bab i yang digunakan untuk memikul beban lalu...

26
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jaringan jalan propinsi kota Situbondo merupakan salah satu jalan penghubung yang secara geografis terletak diwilayah propinsi jawa timur. Jaringan jalan raya merupakan prasarana tranportasi darat yang memegang peranaan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah lambannya perkembangan sarana dan prasarana transportasi khususnya jaringan jalan, bila usaha ini tidak dilakukan maka dapat mengakibatkan permasalahan lalu lintas dikemudian hari. Sistem jaringan jalan kota Situbondo khususnya pada ruas jalan Situbondo- Banyuwangi hanya bertumpu kepada satu jalur utama yaitu jalur jalan propinsi/negara yang melalui pusat kota, sehingga perkembangan kota hanya berada di sekitar koridor ruas jalan utama tersebut. Selain itu keberadaan jalur lalu lintas antar kota/propinsi di pusat kota menjadikan kondisi berlalu lintas di kota semakin tidak nyaman dan aman dikarenakan bercampurnya lalu lintas antar kota terutama kendaraan berat dengan lalu lintas lokal, apalagi jika ada truk yang mogok, selain itu banyaknya kondisi jalan yang rusak pada titik-titik tertentu, kondisi existing jalan yang ada sekarang juga belum dilengkapi saluran drainase jalan akibatnya pada saat hujan lebat terjadi genangan air walapun tidak tinggi dan kondisi jalan existing jalan pada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi sebagian besar lebarnya kurang memenuhi standart jalan arteri primer . Adanya hal tersebut menyebabkan kondisi pada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi memerlukan penanganan yang lebih serius, salah satu usaha pemerintah untuk menangani permasalahan diatas yaitu mengadakan usaha pelebaran jalan pada ruas jalan Situbondo- Banyuwangi. Panjang jalan pada ruas Situbondo- Banyuwangi ini 35,5 km, dengan lebar jalan existing pada STA 0+000 s/d STA 35+500 sebagian besar adalah 6 meter dengan bahu jalan untuk tiap sisi 3 m. Untuk desain konstruksi tebal perkerasan pelebaran jalan yang digunakan untuk memikul beban lalu lintas, lapisan base direncanakan menggunakan aggregat klas A, untuk lapisan subbase menggunakan aggregat klas B dan untuk lapisan surface digunakan aspal. Usaha pelebaran jalan diharapkan memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi para pengguna jalan apalagi dilihat dari segi waktu dan biaya.Sebelum pelaksanaan fisik pembangunan atau rencana pelebaran suatu jalan, dalam hal ini rencana pelebaran ruas jalan Situbondo-Banyuwangi. Maka perlu diketahui layak atau tidaknya pelebaran jalan tersebut melalui studi kelayakan. Untuk itu dalam tugas akhir ini akan dilakukan studi kelayakan pelebaran jalan ruas Situbondo- Banyuwangi ditinjau dari aspek lalu lintas dan ekonomi. 1.2. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana karakteristik lalu lintas sebelum dan sesudah adanya pelebaran jalan pada ruas jalan Situbondo- Banyuwangi ? 2. Berapa penghematan biaya sesudah adanya pelebaran jalan pada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi ? 3. Berapa tebal konstruksi untuk pelebaran jalan pada ruas jalan Situbondo- Banyuwangi ? 4. Berapa besar anggaran biaya untuk pelebaran jalan pada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi ? 5. Apakah layak atau tidak pelebaran jalan pada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi ditinjau dari aspek lalu lintas dan ekonomi ? 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam studi kelayakan pada rencana pelebaran jalan berdasarkan permasalahan diatas yaitu : 1. Memperkirakan Volume lalu lintas menerus untuk kondisi saat ini dan kondisi selama umur rencana 20 tahun yang akan datang. 2. Menghitung penghematan biaya operasi kendaraan (BOK) selama umur rencana 20 tahun. 3. Mengitung tebal perkerasan pelebaran jalan. 4. Menghitung besarnya anggaran biaya untuk pelebaran jalan. 5. Menganalisa kelayakan pelebaran ruas jalan SitubondoBanyuwangi dari segi teknik lalu lintas dan ekonomi transportasi. 6.

Upload: danganh

Post on 13-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Jaringan jalan propinsi kotaSitubondo merupakan salah satu jalanpenghubung yang secara geografis terletakdiwilayah propinsi jawa timur. Jaringan jalanraya merupakan prasarana tranportasi daratyang memegang peranaan yang sangatpenting dalam sektor perhubungan terutamauntuk kesinambungan distribusi barang danjasa. Salah satu kendala utama yang dihadapiadalah lambannya perkembangan sarana danprasarana transportasi khususnya jaringanjalan, bila usaha ini tidak dilakukan makadapat mengakibatkan permasalahan lalulintas dikemudian hari.

Sistem jaringan jalan kota Situbondokhususnya pada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi hanya bertumpu kepada satujalur utama yaitu jalur jalan propinsi/negarayang melalui pusat kota, sehinggaperkembangan kota hanya berada di sekitarkoridor ruas jalan utama tersebut. Selain itukeberadaan jalur lalu lintas antarkota/propinsi di pusat kota menjadikankondisi berlalu lintas di kota semakin tidaknyaman dan aman dikarenakan bercampurnyalalu lintas antar kota terutama kendaraanberat dengan lalu lintas lokal, apalagi jika adatruk yang mogok, selain itu banyaknyakondisi jalan yang rusak pada titik-titiktertentu, kondisi existing jalan yang adasekarang juga belum dilengkapi salurandrainase jalan akibatnya pada saat hujan lebatterjadi genangan air walapun tidak tinggi dankondisi jalan existing jalan pada ruas jalanSitubondo-Banyuwangi sebagian besarlebarnya kurang memenuhi standart jalanarteri primer . Adanya hal tersebutmenyebabkan kondisi pada ruas jalanSitubondo-Banyuwangi memerlukanpenanganan yang lebih serius, salah satuusaha pemerintah untuk menanganipermasalahan diatas yaitu mengadakan usahapelebaran jalan pada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi.

Panjang jalan pada ruas Situbondo-Banyuwangi ini 35,5 km, dengan lebar jalanexisting pada STA 0+000 s/d STA 35+500sebagian besar adalah 6 meter dengan bahujalan untuk tiap sisi 3 m. Untuk desainkonstruksi tebal perkerasan pelebaran jalan

yang digunakan untuk memikul beban lalulintas, lapisan base direncanakanmenggunakan aggregat klas A, untuk lapisansubbase menggunakan aggregat klas B danuntuk lapisan surface digunakan aspal.

Usaha pelebaran jalan diharapkanmemberikan kenyamanan dan rasa aman bagipara pengguna jalan apalagi dilihat dari segiwaktu dan biaya.Sebelum pelaksanaan fisikpembangunan atau rencana pelebaran suatujalan, dalam hal ini rencana pelebaran ruasjalan Situbondo-Banyuwangi. Maka perludiketahui layak atau tidaknya pelebaran jalantersebut melalui studi kelayakan. Untuk itudalam tugas akhir ini akan dilakukan studikelayakan pelebaran jalan ruas Situbondo-Banyuwangi ditinjau dari aspek lalu lintasdan ekonomi.

1.2. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana karakteristik lalu lintas

sebelum dan sesudah adanya pelebaranjalan pada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi ?

2. Berapa penghematan biaya sesudahadanya pelebaran jalan pada ruas jalanSitubondo-Banyuwangi ?

3. Berapa tebal konstruksi untuk pelebaranjalan pada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi ?

4. Berapa besar anggaran biaya untukpelebaran jalan pada ruas jalanSitubondo-Banyuwangi ?

5. Apakah layak atau tidak pelebaran jalanpada ruas jalan Situbondo-Banyuwangiditinjau dari aspek lalu lintas danekonomi ?

1.3. MAKSUD DAN TUJUANTujuan yang diharapkan dapat tercapai dalamstudi kelayakan pada rencana pelebaran jalanberdasarkan permasalahan diatas yaitu :1. Memperkirakan Volume lalu lintas

menerus untuk kondisi saat ini dankondisi selama umur rencana 20 tahunyang akan datang.

2. Menghitung penghematan biaya operasikendaraan (BOK) selama umur rencana20 tahun.

3. Mengitung tebal perkerasan pelebaranjalan.

4. Menghitung besarnya anggaran biayauntuk pelebaran jalan.

5. Menganalisa kelayakan pelebaran ruasjalan Situbondo–Banyuwangi dari segiteknik lalu lintas dan ekonomitransportasi.

6.

Page 2: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

2

1.4. LINGKUP STUDIStudi kelayakan Pelebaran Jalan Ruas

Situbondo-Banyuwangi ditinjau dari segiekonomi yang berkaitan dengan penghematanbiaya operasi kendaraan (BOK) dan Nilaiwaktu bagi para pengguna jalan, dimanasebelum dan sesudah adanya pelebaran jalanpada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi.

1.5. BATASAN MASALAH1. Tinjauan kelayakan pelebaran jalan pada

ruas jalan Situbondo-Banyuwangi hanyaditinjau dari aspek lalu lintas danekonomi.

2. Tidak memperhitungkan kerugian ataupeningkatan dari bidang sosial, hasilproduk di daerah studi..

3. Peninjauan lalu lintas hanya pada analisavolume, kapasitas dan tingkat kinerjayang meliputi :a. Derajat kejenuhan ( Ds )b. Kecepatan.

4. Tidak merencanakan saluran drainasepada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi.

5. Perhitungan anggaran biaya hanya untukpelebaran jalan.

6. Selama umur rencana dianggap tidak adaperubahan mengenai jaringan jalan.

1.6. LOKASI STUDILokasi studi terletak pada ruas jalan

Situbondo–Banyuwangi STA 0+000 – STA35+500/ KM 217+500-KM 253+000,Situbondo Jawa Timur (Lihat Gambar 1)..

Gambar 1. Lokasi Studi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. UMUMDalam proses penyusunan tugas akhir inidiperlukan suatu dasar teori yang dapatmenunjang keseluruhan pembahasan masalahyang timbul sesuai penyelesaian tugas akhir.Dasarteori yang dimaksud berisikan teori-teoripenunjang yang berhubungan dengan tugas akhiryang akan dikerjakan.

2.2. KARAKTERISTIK JALANKarateristik jalan akan mempengaruhi kapasitasdan kinerjanya apabila dibebani lalu lintas.

2.2.1. Klasifikasi Jalan RayaJalan umum fungsinya dikelompokkan yaitu:1. Jalan arteri berfungsi melayani angkutan

utama.Ciri-cirinya:

1. perjalanan jarak jauh.2. kecepatan rata-rata tinggi.3. Jumlah jalan masuk dibatasi

secara berdaya guna.2. Jalan kolektor berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi denganCiri-cirinya:

1 . Perjalanan jarak sedang.2. Kecepatan rata-rata sedang.3. Jalan masuk dibatasi.

3. Jalan lokal berfungsi melayani angkutansetempat.Ciri-cirinya:

1. Perjalanan jarak dekat.2. Kecepatan rata-rata rendah.

4. 3. Jalan masuk tidak dibatasi. Jalanlingkungan, berfungsi melayani angkutanlingkunganCiri-cirinya:

1. Perjalanan jarak dekat.2. Kecepatan rata-rata rendah.

( Menurut UU RI No 38 tahun 2004 )2.2.2 Tipe Jalan

Tipe jalan dibagi menjadi 4(empat) yaitu :1. Jalan dua lajur dua arah tak terbagi

(2/2 UD)2. Jalan empat lajur dua arah tak terbagi

(4/2 UD)3. Jalan empat lajur dua arah terbagi

(4/2 D)4. Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2

D)( Sumber: Manual Kapasitas JalanIndonesia 1997 )

Page 3: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

3

2.2.3 Kelas Jarak PandangTabel 2.1 Kelas Jarak Pandang

Kelas JarakPandang

% Segmen Dengan JarakPandang Paling Sedikit 300

MeterA > 70%B > 30% – 70%C < 30%

Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia 19972.24 Tipe Alinyemen

Tipe alinyemen adalah gambarankemiringan daerah yang dilalui jalan danditentukan oleh jumlah naik dan turunnya medan(m/km) dan jumlah lengkung horizontal (rad/km)sepanjang segmen jalan.

Tabel 2.2 Tipe Alinyemen

Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

2.25 Kelas Hambatan SampingBanyaknya kegiatan samping di

Indonesia sering menimbulkan konflik denganarus lalu lintas, diantaranya menyebabkankemacetan bahkan sampai terjadinya kecelakaanlalu lintas. Hambatan samping juga sangatberpengaruh pada kapasitas dan kinerja jalan,diantaranya : pejalan kaki, pemberhentianangkutan umum dan kendaraan lain, kendaraanlambat (misalnya becak dan kereta kuda) dankendaraan keluar masuk dari lahan samping jalan.

Menurut MKJI 1997, hambatan sampingdisebabkan oleh 4 (empat) jenis kejadian yangmasing – masing memiliki bobot pengaruh yangberbeda terhadap kapasitas, yaitu :

Pejalan kaki Kendaraan parkir / berhenti Kendaraan keluar / masuk dari / ke

sisi jalan Kendaraan bergerak lambat

2.3 KARAKTERSITIK LALU LINTAS2.3.1 Volume lalu lintas

Volume lalu lintas adalah jumalahkendaraan yang melewati suatu segmen jalanselama periode tertentu dan dinyatakan dalamsmp/jam. Volume lalu lintas ini diperolehberdasarkan hasil pencatatan lalu lintas ( TrafficCounting ). Dan untuk tugas akhir ini volume lalulintas didapatkan dari data sekunder yangdidapatkan dari Dinas PU Bina Marga terkait.

2.3.2 Satuan Mobil Penumpang ( smp )Merupakan satuan arus lalu lintas dimana

arus dari berbagai tipe kendaraan telah diubahmenjadi kendaraan ringan ( Termasuk mobilpenumpang ) dengan mengunakan emp.

2.3.2 Ekivalensi Mobil PenumpangEkivalensi Mobil Penumpang adalah

faktor konversi berbagai jenis kendaraandibandingkan dengan mobil penumpang ataukendaraan ringan lainnya sehubungan dengandampaknya pada perilaku lalu lintas, dimana arusberbagai kendaraan yang berbeda telah diubahmenjadi arus kendaraan ringan (termasuk mobilpenumpang). (emp) seperti yang tertulis dalamMKJI 1997

Tabel 2.3 Tabel emp ( 2/2 UD )Tipe Arus emp

Alinyemen Total MC( kend/jam )

MHV LB LTLebar jalur lalu lintas ( m )< 6 m 6 - 8 m > 8 m

Datar 0 1,2 1,2 1,8 0,8 0,6 0,4800 1,8 1,8 2,7 1,2 0,9 0,6

1350 1,5 1,6 2,5 0,9 0,7 0,5? 1900 1,3 1,5 2,5 0,6 0,5 0,4

Bukit 0 1,8 1,6 5,2 0,7 0,5 0,3650 2,4 2,5 5,0 1,0 0,8 0,5

1100 2,0 2,0 4,0 0,8 0,6 0,4? 1600 1,7 1,7 3,2 0,5 0,4 0,3

Gunung 0 3,5 2,5 6,0 0,6 0,4 0,2450 3,0 3,2 5,5 0,9 0,7 0,4900 2,5 2,5 5,0 0,7 0,5 0,3

? 1350 1,9 2,2 4,0 0,5 0,4 0,3

Sumber : MKJI 1997 Bab 6hal 44Tabel 2.4 Tabel emp ( 4/2 D)

Arus Total ( Kend/Jam ) empTipe

AlinyemenJalan Terbagi

Per Arah ( Kend/Jam )

Jalan TakTerbagi Total( Kend/Jam )

MHV LB LT MC

0 0 1,2 1,2 1,6 0,51000 1700 1,4 1,4 2 0,61800 3250 1,6 1,7 2,5 0,8

Datar

? 2150 ? 3950 1,3 1,5 2 0,50 0 1,8 1,6 4,8 0,4

750 1350 2 2 4,6 0,51400 2500 2,2 2,3 4,3 0,7

Bukit

? 1750 ? 3150 1,8 1,9 3,5 0,40 0 3,2 2,2 5,5 0,3

550 1000 2,9 2,6 5,1 0,41100 2000 2,6 2,9 4,8 0,6

Gunung

? 1500 ? 2700 2 2,4 3,8 0,3

Sumber : MKJI 1997a

2.3.3 Kecepatan Arus BebasKecepatan adalah jarak yang ditempuh

dalam waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhikecepatan adalah kondisi jalan, volume lalu lintas,kondisi kendaraan dan lingkungan. Sedangkankecepatan kendaraan bebas adalah kecepatan padasaat tingkatan arus nol sesuai dengan kecepatanyang dipilih pengemudi. Seandainya mengendaraikendaraan bermotor, tanpa halangan kendaraanbermotor lainnya. Persamaan kecepatan arusbebas ini mempunyai bentuk seperti berikut :FV=(Fvo+FVw)xFFVsfxFFVrc………….Pers. 2.1Dimana :FV = Kecepatan arus bebas kendaran

ringan pada kondisi lapangan(km/jam).

FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraanringan (km/jam).

FVw = Penyesuaian untuk lebar efektif jalurlalu -lintas (km/jam), penambahan.

FFVsf = Faktor penyesuaian untuk kondisihambatan samping, perkalian.

FFVrc =Faktor penyesuaian untuk kelas fungsijalan,perkalian.

TipeAlinyemen

Keterangan

LengkungVertikal

naik+ Turun(m/km)

LengkungHorizontal(rad/km)

F Datar < 10 < 1R Bukit 10 - 20 1 – 2,5H Gunung > 30 > 2,5

Page 4: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

4

2.3.4 KapasitasKapasitas adalah sebagai arus maximal

yang dapat dipertahankan persatuan jam yangmelewati suatu titik jalan dalam kondisi tertentu.Nilai kapasitas jalan dapat dilihat pada Tabel 2.5.Persamaan untuk menentukan kapasitas suatujalan dengan alinyemen umum menurut MKJI1997 adalah :C = Co x FCw x FCsp x FCsf (smp/jam)…………….Pers. 2.2Dimana :C = kapasitasCo = kapasitas dasarF Cw = faktor penyesuaian akibat lebar jalur

lalu lintasF Csp = faktor penyesuaian akibat pemisahan

arahF Csf = faktor penyesuaian akibat hambatan

sampingTabel 2.5 Kapasitas Dasar Pada Jalan Luar Kota 4-Lajur 2-

Arah Tak Terbagi ( 4/2 )Tipe Jalan / Kapasitas Dasar Untuk Satu Lajur

Tipe Alinyemen ( smp/ jam / lajur )Empat Lajur Terbagi

Datar 1900Bukit 1850

Gunung 1800Empat Lajur Tak

TerbagiDatar 1700Bukit 1650

Gunung 1600

Sumber : MKJI 1997Bal 65Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar

Jalur Lalu LintasLebar efektif jalur lalu –

lintasTipe Jalan( Wc / m )

FCw

Per lajurEmpat - lajur terbagi 3,00 0,91

Enam - lajur terbagi 3,25 0,963,50 1,003,75 1,03Per lajur3,00 0,91

Empat - lajur tak terbagi 3,25 0,963,50 1,003,75 1,03

Total kedua arah5 0,696 0,91

Dua – lajur tak terbagi 7 1,008 1,089 1,15

10 1,2111 1,27

Sumber : MKJI 1997 BabTabel 2.7. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat

Pemisahan Arah(Fcsp)

Pemisahan arah SP %-%

50-50 55-45 60-40 65-35 70-30

FCsp Dua lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88

Empat lajur4/2

1,00 0,975 0,95 0,925 0,90

Sumber : MKJI 1997Faktor penyesuaian hambatan samping

ditentukan berdasarkan jenis jalan, kelashambatan samping, lebar bahu, jarak kerb kepenghalang efektif.

Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian Kapasitas AkibatHambatan Samping (Fcsf)

Tipe Kelas ( FCsf )Jalan Hambatan Lebar Bahu Efektif Ws ( m )

Samping ≤ 0,5 1 1,5 ≥ 2,04/2 D VL 0,99 1,00 1,00 1,03

L 0,96 0,97 0,99 1,01

M 0,93 0,95 0,96 0,99

H 0,9 0,92 0,95 0,97

VH 0,88 0,9 0,93 0,96

2/2 UD VL 0,97 0,99 1,00 1,02

4/2 UD L 0,93 0,95 0,97 1,00

M 0,88 0,91 0,94 0,98

H 0,84 0,87 0,91 0,95

VH 0,80 0,83 0,88 0,93

h2.3.5 Volume lalu lintas

Untuk perencanaan jalan diperlukansuatu kemapuan memperkirakan volume lalulintas yang diharapkan melewati suatu jalur jalan.Volume lalu-lintas adalah jumlah kendaraan yangmelewati satu titik pemgamatan pada suatu jalurjalan selama satu satuan waktu. Untukmendapatkan volume lalu lintas dilakukan surveyvolume lalu lintas.

2.3.6 Derajat KejenuhanDerajat kejenuhan didefinisikan sebagai

rasio arus terhadap kapasitas yang digunakansebagai faktor kunci dalam penentuan perilakulalu lintas pada suatu simpang dan juga segmenjalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkanapakah segmen jalan akan mempunyai masalah /tidak. Derajat kejenuhan ini diberi batasanmaksimum = 0,75 ; bila melebihi dari 0,75 makadianggap jalan sudah tidak mampu lagimenampung arus lalu lintas. Jadi harus ada ataudiperlukannya pelebaran jalan sehingga dapatdirumuskan :Ds = Q / C < 0,75 ………………….Pers. 2.3Dimana :Ds = derajat kejenuhanQ = arus total lalu lintas (smp/jam)c = kapasitask = faktor volume lalu lintas jam sibuk,

nilai normal k = 0,112.3.7 Kecepatan

Kecepatan rata – rata dihitung sebagaipanjang jalan dibagi waktu tempuh jalan tersebut.Kecepatan tempuh digunakan sebagai ukuranutama kinerja segmen jalan serta masukan yangpenting bagi pemakai jalan dalam analisaekonomi. Kecepatan tempuh didefinisikan dalamMKJI sebagai kecepatan rata – rata.

TT

LV ………………….Pers. 2.4

Dimana :V = kecepatan (km/jam)TT = waktu tempuh rata – rata (jam)L = jarak yang ditempuh (km)

2.4 PERAMALAN LALU LINTASPeramalan lalu lintas sangat penting

dalam studi ekonomi jalan raya karena dengan inidapat memperkirakan biaya – biaya yang akandikeluarkan dimasa yang akan datang, seiringdengan bertambahnya jumlah kendaraan. Dalantugas akhir ini metode yang digunakan dalamperamalan lalu lintas yaitu persamaan regresilinier.

Untuk melakukan peramalanpertumbuhan jumlah kendaraan bermotordigunakan metode regresi linier (linierregression) atau disebut juga metode selisih

Page 5: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

5

kuadrat minimum, dimana penyimpangan yangakan terjadi diusahakan sekecil mungkin agardicapai hasil mendekati keadaan sebenarnya.Peramalan dengan menggunakan regresi linier,dari data yang telah ada akan didapatkanpersamaan garis linier sebagai hubunganfungsional antara variabel-variabelnya. Jumlahkendaraan dinyatakan sebagi variabel tidak bebasdengan notasi Y, dan tahun dinyatakan sebagaivariabel bebas dengan notasi X. Secara matematishal diatas dapat dirumuskan dalam persamaan :

Y = a * X + b………………….Pers. 2.5

Dimana harga koefisien a dan b dapat dihitungdengan persamaan :

a=

22 XX*n

Y*XXY*n

b=

22 XX*n

XY*XY*X

r =

2222 YY*n*XX*n

Y*XXY*n

Untuk memudahkan perhitungan analisaregresi linier ini, digunakan programkomputer Microsoft Excel.

2.5 PERENCANAANTEBALPERKERASAN

Perkerasan jalan (pavement) adalah suatulapisan tambahan yang diletakkan di atas jalurjalan tanah, dimana lapisan tambahan tersebutterdiri dari bahan material yang lebih keras/ kakudari tanah dasarnya dengan tujuan agar jalur jalantersebut dapat dilalui oleh kendaraan (berat)dalam segala cuaca.

Dalam tugas akhir ini saya merencanakanjenis untuk pelebaran jalan termasuk jenisperkerasan lentur (flexible pavement).Perkerasanlentur ialah perkerasan yang umumnyamenggunakan bahan campuran beraspal sebagailapis permukaan serta bahan berbutir sebagailapisan di bawahnya Konstruksi perkerasan terdiridari :

- lapisan permukaan (surface course)- lapisan pondasi atas (base course)- lapisan pondasi bawah (sub base course)- lapisan tanah dasar (subgrade)

.Disamping kondisi lalu-lintas maka kondisi

tanah dasar (sub grade) juga sangat mempengaruhiperhitungan tebal perkerasan. Kondisi tanah dasaryang dimaksud adalah daya dukung dari tanahdasar. Ukuran untuk menghitung daya dukung tanah

dasar konstruksi jalan adalah hasil dari testCalifornia Bearing Ratio (CBR). California BearingRatio ialah suatu jenis test untuk mengukur dayadukung/ kekuatan geser tanah atau bahan pondasijalan dengan mencari besarnya gaya yangdiperlukan untuk menekan piston kepermukaantanah sedalam 0,1 inch (atau juga 0,2 inch). HargaCBR dapat dicari dengan dua cara yaitu langsungdari lapangan dan dari laboratorium.

Jika digunakan CBR lapangan makapengambilan contoh tanah dasar dilakukan dengantabung (undisturb), kemudian direndam (hal inidilakukan karena pada kondisi terendam sebagaisimulasi kondisi hujan, tanah tersebut mempunyaidaya dukung yang paling rendah) dan diperiksaharga CBRnya. Dapat juga mengukur langsung dilapangan pada saat musim hujan.

CBR laboratorium biasanya dipakai untukperencanaan pembangunan jalan baru. Sementara ini

dianjurkan untuk memperkirakan daya dukung tanahdasar berdasarkan pengukuran nilai CBR. Hargayang mewakili dari sejumlah harga CBR yangdilaporkan.Perhitungan dalam perencanaan tebalperkerasan (Metode Analisa Komponen)diantaranya meliputi :

1. Lalu Lintas Harian Rata – rata (LHRT)

nawal iLHR 1 ……………….Pers. 2.7

nAwalncanaUmur ixLHRLHR 1Re ….Pers. 2.8

Dengan :i = pertumbuhan lalu lintas (%)n = umur rencana

2. Perhitungan Angka Ekivalen (E)

3. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)Yaitu besarnya lintas ekivalen pada

saat jalan dibuka (awal umur rencana).Dengan rumusan sebagai berikut :

LEP =

n

jjLHR

1

x Cj x Ej …….Pers. 2.11

Dimana:J = Jenis kendaraanE = Angka Ekivalen tiap jenis kendaraanC = Koefisien Distribusi Kendaraan

Tabel 2.10 Koefisien DistribusiKendaraan (C)

Kendaraan ringan(Berat total < 5 T)

Kendaraan Berat(Berat total > 5 T)Jumlah

Lajur1 arah 2 arah 3 arah 4 arah

1 1.00 1.00 1.00 1.0002 0.60 0.50 0.70 0.5003 0.4 0.40 0.50 0.475

- 0.30 - 0.450- 0.25 - 0.425

6 - 0.2 - 0.400

4

4

8160

.5400

KgdalamtunggalsumbusatuBebanrodagandaGandaSumbu

KgdalamtunggalsumbusatuBebanlrodatunggaTunggalSumbu

4

13760tan

.

KgdalamtunggalsumbusatuBebanrodagandademSumbu

Page 6: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

6

Sumber: Perencanaan Tebal Perkerasan LenturMetode Analisa Komponen Bina Marga

4. Lintas Ekivalen Akhir (LEA)Yaitu besarnya lalu lintas ekivalen pada saatakhir rencana.LEA = …….Pers. 2.12Dimana :UR = Umur Rencanai = Perkembangan lalu lintas

5. Lintas Ekivalen Tengah (LET)Yaitu besarnya lintas ekivalen rata-rataselama umur perencanaan.

LET = ......Pers. 2.136. Lintas Ekivalen Rencana (LER)

Yaitu besarnya lintas ekivalen rencana yangdigunakan dalam perencanaan.LER = LET x FP ………………….Pers. 2.14FP = ………………….Pers.2.15FP = Faktor penyesuaianUR = Umur Rencana

7. Daya Dukung Tanah (DDT)Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)

ialah suatu skala yang dipakai dalamnomogram penetapan tebal perkerasan untukmenyatakan kekuatan tanah dasar. Dayadukung tanah dasar (subgrade) padaperkerasan lentur dinyatakan dengan nilaiCBR. Nilai DDT dapat dicari denganmenggunakan gambar korelasi DDT danCBR.

8. Faktor Regional (FR)Faktor Regional (FR) ialah faktor

setempat, menyangkut keadaan lapangan daniklim, yang dapat mempengaruhi keadaanpembebanan, daya dukung tanah dasar danperkerasan. Nilai Faktor Regional (FR)didapat berdasarkan klasifikasi tanah yangada pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11 Faktor Regional (FR)

CurahHujan

Kelandaian I

Kelandaian II

Kelandaian III

< 6% 6% - 10% > 10%%

Kendaraan Berat

%Kendaraa

n Berat

%Kendar

aanBerat

≤30%

>30%

≤30%

>30%

≤30%

>30%

Iklim I0.5

1.0-1.5

1.52.0-2.5

1.5

2.0-2.5< 900

mm/thIklim I

0.52.0-2.5

2.02.5-3.0

3.0

3.0-3.5≥ 900

mm/thSumber : Perencanaan Tebal PerkerasanLentur Metode Analisa Komponen Bina MargaKeterangan : Pada bagian – bagian jalantertentu, seperti persimpangan, pemberhentian

atau tikungan tajam (jari – jari 30m) FRditambah dengan 0,5. Pada daerah rawa- rawaditambah dengan 1,0.

9. Indeks Permukaan (IP)Indeks Permukaan menyatakan nilai

kerataan / kehalusan serta kekokohanpermukaan yang bertalian dengan tingkatpelayanan bagi lalu lintas yang lewat. Dalammenentukan indeks permukaan apad akhirumur rencana (IPt) perlu dipertimbangkanfaktor – faktor klasifikasi fungsional jalandan jumlah lintas ekivalen rencana (LER),menurut Tabel 2.12 sedangkan dalammenentukan indeks permukaan pada awalumur rencana (IP0) perlu diperhatikan jenislapis permukaan jalan pada awal umurrencana menurut Tabel 2.13.

Tabel 2.12. Indeks Permukaan Pada AkhirUmur Rencana (IPt)

LER = Lintas EkivalenRencana *)

LOKAL KOLEKTOR ARTERI TOL< 10 1,0 - 1,5 1,5 1,5 - 2,0 -

10 - 100 1,5 1,5 - 2,0 2,0 -100 - 1000 1,5 - 2,0 2,0 2,0 - 2,5 -

> 1000 - 2,0 - 2,5 2,5 2,5

KLASIFIKASI JALAN

Sumber : Perencanaan Tebal Perkerasan LenturMetode Analisa Komponen Bina Marga*) LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton bebansumbu tunggalTabel 2.13 Indeks Permukaan pada Awal Umur

Rencana (IPo)JENIS LAPIS

PERKERASANIPo

ROUGHNESS*) (mm/km)

Laston >= 4 <= 10003,9 – 3,5 > 1000

Lasbutag 3,9 – 3,5 <= 20003,4 – 3,0 > 2000

HRA 3,9 – 3,5 <= 20003,4 – 3,0 > 2000

Burda 3,9 – 3,5 < 2000Burtu 3,4 – 3,0 < 2000Lapen 3,4 – 3,0 <= 3000

2,9 – 2,5 > 3000Lastasbum 2,9 – 2,5

Buras 2,9 – 2,5Latasir 2,9 – 2,5

Jalan Tanah < = 2,4Jalan Kerikil <= 2,4

Sumber : Perencanaan Tebal Perkerasan LenturMetode Analisa Komponen Bina Marga

10. Koefisien Kekuatan Relatif (a)Koefisien kekuatan relatif masing –

masing bahan dan kegunaannya sebagai lapispermukaan dan pondasi ditentukan sepertipada Tabel 2.14.

Tabel 2.14 Daftar Koefisien Kekuatan Relatif (a)KoefisienKekuatan

Relatif

KekuatanBahan Jenis Bahan

a1 a2 a3MS Kt CBR

2

LEALEP

10

UR

jj

n

j

URj xECxiLHR

1

1

Page 7: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

7

(kg)

(kg/cm2)

(%)

0,40 - - 744 - -0,35 - - 590 - - Laston0,32 - - 454 - -0,30 - - 340 - -0,35 - - 744 - -0,31 - - 590 - - Lasbutag0,28 - - 454 - -0,26 - - 340 - -0,30 - - 340 - - HRA0,26 - - 340 - - Aspal

Macadam0,25 - - - - - Lapen

(mekanis)0,20 - - - - - Lapen

(manual)- 0,2

8- 590 - -

- 0,26

- 454 - - Laston Atas

- 0,24

- 340 - -

- 0,23

- - - - Lapen(mekanis)

- 0,19

- - - - Lapen(manual)

- 0,15

- - 22 - Stab. Tanahdengansemen

- 0,13

- - 18 -

- 0,15

- - 22 - Stab. Tanahdengankapur

- 0,13

- - 18 -

- 0,14

- - - 100 Batu pecah(kelas A)

- 0,13

- - - 80 Batu pecah(kelas B)

- 0,12

- - - 60 Batu pecah(kelas C)

- - 0,13

- - 70 Sirtu / pitrun(Kelas A)

- - 0,12

- - 50 Sirtu / pitrun(Kelas B)

- - 0,11

- - 30 Sirtu / pitrun(Kelas C)

- - 0,10

- - 20 Tnh/lempungkepasiran

Sumber : Petunjuk Perencanaan TebalPerkerasan Jalan Raya dengan Metode AnalisaKomponen11. Indeks Tebal Perkerasan ( ITP)

Harga ITP ditentukan dari nomogram 1 s/d 9.Sedangkan untuk menghitung tebal masing –masing lapisan digunakan rumus sebagaiberikut :

ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3

………………….Pers. 2.16Dimana:A1,2,3 = Koefisien kekuatan relatif

permukaan, lapis pondasi danpondasi bawah.

D1,2,3 = Tebal tiap-tiap lapisan.Untuk tebal minimum lapisan perkerasandapat dilihat pada Tabel 2.15.

Tabel 2.15 Batas Minimum Tebal Perkerasan

ITPTebal Min,

(cm)BAHAN

Lapis Permukaan< 3,00 5 Lapis Pelindung :

Buras, Burtu, Burda3,00 –6,70

5 Lapen/AspalMakadam, HRA,Lasbutag, Laston

6,71 –7,49

7,5 Lapen/AspalMakadam, HRA,Lasbutag, Laston

7,50 –9,99

7,5 Lasbutag, Laston

≥10,00 10 Laston Lapis Pondasi< 3,00 15 Batu pecah, stabilisasi

tanah dengan semen,stabilisasi tanah dengankapur

3,00 –7,49

20 *)10

Batu pecah, stabilisasitanah dengan semen,stabilisasi tanah dengankapurLaston Atas

7,50 –9,99

2015

Batu pecah, stabilisasitanah dengan semen,stabilisasi tanah dengankapur, Macadam

7,50 –9,99

2015

Batu pecah, stabilisasitanah dengan semen,stabilisasi tanah dengankapur, MacadamLaston Atas

10 –12,14

20 Batu pecah, stabilisasitanah dengan semen,stabilisasi tanah dengankapur, Macadam,Lapen, Laston Atas

>=12,25

25 Batu pecah, stabilisasitanah dengan semen,stabilisasi tanah dengankapur, Macadam,Lapen, Laston Atas

*) Batas 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi15 cm bila untuk pondasi bawah digunakanmaterial berbutir kasar Lapis Pondasi BawahUntuk setiap nilai ITP, bila digunakan pondasibawah, tebal minimum adalah 10 cm.

Sumber : Perencanaan Tebal Perkerasan LenturMetode Analisa Komponen Bina Marga

Page 8: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

8

2.6 BIAYA OPERASI KENDARAANSecara umum model-model biaya operasi

kendaraan dapat dikategorikan sebagai berikut:1. Menitikberatkan pada Kecepatan

Kendaraan (PCI, Jasa Marga)

2. Menitikberatkan pada aspek geometrik(AASHTO)

3. Menitikberatkan pada aspek perkerasanjalan (ND Lea Cons)

4. Kombinasi beberapa stressing point(TRRL/Simplified)

Perlu dilakukan pengelompokan berbagaimacam jenis kendaraan kedalam tiga kelompokbesar seperti dibawah ini :

Pengelompokan Kendaraan:

a Kendaraan Ringan ( GOL I) ()

1 Kendaraan Pribadi

2 Bus Sedang

3 Truk Ringan

b Kendaraan Berat(GOL IIa)

1 Truk Tunggal Berat

2 Bus Besar

c Kendaraan Berat Gandeng(GOL IIb)

1 Semitrailer

Biaya Operasional Kendaraan yangdigunakan dalam tugas akhir ini adalah denganmenggunakan formula Jasa Marga.

formula Jasa Marga komponen BiayaOperasi Kendaraan dibagi menjadi 6 (enam)kategori, yaitu:

1. Bakar :Formula yang digunakan adalah:Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar[1+(kk+kl+kr)]Dimana:Konsumsi BBM dasar dalam liter/1000km,sesuai golongan:1. Gol I = 0,0284V2-3,0644V+141,682. Gol IIa= 2,26533*Konsumsi bahan bakar

dasar Gol I3. Gol IIb= 2,90805*Konsumsi bahan bakar

dasar Gol Ikk = koreksi akibat kelandaian (lihat

Tabel 2.16)kl = koreksi akibat kondisi lalu lintas

(lihat Tabel 2.16)kr = koreksi akibat kerataan permukaan

jalan (roughness) (lihat Tabel2.16)

Tabel 2.16. Faktor Koreksi Konsumsi Bahan Bakar DasarKendaraan Golongan I, IIa, IIb

Faktor Batasan NilaiKoreksi Kelandaian Negatif(kk)

G<-5% -0,337-5%<G<0% -0,158

Koreksi Kelandaian Positif(kk)

0%<G<5% 0,400G>5% 0,820

Koreksi Lalu Lintas (kl)0<DS<0.6 0,0500.6<DS,0.8 0,185

DS>0.8 0,253

Koreksi Kerataan (kr)<3m/km 0,035>3m/km 0,085

Sumber : Gde Kartika., 20062. Persamaan untuk Konsumsi Oli MesinFormula:Konsumsi Pelumas = Konsumsi pelumas dasar* faktor koreksiKonsumsi minyak pelumas dasar dapat dilihat padaTabel 2.17 sedangkan faktor koreksi dapat dilihat padaTabel 2.18.

Tabel 2.17. Konsumsi Minyak Pelumas Dasar (liter/km)Faktor Batasan Nilai

Koreksi Kelandaian Negatif (kk)G<-5% -0,337

-5%<G<0% -0,158

Koreksi Kelandaian Positif (kk)0%<G<5% 0,400

G>5% 0,820

Koreksi Lalu Lintas (kl)0<DS<0.6 0,0500.6<DS,0.8 0,185

DS>0.8 0,253

Koreksi Kerataan (kr)<3m/km 0,035>3m/km 0,085

Sumber : Gde Kartika., 2006

Tabel 2.18. Faktor Koreksi Konsumsi Minyak PelumasTerhadap Kondisi Kerataan Permukaan

Nilai Kerataan Faktor Koreksi<3 m/km 1,00>3 m/km 1,50

Sumber : Gde Kartika., 20063. Persamaan untuk Pemakaian Ban:

Formula:1. Golongan IY = 0,0008848V – 0,00453332. Golongan IIa Y = 0,0012356V – 0,00646673. Golongan IIb Y = 0,0015553V – 0,0059333Dimana:Y = Pemakaian ban per 1000km

4. Persamaan untuk Biaya PemeliharaanPemeliharaan terdiri dari dua komponen yang meliputibiaya suku cadang biaya jam kerja mekanik. Formulayang digunakan adalah sebagai berikut:a.) Suku Cadang:1. Golongan I Y = 0,0000064V + 0,00055672. Golongan IIaY = 0,0000332V + 0,00208913. Golongan IIbY = 0,0000191V + 0,0015400Dimana:Y = Pemeliharaan suku cadang per 1000kmY’ = Y* harga kendaraan (Rp/1000km)b.) Jam kerja mekanik:1. Golongan I Y = 0,00362V + 0,362672. Golongan IIaY = 0,02311V + 1,977333. Golongan IIbY = 0,01511V + 1,21200Dimana:Y = jam montir per 1000kmY’= Y*upah kerja per jam (Rp/1000km)

5. Persamaan untuk Penyusutan Kendaraan :Formula yang digunakan:1. Golongan I Y = 1/(2,5V+125)2. Golongan IIa Y = 1/(9,0V+450)

Page 9: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

9

3. Golongan IIbY = 1/(6,0V+300)Dimana:Y = depresiasi per 1000 kmY’ = Y*setengah nilai kendaraan (Rp./1000km)

6. Persamaan untuk suku bunga/bunga modalFormula yang digunakan:INT = AINT / AKM

INT = 0,22% * Harga kendaraan baru(Rp/1000km)Dimana:AINT = Rata-rata bunga modal tahunan darikendaraan yang diekspresikan sebagai fraksi dariharga kendaraan baru = 0,01 * (AINV/2)AINV = Bunga modal tahunan dari hargakendaraan baruAKM = Rata-rata jarak tempuh tahunan(kilometer) kendaraan

7. Persamaan Untuk AsuransiFormula yang digunakan:1. Golongan IY= 38/(500V)2. GolonganIIaY= 60/(2571.42857V)

3. Golongan IIbY= 61/(1714.28571V)Dimana:Y = Asuransi per 1000 kmY’ = Y*nilai kendaraan (Rp/1000km)

2.7 NILAI WAKTUNilai waktu dihitung berdasarkan formula Jasa Margadengan mempertimbangkan studi-studi tentang nilaiwaktu yang pernah ada. Formula yang digunakanadalah sebagai berikut:

Nilai Waktu = Max {(K * Nilai Waktu Dasar) ;Nilai Waktu Minimum

Tabel 2.19 Nilai Waktu Minimum (Rupiah/jam/kendaraan)

NoKabupaten/

Kodya

Jasa Marga JIUTR

Gol I GolIIA

GolIIB

Gol I GolIIA

GolIIB

1DKI –Jakarta

82001236

99188 8200 17022 4246

2SelainDKI -Jakarta

6000 9051 6723 6000 12455 3107

Sumber : Tamin O. Z, Perencanaan dan PermodelanTransportasi Jilid Dua

Tabel 2.20 Nilai Waktu Dasar Dari Berbagai Studi(Rp/Jam/Kend)

No ReferensiJasa Marga

Gol I Gol IIa Gol IIb

1PT. Jasa Marga

(1990-1996)12287 18534 13768

2Padalarang –

Cileunyi (1996)3385-5425 3827-38344 5716

3 Semarang (1996) 3411-6221 14541 15064 IHCM (1995) 3281 18212 49715 PCI (1979) 1341 3827 3152

6JIUTR NorthemExtension (PCI,

1989)7076 14670 3659

7Surabaya, Mojokerto

(JICA, 1991)8880 7960 7980

Sumber : Tamin O. Z, Perencanaan dan PermodelanTransportasi Jilid Dua

Sedangkan Nilai K ditunjukan pada Tabel 2.21.Tabel 2.21. Nilai K Untuk Beberapa Kota

NO KABUPATEN / KOTA NILAI K1 Jakarta 1,002 Cianjur 0,153 Bandung 0,394 Cirebon 0,065 Semarang 0,526 Surabaya 0,747 Gresik 0,258 Mojokerto 0,029 Medan 0,46

Sumber : Gde Kartika., 2006Karena nilai K untuk Kabupaten Situbondo tidakada maka untuk mengetahui nilai waktu pada ruasjalan Situbondo-Banyuwangi dilakukan surveylapangan dengan metode stated preference untukmendukung pengerjaan tugas akhir ini

2.8 ANALISIS EKONOMIAnalisis ekonomi digunakan untuk mengetahuikelayakan sebuah proyek jalan dilihat dari sudutpandang masyarakat secara umum. Analisaekonomi mutlak dilakukan untuk proyek-proyeksebelum dilaksanakan analisa finansial. Dengankata lain sebelum layak secara finansial, suatuproyek terutama proyek jalan harus terlebih dululayak secara finansial.Evaluasi ekonomi mencakup evaluasi kelayakanpembangunan jalan dengan memperhitungkannilai – nilai sebagai berikut :a. Benefit Cost Ratio (BCR)

Benefit cost ratio dilakukan dengan caramembandingkan semua manfaat (benefit)dengan biaya (cost) total yang dibutuhkan,setelah dokonversikan kedalam nilai uangsekarang (present value). Dengan perumusan:

1biayaCost

manfaatBenefit

C

B

Dimana:

barukondisiexisting KOBKOB

KOBbenefit

....

..

Besarnya nilai BCR biasanya adalah; BCR<1,BCR=1 atau BCR>1. Jika nilai BCR<1artinya manfaat yang diterima lebih kecil daribiaya yang dikeluarkan, BCR=1 berartibesarnya manfaat seimbang dengan biayayang dikeluarkan sedangkan BCR>1 berartimanfaat yang diterima lebih besar daripadabiaya yang dikeluarkan. Semakin besar nilaiBCR semakin baik.

b. Present Value (NPV)Nett Present Value adalah merupakan

parameter kelayakan yang diperoleh dengandari selisih semua manfaat dengan semuapengeluaran (biaya yang relevan) selamaumur layan setelah dikonversi dengan nilaiuang yang sama

Page 10: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

10

Net Present Value dilakukan dengancara mengurangi semua manfaat (benefit)dengan biaya (cost) total yang dibutuhkansetelah di konversikan ke dalam nilai uangsekarang. Dengan perumusan :

NPV = Benefit – CostBesarnya nilai NPV biasanya adalah;

NPV(-), NPV(0), dan NPV(+). Nilai NPV=(-)menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkanlebih besar daripada manfaat yang diperoleh.NPV=0 menunjukkan bahwa manfaat yangdiperoleh seimbang dengan biaya yangdikeluarkan, sedangkan NPV>0menunjukkan bahwa manfaat yang diperolehmelebihi biaya yang dikeluarkan

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 UMUMSebelum mengerjakan tugas akhir ini maka

perlu disusun langkah-langkah pengerjaan sesuaidengan uraian kegiatan yang akan dilakukan dandibuat diagram metodologi.

3.2 URAIAN KEGIATANBerisi mengenai urutan kegiatan yang akan

dilakukan dalam penyelesaian tugas akhir danterbagi menjadi beberapa tahapan yaitu:a. Identifikasi Masalah

Berisi tentang masalah yang akan dibahas dariobyek studi yang akan digunakan dalampengerjaan tugas akhir serta dapatmenyimpulkan dan menyelesaikanpermasalahan tersebut

b. Studi PustakaYaitu dengan cara mengadakan analisapustaka ( studi literatur ) yang berhubungandengan pokok bahasan yang menjadi kajianutamanya.

c. Data sekunderData yang diperoleh dari instansi yangbersangkutan untuk mendukung pengerjaantugas akhir contohnya data jumlahpenduduk,PDRB dan PDRB perkapitadidapatkan di BPS ( Badan Pusat Statistik ),Kemudian data geometrik jalan, LHR, CBRdidapatkan di PU Bina Marga yangbersangkutan.

d. Data PrimerData yang diperoleh dari survei dilapangansecaralangsung salah satu contohnya surveinilai waktu dilakukan dengan caramenanyakan sedikit hal-hal yangbersangkutan, saat pengendara kendaraanbermotor mengisi BBM di SPBU terdekatdengan lokasi studi.

e. PerhitunganBerisi data-data yang telah terkumpul dantelah dianalisis meliputi :1. Perhitungan pertumbuhan lalu lintas

Dilakukan peramalan terhadap data-datayang ada untuk mengetahuipertumbuhan lalu lintas yang ditinjausampai umur rencana meliputi:

Jumlah Penduduk PDRB PDRB Perkapita LHR

2. Analisis kinerja lalu lintas existing jalanMelakukan analisis data yang dimaksuduntuk meninjau kondisi awal jalan(existing jalan ) yang ada serta kondisibaru yang direncanakan selama umurrencana 20 tahun meliputi:

Volume lalu lintas Kapasitas jalan DS ( Derajat Kejenuhan ) Kecepatan

3. Perhitungan tebal perkerasanMelakukan perhitungan data yangnantinya berfungsi untuk menghitungtebal perkerasan jalan rencana sehinggadapat melayani lalu lintas rencana yangmelintas diatasnya

4. Analisis BiayaUntuk mengetahui seberapa besar nilaiinvestasi yang akan dikeluarkan untukpelebaran jalan.

5. Perhitungan BOKMelakukan perhitungan BOK existing danBOK rencana agar mendapatkan benefit (Manfaat) dengan adanya usaha pelebaranjalan.

6. Analisis Lalu LintasMelakukan analisis lalu lintas untukmengetahui kondisi lalu lintas sekarangsebelum ada pelebaran dan setelah adanyausaha pelebaran jalan untuk rencana 20tahun yang akan datang,sehinggadiketahui DS>0.75 atau DS<0.75.

7. Analisis EkonomiBerisi tentang penghematan biaya yangdapat dilakukan dengan adanyapembangunan pelebaran jalan tersebut.Perhitungan yang harus dilakukan antarapenghematan biaya tersebut sebagaiberikut

BCR ( Benefit Cost Rasio ) NPV ( Net Present Value )

3.3 DIAGRAM METODOLOGI

Uraian kegiatan dalam penyusunan tugas akhir

ini lebih jelas dapat dilihat dalam gambar dibawah ini

Page 11: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

11

BAB IVGAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

4.1 LETAK GEOGRAFISKabupaten Situbondo merupakan salah satu

kabupaten di Jawa Timur yang letaknya berada diujung timur Pulau Jawa bagian utara denganposisi antara 7°35′ – 7°44′ Lintang Selatan dan113°30′ - 114°42′ Bujur Timur. Dengan bataswilayah sebagai berikut :1. Sebelah Utara : Selat Madura2. Sebelah Timur : Selat Bali3. Sebelah Selatan : Kab.Bondowosodan

Banyuwangi4. Sebelah Barat : Kab.Probolinggo

4.2 POTENSI WILAYAHLuas Kabupaten Situbondo adalah 1.638,50

Km², bentuknya memanjang dari barat ke timurlebih kurang 140 Km. Pantai Utara umumnyaberdataran rendah dan di sebelah selatanberdataran tinggi.

Kabupaten Situbondo dibagi menjadi 17kecamatan yaitu:1. Sumbermalang2. Jatibanteng

3. Besuki4. Banyuglugur5. Suboh6. Mlandingan7. Bungatan8. Kendit9. Panarukan10. Situbondo11. Mangaran12. Panji13. Kapongan14. Arjasa15. Jangkar16. Asembagus17. Bayuputih

Wilayah kecamatan terluas adalah KecamatanBanyuputih, dengan luas 481,67 Km².( Sumber : BPS Kab.Situbondo tahun 2008 )

Presentase luas wilayah KabupatenSitubondo menurut penggunaaan tanah :1. Hutan : 44.80 %2. Permukiman : 1.99 %3. Sawah : 18.53 %4. Perkebunan : 1.09 %5. Pertanian tanah kering: 17.07 %6. Kebun campuran : 0.25 %7. Semak belukar : 1.52 %8. Padang rumput : 3.04 %9. Tanah rusak : 6.55 %10. Tanah tandus : 3.85 %11. Tambak : 1.14 %12. Rawa : 0.11 %13. Lain-lain : 0.06 %

100 %( Sumber : BPS Kab.Situbondo tahun 2008

4.3 PERTUMBUHAN PENDUDUKPertumbuhan penduduk adalah perubahan

jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu padawaktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya.Adanya indikator tingkat pertumbuhan pendudukKabupaten Situbondo berguna untuk memprediksijumlah penduduk dan tingkat kebutuhan dasar dibidang sosial dan ekonomi Kabupaten Situbondo.

Pertumbuhan jumlah penduduk di KabupatenSitubondo tahun 2005 sampai tahun 2007 dapatdilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Tabel Pertumbuhan Penduduk diKabupaten Situbondo

Tahun 2005 – 2007

( Sumber : BPS Kab.Situbondo tahun 2008 )

No. Tahun Jumlah Penduduk ( Jiwa )

1. 2005 631.381

2. 2006 636.199

3. 2007 638.537

Page 12: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

12

Dari tabel diatas menunjukkankenaikan pertumbuhan jumlah pendudukKabupaten Situbondo dari tahun 2005-2007.

4.4 GEOMETRIK JALAN PADA WILAYAHSTUDI

Pola jaringan yang ada di wilayah studiSitubondo–Banyuwangi berpengaruh langsungterhadap kecenderungan perkembangan darimasing-masing kegiatan yaitu : STA 0+000 s/d35+500 merupakan jaringan jalan arteri primeryang menghubungkan antara daerah Situbondo-Banyuwangi. Jalan ini mempunyai tingkataksesbilitas yang tinggi, seperti kegiatanperdagangan dan jasa. Panjang wilayah studi yaitu35.5 km dan termasuk daerah perbukitan dimulaidari daerah Asem Bagus sampai Bajulmati dapatdilihat pada gambar 6 dibawah ini:

4.5 PERTUMBUHAN EKONOMIPada sub bab ini dijelaskan tentang

pertumbuhan ekonomi sebatas wilayah KabupatenSitubondo. Pertumbuhan ekonomi JawaTimur pada tahun 2008 sebesar 5,01%, sedangkanpertumbuhan ekonomi Kabupaten Situbondohanya sebesar 4,25%. Hal ini menunjukkan bahwapertumbuhan ekonomi Kabupaten Situbondomasih berada dibawah rata-rata pertumbuhanekonomi Jawa Timur. Titik yang menjadiperhatian untuk mendorong pertumbuhanekonomi di Kabupaten Situbondo adalah sektorpertanian dan perdagangan.

4.6 PDRB dan PDRB PERKAPITAUntuk Produk Domestik Regional Bruto,

Definisi Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) adalah nilai produk barang dan jasa yangdihasilkan oleh suatu daerah/wilayah tertentudalam satu tahun. Nilai PDRB diperoleh denganmenghitung nilai tambah dari seluruh sektorekonomi.

Kontribusi penyumbang terhadap besarnyaPDRB adalah sektor perdagangan, pertanian,industri pengolahan, jasa-jasa, angkutan,telekomunikasi, keuangan, persewaan dan jasaperusahaan, konstruksi, listrik, gas dan air bersihdan penggalian. Sektor pertanian tidak lagi sangatdominan dalam menyumbang besarnya PDRB.Pada tahun 2008 sektor perdagangan, hotel danrestoran memberikan sumbangan besar.

Kontibutor kedua adalah sektor pertanian.Kontribusi sektor pertanian sangat ditentukan olehperanan sub-sektor pertanian seperti tanamanpangan, perkebunan dan perikanan laut yangmenjadi potensi daerah pertumbuhan ekonomiwilayah Kabupaten Situbondo. Sesuai hasil surveisebagian besar distribusi persentase PDRB Kab.Situbondo 2008 didominasi oleh 4 sektorunggulan yaitu:1. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

dengan kontribusi sebesar 34,23 %2. Sektor Pertanian dengan kontribusi sebesar

31,97 %3. Sektor Industri Pengolahan dengan kontribusi

sebesar 9,26 %4. Sektor Jasa - jasa, dengan kontribusi

sebesar 8,60 %.

4.7 DATA LALU LINTAS HARIANRATA-RATA ( LHR )

Gambar 7.Grafik LHR Kabupaten Situbondo tahun 2007-2009

4.7 DATA NILAI WAKTUKarena nilai K untuk Kabupaten Situbondo tidak ada

maka untuk mengetahui nilai waktu Kabupaten Situbondodilakukan survai lapangan untuk mendukung pengerjaantugas akhir ini.

Survai nilai waktu pada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi dilakukan pada tanggal 23 agustus 2010pukul 05.00–18.00WIB, tepatnya di SPBU Asem BagusKab.Situbondo. Dengan cara memberikan pertayaankepada pengemudi kendaraaan bermotor yang sedangberhenti untuk mengisi bahan bakar kendaraan

BAB VANALISIS DATA

5.1 UMUMSebagai prasarana transportasi, jalan raya

merupakan fasilitas penting sehingga perlu adanyapemecahan dari permasalahan yang timbul padarencana pembangunan jalan rencana.

5.2 FAKTOR PERTUMBUHAN KENDARAAN

Data jumlah kendaraan bermotor dari tahun2007 sampai tahun 2009 digunakan untuk

Awal lokasi studi

Akhirlokasi studi

Page 13: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

13

mengetahui angka pertumbuhan lalu lintas untukmasing-masing jenis kendaraan. Untuk menjaminkeakuratan hasil pertumbuhan lalu lintas makadigunakan perhitungan regresi melalui bantuanprogram excel.

Berikut langkah-langkah mencari pertumbuhanlalu lintas tiap kendaraan:

1. Dari data masing-masing jumlah kendaranbermotor dapat diperoleh grafik danpersamaan regresi.

2. Cek grafik regresi dengan cara menghitungpersamaan regresi tersebut.

3. Dari persamaan regresi dapat diperolehprediksi pertumbuhan tiap kendaraan untukmasing-masing tahun pada umur 20 tahunmendatang dengan menggunakan rumushasil regresi.

4. Dari hasil hitungan persamaan regresi dapatdiperoleh pertumbuhan tiap kendaraan untukmasing-masing tahun

5. Dengan jumlah hasil dari hitungan persamaanpertumbuhan lalu lintas pada tiap kendaraanuntuk masing-masing tahun dapat diperolehrata-rata pertumbuhan lalu lintas (i).

6. Kemudian kita ubah hasil dari rata-ratapertumbuhan lalu lintas (i) kedalam bentukpersen (%). maka dapat diketahuipertumbuhan lalu lintas dari masing-masingjenis kendaraan.

5.2.1 Pertumbuhan Lalu Lintas Pada Ruas JalanStudi

Dengan menggunakan program excel,dari data lalu lintas harian rata-rata dari tahun2007 sampai 2009 dapat diketahuipertumbuhan lalu lintas untuk masing –masing jenis kendaraan sebagaimanaditunjukkan pada Tabel 5.1

Tabel 5.1 Pertumbuhan Lalu Lintas Ruas JalanStudi (%)

NoJenis

KendaraanPertumbuhan Kendaraan (%)

1 MC 22 LV 23 MHV 54 LB 135 LT 2

5.2.2 KONDISI EXISTING RUAS JALAN

Kondisi ruas jalan Situbondo-Banyuwangisaat ini adalah berupa jalan arteri primer yangmana merupakan jalan umum yang berfungsimelayani angkutan utama dengan cirri-ciriperjalanan jauh,kecepatan tinggi dan jumlahjalan masuk dibatasi.

Pada analisis lalu lintas kondisi existing,pada tahun 2010 sampai tahun pada 2030diasumsikan bahwa pelebaran jalan belumdibangun, jadi inilah kondisi yang sebenarnyaterjadi pada ruas jalan Situbondo-Banyuwangi.

Adapun karakteristik ruas jalan Situbondo-Banyuwangi yaitu: Tipe Jalan : 2 lajur 2 arah tanpa median

(2/2 UD)

Lebar existing jalan sebagian besar : 6meter

Panjang Jalan : 35.50 km

Adapun prakiraan volume LHR masing-masingkendaraan dari tahun 2010 sampai 2030 dapat dilihat padatabel 5.2 dibawah ini:

Tabel 5.2 Prakiraan Volume LHR (kend/hari)Masing-Masing Jenis Kendaraan

TAHUN MC LV MHV LB LT TOTAL2010 1890 4937 2506 434 481 102482011 1933 5049 2669 498 494 106422012 1977 5161 2831 561 506 110362013 2020 5273 2994 625 519 114302014 2064 5385 3156 688 531 118242015 2107 5497 3319 752 544 122182016 2151 5609 3481 815 556 126122017 2194 5721 3644 879 569 130062018 2238 5833 3806 942 581 134002019 2281 5945 3969 1006 594 137942020 2325 6057 4131 1069 606 141882021 2368 6169 4294 1133 619 145822022 2412 6281 4456 1196 631 149762023 2455 6393 4619 1260 644 153702024 2499 6505 4781 1323 656 157642025 2542 6617 4944 1387 669 161582026 2586 6729 5106 1450 681 165522027 2629 6841 5269 1514 694 169462028 2673 6953 5431 1577 706 173402029 2716 7065 5594 1641 719 177342030 2760 7177 5756 1704 731 18128

5.2.3 ANALISIS KONDISI JALAN SEBELUMPELEBARANDari hasil analisis prediksi volume kendaraan

diatas maka dapat dicari tingkat kinerja jalanexisting lebar 6 m,sepanjang 28.400 km dan lebar 7m sepanjang 7.100 km , pada tahun 2010 sampaidengan tahun 2030, dengan menggunakan bantuanprogram KAJI pada Tabel 5.4 dan 5.5 dibawah ini:

Page 14: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

14

5.2.4 ANALISIS KONDISI JALAN SETELAHPELEBARAN

Dari hasil analisis prediksi volumekendaraan diatas maka dapat dicari tingkat kinerjajalan rencana pada tahun 2010 sampai dengan tahun2030, dengan menggunakan bantuan program KAJIpada Tabel 5.6 dibawah ini:

5.3 ANALISIS TEBAL PERKERASANAnalisis perencanaan konstruksi perkerasan

jalan merupakan hal yang sangat penting. Dimanauntuk menghasilkan perkerasan yang baik harusdilakukan analisa perkerasan jalan sesuai denganyang diisyaratkan.

5.3.1 ANALISIS DATA CBRDari data CBR laboratorium yang ada,

dilakukan analisis secara grafis untuk menentukanharga CBR tanah dasar yang mewaakili dandigunakan sebagai dasar perencanaan. Caramenentukan harga yang mewakili dari sejumlahharga CBR adalah sebagai berikut :

Tentukan harga CBR terendah.

Tentukan berapa banyak harga CBRyang sama dan lebih besar dari masing-masing nilai CBR.

Angka jumlah terbanyak dinyatakansebagai 100%. Jumlah lainnyamerupakan prosentase dari 100 %tersebut.

Dibuat grafik hubungan antara hargaCBR dari presentase jumlah tadi.

Nilai CBR yang mewakili adalah nilaiyang didapat dari angka prosentase 90 %.

Gambar 8.Gafik Harga CBRDidapatkan dari grafik harga CBR diatas untukprosentase 90% nilai CBR = 3.68

Page 15: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

15

5.3.2 PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN

Dalam perencanaan perkerasan pelebaranjalan ruas Situbondo-Banyuwangi STA 0+000 s/dSTA 35+500 memakai perkerasan lentur denganMetode Analisa Komponen. Adapun beberapaperencanaan tebal perkerasan disini adalahsebagai berikut :

Tabel 5.9 : Angka ekivalensi (E) masing – masing jenis

kendaraan

Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)

Jenis Kendaraan EMobil Penumpang 1.1 0.0024

Pick Up 1.1 0.0024Bus Kecil 1.2 0.0859Bus Besar 1.2 0.3839Truck 1.2 L 0.2777Truck 1.2 H 6.4201

Truck 3 as 1.2.2 5.2422Truck trailer 1.2-2.2 15.5362

Trailer 1.2 + 2.2 5.8869

Page 16: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

16

Pada ruas jalan Situbondo-BanyuwangiSTA 0+000 s/d STA 35+500, jenis lapisanperkerasan yang dipergunakan adalah sebagaiberikut: Lapisan permukaan (surface course) dari

Laston (MS 744 Kg) Lapisan pondasi atas (base course) dari batu

pecah kelas A (CBR 100 %) Lapisan pondasi bawah (sub base course) dari

sirtu / pitrum kelas B (CBR 50%)jenis lapisan perkerasan yang

dipergunakan adalah sebagai berikut: Lapisan permukaan (surface course), a1

= 0,40 Lapisan pondasi atas (base course), a2

= 0,14 Lapisan pondasi bawah (sub base course), a 3

= 0,12Sehingga perencanaan tebal perkerasan sepertigambar 10 dibawah ini:

Gambar- 10 Lapis Perkerasan Lentur Jalan

Perhitungan tebal perkerasan setiap lapisanmenggunakan nomogram 1 pada gambar 9, untuklebih jelasnya dapat dilihat perhitungan dibawah ini :

1. Lapisan pondasi atas (base course):- Menggunakan batu pecah kelas A

dengan harga CBR 100 %- Didapatkan daya dukung tanah (DDT) =

10,3- Dengan LER = 16044

- FR = 2,0 diperoleh 1ITP = 7,60

Tebal lapisan permukaan (surfacecourse), D1 :

1ITP = a1. D1

7,60 = 0,40 x D1

D1 = 19 cm > tebal minimum = 5 cm,maka dipakai D1 sebesar 19 cm.

2. Lapisan pondasi bawah (sub base course) :- Menggunakan sirtu / pitrun (kelas A)

dengan harga CBR 50 %

- Didapatkan daya dukung tanah (DDT) =9,01

- Dengan LER = 16044

- FR = 2,0 diperoleh 2ITP = 8,50

Tebal lapisan pondasi atas (base course),D2 :

2ITP = a1. D1 + a2. D2 8,60 = ( 0,40 x 19cm) + ( 0,14 x D2 D2 = 7,14 cm < tebal minimum 20 cm ,maka dipakai D2 sebesar 20 cm.

3. Tanah dasar (sub grade):- Dengan harga CBR 3,68 %- Didapatkan daya dukung tanah

(DDT) = 4,20- Dengan LER = 16044

- FR = 2,0 diperoleh 3ITP = 15,00

Tebal lapisan pondasi bawah (sub basecourse), D3 :

3ITP = a1. D1 + a2. D2 + a3.

D3(

15,00 = 0,40 x 19cm + 0,14 x

20cm + 0,12 x D3 D3 = 38,6 ≈ 40 cm > tebal minimum 10 cm ,maka dipakai D3 sebesar 40 cm.

Subgrade

Surfacecourse

Base course

Sub basecourse

ITP = a1.D1

ITP = a1.D1 +a2.D2

ITP = a1.D1 + a2.D2 +a3.D3

Page 17: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

17

4. Hasil PerkerasanDari hasil perhitungan di atas, maka

dapat ditentukan hasil tebal perkerasan. Tebalperkerasan dapat dillihat pada gambar 11 dibawah

ini

:

BAB VIPERHITUNGAN BOK dan NILAI WAKTU

6.1 DATA BOKDari hasil analisis sebelumnya, maka biaya

operasional kendaraan sudah bisa dihitung, yaitu darihasil analisis KAJI dan diperoleh kecepatan pada ruasjalan existing dan ruas jalan setelah dilakukanpelebaran selama masa studi yang nantinya dapatdigunakan sebagai parameter untuk menghitung BOK.Dalam perhitungan biaya operasional kendaraan, dalamtugas akhir ini mengunakan metode Jasa Marga.

Berikut adalah Harga-harga Komponen BOK :1. Kendraan pribadi ( LV )

1) Harga Toyota Avansa G MT: Rp.153.850.000,-

2) Harga bahan bakar bensin : Rp. 4.500,- /liter

3) Harga Oli Mesin (Top 1 Action Plus 10W-40 SG) : Rp. 35.000,- / liter

4) Harga Ban (4 buah) Dunlop SP 70e185/70 R 14 :Rp.634.100,- / Buah

5) Mekanik : Rp 10.000,- / Jam2. Bus Besar (LB)

1) Mercedez Benz OH 1526: Rp.670.000.000,-

2) Harga bahan bakar solar : Rp. 4.500,-/ liter3) Harga Oli mesin ( Pertamina mediterania

SX 15W-40 ) : Rp. 25.800,-/ liter4) Harga Ban (6 buah) GT Radial Champiro

HPX 35 225/35 ZR 19 : Rp.2.360.000,-/buah

5) Mekanik: Rp. 10.000,-/ jam3. Truk Kecil (MHV)

1) Truk Kecil Mitsubihi FE 75 HD 136 PS 6Ban: Rp. 256.250.000,-

2) Harga bahan bakar solar : Rp. 4.500,- /liter

3) Harga Oli mesin ( Pertamina mediteraniaSX15W-40 ) : Rp. 25.800,-/ liter

4) Harga Ban (4 buah) GT Radial ChampiroHPY 45 215/45 R 17: Rp.1.190.000,-/ buah

5) Mekanik: Rp. 10.000,-/ jam4. Truk Besar (LT)

1) Truk Mitsubihi Fuso HL 517 4x2 220PS 6Ban: Rp. 508.750.000,-

2) Harga bahan bakar solar : Rp. 4.500,-/ liter3) Harga Oli mesin ( Pertamina mediterania

SX 15W-40 ) : Rp. 25.800,-/ liter

4) Harga Ban (10 buah) GT Radial ChampiroHPX 35 225/35 ZR 19 : Rp.2.360.000,-/buah

5) Mekanik: Rp. 10.000,- / Jam6.2 PERHITUNGAN BOK

Berikut ini adalah salah satu contoh hasil perhitunganBOK untuk tahun 2010 jalan exisiting dan jalanrencana.Untuk Gol I perhitungan diwakili jenis kendaraan LVdan untuk Gol IIa perhitungan diwakili jenis kendaraanLB.

6.2.1 Golongan I ( Kondisi jalan existing lebar 6msepanjang 28.400 Km )

Mobil Penumpang (Jenis kendaraan LV)1. Persamaan untuk konsumsi bahan bakar

Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar *[1+(kk+kl+kr)]

Konsumsi BBM dasar dalam liter/1000km :Untuk V= 40.78 km/jamGol I = 0,0284V2 – 3,0644V + 141.68

= 0,0284(40.782) – 3,0644(40.78) + 141.68= 63,94 lt/1000km

Konsumsi BBM :Y= 63,94 lt/1000km[1+ (0,400 + 0,050 + 0,035 )]Y= 94,96 lt/1000kmY’ = Konsumsi BBM * Harga BBMY’ =94,96 lt/1000km*Rp4.500

=Rp 427.300,48/1000km2. Persamaan untuk konsumsi oli mesin

Konsumsi Pelumas = Konsumsi pelumas dasar *faktor koreksi

Untuk V= 40.78 km/jamKonsumsi Pelumas Gol IY=(0,0027 lt/km*1000) = 2,7 /1000kmY’ = Konsumsi pelumas * Harga PelumasY’=(2,7 /1000km * Rp 35.000) = Rp

94.500/1000km3. Persamaan untuk pemakaian ban

Golongan I Y = 0,0008848V – 0,0045333Untuk V= 40.78 km/jamY= 0,0008848(40,78)-0,0045333

= 0,03154884/1000kmY’=Y * Harga BanY’=(0,03154884/1000km*Rp634.100

=Rp 20.005,12/1000km4. Persamaan untuk Pemeliharaan

a). Suku Cadang:Golongan I Y = 0,0000064V + 0,0005567Untuk V= 40.78 km/jamY= 0,0000064(40,78)+0,0005567

= 0,00081769/1000kmY’= Y* harga kendaraan (Rp/1000km)Y’= (0,00081769*Rp 153.850.000)

= Rp 125.801,91/1000kmb). Jam kerja mekanik:

Golongan I Y = 0,00362V + 0,36267Untuk V= 40.78 km/jamY = 0,00362(40,78) + 0,36267

= 0,510294/1000km

Y’= Y*upah kerja per jam (Rp/1000km)Y’= 0,510294 *Rp 10.000= Rp 5.102 ,94/1000km

5. Persamaan untuk depresiasi (Biaya Penyusutan )Golongan I Y = 1/(2,5V+125)

Untuk V= 40.78 km/jamY= 1/(2,5(40,78)+125) = 0,00440626

Page 18: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

18

Y’=Y*setengah nilai kendaraan (Rp./1000km)

Y’=(0,00440626* ( ½ * Rp. 153.850.000,- )Y’= Rp 388.951,31 /1000km

6. Persamaan untuk bunga modalINT = AINT / AKMINT = 0,22 % * Harga Kendaraan BaruAINT = 0,01 * (AINV/2)AINV = Bunga Modal tahunan dari harga

kendaraan baruAKM = Rata-rata jarak tempuh tahunan

(kilometer) kendaraanINT Gol I =(0,22 %*Rp 153.850.000 = Rp338.470

7. Persamaan untuk asuransiGolongan I Y = 38/(500V)

Untuk V= 40.78 km/jamY = 38/ (500(40,78) = 0,001863659Y’= Y*nilai kendaraan (Rp/1000km)Y’= (0,001863659*Rp153.850.000)

=Rp 286.723,88/1000km8. Total pengeluaran jalan existing

lebar 6 m BOK 2010Biaya gerak= Biaya kosumsi BBM + Kosumsi Oli +

Kosumsi Ban +SukuCadang+Montir+Biaya Penyusutan

Biayagerak=Rp427.300,48+Rp94.500+Rp20.005,12+Rp125.801,91+Rp5.102,94+Rp388.951,31

=Rp 1.011.661,76Biaya tak gerak=Bunga modal+Biaya asuransi

=Rp338.470+ Rp 286.723,88= Rp 625.193,88

Bok /1000km = Biaya gerak + Biaya tak gerak= Rp1.011.661,76 +Rp 625.193,88= Rp 1.636.855,65

1tahun=365 hariPanjang jalan = 28.400 KmVol kendaraan = 829 Kendaraan /hariBOK/Hari = ( BOK/1000km x Panjang Jalan x

Vol Kendaraan)/1000= ( Rp1.636.855,65x 28.400 x 829 )/1000= Rp 38.553.920,02

BOK /Tahun = ( BOK/1000km x 365 xPanjang Jalan x VolKendaraan )/1000

=( Rp1.636.855,65xx 365 x 28.400 x 829 )/1000= Rp14.072.181.099

9. Pengaruh jenis kendaraan MC terhadap LV:MC = 466 kend/hari, LV = 829 kend/hariPerbandingan MC dengan LV adalah 100/829*466= 56Faktor penyesuaian 0.18*56/100 = 0,10

1 Akibat adanya sepeda motor biaya operasi kendaraanauto/tahun akan dikalikan dengan 1+(0.18*56)/100= 1,10(Sumber : Kartika,Gde,A Agung 2006.Diktat ekonomi jalanraya jurusan teknik ITS Surabaya)

Contoh perhitungan = 1,10 x Rp 14.072.181.099= Rp 15.479.399.209,33

6.2.2 Golongan I ( Kondisi jalan existing lebar 7msepanjang 7.100 Km )

Mobil Penumpang (Jenis kendaraan LV)1. Persamaan untuk konsumsi bahan bakar

Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar *[1+(kk+kl+kr)]

Konsumsi BBM dasar dalam liter/1000km :Untuk V= 43.49 km/jamGol I = 0,0284V2 – 3,0644V + 141.68

= 0,0284(43.492) – 3,0644(43.49) + 141.68= 62,12 lt/1000km

Konsumsi BBM :Y= 62,12 lt/1000km[1+ (0,400 + 0,050 + 0,035 )]Y= 92,25 lt/1000kmY’ = Konsumsi BBM * Harga BBMY’ =92,25 lt/1000km*Rp4.500

=Rp 415.146,56/1000km2. Persamaan untuk konsumsi oli mesin

Konsumsi Pelumas = Konsumsi pelumas dasar *faktor koreksi

Untuk V= 43.49 km/jamKonsumsi Pelumas Gol IY=(0,0027 lt/km*1000) = 2,7 /1000kmY’ = Konsumsi pelumas * Harga PelumasY’=(2,7 /1000km * Rp 35.000) = Rp

94.500/1000km3. Persamaan untuk pemakaian ban

Golongan I Y = 0,0008848V – 0,0045333Untuk V= 43.49 km/jamY= 0,0008848(43,49)-0,0045333

= 0,03394665/1000kmY’=Y * Harga BanY’=(0,03394665/1000km*Rp634.100=Rp21.525,57/1000km

4. Persamaan untuk Pemeliharaana). Suku Cadang:

Golongan I Y = 0,0000064V + 0,0005567Untuk V= 43.49 km/jamY=0,0000064(43,49)+0,0005567=0,00083504/

1000kmY’= Y* harga kendaraan (Rp/1000km)Y’= (0,00083504*Rp 153.850.000)

= Rp 128.470,29/1000kmb). Jam kerja mekanik:

Golongan I Y = 0,00362V + 0,36267Untuk V= 43.49 km/jamY = 0,00362(43,49) + 0,36267 =

0,520104/1000kmY’= Y*upah kerja per jam (Rp/1000km)Y’= 0,520104 *Rp 10.000= Rp 5.201 ,04/1000km

5. Persamaan untuk depresiasi (Biaya Penyusutan )Golongan I Y = 1/(2,5V+125)

Untuk V= 43.49 km/jamY= 1/(2,5(40,78)+125) = 0,00427853Y’=Y*setengah nilai kendaraan (Rp./1000km)

Y’=(0,00427853* ( ½ * Rp.153.850.000,- )Y’= Rp 329.126,11 /1000km

6. Persamaan untuk bunga modalINT = AINT / AKMINT = 0,22 % * Harga Kendaraan BaruAINT = 0,01 * (AINV/2)AINV = Bunga Modal tahunan dari harga

kendaraan baruAKM = Rata-rata jarak tempuh tahunan

(kilometer) kendaraanINT Gol I =(0,22 %*Rp 153.850.000

= Rp 338.470/1000km7. Persamaan untuk asuransi

Golongan I Y = 38/(500V)Untuk V= 43.49 km/jam

Y = 38/ (500(43,49) = 0,001747528Y’= Y*nilai kendaraan (Rp/1000km)Y’= (0,001747528*Rp 153.850.000)=Rp 268.857,21/1000km

8.Total pengeluaran jalan existing lebar 7m BOK 2010Biaya gerak= Biaya kosumsi BBM + Kosumsi Oli + Kosumsi Ban

+Suku Cadang+Montir+Biaya Penyusutan

Page 19: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

19

Biayagerak=Rp415.146,56+Rp94.500+Rp21.525,57+Rp128.470,29+Rp5.201 ,04+Rp329.126,11

=Rp 993.969,57Biaya tak gerak=Bunga modal+Biaya asuransi

=Rp338.470+ Rp 268.857,21= Rp 607.327,21

Bok /1000km = Biaya gerak + Biaya tak gerak= Rp993.969,57+Rp 607.327,21= Rp 1.601.296,78

1tahun=365 hariPanjang jalan = 7.100KmVol kendaraan = 829 Kendaraan /hariBOK/Hari = ( BOK/1000km x Panjang Jalan x VolKendaraan )/1000

= ( Rp1.601.296,78x7.100x 829 )/1000= Rp 9.429.094,96

BOK /Tahun = ( BOK/1000km x 365 xPanjang Jalan x VolKendaraan )/1000

=( Rp1.601.296,78x365 x 7.100x 839 )/1000= Rp 3.441.619.660

9. Pengaruh jenis kendaraan MC terhadap LV:MC = 466 kend/hari , LV = 829 kend/hariPerbandingan MC dengan LV adalah 100/829*466= 56Faktor penyesuaian 0.18*56/100 = 0,10

2 Akibat adanya sepeda motor biaya operasi kendaraanauto/tahun akan dikalikan dengan 1+(0.18*56)/100= 1,10(Sumber : Kartika,Gde,A Agung 2006.Diktat ekonomi jalanraya jurusan teknik ITS Surabaya)

Contoh perhitungan = 1,10 x Rp 3.441.619.660= Rp 3.785.781.625,86

6.2.3 Golongan I ( Kondisi jalan rencana lebar 8m sepanjang35.500 Km)

Mobil Penumpang (Jenis kendaraan LV)1. Persamaan untuk konsumsi bahan bakar

Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar *[1+(kk+kl+kr)]

Konsumsi BBM dasar dalam liter/1000km :Untuk V= 45,27 km/jamGol I = 0,0284V2 – 3,0644V + 141.68

= 0,0284(45,272) – 3,0644(45,27) + 141.68= 61,16 lt/1000km

Konsumsi BBM :Y= 61,16lt/1000km[1+ (0,400 + 0,050 + 0,035 )]Y= 90.82 lt/1000kmY’ = Konsumsi BBM * Harga BBMY’ =90.82 lt/1000km*Rp4.500

=Rp 408.680,33/1000km2. Persamaan untuk konsumsi oli mesin

Konsumsi Pelumas = Konsumsi pelumas dasar *faktor koreksi

Untuk V= 45.27 km/jamKonsumsi Pelumas Gol IY=(0,0027 lt/km*1000) = 2,7 /1000kmY’ = Konsumsi pelumas * Harga PelumasY’=(2,7 /1000km * Rp 35.000) = Rp

94.500/1000km

3. Persamaan untuk pemakaian banGolongan I Y = 0,0008848V – 0,0045333Untuk V= 45.27 km/jamY= 0,0008848(45,27)-0,0045333

= 0,03552160/1000kmY’=Y * Harga BanY’=(0,03552160/1000km*Rp643.100

=Rp 22.524,24/1000km4. Persamaan untuk Pemeliharaan

a). Suku Cadang:

Golongan I Y = 0,0000064V + 0,0005567Untuk V= 45.27 km/jamY=0,0000064(45,27)+0,0005567

=0,00084643/1000kmY’= Y* harga kendaraan (Rp/1000km)Y’ = (0,00084643*Rp153.850.000

= Rp 130.222,95/1000kmb). Jam kerja mekanik:

Golongan I Y = 0,00362V + 0,36267Untuk V= 45.27 km/jamY = 0,00362(45,27) + 0,36267 =

0,526547/1000kmY’= Y*upah kerja per jam (Rp/1000km)Y’= 0,526547 *Rp 10.000= Rp 5.265,47/1000km

5. Persamaan untuk depresiasi (Biaya Penyusutan )Golongan I Y = 1/(2,5V+125)

Untuk V= 45.27 km/jamY= 1/(2,5(45,27)+125) = 0,00419859Y’=Y*setengah nilai kendaraan (Rp./1000km)

Y’=(0,00419859* ( ½ * Rp. 153.850.000,- )Y’= Rp 322.976,80 /1000km

6. Persamaan untuk bunga modalINT = AINT / AKMINT = 0,22 % * Harga Kendaraan BaruAINT = 0,01 * (AINV/2)AINV = Bunga Modal tahunan dari harga

kendaraan baruAKM = Rata-rata jarak tempuh tahunan

(kilometer) kendaraan

INT Gol I =(0,22 %*Rp 153.850.000)= Rp338.470/1000km

7. Persamaan untuk asuransiGolongan I Y = 38/(500V)

Untuk V= 45.27 km/jamY = 38/ (500(45,27) = 0,001678816Y’= Y*nilai kendaraan (Rp/1000km)Y’= (0,001678816*Rp 153.850.000 =Rp

285.285,84/1000km8.Total pengeluaran jalan rencana lebar 8m BOK 2010

Biaya gerak= Biaya kosumsi BBM + Kosumsi Oli + Kosumsi Ban+Suku Cadang+Montir+Biaya Penyusutan

Biayagerak=Rp408.680,33+Rp94.500+Rp22.524,24+Rp130.222,95+Rp5.265,47+Rp322.976,80

=Rp 984.169.80Biaya tak gerak=Bunga modal+Biaya asuransi

=Rp338.470+ Rp285.285,84= Rp 596.755.84

Bok /1000km = Biaya gerak + Biaya tak gerak= Rp984.169.80+Rp 596.755.84= Rp 1.580.925,64

1tahun=365 hariPanjang jalan = 35.500KmVol kendaraan = 829 Kendaraan /hariBOK/Hari = ( BOK/1000km x Panjang Jalan x VolKendaraan )/1000

= ( Rp1.580.925,84x 35.500x 829 )/1000= Rp 46.545.706,52

BOK /Tahun = ( BOK/1000km x 365 xPanjang Jalan x VolKendaraan )/1000

=( Rp1.580.925,84x 365x35.500x 829 )/1000= Rp 16.989.182.880

9. Pengaruh jenis kendaraan MC terhadap LV:MC = 466 kend/hari , LV = 829 kend/hariPerbandingan MC dengan LV adalah 100/829*466= 56

Page 20: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

20

Faktor penyesuaian 0.18*56/100 = 0,10

3 Akibat adanya sepeda motor biaya operasi kendaraanauto/tahun akan dikalikan dengan 1+(0.18*56)/100= 1,10(Sumber : Kartika,Gde,A Agung 2006.Diktat ekonomi jalanraya jurusan teknik ITS Surabaya)

Contoh perhitungan = 1,10 x Rp 16.989.182.880= Rp 18.688.101.168,33

6.2.4 Golongan IIa ( Kondisi jalan existing lebar 6msepanjang 28.400 Km )

(Jenis kendaraan LB)1. Persamaan untuk konsumsi bahan bakar

Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar *[1+(kk+kl+kr)]

Konsumsi BBM dasar dalam liter/1000km :Untuk V= 41,22 km/jamGol IIa = 2.26533x 0,0284V2 – 3,0644V + 141.68

= 2.26533x0,0284(41,222) –3,0644(41,22) + 141.68

= 144,12 lt/1000kmKonsumsi BBM :Y= 144,12 lt/1000km[1+ (0,400 + 0,050 + 0,035

)]Y= 214,02 lt/1000kmY’ = Konsumsi BBM * Harga BBMY’ =214,02 lt/1000km*Rp4.500

=Rp 963.076,94/1000km2. Persamaan untuk konsumsi oli mesin

Konsumsi Pelumas = Konsumsi pelumas dasar *faktor koreksi

Untuk V= 41,22 km/jamKonsumsi Pelumas Gol IIaY=(0,0054 lt/km*1000) = 5,4 /1000kmY’ = Konsumsi pelumas * Harga PelumasY’=(5,4 /1000km * Rp 25.800) = Rp

139.320/1000km3. Persamaan untuk pemakaian ban

Golongan IIa Y = 0,0012356V – 0,0064667Untuk V= 41,22 km/jamY= 0,0012356(41,22)-0,0064667

= 0,04446473/1000kmY’=Y * Harga BanY’=(0,04446473/1000km*Rp2.360.000=Rp104.936,77/1000km

4. Persamaan untuk Pemeliharaana). Suku Cadang:

Golongan IIa Y = 0,000032V + 0,0020891Untuk V= 41,22 km/jam

Y= 0,000032(41,22)+0,0020891=0,00345760/1000km

Y’= Y* harga kendaraan (Rp/1000km)Y’= (0,00345760*Rp 670.000.000) =Rp 2.136.594,68/1000km

b). Jam kerja mekanik:Golongan IIa Y = 0,02311V + 1,97733Untuk V= 41,22 km/jamY = 0,02311(41,22) + 1,97733

=2,9992420/1000kmY’= Y*upah kerja per jam (Rp/1000km)Y’= 2,9992420 *Rp 10.000= Rp 29.299,24/1000km

5. Persamaan untuk depresiasi (Biaya Penyusutan )Golongan I Y = 1/(9,0 V+450)

Untuk V=41,22km/jamY= 1/(9,0(41,22)+450) = 0,001218056Y’=Y*setengah nilai kendaraan (Rp./1000km)

Y’=(0,001218056* ( ½ * Rp. 670.000.000,- )Y’= Rp 408.048,92 /1000km

6. Persamaan untuk bunga modalINT = AINT / AKMINT = 0,22 % * Harga Kendaraan BaruAINT = 0,01 * (AINV/2)AINV = Bunga Modal tahunan dari harga

kendaraan baruAKM = Rata-rata jarak tempuh tahunan

(kilometer) kendaraanINT Gol IIa =(0,22 %*Rp 670.000.000 )

= Rp 1.474.0007.Persamaan untuk asuransi

Golongan IIa Y = 60/(2571,42857V)Untuk V= 41,22 km/jam

Y = 60/ (2571,42857(41,22) = 0,00056607Y’= Y*nilai kendaraan (Rp/1000km)Y’= (0,00056607*Rp 670.000.000) =Rp

379.265,73/1000km8.Total pengeluaran jalan existing lebar 6 m BOK 2010

Biaya gerak= Biaya kosumsi BBM + Kosumsi Oli +Kosumsi Ban +SukuCadang+Montir+Biaya Penyusutan

Biayagerak=Rp963.076,94+Rp139.320+Rp104.936,77+Rp2.136.594,68+Rp29.299,24+Rp408.048,92

=Rp3.961.276,55Biaya tak gerak=Bunga modal+Biaya asuransi

=Rp1.474.000+ Rp379.265,73= Rp 1.853.265,73

Bok /1000km = Biaya gerak + Biaya tak gerak= Rp3.961.276,55 +Rp 1.853.265,73= Rp 5.814.542,28

1tahun=365 hariPanjang jalan = 28,400 KmVol kendaraan = 125 Kendaraan /hariBOK/Hari = ( BOK/1000km x Panjang Jalan x Vol Kendaraan

)/1000= ( Rp5.814.542,28x28,400 x 125 )/1000= Rp 20.662.587,48

BOK /Tahun = ( BOK/1000km x 365 xPanjang Jalan x VolKendaraan )/1000

=( Rp5.814.542,28 x 365 x 28,400 x 125 )/1000= Rp 7.541.844.432

6.2.5 Golongan IIa ( Kondisi jalan existing lebar 7msepanjang 7.100 Km )

(Jenis kendaraan LB)1. Persamaan untuk konsumsi bahan bakar

Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar *[1+(kk+kl+kr)]

Konsumsi BBM dasar dalam liter/1000km :Untuk V= 44 km/jamGol IIa = 2.26533x 0,0284V2 – 3,0644V + 141.68

= 2.26533x0,0284(442) – 3,0644(44) +141.68

= 140,06 lt/1000kmKonsumsi BBM :Y= 140,06 lt/1000km[1+ (0,400 + 0,050 + 0,035

)]Y= 207,99 lt/1000kmY’ = Konsumsi BBM * Harga BBMY’ =207,99 lt/1000km*Rp4.500

=Rp 935.968,56/1000km2. Persamaan untuk konsumsi oli mesin

Konsumsi Pelumas = Konsumsi pelumas dasar *faktor koreksi

Page 21: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

21

Untuk V= 44 km/jamKonsumsi Pelumas Gol IIaY=(0,0054 lt/km*1000) = 5,4 /1000kmY’ = Konsumsi pelumas * Harga PelumasY’=(5,4 /1000km * Rp 25.800) = Rp

139.320/1000km3. Persamaan untuk pemakaian ban

Golongan IIa Y = 0,0012356V – 0,0064667Untuk V= 44km/jamY= 0,0012356(44)-0,0064667 =

0,04788970/1000kmY’=Y * Harga BanY’=(0,04788970/1000km*Rp2.360.000

=Rp113.043,29/1000km4. Persamaan untuk Pemeliharaan

a). Suku Cadang:Golongan IIa Y = 0,000032V + 0,0020891Untuk V= 44 km/jamY= 0,000032(44)+0,0020891

=0,00354990/1000kmY’= Y* harga kendaraan (Rp/1000km)Y’= (0,00354990*Rp 670.000.000)

= Rp 2.378.433/1000km

b). Jam kerja mekanik:Golongan IIa Y = 0,02311V + 1,97733Untuk V= 44 km/jamY = 0,02311(44) + 1,97733

=2,99417000/1000kmY’= Y*upah kerja per jam (Rp/1000km)Y’= 2,99417000 *Rp 10.000= Rp

29.941,70/1000km

5. Persamaan untuk depresiasi (Biaya Penyusutan )Golongan I Y = 1/(9,0 V+450)

Untuk V=44km/jamY= 1/(9,0(44)+450) = 0,001182033Y’=Y*setengah nilai kendaraan (Rp./1000km)

Y’=(0,001182033* ( ½ * Rp. 670.000.000,- )Y’= Rp 395.981,09 /1000km

6. Persamaan untuk bunga modalINT = AINT / AKMINT = 0,22 % * Harga Kendaraan BaruAINT = 0,01 * (AINV/2)AINV = Bunga Modal tahunan dari harga

kendaraan baruAKM = Rata-rata jarak tempuh tahunan

(kilometer) kendaraanINT Gol IIa =(0,22 %*Rp 670.000.000 = Rp

1.474.0007.Persamaan untuk asuransi

Golongan IIa Y = 60/(2571,42857V)Untuk V= 44 km/jam

Y = 60/ (2571,42857(44) = 0,00053030Y’= Y*nilai kendaraan (Rp/1000km)Y’= (0,00053030*Rp 670.000.000) =Rp

355.303,03/1000km8.Total pengeluaran jalan existing lebar 7 m BOK 2010

Biaya gerak= Biaya kosumsi BBM + Kosumsi Oli +Kosumsi Ban +SukuCadang+Montir+Biaya Penyusutan

Biayagerak=Rp935.968,56+Rp139.320+Rp113.043,29+Rp2.378.433+Rp29.941,70+Rp395.981,09

=Rp 3.992.687,64Biaya tak gerak=Bunga modal+Biaya asuransi

=Rp1.474.000+ Rp 355.303,03

= Rp 1.829.303,03Bok /1000km = Biaya gerak + Biaya tak gerak

= Rp3.992.687,64+Rp1.829.303,03= Rp 5.821.990,67

1tahun=365 hariPanjang jalan = 7,100 KmVol kendaraan = 125 Kendaraan /hari

BOK/Hari = ( BOK/1000km x Panjang Jalan x Vol Kendaraan)/1000

= ( Rp5.821.990,67x7,100 x 125 )/1000= Rp 5.172.264,03

BOK /Tahun = ( BOK/1000km x 365 xPanjang Jalan x VolKendaraan )/1000

=( Rp5.821.990,67 x 365 x 7,100 x 125 )/1000= Rp 1.887.876.372

6.2.6 Golongan IIa ( Kondisi jalan rencana lebar 8msepanjang 35.500 Km )

(Jenis kendaraan LB)1. Persamaan untuk konsumsi bahan bakar

Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar *[1+(kk+kl+kr)]

Konsumsi BBM dasar dalam liter/1000km :Untuk V= 45,84 km/jamGol IIa = 2.26533x 0,0284V2 – 3,0644V + 141.68

= 2.26533x0,0284(45,842) –3,0644(45,84) + 141.68

= 137,92 lt/1000kmKonsumsi BBM :Y= 137,92 lt/1000km[1+ (0,400 + 0,050 + 0,035

)]Y= 204,82 lt/1000km

Y’ = Konsumsi BBM * Harga BBMY’ =204,82 lt/1000km*Rp4.500

=Rp 921.681/1000km2. Persamaan untuk konsumsi oli mesin

Konsumsi Pelumas = Konsumsi pelumas dasar *faktor koreksi

Untuk V= 45,84 km/jamKonsumsi Pelumas Gol IIaY=(0,0054 lt/km*1000) = 5,4 /1000kmY’ = Konsumsi pelumas * Harga PelumasY’=(5,4 /1000km * Rp 25.800) = Rp

139.320/1000km3. Persamaan untuk pemakaian ban

Golongan IIa Y = 0,0012356V – 0,0064667Untuk V= 45,84km/jam

Y= 0,0012356(45,84)-0,0064667= 0,05017320/1000km

Y’=Y * Harga BanY’=(0,05017320/1000km*Rp2.360.000

=Rp118.408,76/1000km

4. Persamaan untuk Pemeliharaana). Suku Cadang:

Golongan IIa Y = 0,000032V + 0,0020891Untuk V= 45,84 km/jamY= 0,000032(45,84)+0,0020891

=0,00361099/1000kmY’= Y* harga kendaraan (Rp/1000km)Y’= (0,00361099*Rp 670.000.000) =Rp 2.419.361,96/1000km

b). Jam kerja mekanik:Golongan IIa Y = 0,02311V + 1,97733Untuk V= 45,84 km/jam

Page 22: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

22

Y = 0,02311(45,84) + 1,97733=3,03669240/1000km

Y’= Y*upah kerja per jam (Rp/1000km)Y’= 3,03669240*Rp 10.000= Rp

30.366,92/1000km5. Persamaan untuk depresiasi (Biaya Penyusutan )

Golongan I Y = 1/(9,0 V+450)Untuk V=45,84km/jam

Y= 1/(9,0(45,84)+450) = 0,00115934Y’=Y*setengah nilai kendaraan (Rp./1000km)

Y’=(0,00115934* ( ½ * Rp. 670.000.000,- )Y’= Rp 388.378,78 /1000km

6. Persamaan untuk bunga modalINT = AINT / AKMINT = 0,22 % * Harga Kendaraan BaruAINT = 0,01 * (AINV/2)AINV = Bunga Modal tahunan dari harga

kendaraan baruAKM = Rata-rata jarak tempuh tahunan

(kilometer) kendaraanINT Gol IIa =(0,22 %*Rp 670.000.000

= Rp 1.474.0007.Persamaan untuk asuransi

Golongan IIa Y = 60/(2571,42857V)Untuk V= 45,84 km/jam

Y = 60/ (2571,42857(45,84) = 0,00050902Y’= Y*nilai kendaraan (Rp/1000km)Y’= (0,00050902*Rp 670.000.000) =Rp

341.041,30/1000km

8.Total pengeluaran jalan rencana lebar 8 m BOK 2010Biaya gerak= Biaya kosumsi BBM + Kosumsi Oli +

Kosumsi Ban +SukuCadang+Montir+Biaya Penyusutan

Biayagerak=Rp921.681+Rp139.320+Rp118.408,76+Rp2.419.361,96+Rp30.366,92+Rp388.378,78

=Rp4.017.517,42Biaya tak gerak=Bunga modal+Biaya asuransi

=Rp1.474.000+ Rp 341.041,30= Rp 1.815.041,30

Bok /1000km = Biaya gerak + Biaya tak gerak= Rp4.017.517,42 +Rp 1.815.041,30= Rp5.832.558,72

1tahun=365 hariPanjang jalan = 35,500 KmVol kendaraan = 125 Kendaraan /hariBOK/Hari = ( BOK/1000km x Panjang Jalan x Vol Kendaraan

)/1000= ( Rp5.832.558,72x35,500 x 125 )/1000= Rp 25.908.263,

BOK /Tahun = ( BOK/1000km x 365 xPanjang Jalan x VolKendaraan )/1000

=( Rp5.832.558,72 x 365 x 35,500 x 125 )/1000= Rp 9.456.516.186

Tabel 6.13 Pengematan BOK

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

2026

2027

2028

2029

2030

1,146,849,942.97

LEBAR 6 METER LEBAR 7 METER LEBAR 8 METER

43,707,533,821.47

45,537,538,894.58 1,220,864,263.71

46,487,823,522.69

10,757,041,874.39

11,199,944,721.79

11,420,874,058.47

49,246,814,413.14

51,094,463,305.73

51,706,832,797.86

53,537,591,859.39

55,400,577,979.32

99,427,815,919.06

102,665,028,228.08

105,928,171,123.87

99,626,061,517.44

102,811,614,031.93

106,055,175,336.42

110,430,671,786.31

114,119,098,835.39

117,561,974,897.97

120,580,272,366.12

125,354,573,198.08

129,570,445,768.95

133,686,391,274.52

11,860,697,568.74

12,299,069,692.26

12,440,246,462.82

13,119,837,466.93

13,568,187,759.14

24,333,640,372.98

25,113,515,970.25

25,897,995,586.48

24,361,904,272.29

25,119,792,723.79

25,889,520,700.07

26,665,101,263.12

27,518,797,587.90

28,318,042,949.18

29,125,094,966.60

30,245,879,514.80

31,083,638,591.45

31,947,305,856.85

1,313,389,093.24

2,352,135,004.20

2,487,601,270.44

2,560,375,096.80

2,948,822,953.32

3,120,130,403.41

5,948,786,228.46

6,237,827,508.92

4,068,953,977.64

3,785,503,571.28

4,053,302,028.31

4,235,563,486.17

5,637,503,072.92

6,076,643,537.11

6,457,714,985.23

6,406,161,986.35

8,363,059,401.67

9,451,697,169.15

10,413,172,362.04

TAHUN PENGHEMATAN BOK

53,317,725,752.89

55,516,619,352.65

56,595,308,487.93

58,755,376,977.67

60,905,931,727.54

61,586,704,163.88

131,458,269,976.51

135,561,252,886.18

139,422,302,861.92

143,299,205,346.37

63,708,606,373.00

65,848,635,335.04

117,812,670,063.57

121,540,716,689.41

127,757,212,732.72

120,202,462,218.46

98,286,057,343.34TOTAL PENGHEMATAN BOK ( Jenis Kendaraan LV,MHV,LB dan LT )

147,237,393,311.22

151,202,387,191.25

155,220,524,769.33

BOK EXISTING BOK EXISTING BOK RENCANA

123,878,104,727.41

127,709,132,550.31

Page 23: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

23

Page 24: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

24

6.6 PENGHEMATAN NILAI WAKTU

Setelah ditentukan harga nilai waktu, makalangkah selanjutnya adalah menghitung traveltime dari masing-masing jenis kendaraan padajalan eksisting sebelum dilakukan pelebaran jalan,dan jalan sesudah dilakukan pelebaran jalan..Penghitungan nilai waktu dimulai pada tahun2010, dikarenakan pelebaran jalan direncanakantahun 2010. Berikut ini contoh perhitungan traveltime.1. Jenis Kendaraan MC Jalan existing Lebar

6mPerhitungan travel time tahun 2010 pada

jalan eksisting lebar 6m sebelum dilakukanpelebaran jalan. Volume kendaraan yang dipakaidalam perhitungan ini adalah volume kendaraanyang mengalami saving.Travel Time=

jamVeksisting

jalanPanjang763031,0

22,37

400,28

Nilai Waktu Per Tahun (Rp) = Volume kend xtravel time x nilai waktu x 365 hariNilaiWaktu Per Tahun (Rp) =466x0,763031xRp2.867x365= Rp 372.352.296,192. Jenis Kendaraan MC Jalan existing Lebar

7mPerhitungan travel time tahun 2010 pada

jalan eksisting lebar 7m sebelum dilakukanpelebaran jalan. Volume kendaraan yang dipakaidalam perhitungan ini adalah volume kendaraanyang mengalami saving.Travel Time=

jamVeksisting

jalanPanjang17988,0

47,39

100,7

Nilai Waktu Per Tahun (Rp) = Volume kend xtravel time x nilai waktu x 365 hariNilaiWaktu Per Tahun (Rp) =466x0,17988xRp2.867x365

= Rp 87.781.558,553. Jenis Kendaraan MC Jalan rencana Lebar

8mPerhitungan travel time tahun 2010 pada

jalan eksisting lebar 7m sebelum dilakukanpelebaran jalan. Volume kendaraan yang dipakaidalam perhitungan ini adalah volume kendaraanyang mengalami saving.Travel Time=

jamVrencana

jalanPanjang871379,0

47,40

500,35

Nilai Waktu Per Tahun (Rp) = Volume kend xtravel time x nilai waktu x 365 hariNilaiWaktu Per Tahun (Rp) =466x0,871379xRp2.867x365= Rp 425.225.591,08

Penghematan nilai waktu dapat dilihat dari tabel 6.29

BAB VIIUMUM ANALISIS BIAYA KONSTRUKSI

DAN ANALISIS EKONOMI7.1 ANALISIS BIAYA KONSTRUKSI

PELEBARAN JALANBiaya konstruksi pelebaran jalan merupakanbiaya investasi untuk pelebaran jalan dandatanya dapat di lihat pada tabel 7.1 dan untukrekapitulasi RAB dapat dilihat pada tabel 7.2

Tabel 7.1 Rencana Anggaran Biaya untukpelebaran jalan

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

2026

2027

2028

2029

2030 6,488,914,192.44 1,428,558,520.57 6,740,331,518.69 1,177,141,194.32TOTAL PENGHEMATAN NILAI WAKTU ( Jenis Kendaraan MC,LV,MHV,LB , LT ) 10,883,438,104.04

5,865,594,481.29 1,319,307,902.56 6,253,937,300.67 930,965,083.18

6,158,506,459.42 1,369,851,584.35 6,498,464,739.29 1,029,893,304.48

5,322,902,107.83 1,222,645,741.69 5,812,424,010.36 733,123,839.15

5,478,348,669.25 1,270,198,047.75 6,029,105,684.42 719,441,032.57

4,878,467,107.08 1,125,734,584.50 5,365,782,644.45 638,419,047.13

5,108,132,456.95 1,176,087,470.83 5,597,877,796.21 686,342,131.58

4,487,689,396.84 1,039,508,504.34 4,968,169,806.70 559,028,094.47

4,681,122,681.73 1,082,266,726.27 5,165,130,036.23 598,259,371.77

4,560,560,894.78 1,059,498,061.48 5,072,100,568.33 547,958,387.93

4,302,246,735.85 998,360,820.14 4,777,031,896.39 523,575,659.60

4,222,896,812.07 983,328,141.59 4,714,428,814.15 491,796,139.51

4,389,805,464.50 1,021,009,922.94 4,892,059,296.09 518,756,091.36

2,216,620,836.18 517,619,726.18 2,487,403,256.24 246,837,306.11

2,312,752,171.30 539,380,639.29 2,588,419,524.65 263,713,285.94

2,067,972,098.27 484,165,949.60 2,330,707,322.95 221,430,724.91

2,124,797,396.30 496,789,299.34 2,389,090,138.32 232,496,557.32

1,887,573,986.03 443,008,755.78 2,135,964,102.52 194,618,639.29

1,978,638,231.45 463,718,738.46 2,234,033,123.80 208,323,846.11

1,757,893,075.20 413,616,194.66 1,997,327,439.17 174,181,830.69

1,847,590,513.79 434,111,593.12 2,094,565,570.31 187,136,536.59

TAHUNNILAI WAKTU EXISTING NILAI WAKTU EXISTING NILAI WAKTU RENCANA PENGHEMATAN

LEBAR 6 METER LEBAR 7 METER LEBAR 8 METER NILAI WAKTU

Pekerjaan : Pelebaran jalan ruas jalan Situbondo-Banyuwangi

No Volume Sat Harga Satuan Jumlah

b c d e = b x d

I UMUM

1 Mobilisasi dan Demobilisasi 1.00 Ls 98,300,000.00 98,300,000.00

II PEKERJAAN TANAH

1 Galian tanah biasa 51,120.00 M317,695.37 904,587,370.63

III PERKERASAN BAHU JALAN

1 Lapis Pondasi Agregat Kelas B 12,780.00 M3181,913.19 2,324,850,582.64

IV PERKERASAN BERBUTIR

1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A 12,780.00 M3181,913.19 2,324,850,582.64

2 Lapis Pondasi Agregat Kelas B 25,560.00 M3155,513.19 3,974,917,165.28

V PEKERJAAN ASPAL

1 Lapis resap pengikat 76,680.00 liter 7,279.68 558,205,802.59

2 Lapis perekat 67,095.00 liter 8,378.13 562,130,579.34

3 Laston lapis aus ( AC-WC) tebal=4cm 63,900.00 M² 64,791.50 4,140,176,924.76

4 Laston lapis pengikat ( AC-BC) tebal=5cm 3,195.00 M3 1,595,623.27 5,098,016,339.25

5 Laston Lapis pondasi (AC-BCL) tebal =10cm 14,697.00 Ton 700,012.61 10,288,085,322.70

VI PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN

1 Pemeliharaan Rutin Perkerasan 1.00 Ls 24,000,000.00 24,000,000.00

2 Pemeliharaan Rutin Bahu jalan 1.00 Ls 18,000,000.00 18,000,000.00

RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB )

Uraian

a

Page 25: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

25

Tabel 7.2 Rekapitulasi Anggaran Biaya

7.1.1 Biaya Pemeliharaan RutinBiaya pemeliharaan pada Ruas Jalan

Situbondo-Banyuwangi STA 0+000 s/d STA35+500 adalah sebagai berikut: Pemeliharaan rutin perkerasan =

Rp.24.000.000,00,- Pemeliharaan rutin bahu jalan =

Rp.18.000.000,00,-Biaya total pekerjaan pemeliharaan rutin

sebesar Rp. 42.000.000,00-. Biaya pemeliharaanatau perawatan ini dianggap mengalamipeningkatan dengan asumsi 10 % per tahun.

7.2 BENEFIT COST RATIO (BCR)Tujuan analisis Benefit Cost Ratio

(BCR) adalah untuk mengetahui apakah pelebaranJalan Ruas Situbondo-Banyuwangi STA 0+000s/d STA 35+500 tersebut layak atau tidak darisegi ekonomi transportasi. Pada prinsipnyaanalisis ini membandingkan antara besarnyainvestasi (cost) yang dikeluarkan dengan besarnyabiaya penghematan (benefit) untuk para penggunajalan.

Biaya yang dijadikan pembanding terdiri dari:1.Biaya Investasi pelebaran Jalan

= Rp 33.347.732.736,832.Biaya Pemeliharaan = Rp 42.000.000,-/tahun

danmengalami peningkatan 10% per tahun.3.Pendapatan per tahun = Penghematan BOK +

Penghematan Nilai Waktu (dapat dilihat padaTabel 6.13 untuk penghematan BOK dan Tabel6.29 untuk Penghematan Nilai Waktu).

4.Umur rencana = 20 tahun, tingkat suku bunga =6.5% (Sumber : www.antara news.com)dimana tingkat suku bunga ini merupakan BIRate yang dikeluarkan pada tanggal 4 Agustus2010 oleh Bank Indonesia.

Hasil perhitungan BCR dapat dilihat pada Tabel 7.3

Dari hasil Benefit Cost Ratio (BCR) MetodePresent Worth dengan tingkat suku bunga 6.5 %pada Tabel 7.3 di atas maka didapat hasil sebagaiberikut :Present Wort Benefit Rp.50.987.819.000Present Worth Cost Rp.34.547.935.000

Maka BCR = 476.1000.935.547.34

.00050.987.819

Nilai BCR > 1 Berarti manfaat yang ditimbulkan

proyek lebih besar dari biaya yang diperlukan, secara

ekonomi proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.

7.3 NET PRESENT VALUE (NPV)Nilai Net Present Value (NPV) akan

menentukan layak atau tidaknya suatu Proyekuntuk dikerjakan. Suatu proyek layak untukdikerjakan apabila NPV=(+)Dari hasil perhitungan dalam Tabel 7.3 diperoleh :

NPV = Present Worth Benefit - Present WorthCost

NPV = Rp. 50.987.819 – Rp. 34.547.935.000= Rp. 16.439.884.000

NPV = (+), maka Ruas Jalan Situbondo-Banyuwangi STA 0+000 s/d STA 35+500 layaksecara ekonomi untuk dikerjakan.

Pekerjaan : Pelebaran jalan ruas jalan Situbondo-Banyuwangi

I UMUM 98,300,000.00

II PEKERJAAN TANAH 904,587,370.63

III PERKERASAN BAHU JALAN 2,324,850,582.64

IV PERKERASAN BERBUTIR 6,299,767,747.92

V PEKERJAAN ASPAL 20,646,614,968.65

VI PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN 42,000,000.0030,316,120,669.853,031,612,066.98

33,347,732,736.83JUMLAH

REKAPITULASI ANGARAN BIAYA

No Uraian Harga ( Rp )

TOTALPPN 10%

Page 26: BAB I yang digunakan untuk memikul beban lalu PENDAHULUANdigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16443-3108100517-Paper.pdf · penghubung yang secara geografis terletak diwilayah

26

BAB VIIIKESIMPULAN

8.1 KESIMPULANDari hasil analisis perencanaan pelebaran

ruas jalan Situbondo-Banyuwangi diperolehkesimpulan sebagai berikut :1. Kondisi ruas jalan Situbondo-Banyuwangi dari

hasil analisis KAJI, pada analisis kondisiexsisting, baik tahun 2010 maupun pada tahun2030. Menunjukkan bahwa kinerja jalansebelum ada usaha pelebaran jalan yaitu padatahun 2010 untuk derajat kejenuhan (DS) =0,556 untuk jalan existing lebar 6m,sedangkan jalan existing lebar 7m derajatkejenuhan (DS) = 0,506 dan untuk 20 tahunyang akan datang kondisi kinerja jalanmengalami peningkatan akibat bertambahnyavolume lalu lintas sehingga (DS) = 0,938untuk lebar existing 6m, sedangkan jalanexisting lebar 7m derajat kejenuhan (DS) =0,854 dan analisis kondisi jalan rencana atausesudah ada usaha pelebaran jalan pada ruasjalan Situbondo-Banyuwangi pada tahun 2010untuk derajat kejenuhan (DS) = 0,469 danuntuk 20 tahun yang akan datang kondisikinerja jalan sesudah adanya usaha pelebaranjalan derajat kejenuhan (DS) = 0,791 .

2. Penghematan Biaya Operasional Kendaraansesudah dilakukan pelebaran jalan selamaumur rencana 20 tahun adalah Rp.98.286.057.343 dan untuk pengematan nilaiwaktu sesudah dilakukan pelebaran jalanselama umur rencana 20 tahun adalah Rp10.883.438.104

3. Konstruksi dari pelebaran jalan ruasSitubondo-Banyuwangi STA 0+000 s/d STA35+500 terdiri dari surface (laston MS 744 kg)= 19 cm, Base course (batu pecah klas A CBR100%) = 20 cm dan subbase (sirtu klas B CBR50 %) = 40 cm.

4. Anggaran yang harus dikeluarkan untuk biayapelebaran jalan adalah Rp 33.347.732.736,-

5. Parameter kelayakan perencanan pelebaranjalan ruas Situbondo-Banyuwangi ditinjaudari segi teknik lalu lintas dan ekonomitransportasi, menggunakan analisis BCR danNPV dan dari perhitungan analisis BCRdidapatkan sebesar 1.476 (Berarti BCR >1jadi manfaat yang ditimbulkan proyek lebihbesar dari biaya yang diperlukan), NPV = ( +) Rp 16.439.884.000 ( menunjukkan bahwamanfaat yang diperoleh melebihi biaya yangdikeluarkan). Jadi dua analisis tersebut dapatdisimpulkan bahwa proyek pelebaran padaruas jalan Situbondo-Banyuwangi layakdilaksanakan.