bab i - erynajib.files.wordpress.com · web viewpembelajaran adalah proses yang ditata dan diatur...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu kulminasi
atau muara program yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
memantapkan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial
dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu,
PPL diharapkan dapat memberikan pengalaman pembelajaran, memperluas
wawasan, melatih dan mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam
bidangnya, meningkatkan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab dan
kemampuan memecahkan masalah-masalah kependidikan.
Dengan demikian, pelaksanaan PPL melibatkan banyak pihak, yakni:
lingkungan sekolah/madrasah, kepala sekolah/madrasah, guru pamong, DPL,
dan mahasiswa. Keterlibatan berbagai pihak tersebut berpotensi menimbulkan
terjadinya perbedaan persepsi dalam menangani pelaksanaan PPL. Untuk itu
diperlukan pedoman pelaksanaan PPL agar semua pihak yang terlibat
memiliki kesamaan persepsi yang pada akhirnya dapat mewujudkan proses
dan hasil PPL yang diharapkan.
Dalam peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan khususnya terkait dengan penjelasan pada Bab V Pasal
26 Ayat 4 yang berbunyi ”Standar kompetensi lulusan pada jenjang
pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan,
keterampilan, kemandirian dan sikap menemukan, mengembangkan, serta
menerapkan ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan. ”Di
samping itu, pada Bab VI Pasal 28 Ayat 1 berbunyi ”Pendidik harus memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan Nasional.”Penyelenggaraan PPL secara terpadu juga mengacu
pada Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, yakni
empat kompetensi guru, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Pelaksanaan PPL harus memberikan kesempatan agar terjadi interaksi-
interaksi tersebut yang menumbuhkembangkan kompetensi yang dimilki oleh
seorang calon guru. PPL diselenggarakan oleh kebanyakan LPTK
dilaksanakan secara individual, yaitu seorang mahasiswa/praktikan
mempersiapkan administrasi pembelajaran dan mengimplementasikannya
secara mandiri di bawah bimbingan guru pamong dan Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL). PPL mahasiswa didesain untuk membangun kebersamaan
mahasiswa/praktikan dalam melaksanakan PPL.
Dalam kebersamaan ini diharapkan terjadi sharing pengalaman
pengetahuan dalam menyusun persiapan dan pelaksanaan
pembelajaran.Kebersamaan ini tidak akan mengurangi kemandirian praktikan,
karena praktikan tetap menyusun administrasi pembelajaran secara mandiri,
demikian pula harus memperbaikinya berdasarkan hasil diskusi/pembahasan
yang telah dilakukan. Dengan adanya kegiatan observasi akan memberikan
kesempatan kepada praktikanuntuk berlatih dan mengevaluasi pembelajaran
yang di dalamnya tersirat adanya keterampilan mengumpulkan data, mengolah
dan mengemukakan hasilnya. Kemampuan ini sangat penting bagi guru dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari untuk senantiasa memperbaiki atau
meningkatkan mutu pembelajarannya yang didasarkan pada hasil observasi.
Dengan demikian, pelaksanaan PPL merupakan wahana pembentukan
calon guru yang santri dan profesional dengan mengintegrasikan dan
mengimplementasikan ilmu yang telah dikuasai ke dalam praktek keguruan
yang pada akhirnya bisa terampil dalam mengoservasi kegiatan pembelajaran,
mengolah hasil observasi dan menyampaikannya secara sistematis.
B. Tujuan PPL
Melalui kegiatan PPL, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Tujuan umum :
Melakukan pemantapan kemampuan akademik calon guru
2. Tujuan khusus :
a. Terampil dalam mengobservasi kegiatan pembelajaran,
mengolah hasil observasi dan menyampaikannya secara
sistematis
b. Menemukan permasalahan yang menghambat pembelajaran di
kelas dan mengatasi permaslahan pembelajaran tersebut secara
individu atau kelompok
c. Mendalami karakteristik dari peserta didik dalam rangka
memotifasi belajarnya
d. Menyusun aadministrasi pembelajaran yang baik dan mampu
mengimplementasikannya.
e. Melakukan pembelajaran yang berorentasi pada peserta didik
dalam mengembangkan potensinya.
f. Menerapkan pembelajaran inovatif, yang bertolak dari suatu
permasalahan pembelajaran.
g. Melakukan evalusi proses dan hasil pembelajaran.
h. Mampu mengkomunikasikan proses dan hsil pembelajarannya
secara lisan dan terulis.
i. Mampu bekerjasama dalam mengembangkan kepribadiannya
sebagai guru.
C. Manfaat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Hasil dari pelaksanaan PPL ini akan memberikan manfaat bagi
berbagai pihak seperti siswa, gurun dosen, dan juga bagi sekolah yang
bersangkutan. Berikut ini manfaat dari pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) antara lain dilakukan agar dapat bermanfaat bagi penulis
juga bagi orang lain ataupun dunia akademik, adapun manfaat dari Praktik
Pengalaman Lapangan ini yaitu :
1. Manfaat Akademis
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai kebutuhan studi pada
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzanwadi
Selong.
2. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis hasil pelaksanaan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan, akademisi serta
mengembangkan konsep-konsep pendidikan dan tehnologi pada
lembaga pendidikan.
b. Hasil pelaksanaan PPL ini diharapkan dapat
memotivasi guru lain untuk mengembangkan proses pembelajaran
lebih lanjut tentang hal-hal yang belum terungkap dalam tujuan
dan pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan.
3. Manfaat Praktis
a. Hasil pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) ini diharapkan dapat memberikan input atau
bahan masukan bagi kepala sekolah, guru, dan siswa SMPN 1
Selong.
b. Hasil pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi pihak
pemerintah dalam hal ini lembaga pendidikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang lebih konstruktif
terhadap kemajuan pendidikan.
c. Hasil pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi dosen
untuk memberikan materi perkuliahan yang lebih baik dan efektif
kepada mahasiswa selaku calon guru yang tentunya sesuai dengan
keadaan di lapangan.
BAB II
PELAKSANAAN PPL
A. Jadwal PPL
Dalam Pelaksanaan praktik pengalaman lapangan (PPL) sebagai
salah satu langkah konkrit untuk mencetak calon guru yang kompeten dalam
akademik maupun sosial dilaksanakan secara bertahap yaitu terdiri dari empat
siklus di tempat praktik. Kegiatan pelaksanaan PPL meliputi 4 tahapan yaitu,
(a) perencanaan (b) implementasi RPP, (c) observasi dan (d) refleksi. Empat
tahapan ini dilakukan melalui pengkajian bersama dengan kelompok guna
didalam menentukan strategi belajar mengajar yang akan digunakan agar
proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien, keempat kegiatan
tersebut dapat dipraktikkan melalui praktik mengajar di dalam kelas. Adapun
jadwal praktikan dalam kegiatan proses belajar mengajar (PBM) di SMPN 1
Selong sebagai berikut :
JADWAL KEGIATAN PBM SMESTER GENAP 2011/2012
GURU/PRAKTIKAN
KELAS VII IPS
SMPN 1 SELONG
HARI JAM KE WAKTU KELAS MAPEL
SELASA 3 - 4 08.45 – 10.15 VII E IPS TERPADU
KAMIS 6 - 7 11.00 – 12.25 VII E IPS TERPADU
B. Kegiatan Siklus I
1. Tahap Perencanaan (Pembahasan RPP)
a. Pengertian RPP
- Perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan
dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran
- Pembelajaran adalah proses yang ditata dan diatur menurut
langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat
mencapai hasil yang diharapkan
b. Prinsip-PrinsipPengembanganRPP
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
3. Mengembangkan buadaya membaca dan menulis proses
pembelajaran
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
5. Keterkaitan dan keterpaduan
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
c. Tujuan dan Manfaat
1. Memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam
mencapai kompetensi dasar dan indikator
2. Memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek
3. Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi
pengaruh terhadap pengembangan individu siswa
4. Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat
terhadap nurturant effect
d. Langkah-langkah Penyusunan RPP
- Mengisi kolom identitas
- Menentukan alokasi wajtu yang dibutuhkan untuk pertemuan
yang telah ditetapkan
- Menetukan SK, KD dan Indikator yang akan digunakan ( terdapat
pada silabus yang telah disusun)
- Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK,KD, dan
Indikator yang telah ditentukan.
- Mengidentifikasi materi ajar berdasrkan materi pokok atau
pembelajaran yang terdapat dalam silabus.
- Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
- Menentukan langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal,
inti, dan akhir
- Menentukan alat/bahan/sumber belajar Menyusun criteria
penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll
Penyusunan RPP dilakukan pada waktu diberikan kesempatan
untuk melaksanakan observasi dari pihak sekolah selama dua minggu,
dimana minggu pertama melaksanakan observasi KBM di kelas untuk
mengidentifikasi masalah pembelajaran kemudian minggu ke dua
dilanjutkan dengan penyusunan administrasi ataupun perangkat
pembelajaran. Pada tahap pembahasan RPP yang dilaksanakan pada
tanggal 28 januari 2012, seperti yang sudah kami jadwalkan bahwa setiap
hari sabtu akhir pekan akan diadakan diskusi atau pembahasan RPP
dengan guru pamong masing-masing ataupun dengan teman satu jurusan.
Di SMPN 1 SELONG, saya dipercaya untuk memegang kelas VII E pada
mata pelajaran IPS Terpadu , dengan materi : Standar Kompetensi yaitu
Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya
dengan empat kompetensi dasarnya. Analisis pertama mengenai RPP ke
dua semester genap dengan materi Membuat seketsa dan peta wilayah
yang menggambarkan objek geografi, menurut guru pamong saya yaitu
Bapak Sutikna, S.Pd bahwa di dalam RPP yang saya susun sudah cukup
baik hanya beliau menanyakan apakah Model pembelajaran yang saya
gunakan sudah mempertimbangkan kecocokan dengan tujuan dan materi
yang akan ajarkan berserta waktu pembelajarannya. Dalam RPP pertama
saya menggunakan metode ceramah, diskusi, observasi/pengamatan dan
demonstrasi, dengan model pembelajaran Picture and Picture untuk
pertemuan I dan Jigsaw untuk pertemuan ke II.
2. Tahap Pelaksanaan (Implementasi RPP)
Impelementasi RPP pertama di dalam kelas di mulai pada hari
kamis, 2 Februrai 2012, implementasi RPP yang pertama saya lakukan
saya terapkan sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh guru
pamong dan wakasek kurikulum. Dalam proses implementasi RPP dengan
materi Membuat seketsa dan peta wilayah yang menggambarkan objek
geografi, kondisi kelas cukup tenang, siswa antusias menerima pelajaran,
siswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan apersepsi dan motivasi
yang diberikan, dalam kegiatan inti banyak siswa mulai bertanya tentang
hal-hal yang mereka tidak mengerti sehingga harus diulangi. Kegiatan
akhir dari implementasi RPP pertama berupa penugasan kepada siswa
untuk membuat sketsa sekolah SMPN 1 Selong dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk keluar kelas untuk melakukan
pengamatan. Pada akhir pembelajaran di dalam kelas, guru pamong
memberikan beberapa kritikan yaitu :
1. Kegiatan pembelajaran masih banyak yang tidak
sesuai dengan skenario di RPP.
2. Kegiatan awal terlalu lama sehingga waktu untuk
penyampaian materi menjadi berkurang.
Dari beberapa kritikan tersebut diharapkan pada proses implementasi RPP
berikutnya, tidak terjadi lagi.
3. Tahap Observasi/Pengamatan
Tahap observasi keadaan siswa, mulai dari sebelum disampaikan
materi pembelajaran sampai akhir pelajaran yaitu dapat digambarkan
seperti hal-hal berikut :
a. Kondisi atau keadaan siswa cukup tenang,
tidak ada siswa yang berkeliaran diluar, sehingga mereka siap untuk
menerima pelajaran
b. Dalam penyampaian apersepsi banyak dari
siswi-siswi menyampaikan pendapat mereka masing-masing dengan
versi mereka masing-masing. Sehingga begitu, dipertanyakan banyak
siswi-siswi nyeletuk mengungkapkan pendapatnya, sehingga suasana
kelas mulai sedikit ribut.
Pengukuran prestasi belajar siswa yang di dapatkan dari
pemberian tugas untuk membuat seketsa sekolah yang telah di buat
memperlihatkan bahwa prestasi belajar siswa pada siklus I masih termasuk
dalam kategori rendah hal ini dibuktikan masih banyak siswa yang tidak
dapat mengerjakannya dengan sempurna, selain itu juga terdapat
kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran dalam siklus I yang
meliputi:
a. Faktor guru
1. Guru kurang memberikan motivasi dalam proses pembelajaran
sehingga siswa masih banyak yang kurang aktif.
2. Guru belum optimal dalam memberikan bimbingan kepada siswa
dalam proses pembelajaran.
b. Faktor siswa
1. Sebagian siswa tidak memiliki sarana belajar seperti buku paket
IPS atau buku penunjang lainnya
2. Motivasi belajar siswa yang masih sangat rendah.
3. Sebagian besar siswa belum memahami materi pembelajaran
4. Kurangnya minat siswa untuk membaca buku IPS yang berkaitan
dengan materi pembelajaran
5. Masih banyaknya siswa yang kurang memperhatikan saat guru
menjelaskan
4. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil yang di peroleh pada siklus I yang dilakukan
pada tanggal 2 dan 7 Februari 2012 yaitu persentase prestasi siswa belum
mencapai hasil yang diharapkan, maka penyusun melaksanakan tindakan
pada siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada
siklus I antara lain :
1. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dan
bersemangat dalam mengikuti pelajaran IPS.
2. Memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk
melakukan tanya jawab.
3. Mengupayakan bimbingan yang lebih optimal kepada setiap sisiwa
dalam proses pembelajaran, berdiskusi maupun pada saat pembeian
tugas pada siswa.
Berdasarkan hasil pada siklus I yang menunjukkan hasil yang
masih kurang, maka penyusunan harus dilanjutkan dengan perbaikan pada
siklus ke II. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mencapai target yang
diinginkan sesuai dengan kreteria penilaian yang telah ditetapkan.
C. Kegiatan Siklus II
1. Tahap Perencanaan (Pembahasan RPP)
Pada tahap pembahasan RPP yang dilaksanakan pada tanggal 11
Februrai 2012, RPP yang dibahas pada siklus II ini adalah
Mendiskripsikan kondisi geografis dan penduduk pembahasan RPP
dengan teman-teman PPL dengan pegangan mata pelajaran yang sama
yang bertempat di Posko PPL di SMPN 1 Selong. Metode pembelajaran
yang digunakan pada siklus II ini yaitu, Ceramah berpariasi dan Tanya
jawab metode ini digunakan dengan harapan dapat meningkatkan motivasi
dan keaktifan siswa. Adapun model pembelajaran yang digunakan adalah
Talking Stick untuk pertemuan I dan Artikulis untuk pertemuan II.
2. Tahap Pelaksanaan (Implementasi RPP)
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan pada tanggal
9 Februari 2012 ini, penyusun melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan pemberian materi yang lebih efektif dari pelaksanaan siklus I.
Pelaksanaan tindakan siklus II hampir sama dengan siklus I
namun lebih menitikberatkan pada poin-poin yang belum terpenuhi.
Dimana pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan scenario yang telah
dibuat dengan langkah-langkah perbaikan sesuai dengan hasil repleksi dan
evaluasi siklus I.
Dalam implementasi RPP pada siklus II ini, memang sudah
cukup lancar, dibandingkan dengan keadaan yang sebelumnya,
penyampaian materi sudah sesuai dengan RPP, kemudian alokasi waktu
dan disiplin waktu juga sesuai dengan RPP. Dalam proses pembelajaran,
siswa lebih cendrung aktif menulis penjelasan guru, dan saling membantu
atau berdiskusi dengan teman sebangku untuk mengerjakan soal latihan,
apabila siswa diperintahkan untuk maju kedepan mengerjakan soal atau
menjelaskan ulang penjelasan guru kepada temen-temenya atau Artikulis
yang di acak dengan memutar stick atau tongkat dalam hal ini
menggunakan Spidol sebagai pengganti tongkat dan, mereka tidak ada
yang menolak, mereka mengerjakan sesuai kemampuan mereka,
sedangkan siswa yang lain memperhatikan cara penyelesaiannya. Apabila
pekerjaan temannya keliru, maka siswa yang lain memberikan jawaban
yang sesuai dengan apa yang sebenarnya dan disetujui oleh siswa-siswi
lainnya.
3. Tahap Observasi / Pengamatan
Hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus II ini,
secara umum proses pembelajaran sudah berjalan denngan baik, dimana
kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sebagian besar dapat
diperbaiki walaupun masih terdapat beberapa kekurangan-kekurangan.
Prestasi belajar siswa pada tahap siklus II sudah terlihat bahwa
siswa sudah mulai termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
IPS. Setelah dilakukan penyebaran tes maka diperoleh rata-rata sekor
prestasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan jika
dibandingkan rata-rata sekor pada siklus I.
Hal penting yang dapat dilihat dari hasil observasi pada siklus ke II
ini adalah :
1. Motivasi yang diberikan guru telah meningkatkan semangat belajar
siswa.
2. Bimbingan yang diberikan guru dapat membantu siswa dalam proses
pembelajaran, saat diskusi maupun pada penguasaan.
4. Tahap Refleksi
Setelah melihat hasil yang diperoleh pada siklus II ini, maka terjadi
peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran yaitu hanya
1,5 dari siklus I. Berdasarkan kriteria penilaian pada siklus II masih belum
juga mencapai hasil yang diharapkan, dimana seluruh siswa mendapat
nilai 6,0 keatas untuk standar ketuntasan belajar ranah afektif atau di atas
75 % masih kurang. Peningkatan proses dan prestasi belajar yang telah
dicapai pada siklus II ini tidak terlepas dari upaya penyusun dalam
memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I dan juga adanya
masukan-masukan serta keritik dari guru pamong tentang kekurangan
selama proses pembelajaran untuk perbaikan pada siklus berikutnya,
sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil penyusunan tersebut, maka penyusunan harus
dilanjutkan dengan perbaikan pada siklus III, agar dapat mencapai target
yang diinginkan sesuai dengan kreteria penilaian.
D. Pelaksanaan siklus III
1. Tahap Perencanaan (Pembahasan RPP)
Pada tahap pembahasan RPP siklus III yang dilaksanakan pada
tanggal 18 Februrai 2012, RPP yang dibahas pada siklus III ini adalah
Mendiskripsikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer,
serta dampaknya terhadap kehidupan pembahasan RPP dengan teman-
teman PPL dengan pegangan mata pelajaran yang sama yang bertempat
di Posko PPL di SMPN 1 Selong. Metode pembelajaran yang digunakan
pada siklus II ini yaitu, Ceramah berpariasi, diskusi, dan Tanya jawab.
Adapun model pembelajaran yang digunakan dalam siklus ini adalah
Word Square untuk pertemuan I, Cooperative Script untuk pertemuan II,
Scramble untuk pertemuan III, dan Make A-Match untuk pertemuan IV.
Dengan harapan dari penerapan bebarapa model ini dapat mengurangi
kejenuhan siswa dalam belajar.
2. Tahap Pelaksanaan (Implementasi RPP)
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III di lakukan pada
tanggal 21, 23, 28 Februrai, dan 1 Maret 2012. Penyusun melaksanakan
kegiatan pembelajara dengan materi yang lebih efektif dari pelaksanaan
siklus II.
Pelaksanaan tindakan siklus III hampir sama dengan siklus II
namun lebih menitik beratkan pada poin-poin yang terpenuhi. Dimana
pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan skenario yang telah dibuat
denngan langkah-langkah perbaikan sesuai dengan hasil refleksi dan
evaluasi siklus II.
3. Tahap Observasi / Pengamatan
Berdasarkan pemantauan pada siklus sebelumnya, maka penyusun
dapat merumuskan alternatif sebagae upaya meningkatkan prestasi belajar
siswa yaitu:
a) Memberikan motivasi dan bimbingan yang lebih terarah dan continue
pada siswa yang masih mengalami kesulitan belajar
b) Melaksanakan rencana pembelajaran lebih efektif dan terarah sehingga
lebih baik dari siklus sebelumnya
c) Memberikan tugas-tugas tambahan yang berkaitan denga materi
pembelajaran
Melakukan pendekatan-pendekatan pada siswa agar dalam
menerima dan penyempurnaan-penyempurnaan sebagaemana hasil pada
siklus I dan II. Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus III, penyusun
melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih terfokus lagi pada siswa yang
masih kurang. Hal ini di sebab kan karna kemampuan siswa berbeda-
beda. Siswa yang lebih mampu dapat membantu siswa yang lain dalam
menyelesaikan tugasnya terutama pada saat berdiskusi. Kegiatan ini sangat
membantu siswa yang kemampuannya masih kurang.
4. Tahap Refleksi
Motivasi belajar siswa pada siklus ke III ini, penyusun sudah
melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa apabila dibandingkan pada
siklus ke I dan II. Dimana siswa mulai bersemangat dan antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran ekomi, pengukuran prestasi belajar siswa
yang didapatkan dengan menggunakan tes pilihan ganda menunjukkan
adanya peningkatan yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya nilai yang di proleh siswa mengalami peningkatan yaitu nilai 75
keatas sudah mencapai 75%
Dengan melihat hasil motivasi belajar siswa yang sudah memenuhi
kreteria yang telah ditetapkan sejak awal, sudah dapat terpenuhi dimana
pelaksaannya dilakukan dalam III siklus, dan pada siklus III sudah
mencapai hasil yang diinginkan maka penyusun tidak perlu lagi
melakukan proses pembelajaran kesiklus berikutnya.
BAB III
HAMBATAN DAN PEMECAHANNYA
Dalam pelaksanaan pembelajaran, sebagai seorang guru harus bisa
mengatur serta mengelola kelas sebagai wadah proses pembimbingan serta
pembelajaran siswa. Tugas guru yang paling berat yaitu, membimbing siswa-siswi
dengan berbagai karakter, dengan pola pikir yang berbeda-beda, tingkat
kemampuan serta minat yang berbeda-beda pula. Di hadapkan dengan kondisi
tersebut sebagai seorang guru tentunya harus bisa memberikan solusi yang tepat
dalam menyelesaikan persoalan pembelajaran dengan berbagai pendekatan
pemecahan masalah yang nantinya akan memberikan motivasi baru dalam proses
pelaksanaan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran pelajaran IPS di lingkungan sekolah SMPN 1
Selong sebagai tempat PPL ditemukan beberapa hambatan yaitu sebagai berikut :
A. Hambatan Internal
Hambatan internal yaitu hambatan yang berasal dari lingkungan
sekolah yaitu :
1. Kondisi Siswa
Dalam proses kegiatan belajar dan pembelajaran, tentunya minat
belajar siswa sangat mempengaruhi. Rata-rata siswa di SMPN 1 Selong,
minat mereka untuk belajar kurang. Hal itu dibuktikan dengan beberapa
hal yaitu :
a. Apabila proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa kurang
memperhatikan pelajaran yang diajarkan, kebanyakan mereka
bermain-main dalam kelas dan sulit sekali untuk di diatur.
b. Rasa keingintahuan siswa yang sangat kurang, sehingga dalam proses
pembelajaran mareka tidak aktif bertanya, kebanyakan mereka diam
entah mengerti atau tidak dengan meteri pembelajaran yang diajarkan.
Apabila diberikan tugas atau pekerjaan rumah (PR), mereka tidak
sungguh-sungguh mengerjakan sehingga harus dipaksa terlebih dahulu
untuk mengerjakannya, kesadaran mereka atas kewajiban mereka
untuk belajar itu sangat kurang.
Dari beberapa permasalahan tersebut, cara-cara untuk
mengatasinya adalah sebagai berikut, Dalam menghadapi siswa yang
kurang minat dalam belajar, hal dasar yang harus dibenahi adalah
memberikan motivasi efektif kepada siswa, dengan memberikan doktrin-
doktrin positif berupa memberikan penyadaran mengenai betapa
pentingnya pelajaran yang mereka harus pelajari dengan
mengimplementasikan dalam kehidupan mereka masing-masing (Widya
Hadi Prawira, 26). Dengan demikian, pemberian doktrin secara terus
menerus akan mengubah pemikiran mereka, sehingga nantinya timbul
kesadaran secara mandiri tanpa paksaan dari manapun. Hasilnya siswa
akan merasa senang untuk belajar, karena kesadaran mereka bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan, yang harus dipenuhi untuk
memberikan bekal mereka dimasa depan.
2. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas tentunya
sebagai seorang guru, disiplin waktu harus diperhatikan. Waktu yang
dibutuhkan atau digunakan untuk mengimplementasikan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), di dalam kelas harus sesuai juga dengan
alokasi waktu yang sudah ditetapkan di sekolah. Masalah yang timbul di
SMPN 1 Selong adalah kurangnya disiplin waktu, dalam pelaksanaan
pembelajaran dikelas, saat pergantian jam pelajaran, banyak guru-guru
yang masih mengajar walaupun bel tanda pergantian jam sudah berbunyi,
hal ini mengakibatkan pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan
alokasi waktu. Akibatnya penyampaian materi ajar kepada siswa akan
mengalami gangguan. Untuk menanggulangi masalah ini, kesadaran
masing-masing guru mata pelajaran akan pentingnya disiplin waktu harus
perlu ditingkatkan, sehingga perbenturan kepentingan tidak terjadi dan
proses penyampaian materi pun akan sesuai dengan alokasi waktu yang
sudah direncanakan sebelumnya.
B. Hambatan Eksternal
Hambatan eksternal yaitu hambatan yang berasal dari luar sekolah
yaitu :
1. Kekompakan Kelompok PPL
Pelaksanaan praktik pengalaman lapangan merupakan ajang
untuk menunjukkan kompetensi mahasiswa atau mahasiswi untuk menjadi
seorang guru. Namun dalam pelaksanaannya, dibutuhkan kerjasama yang
solid dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di dalam sekolah
ataupun kelompok PPL. Namun dalam kenyataannya sikap yang selalu
menang sendiri, keras kepala, dan berbagai macam sifat lain tidak luput
keluar dari kami sebagai individu dalam kelompok. Hal ini akan
mempengaruhi kredibelitas kami sebagai seorang calon guru untuk
diperhatikan oleh pihak madrasah sebagai tempat PPL dan masyarakat
pada umumnya. Untuk menanggulangi masalah tersebut, sikap sabarlah
yang harus di utamakan, menyelesaikan masalah dengan kepala dingin,
berdiskusi dengan rekan-rekan PPL lain demi menjadi yang lebih baik,
apabila hal-hal tersebut dilakukan tentu tidak akan ada kesalahpahaman
antara individu dalam kelompok PPL.
2. Dosen Pembimbing Lapangan
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) sebagai sarana bimbingan
secara langsung akan dapat membimbing mahasiswa-mahasiswi yang
melaksanakan PPL di masing-masing sekolah atau madrasah. Dari pihak
panitia PPL STKIP Hamzanwadi, para DPL di harapkan berkunjung ke
masing-masing sekolah atau madrasah untuk memberikan bimbingan
kepada mahasiswa-mahasiswi sesuai dengan program studi masing-masing
dua minggu sekali. Tapi pada kenyataannya, para DPL datang sesuai
dengan keinginan mereka, mungkin karena kesibukan masing-masing,
ataupun hal lain yang sangat penting. Untuk mengatasi masalah tersebut
masalah bimbingan mengenai perangkat dan laporan, kami memperoleh
informasi dari rekan-rekan lain yang sudah dibimbing oleh DPL mereka
masing-masing, masalah perangkat pembelajaran langsung di
konsultasikan dengan guru pamong.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan hasil PPL STKIP Hamzanwadi Selong,
yaitu:
1. PPL (praktek pengalaman lapangan) sangat bermanfaat bagi mahasiswa
karena dapat menambah pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang
proses pendidikan dan pembelajaran di kelas.
2. Perencanaan yang baik dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran.
3. Keterampilan memilih pembelajaran, sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran.
4. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan menarik akan memotivasi
siswa dalam belajar.
5. Penyampaian materi pembelajaran secara sistematis sesuai dengan
prosedur yang telah direncanakan sebelumnya akan memudahkan guru
mengontrol dirinya agar tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai.
6. Penampilan guru di kelas sangat mempengaruhi motivasi siswa dalam
belajar.
B. Saran
1. Dosen Pembimbing Lapangan dan Tim Monev agar memperhatikan betul
peserta PPL STKIP Hamzanwadi Selong terutama dalam hal kunjungan
untuk bimbingan dan konsultasi.
2. Sebelum proses pembelajaran berlangsung sebaiknya praktikan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
3. Evaluasi yang dilakukan hendaknya dapat menjamin obyektifitas sehingga
dapat mengukur kemampuan siswa.
4. Guru-guru di sekolah secara umum dan guru pamong secara khusus harus
benar-benar bisa membimbing mahasiswa PPL agar nantinya setelah PPL
mahasiswa benar-benar bisa merasakan dan menghayati Profesi guru itu
sendiri.
5. Diharapkan kepada pihak sekolah benar-benar membuka diri kepada para
mahasiswa supaya mahasiswa bisa belajar sesuai dengan profesinya.
6. Diharapkan juga untuk pengertiannya kepada pihak sekolah dengan
kondisi dari segi batas kemampuan dalam mengajar serta dengan
profesinya.