حل وكان أبو )زلسن( مكلفا وعلم حقيقتها أجسام ادلصابني ،ورأى اجلروح ادلفتعلة ىف القضية جيدا ،
فجاءوا إليو مبن يسر ىف أذنو ويقول افوا أالى تكون ىذه أدلة قاطعة ،... خ وإال ..." رنب أن يكون حكمك مدينا للمدير ،" 9 لو .(24: 0851 ، حكيم)
Wa ka >na abu > (muchsin) mukallafan bin-nuthqi bil-chukmi fi >
hadzihil-qadhiyyati, wa ba„da an chaqqaqa-qadhiyyatu
52
jayyidan, wa ra'a>l-juru >chal-mufta„ilata fi> ajsa >mil-musha >bi >na,
wa „alima chaqi>qataha>... kha >fu> alla> taku>na hadzihi adilatan
qa >thi„atan, faja >'u> ilaihi biman yasiru fi > udzunihi wa yaqu >lu
lahu: “yajibu ayyaku >na chukumaka madi >nan lilmudi >ri, wa
illa>...” (Chaki >m, 1960:35).
„Ayah Muhsin terpaksa berbicara masalah hukum untuk
menyelesaikan masalah ini. Setelah mengusut masalah yang
sebenarnya, dia menemukan beberapa luka dalam tubuh saksi
penderita sebagai luka buatan. Berdasarkan fakta tersebut
Ayah Muhsin menjadi tahu perkara yang sebenarnya. Melihat
itu mereka ketakutan, sebab fakta itu dapat dijadikan bukti
hukum. Orang-orang Inggris kemudian menemui ayah
Muhsin dan membisikkan ancaman ditelinganya,
“keputusanmu nanti hendaknya menghukum bapak kepala
itu, atau kalau tidak...” (Chaki >m, 1960:35).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa ayah Muhsin
adalah seorang hakim yang memutuskan suatu permasalahan sesuai
dengan fakta yang ada. Beliau tidak takut membela yang benar
walaupun telah diancam dan diiming-imingi jabatan yang lebih tinggi.
Dia tetap pada pendiriannya, karena beliau adalah orang yang tegas dan
mencintai kebenaran di atas segalanya. Seperti yang diungkapkan
istrinya berikut:
نتفاضة ... كانت فأحست اب كانت أم )زلسن( عملية ، متيقظة ،ومع ذلك تراىا خائفة ... قضة ... فهى شجاعة ،متنا طبيعتها متغرية ،
وىي حتب العظمة إىل أبعد وىى رحيمة وقاسية ... قوية وضعيفة .. ىت ال تكلف صاحبها شيئا كبريا ، والىت ال كن العظمة الول احلدود ،
وال حىت األرزاق ... تتطلب التضحية ، وال الىت هتدد احلياة ، .(22: 0851 ، حكيم)
Ka >nat ummu (muchsin) „amaliyah, mutaiqizhatan,
fa'achassat biintifa >dhatin... ka >nat thabi >‘atuha>
mutaghayyiratan, mutana >qadhatan... fahiya syuja>‘atun, wa
ma„a dzalika tara>ha> kha>'ifatan... wa hiya rachi >matun wa
qa >siyatun... qawiyatun wa dha„i>fatun... wa hiya tuchibbul-
53
„adhimata ila> ab„adil-chudu>di, wa lakinnal-„uzhmata allati> la>
tukallifu sha>chibaha> syai'an kabi >ran, wallati> la> tatathallabu-
tadhchiyyata, wa la> al-lati > tahaddidul-chaya>ta, wa la> chattal-
'arza >qa... (Chaki >m, 1960:33).
„Ibu Muhsin (Amaliyah) baru sadar bahwa jiwa suaminya
sedang terguncang, berbeda dari biasanya. Sebenarnya dia
seorang pemberani, namun sekarang dia tampak ketakutan,
halus penuh kasih, juga keras dan tegas. Mencintai kebenaran
diatas segalannya. Kebenaran tidak memaksa kita untuk
melakukan hal-hal besar yang menuntut pengorbanan dalam
kehidupan hingga jiwa kita terancam‟ (Chaki >m, 1960:33).
5. Latar
Menurut Nurgiyantoro (2013:303) sebuah latar itu harus memberikan
pijakan cerita secara konkret dan jelas sehingga mampu memberikan kesan
realitas kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah
sungguh-sungguh ada dan terjadi.
Dalam novel Ushfu>r min a’sy-syarqi karya Tau>fi>q Al-Chaki>m latar
tempatnya yaitu stasiun metro, gereja, kafe doom kampung bernanos, gedung
opera, hotel, pasar burung, gedung pertunjukan, dan taman Luxembourg. Hal
itu dapat dibuktikan dari beberapa kutipan berikut:
a. Stasiun Metro
Stasiun metro adalah sebuah stasiun di kota Paris. Kereta api atau
disebut juga dengan metro de Paris merupakan sebuah sistem angkutan
cepat di Paris. Sistem ini mencakup 16 jalur, kebanyakan di bawah tanah
dan menjadi salah satu simbol Paris. Setelah perang dunia II, sistem ini
berkembang dengan baik dan menjadi alat transportasi ekspres atau
tercepat di kota Paris (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Metro_de_Paris).
54
Peristiwa yang terjadi dalam novel Ushfu>r min a’sy-syarqi salah
satunya di stasiun metro, seperti pada kutipan berikut:
ونزل بو إىل إحدى زلطات ادلرتو، إىل )أندريو( وقد قاده من ذراعو ومل يفطن ...مرق وأركبو قطارا ، واتباع لو تذكرة ىف الدرجة الثانية ، .(04: 0851 ، حكيم)
Wa lam yafthan ila> (Andre) wa qad qa>dahu min dzira>„ihi, wa
nazala bihi ila > ichda> machatha >til-matru, wa-tiba>„u lahu >
tadzkiratan fi‟d-darajati‟ts-tsa >niyah, wa arkabahu qitha>ra>n
marq... (Chaki >m, 1960:15).
„Andre menarik tangan muhsin, mengajak pergi ke stasiun
metro. Di stasiun ini andre membeli tiket kelas dua, mengajak
muhsin naik ke kereta api bawah tanah...‟ (Chaki >m, 1960:15).
b. Gereja
Gereja adalah sebuah tempat peribadatan bagi agama kristen dan
ikon terpenting di negara Barat yang mayoritas penduduknya beragama
kristen. Di Paris sendiri terdapat sebuah gereja yang cukup menakjubkan
karena bangunan tersebut memiliki kubah yang menyerupai kubah masjid
dan dibuat dari batu marmer putih sehingga gereja ini menjadi
kontroversial pada abad ke-19 (Kaka, 2011:102). Latar tempat selanjutnya
adalah sebuah gereja, seperti pada kutipan berikut:
ومل تكن ابستقبال اجلثمان ،دقت نواقيس كنيسة )سان جرمان( احتفاال .(04: 0851 ، حكيم) ... اجلنازة قد وصلت بعد
Daqqat nawa >qi>s ka ni >sati (sa >n Jerma >n) ichtifa>lan bis-tiqba>lil-
jitsma >ni, wa lam takunil-jana >zatu qad washalat ba„du...
(Chaki >m, 1960:15).
„Suara lonceng geraja berbunyi bertalu-talu menyambut
kedatangan jenazah yang belum juga tiba di pemakaman...‟
(Chaki >m, 1960:15).
55
c. Kafe Doom
Kafe Doom adalah sebuah kafe yang berada di kampung Bernanos.
Kafe tersebut menjadi tempat berkumpulnya para seniman, juru foto, dan
tokoh-tokoh terkenal serta para penyair sehingga membuat kafe ini
menjadi terkenal. Salah satu peristiwa terjadi di tempat ini, hal itu terlihat
pada kutipan berikut:
جلس )زلسن( وصاحبو )أندريو( ىف قهوة )الدوم( حبى )مونبارانس(... .(07: 0851 ، حكيم)
Jalasa (Muhsin) wa sha>chibuhu (Andre) fi > qahwatin (a‟d-du>m)
bacha > (mu>nba>rna >s)... (Chaki >m, 1960:18).
„Muhsin bersama temannya duduk di kafe Doom kampung
Bernanos...‟ (Chaki >m, 1960:18).
d. Gedung Opera
Gedung opera adalah sebuah gedung yang dijadikan sebagai tempat
pertunjukan artis-artis terkenal pada masa itu, para pengunjungnya rata-
rata adalah para bangsawan yang memiliki banyak uang. Pada saat melihat
pertunjukan, mereka menggunakan pakaian terbaiknya untuk
menunjukkan kewibawaan yang ada pada dirinya. Gedung opera di
jadikan lattar tempat, seperti yang terlihat pada kutipan berikut:
فما دتالك أن وقف مشدوىا... ل )زلسن( األوبرا ،ودخ .(18: 0851 ، حكيم)
Wa dakhala (Muhsin) al-awabira>, fa ma> tuma>liku an waqafa
masydu >ha>... (Chaki >m, 1960:29).
„Ketika muhsin memasuki gedung opera, ia tercengang dan
berdiri dengan kebingungan...‟ (Chaki >m, 1960:29).
56
e. Hotel
Hotel adalah tempat Susy dan Muhsin tinggal untuk beberapa waktu.
Hotel ini bernama Hotel Bunga Akasia, disinilah tempat bersejarah bagi
Muhsin dan Susy karena di hotel ini mereka mulai saling mengenal dan
menjalin suatu hubungan. Akan tetapi, di hotel ini juga mereka harus
mengakhiri hubungan tersebut. Setelah hubungan mereka putus, keduanya
meninggalkan hotel itu dengan sendirinya. Hotel dijadikan sebagai latar
tempat, seperti yang terlihat dalam kutipan berikut:
غري قد فقد أثر ىا أيضا ىذه ادلرة ، وخشى أن يكون ال ،ىنا اصفر وجهو قليأنو مل ير إال أن شنعن ىف السري ، وأن ينزل ىذا الفندق ، فقد فات أوان الرجوع
وقادتو ادلديرة إىل احلجرة رقم يارة بباب الفندق وأنزلت األمتعة ،ووقفت الس ، .(60: 0851 ، حكيم) ىف الطابق اخلامس. 37
Huna > ashfaru wajhuhu qali >lan, wa khasyiya an yaku >na qad fa
qad atsaruha> aidhan ha>dzihil-mar‟ati, ghaira annahu lam yara
illa> an yam„ana fi’s-si >rri, wa an yanzila ha>dza >l-funduqi, faqad
fa>ta awa >nu‟r-ruju >„i, wa waqafati‟s-sayya>ratu bi ba>bil-funduq
wa anzalatil-amti'atu , wa qa>dathul-mudi>ratu ila> al-hujrati
raqmu 48 fi’th-tha >baqil-kha>mis. (Chaki >m, 1960:71).
„Wajah Muhsin sedikit pucat, takut jika kali ini dia kehilangan
jejak lagi. Karena kehabisan waktu untuk pulang maka dia akan
bermalam di hotel ini. Mobil itu berhenti di depan pintu hotel,
semua barang diturunkan, kemudian seorang pengurus hotel
membawanya ke kamar no 48 lantai lima‟ (Chaki >m, 1960:71).
f. Pasar Burung
Pasar burung ini terletak di sebelah kanan sungai Seine. Disana
terdapat banyak jenis burung untuk dijual, Muhsin pergi kesana untuk
membeli burung kakatua sebagai hadiah untuk Susy. Muhsin sengaja
memilih burung karena dia ingin menjadi orang yang berbeda dengan cara
57
tersebut. Kebanyakan orang akan memberikan bunga atau cokelat untuk
wanita yang mereka cintai, namun Muhsin justru memilih burung untuk
dijadikan sebuah hadiah. Seperti pada kutipan berikut:
إىل سوق الطيور ىف الضفة اليمىن من هنر وقادتو قدمو مصادفة ، آخر األمر ، .(84: 0851 ، حكيم) السني!...
Wa qa>datahu qadamuhu musha >dafatun, a>khirul-amri, ila>
su>qi‟th-thuyu>ri fi‟dh-dhiffatil-yumna> min nahri‟s-si >n!...
(Chaki >m, 1960:95).
„Kedua kakinya membawanya sampai ke pasar burung sebelah
kanan sungai seine...‟ (Chaki >m, 1960:95).
g. Taman Luxembourg
Taman Luxembourg adalah sebuah taman yang berada ditengah kota
Perancis. Taman ini sering dikunjungi orang-orang untuk bersantai atau
untuk sedikit menghilangkan penat setelah seharian bekerja. Seperti yang
dilakukan Muhsin, terlihat pada kutipan berikut:
حا لى مقعد ىف حديقة )لوكسمربج( سار قضى )زلسن( بقية الصباح جالسا ع .(67: 0851 ، حكيم)... ىف أحالمو الكثرية
Qadda> (Muchsin) baqi >tush-sha >ba>chi ja >lisan „ala > maq>adi fi>
chadi >qati (luksamburj) sa >richan fi > achla >mihil-katsi >rati...
(Chaki >m, 1960:78).
„Muhsin menghabiskan sisa waktu paginya dengan duduk-
duduk di bangku taman luxembourg dengan pikiran melayang
bersama impiannya...‟ (Chaki >m, 1960:78).
h. Gedung pertunjukan
Jika gedung opera digunakan untuk pertunjukan drama dan hanya
orang kaya yang bisa datang kesana, namun gedung pertunjukan adalah
tempat untuk pertunjukan musik dan siapapun bisa datang kesana tanpa
58
harus mengeluarkan uang dalam jumlah yang banyak. Seperti pada kutipan
berikut:
رللسا متواضعا ىف أعال ادلكان فاختذلو لك وجد الفىت ادلسرح يعج ابلناس ،ىناورجال ىف القاعة ذلك البحر العجاج من نساء ، وجعل يشاىد ، من عٍل ،
حىت ظهر ادلوسيقى )جابرييل برينيو( رئيس والبشرفات ! ... ومل شنض قليال .(55: 0851 ، حكيمالفرقة ... )
Huna >lika wajadal-fata >l-masracha yu„uju bin-na >si, fattakhadza
lahu majlisan mutawa>dhi„an fi > a„lal-maka>ni, wa ja„ala
yusyahidu, min „ilin, dzalikal-bachral-„uja>ja min-nisa >in wa
rija >lin fil-qa>„ati walbusyrafa >ti!... wa lam yamdhi qali >lan chatta >
zhaharal-mu>si >qa (jabri >li bi >raniyyah) ra'i >sul-firqah...
(Chaki >m, 1960:66).
„Gedung pertunjukan kelihatan sudah penuh, maka dia
mengambil tempat di balkon dan menyaksikan dari tempat yang
tinggi. Dari tempat ini penonton terlihat seperti lautan manusia,
berdesak-desakan, suara wanita dan laki-laki bercampur jadi
satu dalam ruangan luas itu. Beberapa saat kemudian muncul
pemusik Gabriel Bernie pimpinan kelompok musik‟
(Chaki >m, 1960:66).
وذىب )زلسن( إىل مسرح )شاتليو( فوجد من حسن حظو )برانرلا ( موسيقيا و ال( و )سحر يوم اجلمعة احلزينة( ، لريتشارد فاجنر ،)ابرسيفحافال 9
.(051-048: 0851 ، حكيم)السانفونية التاسعة( )لبيتهوفن( ! ... )Wa dzahaba (muchsin) ila > masrachin (sya >tli >hi) fawajada min
chusni chazhzhihi (barna >mijan) mu >si >qiyyan cha >filan :
(ba>risi >fa>la) wa (sichru yaumul-jum„atul-chazi >natu),
liri>tasya >radi fajnari, wa (as-sanfu >niyyatit-ta >si„ati)
(libi >tahu >fini)!... (Chaki >m, 1960:159-160).
„Muhsin pergi ke gedung pertunjukan Syatlih dan karena
nasibnya sedang baik, dia dapat menyaksikan musik sampai
selesai. Parisval dan penyihir hari jum‟at yang sedih dimainkan
oleh Richard Wagner dan simfoni ke sembilan Beethoven‟
(Chaki >m, 1960:159-160).
59
Kemudian, setting waktu yang terjadi dalam cerita ini adalah pada
pagi, siang, sore dan juga malam hari serta pada musim hujan. Kejadian-
kejadian tersebut dapat kita lihat pada kutipan berikut ini:
1. Pagi hari
Peristiwa-peristiwa yang ada di dalam Ushfu >r min a‟sy-syarqi terjadi
pada pagi hari, hal itu dapat dibuktikan pada beberapa kutipan berikut:
على شبو صوت مالئكى ينادى امسو!... ، حا )زلسن( عينيو ىف الصب فتح .(017: 0851 ، حكيم)
Fatacha (Muhsin) „ainaihi fi’sh-shaba<chi, „ala> syibhi shauti
mala >iki> yuna>di > ismahu!... (Chaki >m, 1960:108).
„Pada pagi hari Muhsin membuka mata, seakan-akan dia
mendengar suara dua malaikat memanggil-manggil namanya...‟
(Chaki >m, 1960:108).
ن زىر )النرسيس( ورأى رتاذلا ىف ذلك الصباح الباكر أنضر م ورآىا تبتسم ، .(018-017: 0851 ، حكيم... ) ىف أصص انفذهتا ،
Wa ra‟a >ha> tabtasimu, wa ra'a> jama >laha > fi > dzalikash-shaba >chil-
ba>kiri anzharu min zahra (an-narsi >si) fi > ushushi na >fidzatiha>,...
(Chaki >m, 1960:108-109).
„Muhsin melihat gadis itu tersenyum dan pada pagi itu dia
melihat kecantikannya lebih menawan dibanding bunga marsis
yang ada di jendela‟ (Chaki >m, 1960:108-109).
2. Siang hari
Peristiwa-peristiwa yang ada di dalam Ushfu >r min a‟sy-syarqi terjadi
pada siang hari, hal itu dapat dibuktikan pada beberapa kutipan berikut:
ة فأسرعت ادلرأة إىل قاع ىف مصانع )كوربفوا( القريبة ، احدةدقت الساعة الو .(26: 0851 ، حكيم) ...األكل وجعلت هتيئ مائدة الغداء ،
60
Daqqata assa >„atul wa>chidatu fi> masha>ni„i (ku>rbifu >) al-qari >bati,
fa asra„atil-mar'atu ila> qa>„atil-akli wa ja„alat tuhayyi >’u
ma>'idatal-ghada>'i,... (Chaki >m, 1960:37).
„Bunyi bel tanda jam satu .terdengar dari arah pabrik corbivo
yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal nenek. Dia cepat-
cepat ke ruang makan, menyiapkan hidangan makan siang...‟
(Chaki >m, 1960:37).
وع ، فدخل ذلك ادلطعم ، واختذلو وأحس )زلسن( اجل وكان الظهر قد أقبل ، .(71: 0851 ، حكيم... ) رللسا ىف أحد األركان ،
Wa ka >nazh-zhuhru qad aqbala, wa achassa (muchsin) al-ju>„a,
fadakhala dzalikal-math„ami, wattakhadza lahu majlisan fi >
achadil-'arka >ni,... (Chaki >m, 1960:82).
„Hari telah siang, Muhsin mulai terasa lapar, kemudian dia
masuk ke warung dan duduk dibagian sudut‟
(Chaki >m, 1960:82).
3. Sore hari
Peristiwa-peristiwa yang ada di dalam Ushfu >r min a‟sy-syarqi terjadi
pada sore hari, hal itu dapat dibuktikan pada beberapa kutipan berikut:
الذى يؤمو ممثلو ت مساء ىف ذلك ادلطعم ،وجلس )زلسن( ينتظرىا ذا .(051: 0851 ، حكيم) ... )األديون( وفنانوه
Wajalasa (Muhsin) yantazhiruha > dza >ta masa>'in fi > dza >likal-
math„ami, a‟l-ladzi > ya'umuhu mumatstsilu> (al adayu >n) wa
fana >nu >h... (Chaki >m, 1960:162).
„Pada suatu sore Muhsin duduk menunggu kedatangan Susy di
rumah makan itu, tempat berkumpul para artis dan seniman...‟
(Chaki >m, 1960:162).
( يتأمل لون ورطب ا ثقيال ... وأخذ )زلسن كان اجلو خانق ا عصر ذلك اليوم ، مث ما لبث أن أرتعد جسمو فجأة ... الشراب األزتر حلظة ،
.(08: 0851 ، حكيم) Ka>nal-jawwu kha>niqan „ashru dzalikal-yaumi, wa rathaban
tsaqi >lan... wa akhadza (muchsin) yata'amalu launasy-syara >bil-
61
'achmari lachdhatan, tsumma ma > labitsa ‟an irta'ada jismuhu
faja'atan... (Chaki >m, 1960:19).
„Cuaca sore itu sangat gelap namun menyejukkan. Muhsin
memperhatikan minumannya yang berwarna merah. Tidak lama
setelah minum tiba-tiba tubuhnya menggigil‟
(Chaki >m, 1960:19).
4. Malam hari
Peristiwa-peristiwa yang ada di dalam Ushfu >r min a‟sy-syarqi terjadi
pada malam hari, hal itu dapat dibuktikan pada beberapa kutipan berikut:
أفض وعندى كالم مل ، وحنن مازلنا ىف أول الليل ، عا متس ال إن الوقت مازال .(004: 0851 ، حكيم) ... بعد بو إليك
La> innal-waqta ma> za>la muttasi„an, wa nachnu ma> zilna > fi>
awwali‟l-laili, wa„indi kala >mun lam ufdhi ba„da bihi ilaiki...
(Chaki >m, 1960:115).
„Tidak, sebenarnya waktu masih banyak, kami masih berada
pada awal malam, dan aku masih mempunyai pembicaraan yang
belum aku utarakan kepadamu...‟ (Chaki >m, 1960:115).
ولبثوا ىف ا قد انتهوا من العشاء منذ قليل ،وكانو اجتمع الكل حول ادلائدة ، ... أمرىا ىف ابريس ، وقد فشا مقاعدىم يتحدثون عن االشرتاكية ،
.(32: 0851 ، حكيم) Ijtama„al-kullu chaulal-ma>'idati, wa ka >nu> qad intahu> minal-
„asya >'i mundzu qali>lin, wa labitsu> fi> maqa>„idihim
yatachadatsu >na „anil-isytira >ki >yyahi, wa qad fasya > ‟amruha> fi >
ba>ri >si,... (Chaki >m, 1960:43).
„Mereka baru saja selesai makan malam, namun mereka masih
tetap berkumpul di sekitar meja makan, menempati tempat
duduk masing-masing membicarakan masalah persekutuan yang
beritannya sedang hangat dibicarakan di Prancis‟
(Chaki >m, 1960:43).
62
5. Musim hujan
Peristiwa-peristiwa yang ada di dalam Ushfu >r min a‟sy-syarqi terjadi
pada musim hujan, hal itu dapat dibuktikan pada beberapa kutipan berikut:
وإىل احليطان اس إىل مظالت ادلشارب واحلوانيت ،قد أجلأ الن مطر غزير ،يز ( غري وأفاريز البيوت ومداخل ادلرتو ... ومل يبق ىف ميدان ) الكوميدى فرانس
وسيارات ختوض ىف شبو عباب ... مياه تتدفق من ادليازيب ، .(00: 0851 ، حكيم)
Matharun ghazi>run, qad alja'an-na>su ila> muzhalla>til-masya >ribi
wal-chawa >ni >ti, wa ila >l-chi >thani wa afa>ri >zil-buyu>ti wa
mada >khilil-matru >... wa lam yabqa fi > maida >ni (al-kaumi >di >
faransi >zi) ghairu miya >hin tatadaffaqu minal-maya>zibi, wa
sayya >ra>tin takhu>dhu fi > syibhi „iba >bin... (Chaki >m, 1960:11).
„Hujan deras mengguyur kota. Banyak orang berteduh di bawah
payung-payung tempat minum, di warung-warung, di pinggir
pagar, dibawah atap-atap dan teras-teras rumah. Beberapa
tempat di dekat gedung pertunjukan Comedie Francoisse, juga
menjadi tempat berteduh. Hujan deras membuat orang-orang
yang sedang dalam perjalanan dan belum sempat berteduh
terjebak gelombang air‟ (Chaki >m, 1960:11).
ىف الذىاب إىل فأجابت جدتو ىف تقطيب 9 ")جانو( !... إىن الآذن لك الدجاج مبفردك ..."
"سأذىب مع مسيو )زلسن( ..." اليوم !... إن ادلطر ينهمر ىف اخلارج والربد شديد !...""لن تذىب
.(21-20: 0851 ، حكيم) Fa'aja >bat jaddatuhu fi > taqthi >bin: “(ja >nu>) !... inni > la> ‟u 'dzinu
laka fidz-dziha >bi ila>d-daja >ji bimufradiki...”
“sa'adzhabu ma„a masyu > (muchsin)...”
“lan tadzhabal-yauma!... innal-mathara yanhamiru fil-kha >riji
wal-barada syadi >dun!...” (Chaki >m, 1960:31-32).
„Neneknya menjawab: “Jean, nenek tidak suka, kamu tidak
boleh pergi ke kandang ayam sendirian...”
“aku akan pergi bersama tuan Muhsin...”
“tidak, kamu tidak akan pergi hari ini!... sungguh hujan masih
deras di luar dan sangat dingin!...‟ (Chaki >m, 1960:31-32).
63
Berdasarkan beberapa kutipan di atas, dapat dilihat bahwa pengarang
memaparkan latar waktunya secara langsung dengan amat jelas sehingga
dapat langsung dipahami oleh pembaca bahwa cerita tersebut terjadi pada
pagi, siang, sore dan malam hari serta pada musim hujan.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang
secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan cerita
(Nurgiyantoro, 2013:338). Dalam novel Ushfu>r min a’sy-syarqi karya Tau>fi>q
Al-Chaki>m sudut pandang yang digunakan pengarang adalah orang ketiga
menjadi tokoh utama karena disini penulis atau pengaranglah yang
menceritakan tentang tokoh utama yang ada di dalam cerita tersebut.
اه عين حافل بشئ ،غري ، ىوين حد ثبت ذلذا ادلطر ، وجعل يسريآدمى وا وىى زاخرة ابدلاء... مالن انفورة ادليدان ،الواسعتان تتأ
.(00: 0851 ، حكيم)a>damiyyun wa>chidun tsabata li ha>dza >l-matha>r, wa ja„ala
yasi >run-hawi >nun, ghairu cha >filin bi syai'in, „aina>hul-wa>si„ata >ni
tata‟ammala>ni na >fu>ratal-maida >n, wa hiya za>khiratun bil-ma>i...
(Chaki >m, 1960:11).
„Seorang pemuda berjalan perlahan-lahan, tidak mempedulikan
keadaan sekeliling. Matanya yang bulat memperhatikan
pancuran mata air yang meluap di alun-alun‟
(Chaki >m, 1960:11).
بلة و يذىب دلقاأ أن زنادث أحدا ، وأراد ... شعر )زلسن( حولو بربد الوحدة حيد الذى يستطيع أن يفضى إليو بشئ ىو )أندريو(!...غري أن الو أحد ،
.(88: 0851 ، حكيم)Sya„ura (Muhsin) chaulahu bi bardil-wachdati... wa ara >da an
yucha >ditsa achadan, au yadzhabu limuqa >balati achadin, ghaira
64
annal wachi >da‟l-ladzi > yastathi„u an yafdhiya ilaihi bi sya'in
huwa (Andre)!... (Chaki >m, 1960:99).
„Dalam kesendiriannya Muhsin selalu dihinggapi rasa sepi. Dia
ingin menemui seseorang dan berbicara panjang lebar
dengannya. Satu-satunya orang yang mampu melakukan semua
itu hanyalah Andre‟ (Chaki >m, 1960:99).
صحة )إيفانو فتش( غاية ىف ذلا أناعتكف )زلسن( بضعة أايم, علم خال .(073: 0851 ، حكيم) ...السوء ،
I„takafa (Muhsin) bidha„ata ayya >min, „alima khala> laha > anna
shichchata (i >va>n fatasy) gha >yatu fi > assu >i,.. (Chaki >m, 1960:184).
„Muhsin menginap beberapa hari di tempat Ivan karena dia
melihat kesehatan Ivan memburuk...‟ (Chaki >m, 1960:184).
Berdasarkan pada beberapa kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa
pengarang menggunakan orang ketiga sebagai tokoh utama karena disana
tidak terdapat tokoh “aku” yang menunjukkan bahwa orang pertamalah yang
menjadi tokoh utama. Pengarang lebih sering menggunakan nama tokoh
secara langsung ataupun dengan sebutan “dia”.
7. Bahasa
Menurut Nurgiyantoro (2013:364) bahasa dalam seni sastra dapat
disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan unsur bahan,
alat, dan sarana yang diolah untuk dijadikan sebuah karya yang mengandung
“nilai lebih” daripada sekadar bahannya itu sendiri. Bahasa juga bisa
dikatakan sebagai sarana pengungkapan sastra. Dengan adanya gaya bahasa
yang digunakan akan membuat karya tersebut menjadi lebih indah dan
disukai banyak orang. Seperti dalam novel Ushfu >r Min a‟sy-Syarqi karya
Tau>fi >q Al-Chaki >m pengarang mengungkapkan cerita yang ada didalamnya
65
menggunakan beberapa gaya bahasa yang membuat pembacanya hanyut
dalam cerita. Seperti contoh pada kutipan berikut:
"قلىب يتفتح لصوتك كما تتفتح األزىار لقبالت الصباح" .(13: 0851 ، حكيم)
“Qalbi > yatafattachu li shautika ka ma> tatafattachul-azha >ru li
qubula>ti‟sh-shaba >chi” (Chaki >m, 1960:24).
„Hatiku terbuka merebak karena suaramu, bagaikan bunga-
bunga terbuka merekah menyambut sentuhan pagi‟
(Chaki >m, 1960:24).
Pada kutipan di atas, pengarang menggunakan tasybih mujmal yaitu
tasybih yang dibuang wajah syibeh-nya (Ali dan Musthafa, 2011:28) untuk
menjadikan kalimat tersebut menjadi sebuah kalimat yang indah dan
menyentuh hati pembaca. Pada kenyataannya hati manusia tidak mungkin
bisa terbuka apalagi merebak seperti bunga karena sedang jatuh cinta, namun
pengarang sengaja menggunakan kata tersebut agar terdengar lebih indah dan
menarik perhatian pembaca.
Pengarang menggunakan Husnut-Ta‟lil yaitu seorang sastrawan
mengingkari secara terang-terangan ataupun terpendam alasan yang telah di
kenal umum bagi suatu peristiwa, dan sehubungan dengan itu dia
mendatangkan sebuah alasan lain yang bernilai sastra dan lembut yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapainya (Ali dan Musthafa, 2011:416).
Pengarang sengaja menggunakan itu untuk memperindah kalimat di atas,
karena manusia tidak bisa terbang melainkan burunglah yang bisa terbang
bebas ke angkasa kemudian pengarang juga sengaja menggunakan kata
„angkasa cinta‟ bukan angkasa raya agar terdengar lebih indah dan bernilai
sastra. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut:
66
.(36: 0851 ،حكيم ) "ودلاذا ال تنطلق حرا مغردا ىف فضاء احلب؟"“wa lima>dza > la> tanthaliqu charran mugharadan fi> fadha >'il-
chubbi?” (Chaki >m, 1960:47).
„Mengapa anda tidak terbang bebas dan bersembunyi di angkasa
cinta?‟ (Chaki>m, 1960:47).
.(61: 0851 ، حكيم) ..""إذا مل حتبىن فأان أحبك ،“idza> lam tuchibbuni > fa ana> uchibbuka,..” (Chaki >m, 1960:72).
„Bila kau tak mencintai diriku, maka aku mencintaimu...‟
(Chaki >m, 1960:72).
Pada kutipan diatas, penggarang menggunakan dua kata yang
berlawanan yaitu مل حتبىن lam tuchibbuni > dan kata أحبك uchibbuka untuk
menggungkapkan isi hatinya agar terdengar lebih bagus dan menarik. Dua
kata tersebut adalah kata yang positif dan negatif, dalam ilmu balaghah itu
disebut Thibaq salab yaitu thibaq yang kedua katanya berlawanan itu berbeda
posistif dan negatifnya (Ali dan Musthafa, 2011:403). Keindahan bahasa yang
digunakan pengarang selanjutnya dapat dilihat pada kutipan berikut:
.(010: 0851 ، حكيم) .."أريد...أريد أن أحب إىن"“inni> uri >du... uri >du an uchibba..” (Chaki >m, 1960:121).
„Sungguh aku ingin...ingin mencintai...‟ (Chaki >m, 1960:121).
Pengarang sengaja mengulang kata أريد uri >du untuk menegaskan bahwa
keinginannya itu amatlah dalam dan bersungguh-sungguh sehingga mampu
mengetuk jiwa pendengarnya terhadap makna yang dimaksud. Mengulang
kata dengan sengaja untuk memberi ketegasan pada kalimatnya dalam ilmu
balaghah disebut tikrar (Ali dan Musthafa, 2011:356). Kemudian pengarang
juga menggunakan kata إىن inni > yang berarti ‚sungguh aku‛ untuk lebih
67
mempertegas lagi bahwa keinginannya tersebut benar-benar kuat. Dalam
ilmu nahwu itu dinamakan Taukid (penguatan).
8. Moral
Menurut Nurgiyantoro (2013:429) moral merupakan sesuatu yang ingin
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang
terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita.
( األرض فغمره نعيم وجحيم ،مها!... لقد ىبط )آدمولكن لألرض لذاهتا وآال .(014: 0851 ، حكيم) ومادة أخرى... ع آخرمن نو
Wa lakin lil-'ardhi li dza >tiha > wal-ala>miha>!... laqad habatha
(a>dam) al-ardha fa ghammarahu na„i >mun wa jachi >mun, min
nau„in a>kharin wa ma>ddatin ukhra >... (Chaki >m, 1960:125).
„Hidup di dunia ini ada yang manis dan pahit, menyenangkan
maupun menyakitkan. Nabi Adam di turunkan ke bumi juga
merasakan kesenangan maupun kesengsaraan, dia juga di uji
dengan berbagai masalah yang satu ke masalah yang lain...‟
(Chaki >m, 1960:125).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa pengarang ingin
menyampaikan pada pembaca bahwa kehidupan yang ada di dunia itu tidak
ada yang selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Sebagai
manusia kita hanya bisa berusaha dan berdo‟a untuk mendapatkan apa yang
kita inginkan, namun Tuhanlah yang menentukan. Roda kehidupan akan
selalu berputar, kadang kita berada di atas tapi terkadang juga berada di
bawah. Pada saat berada di atas kita akan merasa bahagia dan menyenangkan,
namun pada saat kita berada di bawah kita akan merasa menderita dan
menganggap bahwa Tuhan tidak adil pada kita. Untuk mencapai sebuah
68
kebahagiaan kita harus bisa melewati semua rintangan yang menghalangi
langkah kita.
ألئك ،سالم... فاحدب على تعساء احلياة اذا اردت ان تعرف الصفاء ال ئد تظفر ابلسعادة!...عند ،لفقراء الذين يرتعدون يف شقائهم الضعفاء ا
.(72: 0851 ، حكيم)Idza> aradta an ta‟rifa‟sh-shafa>a's-sala >ma.... fach-daba „ala >
ti„sa>il-chaya>ti,ula >'ika‟dh-dhu„afa >il-fuqara >'i‟l-ladzi >na
yarta‟idu >na fi syaqa >'ihim, „inda idzin tazhfaru bi‟s-sa„a>dah!....
(Chaki >m, 1960:83).
„Jika anda ingin mengenal kejernihan dan kedamaian, maka
hadapilah gelombang hidup, inilah orang-orang fakir yang tidak
takut dalam kesengsaraan...‟ (Chaki >m, 1960:83).
Berdasarkan kutipan di atas, pengarang juga ingin mengingatkan pada
pembaca bahwa untuk bisa merasakan nikmat, keindahan dan kebahagiaan
dalam hidup kita harus menghadapi atau melewati semua cobaan yang datang
silih berganti dalam hidup ini karena setelah kita mampu berjuang melawan
semua itu maka kita akan merasakan betapa nikmatnya sebuah perjuangan.
ليست األرض كل شئ!.. ال تتهالكوا على األرض ، .(76: 0851، حكيم)
La> tataha>liku> „ala>l-ardhi, laisatil-ardhi kullu syai'in!...
(Chaki >m, 1960:87).
„Janganlah kamu saling membunuh, dan saling membinasakan
di atas bumi, karena bumi bukan segala-galanya...‟
(Chaki >m, 1960:87).
Selain dua kutipan di atas, pengarang juga ingin mengingatkan kembali
bahwa dalam menghadapi semua cobaan tersebut harus menggunakan cara
yang benar tapa harus menyakiti orang lain apalagi sampai membunuhnya.
69
Kita hidup sebagai manusia sosial yang dimana kita tidak bisa hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain. Mungkin saat ini kita sedang bermusuhan dengan
seseorang tapi bisa jadi dia akan menjadi teman kita kelak. Jadi, kita harus
saling menghormati antara manusia satu dengan yang lainnya selama kita
hidup berdampingan di dunia ini.
... إن ال!... حقيقة ال!... إىن ال أستطيع أن أنفق عمرى جالسا ىكذا .(52: 0851 ، حكيم) شىء ...الزمن
La>!... chaqi >qatun la>!... inni > la> astathi >‘u an unfiqa „umri > ja >lisan
hakadza >... inna‟z-zamana syai‟un... (Chaki >m, 1960:63).
„Tidak!... benar-benar tidak!... aku tidak dapat menghabiskan
umurku hanya duduk-duduk seperti ini. Waktu adalah rahasia...‟
(Chaki >m, 1960:63).
Berdasarkan kutipan di atas, pengarang juga ingin menyampaikan pada
pembaca bahwasanya waktu benar-benar sangat berharga. Sebagai manusia
kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan, kita juga tidak tahu
berapa lama umur yang diberikan kepada kita untuk tetap hidup di dunia ini.
Dengan demikian, kita harus memanfaatkan waktu yang kita punya sebaik
mungkin karena kita tidak tahu kapan waktu itu akan berhenti.
B. NILAI-NILAI KEMANUSIAAN
Nilai adalah sesuatu yang dipandang berharga oleh individu maupun
kelompok, yang dijadikan acuan dalam bertindak maupun sebagai penentu arah
hidup. Nilai tumbuh melalui sarana kebudayaan yang dihayati sebagai „jagat‟
makna hidup dan diwacanakan serta dihayati dalam „jagat‟ simbol (Mudji dan
Hendar, 2005:67).
70
Nilai-nilai kemanusiaan adalah suatu hal yang dapat memanusiakan
manusia atau bisa dikatakan juga kembali kepada fitrah manusia, itulah nilai-nilai
kemanusiaan (http://id.wikipedia.org/wiki/nilai-nilaikemanusiaan). Manusia
merupakan makhluk yang tertinggi di antara makhluk ciptaan Tuhan, sehingga
nilai-nilai kemanusiaan itu mencerminkan kedudukan manusia sebagai makhluk
tertinggi di antara makhluk-makhluk lainnya. Seseorang yang memiliki nilai-nilai
kemanusiaan yang tinggi menghendaki masyarakat memiliki sikap dan perilaku
sebagai layaknya manusia.
Keberadaan nilai kemanusiaan dalam karya sastra tidak lepas dari
pandangan pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang dianutnya. Ajaran nilai
kemanusiaan tersebut pada hakikatnya yang merupakan saran atau petunjuk agar
pembaca memberikan respon atau mengikuti pandangan pengarang. Ajaran nilai
kemanusiaan yang dapat diterima oleh pembaca biasanya yang bersifat universal,
dalam arti tidak menyimpang dari kebenaran dan hak manusia. Pesan moral sastra
lebih memberatkan pada kodrati manusia yang hakiki, bukan pada aturan-aturan
yang dibuat, ditentukan, dan dihakimi manusia (Nurgiyantoro, 1995:321-322).
Pengarang dalam menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan tidak selalu
secara langsung atau dapat dikatakan pengarang tidak selalu menceritakan
kehidupan yang baik, hal ini agar tidak menimbulkan dan memberi kesan
menggurui, juga untuk keindahan suatu cerita karena jika cerita hanya
menampilkan sesuatu yang baik-baik saja maka pembaca juga akan merasa bosan
sehingga perlu adanya selingan dengan menampilkan sesuatu yang tidak baik.
Jenis nilai kemanusiaan dalam karya sastra sangat bervariasi dan tidak terbatas
71
jumlahnya, segala persoalan hidup dan kehidupan dapat diangkat sebagai ajaran
dalam karya sastra.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis melakukan analisis pada
novel Ushfu>r min a‟sy-Syarqi dan menemukan beberapa nilai-nilai kemanusiaan
di dalamnya. Di antaranya yaitu:
1. Ketidakadilan
Adil dalam KBBI (2012:11) memiliki arti sebuah sikap berpihak pada
yang benar; tidak memihak salah satunya; tidak berat sebelah. Adapun
keadilan adalah sikap, sifat, perlakuan yang tidak berat sebelah; seimbang.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketidakadilan adalah
sebuah sikap atau perlakuan yang tidak seimbang atau berat sebelah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan sebuah ketidakadilan
dalam novel „Ushfu >r min a„sy-Syarqi yaitu yang terjadi pada para buruh
pabrik, dimana jam kerja yang dilakukan tidak sesuai dengan upah yang
diterima. Mereka mendapatkan tambahan jam kerja namun upah yang
diterima tetap sama, hal itu membuat para buruh menjadi resah karena tidak
mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan upahnya tersebut. seperti
pada kutipan berikut:
ا ىو االسنرقاق ... إدن ة ! ... إن ىذا مل يعد شنس عمال ،اي ذلا من وحشير يناسب القرن العسترتين آخمن الوجود ... لقد اختذ شكال الرق مل يذىب
ىا أفراد معدودون من السادة .. ىا ىى دى جيوش من العبيد يسخر . .(30: 0851 ، حكيمالرأمساليني !... )
Ya> laha > min wachsyiyyatin!... inna ha >dza > lam yu„addu yamussu
„amalan, innama> huwal-isnirqa >qu... ar-raqqu lam yadzhab
minal-wuju >di... laqad ittakhadza syaklan a >chara yuna >sibul-
qarnal-„istataraini... ha > hiya di> juyu>syun minal-„abi>di
72
yaskharuha > afra >du ma„du >du>na mina‟s-sa>dati‟r-ra'sima>liyyina!...
(Chaki >m, 1960:41).
„Sungguh amat menyedihkan. Ini namanya bukan pekerjaan,
namun perbudakan. Budak tidak pernah hilang dari kenyataan
dan mereka memperbudak dengan bentuk lain sesuai abad dua
puluh. Lihatlah ini, serdadu-serdadu dari para budak dikuasai
orang-orang kelas atas dan tuan-tuan pemilik modal besar‟
(Chaki >m, 1960:41).
جتماعى ر ونظام ال يؤدى إىل التوازن االبل )بزعيم( من البش ... إشنان الابهلل ،ليؤدى إىل مطامع ، إدنا ىو نظام فرضتو يد اإلرىاب ، ابلتواضع والزكاة
... والوثوب على الضعيف من الشعوب! ، تعماراالس .(78: 0851، )حكيم
... i >ma >nu la> bi‟l-La>hi, bal (biza„i >min) minal-basyari wa
nizha >min la> yu'addi > ila>’t-tawa >zunil-ijtima>„i > bi‟t-tawa >dhu„i wa‟z-
zaka>ti, innama > huwa nizha>mun faradhathu yadul-irha >bi, li
yu'addi >ya ila> matha>mi„ul-isti„ma>ri, wal-watsu>bi „ala>’dh-dha„i>fi mina‟sy-syu„u>bi!... (Chaki >m, 1960:89).
„Iman bukanlah kepada Tuhan, tetapi kepada pimpinan dari
golongan manusia, dan peraturan tidak bertujuan untuk
keseimbangan kemasyarakatan, kerendahan hati atau zakat,
tetapi peraturan yang diciptakan oleh tangan-tangan menakutkan
yang bertujuan untuk membalas penjajahan dan menyerang
rakyat lemah. Isi kitab dan pidato di mimbar yang berapi-api,
bukan karena panasnya iman dari langit, tetapi kekuatan
kebinatangan dan keserakahan‟ (Chaki >m, 1960:89).
Dari beberapa kutipan di atas dapat dilihat bahwa para orang miskin
akan tetap menjadi miskin dan yang kaya akan semakin kaya. Selain itu,
orang miskin tidak memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat mereka,
karena yang berkuasa disana adalah para pengusaha atau orang-orang yang
memiliki banyak uang. Begitupun dengan masalah iman, mereka
menganggap bahwa iman bukanlah kepada Tuhan melainkan kepada orang-
orang yang bisa memberikan mereka uang dan berkuasa atas diri meraka.
73
أن ذترات الفن إدنا ىى أيضا حق وعلم وادلذلة ،نت ليلة أحس فيها احلرج كاوحى ينبغى أيضا وأن الطريق إىل االستمتاع الر ، ووقف على طبقة األغنياء ،
.(20: 0851 ، حكيم... ) أن يفرش ابلذىب ،
ka>nat lailatun achassa fi >ha>l charaja wal-mudzillata, wa „alima
anna tsamara>til-fanni innama> hiya aidhan chaqqun, wa waqafa
„ala> thabaqatil-aghniya>‟i, wa anna‟th-thari>qa ila>l-istimta>„i‟r-
ru>chi > yanbaghi > aidhan an yafrisya bi‟dz-dzahabi, ...
(Chaki >m, 1960:31).
„Pada malam hari Muhsin lebih merasakan kesulitan dan
kehinaan. Dan dia mengetahui bahwa buah dari kesenian adalah
kebenaran. Kesenian hanya sampai pada lapisan orang-orang
kaya dan jalan untuk menikmatinya pun harus diselenggarakan
dengan emas dan orang-orang yang datang menyaksikan juga
harus demikian‟ (Chaki >m, 1960:31).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa sebuah seni hanya
bisa dinikmati oleh orang-orang yang memiliki uang banyak. Sedangkan pada
hakikatnya seni adalah sesuatu yang dapat dinikmati oleh semua orang. Dari
beberapa penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa ketidakadilan yang terjadi
pada hakikatnya disebabkan oleh uang. Dengan uang kita mampu berbuat apa
saja sesuai apa yang kita inginkan tanpa harus memikirkan orang lain.
2. Materialistis
Kata materialistis dalam KBBI (2012:245) mempunyai arti bersifat
kebendaan, mengenai benda. Materialistis atau dapat disebut juga sebagai
nilai kebendaan, dimana dia selalu memuja-muja benda terutama uang.
Seperti pada kutipan betikut:
... إن ىذه الفتاة ترى اجملد كلو ىف شىء واحد 9 أن تضع األصفاد ىف أرجل .(062: 0851 ، كيمح) البشر ,
... inna ha >dzihi-fata>tu tara >l-majda kullahu fi > syai'in wa >chidin:
anna tadha„al-'ashfa >da fi > arjulil-basyari,...
(Chaki >m, 1960:173).
74
„Sebenarnya gadis eropa memandang kemuliaan hanya pada
satu hal, yaitu pada belenggu materi yang mengikat kaki-kaki
manusia‟ (Chaki >m, 1960:173).
ن األمسنت ادلسلح 9 ال قوم خلقوا م يكاناألمر إىّل اي )أندرية( أن ىؤالء سنيل وال ماض !... إذا فتحت صدر الواحد منهم وجدت وال ذوق ، روح فيهم ،
حاسبني أهنم م ليأتون إىل ىذا العامل القدمي ،ىف موضع القلب )دوالرا( !... إهن حكيمولبالدىم ماضيا !... ) ستطيعون أن يشرتوا ألنفسهم ذوقا ،ابلذىب ي
، 0851 9 12). Yukhayyilu ilayya ya > (andariyyatu) anna ha>'ula >il-amri >ka>nu
qauma khalaqu > minal-asminatil-muslich: la > ru>cha fi>him, wa la> dzauqin, wa la> ma>dhin!... idza> fatachta shadral-wa>chidi minhum
wajadta fi > maudhi„il-qalbi (du >la>ra>)!... innahum laya'tu>na ila > ha>dza >l-„a>lamil-qadi >mi, cha >sibi >na annahum bi‟dz-dzihabi
yastathi >„u>na an yasytaru> li anfusihim dzauqan, wa li bala>dihim
ma>dhiyan!... (Chaki >m, 1960:23).
„... Andre, aku membayangkan bahwa bangsa Amerika adalah
bangsa yang menciptakan alat-alat canggih. Mereka adalah
orang-orang gemuk yang bersenjata, tidak memiliki ruh,
perasaan, dan sejarah? Kalau kamu membedah dada mereka, di
lubuk hatinya akan kau temukan tumpukan mata uang dolar.
Mereka mengira emas yang mereka miliki dapat membeli
perasaan, dan untuk negerinya mereka dapat membeli sejarah.
Suatu saat mereka pasti akan kembali pada alam yang sudah
lama mereka tinggalkan‟ (Chaki >m, 1960:23).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa sifat materialistis
adalah sifat yang mengagung-agungkan materi atau uang. Banyak orang
khususnya wanita yang tertarik akan hal itu, mereka menganggap bahwa
dengan banyak uang maka mereka akan merasa berkuasa dan bahagia.
Padahal sudah kita ketahui bahwa kebahagiaan tidak bisa diukur dengan
materi. Kemudian, berdasarkan kutipan tersebut dapat di lihat bahwa mereka
menganggap uang dapat membeli segala hal yang mereka inginkan termasuk
sejarah.
75
3. Cinta Orang Tua pada Anaknya
Cinta adalah perasaan kasih dan sayang; perasaan cenderung dan
terpikat kepada lawan jenis; khawatir; rasa rindu yang teramat dalam;
perasaan ingin dimiliki dan memiliki; sedangkan mencintai adalah menyukai;
menaruh sayang kepada; menggemari (tentang hobi), (Subarna dan Sunarti,
2012:84). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa cinta
orang tua terhadap anaknya adalah perasaan khawatir atas apa yang terjadi
pada anaknya, seperti pada kutipan berikut:
وأقبلت على زوج ديها ،ديها ىف )فوطة( ادلطبخ الىت ترتومسحت العجوز يكة 9 "إنك متعبة منهو ىف حسرة متصنعةوتتأمل وجهها وتقول نقها ،ابنها تعا
القوى اي )جرمني(!..."رج من ادلصنع إال 9 "إننا مل خن وىى تنظر إىل زوجها الشاب فأجابت الزوجة ،
الساعة !... "ا 9 "وأنت أيض وتصيح ىف حرارة حقيقية واجتهت العجوز إىل ابنها تعانقو ،
اي)أندريو( !... ما كل ىذا الشحوب؟..."-31: 0851 ، حكيم)نعمل ذتاىن ساعات ىف النهار !..."إننا اي أماه
30). Wa masachtul-„aju>zu yadaiha > fi> (fu >thatu) al-mathbakhi‟l-lati >
tartadi>ha>, wa aqbalat „ala > zauji ibnaha> ta„a>naqaha >, wa
tata'ammalu wajhaha > wa taqu>lu fi> chusratin mutashni„atin:
“innaka muta„abbatun manhu> katul-qawi > ya> (Jarmaini) !...”
Fa aja>bati‟z-zaujatu, wa hiya tanzhuru ila> zaujiha>‟sy-sya>bi:
“innana > lam nakhruj minal-mashna„i ila‟s-sa>„ah!...”
Wa>ttajahatul-„aju>zu ila >bniha> ta„a >niqihi, wa tashi >chu fi > chara >rati
chaqi >qi >yyatin: “wa anta aidhan ya > (Andariyyahu)!... ma > kulla
ha>dza‟sy-syuchu >bi ?...”
“innana > ya> ama>hu na„malu tsama >ni> sa>„a>tin fi>’n-naha>r!...” (Chaki >m, 1960:40-41).
„Nenek itu mengusap tangan dengan serbet, lalu mendatangi istri
anaknya, mencium dan merengkuhnya, memperhatikan wajah
76
menantunya sambil berkata dengan perasaan cemas : “sepertinya
kamu sangat lelah dan kehabisan tenaga, wahai Germain?”
Germain menjawab sambil melihat ke arah suaminya yang
masih muda: “kami tidak bisa keluar pabrik kecuali saat
pulang.”
Nenek itu mendekati anaknya, dan bertanya : “kamu juga Andre,
mengapa pucat?”
“mama, kami bekerja delapan jam sehari”
(Chaki >m, 1960:40-41).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa seburuk apapun
perilaku anaknya, seorang ibu akan tetap mengkhawatirkan anaknya. Seperti
yang dilakukan nenek pada Andre dan menantunya, meskipun nenek sering
bertengkar dengan menantunya namun pada saat melihat keadaannya yang
terlihat kelelahan sehabis bekerja, nenek tetap mau merengkuhnya untuk
sekedar memperlihatkan perhatiannya pada menantunya tersebut. seorang ibu
tidak akan pernah membenci anaknya, meskipun apa yang dilakukannya itu
salah.
4. Tenggang Rasa
Menurut kamus KBBI (2012:378) tenggang rasa berarti kelonggaran
sikap atau kebijaksanaan. Tenggang rasa merupakan sikap hidup dalam
ucapan, perbuatan yang mencerminkan sikap menghargai orang lain seperti
menghormati hak orang lain, membantu teman yang terkena musibah dan
menjenguk teman yang sedang sakit. Seperti yang dilakukan Muhsin pada
saat Ivan sedang sakit, dia menginap dikamar Ivan selama beberapa hari
untuk merawat temannya tersebut. tidak ada yang peduli pada Ivan sehingga
Muhsin mau merawatnya sampai dia merasa baikan. Hal itu dapat dilihat
pada kutipan berikut:
77
علم خال ذلا أن صحة )إيفانو فتش( غاية ىف اعتكف )زلسن( بضعة أايم ، .(073: 0851 ، حكيم) السوء,...
I„takafa (Muchsin) bidh„ata ayya >min, „alima khala> laha > an
shichchata (i >va>n fatasy) gha >yatin fi >‟s-su>i,.. (Chaki >m, 1960:184).
„Muhsin menginap beberapa hari di tempat Ivan karena ia
melihat kesehatan Ivan memburuk...‟ (Chaki >m, 1960:184).
5. Sabar dalam Menghadapi Penderitaan
Kata sabar dalam KBBI (2012:347) berarti lapang hati; mudah
memaafkan; tahan menderita suatu cobaan; tidak lekas marah; tidak tergesa-
gesa dan tidak terburu nafsu. Adapun derita atau penderitaan adalah
kesusahan, keadaan hidup yang penuh musibah atau cobaan, sengsara
(Subarna dan Sunarti, 2012:100). Keadaan itulah yang di rasakan Muhsin
selama ini, dia selalu mendapatkan cobaan dalam kehidupannya selama ini,
baik itu tentang cinta maupun perekonomiannya selama berada di perantauan.
Begitu juga yang di rasakan Ivan, dia harus menderita penyakit paru-paru
disaat usianya masih muda namun tidak ada satupun yang mendampinginya
untuk melewati semua itu. Karena tidak mampu menanggung beban tersebut,
dia lebih memilih menghancurkan dirinya sendiri dengan minum-minuman
keras yang mengakibatkan penyakitnya tambah parah dan menambah
penderitaan yang dia rasakan. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut:
أو زنولنا إىل شبو مرج من ، إنو ينسخنا ،إن األفيون ليحملنا إىل هنر ادلوتى النجوم ، كأهنا النمل ، تتزاحم فيو وج اللطيفة ، ورنعل من جسدان ليال ،ادلر
دتنا ىى سعادة ىف مرآة نغدو فيها من رءوسنا إىل أقدامنا زلض ولكن سعاىب األعضاء أن تطيع ، ال تقف آلة األجسام وأت أكذوبة وإذا حنن كادلومياء نشعر بربودة أو حرارة !... وما نعود توثر فينا تقلبات الطقس ،
78
.(0851:070 ،حكيم ) Innal-'afyu >na layachmiluna > ila> nahril-mauti >, innahu yansikhuna>,
au yuchawwiluna > ila> syibhi marajin minal-muru>ji‟l-lathi >fati, wa
yaj„alu min jasadina> lailan, tataza >chamu fi >hi‟n-nuju >mi, ka
annaha >’n-namli, wa lakin sa„a >datina> hiya sa„a>datin fi> mar'ati
naghdu > fi >ha> min ru'u>sina> ila> aqda >mina> machdhi akdzu >batin wa
idza > nachnu kal-mu>miya>‟i taqafu a >latil-ajsa >mi wa ta'bi >l-a„dha >'i
an tathi>„a, la > tu>tsiru fi>na> tuqalliba>ti‟th-thaqsi, wa ma > na„u>du
nasy„uru bi buru >datin au chara >ratin!...
(Chaki >m, 1960:181).
„Sesungguhnya minuman keras telah membawaku kepada
sungai kematian, dan dia telah mengubah kita menjadi kacau
secara halus. Dia menjadikan badan kita seperti suasana malam
hari, dimana bintang-bintang berdesakan dan bergerombolan
seperti semut. Kebahagiaan itu hanya semu, walaupun dia
mengalir dalam tubuh kita dari ujung kepala hingga ke ujung
kaki, namun yang ada hanya kedustaan-kedustaan. Kita seperti
mummi berjalan lengkap dengan berbagai organ tubuh. Oleh
karena itu, kita tidak dapat merasakan adanya perubahan cuaca,
seperti dingin atau panas‟ (Chaki >m, 1960:181).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat kita lihat bahwa apa yang dilakukan
Ivan itu adalah salah. Dia tahu bahwa dengan merusak dirinya itu tidak bisa
menghilangkan penderitaan yang dia rasakan, namun malah menambah
penderitannya. Keadaannya menjadi lebih baik semenjak dia bertemu dengan
Muhsin, dia lebih sabar dalam menyikapi permasalahannya selama ini.
Namun hal itu terlambat dilakukan, karena tak lama kemudian dia kembali
pada sang pencipta.
6. Kurang Bersyukur atas Apa yang Dimiliki
Menurut KBBI (2012:362) serakah berarti tamak, loba. Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa keserakahan adalah sifat dimana
79
seseorang menginginkan sesuatu yang lebih dan lebih lagi dari apa yang
sudah mereka miliki saat itu. Seperti yang terlihat pada kutipan berikut:
ين ىناك يعرف كذلك من الشرق !... وإن رجال الذ فإن الزىد قد ذىبء السيارات ، وقبض ادلرتبات ، وتورد الوجنات من بعضهم اليوم كذلك اقتنا
خليط عجيب من وإن ثياب الشرق اجلميلة النبيلة ىى اليوم النعم وادلتع ، .(081: 0851 ، حكيم... )الثياب األوروبية ،
Fa inna‟z-zuhdu qad dzahaba kadza >lika mina‟sy-syarqi!... wa
inna rija >la‟l-ladzi >na huna >ka ya„rifu ba„dhuhumul-yauma
kadza >lika iqtina>'us-sayya>ra>ti, wa qabadhal-murattiba>t, wa
tuwarridul-wujna>ti mina‟n-na„mi wal-mata„i, wa inna
tsiya >ba‟sy-syarqil-jami >lati‟n-nabi >lati hiyal-yauma khali >thu
„aji >bin mina‟ts-tsiya >bil-a>ru>biyyah...(Chaki >m, 1960: 190).
„Maka sesungguhnya kezuhudan telah pergi dari negeri Timur.
Para tokoh agama di sana, sebagian hanya mengetahui
bagaimana caranya mengumpulkan mobil-mobil mewah,
memegang jabatan-jabatan tinggi, dan mencari kekayaan serta
barang-barang berharga. Pakaian orang timur yang indah dan
sopan saat ini telah dipadukan dengan pakaian orang-orang
Eropa yang mencengangkan...‟ (Chaki >m, 1960: 190).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat di jelaskan bahwa manusia lebih
mementingkan kebahagiaan di dunia daripada kebahagiaan akhirat kelak.
Mereka kurang bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh sang pencipta,
kezuhudan telah hilang dan keserakahan merajalela, mereka tidak menyadari
bahwa kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan yang datang dari hati
yang memberi, bukan banyaknya kemewahan yang dimiliki dan keserakahan
hanya akan mendatangkan kemiskinan semata.
7. Persahabatan
Sahabat adalah teman dekat atau teman karib, dia yang selalu ada saat
kita membutuhkannya baik dalam keadaan senang maupun susah, dia yang
80
mampu merasakan apa yang sedang kita rasakan. Seperti yang diungkapkan
Andre pada kutipan berikut:
.. فلتتحمل ما أحتمل ... الشىء يثق على نفسى ، ذنبك أنك صديقى ! . .(03: 0851 ،حكيم مثل ادلشى صامتا ، خلف عرابت ادلوتى ! ... )
Dzambika annaka shadi >qi >!... faltatachammalu mattachammil ...
la> syai'un yatsiqu „ala > nafsi >, mitslul-masya sha >mitan, khalfa
„uruba >til-mauti > !...(Chaki>m, 1960: 14).
„Salahmu adalah kamu temanku dan kamu harus menderita
seperti yang aku derita serta menanggung beban sepertiku. Aku
merasakan beban berat dalam diriku, seperti berjalan membisu
di belakang kereta mati, kata Andre‟ (Chaki >m, 1960: 14).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat kita lihat bahwa dalam persahabatan
harus bisa merasakan apa yang sahabat kita rasakan serta mampu
menanggung beban seberat apapun bersama. Dalam persahabatan tidak
mengenal dari kalangan apa mereka, seberapa banyak uang yang mereka
miliki dan seberapa lama mereka saling kenal. Persahabatan dapat terjalin
dengan mudah dan dalam waktu yang singkat apabila mereka sudah saling
mengerti dan bisa merasakan apa yang dirasakan temannya tersebut. Seperti
yang dialami Muhsin dan Ivan, walaupun belum lama kenal namun mereka
sudah merasa dekat dan telah lama kenal karena mampu mengerti satu sama
lain. Hal itu dapat kita lihat pada kutipan berikut:
وقد أنس أحدذنا إىل اآلخر ، كماأينس الغريب إىل الغريب ، وىو الواقع ... .(74: 0851 ،حكيم )
Wa qad ansa achadahuma> ilal-a>khiri, kama> ya'nisul-ghari >bu
ilal-ghari>bi, wa huwal-wa> qi„i ... (Chaki >m, 1960:85).
„Belum genap sehari berkenalan, antara Muhsin dan buruh
miskin itu telah terjalin persahabatan. Mereka merasa telah
saling mengenal dan menyukai, sebagai orang asing dia senang
dapat bertemu dengan orang asing‟ (Chaki >m, 1960:85).
81
8. Toleransi Agama
Ada beberapa agama di dunia ini, namun perbedaan tersebut tidak
menjadikan kita saling bermusuhan dan berselisih paham tentang
kepercayaan yang kita anut. Sebagai seorang penganut agama yang baik kita
harus saling menghormati kepercayaan masing-masing, seperti yang
dilakukan Muhsin pada Andre. Meskipun Muhsin seorang muslim, dia tetap
mau melayat pada teman Andre yang seorang kristiani karena Muhsin
menghormati Andre sebagai temannya selama berada di Perancis, dan itu
adalah pengalaman pertama bagi Muhsin, seperti yang terlihat pada kutipan
berikut:
دخل زلسن الكنيسة ، ومل يكن قد دخل كنيسة قط ، وال حضر صالة ميت من أموات النصارى ، وال رأى ما رنرى فيها من ادلراسيم ، والما يتبع من
برىبة ، وخيل إليو أنو ابجتيازه العتبة قد ترك األرض ، قوس ، فأحس الطوارتقى إىل جوآخر ، لو عبريه ، ولو نوره ! ... ىنا أيضا عني اخلشوع و عني الشعور ، الذى كان يهز نفسو كلما دخل ىف القاىرة مسجد السيدة زينب !
ضئيل النور ال ... ىنا أيضا عني السكون ، وعني الظالم ىف األركان ، وعنياذلائم كاألرواح ىف جو ادلكان ! .. إن بيت هللا ىو بيت هللا ىف كل مكان وكل
.(05: 0851 ،حكيم زمان ! ... )Dakhala Muchsin al-kani >sata, wa lam yakun qad dakhala
kani >sata qaththu, wa la > chadhara shala >tu mayyitin min
amwa >ti‟n-nasha >ra>, wa la > ra'a> ma > yajri > fi >ha> minal-mara>si >mi, wa
la> ma > yattabi„u mina‟th-thaqu >si, fa achassu bi rahbatin, wa
khayyalu ilaihi annahu bijtiya >zihil-„itbati qad tarakal-ardhi,
wartaqa > ila> ju>a>khirin, lahu „abi >rihi, wa lahu nu >rahu !... huna> aidhan „ainal-khusyu>„i wa „aina‟sy-syu„u>ri, a‟l-ladzi > ka>na
yahizzu nafsahu kullama > dakhala fil-qa>hirati masjidi a‟s-
sayyidati zainabi !... huna > aidhan „aina‟s-suku>ni, wa „aina‟zh-
zhula >mi fil-arka>ni, wa „aina‟n-nu>ri‟dh-dha'i >lil-ha>'imi kal-
arwa >chi fi > jawal-maka>ni !... inna baitu‟l-La>hi huwa baitu‟l-La>hi
fi > kulli maka >nin wa kulli zama >nin !... (Chaki >m, 1960:16).
82
„Muhsin belum pernah memasuki gereja, apalagi menghadiri
pemakaman jenazah orang Kristen. Dia juga belum pernah
melihat apa yang dilakukan dalam upacara seperti itu, apalagi
mengikuti upacara keagamaan di gereja. Sejenak terbayangkan
olehnya seolah-olah berada di ambang pintu semesta,
meninggalkan bumi dan naik ke angkasa yang beraroma wangi
dan bersinar cemerlang. Di tempat ini mata mereka tampak
khusyuk, hingga menggerakkan setiap jiwa yang masuk ke kota.
Muhsin seolah-olah telah berada di masjid sayyidah Zainab.
Kesunyian dan kedukaan terlihat di setiap sudut mata. Cahaya
mata suram dan hati gundah bagaikan ruh-ruh berterbangan di
angkasa raya. Sesungguhnya rumah Allah berada di setiap
tempat dan waktu‟ (Chaki >m, 1960:16).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa itu adalah pengalaman
pertama Muhsin memasuki sebuah gereja dan mengikuti upacara kematian
orang kristen. Di sana dia menyadari bahwa Allah itu berada dimana saja dan
kapan saja, walaupun berbeda keyakinan tapi dia yakin bahwa Tuhan yang
mereka sembah itu sama namun cara mempercayai dan beribadahnyalah yang
berbeda. Sebagai seorang muslim yang baik, kita hanya bisa menghormati
apa yang menjadi pilihan mereka masing-masing karena kita juga tidak tahu
siapa yang akan masuk ke dalam surganya kelak.
Selain Andre, teman Muhsin yang bernama Ivan juga seorang yang
tidak mempercayai akan adanya Tuhan. Namun dia tetap mau mempelajari
kitab-kitab yang diyakini para penganut agama di dunia ini dengan tujuan
mengenal lebih jauh tentang ajaran-ajaran yang ada di dalamnya. Seperti yang
terlihat pada kutipan berikut:
على حنو غريب ، عجب لو الفىت ، ونظر بطرف عينو إىل الكتب قاذلا الرجل ، وقرأ ىف دىشة 9 ")التوارة( ، )اإلجنيل( ، )القرآن( ! ..."
مث التفت إىل )إيفان( وقال 9 "عجبا ! ... إنك فيما أعلم ال تؤمن بشئ ..."
83
فقال الروسى ، كادلخاطب لنفسو 9 "أريد أن أعرف 9 كيف استطاعت ىذه ىا ىف ذاك االطمئنان لثالثة أن تعطى البشرية راحة النفس ، وأن تغمر الكتب ا .(058: 0851 ،حكيم ؟! ... )
Qa>laha >’r-rajulu „ala> nachwi ghari >bin, „ajaba lahul-fata >, wa
nazhara bi tharfin „ainahu ila>l-kutubi, wa qara'a fi> dahsyatin:
“(a‟t-taura>tu), (al-inji >lu), (al-qur‟a>nu) !...”
Tsumma‟t-tafati ila> (i >fa>ni) wa qa >la: “‟ajaban !... innaka fi >ma> a„lama la > tu'minu bi syai'in ...”
Fa qa >la‟r-ru>siyyi, kal-mukha >thabi linafsihi: “uri>du an a„rafa:
kaifa istatha >„ta ha>dzihil-kutubi‟ts-tsala >tsati an tu„thiyal-
basyariyyati ra >chata‟n-nafsi >, wa an tughammiruha > fi > dza >kal-
ithma'na>ni ?!... (Chaki >m, 1960:169).
„Muhsin merasa heran karena melihat dengan kedua matanya
sendiri teman itu telah membaca Taurat, Injil dan Al-Qur‟an.
Kemudian menoleh kepada Ivan dan berkata, “Aku heran,
karena seperti yang aku ketahui Anda ini tidak beriman
sedikitpun.” Dalam benaknya, orang Rusia berkata, “Aku ingin
mengetahui bagaimana ketiga kitab ini dapat memberikan
kelapangan jiwa dan ketentraman serta ketenangan hati pada
manusia” (Chaki >m, 1960:169).
9. Saling menghormati
Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri, apalagi dalam
bermasyarakat kita pasti membutuhkan orang lain untuk sekedar saling
menyapa satu sama lain. Untuk bisa melakukan hal tersebut kita harus bisa
saling menghormati satu sama lain, tanpa harus membanding-bandingkan
tahta dan harta yang mereka miliki. Hal itulah yang berusaha dilakukan
Muhsin, dia tetap mau berteman dan makan bersama para buruh yang
berpakaian lusuh dan terlihat kusam. Seperti yang terlihat pada kutipan
berikut:
ولكن الفىت مل أينف من تلك السواعد العارية ، واجلباه ادلتصببة عرقا ، والثياب الىت تقطر بؤسا ف )زلسن( ال يشعر دائما أنو ىف مكانو ، إال بني
الء ، وىو يوم يدفعو الرخاء إىل مطعم فاخر ، فإنو يدخلو دائما أمثال ىؤ
84
وجعل الفىت يقضم رغيفو قضما خفيفا ىف انتظار الغداء ، خائفا كالغريب ،اذا ويصغى ىف أعماق نفسو إىل تلك الرابعية من رابعيات )عمر اخليام( 9
لئكو أ ، ... فاحدب على تعساء احلياة اردت ان تعرف الصفاء السالم تظفر ابلسعادة!... ذعند ئ ،لفقراء الذين يرتعدون يف شقائهم الضعفاء ا
.(72-71: 0851 ، حكيم)Wa lakinnal-fata > lam ya'nifu min tilka‟s-sawa >„idil-„a>riyyati,
wal-jiba>hil-mutashabbibati „irqan, wa‟ts-tsiya>bu‟l-lati > taqthiru
bu'san fa (Muchsin) la > yasy„uru da >'iman annahu fi > maka >nihi,
illa> baina amtsa >li ha >'u>la>'i, wa huwa yauma yadfa„uhu‟r-rakha>i
ila> math„ami fa>khirin, fainnahu yadkhuluhu da >'iman kha >'ifan
kal-ghari >bi, wa ja„alal-fata > yaqdhimu raghi >fahu qadhman
khafi >fan fintizha>ril-ghada>'i, wa yashgha > fi > a„ma>qi nafsihi ila>
tilka‟r-riba >„iyyati min riba >„iya>tin („amrul-khiya>mi) : Idza> aradta
an ta„rifa‟sh-shifa>'a‟s-sala >ma.... fachdab „ala> ti„sa>'il-chaya >ti,
ula >ika‟dh-dhu„afa >ul-fuqara >u'l-ladzi >na yarta„idu >na
fi > syaqa >'ihim, „inda idzin tazhfaru bi‟s-sa„a>dah!....
(Chaki >m, 1960:82-83).
„Muhsin tidak memandang rendah ketika melihat lengan-lengan
yang telanjang dan badan yang tersiram keringat serta pakaian
yang agak lusuh, dia bisa memakluminya. Muhsin tidak merasa
berada di suatu tempat yang hina ketika berada diantara orang-
orang itu, justru hari-hari itulah yang membuatnya lebih santai
berada di warung yang indah itu. Ketika masuk perasaannya
agak takut bagaikan orang asing, dan saat dia menggigit roti,
terdengar gemertak giginya lalu hatinya berkata, “Jika anda
ingin mengenal kejernihan dan kedamaian, maka hadapilah
gelombang hidup, inilah orang-orang fakir yang tidak takut
dalam kesengsaraan...‟ (Chaki >m, 1960:82-83).
10. Ketakwaan
Persoalan hidup manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah
terlepas dengan Sang pencipta. Sebagai manusia yang beragama dia selalu
mengingat Tuhan dengan melakukan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya.
Sikap atau perbuatan manusia hubungannya dengan Tuhan dapat berupa
85
ketaqwaan yaitu menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangan Tuhan.
Selain itu, wujud dari ketaqwaan seorang hamba juga bisa dengan
mempercayai bahwa Nabi adalah utusan-Nya sehingga kita harus meneladani
dan mempercayai apa yang diajarkannya pada kita. Seperti yang terlihat pada
kutipan berikut:
ائر ! ... إن الشرق قد حل ادلعضلة ىف م ىذا من اجلأنبياؤكم أنتم ؟!... نعأن ادلساواة الشنكن أن يوماما ... ىذا الريب فيو ، إن إنبياء الشرق قد فهموا
تقوم على ىذه األرض ، وأنو ليس ىف مقدورىم تقسيم مملكة األرض ، بني التوزيع األغنياء والفقراء ، فأدخلوا ىف القسمة )مملكة السماء( ، وجعلوا أساس
.(76-75: 0851 ،حكيم بني الناس )األرض والسماء ( معا ... )Anbiya >'ukum antum?! ... na„am ha >dza > minal-ja>'iri !... inna‟sy-
syirqa qad challal-mi„dhalati fi> yauma>ma> ... ha >dza > la> raiba fi>hi,
inna anbiya >‟u‟sy-syirqa qad fahamu > anil-masa>wa>ti la> yumkinu
an taqu >ma „ala> ha>dzihil-'ardhi, wa annahu laisa fi > maqdu >rihim
taqsi >mu mamlakatul-'ardhi, bainal-'aghniya>'i wal-fuqara>'i,
fadkhulu > fil-qismati (mamlakatu‟s-sama>'i), wa ja„alu > asa >si‟t-
tauzi >„i baina‟n-na>si (al-ardhi wa‟s-sama>‟i) ma„an...
(Chaki >m, 1960:86-87).
„Negeri-negeri Timur pada suatu hari dapat bebas dari beberapa
kesulitan karena Nabi lahir disitu. Ini tidak diragukan lagi
bahwa bumi tidak mungkin berdiri jika para Nabi tidak memiliki
kemampuan dalam membagi kekuasaan di anatara orang-orang
kaya dan miskin. Para Nabi membagi atas kerajaan langit dan
bumi sebagai dasar hukum manusia, agar antara langit dan bumi
seimbang‟ (Chaki >m, 1960:86-87).
11. Tolong-menolong
Berdasarkan butir-butir pancasila, terutama pada sila kedua kita harus
bersikap adil dan beradap terhadap sesama manusia. Salah satu wujud
bersikap adil dalam kehidupan bermasyarkat adalah dengan cara saling
tolong-menolong dalam keadaan senang maupun susah. Apalagi sebagai
86
seorang teman kita harus selalu ada saat dibutuhkan, meskipun tak jarang
terjadi pertengkarang kecil yang menguji kesetiaan kita sebagai seorang
teman, namun justru membuat kita lebih memahami karakter masing-masing.
Seperti halnya yang dilakukan Andre dan istrinya, tidak jarang mereka
bertengkar denga Muhsin hanya karena masalah sepele, namun karena ikatan
pertemanan yang mereka miliki membuat hubungan mereka kembali baik
seiring berjalannya waktu. Andre selalu ada saat dibutuhkan Muhsin, seperti
yang terlihat pada kutipan berikut:
مل أيت العصر ، حىت كان )زلسن( ىف منزل )أندريو( يقيم الدنيا ويقعدىا ، وقد أجلسو صديقو الفرنسى أمام ادلرآة ، وجعل ينظم لو شعره األشعت ،
بنزين ، وتزيل عنو البقع ... بينما أخذت )جرمني( تنظف معطفو األسود ابل .(001: 0851 ،حكيم الفىت اىتمام زميليو ... )ورأى
Lam ya'til-„ashri, chatta ka >na (Muchsin) fi > manzilin
(Andiriyyah) yuqi >mu‟d-dunya > wa yaq„iduha >, wa qad ajlasahu
shadi >qahul-faransiyyi ama>mal-mar‟a>ti, wa ja„ala yunazhzhimu
lahu sya„rahul-asy„ati, bainama > akhadzat (Jermaini) tanzhifu
ma„thifihil-aswadi bil-banzi >ni, wa tazi>lu „anhul-baqi„i ... wa
ra'a>l-fata > ihtima >mu zami >li >hi ... (Chaki >m, 1960:110).
„Belum lagi sore Muhsin sudah sampai di rumah Andre, dia
dipersilahkan masuk. Kawannya, orang Perancis itu kemudian
berada di depan cermin lalu mengatur rambut Muhsin yang
kusut, sementara Germain membersihkan jaket hitamnya dengan
bensin dan mengkilaukan belang-belangnya. Pemuda itu melihat
peratian kawannya...‟ (Chaki >m, 1960:110).
Tolong-menolong tidak hanya dilakukan karena ikatan pertemanan,
namun harus dilakukan kepada siapa saja yang sedang membutuhkan
bantuan. Seperti yang dilakukan Susy, dia mau membantu tetangganya yaitu
Muhsin membayarkan biaya loundry meskipun dia belum mengenal siapa
tetangganya tersebut. hal itu dapat kita lihat pada kutipan berikut:
87
، وبقيت أان أرجتف قلقا ... أتراىا تؤدى عىن؟ ابلفعل ومضت الغسالة... واخجلتاه إذا رفضت !... وإذا قبلت فما يكون معىن ىذا؟... ينبغى
ىف ابتسام 9 ، تقول ، لقد عادت الغسالة إىّل بعد ىنيهة أن أابدر فأبشرك، دون أن تنبس إن )مدموازيل...س ، جارتى ، قد دفعت ىف احلال
.(81: 0851 ،حكيم بلفظ!... )Wa madhatil-ghasa>lata bil-fi„li, wa baqiyyati ana> artajifu
qaliqan...atara>ha> tu'addi > „anni>?... wakhjilta>hu idza>
rafadhat!... wa idza> qabilta fama> yaku>nu ma„na> ha>dza >?...
yanbaghi > an uba >dira fabsyiruka, laqad „adatil-ghasa>lata
ilayya ba„da hani >hatin, taqu >lu fibtasa>min: inna
(madmawa >zi >li...sa, ja>rati >, qad-dafa„at fil-cha>li, du >na an
tunabbisa bi lafzhin!... (Chaki >m, 1960:92).
„Tukang cuci itu benar-benar pergi kesana, sedang aku
gemetaran dan gelisah. Apakah wanita itu membayar
untukku? Alangkah malunya bila dia menolak. Kalau
menerima, apa maksudnya? Tak lama kemudian pencuci itu
kembali dan berkata dengan tersenyum, “nyonya Aziel Susy
membayar seketika, tanpa berucap sepatah katapun”
(Chaki >m, 1960:92).
C. SIKAP BUDAYA PENGARANG
Menurut Allport, dalam buku Psikologi Sosial karya Dr. W.A. Gerungan
(2004:137) definisi sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang
diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah
terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya
Krech dan Cruthfield (dalam Gerungan, 2004:137) mendefinisikan sikap
sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, dan
perseptual mengenai beberapa aspek dunia individu. Jadi sikap adalah kesiapan
untuk selalu menanggapi segala sesuatu dengan cara dan proses tertentu dari
pengalaman-pengalaman yang pernah dialami.
88
Adapun yang dimaksud dengan budaya menurut Shiraev dan Levy (dalam
Sarwono, 2014) adalah suatu set dari sikap, perilaku, dan simbol-simbol yang
dimiliki bersama oleh manusia dan biasanya dikomunikasikan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Kebudayaan terdiri dari nilai-nilai, kepercayaan, dan
persepsi abstrak tentang jagat raya yang berada di balik perilaku manusia, dan
tercermin dalam perilaku (Haviland, 1995:331). Suatu kebudayaan dipelihara
untuk menangani masalah dan persoalan yang mereka hadapi dalam masyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa sikap budaya pengarang adalah suatu kesiapan untuk menanggapi masalah
dan persoalan yang terdapat pada sebuah karya dari seorang pengarang, baik
berupa nilai-nilai maupun budaya yang ada di dalamnya. Manusia bisa memiliki
kesiapan untuk menanggapi segala sesuatu yang pernah dialaminya, seperti
misalnya dalam penelitian ini akan diorientasikan pada sikap seorang pengarang
dalam menanggapi perbedaan budaya Barat dan Timur khususnya dalam hal
sopan santun, ketidakadilan, dan toleransi agama, dengan cara menuangkannya
dalam sebuah karya sastra tulis.
Meramaikan ruang-ruang salon kecantikan dan pergaulan bebas antara
kaum pria dan wanita telah menciptakan komplikasi-komplikasi moral di dalam
lingkup pergaulan masyarakat Barat, hal itu berbanding terbalik dengan budaya
Timur yang menjunjung tinggi kesopanan serta adanya jarak antara laki-laki dan
perempuan. Begitu juga dalam hal agama, mayoritas penduduk Barat khususnya
Prancis adalah non Islam sedangkan negara Timur mayoritas penduduknya
beragama Islam.
89
Berdasarkan uraian di atas dapat dimengerti bahwa seorang pengarang
akan menanggapi budaya suatu masyarakat yang terdapat dalam karya yang
dihasilkannya, dengan kata lain, sikap budaya pengarang adalah sikap dan
pandangan pengarang terhadap budaya suatu masyarakat yang tertuang dalam
karya sastra yang dibuat.
Melalui karya sastra, seorang pengarang dapat mengungkapkan
permasalahan kehidupan masyarakat. Pada novel Ushfu >r min a‟sy-syarqi
permasalahan yang ada diantaranya adalah tentang pergaulan di negara barat
khususnya Perancis yang terlalu bebas antara laki-laki dan perempuan sehingga
membuat sopan santun mereka menjadi kurang baik, ketidakadilan, serta toleransi
agama yang mayoritas penduduknya beragama non Islam. Jadi bukanlah suatu hal
yang aneh apabila dalam penciptaan karya sastra, pengarang selalu bercermin dan
melihat pada permasalahan yang ada di masyarakat.
Taufiq al-Chaki >m dalam pembuatan karya sastranya tidak hanya sekedar
menulis, tetapi juga berkeinginan menyampaikan suatu pesan atau ajaran yang
mungkin dapat diambil manfaatnya bagi pembaca. Hal tersebut akan dipaparkan
satu persatu dalam uraian berikut:
1. Sopan santun
Kehidupan di Perancis memang sangat bebas, tidak ada batas dalam
sebuah hubungan terutama dalam hal hubungan antara laki-laki dan
perempuan. Disana mereka bebas melakukan apapun, dimanapun dan
kapanpun tanpa harus memikirkan sopan tidaknya tindakan yang mereka
lakukan. Seperti yang terlihat pada kutipan berikut:
90
أم كتب عليو أن يظل دونو من الضالني ! ... ومل يقطع عليو أتملو غريحركة فىت وفتاة من أىل ابريس ، يتعا نقان خلفو ، ويقبل أحدذنا اآلخر عالنية ، كمااعتاد الباريسيون أن يفعلوا غري حافلني بعاذل أو رقيب ! ... فازور
ىذا العرض ، ىف عنهما برأسو ، غري راض أن تعرض العواطف )زلسن( .(46: 0851 ،حكيم الشوارع والطرقات ، ... )
Am kutiba „alaihi ay-yuzhillu du>nahu minadh-dha>lli>ni ! ... wa
lam yaqtha„a „alaihi ta'milahu ghairu charakatu fata> wa fata>hu
min ahli ba >ri >si, yata„a>niqa >ni khalfahu, wa yuqbalu
achadahuma >l-a>khiri „ala >niyyati, kama > i„ta >dal-ba>ri >siyyu>na ay-
yaf„alu > ghaira cha >fili >na bi„a>dzali au raqi >bi !... fa>zu>ra (Muchsin)
„anhuma > bira'sihi, ghaira ra >dhi an ta„ridhul-„awa>thifi hadza >l-„ardhi, fisy-syawa >ri„i wath-tharaqa >ti, ... (Chaki >m, 1960:57).
„Dalam renungannya dia tidak menemukan apa-apa kecuali
gerak seorang pemuda dan seorang gadis Perancis sedang
berpelukan di belakangnya, kemudian dengan terang-terangan
mereka berciuman. Karena sudah menjadi kebiasaan masyarakat
Perancis, maka tindakan seperti itu tidak ada yang
mempedulikannya. Muhsin memalingkan kepala dari
pemandangan itu, dalam hatinya tidak rela melihat di jalan-jalan
besar atau lorong kota Perancis terdapat pemandangan orang-
orang berciuman tanpa rasa malu‟ (Chaki >m, 1960:57).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat kita ketahui bahwa di negara Barat
khususnya Prancis tidak memiliki sopan santun yang baik. Kebebasan yang
diberikan membuat para penduduknya bersikap sesuka hati tanpa memikirkan
orang lain yang ada di sekitarnya. Dalam kutipan tersebut, pengarang juga
menunjukkan sikapnya yang tidak menyukai tindakan tersebut dengan cara
memunculkan tokoh Muhsin yang memalingkan pandangannya karena tidak
terbiasa dengan pemandangan tersebut. Muhsin menganggap mereka telah
menodai kesucian cinta dengan tindakan yang mereka lakukan, masih banyak
cara yang bisa dilakukan untuk menunjukkan seberapa besar perasaan cinta
yang mereka miliki tanpa harus merusak arti cinta yang sesungguhnya.
91
Pernyataan di atas berbanding lurus dengan sebuah artikel yang
mengatakan bahwa pergaulan bebas antara kaum pria dan wanita telah
menciptakan komplikasi-komplikasi moral di dalam lingkup pergaulan
masyarakat Barat. Karenanya, mereka tidak lagi menolak kejahatan-kejahatan
seksual atau merasa malu dengan dosa-dosa mereka. Dengan demikian,
mereka menjadi subjek-subjek penyakit moral yang menghancurkan mereka
secara dahsyat, sehingga tidak lagi aneh mendengar tentang adanya
hubungan-hubungan seksual di antara laki-laki dan perempuan di sebagian
provinsi kota Prancis.
(https://books.google.co.id/books?idpergaulanantaralakilakidanperempuandip
erancis/).
Selain masalah pergaulan bebas, masyarakat Prancis terkenal sangat
tertutup, mereka sangat menghargai privasi dan menjunjung tinggi sopan
santun, seperti hanya teman dekat atau keluarga saja yang bisa menyebut
nama panggilan seseorang, kalau tidak maka mereka harus menyebut nama
keluarganya. Ada beberapa aturan apabila diundang datang ke rumah orang
Prancis. Pertama anda tidak boleh datang terlambat, karena masyarakat
Prancis sangat tepat waktu dan tidak menghargai keterlambatan. Kedua, jika
anda ingin membawa hadiah, maka anda harus mempertimbangkan dengan
matang karena mereka sangat pemilih dalam berbagai hal. Kedua aturan
tersebut harus dilakukan sebagai tanda penghormatan pada orang yang telah
mengundang anda(https://pangestualam23.wordpress.com/2013/05/11/ulasan-
mengenai-negara-perancis/).
2. Ketidakadilan
92
Pada novel Ushfu >r min a‟sy-Syarqi menceritakan sebuah
ketidakadilan yang dirasakan oleh para buruh pabrik dan juga ketidakadilan
dalam hal kesenian. Para pemiliki pabrik selalu berbuat sesuka hatinya tanpa
memikirkan akibat dari perbuatannya tersebut, mereka mempekerjakan para
buruh sepanjang hari dengan gaji rendah sehingga tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-sehari. Seperti yang terlihat pada kutipan
berikut:
... وادلصانع ال تريد أن دتنح أمثالنا القوت ، ألن لديها حاجتها من العمال ... من أولئك العمال ادلساكني ، الذين تسخر ىم طول اليوم من أجل لقمة
.(27-26: 0851 ،حكيم كالعبيد ! ... )... wal-masha>ni„u la> turi>du an tamnacha amtsa >lina >l-quwwata, li
anna ladaiha > cha>jataha> minal-„ama>li ... min u >la'ikal-„ama >lil-masa >ki >ni, a‟l-ladzi >na taskharuhum thu >lal-yaumi min ajli li
qimmati kal-„abi>di !... (Chaki >m, 1960:37-38).
„Pabrik-pabrik tidak mau bermurah hati memberi makanan
pokok kepada orang-orang seperti kita, padahal mereka
berkewajiban memenuhi kebutuhan para buruh miskin. Pabrik
ini mempekerjakan mereka sepanjang hari dengan upah rendah,
sementara para buruh membutuhkan sesuao nasi, kata kakek‟
(Chaki >m, 1960:37-38).
Menanggapi permasalahan tersebut, pengarang memunculkan tokoh
kakek yang tidak setuju atas tindakan yang dilakukan para pemilik pabrik
tersebut. Hal itu bisa kita lihat pada kutipan berikut:
مال ، إىما ىو االسنرقاق ... اي ذلا من وحشية ! ... إن ىذا مل يعد شنس عالرق مل يذىب من الوجود ... لقد اختذ شكال آحر يناسب القرن العسترتين ... ىا ىى دى جيوش من العبيد يسخر ىا أفراد معدودون من السادة
.(30: 0851 ،حكيم الرأمساليني !... )Ya> laha> min wuchsyiyyatin!... inna ha>dza > lam ya„id yamsi
„amalan, innama> huwal-isnirqa >qu... ar-raqqu lam yadzhab
minal-wuju >di... laqat-takhadzu syaklan a >chara yuna >sibul-qarnil-
93
„istataraini... ha > hiya di > juyu>syu minal-„abi>di yaskharuha > afra >du
ma„du >du>na mina‟s-sa>dati‟r-ra‟sima>laini!... (Chaki >m, 1960:41).
„Sungguh amat menyedihkan. Ini namanya bukan pekerjaan,
namun perbudakan. Budak tidak pernah hilang dari kenyataan
dan mereka memperbudak dengan bentuk lain sesuai abad dua
puluh. Lihatlah ini, serdadu-serdadu dari para budak dikuasai
orang-orang kelas atas dan tuan-tuan pemilik modal besar‟
(Chaki >m, 1960:41).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat kita lihat bahwa pengarang ingin
menunjukkan kalau dia tidak setuju dengan tindakan yang dilakukan para pemiliki
pabrik melalui tokoh kakek. Selain itu, penulis juga menunjukkan dengan cara
memberikan cerita bahwa para buruh melakukan unjuk rasa menuntut keadilan
dengan cara mogok bekerja sampai tuntutannya tersebut dipenuhi. Penulis tidak
hanya menunjukkan ketidaksukaannya pada tindakan tersebut, namun dia juga
berusaha memberikan solusi yang tepat untuk permasalahan itu melalui tokoh
kakek. Hal itu dapat kita lihat pada kutipan berikut:
من غري شك ىذا ىو احلق ، ولكن ماذا نصنع حنن الفقراء ؟ ...حريتكم ، ينبغى أن تنقص ساعات العمل على األقل ، حىت تسرتدوا بعض
وبعض وقتكم ، وحىت تنقذوا ما بقى لكم من صحتكم ، وحىت جتدلنا حنن .(31: 0851 ،حكيم نسدبو الرمق ! ... ) العاطلني عمال وكسبا
Min ghairi syakkin ha>dza > huwal-chaqqi, wa lakin ma >dza > nashna„u nachnul-fuqara >'i ?... yanbaghi > an tanqasha sa >„a>til-„amali „ala >l-'aqli, chatta tastaraddu> ba„dha churiyyatikum, wa
ba„dha waqtukum, wa chatta tanqidzu> ma> baqa> lakum min
shichchatikum, wa chatta tujadiluna> nachnul-„a>thili>na „amalan
wa kasban nasdabihi‟r-ramqi!... (Chaki >m, 1960:42).
„Tidak diragukan, inilah kenyataan, tetapi apa yang harus
dilakukan orang-orang miskin seperti kita?” tanya Andre.
“Harus mengurangi jam kerja agar sedikitnya dapat
mengembalikan kebebasan dan kemerdekaan serta sebagian
waktu kamu, kesehatanmu dapat ditolong. Kemudian kami yang
menganggur ini mendapat pekerjaan dan penghasilan untuk
menutup kebutuhan hari tua,” jawab ayah Andre‟
(Chaki >m, 1960:42).
94
Selain dalam hal pekerjaan, ketidakadilan juga terjadi dalam hal kesenian.
Pengarang memunculkan tokoh Muhsin untuk menyadarkan kepada kita bahwa
sebuah seni sebenarnya tidak bisa hanya dinilai dengan uang saja namun
bagaimana seni tersebut dapat dinikmati oleh banyak orang dari berbagai
kalangan. Dengan uang mereka hanya bisa membeli surga dunia semata, surga
dimana hanya membuat orang lupa akan nikmat yang telah dititipkan kepada kita.
Kita terlalu asik menikmati semua harta tersebut sehingga membuat kita terlena
dan lupa pada sang pencipta. Hal itu dapat kita lihat pada kutipan berikut:
ة ، وعلم أن ذترات الفن إدنا ىى أيضا حق كانت ليلة أحس فيها احلرج وادلذل، ووقف على طبقة األغنياء ، وأن الطريق إىل االستمتاع الروحى ينبغى أيضا
.(20: 0851 ،حكيم أن يفرش ابلذىب ، ... )ka>nat lailatun achassu fi>ha>l charju wal-madzallati, wa „alima
anna tsamra >tal-fanni innama> hiya aidhan chaqqa, wa waqafa
„ala> thabqatil-aghniya>‟i, wa anna‟th-thari>qa ila>l-istimta >„i‟r-
ru>chi > yanbaghi > aidhan an yafrasya bi‟dz-dzihabi, ...
(Chaki >m, 1960:31).
„Pada malam itu Muhsin merasakan adanya kesulitan dan
kehinaan. Dia mengetahui buah dari kesenian adalah
kebenaran. Kesenian hanya sampai pada lapisan orang-orang
kaya dan jalan untuk menikmatinya pun harus diselenggarakan
dengan emas dan orang-orang yang datang menyaksikan juga
harus demikian‟ (Chaki >m, 1960:31).
3. Toleransi Agama
Selain ketidakadilan, dalam novel tersebut juga mengisahkan tentang
toleransi antar agama. Telah kita ketahui bahwa di dunia Barat mayoritas
penduduknya beragama non Islam, namun dalam novel ini pengarang ingin
menyampaikan bahwa walaupun kita berbeda agama namun kita masih tetap bisa
rukun dan saling menghormati kepercayaan masing-masing. Hal itu ditunjukkan
oleh pengarang melalui tokoh Muhsin yang mau diajak temannya yang bernama
95
Andre untuk melayat temannya yang sedang meninggal. Andre dan temannya
tersebut beragama Kristen sehingga prosesinya dilakukan di sebuah gereja. Itu
merupakan pengalaman pertama bagi Muhsin dalam sejarah hidupnya, namun
demi menghormati temannya tersebut dia tetap ikut melayat dan mengikuti
berbagai prosesi yang ada. Hal itu dapat kita lihat pada kutipan berikut:
دخل زلسن الكنيسة ، ومل يكن قد دخل كنيسة قط ، وال حضر صالة ميت من أموات النصارى ، وال رأى ما رنرى فيها من ادلراسيم ، والما يتبع من
رىبة ، وخيل إليو أنو ابجتيازه العتبة قد ترك األرض ، الطقوس ، فأحس بوارتقى إىل جوآخر ، لو عبريه ، ولو نوره ! ... ىنا أيضا عني اخلشوع و عني الشعور ، الذى كان يهز نفسو كلما دخل ىف القاىرة مسجد السيدة زينب !
ئيل ... ىنا أيضا عني السكون ، وعني الظالم ىف األركان ، وعني النور الضاذلائم كاألرواح ىف جو ادلكان ! .. إن بيت هللا ىو بيت هللا ىف كل مكان وكل
.(05: 0851 ،حكيم زمان ! ... )Dakhala Muchsin al-kani >sata, wa lam yakun qad dakhala
kani >sata qaththu, wa la > chadhara shala >tu mayyitin min
amwa >ti‟n-nasha >ri >, wa la > ra'a> ma > yajri > fi >ha> minal-mara>si >mi, wa
la> ma > yattabi„u mina‟th-thaqu >si, fa achassu bi rahbatin, wa
khayyalu ilaihi annahu bijtiya >zihil-„itbati qad tarakal-ardhi,
wartaqa > ila> ju>a>khirin, lahu „abi >rihi, wa lahu nu >rahu !... huna> aidhan „ainal-khusyu>„i wa „aina‟sy-syu„u>ri, a‟l-ladzi > ka>na
yahizzu nafsahu kullama > dakhala fil-qa>hirati masjidi a‟s-
sayyidati zainabi !... huna > aidhan „aina‟s-suku>ni, wa „aina‟zh-
zhula >mi fil-arka>ni, wa „aina‟n-nu>ri‟dh-dha‟i>lil-ha>‟imi kal-
arwa >chi fi > jawal-maka>ni !... inna baitu‟l-La>hi huwa baitu‟l-La>hi
fi > kulli maka >nin wa kulli zama >nin !... (Chaki >m, 1960:16).
„Muhsin belum pernah memasuki gereja, apalagi menghadiri
pemakaman jenazah orang Kristen. Dia juga belum pernah
melihat apa yang dilakukan dalam upacara seperti itu, apalagi
mengikuti upacara keagamaan di gereja. Sejenak terbayangkan
olehnya seolah-olah berada di ambang pintu semesta,
meninggalkan bumi dan naik ke angkasa yang beraroma wangi
dan bersinar cemerlang. Di tempat ini mata mereka tampak
khusyuk, hingga menggerakkan setiap jiwa yang masuk ke kota.
Muhsin seolah-olah telah berada di masjid sayyidah Zainab.
Kesunyian dan kedukaan terlihat di setiap sudut mata. Cahaya
mata suram dan hati gundah bagaikan ruh-ruh berterbangan di
96
angkasa raya. Sesungguhnya rumah Allah berada di setiap
tempat dan waktu‟ (Chaki >m, 1960:16).
Kemudian pengarang juga menunjukkan toleransi tersebut melalui tokoh
Ivan, pada hakikatnya dia adalah orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan.
Dia hidup sebatang kara di dunia dan juga harus menderita penyakit mematikan,
hal itu membuatnya ragu akan adanya Tuhan. Meskipun demikian, dia tetap
mempelajari kitab-kitab yang berhubungan dengan agama tersebut untuk
mengetahui ajaran yang ada di dalamnya. Seperti yang terlihat pada kutipan
berikut:
قاذلا الرجل على حنو غريب ، عجب لو الفىت ، ونظر بطرف عينو إىل الكتب ، وقرأ ىف دىشة 9 ")التوارة( ، )اإلجنيل( ، )القرآن( ! ..."
مث التفت إىل )إيفان( وقال 9 "عجبا ! ... إنك فيما أعلم ال تؤمن بشئ ..."ن أعرف 9 كيف استطاعت ىذه فقال الروسى ، كادلخاطب لنفسو 9 "أريد أ
الكتب الثالثة أن تعطى البشرية راحة النفس ، وأن تغمرىا ىف ذاك االطمئنان .(058: 0851 ،حكيم ؟! ... )
Qa>laha >’r-rajulu „ala> nachwi ghari >bin, „ajaba lahul-fata >, wa
nazhara bi tharfin „ainahu ila>l-kutubi, wa qara'a fi> dahsyatin:
“(a‟t-taura>tu), (al-inji >lu), (al-qur‟a>nu) !...”
Tsumma‟t-tafati ila> (i >fa>ni) wa qa >la: “‟ajaban !... innaka fi >ma> a„lama la > tu'minu bi syai'in ...”
Fa qa >la‟r-ru>siyyi, kal-mukha >thabi linafsihi: “uri>du an a„rafa:
kaifa istatha >„ta ha>dzihil-kutubi‟ts-tsala >tsati an tu„thiyal-
basyariyyati ra >chata‟n-nafsi >, wa an tughammiruha > fi > dza >kal-
ithma'na>ni ?!... (Chaki >m, 1960:169).
„Muhsin merasa heran karena melihat dengan kedua matanya
sendiri teman itu telah membaca Taurat, Injil dan Al-Qur‟an.
Kemudian menoleh kepada Ivan dan berkata, “Aku heran,
karena seperti yang aku ketahui Anda ini tidak beriman
sedkitpun.” Dalam benaknya, orang Rusia berkata, “Aku ingin
mengetahui bagaimana ketiga kitab ini dapat memberikan
kelapangan jiwa dan ketentraman serta ketenangan hati pada
manusia” (Chaki >m, 1960:169).
97
Pernyataan di atas, berbanding lurus dengan sebuah artikel Muhammad
Sofjan Siswa Doktoral di bidang Ilmu Ekonomi Université Montesquieu
Bordeaux IV-Larefi Laboratoire di harian Republika yang mengatakan bahwa
sebagai seorang muslim pun dia tidak khawatir dengan kehidupan beragama
disana. Pemeluk Islam di Prancis adalah jumlah terbesar di benua Eropa dan
pemeluk terbanyak kedua di Prancis setelah Katolik. Masyarakat muslim dan
non-muslim berbaur dalam pergaulan sehari-hari dan saling menghormati privasi
agama mereka masing-masing. Makanan halal sangat mudah ditemui. Muslimah
dengan busana jilbab nya pun dapat dengan mudah ditemui dimana saja (Harian
Republika edisi Ahad, 18 Maret 2012).
Berdasarkan ulasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa toleransi
agama di negara Prancis terjalin dengan begitu baik, para penduduknya saling
menghormati privasi masing-masing terutama masalah agama. Dari sini kita dapat
melihat bahwa dengan adanya perbedaan tersebut tidak menjadikan kita saling
bermusuhan antar umat beragama, justru kita harus saling menghormati tanpa
harus membanding-bandingkan satu dengan yang lainnya.