bab ii baru

Upload: wayu-setiawan

Post on 14-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Tinjaun Teoritis DiareDiare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah dan/atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak. Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada orang dewasa. Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut sebanyak 99.000.000 kasus. Di Amerika Serikat, diperkirakan 8.000.000 pasien berobat ke dokter dan lebih dari 250.000 pasien dirawat di rumah sakit tiap tahun (1,5% merupakan pasien dewasa) yang disebabkan karena diare. Kematian yang terjadi, kebanyakan berhubungan dengan kejadian diare pada anak-anak atau usia lanjut. Frekuensi kejadian diare pada negara berkembang termasuk indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju. Diare disebabkan oleh banyak penyebab antara lain:1. Infeksi (bakteri, parasit, virus), seperti Bakteri : Shigella sp, Escherichia coli, Salmonella sp, Vibrio cholera, Yersinia entero colytica, Campylobacter jejuni, V. Parahaemoliticus, dll.92. Malabsorbsi: karbohidrat, lemak, atau protein3. Makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan4. Imunodefisiensi 5. Psikologis: rasatakut dan cemas Berdasarkan patofisiologinya, maka penyebab diare dibagi menjadi:1. Diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman pathogen dan apatogen, hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan defesiensi imun terutama IgA sekretorik2. Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorpsi makanan, kekurangan kalori protein (KKP), atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernafasan Kussmaul, hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi.Tabel 2.1. Etiologi diare di IndonesiaEtiologi Frekuensi(%)

E.coli38,29

Vibrio cholera Ogawa18,29

Aeromonas sp14,29

Shigella flexneri6,29

Salmonella sp5,71

Entamoeba histolytica5,14

Ascaris lumbricoides3,43

Rotavirus2,86

Blastocytis hominis0.57

2.2. Tinjauan Teori Tentang Daun Salam.Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang dipergunakan dalam masakan nusantara. Tumbuhan ini juga dikenal nama lain seperti ubar serai (Melayu), manting (Jawa) dan gowok (Sunda). Dalam bahasa inggris di kenal salam leaf, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum (weight)walp) atau Eugenia polyantha Weight.12.2.1 Klasifikasi Daun Salam (Syzygium polyanthum(weight)walp)Klasifikasi tumbuhan salam sebagai berikut:Kingdom: PlantaeSuperdivisi: SpermatophytaKelas: DicotyledoneaeOrdo: MyrtalesFamili: MyrtaceaeGenus: SyzygiumSpesies: Syzygium polyanthum (weight) walp

2.2.2 Morfologi TumbuhanPohon bertajuk rimbun tinggi sampai 25 m. Batang bercabang-cabang, arah tumbuh batang tegak lurus, berkayu biasanya keras dan kuat, bentuk batang bulatpermukaan batang beralur. Cara percabangan monopodial karena batang pokok selalu tampak jelas. Arah tumbuh cabang tegak sudut antar batang dan cabang amat kecil. Termasuk dalam tumbuhan menahun atau tumbuhan keras karena dapat mencapai umur bertahun-tahun belum juga mati.6Daun bila diremas berbau harum, berbentuk lonjong sampai elip bundar telur sungsang, pangkal lancip sedangkan ujung lancip samapai tumpul, panjang 5cm sampai 15 cm, lebar 35mm sampai 65mm, teradapat 6 sampai 10 urat daun lateral, panjang tangkai daun 5mm sampai 12mm.Perbungaan berupa malai, keluar dari ranting,. Berbau harum. Bila musim berbunga, pohon akan dipenuhi oleh bunga-bunganya. Kelopak bunga berbentuk cangkir yang lebar ukuran 2 mm. Mahkota bunga berwarna putih panjang 2.5mm sampai 3.5. benang sari terbagi 4 kelompok panjang 3mm berwarna kuning lembayung. Akar termasuk akar tunggang, berbentuk seperti tombak karena pangkalnyabesar dan meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan atau biasa disebut akar tombak.62.2.3 Kandungan KimiaKandungan kimia salam antara lain minyak atsiri, tanin dan flavonoid, anggota family Myrtacaeae memliki rasa kelat dan wangi astringen. Kulit daun salam mengandung tannin dan flavonoid.62.2.4 Manfaat dan Kegunaan TumbuhanDaun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah negeri di asia tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun nasi. Daun ini dicampur dalam keadaan utuh, kering, ataupun segar dan turut dimasak hingga masakan tersebut matang, memberikan aroma yang khas. Kayunya berwwarna coklat jingga kemerahan berkhasiat. Daun salam mengandung tanin, sering dimanfaatkan sebagai ubar (mewarnai dan mengawetkan) jala dan anyaman dari bambu. Dari segi kesehatan, daun salam efektif menurunkan kadar kolesterol darah, menurunkan kadar asam urat. Daun salam juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri penyebab penyakit, seperti bakteri Escherichia coli. Vibrio cholera dan Salmonella Sp. Karena daya anti bakteri ini Daun salam juga dapat mengatasi serangan diare. Selain daunya, tumbuhan salam memiliki bagian lain yang juga berpotensi sebagai obat alam. Daun salam juga biasa digunakan sebagai obat anti diare.52.3. Tinjauan Teori Tentang EkstrakEkstrak adalah kegiatan penarikan atau penyaringan kandungan yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut cair. Tumbuhan yang akan diekstraksi dapat dikeringkan terlebih dahulu namun harus diawassi untuk mencegah terjadinya perubahan kimia yang terlalu banyak. Setelah kering, tumbuhan dapat disimpan dalam waktu yang lama sebelum digunakan untuk analisa. Metode dalam mengekstraksi terdapat 3 jenis, salah satunya adalah metode maserasi. Dalam maserasi, proses penyaringan dilakukan dengan jalan merendam bahan alam atau tumbuhan dengan pelarut dalam waktu tertentu. Sehingga bahan akan menjadi lunak dan larut. Setelah direndam, simpan dtempat yang terlindung dari cahaya langsung selama 5 hari sambil sering dikocok. Setelah 5 hari saring dan peras kemudian ampasnya dicuci dengan cairan penyari. Hasil ekstraksi disimpan ditempat yang sejuk selama beberapa hari, lalu cairannya dituang dan disaring. Pada penelitian ini dilakukan metode maserasi untuk mendapatkan ekstrak daun salam dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli.Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan megekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.7Secara umum pelarut yang digunakan untuk ekstraksi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:81. Pelarut non polar akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat non-polar pada selubung sel dan dinding sel seperti lemak-lemak, terpenoid, klorofil dan steroid. Contohnya adalah n-heksana, petroleum eter, dan benzene.2. Pelarut semipolar akan melarutkan senyawa semipolar dapat melarutkan senyawa seperti flavonoid dan terpenoid. Contohnya adalah kloroform, etilasetat dan metilenklorida.3. Pelarut polar akan melarutkan senyawa polar yang terdapat dalam protoplasma seperti senyawa glikosida, vitamin C, dan saponin. Contohnya adalah methanol, etanol dan etil eter.Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi dengan menggunakan tiga pelarut yang dilakukan dalam waktu bersamaan. Sehingga nantinya akan didapatkan jenis pelarut yang paling efektif untuk menghasilkan ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum)2.4. Minimun Inhibitory Concentration (MIC) atau Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)Metode pengujian KHM metrupakan salah satu metode yang biasa digunakan dalam pengujian aktivitas zat antimikroba secara In vitro. Metode ini dilakukan dengan cara menentukan konsentrasi terendah dari zat tersebut yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme yang diuji.12Ada 2 metode yang digunkan dalam pengujian KHM, yaitu teknik tabung pengenceran (Tube Dilution Technique) dan metode difusi agar (Agar Diffusion Method). Konsentrasi Hambat Minimun (KHM) dipengaruhi oleh jenis organisme, ukuran inokulum, komponen media kultur, waktu inkubasi, serta kondisi inkubasi berupa suhu, pH atau aserasi. Metode tabung pengenceran ini tidak dapat digunakan untuk menentukan zat tersebut sidal, static atau litik.12Aktivitas antimikroba ditentukan dengan mengukur diameter hambatanya, yaitu daerah bening yang terbentuk disekitar cakram. Antimikroba dikatakan mempunyai aktivitas yang tinggi terhadap mikroba apabila dengan nilai konsentrasi zat penghambatan bakeri yang terendah (KHM) kecil, tetapi dapat mempunyai diameter hambatan besar. Suatu bahan dikatakan mempunyai aktivitas antibakteri apabila diameter hambatan yang terbentuk lebih besar atau sama dengan 6mm.82.5. Faktor-Faktor yang dapat Mengpengaruhi Ukuran Zona Penghambatan.1. Konsentrasi bakteri pada permukaan medium, semakin tinggi konsentrasi bakteri maka zona penghambatan akan semakin kecil.2. Kedalaman medium (volume medium) pada cawan petri, semakin tebal medium pada cawan petri maka zona penghambat akan semakin kecil.3. Nilai pH dari medium Parameter yang digunkan untuk mengetahui daya anti bakteri masing-masing bahan adalah dengan mengukur luas zona hambat yang terjadi disekeliling kertas cakram.92.6. Interprestasi Hasil Uji SensitivitasHasil uji sensitivitas dapat dinilai dengan melihat ukuran diameter zona hambatan pada uji tersebut, seperti yang terlihat pada table 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2 Klasifikasi Diameter Zona Hambat BakteriDiameter Zona Hambat Respon Hambat Pertumbuhan

>20 mm Sangat Kuat

10-20 mm Kuat

5-10 mm Sedang