bab ii bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control room pabrik 1 b di...
TRANSCRIPT
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Pendirian PT. PUSRI ( PUPUK SRIWIDJAJA )
Indonesia adalah Negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang
kaya dan tenaga kerja yang berlimpah, sehingga sektor pertanian merupakan
prioritas utama yang mendapat perhatian dari pemerintah. Di sisi lain laju
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat membawa korelasi meningkatnya
kebutuhan pangan yang harus diikuti dengan peningkatan produksi melalui upaya
intensifikasi dan ekstensifikasai disektor pertanian serta pembangunan pabrik
pupuk kimia.
PT. PUSRI ( Pupuk Sriwidjaja ) didirikan pada tanggal 24 Desember
1959, yang berlokasi di Palembang. Pabrik Urea pertama yaitu PUSRI I dengan
kapasitas 100.000 ton urea per tahun, PUSRI I mulai beroperasi sekitar pada tahun
1963. Pusri II dibangun pada tahun 1972 dibangun pabrik pupuk urea kedua
dengan kapasitas terpasang 380.000 ton urea per tahun. Selanjutnya secara
berturut-turut di bangun PUSRI III pada tahun 1974 dan PUSRI IV pada tahun
1975 dengan kapasitas terpasang masing-masing 570.000 ton urea per tahun.
Pada bulan November 1986 setelah beroperasi selama 23 tahun, operasi
pabrik urea PUSRI I dihentikan, sedangkan untuk pabrik amoniak tetap operasi
namun pada bulan Desember 1992 Amoniak PUSRI 1 train 100 ditutup dan bulan
Desember 1993 Amoniak PUSRI I train 200 ditutup juga.
Pada tahun 1990, PUSRI I – B dibangun sebagai pengganti pabrik
PUSRI I yang telah dihentikan operasinya karena telah tidak efisien lagi.
Tujuannya adalah membangun pabrik membiayai operasinya sendiri dan bahkan
mampu menghasilkan surplus baru dengan kapasitas produksi amoniak 446.000
ton per tahun dan urea 570.000 ton per tahun. Proyek ini menerapkan teknologi
proses pembuatan urea dan amoniak hemat energi.
Adapun data perluasan pabrik PT. PUPUK SRIWIDJAJA dapat
dirincikan, antara lain :
5
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
1. PUSRI I
- Studi Kelayakan : Gas Bell dan Associate
- Pelaksanaan Kontruksi : Marison Kundenso Assia
- Penandatanganan Kontrak : Desember 1959
- Mulai Konstuksi : 16 Oktober 1961
- Mulai Produksi : 16 Oktober 1963
- Biaya : US $ 33 juta
- Sumber Data : Exim Bank RI
- Jenis Proyek : Turn Key
- Kapasitas terpasang : Urea 300 ton/hari, Amoniak 180 ton/hari
- Proses Pembuatan : Ammonia-Gidle, UREA MTC TR
- Kebutuhan Gas Alam : 12,50 MMCF / MBT
- Kapasitas Gudang : 25.00 meter ton ( dalam kantong )
- Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk dalam karung diangkut truk
- Sumber Gas Alam : Stanvac
Pabrik PUSRI I terdiri dari dua bagian, yaitu :
a. Pabrik Amonia dengan kapasitas 800 MT ammonia per enam hari
menggunakan proses Gidler yang berasal dari Gidler Nitrogen Engineering
Coorporation (USA)
b. Pabrik Urea berkapasitas 300 MT atau 100.000 MT per tahun. Pabrik ini
menggunakan Mitsui Toatsu Process (Jepang).
2. PUSRI II
- Studi Kelayakan : John Van Der Valk
- Pelaksanaan Kontruksi : 1. Kellog Overseas Corp. ( USA )
Tokyo Engineering Corp. (Jepang)
- Penandatanganan Kontrak : 07 Agustus 1972
- Mulai Konstuksi : 07 Desember 1972
- Mulai Produksi : 06 Agustus 1974
- Biaya : US $ 86 juta
- Sumber Data : USAID, OECF, IDA, Bank Asia RI
6
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
- Jenis Proyek : Cost Plust Fixed Fee
- Kapasitas terpasang : Urea 1.150 ton/hari, amoniak 660 ton/hari
- Proses Pembuatan : 1. Ammonia - kellog
2. Urea MTC Total Recycle C Improve
- Kebutuhan Gas Alam : 40.000 MMCF / MBTU
- Kapasitas Gudang : 150.000 ton ( dalam curah )
- Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk curah dengan convenyor dari
gudang ke kapal
- Sumber Gas Alam : Pertamina / Stanvac
Pabrik PUSRI II terdiri dari fasilitas utama disamping lainnya, yaitu :
Pabrik Urea yang mempunyai kapasitas 1.150 MT, setelah Urea
OPtimalization Project (UOP) menjadi 1.750 MT dengan menggunakan
Mitsui Toaatsu Total Recycle Improved milik Mitsui Toatsui Chemeical
Inc. (Japan).
Pabrik Amonia dengan kapasitas 660 MT dengan menggunakan proses
M.W.Kolleg Corp. (USA).
Sedangkan fasilitas pembantu yang di bangun untuk Pabrik PUSRI II ini adalah :
1. Pembangkit tenaga listrik/generator dengan penggerak gas turbin
berkapasitas 15 MW.
2. Pembangkit steam bertekanan 1.500 Psi dan 625 Psi.
3. Pembangkit listrik cadangan berupa dua generator cadangan dan dua
generator darurat.
4. Gudang penyimpanan pupuk curah berkapasitas 15.000 MT.
5. Unit Water treatment yang menyediakan air untuk kebutuhan proses dan
air pendingin.
Secara umum spesifikasi pupuk urea yang dihasilkan oleh Pabrik PUSRI II
sama dengan yang dihasilkan Pabrik PUSRI I.
7
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
3. PUSRI III
- Studi Kelayakan : PT. PUSRI
- Pelaksanaan Kontruksi : 1. Kellog overseas ( AS )
2. Toyo Engenering Corp ( japan )
- Penandatanganan Kontrak : 07 Agustus 1974
- Mulai Konstuksi : 21 Mei 1975
- Mulai Produksi : Desember 1976
- Biaya : US $ 192 juta
- Sumber Data : Bank Dunia RI
- Jenis Proyek : Cost plus fixed fee
- Kapasitas terpasang : 1. Urea 1.725 ton/hari
2. Ammonia 1000 ton/hari
- Proses Pembuatan : 1. Ammonia-kellog
2. Urea MTC Total Recycle C Improve
- Kebutuhan Gas Alam : 59.000 MMCF / MBTU
- Kapasitas Gudang : 40.000 ton ( dalam curah )
- Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk dalam karung dan pupuk curahan
diangkut dengan convertor
- Sumber Gas Alam : Pertamina / Stanvec
4. PUSRI IV
- Studi Kelayakan : PT. PUSRI
- Pelaksanaan Kontruksi : 1. Kellog overseas ( AS )
2. Toyo Engenering Corp ( japan )
- Penandatanganan Kontrak : 07 Agustus 1975
- Mulai Konstuksi : 25 Oktober 1975
- Mulai Produksi : October 1977
- Selesai Kontruksi : Juli 1977
- Biaya : US $ 186 juta
- Proses Pembuatan : 1. Ammonia-kellog
2. Urea MTC Total Recycle C Improve
8
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
- Jenis Proyek : Cost Plus Fixed Free
- Kapasitas Gudang : 40.000 ton ( curahan )
- Kapasitas Gas Alam : 59.000 MMSCF / MBTU
- Sumber Gas Alam : Pertamina / Stanvec
Pada saat peresmian Pabrik PUSRI II, Presiden telah mengumumkan dan
merestui pembangunan PUSRI III, serta dengan Surat Keputusan Presiden No. 17
tanggal 17 April 1975, Presiden RI telah menugaskan Menteri Perindustrian untuk
melaksanakan pembangunan Pabrik PUSRI III dan PUSRI IV dibangun
bersampingan dengan menggunakan proses dan desain yang sama.
Pabrik PUSRI III dan PUSRI IV masing – masing juga terdiri dari dua
Pabrik, yaitu :
Pabrik Urea dengan kapasitas produksi 1.725 MTD.
Pabrik Amunia dengan kapasitas produksi 10.000 MTD.
Sedangkan fasilitas – fasilitas pembantu tambahan yang dibangun dalam
rangka proyek PUSRI III dan PUSRI IV adalah :
1. Dua unit steam generator yang masing – masing terdiri dari Waste Heat
Boiler (kapasitas 90.700 kg/jam steam) dan Package Boilers (kapasitas
102.060 kg/jam steam).
2. Dua unit gas turbin generator (Hitachi) dengan kapasitas 15 MW.
3. Fasilitas tempat pengantongan dan gudang penyimpanan pupuk dengan
kapasitas 1.000 MT.
4. Pembangunan Pabrik Oksigen dan Nitrogen Cair dengan kapasitas masing
– masing 5000 m.
5. Amonia Optimalization Amonia Project (AOP) dan Urea OPtomalization
Project (UOP).
5. PUSRI I - B
- Studi Kelayakan : PT. PUSRI
- Penandatanganan Kontrak : 14 November 1989
- Pelaksana Kontruksi : 1. Kolleg Overseas Corp. (USA)
9
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
2. Tokyo Enginering Corp. (Jepang)
3. PT. Rekayasa Industri (Indonesia)
- Mulai Konstuksi : Mei 1990
- Mulai Produksi : 24 Desember 1994
- Diresmikan : 22 Desember 1994
- Biaya : US $ 247 juta
- Sumber Data : Exim Bank RI
- Kapasitas Terpasang : 1. Urea 1.725 ton per hari
2. Amonia 1.350 ton per hari
- Proses Pembuatan : 1. Amonia – Kellog
2. Urea – MTC Total Recycle C
- Kebutuhan Gas Alam : 59.000 MMCF / MBTU
- Kapasitas Gudang : 40.000 ton ( curahan )
- Sumber Gas Alam : Pertamina / Stanvec
Pada masa ini PT. PUSRI memiliki IV unit pabrik yaitu PUSRI II, III, IV
dan I – B yang terletak dalam satu lokasi dengan total kapasitas 2.280.000 ton
urea dan 1.500.000 amoniak per tahun.
PUSRI I – B adalah Pabrik yang dibangun untuk menggantikan Pabrik
PUSRI I yang sudah tidak efisiensi lagi berproduksi. Penandatangan kontrak
pembangunan proyek PUSRI I – B dilakukan pada tanggal 14 November 1989,
yang dilaksanakan oleh Menteri Perindustrian RI dan Dirjen Industri serta Dirjen
Industri Kimia Dasar yang meliputi :
1. PT. Rekayasa Project Subcontac for Amonia Plant antara PT. PUSRI dan
M.W. Kellog Overseas Industry.
2. Project Sub for Urea Plant antara PT. PUSRI dengan Tokyo Engineering
Corporation.
3. License agrement for Urea Plant antara PT. PUSRI dengan Tokyo
Enginering Corporation.
4. License agrement for Amonia Plant antara PT. PUSRI dengan M.W.
KCellog Overseas Industry.
10
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
5. Enginering Procerement dan Construcsion antara PT. PUSRI dengan PT.
Rekayasa Industri.
2.2 Lambang Perusahaan, Pengertian dan Makna
Nama Perusahaan : PT. PUPUK SRIWIJAYA
Gambar 2.1 Logo PT. PUPUK SRIWIJAYA
Nama perusahaan diambil dari nama kerajaan besar yang sangat termahsyur
pada abad ke-VII, yaitu kerajaan Sriwijaya. Tujuan dipakai nama ini adalah untuk
mengingatkan bahwa pernah berdiri suatu kerajaan besar di Kota Palembang.
Adapun makna dari lambang dari perusahaan ini adalah :
Lambang PT. PUSRI yang berbentuk huruf U melambangkan
singkatan kata “Urea”. Lambang ini telah terdaftar sebagai merk
dagang (patent) dengan nomor 98 659.
Setangkai padi dengan jumlah 24, melambangkan tanggal
berdirinya PT. PUSRI.
11
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
Butir-butir urea berwarna putih berjumlah 12 melambangkan bulan
berdirinya PT. PUSRI, yaitu bulan Desember.
Setangkai kapas yang berjumlah lima buah yang mekar dari
kelopak yang berjumlah sembilan melambangkan tahun berdirinya
PT. PUSRI, yaitu 1959.
Perahu Kajang, merupakan cirri khas Kota Palembang yang
dibelah oleh Sungai Musi. Perahu Kajang ini merupakan alat
transportasi yang digunakan penduduk setempat untuk menangkap
ikan.
Kuncup teratai yang akan mekar melambangkan harapan akan
perkembangan PT. PUSRI di masa depan.
Komposisi tipis melambangkan warna kuning dan biru yang
dibatasi garis hitam tipis melambangkan keagungan, kebebasan
dan ketabahan dalam mengejar cita-cita
2.3 Maksud dan Tujuan Perusahaan
Maksud dan Tujuan PT. PUSRI yang dinyatakan dalam anggaran dasarnya
adalah:
- Perseroan ini bertujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, dan
pada bidang industri pupuk dan industri kimia lain pada khususnya.
- Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, perseroan menjalankan usaha-usaha :
produksi, perdagangan, pemberian jasa dan usaha lainnya.
- Perseroan dapat pula mendirikan atau menjalankan perusahaan dan usaha
lainnya yang mempunyai hubungan dengan bidang usaha tersebut diatas, baik
12
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan pihak lain yang
sejalan dengan ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar.
2.4 Visi dan Misi Perusahaan
2.4.1 VISI
"Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional ".
2.4.2 MISI
"Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara
efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan ".
2.4.3 Tata Nilai Perusahaan (Value)
1. Integritas
2. Profesional
3. Fokus pada Pelanggan
4. Loyalitas
5. Baik Sangka
2.4.4 Makna Perusahaan
“Pusri untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan yang lebih baik”.
2.5 Sistem Manajemen dan Struktur Organisasi PT. PUSRI
PT. PUSRI berbentuk BUMN yang seluruh sahamnya dimiliki pemerintah.
Pemerintah selaku pemegang saham menjadi Dewan Komisaris yang diwakili
oleh :
- Departemen Keuangan
- Departemen Perindustrian
- Departemen Pertanian
- Departemen Pertambangan dan Energi
13
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
Struktur organisasi PT. PUSRI mengikuti system organisasi Line dan
Staff. Dewan komisaris bertindak sebagai pengawas semua kegiatan yang
dilakukan oleh Dewan Dereksi dan menetapkan kebijakan umum yang harus
dilakukan. Kedudukan Direksi adalah sebagai Mendataris Dewan Komisaris dan
menguasai seluruh fungsi dan operasional perusahaan. Direksi terdiri dari seorang
Direktur Utama dibantu oleh lima orang anggota Direktur, yaitu :
- Direktur Produksi
- Direktur Keuangan dan Pemasaran
- Direktur Teknik dan Pengembangan
- Direktur SDM dan Umum
2.5.1 Direktur Produksi
Untuk menunjang kinerjanya Direktur Produksi dibantu 3 General
Manager, antara lain:
- GM Operasi
- GM Pengendalian Pabrik, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
- GM Pemeliharaan
General Manager Pemeliharaan dibantu oleh 5 Manager yang diantaranya:
- Manager Perencanaan & Pengendalian TA
- Manager Jaminan & Pengendalian Kualitas
- Manager Perbengkelan
- Manager Pemeliharaan Mekanikal
- Manager Pemeliharaan Listrik dan Instrumen
Manager Pemeliharaan Listrik dan Instrumen dibantu 6 bagian yakni:
- Bagian Listrik 1
- Bagian Listrik 2
- Bagian Instrumen 1
- Bagian Instrumen 2
- Bagian Telekmunikasi dan elektronika (TELKA)
- Bagian Bengkel Listrik dan Instrumen
14
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Manager Pemeliharaan Listrik dan
Instrumen
2.5.2 Bagian Telekomuikasi dan Elektronika (TELKA)
Tanggung jawab di pemeliharaan Telekomunikasi dan Elektronika
(TELKA):
1. Melaksanakan kegiatan pemantauan ketersediaan spare part pabrik,
perkantoran dan perumahan bidang elektronika dan telekomunikasi serta
kegiatan perencanaan pemeliharaan peralatan di bidang elektronika dan
telekomunikasi
Superintendent
Pemeliharaan
Instrument 1
Foreman Senior
Pemeliharaan
Elektronika
Foreman Senior
Pemeliharaan
Telekomunikasi
Manajer Pemeliharaan
Listrik & Instrument
Superintendent
Pemeliharaan
Listrik 1
Superintendent
Pemeliharaan
Listrik 2
Superintendent
Pemeliharaan
Instrument 2
Superintendent
Elektronika &
Telekomunika
si
Planner Scheduller
Elektronika &
Telekomunikasi
Superintendent
Bengkel Listrik
& Instrumen
Foreman
Pemeliharaan
Elektronika (3)
Craftman Elektronika
(3)
Leadman
Elektronika (3)
Foreman
Pemeliharaan
Telekomunikasi (2)
Craftman
Telekomunikasi (2)
Leadman
Telekomunikasi (2)
15
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
2. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan
bidang Elektronika untuk seluruh area pabrik dan penunjang pabrik agar selalu
berfungsi dengan baik sehingga target produksi dapat tercapai.
3. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan
bidang Telekomunikasi untuk seluruh area pabrik, perkantoran dan perumahan
agar selalu berfungsi dengan baik sehingga target produksi dapat tercapai.
4. Melaksanakan pekerjaan pemeliharaan bidang Elektronika untuk seluruh area
pabrik dan penunjang pabrik agar selalu berfungsi dengan baik sehingga target
produksi dapat tercapai.
5. Melaksanakan pekerjaan pemeliharaan bidang telekomunikasi / CCTV System
dan infrastruktur penunjang untuk seluruh area pabrik, perkantoran dan
perumahan agar selalu berfungsi dengan baik sehingga target produksi dapat
tercapai.
Uraian Tugas di pemeliharaan Telekomunikasi dan Elektronika (TELKA):
1. Membuat laporan bulanan bidang Elektronika dan Telekomunikasi
2. Mengelola perencanaan rutin pemeliharaan peralatan pabrik bidang
elektronika dan telekomunikasi.
3. Membuat perencanaan spare part stok gudang (Warehouse Stock) dan non-
stok gudang (Direct Charge).
4. Merencanakan program pelaksanaan Preventive Maintenance, Corrective
Maintenance dan Breakdown Maintenance sesuai format ISO-9001.
5. Menyiapkan, memproses dan mengevaluasi dokumen perencanaan kegiatan
Preventive Maintenance dan Prosedur Operasi Baku (POB) peralatan bidang
Elektronika dan telekomunikasi.
6. Mengajukan usulan stok gudang peralatan pabrik dan penunjang pabrik
dengan persetujuan atasan serta memonitor pengadaannya.
7. Menyiapkan spesifikasi dan dokumen lain terkait dengan proses pembelian
peralatan dan spare part pabrik
8. Melaksanakan evaluasi dan Quality Control (QC) atas pembelian spare part
dan peralatan pabrik yang sesuai.
16
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
9. Membuat usulan rencana anggaran stok gudang dan anggaran lain yang
sesuai.
10. Membuat usulan rencana anggaran biaya rutin pemeliharaan pabrik dan
perkantoran.
11. Membuat usulan rencana anggaran Investasi peralatan pabrik dan perkantoran.
12. Membuat usulan rencana replacement peralatan pabrik dan perkantoran.
13. Membuat usulan perencanaan TA bidang Elektronika dan Telekomunikasi
14. Secara rutin mengikuti rapat harian pagi yang dihadiri oleh staf Operasi, PKL,
Pemeliharaan dan Teknik Proses serta berpartisipasi aktif dalam memberikan
saran-saran dalam bidang telekomunikasi.
15. Mengkoordinasi dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan lembur bidang
telekomunikasi dan Elektronika.
16. Mengevaluasi pelaksanaan Patroli Harian bidang telekomunikasi di seluruh
areal pabrik, perkantoran dan perumahan untuk meminimalisir terjadinya Un-
schedule Shutdown.
17. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan preventive, predictive dan
breakdown maintenance di bidang telekomunikasi dan elektronika
18. Melakukan evaluasi dan negosiasi terhadap pekerjaan telekomunikasi dan
elektronika yang berdasarkan kontrak jangka panjang
19. Mengkoordinasikan Item dan Pekerjaan TA bidang Elektronika dengan pihak
terkait dan siap membantu TA Pabrik Pupuk lain dalam bidang Elektronika.
20. Ikut berperan aktif dalam perencanaan kebutuhan material pabrik, perkantoran
dan perumahan serta mengevaluasi kebutuhan material bidang telekomunikasi
dan Elektronika.
21. Terus mejaga kelangsungan operasional pabrik sehingga dapat memenuhi
terget produksi yang telah ditetapkan oleh management.
22. Mengkoordinasikan, memakai, mengingatkan dan mengevaluasi kewajiban
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada unit kerjanya dan lingkungan
sekitarnya untuk mencapai target Zero Accident.
17
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
23. Membuat History Card Peralatan atas permasalahan yang terjadi pada
peralatan-peralatan kritis operasional pabrik, untuk mencegah terjadinya
kerusakan berulang.
24. Melakukan improvement yang berbasis Tehnologi pada peralatan pabrik,
perkantoran dan perumahan yang menjadi tanggung jawabnya.
25. Mengikuti training baik itu in-house maupun out-plant untuk pengembangan
kompetensi dan SDM yang bersangkutan.
26. Melaksanakan pekerjaan perbaikan peralatan komunikasi / CCTV dan Insfrastruktur
penunjang dengan sebaik mungkin dan melaksanakan perkerjaan yang mengharuskan
lembur dengan baik dan efisien.
27. Melaksanakan dan mencatat hasil pelaksanaan Patroli Harian bidang telekomunikasi
dan Security CCTV System di areal pabrik, perkantoran dan perumahan pada form
laporan Daily patrol bidang telekomunikasi.
28. Melaksanakan dan mencatat hasil pelaksanaan preventive, predictive dan breakdown
maintenance pada form ISO-9001 bidang Telekomunikasi
29. Memiliki motivasi dan bersungguh-sungguh dalam menjaga kelangsungan
operasional pabrik sehingga dapat memenuhi terget produksi yang telah ditetapkan
oleh management.
30. Memberikan saran-saran dan berperan aktif dalam menganalisis pemecahan masalah
yang terjadi pada peralatan-peralatan kritis operasional pabrik, untuk mencegah
terjadinya kerusakan berulang.
2.6 Kebijakan Manajemen
Dampak dari arus globalisasi dunia dilancarkan beberapa paket deregulasi,
Pemerintah menuntut PT. PUSRI untuk melakukan perubahan didalam berbagai
aspek managerial. Kebijakan manajemen yang dilakukan oleh PT. PUSRI pada
kondisi terakhir ini antara lain :
1 Mengamankan penyediaan dan penjualan pupuk didalam negeri secara tetap
2 Memperhatikan least cost distribution pattern (pola biaya distribusi rumah)
18
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
3 Menunjang program pemerintah untuk memasyarakatkan pemakaian atau
penggunaan Urea tablet terutama dikalangan petani.
4 Terus melakukan pembinaan industri kecil dan koperasi agar dapat tumbuh
dan berkembang atas dasar prinsip saling menguntungkan
5 Meningkatkan kemampuan daya saing perusahaan dengan cara, yaitu :
6 Mengupayakan pengeoperasian pabrik agar dapat berproduksi terpasang dan
kemampuan dasar dengan memperhatikan faktor lingkungan, keselamatan
kerja dan operasional pabrik
7 Peranan teknologi mutakhir yang dapat meningkatkan produktivitas efisien,
baik terhadap penggantian peralatan produksi atau distribusi maupun
penambahan peralatan pabrik
8 Terus meningkatkan profesionalisme dan kewirausahaan karyawan diseluruh
jajaran perusahaan melalui pendidikan dan peraturan yang lebih terarah
sejalan dengan program pengembangan karir
9 Melakukan usaha-usaha efisien didalam berbagai aspek melalui cost reduction
program (program pengurangan biaya)
10 Mengupayakan peningkatan kesejahteraan karyawan dalam rangka
mempertahankan ketenangan bekerja serta meningkatkan produktivitas kerja
11 Mengusahakan kinerja keuangan perusahaan dengan sehat, sesuai dengan
ukuran yang ditetapkan dalam SK Menteri Keuangan
12 Investasi rutin (barang modal) diproritaskan kepada investasi yang bebar-
benar diperlukan untuk menunjang kelancaran operasi produksi dan distribusi
pupuk juga diutamakan untuk penggantian berdasarkan pertimbangan biaya
dan manfaat.
19
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
2.7 Struktur Organisasi PT.PUSRI
Gambar 2.3 struktur organisasi PT. PUSRI
20
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
2.8 Sistem Kelistrikan PT. Pupuk Sriwijaya
2.8.1 One Line Diagram PT. Pupuk Sriwijaya
PT. PUSRI memiliki empat buah generator sebagai suplai daya listriknya.
Generator-generator tersebut menggunakan turbin uap (steam turbin) sebagai
penggeraknya. Generator-generator tersebut terdiri dari :
1 Generator 5006-J
Kapasitas : 26,6 MVA
Beban Utama : PUSRI IB + Perumahan
2 Generator 2006-J
Kapasitas :21,6 MVA
Beban Utama : PUSRI II
3 Generator 3006-J
Kapasitas : 21,6 MVA
Beban Utama : PUSRI III
4 Generator 4006-J
Kapasitas : 21,6 MVA
Beban Utama : PUSRI IV
Disamping keempat generator tersebut, PT. PUSRI juga mengoperasikan
pembangkit energi yang melayani beban-beban kritis apabila pembangkit utama
mengalami gangguan. Pembangkit ini berupa :
Generator : 33 - 5007-J
Kapasitas : 300 – 5000 KW
Penggerak : Turbin Disel
2.8.2 Pembangkit Listrik di PUSRI IB
PUSRI IB menggunakan gas turbin sebagai penggerak generatornya.
Generator ini diamankan dengan menggunakan circuit breaker. Netral
generatornya dihubungkan ke tanah dengan hambatan 400A. fungsi hambatan ini
adalah untuk mengurangi arus gangguan tanah, sehingga generator tidak
mengalami kelebihan arus yang dapat menyebabkan rusaknya generator.
21
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
2.8.3 Pengaman
Untuk tegangan tinggi digunakan circuit breaker (CB). Fungsi CB ini
secara umum adalah untuk membatasi arus yang masuk dalam jaringan. Untuk
tegangan rendah juga digunakan CB. Penggunaan CB didasarkan pada efisiensi
dan nilai ekonomis.
2.8.4 Jenis Beban
PT. PUSRI memiliki system kelistrikan sendiri dan ridak bergantung pada
system kelistrikan dari luar. Oleh karena itu, PT. PUSRI harus membuat prosedur
penanggulangan gangguan yang terjadi pada system kelistrikan. Salah satu
prosedurnya adalah memadamkan sebagian beban yang tidak berarti saat terjadi
gangguan. Untuk keperluan itu, maka beban-beban di PT. PUSRI dibagi menjadi
dua jenis beban, yaitu :
1. Beban Kritis
Beban kritis adalah beban yang tidak boleh padam dan harus tetap
menyala selama proses produksi. Prinsip ini berlaku juga saat terjadi gangguan.
Contoh dari beban kritis adalah :
Control Central Building (CCB)
Merupakan tempat dimana semua proses produksi dikendalikan dan
diawasi selama berlangsungnya prouksi.
Ammonia Plant
Tempat diproduksinya Ammonia. Beban ini tetap dijalankan karena daur
produksinya pendek.
Cooling Tower Fans
Tempat dilaksanakannya pendinginan air proses produksi.
2. Beban Seleksi
Beban seleksi adalah beban yang dapat dimatikan apabila terjadi gangguan
sementara. Contoh beban selektif seperti :
22
Politeknik Negeri Sriwijaya
Laporan Kerja Praktek
Urea Plant
Tempat dibuatnya pupuk Urea. Urea Plant dimatikan karena daurnya yang
panjang dan dianggap tidak menguntungkan saat terjadi gangguan.
Bagir Plant dan Bengkel
Tempat pembuatan kantong dan reparasi peralatan yang rusak pada saat
terjadi gangguan. Bagir plant tidak perlu dinyalakan karena Urea Plant dimatikan.
Demikian pula dengan bengkel, pada saat gangguan bengkel tidak perlu
dinyalakan karena bengkel tidak terlalu berhubungan dengan proses produksi.