bab i · web viewpengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara...

60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara masalah kebudayaan, pada saat sekarang ini bukanlah hal yang baru lagi. Seperti di ketahui, bangsa Indonesia yang terdiri dari 33 propinsi memiliki beragam kebudayaan pada setiap daerahnya. Namun, tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Pembangunan suatu bangsa yang mengabaikan kebudayaan akan melemahkan sendi-sendi kehidupan bangsa itu. Dari kutipan pidato mantan wakil presiden Try Sutrisno pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali 1993 (sumber: http://pasha15las.blog.friendster.com/2007/12 ) bahwa “pembangunan yang tidak berakar pada nilai fundamental budaya bangsanya, akan berakibat pada hilangnya kepribadian dan jati diri bangsa yang bersangkutan. Bangsa yang demikian pada gilirannya akan runtuh, baik 1

Upload: lydung

Post on 18-Mar-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara masalah kebudayaan, pada saat sekarang ini bukanlah hal yang

baru lagi. Seperti di ketahui, bangsa Indonesia yang terdiri dari 33 propinsi

memiliki beragam kebudayaan pada setiap daerahnya. Namun, tidak ada

kebudayaan yang bersifat statis. Pembangunan suatu bangsa yang mengabaikan

kebudayaan akan melemahkan sendi-sendi kehidupan bangsa itu. Dari kutipan

pidato mantan wakil presiden Try Sutrisno pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali

1993 (sumber: http://pasha15las.blog.friendster.com/2007/12) bahwa

“pembangunan yang tidak berakar pada nilai fundamental budaya bangsanya,

akan berakibat pada hilangnya kepribadian dan jati diri bangsa yang

bersangkutan. Bangsa yang demikian pada gilirannya akan runtuh, baik

disebabkan kuatnya tekanan pengaruh dari luar, maupun oleh perorangan dari

dalam tubuhnya sendiri”.

Hal inilah yang sedang terjadi pada kita semua, dimana setiap individu

dan setiap generasi melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan semua desain

kehidupan sesuai dengan kepribadian mereka dan sesuai dengan tuntutan

zamannya. Terkadang diperlukan banyak penyesuaian, dan banyak tradisi masa

lampau ditinggalkan, karena tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Generasi baru

tidak hanya mewarisi suatu edisi kebudayaan baru, melainkan suatu versi

kebudayaan yang telah direvisi (Maran, 2000: 50).

1

Page 2: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

Penyesuaian yang dilakukan pada desain kehidupan akan menyebabkan

perubahan terhadap kebudayaan. Menurut Maran (2000: 50), perubahan yang

terjadi pada kebudayaan disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, perubahan

yang disebabkan oleh perubahan dalam lingkungan alam, misalnya perubahan

iklim, kekurangan bahan makanan atau bahan bakar, atau berkurangnya jumlah

penduduk. Semua ini memaksa orang untuk beradaptasi. Mereka tidak dapat

mempertahankan cara hidup lama, tetapi harus menyesuaikan diri dengan situasi

dan tantangan baru.

Kedua, perubahan yang disebabkan oleh adanya kontak dengan suatu

kelompok masyarakat yang memiliki norma-norma, nilai-nilai, dan teknologi

yang berbeda. Kontak budaya bisa terjadi secara damai, bisa juga tidak, bisa

dengan sukarela, bisa juga dengan terpaksa, bisa bersifat timbal balik (hubungan

perdagangan atau program pertukaran pelajar dan mahasiswa), bisa juga secara

sepihak (invasi militer).

Ketiga, perubahan yang terjadi karena discovery (penemuan) dan invention

(penciptaan bentuk baru). Discovery adalah suatu bentuk penemuan baru yang

berupa persepsi mengenai hakikat suatu gejala atau hakikat hubungan antara dua

gejala atau lebih. Discovery biasanya membuka pengetahuan baru tentang

sesuatu yang pada dasarnya sudah ada. Misalnya, penemuan bahwa bukan

matahari yang berputar mengelilingi bumi, melainkan bumilah yang

mengelilingi matahari, membawa perubahan besar dalam pemahaman manusia

tentang alam semesta. Sedangkan Invention adalah penciptaan bentuk baru

2

Page 3: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

dengan mengkombinasikan kembali pengetahuan dan materi-materi yang ada.

Misalnya, penciptaan mesin uap, pesawat terbang, satelit, dan sebagainya.

Keempat, perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau suatu

bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah

dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain. Pengadopsian elemen-elemen

kebudayaan yang bersangkutan dimungkinkan oleh apa yang disebut difusi,

yakni proses persebaran unsur-unsur kebudayaan dari masyarakat yang satu ke

masyarakat yang lainnya. Melalui difusi, misalnya, teknologi komputer yang

dikembangkan oleh bangsa barat diadopsi oleh berbagai bangsa di dunia. Gejala

ini menunjukkan adanya interdependensi erat antara kebudayaan yang satu

dengan kebudayaan yang lain. Pengadopsian semacam ini membawa serta

perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan

material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan sebagainya itu bisa

mengubah seluruh sistem organisasi sosial.

Kelima, perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara

hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau

karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.

Perubahan ini biasanya berkaitan dengan munculnya pemikiran atau konsep baru

dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan agama.

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan inilah, kebudayaan yang

seharusnya menjadi bagian dari kehidupan sebelumnya, akan bergeser dengan

sendirinya. Berbagai kebudayaan yang telah dimiliki oleh suatu suku bangsa,

3

Page 4: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

tidak jarang telah menghilang dari suku bangsa tersebut sehingga menimbulkan

budaya-budaya yang baru. Kita sebagai bagian dari suku bangsa yakni bangsa

Indonesia haruslah terus menjaga kelestarian budaya daerah. Dalam

mengembangkan kelestarian budaya daerah dapat dilakukan melalui

pembangunan kebudayaan dan kesenian daerah. Salah satu tujuan pembangunan

kebudayaan dan kesenian di suatu daerah adalah untuk mewujudkan jati diri dan

identitas masyarakat, melalui pembinaan budaya lokal dan kesenian tradisional

sehingga diharapkan mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian,

dinamis, kreatif, dan berdaya tahan terhadap pengaruh negatif globalisasi.

Dari setiap suku bangsa di Indonesia, kaya dengan warisan budaya yang

dimiliki dan membudaya secara turun-temurun dari generasi kegenerasi dari

suku bangsa itu sendiri. Warisan-warisan budaya tersebut dapat berbentuk

peninggalan sejarah, kesenian dan upacara-upacara yang sifatnya tradisional

yang turun-temurun dari suatu kelompok masyarakat sehingga saat ini masih

berkembang pada kelompok suku bangsa di Indonesia. Diantara warisan-warisan

budaya yang kita miliki salah satu diantaranya adalah kerajinan tradisional.

Kerajinan tradisional merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang

dibina, dilestarikan dan dikembangkan. Mangkeso (1995: 1) mengemukakan

bahwa kerajinan tradisional cukup potensial untuk dijadikan sumber lapangan

pekerjaan karena merupakan proses pembuatan berbagai macam barang dengan

mengandalkan tangan dan peralatan sederhana dalam lingkungan kelompok

masyarakat itu sendiri.

4

Page 5: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

Daerah Sulawesi Tenggara yang terdiri dari beberapa suku bangsa, peranan

kerajinan tradisional sangat potensial dalam menunjang pembangunan daerah.

Adapun kerajinan tradisional yang hingga saat ini masih berkembang antara lain

tenun adat, anyaman, perhiasan perak, kerajinan gembol, keramik dan produk

kerajinan lainnya. Berbagai hasil kerajinan ini menggunakan bahan baku dari

tumbuh-tumbuhan, tanah, logam dan serat.

Namun dengan masuk dan berkembangnya budaya-budaya luar, sangat

berpengaruh pada keberadaan kerajinan tradisional yang telah ada. Adanya

produk-produk luar yang ditawarkan cukup mempengaruhi masyarakat untuk

membeli produk-produk luar tersebut. Dengan demikian, kerajianan tradisional

yang telah dihasilkan menjadi terabaikan.

Sistem fashion yang dijelaskan Setiadi (2003: 340) menekankan pada

perkembangan fashion yang berlangsung secara terus menerus pada masyarakat

bisa menghasilkan budaya kelas tinggi. Inilah yang sedang terjadi pada

masyarakat yang tanpa disadari telah melakukan pergeseran kebudayaannya.

Walaupun telah lama terdapat hasil-hasil budaya daerah yang dimiliki ataupun

dihasilkan tetapi masyarakat lebih memilih budaya-budaya yang telah di adaptasi

dari luar.

Salah satu tempat yang merupakan wadah untuk memproduksi maupun

medistribusikan hasil-hasil kerajinan tradisional daerah Sulawesi Tenggara yaitu

Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS) Sulawesi Tenggara. DEKRANAS

Sultra memiliki peran yang cukup besar dalam memberikan informasi tentang

5

Page 6: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

adanya kerajinan tradisional yang telah dihasilkan serta kualitas produk- produk

kerajinan tersebut yang tidak kalah dengan produk-produk luar. Dewan

Kerajinan Nasional merupakan kawasan atau pusat industri kerajinan rakyat atau

industri kecil untuk dapat dikembangkan serta melestarikan dan

mempromosikan hasil-hasil kerajinan yang ada di Sulawei Tenggara. Dewan

Kerajinan Nasional juga membantu pengrajin dalam memasarkan hasil-hasil

produksi mereka.

Namun dengan berkembangnya kehidupan masyarakat saat ini menjadikan

kurangnya minat serta pengetahuan masyarakat tentang budaya lokal Sulawesi

Tenggara dalam hal ini tentang hasil-hasil kerajinan tradisional yang telah

diproduksi.

Dari permasalahan inilah, peneliti mengangkat judul “Aktivitas Dewan

Kerajinan Nasinal (DEKRANAS) Dalam Promosi Budaya Lokal Sulawesi

Tenggara”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka penulis dapat menarik

permasalahan yaitu:

1. Bagaimana Aktivitas Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS) Dalam

Mempromosikan Budaya Lokal Sulawesi Tenggara.

2. Bagaimana kegiatan promosi budaya lokal yang dilakukan oleh Dewan

Kerajinan Nasional (DEKRANAS) Sulawesi Tenggara.

6

Page 7: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Aktivitas Dewan Kerajinan Nasional

(DEKRANAS) Dalam Mempromosikan Budaya Lokal Sulawesi

Tenggara

2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan promosi budaya lokal yang

dilakukan oleh Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS) Sulawesi

Tenggara.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis; hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

kajian dalam rangka pengembangan ilmu komunikasi.

2. Secara praktis; hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada kantor Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS)

dalam mempromosikan budaya-budaya lokal Sulawesi Tenggara.

3. Secara metodologis; hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

kajian dalam rangka pengembangan riset dan bagi mereka yang

melakukan penelitian yang sejenis di masa yang akan datang.

7

Page 8: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

1.4 Kerangka Pikir

Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Sulawesi Tenggara

merupakan tempat memproduksi, mendistribusikan sekaligus melakukan

kegiatan penjualan secara langsung akan hasil-hasil kerajinan dari berbagai

daerah di Sulawesi Tenggara. Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk

memperkenalkan ataupun mempromosikan hasil-hasil kebudayaan daerah yang

ada di Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka teori komunikasi

massa merupakan teori yang dianggap tepat untuk membedah permasalahan

penelitian. Sebuah badan ataupun perusahaan yang menghasilkan produk

memerlukan strategi dalam usaha merebut opini pasar, sebab dengan komunikasi

diharapkan produk dari perusahaan tersebut dapat sampai ke pasaran dan

mendapat tanggapan dari khalayak atau konsumen berupa tindakan membeli

ataupun mengkonsumsi produk yang telah dihasilkan.

Komunikasi massa merupakan salah satu proses komunikasi yang

berlangsung pada tataran masyarakat luas. Severin dan James (2005: 4)

mengemukakan, komunikasi massa adalah komunikasi yang diarahkan kepada

audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. Pesan-pesan yang disebarkan

secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin

anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara dimana komunikator

cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang

mungkin membutuhkan biaya yang besar.

8

Page 9: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

Ardianto dan Lukiati Komala (2005: 31) mengemukakan komunikasi

massa sebagai proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan

pesan kepada publik secara luas dan ditujukan kepada sejumlah khalayak yang

tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak maupun elektronik sehingga

pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Melalui media, seorang komunikator akan mampu menyebarluaskan

informasi mengenai produk yang dihasilkannya sehingga mampu menarik

perhatian masyarakat dalam usaha meningkatkan volume penjualan. Dalam hal

ini, komunikator yang dimaksudkan adalah Dewan Kerajinan Nasional yang

akan mempromosikan produk-produk kerajinan lokal yang telah diproduksi.

Menurut Severin dan James (2005: 13) tujuan teori komunikasi massa

adalah:

1. untuk menjelaskan pengaruh-pengaruh komunikasi massa;

2. untuk menjelaskan manfaat komunikasi massa yang digunakan oleh

masyarakat;

3. untuk menjelaskan pembelajaran dari media massa;

4. untuk menjelaskan peran media massa dalam pembentukkan pandangan-

pandangan dan nilai-nilai masyarakat.

Dari tujuan teori komunikasi massa inilah, penulis dapat menjelaskan

bahwa komunikasi massa sangat berperan dalam kegiatan memperkenalkan

produk-produk yang dihasikan oleh suatu perusahaan, dimana melalui media

9

Page 10: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

massa dapat dipromosikan berbagai hasil kerajinan tradisional yang telah

diproduksi oleh Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS).

Segala kegiatan yang dilakukan dalam memperkenalkan produk-produk

baru yang telah dihasilkan sangatlah mengandalkan peranan promosi. Promosi

yang dilakukan oleh perusahaan semakin mempertimbangkan bauran

promosinya yaitu periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan

publisitas. Keempat unsur inilah yang akan menentukan dalam kegitan promosi

yang akan dilaksanakan oleh Dewan Kerajinan Nasional. Dengan adanya

kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan, maka pihak konsumen

mengetahui dan mengerti dengan baik tentang produk apa yang ditawarkan oleh

perusahaan.

Kegiatan promosi dilakukan bertujuan untuk memperkenalkan hasil-hasil

produk kerajinan yang ada pada kantor DEKRANAS. Promosi menurut Edward

L dan William (Winardi, 1992: 148) adalah upaya-upaya yang diinisiasi oleh

penjual secara terkoordinasi guna membentuk saluran-saluran informasi dan

persuasi guna memajukan penjualan barang atau jasa tertentu, atau penerimaan

ide-ide atau pandangan-pandangan tertentu. Dengan adanya kegiatan promosi

yang dilakukan perusahaan, maka pihak konsumen mengetahui dan mengerti

dengan baik tentang produk apa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Menurut Setiadi (2003: 253), jenis promosi yang sangat penting adalah

1. Periklanan (Advertising) adalah bentuk komunikasi yang dibayar dimana

terjadi proses identifikasi sponsor yang bertujuan untuk membujuk dan

10

Page 11: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

mempengaruhi konsumen, menggunakan elemen media massa yang

merupakan sarana untuk menyampaikan pesan kepada audiens sasaran dan

bersifat non-personal.

2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) adalah satu-satunya alat promosi

yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara

langsung, artinya penjualan tatap muka merupakan aktivitas komunikasi

antara produsen yang diwakili oleh tenaga potensial yang melibatkan pikiran

dan emosi, serta tentu saja berhadapan langsung dengan konsumen.

3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) adalah upaya pemasaran yang bersifat

media dan non-media untuk merangsang coba-coba dari konsumen atau

untuk memperbaiki kualitas produk.

4. Publisitas atau Hubungan Masyarakat merupakan segala aktifitas yang

berhubungan dengan masyarakat yang bertujuan untuk mempengaruhi

sehingga perusahaan disukai atau dihormati oleh konstituennya yang dalam

kegiatan ini memerlukan keahlian komunikasi agar menghasilkan respon

yang diinginkan agar bisa diketahui apakah mendapatkan respon yang negatif

atau positif. Secara lengkap, publisitas memuat unsur tindakan, penelitian,

komunikasi dan evaluasi.

Kombinasi dari keempat variabel diatas sering kita sebut sebagai

“promotional mix” (bauran promosi). Lebih lanjut oleh Winardi (1992: 111)

mengemukakan bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari

11

Page 12: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi lainnya yang

semuanya direncanakan untuk program penjualan.

Bauran promosi yang digunakan (Winardi, 1992: 116) tergantung dari

aneka macam faktor yaitu:

1. Sumber-sumber daya promosional organisasi yang bersangkutan;

2. Sasaran-sasarannya;

3. Kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi yang bersangkutan;

4. Ciri-ciri dari pasar sasaran yang ada;

5. Ciri-ciri produk yang ditawarkan;

6. Biaya dan ketersediaan metode-metode promosional.

Jadi, bauran promosi adalah kombinasi dari personal selling dan promosi

penjualan yang digunakan untuk mencapai tujuan dan target yang telah

ditetapkan sehingga dalam kegiatan pemasaran berjalan efektif dan efisien.

Sesuai dengan teori komunikasi massa yang digunakan, maka kegiatan

promosi yang dilakukan oleh Dewan Kerajinan Nasional Sulawesi Tenggara

adalah periklanan, promosi penjualan dan publisitas atau hubungan masyarakat.

Ketiga kegiatan promosi tersebut masing-masing menggunakan media massa

yang berbeda dalam mempromosikan produk yang akan ditawarkan.

Dari uraian tersebut diatas mengenai pemanfaatan Dewan Kerajinan

Nasional dalam mempromosikan budaya lokal, maka penulis menggambarkan

kerangka pikir sebagai dasar berpijak penelitian lebih lanjut:

12

Page 13: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

BAGAN KERANGKA PIKIR

DEWAN KERAJINAN NASIONAL SULTRA

Teori Komunikasi Massa(Severin dan James, 2005: 4)

(V. X)Aktivitas DEKRANAS

(V.Y)Promosi Budaya Lokal

(Setiadi, 2003: 253)

ProduksiDistribusiPenjualan

Bentuk-Bentuk Promosi

PeriklananPromosi PenjualanPublisitas

13

Page 14: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa

Terdapat berbagai macam pendapat tentang pengertian komunikasi massa.

Ada yang menilai dari segmen khalayaknya, dari segi medianya dan ada pula

dari sifat pesannya. Menurut Changara (1998: 35), komunikasi massa dapat

didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya

dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya masal

melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan

film.

Pesan komunikasi massa (Changara, 1998: 36), berlangsung satu arah dan

tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Tetapi dengan

perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa

elektronik seperti radio dan televisi maka umpan balik dari khalayak bisa

dilakukan dengan cepat kepada penyiar. Selain itu, sifat penyebaran pesan

melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Media massa

mampu mengatasi jarak dan waktu serta tahan lama bila di dokumentasikan.

Menurut Effendy (1998: 50), komunikasi massa ialah penyebaran pesan

dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni

sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat

kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film tidak tampak oleh si

14

Page 15: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

komunikator. Dengan demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa atau

komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way trafic). Begitu

pesan disebar oleh komunikator, tidak diketahuinya apakah pesan itu diterima,

dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan.

Untuk suksesnya komunikasi massa, kita perlu mengetahui sedikit banyak

ciri-ciri komunikasi massa tersebut yang meliputi sifat-sifat unsur yang

dicakupnya (Effendy, 1998: 51):

1. Sifat komunikan, komunikasi massa ditujukan kepada khalayak yang

jumlahnya relatif besar, heterogen, dan anonim. Pertama, jumlah yang besar

dimaksudkan sebagai besarnya jumlah komunikan yang sedang

menggunakan media massa tersebut walaupun tidak dalam waktu yang

bersamaan. Kedua, komunikan komunikasi massa bersifat heterogen,

maksudnya mereka bukan saja berasal dari tempat yang berbeda dan

terpencar-pencar letaknya tetapi juga berbeda satu sama lain dalam hal umur,

pendidikan, pekerjaan, pengalaman, agama, suku bangsa, dan sebagainya.

Ketiga, komunikan komunikasi massa bersifat anonim, dimana komunikator

tidak mengenal mereka, sehingga komunikator bukan saja tidak mengenal

tetapi komunikator pun tidak tahu apakah pesan yang disampaikan itu

menarik perhatian komunikan atau tidak.

2. Sifat media massa, dalam hal ini serempak cepat. Yang dimaksudkan dengan

keserempakan adalah kontak antara komunikator dengan komunikan yang

demikian besar jumlahnya. Pada saat yang sama media massa dapat membuat

15

Page 16: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

khalayak secara serempak menaruh perhatian kepada pesan yang

disampaikan seorang komunikator.

3. Sifat pesan, jika melalui media massa maka bersifat umum (public) dan oleh

karena itu ditujukan kepada khalayak umum, sehingga lingkungannya

menjadi universal, mengenai segala hal dan dari berbagai tempat. Sifat lain

dari pesan adalah sejenak (transient), hanya untuk sajian seketika.

4. Sifat komunikator, yaitu komunikator terlembagakan (institutionalized

communicator) karena media massa adalah lembaga atau organisasi.

5. Sifat efek, efek komunikasi yang timbul pada komunikan bergantung pada

tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator. Apakah tujuannya agar

komunikan hanya tahu saja, atau agar komunikan berubah sikap dan

pandangannya, atau agar komunikan berubah tingkah lakunya.

Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa menurut Changara (1998: 37)

adalah:

1. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia,

agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan.

2. Sumber dan penerima di hubungkan oleh saluran yang telah di proses secara

mekanik.

Dalam hal ini, penulis berasumsi tentang komunikasi massa sebagai

komunikasi yang penyampaian informasinya dilakukan melalui media massa

yaitu radio, televisi dan surat kabar yang tujuannya agar pesan yang ingin

disampaikan oleh komunikannya dapat mencapai khalayak yang jumlahnya tidak

16

Page 17: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

terbatas, tidak dapat dilakukan melalui komunikasi secara langsung dan

lokasinya sulit untuk dijangkau.

2.2 Konsep Promosi

Istilah promosi berasal dari bahasa latin pro berarti “maju”, dan movere

berarti “bergerak”. Istilah ini sudah mengandung makna “hidup”. Secara harfiah

promosi berarti “ bergerak maju”, dan secara maknawiah berarti “meningkat”.

Makna “meningkat” dari istilah promosi bisa berlaku untuk bidang pendidikan,

kepegawaian, industri dan perdagangan, dan lain-lain (Effendy, 1992: 148).

Promosi adalah salah satu aspek yang penting dalam kegiatan penjualan

produk, karena hal tersebut merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan

suatu produk yang telah dihasilkan kepada konsumen. Dalam hal ini kegiatan

promosi yang dilakukan, menitik beratkan pada usaha mempromosikan suatu

produk. Jadi, setiap instansi/perusahaan yang ingin meningkatkan volume

penjualannya perlu mengadakan promosi.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pengertian promosi

berikut dikutip beberapa pengertian tentang promosi oleh para ahli, seperti

menurut Rachmadi (1994: 35) promosi adalah salah satu dari empat unsur utama

dari bauran pemasaran (marketing mix) perusahaan. Sarana promosi yang utama

adalah periklanan, promosi penjualan dan publisitas. Setiap unsur punya

kelebihan tetapi sering tumpang tindih. Agar semua sarana tersebut terkoordinasi

17

Page 18: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

secara efektif, penetapan sasaran komunikasi dengan cermat sangatlah

diperlukan.

Koeswara (1995: 64), memberikan definisi tentang promosi sebagai semua

aktifitas yang ditujukan untuk mendorong calon pembeli mengajukan

permintaan.

Menurut Suhandang (2004: 135), promosi merupakan upaya peningkatan

penjualan dengan memberikan rangsangan atau bujukan yang membangkitkan

daya pembelian barang atau jasa.

Pendapat lain mengenai promosi yaitu menurut Parkinson (1993: 124)

promosi meliputi aktivitas komunikasi lebih dari sekedar iklan, publisitas atau

penjualan per pribadi. Aktivitasnya dapat membantu penjual dalam membujuk

orang untuk membeli seperti lewat pameran, demonstrasi, stiker atau spanduk

dan lain-lain.

Berdasarkan pengertian diatas maka promosi merupakan informasi yang

diarahkan pada penciptaan pertukaran, termasuk dalam kegiatan promosi

periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas dan sebagainya.

Promosi adalah segala sesuatu dengan menyampaikan berita mengenai objek

atau barang yang dihasilkan instansi/perusahaan kepada khalayak.

Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas, pada dasarnya semua

memiliki maksud yang sama, yaitu memperkenalkan suatu produk, baik berupa

barang maupun jasa kepada masyarakat sehingga atas kemauannya sendiri,

membeli produk yang ditawarkan.

18

Page 19: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

Menurut Winardi (1992: 104), peranan promosi adalah berkomunikasi

dengan individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk

secara langsung atau tidak langsung membantu pertukaran-pertukaran dengan

jalan mempengaruhi salah satu diantara audiens (atau lebih) untuk menerima

(membeli) produk yang dihasilkan suatu organisasi.

Adapun tujuan promosi menurut Koeswara (1995: 65), adalah:

1. Memberitahukan Produk atau Jasa

Promosi untuk tujuan memberitahukan berarti perusahaan memberi

penerengan kepada masyarakat tentang adanya produk baru untuk keperluan

tertentu. Promosi disini memberitahukan kepada masyarakat tentang kualitas

dan kelebihan produk dibandingkan dengan produk yang sudah ada.

2. Membujuk Konsumen

Promosi dilakukan untuk membujuk konsumen membeli produk yang sudah

memasuki pasar. Masyarakat pembeli diperhatikan sedemikian rupa sehingga

mereka dapat melihat manfaat positif dari produk yang sudah memasuki

pasar.

3. Mengingatkan Konsumen Kembali

Promosi disini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat kepada satu produk

tertentu yang sudah ada di pasar. Kegiatan mengingatkan ini perlu dilakukan,

mengingat saingan-saingan yang terus-menerus bertambah.

19

Page 20: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

4. Mengubah Tingkah Laku Konsumen

Promosi ini bertujuan untuk mengubah sikap masyarakat yang sudah

menyenangi produk tertentu, menjadi pembeli yang menyenangi produk baru

yang lain. Bila suatu perusahaan ingin menarik pembeli produk tertentu

menjadi pembeli produk perusahaan tersebut, maka perusahaan ini perlu

mengadakan promosi. Promosi disini harus dapat mengubah tingkah laku

pembeli menjadi pembeli yang menyenangi produk lain yang berbeda dari

produk yang dia senangi selama ini.

2.3 Budaya

Untuk menerangkan konsep budaya, The International Encyclopedia of the

Social Sciences, 1972 (Ndraha, 1997: 42-44) menggunakan dua pendekatan studi

Antropologi periode 1900-1950 yaitu (1) pendekatan pola-process yang

dibangun oleh Frans Boas (1858-1942) dan dikembangkan oleh Alfred Louis

Kroeber (1876-1960), dan (2) pendekatan structural-fungsional yang

dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) dan Radcliffe-Brown.

Kedua teori itu tercakup didalam definisi budaya dalam arti luas yang meliputi

budaya dan kebudayaan menurut Edward Burnett Tylor (1832-1917) adalah:

“suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,

kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang

dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

20

Page 21: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

Menurut Widagdho (2003: 18), “budaya” adalah sebagai suatu

perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena

itu mereka membedakan antara budaya dengan kebudayaan. Budaya adalah daya

dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa, dan kebudayaan, adalah hasi dari

cipta, karsa, dan rasa tersebut.

Tubbs dan Moss (2001: 237) menerangkan tentang budaya sebagai suatu

cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang

dan diwariskan dari generasi kegenerasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur

yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,

pakaian, bangunan dan karya seni. Cara anda berpakaian, hubungan anda dengan

orang tua dan teman-teman anda, apa yang anda harapkan dari perkawinan dan

pekerjaan, makanan yang anda makan, bahasa yang anda gunakan, semuanya

itudipengaruhi oleh budaya anda.

R. Linton dalam buku “The Cultural background of personality” (Keesing,

1981: 68), menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku,

yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota

masyarakat tertentu.

C. Klukhohn dan W.H. Kelly mencoba merumuskan definisi tentang

kebudayaan (Kessing, 1981: 68) sebagai semua rancangan hidup yang tercipta

secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, dan

nonrasional, yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk

perilaku manusia. Binford (1968) dalam Kessing (1981: 323), mengemukakan

21

Page 22: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

bahwa budaya adalah semua cara yang bentuknya tidak dibawah kendali

keturunan, yang berfungsi membantu penyesuaian individu dan kelompok

terhadap masyarakat ekologinya.

Beberapa ahli juga mengemukakan pendapatnya tentang kebudayaan

(Kessing, 1981: 323):

1. Koentjaraningrat mengatakan kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari

kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus

didapatnya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan

masyarakat.

2. Sigi Gazalba, kebudayaan adalah cara berpikir dan merasa yang menyatakan

diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk

kesatua sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.

3. M.M. Djojodiguno dalam bukunya Asas-Asas Sosiologi mengatakan bahwa

kebudayaan “atau budaya” adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa,

dan rasa.

Definisi-definisi diatas kelihatannya berbeda-beda, namun semuanya

berprinsip sama, yaitu mengakui adanya ciptaan manusia, meliputi perilaku dan

hasil kelakuan manusia, yang diatur oleh tata kelakuan yang diperoleh dengan

belajar yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

22

Page 23: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

Maran (2000: 49) mengemukakan ciri-ciri kebudayaan yaitu:

1. Kebudayaan adalah produk manusia. Artinya, kebudayaan adalah ciptaan

manusia, bukan ciptaan Tuhan atau Dewa. Manusia adalah pelaku sejarah

dan kebudayaannya.

2. Kebudayaan selalu bersifat sosial. Artinya kebudayaan tidak pernah

dihasilkan secara individual, melainkan oleh manusia secara bersama.

Kebudayaan adalah suatu karya bersama, bukan karya perorangan.

3. Kebudayaan diteruskan lewat proses belajar. Artinya, kebudayaan itu

diwariskan dari generasi yang satu kegenerasi yang lainnya melalui suatu

proses belajar. Kebudayaan berkembang dari waktu ke waktu karena

kemampuan belajar manusia.

4. Kebudayaan bersifat simbolik karena kebudayaan merupakan ekspresi,

ungkapan kehadiran manusia. Sebagai ekspresi manusia, kebudayaan itu

tidak sama dengan manusia. Kebudayaan disebut simbolik, sebab

mengekspresikan manusia dan segala upayanya untuk mewujudkan dirinya.

5. Kebudayaan adalah sistem pemenuhan berbagai kebutuhan manusia. Cara

manusia memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya berbeda dengan makhluk

lainnya (hewan ataupun tumbuhan).

Melihat ciri-ciri kebudayaan yang telah dijabarkan, hasil-hasil kebudayaan

yang terdapat pada kantor Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS) memang

merupakan hasil produksi manusia, kerajinan yang telah dihasilkan juga

merupakan hasil kerja sama antara beberapa orang pengrajin yang keahliannya

23

Page 24: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

tersebut diperoleh melalui proses belajar dan pekerjaan para pengrajin ini

memang merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

hidupnya melalui hasil yang diperoleh dari penjualan produk-produk kerajinan

tradisional yang telah diproduksi.

Menurut Ndraha (1997: 45-46), fungsi budaya pada umumnya sukar

dibedakan dengan fungsi budaya kelompok atau budaya organisasi, karena

budaya merupakan gejala sosial. Adapun fungsi budaya adalah:

1. Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat. Identitas ini terbentuk oleh

berbagai faktor seperti sejarah, kondisi dan sisi geografis, sistem-sistem

sosial, politik dan ekonomi, dan perubahan nilai-nilai di dalam masyarakat.

Perbedaan dan identitas budaya (kebudayaan) dapat mempengaruhi

kebijaksanaan pemerintah di berbagai bidang.

2. Sebagai pengikat suatu masyarakat. Kebersamaan (sharing) adalah faktor

pengikat yang kuat seluruh anggota masyarakat.

3. Sebagai sumber. Budaya merupakan sumber inspirasi, kebanggaan, dan

sumber daya. Budaya dapat menjadi komoditi ekonomi.

4. Sebagai kekuatan penggerak. Karena jika budaya terbentuk melalui proses

belajar mengajar (learning process) maka budaya itu dinamis, resilient, tidak

statis, tidak kaku.

5. Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah.

6. Sebagai pola perilaku. Budaya berisi norma tingkah laku dan menggariskan

batas-batas toleransi sosial.

24

Page 25: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

7. Sebagai warisan. Budaya disosialisasikan dan diajarkan kepada generasi

berikutnya.

8. Sebagai substitusi (pengganti) formalisasi.

9. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan. Dilihat dari sudut ini,

pembangunan seharusnya merupakan proses budaya.

10. Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan Negara sehingga

terbentuk nation-state.

2.4 Budaya Lokal

Menurut Endraswara (2003: 4), budaya lokal merupakan keseluruhan

hidup manusia yang kompleks, meliputi hukum, seni, moral, adapt istiadat, dan

segala kecakapan lain, yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat pada

suatu daerah tertentu yang sudah menjadi kebiasaan turun-temurun.

Budaya lokal menjadi sesuatu yang berharga dan dapat menjadi cerminan

jati diri daerah tersebut. Budaya lokal ini sudah menjadi warisan yang akan terus

dilestarikan dan hal ini akan dianggap sesuatu yang tidak terbatas pada hal-hal

yang kasat mata tentang manusia melainkan juga menyangkut hal-hal yang

abstrak serta akan dianggap sebagai cara dan aturan hidup manusia seperti cita-

cita, nilai, dan tingkah laku.

Penulis dapat menjelaskan tentang budaya lokal dimana budaya lokal

adalah suatu hasil cipta, rasa, karsa manusia yang dimiliki oleh suatu wilayah

25

Page 26: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

ataupun daerah tertentu yang memang dihasilkan langsung dari masyarakat yang

berada di daerah tersebut.

Sebagai kebudayaan yang telah berlangsung turun-temurun, maka adanya

hasil-hasil produksi yang telah dikerjakan oleh para pengrajin dapat dijadikan

hasil budaya lokal suatu daerah. Dengan adanya budaya lokal itu sendiri dapat

menjadi cerminan jati diri masyarakatnya serta bagaimana perilaku

masyarakatnya dalam melestarikan kebudayaannya.

2.5 Promosi Budaya Lokal

Lee dan Johnson (2004: 331) mengemukakan, promosi budaya adalah

sebuah kegiatan yang bertindak sebagai ajakan, memberikan nilai tambah atau

insentif untuk membeli produk hasil ciptaan manusia yang berupa cipta, rasa dan

karsa.

Setiadi (2003: 333) menjelaskan, promosi budaya merupakan suatu

kegiatan dalam memberikan pengetahuan dan penjelasan tentang barang-barang

buatan manusia yang diciptakan oleh masyarakat tertentu yang diharapkan

terdapat tindakan untuk memiliki hasil buatan manusia yang telah dihasilkan.

Promosi budaya lokal yang dilakukan, merupakan suatu upaya untuk

memperkenalkan hasil-hasil karya masyarakat. Dalam hal ini, kegiatan promosi

yang terjadi mempunyai tujuan agar hasil budaya lokal suatu daerah dapat

dikenal dan diketahui serta dapat dimiliki oleh masyarakat. Promosi budaya

26

Page 27: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

lokal menjadi salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan pembangunan

kebudayaan lokal suatu daerah tertentu.

2.6 Sejarah dan Profil Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS)

Kerajinan sebagai suatu perwujudan perpaduan keterampilan untuk

menciptakan suatu karya dan nilai keindahan, merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari suatu kebudayaan. Kerajinan tersebut tumbuh melalui proses

waktu berabad-abad. Tumbuh kembang maupun laju dan merananya kerajinan

sebagai warisan yang turun-temurun tergantung dari beberapa faktor. Diantara

faktor-faktor yang berpengaruh adalah transformasi masyarakat yang disebabkan

oleh teknologi yang semakin modern, minat dan penghargaan masyarakat

terhadap barang kerajinan dan keuletan para pengrajin itu sendiri, baik dalam

menjaga mutu dan kreatifitas maupun dalam penyediaan produk kerajinan secara

berkelanjutan.

Dengan disadarinya peranan dan arti penting dari keberadaan ‘industri’

kerajinan sebagai suatu wahana pemerataan pendapatan, penciptaan usaha baru

serta upaya pelestarian hasil budaya bangsa, maka celah-celah keberadaannya

mulai tersimak dan mengguah tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai kalangan,

utamanya mereka yang erat kaitannya dengan seni budaya kerajinan itu sendiri,

seperti para pecinta/peminat barang-barang seni dan kerajinan, tokoh masyarakat

dan para seniman serta para ahli yang menggeluti bidang seni serta kerajinan.

27

Page 28: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

Dilandasi kesadaran akan kelangsungan hidup dari kerajinan yang

menopang kehidupan berjuta-juta keluarga yang dihadapkan pada kemajuan

teknologi industri di satu sisi dan pelestarian nilai budaya bangsa yang harus

tercermin dalam produk kerajinan, maka dipandang perlu adanya wadah

partisipasi masyarakat bertaraf nasional yang berfungsi membantu dan sebagai

mitra pemerintah dalam membina dan mengembangkan kerajinan. Itulah latar

belakang berdirinya DEWAN KERAJINAN NASIONAL yang dibentuk

berdasarkan Surat Keputusan Bersama 2 Menteri, yaitu Menteri Perindustrian

dan Menteri Pendididkan dan Kebudayaan, Nomor: 85/M/SK/3/1980 dan

Nomor: 072b/P/1980, tanggal 3 Maret 1980 di Jakarta.

Untuk mendukung kelancaran kegiatannya di tingkat daerah, dengan

dipayungi Surat Menteri Dalam Negeri Nomor: 537/5038/Sospol, tanggal 15

Desember 1981, dibentuklah organisasi DEKRANAS tingkat daerah

(DEKRANASDA). Kepengurusan DEKRANASDA dikukuhkan oleh Ketua

Umum DEKRANAS atas usulan daerah.

Dari sejak berdirinya, perjalanan DEKRANAS sudah cukup panjang dan

sudah 5 periode masa bakti kepengurusan. Adapun kepengurusan DEKRANAS

masa bakti tahun 2004-2009, sesuai amanat Munas DEKRANAS tanggal 18

April 2005, adalah berdasarkan Surat Keputusan Bersama 6 Menteri, yaitu:

Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Dalam Negeri, Menetri

Kebudayaan dan Pariwisata, Menteri Negara dan Koperasi dan UKM, serta

28

Page 29: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

Menteri Negara BUMN, dan mengalami perubahan yang ditetapkan pada tanggal

27 April 2005 (sumber: http://id.indonesian-craft.com/profile/20/)

2.7 Peran Komunikasi Massa dalam Promosi Kebudayaan

Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu daerah merupakan aset yang perlu

dilestarikan. Dengan adanya media massa dan teknologi yang terus berkembang,

sangat menunjang dalam kegiatan pelestarian kebudayaan suatu daerah.

Penyebaran informasi yang dilakukan melalui media-media massa tentang

kebudayaan daerah, merupakan salah satu cara untuk melestarikan kebudayaan

bahkan mengembangkannya.

Sean MacBride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO

(1980) mengemukakan beberapa fungsi komunikasi massa (Changara, 1998: 63),

yaitu:

1. Informasi; yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan

pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang

tejadi diluar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau

internasioanal.

2. Sosialisasi; yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan

bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai

anggota masyarakat secara efektif.

3. Motivasi; yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain

melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar melalui media massa.

29

Page 30: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

4. Bahan diskusi; menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk

mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang

menyangkut orang banyak.

5. Pendidikan; yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan

secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk diluar

sekolah.

6. Memajukan kebudayaan; media massa menyebarluaskan hasil-hasil

kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah

bahan tercetak seperti buku dan penerbit-penerbit lainnya. Pertukaran ini

akan memungkinkan peningkatan daya kreatifitas guna memajukan

kebudayaan nasioanal masing-masing negara, serta mempertinggi kerja sama

hubungan antar negara.

7. Hiburan; media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua

golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah

tangga.

8. Integrasi: banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-

kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti

satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu

dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.

Dari fungsi komunikasi massa yang telah dijelaskan diatas, terdapat

beberapa fungsi yang menjelaskan bagaimana pentingnya komunikasi massa

30

Page 31: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

dalam menyebarkan informasi-informasi. Dalam hal ini, komunikasi massa yang

dilakukan dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan kebudayaan daerah.

Fungsi informasi yang dijelaskan, merupakan bagian terpenting dimana

kegiatan menginformasikan kebudayaan daerah dapat menambah pengetahuan

masyarakat akan adanya kebudayaan. Dengan adanya komunikasi massa, dapat

pula memajukan kebudayaan daerah. Kegiatan-kegiatan memperkenalkan

kebudayaan daerah yang dilakukan melalui media massa, menjadi salah satu cara

untuk melestarikan kebudayaan daerah.

Aktivitas di media massa seperti promosi dan periklanan akan kebudayaan-

kebudayaan daerah, secara tidak langsung menjadi sarana untuk melestarikan

kebudayaan. Siswanto ( 1992: 42) menjelaskan, kegiatan promosi dan periklanan

yang ada di media massa dapat berfungsi menambah penggunaan dari barang

atau jasa yang ditawarkan, meniadakan kesan-kesan yang buruk atau negatif

tentang barang atau jasa yang diberikan serta memperoleh pengertian dari

masyarakat terhadap barang, produksi ataupun jasa yang mungkin “kurang” dari

barang atau jasa yang serupa (khususnya pada kebudayaan dapat digunakan

untuk memperkenalkan hasil-hasil produk kerajinan lokal yang kurang diketahui

oleh masyarakat). Dengan adanya media massa, proses periklanan dapat

memenuhi tujuan utamanya yaitu pengenalan produk kepada khalayak.

Depari dan Colin (1978: 53) menjelaskan tentang media massa yang dapat

memusatkan perhatian, dimana dengan adanya promosi kebudayaan melalui

media massa dapat menarik perhatian masyarakat untuk lebih memperhatikan

31

Page 32: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

hasil-hasil kebudayaan daerah. Media massa juga mampu menumbuhkan selera,

sehingga dengan adanya promosi hasil budaya lokal dapat menumbuhkan minat

masyarakat untuk memiliki hasil-hasil kebudayaan yang telah dipromosikan

tersebut.

32

Page 33: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada kantor Dewan Kerajinan Nasional

Sulawesi Tenggara. Pertimbangan diadakan penelitian pada lokasi tersebut,

karena melihat Dekranas sebagai salah satu tempat produksi dan penjualan

barang-barang kerajinan lokal Sulawesi Tenggara yang kurang mendapatkan

perhatian dari masyarakat setempat (dalam hal ini masyarakat Sulawesi

Tenggara).

3.2 Populasi dan Informan

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan/pegawai

Dewan Kerajinan Nasional Daerah Sulawesi Tenggara yang berjumlah 32

orang.

3.2.2 Informan

Berdasarkan populasi yang ada, maka yang menjadi informan dalam

penelitian ini adalah orang yang mengetahui fokus dari penelitian ini yakni

Kepala DEKRANAS sebagai informan kunci (key informan) dan beberapa

informan yaitu:

1. Bagian Umum 1 orang

2. Bagian Produksi 1 orang

3. Bagian Penjualan 1 orang

33

Page 34: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

3.3 Teknik Penarikan Informan

Teknik penarikan informan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu memilih informan secara sengaja dengan

pertimbangan bahwa yang bersangkutan mengetahui dan memahami

permasalahan penelitian.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif

yang bersumber dari informan dan lokasi penelitian. Data yang diperoleh

akan menjadi data utama dalam pelaksanaan kegiatan penelitian. Selain itu,

dibutuhkan data yang berbentuk dokumen baik berupa jumlah atau

persentase tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian sebagai data

pendukung dalam penelitian ini.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan langsung

pada objek penelitian dengan melakukan pengamatan dan pencatatan

melalui informan penelitian.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kajian pustaka dan buku-

buku yang relevan denga penelitian ini

34

Page 35: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

penulis akan menempuh dengan cara:

1. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengamati secara langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang

valid dan lengkap.

2. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab kepada informan yang telah

ditetapkan dan dilakukan secara mendalam dengan menggunakan pedoman

wawancara.

3. Studi kepustakaan, yaitu suatu metode pengumpulan data untuk memperoleh

informasi melalui buku-buku literatur, dokumen dan laporan yang diteliti.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara

mengumpulkan data kemudian data tersebut dianalisis secara Deskriptif

Kualitatif, yaitu data-data yang telah diperoleh dapat dijelaskan dengan baik dan

jelas.

3.7 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu

1. Variabel bebas yaitu Aktivitas DEKRANAS, yang disimbolkan dengan (X)

2. Variabel terukat yaitu Promosi budaya lokal, yang disimbolkan dengan (Y)

35

Page 36: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

3.8 Operasional Variabel

No Variabel Sub Variabel Indikator1. X (Independent) Aktivitas DEKRANAS

1. Produksi2. Distribusi3. Penjualan

Frekuensi Pelaksanaan Kegiatan

2. Y (Dependent) Promosi Budaya Lokal1. Periklanan2. Promosi penjualan3. Publisitas

Frekuensi Pelaksanaan Kegiatan

3.9 Konseptualisasi

Untuk menyeragamkan pengertian, memperjelas pokok-pokok penelitian

dan sekaligus membatasi ruang lingkup pembahasan, maka akan dikemukakan

beberapa pengertian:

1. Promosi adalah upaya perusahaan untuk mempengaruhi para pelanggan agar

mau membeli, mempunyai unsur-unsur pemberian informasi dan

mempengaruhi perilaku pelanggan dan bertujuan untuk mempertinggi citra

perusahaan atau meningkatkan penjualanproduk perusahaan. Promosi adalah

komunikasi, karena penjual adalah pengirim dari suatu pesan penjualan dan

pelanggan merupakan penerima pesan tersebut.

2. Produksi adalah kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk

menciptakan dan menambah daya guna suatu barang dan jasa yang bertujuan

untuk menjaga kesinambungan usaha perusahaan, meningkatkan keuntungan,

serta memenuhi kebutuhan masyarakat.

36

Page 37: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

3. Distribusi adalah kegiatan yang meningkatkan kegunaan barang dan jasa

berdasarkan kegunaan tempat (bilamana barang dan jasa tertentu tersedia

dilokasi yang diinginkan oleh konsumen) dan kegunaan waktu (bilamana

barang atau jasa tertentu tersedia pada saat yang diinginkan oleh konsumen).

4. Penjualan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam memasarkan hasil-

hasil produksi perusahaan dimana terjadi pertukaran dari satu pihak dengan

pihak lain baik pertukaran yang sifatnya terbatas maupun yang sifatnya luas

dan kompleks.

5. Periklanan adalah setiap bentuk yang dibayar dari penyajian dan promosi

non-pribadi dari gagasan, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu dan

memiliki dua unsur penting yaitu pembayaran untuk iklan dan adanya

seorang sponsor yang membayarnya serta bertujuan untuk mendorongtingkat

penjualan produk dan dengan demikian meningkatkan keuntungan pemasang

iklan.

6. Promosi Penjualan adalah suatu kegiatan untuk memotivasi dimana kegiatan

ini bukan merupakan penjualan pribadi ataupun iklan namun mengandung

cirri-ciri keduanya dan terutama ditujukan untuk tiga kelompok yaitu personil

penjualan perusahaan, pedagang-perantara dan konsumen. Alat-alat yang

ditujukan pada orang-orang perusahaan dan perantara adalah buku-buku

petunjuk penjualan, film-film latihan, pameran, catalog, dan demonstrasi.

Jenis utama dari kegiatan promosi penjualan yang ditujukan pada konsumen

37

Page 38: BAB I · Web viewPengadopsian semacam ini membawa serta perubahan-perubahan sosial secara mendasar, karena elemen kebudayaan material semacam komputer, mobil, traktor, televisi, dan

adalah pameran barang yang dijual, contoh, kupon, premi, dan kontes

(perlombaan).

7. Publisitas adalah setiap bentuk dari berita penting atau tajuk rencana yang

tidak dibayar, yang mengulas (mengomentari) gagasan, produk, atau

lembaga. Publisitas terutama terdiri dari berita yang berbentuk cerita dan

penampilan pribadi.

38