bab ii
DESCRIPTION
Roda gigiTRANSCRIPT
![Page 1: BAB II](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022042705/5695d5621a28ab9b02a52783/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TEORI DASAR PERANCANGAN
2.1 Roda Gigi Kerucut (Bevel Gears)
Roda gigi kerucut (bevel gears) adalah roda gigi yang umum digunakan
uutuk menghubungkan dua poros yang berpotongan. Sudut antara kedua
poros bervariasi, terletak antara 0° dan 80° tergantung pada kebutuhan.
Roda gigi kerucut terdiri atas dua jenis, yaitu roda gigi kerucut lurus
(straight bevel gears) dan roda gigi kerucut spiral (spiral bevel gear). Gigi
membentuk tirus sepanjang lebar gigi dan bagian luar (heel) lebih tebal
dibandingkan bagian dalam (toe). Roda gigi kerucut diklasifikasikan
menjadi dua bagian, yaitu :
Roda gigi kerucut lurus (Straight Bevel Gears)
Perpanjangan dari roda gigi kerucut lurus akan bertemu pada satu titik
pada sumbu roda gigi (disebut apex). Bentuk profil gigi pada bidang
normal mirip dengan bentuk profil gigi pada roda gigi lurus. Roda gigi
kerucut pada umumnya digunakan uutuk kecepatan rendah, misalnya
untuk keperluan industri.
Gambar 2.1 Straight Bevel Gears
Roda gigi kerucut spiral (Angular Bevel Gears)
Hubungan antara roda gigi kerucut spiral dengan roda gigi kerucut lurus
seperti hubungan antara roda gigi lurus dengan roda gigi miring. Bentuk
gigi roda gigi kerucut spiral adalah melengkung dan miring sepanjang
lebar gigi. Bentuk gigi spiral sangat bervariasi, tergantung pada metoda
![Page 2: BAB II](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022042705/5695d5621a28ab9b02a52783/html5/thumbnails/2.jpg)
Bab II Teori Dasar Perancangan
proses pemotongannya. Pasangan roda gigi kerucut spiral memiliki
kontak yang kontinu dan mampu menahan beban yang besar sehingga
dapat bekerja dengan halus dan tidak bising dibandingkan dengan roda
gigi kerucut lurus.
Gambar 2.2 Angular bevel gears
2.2 Perancangan Bevel Gears
Untuk Perancangan Bevel Gears dibutuhkan beberapa data untuk
perancangan yaitu, Daya(N), Putaran(n), Rasio (i), dan Jumlah gigi (z).
N = 5 HP
n = 1800rpm
i = 6
Sedangkan untuk perancangan roda gigi kerucut itu sendiri digunakan
beberapa langkah berikut:
2.2.1 Penentuan Kecepatan Tangensial Roda Gigi (v)
Keterangan :
V = Kecepatan Tangensial (m/s)
db = Diameter pitch (m)
n = putaran roda gigi (rpm)
Kelompok 12 4
![Page 3: BAB II](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022042705/5695d5621a28ab9b02a52783/html5/thumbnails/3.jpg)
Bab II Teori Dasar Perancangan
2.2.2 Penentuan Tekanan Permukaan Yang Diizinkan ( )
Dimana;
= Faktor Material = Faktor Kekuatan Lelah
= Faktor Kekerasan Material = Faktor Kecepatan
= Faktor Pelumasan
a. Faktor Material (yG)
Dihitung dengan rumus;
Dimana;
yG = 1 (Untuk Steel)
yG = 1,5 (Untuk Cast iron)
EG = Modulus elastisitas
b. Faktor Kekerasan Material (yH)
Jika kekerasan permukaan H berbeda dari kekerasan permukaan HB dari
tabel 22/25 yang masih dalam range 650 maka, yH = (H/HB )2 . Jika
kekerasan sama maka yH =1.
Kelompok 12 5
![Page 4: BAB II](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022042705/5695d5621a28ab9b02a52783/html5/thumbnails/4.jpg)
Bab II Teori Dasar Perancangan
c. Faktor Pelumasan (yS)
Harganya dapat dilihat dari tabel berikut:
d. Faktor Kecepatan (yv)
Ditentukan dengan rumus berikut;
Dimana :
v = Kecepatan tangensial (m/s)
e. Faktor Kekuatan Lelah (k0)
Faktor kekuatan lelah untuk SG > 1 (Long life) dapat
dilihat pada Tabel 22/25
Faktor Kekuatan lelah untuk SG < 1 ( untuk Umur
Berhingga)
Kelompok 12 6
![Page 5: BAB II](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022042705/5695d5621a28ab9b02a52783/html5/thumbnails/5.jpg)
Bab II Teori Dasar Perancangan
2.2.3 Penentuan Dimensi Utama
1. Diameter Pitch roda gigi
Dimana :
N1 = Daya poros penggerak
n1 = Putaran poros penggerak
b/db1 = dipilih berdasarkan bentuk tumpuan
b/db1 < 0,7 Over -hanged b/db1 < 1,2 Stradle mounted
Bzul = dari Table 22/11
2. Lebar gigi
Dimana;
b = Lebar gigi (mm)
Kelompok 12 7
![Page 6: BAB II](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022042705/5695d5621a28ab9b02a52783/html5/thumbnails/6.jpg)
Bab II Teori Dasar Perancangan
3. Modul (m)
Dimana;
db1 = diameter jarak bagi (mm)
z1 = jumlah gigi roda gigi
penggerak
4. Diameter pitch roda gigi yang digerakkan (db2)
m = modul
z2 = jumlah gigi roda gigi yang
digerakkan
5. Jarak poros (a)
2.2.4 Penentuan Bentuk Pitch
1. Ketidaktelitian jarak pitch (f e)
ge merupakan faktor kwalitas gigi dari tabel 22/12 yang merupakan
fungsi dari kecepatan tangensial V
2. Ketidaktelitian arah gigi (f R)
gR = faktor kwalitas dari tabel 22/12 yang merupakan fungsi dari
kecepatan tangensial V
Kelompok 12 8
![Page 7: BAB II](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022042705/5695d5621a28ab9b02a52783/html5/thumbnails/7.jpg)
Bab II Teori Dasar Perancangan
3. Ketidaktelitian Arah gigi Efektif Setelah Pemasangan ( )
gK merupakan faktor Tumpuan :
gK = 0, Untuk roda gigi Lurus dan miring dengan tumpuan stradle
mounted
gK = 0,3 , Untuk Roda gigi Lurus dan Miring dengan Tumpuan
Overhanging
gK = 1,2 , Untuk Roda gigi Bevel degan tumpuan Overhanging
dengan permukaan gigi tanpa crowning
gK = 0,6 , Untuk Roda gigi Bevel degan tumpuan Overhanging
dengan permukaan gigi dengan crowning
gK = 0,3 dengan crowning dan stradle mounting dari pinio bevel
2.2.5 Penentuan Faktor Pembebanan
1. Faktor Beban Kejut (CS)
Dapat dilihat dari tabel berikut:
Kelompok 12 9
![Page 8: BAB II](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022042705/5695d5621a28ab9b02a52783/html5/thumbnails/8.jpg)
Bab II Teori Dasar Perancangan
2. Faktor Beban Dinamik (CD)
Dimana :
udyn = Gaya Tangensial Dinamik persatuan lebar gigi, kgf/mm
Gambar 22/37
u = Gaya Tangensial per satuan lebar gigi
esp = Ratio overlap, untuk roda gigi lurus = 0
3. Faktor Distribusi Beban sepanjang Lebar gigi (CT)
Cg = konstanta pegas dari roda gigi
4. Faktor Kemiringan Roda gigi (Cb)
Cb = 1 untuk roda gigi lurus
5. Penentuan Tegangan kaki gigi Efektif (σw)
Dimana :
qw1 = faktor tegangan kaki gigi untuk roda gigi pengerak
qe1 = faktor rasio kontak untuk roda gigi penggerak
qw2 = faktor tegangan kaki gigi untuk roda gigi yang digerakkan
qe2 = faktor rasio kontak untuk roda gigi yang digerakkan
Kelompok 12 10
![Page 9: BAB II](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022042705/5695d5621a28ab9b02a52783/html5/thumbnails/9.jpg)
Bab II Teori Dasar Perancangan
6. Penentuan Faktor Keamanan kaki gigi (SB)
Kekuatan lelah kaki gigi σD1 , σD2 dapat dilihat pada tabel 22/25
Dimana :
SB1 = Faktor keamanan kaki gigi untuk roda gigi penggerak
SB2 = Faktor keamanan kaki gigi untuk roda gigi yang digerakkan
7. Penentuan Tekanan Permukaan gigi Efektif (Kw)
Dimana :
Dimana yb = 1 untuk roda gigi lurus. Tabel 22/4
8. Faktor Keamanan Terhadap Pitting (SG)
Dimana :
SG1 = Faktor keamanan terhadap pitting roda gigi penggerak
Kelompok 12 11
![Page 10: BAB II](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022042705/5695d5621a28ab9b02a52783/html5/thumbnails/10.jpg)
Bab II Teori Dasar Perancangan
SG2 = Faktor keamanan terahadap pitting roda gigi yang digerakkan
9. Umur Roda Gigi
Umur Roda Gigi Terhadap Pitting (Lh)
Dimana :
Lh1 = Umur roda gigi penggerak terhadap pitting
Lh2 = Umur roda gigi yang digerakkan terhadap pitting
Umur Roda Gigi Terhadap kaki gigi (Ln)
Dimana :
Ln1 = Umur roda gigi penggerak terhadap kaki gigi
Ln2 = Umur roda gigi yang digerakkan terhadap kaki gigi
Kelompok 12 12