bab ii 1. a. menurut dariyo (2007:43) perkembangan ...repository.ump.ac.id/8859/3/luluk tri...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman Konsep Bilangan
1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
a. Perkembangan Kognitif
Menurut Dariyo (2007:43) perkembangan kognitif berhubungan
dengan meningkatnya kemampuan berfikir (thinking) memecahkan masalah
(problem solving), kecerdasan (intelligence), bakat (aptitude). Sedangkan
menurut Desmita (2011:97) perkembangan kognitif adalah salah satu aspek
perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan)
yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Selanjutnya Menurut Malkus dkk (dalam Sujiono, 2013:78)
menggambarkan perkembangan kognitif sebagai kapasitas untuk bertumbuh
untuk menyampaikan dan menghargai maksud dalam penggunaan beberapa
sistem simbol yang secara kebetulan ditonjolkan dalam suatu bentuk
pengaturan.
Selanjutnya menurut Rahman dkk (2017:120) dalam Jurnal PAUD
Agapedia perkembangan kognitif adalah perkembangan daya pikir dan daya
ingat seseorang melalui pembelajaran yang aktif (active learning) ketika
mereka mengeksplorasi dunia melalui panca inderanya sehingga mereka dapat
7
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
8
berinteraksi dengan lingkungannya dan dapat memecahkan masalah yang
terjadi dalam kehidupannya sehari-hari sehingga dapat terus melangsungkan
kehidupannya.
Selanjutnya, menurut Piaget (dalam Saputra, 2005:162) bahwa
perkembangan kognitif terjadi melalui suatu proses yang disebut dengan
adaptasi. Adaptasi merupakan penyesuaian terhadap tuntutan lingkungan dan
intelektual melalui dua hal yaitu: asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
merupakan suatu proses yang anak upayakan untuk menafsirkan pengalaman
barunya yang didasarkan pada interpretasinnya saat sekarang mengenai
duniannya. Akomodasi merupakan aspek kedua dari adaptasi, individu
berusaha untuk menyesuaikan keberadaan struktur pikiran dengan sejumlah
pengalaman baru.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan
kognitif adalah dapat diartikan sebagai perubahan psikis yang berpengaruh
terhadap kemampuan berfikir anak, kreativitas serta daya ingat seseorang
sehingga nantinya dapat memecahkan suatu persoalan melalui proses berfikir,
menghubungkan, menilai serta mempertimbangkan dalam menyesuaikan diri
atas tuntutan baru.
b. Tahap Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2007:49) bahwa manusia atau semua
orang dalam melewati perkembangan kognitifnya melewati empat tahap yang
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
9
sama yaitu (sensori motor, pra-oprasional, oprasional-konkret dan oprasional
formal). Tahap-tahap perkembangan kognitif yaitu sebagai berikut.
Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap Umur Kira-kira Karakteristik Sensori motor 0-2 tahun Bayi membangun pemahaman
mengenai dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman sensoris dengan tindakan fisik. Bayi mengalami kemajuan dari tindakan refleksi sampai mulai menggunakan pikiran simbolis hingga ahir tahap.
Pra-oprasional 2-7 tahun Anak mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar. Kata-kata dan gambar ini mencerminkan meningkatkan pemikiran simbolis dan malampaui hubungan informasi sensoris dan tindakan fisik.
Oprasional-konkret 7-11 tahun Anak sekarang dapat menalar secara logis mengenal kejadian konkret dan menggolongkan benda ke dalam kelompok yang berbeda-beda
Oprasional formal 11 dewasa Remaja melakukan penalaran dengan cara yang lebih abstrak, idealis dan logis
Vygotsky (dalam Hari, 2014:201) menekankan bahwa anak-anak dalam
tahapan perkembangan kognitif ini secara aktif menyusun pengetahuan mereka
sendiri. Tetapi menurut Vygotsky fungsi mental memiliki koneksi sosial. Anak-
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
10
anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis, logis dan rasional
sebagai akibat percakapan dengan orang lain yang ahli. Jadi menurut vygotsky
oranglain dan bahasa memegang orang penting dalam perkembangan kognitif
anak. Vygotsky mengenalkan konsep zona perkembangan proksimol (zone of
development, ZPI) dan scaffolding
a) Zona of Proximal Development (ZPD)
Penekanan Vygotsky pada ZPD menegaskan keyakinan tentang
pentingnya pengaruh sosial (khususnya pengajaran) pada perkembangan
kognitif dan peran pengajaran dalam perkembangan anak. Zona
perkembangan proksimal (zone of proximal development, ZPD) ialah istilah
vygotsky untuk tugas-tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri oleh
anak-anak, tetapi yang dapat dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari
orang-orang dewasa atau anak yang lebih terampil terlatih.
b) Scaffolding
Istilah yang digunakan vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan
dukungan seri pembelajaran dimana orang yang lebih terampil mengubah
bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak. Ketika anak belajar tugas baru
orang lain lebih ahli menggunakan instruksi langsung. Setelah terjadi
perubahan ynag cukup, pendampingan dikurangi.
Dari beberapa ulasan mengenai tahapan perkembangan kognitif
penelitian ini berada pada tahapan perkembangan kognitif tahap
praoprasional dimana terjadi pada rentang usia 2-7 tahun. Dimana pada
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
11
tahap ini anak mulai menunjukan proses berfikir yang lebih jelas, anak sudah
mengenali beberapa simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar serta
mampu menunjukan kemampuannya melakukan permainan simbolis. Ciri
khas dari tahap ini adalah kurangnya kemampuan anak dalam mengadakan
konservasi, cara berfikir memusat, sehingga perhatiannya hanya terpusat
pada satu dimensi saja.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif anak menunjukan perkembangan dari cara
berfikir anak. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
tersebut. Menurut Prartitis (2008:85) faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif antara lain berupa perkembangan sosial-emosional
dan interaksi orang tua anak.
Sedangkan menurut Dariyo (2007:44-46) faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan kognitif antara lain:
1. Faktor Hereditas/Genetis/Keturunan
Para ahli hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seseorang ahli
filsafat Schopenhauer, mengemukakan bahwa manusia yang lahir sudah
membawa potensi, intelegensi tertentu yang dipengaruhi oleh faktor keturunan
yang dibawa dari orang tua sebelumnya, fisiologis dan psikologis yang sehat
akan membawa pada generasi yang matang dan sehat. Faktor Kematangan
tiap organ (fisik maupun psikis) dikatakan matang jika telah mencapai
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
12
kesanggupan menjalankan fungsinnya masing-masing. Hal ini berhubungan
dengan usia kronologis.
2. Faktor lingkungan
Dalam pandangan ini perkembangan seseorang sangat ditentukan oleh
faktor lingkungannya, sepertihalnya menurut pendapat John Locke (dalam
Dariyo 2007:44-45) bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan yang suci
seperti kertasa putih yang belum ternoda, dikenal dengan teori tabula rasa. Hal
ini tergantung bagaimana karakteristik lingkungan itu sendiri. Taraf
intelegensi ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya
dari lingkungan hidupnya.
3. Faktor Interaksionalisme antara Genetis dan Lingkungan
Perpaduan antara faktor genetis maupun faktor lingkungan
menyatakan bahwa perkembangan seseorang tidak akan maksimal kalau
hanya mengandalkan salah satu faktor pengaruh saja. Kedua faktor tersebut
harus dipersatukan demi memaksimalkan perkembangan. Dengan demikian
faktor genetis harus ditopang dengan faktor lingkungan atau sebaliknya, faktor
lingkungan harus memperoleh dukungan faktor genetis sehingga
memungkinkan perkembangan fisiologis maupun psikologis (potensi, bakat,
kecerdasan dan kepribadian) seseorang.
Selain itu Piaget (dalam Suyana 2016:80) juga menjelaskan tentang
faktor perkembangan kognitif dimana, perkembangan kognitif dipengaruhi
oleh trasmisi sosial atau belajar dari orang lain, tanpa tranmisi sosial akan
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
13
menemukan kembali semua pengetahuan yang sudah ditawarkan oleh budaya.
Seberapa banyak yang dapat dipelajari orang dari tranmisi sosial bervariasi
menurut tahap perkembangan kognitifnya. Kematangan, aktivitas dan tranmisi
sosial semuannya bekerjasama untuk mempengaruhi perkembangan kognitif.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa
faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak adalah faktor
keturunan dan faktor lingkungan dimana kematangan dan pengalaman yang
berasal dari interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya sangat memberikan
pengaruh yang positif bagi perkembangan kognitifnya.
d. Karakteristik Perkembangan Kognitif
Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada pengembangan kognitif
anak dimana lebih difokuskan pada kemampuan pemahaman konsep bilangan.
Hal tersebut dikarenakan pemahaman konsep bilangan termasuk dalam
pengembangan kemampuan kognitif, sehingga dalam penelitian ini akan
dibahas lebih detail terkait karakteristik kemampuan kognitif.
Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda begitupun dalam
tingkat pencapaiannya. Dalam aspek perkembangan kognitif, salah satu
kemampuan yang dikembangkan pada anak usia dini pada rentang usia 4-5
tahun adalah kemampuan mengenal konsep bilangan. Sesuai dalam Peraturan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) 137 tahun 2014, tentang
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
14
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) usia 4-5 tahun
yaitu:
1. Membilang banyak benda satu sampai sepuluh.
2. Mengenal konsep bilangan.
3. Mengenal lambang bilangan.
Menurut Sujiono (2013:160) mengemukakan tentang karakteristik
perkembangan kemampuan kognitif anak usia 4-5 tahun meliputi: a)
Menunjukan minat dalam rasa dan perbedaan aktivitas sensori motor (warna,
ukuran atau bentuk, suara, bau, berat). b) Menunjukan peningkatan minat
dalam angka-angka sederhana dan kuantias kegiatan. c) Melakukan kegiatan
yang lebih bertujuan dan mampu merencanakan suatu kegiatan secara aktif. d)
Menunjukan peningkatan minat dalam menghasilkan rancangan, termasuk
puzzle dan dalam mengkonstruksi unia permainan. e) Menunjukan minat
terhadap alam, pengetahuan, binatang, waktu dan bagaimana benda bekerja.
Karakteristik kemampuan kognitif anak usia 4-5 tahun yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi kemampuan anak adalah memahami dan
menghafal bilangan, menghitung dalam sejumlah benda dan mengenal
lambang bilangan angka secara baik.
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
15
2. Pemahaman Konsep Bilangan
a. Pengertian Konsep Bilangan
Menurut Ramaini (2012:4) dalam Jurnal Pesona Paud mengatakan
bahwa konsep bilangan adalah himpunan benda-benda atau angka yang dapat
memberikan sebuah pengertian. Konsep bilangan ini dikaitkan dengan
pekerjaan menghubung-hubungkan baik benda-benda maupun lambang
bilangan.
Menurut Rahman dkk (2017:121) dalam Jurnal PAUD Agapedia bahwa
konsep bilangan selalu dikaitkan dengan pekerjaan menghubung-hubungkan
baik benda maupun dengan lambang bilangan. Pernyataan tersebut
menjelaskan bahwa konsep bilangan perlu dikenalkan kepada anak sejak dini,
karena pemahaman konsep bilangan akan menjadi dasar bagi penguasaan
konsep-konsep matematika selanjutnya. Konsep bilangan juga merupakan
himpunan benda-benda atau angka yang dapat memberikan sebuah
pengertian.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada
dasarnya pengenalan konsep bilangan sejak anak usia dini cukup berperan
penting. Karena, ketika anak sudah mengenal konsep bilangan anak akan
mampu memecahkan masalah dan membangun pengetahuan mengenai konsep
matematika lainnya yang anak akan temukan dalam aktivitas sehari-hari.
Adapun dalam penelitian ini konsep bilangan yang dikenalkan adalah
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
16
memahami dan menghafal bilangan, menghitung dalam sejumlah benda dan
mengenal lambang bilangan angka.
b. Karakteristik Pemahaman Konsep Bilangan Anak Usia 4-5 tahun
Menurut Piaget (dalam Suyanto, 2005:160) mengatakan bahwa sebelum
anak memahami konsep bilangan dan operasi bilangan anak harus dilatih lebih
dahulu mengkonstruksikan pemahaman dengan bahasa simbolik yang
disebutnya sebagai abstraksi sederhana (simple abstraction) yang dikenal pula
dengan abstaksi empiris. Tujuan pembelajaran matematika untuk anak usia
dini adalah sebagai logico-mathematical learning atau belajar berfikir logis
dan matematis dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit.
Salah satu konsep matematika yang penting untuk dikuasai anak di
usia 4-5 tahun adalah pengembangan pemahaman terhadap konsep bilangan,
yang meliputi pengenalan konsep bilangan dan lambang bilangan. Penting
untuk menjadi salah satu yang harus dikuasai karena menjadi dasar bagi
perkembangan konsep matematika selanjutnya. Pengenalan konsep bilangan
pada anak hendaknya disesuaikan dengan karakteristik masing-masing usia.
Menurut Suryana (2016:108) adapun tingkat pencapaian perkembangan
anak pada lingkup perkembangan kognitif untuk meningkatkan konsep
bilangan pada usia 4-6 tahun, Menurut Kepermen dalam pedoman
Pengembangan Pembelajaran di taman kanak-kanak tahun 2010 yaitu:
a) Mengetahui konsep banyak dan sedikit
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
17
b) Mengenal konsep bilangan
c) Mengenal lambang bilangan
d) Menyebut lambang bilangan 1-10
e) Mencocokan bilangan dengan lambang bilangan
Dalam Permendiknas No 58 tahun 2009 dijelaskan tentang konsep
bilangan dan lambang bilangan anak uisa 4-5 tahun atau anak kelompok A
adalah:
a) Anak mampu mengetahui konsep banyak dan sedikit
b) Membilang banyak benda satu sampai sepuluh
c) Mengenal konsep bilangan
d) Mengenal lambang bilangan.
e) Mengenal lambang huruf
Menurut Mutiah (2010:162) mengatakan bahwa terdapat beberapa
tahapan dalam menganal konsep bilangan yaitu:
a) Tingkat Pemahaman Konsep
Anak akan memahami konsep melalui pengalaman bekerja/bermain
dengan benda konkret dengan melalui pengamatan. Kegiatan dapat dilakukan
dengan mengucap bilangan 1 sampai 10, membilang dengan menunjuk pada
himpunan benda serta menghitung sejumlah benda dan mencocokan dengan
benda lain.
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
18
b) Tingkat Menghubungkan Konsep Konkret Dengan Lambang Bilangan
Setelah konsep dipahami oleh anak, guru mengenalkan lambang
konsep. Kejelasan hubungan antara konsep konkret dan lambang bilangan
menjadi tugas guru yang sangat penting dan tidak tergesa-gesa.
c) Tingkat Lambang Bilangan
Anak diberi kesempatan untuk menulis lambang bilangan atas konsep
konkret yang telah mereka pahami. Berilah kesempatan yang cukup untuk
menggunakan alat konkret hingga mereka melepaskannya sendiri. Anak
mengenal dan mampu menulis bentuk lambang bilangan 1 sampai 10 serta
mengurutkan tempat bilangan melalui pengamatan, pengelompokan dan
mengkomunikasikan. Kegiatan dapat dilakukan dengan menyebut urutan
lambang bilangan 1 sampai 10, mencocokan dengan himpunan serta mengisi
lambang bilangan yang dikosongkan.
Berdasarkan beberapa pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pemahaman konsep bilangan anak usia 4-5 tahun terdiri dari
membilang banyak benda satu sampai sepuluh, mengenal lambang bilangan
(angka), serta mengetahui konsep banyak sedikit dan juga dapat disimpulkan
bahwa pengenalan konsep bilangan dapat dilakukan dengan menyebutkan
bilangan, mengurutkan bilangan, menulis angka, memasangkan atau
mencocokan angka serta membandingkanya.
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
19
B. Media Spindle Box
1. Media Pembelajaran Bagi Anak Usia Dini
Menurut Anitah (2009:1) Kata media berasal dari bahasa latin yang
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti sesuatu yang terletak
ditengah (antara dua pihak) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai
perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara dua sumber pesan
dengan penerima pesan.
Association for education communications and Technology (AECT)
dalam Anitah (2009:1) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang
digunakan untuk menyalurkan informasi. Bretz (1977) mengatakan bahwa
media adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah jadi sesuatu perantara
yang menghubungkan semua pihak yang membutuhkan terjadinya suatu
hubungan dan membedakan antara media komunikasi dan alat bantu
komunikasi.
Smaldino dkk (dalam Anitah, 2009:2) mengatakan bahwa media adalah
suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Berasal dari kata “medium”
yang berarti antara media menunjuk pada segala sesuatu yang membawa
informasi antara sumber dan penerima pesan. Dikatakan media pembelajaran
bila segala sesuatu tersebut membawakan pesan untuk suatu tujuan
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar dan bahan ajar. Dalam proses pembelajaran diperlukan alat bantu
atau media agar tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
20
Menurut Degeng (dalam Hamzah 2006:2) Pembelajaran atau pengajaran
adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara
implicit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.
Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi
pengajaran yang ada.
Sedangkan menurut Latif dkk (2013:152) Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat dijadikan bahan (software) dan alat (hardware)
untuk bermain yang membuat anak usia dini mampu memperoleh
pengetahuan, ketrampilan dan menentukan sikap.
Dari berbagai definisi yang diuraikan diatas, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah bahan, atau segala alat
pengajaran yang dapat dipergunakan sebagaisarana membantu menyampaikan
materi pelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan
pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan atau dirumuskan.
2. Media Spindle Box
Piaget (dalam Suyadi, 2010:79) mengatakan bahwa pengetahuan
dibangun melalui kegiatan atau aktivitas pembelajaran. Proses pembelajaran
pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-
konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
21
nyata yang dapat memungkinkan mereka untuk menunjukan aktivitas dan rasa
ingin tahu secara optimal.
Menurut Giermaine, (2008:17) media Spindle Box merupakan alat
permainan edukatif yang diadopsi dari media pembelajaran Montessori yang
digunakan sebagai salah satu media untuk pengenalan awal konsep bilangan
pada anak. Montessori merupakan ahli dan ilmuwan pendidikan yang telah
menghasilkan berbagai macam teori dan metode pendidikan anak, salah
satunya adalah metode pengajaran matematika. Metode pembelajaran
matematika montessori merupakan adopsi dari metode pembelajaran
trasidional Eropa, yang sekarang digunakan menjadi kurikulum di Amerika.
Menurut Giermaine, (2008:17) Spindle Box tersusun dengan bentuk
yang menyenangkan untuk memungkinkan anak belajar mengenal konsep
bilangan dan kuantitas. Spindle Box terbuat dari dua kotak kayu, yang terbagi
menjadi 10 bagian. Setiap bagian tertulis nomer 0 hingga 9. Pada kotak
terpisah terdapat 45 stik batang kayu yang digunakan untuk membilang.
Permainan ini memungkinkan anak untuk menghitung jumlah spindle yang
benar pada setiap bagian kotak sesuai dengan nomer yang tertulis, satu, dua,
tiga, sampai sembilan. Kotak yang tertulis angka “nol” artinya tidak diisi
dengan batangan kayu. Hal ini mengajarkan anak sedini mungkin mengenal
angka mulai dari nol. Melalui permainan spindle box ini anak akan
menemukan trial and error atau menemukan letak permasalahan secara
langsung, dan anak mampu memecahkannya.
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
22
Dimana jika dalam permainan ini anak mampu bermain dengan benar,
maka tidak akan ada batangan kayu yang tersisa ataupun kurang di setiap
kantungnya, begitupun sebalikya ketika ada stik batangan kayu yang tersisa di
dalam wadah maka ada kekeliruan dalam memasukan stik batangan kayu,
sehingga anak akan mencari dan menghitung kembali umtuk menemukan
letak kesalahannya.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media
spindle box merupakan salah satu media edukatif yang diadaptasi dari media
pembelajaran montessori sebagai salah satu media yang dapat digunakan
sebagai media pengenalan konsep matematika dasar. Media spindle box yang
digunakan dalam penelitian ini ada modifikasi dimana disesuaikan dengan
capaian indikator kognitif kelas A, yaitu menjadi 0-10 sehingga kemudian
tersedia menjadi 55 stik batang kayu. Bahan dasar media spindle box yang
digunakan dalam penelitian ini juga sudah divariasikan dengan bahan yang
tidak lagi terbuat dari kayu namun terbuat dari kain atau dapat disebut dengan
fabric spindle box.
C. Indikator Perkembangan Kognitif Usia 4-5 Tahun
Indikator pencapaian perkembangan adalah penanda perkembangan yang
spesifik dan terukur untuk memantau atau menilai perkembangan anak pada usia
tertentu. Indikator perkembangan sejatinya berfungsi untuk memantau
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
23
perkembangan anak. Menurut Dimyati (2015:14-37) berikut ini indikator
perkembangan kognitif usia 4-5 tahun yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.2 Indikator Capaian Perkembangan Kognitif Anak
Usia 4-5 tahun
No Indikator capaian perkembangan1 Mengelompokan benda dengan cara yang diketahui anak misalnya:
mengurutkan warna, bentuk, ukuran, jenis dan lain-lain. 2 Menunjuk sebanyak-banyaknya benda hewan, tanaman yang mempunyai
warna, bentuk, atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu 3 Mengenal kasar-halus, panjang-pendek, jauh-dekat, banyak-sedikit, sama-
tidak sama. 4 Mencari lokasi tempat asal suara.5 Memasangkan benda sesuai dengan pasangannya6 Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika warna dicampur, proses
pertumbuhan, biji-bijian, umbi-umbian. Balon ditiup lalu dilepaskan, benda-benda dimasukan ke dalam air (terpung, melayang, tenggelam). Benda yang dijatuhkan (gravitasi) percobaan dengan magnet, mengamati dengan kaca pembesar, mencoba dan membedakan bermacam-macam ras, baud dan suara.
7 Membilang menyebut urutan bilangan dari 1-108 Membilang dengan menunjuk (mengenal konsep bilangan dengan benda-
benda sampai 10)9 Menunjuk urutan benda untuk bilangan sampai 1010 Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda
sampai 10 (anak tidak disuruh menulis)11 Menunjuk 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya yang tidak sama,
lebih banyak dan lebih sedikit12 Menyebut kembali benda-benda yang baru dilihatnya13 Menyebut dan menunjukan bentuk-bentuk geometri14 Mengelompokan bentu-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat)15 Menunjukan dan menyebut benda yang berbentuk geometri 16 Mengerjakan maze (mencari jejak sederhana)17 Menyusun kepingan pazzel menjadi bentuk utuh (4-6 keping) 18 Mengukur panjang dengan langkah dan jengkal19 Menimbang benda dengan timbangan buatan20 Mengisi wadah dengan air, pasir, biji-bijian, beras dan lain-lain
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
24
21 Mengatakan dan membedakan waktu 9pagi, siang, malam) 22 Mengetahui nama-nama hari dalam satu minggu23 Menyebutkan hasil penambahan (menggabungkan 2 kumpulan benda dan
pengurangan (memisahkan kumpulan benda sampai 5)24 Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2 pola yang
berurutan. Misal: merah-putih, putih-merah.
Dalam penelitian ini peneliti mengadopsi dan mengembangkan indikator
yang bersumber dari indicator kemampuan pemahman konsep bilangan TK
kelompok A berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004. Jumlah
indicator yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 indikator dari 24
indikator yang ada. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut:
No Indikator Yang Diharapkan Meningkatkan Kemampuan Pemahaman
Konsep Bilangan Menggunakan Media Spindle Box 1 Anak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru tentang konsep
bilangan 0-10 dengan benar.2 Anak mampu menyebutkan bilangan 0-10 dengan benar.
3 Anak mampu mengurutkan lambang bilangan 0-10 dengan benar.
4 Anak mampu membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 10)
5 Anak mampu menunjuk urutan benda untuk bilangan sampai 0-10.
6 Anak mampu menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10.
7 Anak mampu membedakan 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit.
8 Anak mampu menyebut kembali benda-benda yang baru dilihatnya.
9 Anak mampu menyebutkan hasil penambahan (menggabungkan kumpulan benda dan pengurangan (memisahkan kumpulan benda)
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
25
D. Pedoman Penilaian Kemampuan Pemahaman Konsep Bilangan Anak Yang
Digunakan Dalam Penelitian
Adapun penelitian ini menggunakan bentuk penilaian rating scale.
Menurut Sugiyono (2010:141) instrumen dengan rating scale adalah harus dapat
mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap
aitem instrumen. Penjabaran tersebut dalam penelitian ini dituangkan pada
interval jawaban dan pedoman penilaian. Adapun interval jawaban yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan skor 1 sampai 4 yang artinya
adalah sebagai berikut:
Keterangan symbol penilaian:
1 : Artinya kemampuan anak sangat tidak baik
2 : Artinya kemampuan anak tidak baik
3 : Artinya kemampuan anak baik
4 : Artinya kemampuan anak sangat baik
Keterangan rubric penilaian kemampuan pemahaman konsep bilangan:
a. Indikator 1 : Mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru tentang
konsep bilangan 0-10 dengan benar.
1 : Anak belum mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
guru tentang konsep bilangan 0-10.
2 : Anak mulai mampu menjawab satu sampai dua pertanyaan
yang diajukan guru tentang konsep bilangan 0-10.
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
26
3 : Anak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru
tentang konsep bilangan 0-10 dengan benar.
4 : Anak mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan
guru tentang konsep bilangan 0-10 dan lebih dari 10 dengan
dan baik benar.
b. Indikator 2 : Anak mampu menyebutkan bilangan 0-10 dengan benar.
1 : Anak belum mampu menyebutkan bilangan 0-10.
2 : Anak mulai mampu menyebutkan bilangan nol meskinpun
belum sampai 10.
3 : Anak mampu menyebutkan bilangan 0-10.
4 : Anak mampu menyebutkan bilangan lebih dari 0-10.
c. Indikator 3 : Anak mampu mengurutkan lambang bilangan 0-10 dengan
benar.
1 : Anak belum mampu mengurutkan lambang bilangan 0-10
dengan benar.
2 : Anak mulai mampu mengurutkan lambing bilangan meski
belum sampai 10.
3 : Anak mampu mengurutkan lambang bilangan 0-10 dengan
benar.
4 : Anak mengurutkan lambang bilangan 0-10 dengan benar,
sampai lebih dari 10.
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
27
d. Indikator 4 : Anak mampu membilang (mengenal konsep bilangan dengan
benda-benda sampai 10)
1 : Anak belum mampu membilang (mengenal konsep bilangan
dengan benda-benda sampai 10)
2 : Anak mulai mampu membilang namun belum sampai 10
(mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 10)
3 : Anak mampu membilang sampai 10 (mengenal konsep
bilangan dengan benda-benda sampai 10)
4 : Anak mampu membilang (mengenal konsep bilangan
dengan benda-benda sampai 10) dan sampai lebih dari
sepuluh.
e. Indikator 5 : Anak mampu menunjuk urutan benda untuk bilangan sampai
0-10.
1 : Anak belum mampu menunjuk urutan benda untuk bilangan
sampai 0-10.
2 : Anak mulai mampu menunjuk urutan benda namun belum
sampai 10.
3 : Anak mampu menunjuk urutan benda untuk bilangan sampai
0-10.
4 : Anak mampu menunjuk urutan benda untuk bilangan sampai
0-10 dan lebih dari sepuluh dengan benar
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
28
f. Indikator 6 : Anak mampu menghubungkan atau memasangkan lambang
bilangan dengan benda-benda sampai 10.
1 : Anak belum mampu menghubungkan atau memasangkan
lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10.
2 : Anak mulai mampu menghubungkan atau memasangkan
lambang bilangan dengan benda-benda belum sampai 10.
3 : Anak mampu menghubungkan atau memasangkan lambang
bilangan dengan benda-benda sampai 10.
4 : Anak mampu menghubungkan atau memasangkan lambang
bilangan dengan benda-benda sampai 10 dan sampai lebih dari
10
g. Indikator 7 : Anak mampu membedakan 2 kumpulan benda yang sama
jumlahnya yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit.
1 : Anak belum mampu membedakan 2 kumpulan benda yang
sama jumlahnya yang tidak sama, lebih banyak dan lebih
sedikit.
2 : Anak mulai mampu membedakan 2 kumpulan benda yang
sama jumlahnya yang tidak sama, lebih banyak dan lebih
sedikit namun masih dalam bantuan.
3 : Anak mampu membedakan 2 kumpulan benda yang sama
jumlahnya yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit
dengan baik.
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
29
4 : Anak mampu membedakan lebih dari 2 kumpulan benda
yang sama jumlahnya yang tidak sama, lebih banyak dengan
baik.
h. Indikator 8 : Anak mampu menyebut kembali benda-benda yang baru
dilihatnya.
1 : Anak belum mampu menyebut kembali benda-benda yang
baru dilihatnya.
2 : Anak mulai mampu menyebut kembali benda-benda yang
baru dilihatnya.
3 : Anak mampu menyebut kembali benda-benda yang baru
dilihatnya dengan baik.
4 : Anak mampu menyebut semua kembali benda-benda yang
baru dilihatnya sesuai urutannya dengan baik dan benar.
i. Indikator 9 : Anak mampu menyebutkan hasil penambahan
(menggabungkan kumpulan benda dan pengurangan (memisahkan
kumpulan benda)
1 : Anak belum mampu menyebutkan hasil penambahan
(menggabungkan kumpulan benda dan pengurangan
(memisahkan kumpulan benda)
2 : Anak mulai mampu menyebutkan satu sampai dua hasil
penambahan (menggabungkan kumpulan benda dan
pengurangan (memisahkan kumpulan benda)
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
30
3 : Anak mampu menyebutkan satu sampai tiga hasil
penambahan (menggabungkan kumpulan benda dan
pengurangan (memisahkan kumpulan benda).
4 : Anak mampu menyebutkan satu sampai lima hasil
penambahan (menggabungkan kumpulan benda dan
pengurangan (memisahkan kumpulan benda).
E. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Sonia Noor Febrianty yang berjudul
“Pengaruh Alat Permainan Montessori Terhadap Kemampuan Berhitung anak
1-10 Kelompok A KB-TK Arisska”
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan
jenis penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan yaitu pre-
eksperimental dengan rancangan penelitian one-grup pretest-posttest design.
Subyek penelitian ini anak kelompok A dengan jumlah 20 anak. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Teknik analisis data
menggunakan uji jenjang bertanda Wilcoxon dengan rumus Thitung < Ttabel.
Jika Thitung < Ttabel maka penelitian ini signifikan adanya pengaruh alat
permainan Montessori terhadap kemampuan berhitung anak 1-10.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang kemampuan berhitung
anak 1-10 kelompok A pada saat sebelum diberikan perlakuan (pre-test) data
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
31
yang diperoleh yaitu 53 dan sesudah diberikan perlakuan (post-test) data yang
diperoleh yaitu 77. Hasil analisis data uji Wilcoxon diperoleh bahwa Thitung
= 0 dan Ttabel = 52 (0 < 52). Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho
ditolak.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Linda Yulianti dkk yang berjudul
“Peningkatan Konsep Bilangan Melalui Permaianan Angka Pada Anak Usia
4-5 tahun di PAUD Siratul Jannah”
Penelitian ini dilatar belakangi Permen 58 Tahun 2009 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini mencakup lima aspek perkembangan salah
satunya adalah aspek nilai kognitif anak usia 4 – 5 tahun yang memiliki
Tingkatan Pencapaian Perkembangan (TPP) diantaranya adalah mengetahui
konsep banyak dan sedikit, membilang banyak benda satu sampai sepuluh,
mengenal konsep bilangan, mengenal lambang bilangan dan mengenal
lambang huruf. PAUD Siratul Jannah telah mencoba memberikan suatu
pembelajaran kepada anak, tetapi anak tidak memahami konsep angka,
lambang bilangan, banyak sedikit, sebab akibat, bentuk, warna dan jenis.
Penelitian ini mengunakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian
ini adalah anak yang berjumlah 14 orang anak. Lokasi yang digunakan
sebagai tempat penelitian adalah PAUD Siratul Jannah Kabupaten Kubu
Raya. Hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis data, maka
secara umum dapat disimpulkan bahwa melalui permainan angka dapat
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
32
meningkatkan pengenalan konsep bilangan pada anak usia 4 – 5 Tahun di
Siratul Jannah.
3. Hasil penelitian yang dilakuakan oleh Irfatul Ulum yang berjudul
“Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Melalui Permainan Memancing
Angka Pada Anak Kelompok A di RA Masyitoh Kalisoka Triwidadi Pajangan
Bantul”
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif
menggunakan model Kemmis dan Taggart yangdilaksanakan dalam 2 siklus.
masing-masing siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Subjek penelitian
adalah kelompok A yang berjumlah 20 anak. Objek yang diteliti adalah
pemahaman konsep bilangan melalui permainan memancing angka. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Teknis analisis data
menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menujukan adanya
peningkatan pemahaman kosep bilangan anak kelompok A melalui permainan
memancing angka yakni pada saat sebelum dilaksanakan tindakan persentase
pemahaman konsep bilangan anak adalah 49,58% dengan kriteria cukup dan
setelah dlaksanakan tindakan pemahaman konsep bilangan anak meningkat
menjadi 82,50% dengan kriteria sangat baik.
F. Ringkasan dan Kerangka Pikir
Kemampuan kognitif merupakan hal yang sangat penting, dimana
pengembangan kemampuan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
33
berfikir teliti untuk dapat menemukan alternatif pemecahan masalah, membantu
anak mengembangkan kemampuan logika matematiknya, mengelompokkan dan
mempersiapkan pengembangan kemampuan berfikir teliti. Perkembangan
kognitif berhubungan dengan meningkatnya kemampuan berfikir (thinking)
memecahkan masalah (problem solving), kecerdasan (intelligence), bakat
(aptitude).
Matematika merupakan bagian dari kognitif yang sangat penting untuk
perkembangan intelegensi anak. Matematika tidak hanya kegiatan menghitung,
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, tetapi matematika adalah
bagian dari kebutuhan hidup sehari-hari termasuk juga yang paling dasar adalah
mengenai konsep bilangan. Karakteristik pemahaman konsep bilangan anak usia
4-5 tahun terdiri dari membilang banyak benda satu sampai sepuluh, mengenal
lambang bilangan (angka), serta mengetahui konsep banyak sedikit.
Dalam proses pembelajaran pada anak usia dini terutama pada
pengembangan kemampuan matematika anak yang lebih difokuskan pada
kemampuan mengenal konsep bilangan, tentu diperlukan media pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan untuk anak agar pembelajaran mengenal
konsep bilangan lebih mudah diterapkan. Oleh karena itu pembelajaran mengenal
konsep bilangan harus menerapkan unsur belajar sambil bermain, serta harus
adanya media yang mendukung untuk mempermudah anak dalam mengenal
konsep bilangan.
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
34
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai
alat untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pemikira, perhatian serta
kemauan anak sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Media yang
tepat dan sesuai akan mampu mengambangkan kemampuan matematika. Begitu
pula sebaliknya media tidak bervariasi akan berpengaruh pada kemampuan
matematika.
Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud mencari tahu efektifitas spindle
box terhadap kemampuan pemahaman konsep bilangan pada anak usia dini,
Peneliti menjelaskan kerangka berfikir dengan skema sebagai berikut:
Keterangan
X = Aktivitas Penggunaan Media Spindle Box
Y = Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Bilangan
G. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:110) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang besifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
X
Aktivitas Penggunaan Media Spindle Box
Y
Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Konsep Bilangan
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018
35
terbukti melalui data yang terkumpul. Selanjutnya menurut Arikunto (199:57)
hipotesis merupakan gabungan dari “hipo” artinya dibawah dan “tesis” artinya
“kebenaran”. Secara keseluruhan “hipotesis” berarti di bawah kebenaran.
Sedangkan Menurut Riduwan (2013:37) hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumus-rumus masalah atau sub masalah yang diajukan
peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau kajian teori dan masih diuji
kebenarannya. Dari hipotesis yang ada atau sebagai dugaan sementara tentang
adanya pengaruh atau sering disebut Hipotesis Alternatif (Ha), Hipotesis
Alternatif disebut juga dengan hipotesis penelitian atau hipotesis kerja, Hipotesis
alternatif (Ha) hanya mengekspresikan keyakinan peneliti. Sedangkan Hipotesis
Nihil (Ho) pada hipotesisa inilah yang sebenarnya perlu diuji secara statistic guna
mengetahui kebenaran.
Berdasarkan kajian teori dari kerangka berfikir diatas, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian adalah:
Ha: Media spindle box efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep bilangan pada anak usia dini.
Ho: Media spindle box tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep bilangan pada anak usia dini.
Efektivitas Media Spindle... Luluk Tri Faizatun, FKIP UMP, 2018